Terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang
terlalu besar sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek
jauh tampak buram.
Klasifikasi:
SImpleks: kelainan fundus ringan, < -6D
Patologis: Miopia degeneratif/maligna/progresif. Adanya progresifitas kelainan fundus
yang khas, > -6D Miopi
Koreksi lensa:
Ringan: -0,25 s/d -3,00 D
Sedang: -3,25 s/d -6,00 D
Berat: > -6D
keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup
dibiaskan sehingga titik fokus terletak dibelakang retina.
Etiologi:
Sumbu mata pendek
kelengkungan kornea atau lensa kurang
indeks bias kurang pada sistem optik mata
Hipermetropi
Klasifikasi:
Subluksasi: ruptur parsial atau peregangan pada zonula menyebabkan displacement
parsial lensa di salah satu sisi (atas, bawah, medial, lateral) tapi masih berada di
belakang pupil.
Luksasi: ruptur total pada zonula, menyebabkan dislokasi lensa ke bilik anterior
(luksasi anterior) atau ke vitreous (luksasi posterior)
Manifestasi klinis:
Penurunan visus, diplopia, iridodonesis
Manifestasi Klinis:
Floater, fotopsia, defek lapang pandang tepi lalu menjadi sentral
Pathogenesis:
Disebabkan tarikan retina ke dalam vitreous body
Etiologi
Post trauma, diabetic retinopati proliferative, retinopathy of prematurity, sickle cell
Traksional
Ablasio Retina retinopathy
Manifestasi Klinis
Keadaan fisiologis dimana lensa mengeras sehingga daya akomodasi berkurang Penurunan visus dan lapang pandang, tampak adanya vitreoretinal bands,
Manifestasi: Pathogenesis:
Penglihtan dekat kurang Disebabkan oleh timbunan cairan di celah potensial karena ada kelainan pada lapisan
Astenopia epitel pigmen retina dan koroid tanpa didahului robekan
Mata sakit
Lakrimasi Etiologi
Penyakit sistemik (hipertensi, poliarteritis nodosa)
Presbiopia Eksudatif Penyakit mata (koroiditis, neoplasia)
Manifestasi Klinis
Penurunan visus atau lapang pandang tanpa floater dan fotopsia, area yg detached
berubah sesuai posisi (shifting fluid)
Gejala: Unilateral, tdk nyeri, ↓visus mendadak (counting finger-LP), riw amaurosis
fugax
penurunan visus unilateral atau bilateral dan tidak ditemukan kelainan dalam Tanda: Opasitas superfisial pd polus posterior retina, cherry-red spot
pemeriksaan fisik mata. di sentral makula, cattle-trucking, ground-glass retina
Ambliopia fungsional berpotesi reversible dengan terapi oklusi Etiologi: Atherosclerotic-related thrombus (75% kasus), emboli (20%
Ambliopia organik = ambliopia irreversible Central Retinal Artery Occlusion (CRAO) kasus), angiospasme, peningkatan TIO
Visus turun perlahan Visus turun mendadak
Etiologi:
Anisometropia (visus mata kiri dan kanan berbeda >3D)
Mata Tenang Gejala: Unilateral, tdk nyeri, ↓sebagian lapang pandang, riw amaurosis fugax
Amblyopia Oklusi arteri retina Tanda: Opasitas superfisial pd distribusi cabang arteri yg defek,
Strabismus (juling)
Strabismus anisometropia edema lokal
deprivasi visual (understimulation retina, ex: katarak, ptosis) Etiologi: Atherosclerotic-related thrombus (75% kasus), emboli (20% kasus),
Organik (gangguan pada struktur retina
Evita Pratiwi Branch Retinal Artery Occlusion (BRAO) angiospasme, peningkatan TIO
1810312017 Gejala: Unilateral, tdk nyeri, ↓visus mendadak
Definisi:
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di Tanda: Pendarahan retina difus di seluruh kuadran (splashed-tomato appearance,
atas 50 tahun blood and thunder appearance) vena dilatasi dan tortuous, cotton wool, edema diskus
dan makula, neovaskularisasi
Etiologi: Tekanan pada vena oleh karena arteri retina yang sclerosis, hiperviskositas
Central Retinal Vein Occlusion (CRVO) darah, periflebitis, peningkatan TIO
Gejala: Unilateral, tdk nyeri, ↓visus atau sebagian lapang pandang dgn blind spot
Oklusi vena retina Tanda: Pendarahan superfisial pd distribusi cabang vena yg defek (flame
hemorrhage), tdk melintas midline, cotton wool, edema vena dilatasi dan tortuous
Etiologi: Tekanan pada vena oleh karena arteri retina yang sclerosis, hiperviskositas
Katarak Senilis: Branch Retinal Vein Occlusion (BRVO) darah, periflebitis, peningkatan TIO
Etiologi:
Spontan → robekan retina oleh karena Posterior Vitreous Detachment (PVD)
Trauma mata
Nonbedah:
Inflamasi → korioretinitis
memperbaiki fungsi visual sementara, memperlambat pertumbuhan katarak
Gangguan vascular → retinopati hipertensi, oklusi vena sentralis retina
(↓sorbitol, aspirin, vit C dan E)
Gangguan metabolic → retinopati diabetic
Bedah: Idiopatik
ECCE Terapi Gejala:
ICCE
Perdarahan kecil → floater
SICS
Perdarahan besar → penurunan visus mendadak, tanpa nyeri
Phacoemulsifikasi
Tanda:
Vitreous Haemorrage
Definisi: Keadaan dimana kedudukan kedua bola mata tidak ke satu arah. Terdapat perdarahan pada vitreous cavity
Klasifikasi:
Tobacco neuritis
Neuritis Optik Toksik: Ethyl alcohol neuritis
Penurunan visus akibat kerusakan nervus optik karena efeek toksin eksogen (sering) Methyl alcohol neuritis
atau endogen (jarang) Ethambutol neuritis