Pendahuluan
Palpebra merupakan lipatan ayng terdiri dari kulit, otot dan jaringan fibrosa yang sangat
mudah digerakkan karena kulit di sini paling tipis diantara kulit di bagian tubuh lain. Fungsi lain
palpebra selain sebagai proteksi mekanikal terhadap bola mata, juga melindungi kerusakan dari
cahaya yang menyilaukan. Kelopak mata normal akan berkedip 20-30 kali, ini sangat membantu
untuk mendistribusikan air mata pada konjungtiva dan kornea supaya terjaga dari kekeringannya
dan membersihkan partikel-partikel dari permukaan bola mata.1,2
Kelopak mata terdiri dari 9 struktur lapisan, yaitu kulit, margin kelopak mata, jaringan ikat
subkutan, otot orbickularis okuli, septum orbital, otot levator palpebral superior, otot müller,
tarsus, dan konjungtiva. Secara anatomi dibagi menjadi lamella anterior dan posterior dimana
lamella anterior terdiri dari kulit dan otot orbikularis, lamella posterior terdiri dari otot retraktor,
tarsus dan konjungtiva.3
Fissura intrapalpebra vertikal remaja berukuran 10-11 mm. Pada orang dewasa menurun
menjadi 8-10 mm dan pada orang tua sekitar 6-8 mm atau kurang. Fissura horizontal sekitar 30-
33 mm. Palpebra superior lebih mudah bergerak dibandingkan palpebra inferior dan dapat
dinaikkan sampai 15 mm dengan muskulus levator. Apabila muskulus frontalis dari alis
digunakan, fissura palpebral menjadi lebih lebar 2 mm. Palpebra superior dan inferior bertemu
pada sudut 60 derajat di medial dan lateral. Pada posisi primer, margo palpebra superior pada anak-
anak terletak pada limbus superior kornea, sementara pada orang dewasa terletak 1,5-2 mm di
bawah limbus superior kornea.2,4
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai palpebra, selanjutnya akan dibahas mengenai
embriologi, anatomi, vaskularisasi, persarafan, aliran limfatik dan fisiologi dari palpebra.
Gambar 1. Embriologi5
Lemak Orbita
Lemak orbita memberikan perlindungan pada bola mata dan mempermudah pergerakan
bola mata. Pada palpebra superior, terdapat dua kantung lemak: daerah nasal dan sentral
(preaponeurotik). Pada palpebra inferior, terdapat tiga kantung lemak: nasal, sentral dan temporal.
Kantung-kantung lemak ini dibungkus oleh lapisan tipis fibrosa. Bantalan lemak orbita sentral
merupakan tanda penting pada operasi elektif kelopak mata dan repair laceration palpebra, karena
terletak dibelakang septum orbita dan di depan aponeurosis levataor.2,10
Muskulus Retraktor
Retraktor pada palpebra superior adalah muskulus levator palpebra dan aponeurosisnya,
serta muskulus tarsal superior (muskulus muller) yang dipersarafi oleh saraf simpatis. Pada
palpebra inferior sebagai retraktor adalah fasia kapsulopalpebral dan muskulus tarsal inferior.7
Muskulus Levator Palpebra
Berorigo pada apeks orbita, yaitu pada periorbita tulang spenoidal tepat di atas Annulus
Zinni. Komponen otot berukuran 40 mm, sedangkan aponeurosisnya 14-20 mm. Ligamentum
tarsal superior (ligamentum Whitnall) adalah kondensasi serabut elastis selubung muskulus
levator bagian anterior yang berlokasi pada area transisi muskulus levator dengan aponeurosis
levator.7,11
Ligamentum Whitnall fungsi utamanya sebagai penunjang palpebra superior dan
jaringan orbita superior. Di medial melekat di sekitar troklea dan tendon muskulus oblik
Tarsus
Tarsus merupakan lamella posterior dan merupakan struktur penyokong utama dari
palpebra yang terdiri dari jaringan fibrosa yang padat dan tidak mengandung kartilago. Panjang
horizontal lempeng tarsal atas dan bawah sekitar 25 mm dengan ketebalan sekitar 1-1,5 mm,
ketinggian vertikal sentral bervariasi dari 8-12 mm pada kelopak mata atas dan 3,5-4 mm pada
kelopak mata bawah. Bagian medial dan lateral lempeng tarsus melewati tendon kantus lateral dan
medial. Lempeng tarsus bisa bergeser secara horizontal sesuai umur sebagai hasil peregangan
tendon kantus lateral dan medial.7,12
Aliran darah vena palpebra dibagi atas dua bagian yaitu bagian pretarsal atau superfisial
dan bagian postarsal atau bagian profunda. Bagian pretarsal mengalir ke vena jugularis eksterna
dan interna. Bagian posttarsal mengalirkan darah vena ke dalam vena oftalmika dan berakhir di
sinus kavernosus.6,7
Persarafan
Nervus motorik dari muskulus orbikularis okuli berasal dari nervus fasialis (N. VII) melalui
cabang temporal dan zigomatikum. Nervus fasialis dibagi menjadi dua cabang, yaitu cabang
temporofasial superior dan cabang servikofasial inferior. Temporofasial superior dibagi lagi
menjadi dua subdivisi, yaitu cabang temporal dan zygomatikus yang menginnervasi muskulus
frontalis dan muskulus orbikularis okuli. Servikofasial inferior memberi cabang pada bukal,
mandibula dan servikal yang menginnervasi muskulus pada wajah bagian bawah dan leher.14,15
Sistem Limfatik
Drainase limfatik dari palpebra sesuai dengan perjalanan aliran vena. Terdapat dua
kelompok limfatik pada palpebra, yaitu kelompok medial yang mengalir ke dalam limfonodus
submandibular dan kelompok lateral yang mengalir ke dalam limfonodus preaurikuler. Pembuluh
limfe yang melayani bagian medial palpebra mengalir ke dalam kelenjar limfe submandibular.5,7
Neoplasma
1. Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal adalah keganasan kelopak mata yang paling umum, biasanya terjadi
pada kelopak mata bawah dan kantus medial. Lesi mungkin berbatasan dengan telangiectasia dan
cenderung mengalami ulserasi. Tata laksana melibatkan eksisi lengkap diikuti dengan
rekonstruksi. Pilihan untuk eksisi termasuk bedah mikroangiografi dan pembekuan.8,21
1. Vaughan DG, Asbury T, Paul Riordan-Eva. Anatomy and Embryology of the eye In: General
Ophthalmology. 17th Edition. Mc Graw-Hill Companies. USA. 2010
2. Dutton JJ, Gayre GS, Proia AD, Anatomy of the Eyelid In: Diagnosis Atlas of common Eyelid
Disease. Informa Healthcare. New York. 2007
3. Cantor, LB, Rapuano, CJ, Cioffi A. Fundamentals and Principles of Ophthalmology. In:
American Academy of Ophthalmology. Section 2. San Fransisco. 2018-9.
4. Lang GK, Wayner P. The Eyelids. In : Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas 2 nd edition.
Thieme Stutgart. New York : 2006.
5. Amato MM , Monheit B, John W. Eyelid Anatomy. In: Duane's Clinical Ophthalmology (six
volumes). Lippincott Williams & Wilkins. USA: 2003.
7. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Orbit, Eyelid and Lacrimal System. In: American
Academy of Ophthalmology. Section 7. San Fransisco. 2018-9.
8. Suharko, Hernawita. Palpebra dan Rongga Orbita. Dalam: Buku Ajar Oftalmologi. Jilid 1.
FKUI. 2017.
9. Khurana A K. Disease of the Eyelid. In: Compherensive of Ophthalmology. 4th Edition. New
Age International. 2007.
10. Leatherbarrow B. Applied Anatomy in Ocular Surgery. 2nd Edition. Informa Health Care.
London. 2011.
11. Dryja TP. Lid Inflamation. In: Principles and Practice of Ophthalmology. Volume 1. Elsevier.
2010.
12. Jackson TL. Moorfields Manual of Ophthalmology. Mosby Elsavier. 2008.
13. Larrabee WF, Makielski KH, Henderson JL. Eyelid, Anterior Orbit and Lacrimal System. In:
Surgical Anatomy of The Face. 2nd Edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia,
USA. 2004.
14. Tsai James C, et al. Lid. In: Oxford American Hand Book of Ophthalmolgy. Oxford University
Press. 2011.
18. Kikkawa DO, et al. Ophthalmic Facial Anatomy and Physiologi. In: Adler’s Physiology of the
Eye. 10th Edition. Mosby. St.louis, USA. 2003.
19. Baehr M, et al. Topical Diagnostic in Neurology Anatomy, Physiology, Sign, Symptoms.
4thcompletely revised edition. Stuttgart. New York. Thieme. 2005.
20. Remington LA, Clinical Anatomy of The Visual System, 2nd Edition, Elsevier China.
21. Harper RA. Eyelid, Orbital, and Lacrimal Disease. In: Basic Ophthalmology. 10th Edition.
American Academy of Ophthalmology. 2016