Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

Pemahaman yang menyeluruh tentang anatomi mata, orbita, jaras


penglihatan, saraf-saraf kranial atas, dan jaras jaras pusat pengatur gerak-mata
merupakan prasyarat untuk dapat menginterpretasikan berbagai penyakit yang
bermanifestasi di mata dengan tepat. Selain itu, ilmu anatorni tersebut sangat
penting bagi perencanaan bedah mata dan orbita yang tepat serta untuk melakukan
pembedahan yang aman. Meskipun sebagian besar ilmu ini didasarkan atas diseksi
anatomi, yang dilakukan selama pembedahan maupun postmortem, saat ini makin
banyak informasi tambahan yang tersedia melalui teknik-teknik yang noninvasif-
terutama magnetic resonance imaging (MRI), ultrasonografi, dan op tical
coherence tomography (OCT).1
Masalah mata berkisar dari kecil sampai besar. Conjunctivitis, abrasi
cornea, corpus alienum di cornea, iritis acuta, dan laserasi kelopak mata.
Kehilangan penglihatan mendadak, trauma kimiawi, hifema (perdarahan di
camera anterior mata), perforasi bola mata, fraktur terbuka sinus maxillaris, dan
glaukoma akut mungkin ditemui oleh tenaga medis pada situasi darurat. Masalah
mata sebelumnya dan manifestasi pada mata dari penyakit sistemik juga dapat
ditemui.13
Dalam makalah ini, ditinjau dari anatomi normal dan fisiologi mata
termasuk susunan dan fungsi otot-otot intraocular dan extraocular, untuk
kepentingan dalam memudahkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit dan
kegawatdaruratan mata. 2

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 ANATOMI MATA


1.1.1 Anatomi Kelopak Mata
Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata,
serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya membentuk film air mata di depan
kornea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk
melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola
mata.1,13

Gambar. 1 Mata, Oculus, sisi kanan, Gambar.2 Mata, Oculus, sisi kanan,
dengan kelopak mata tertutup. Rata-rata, dengan kelopak mata terbuka. Pada
mata manusia berkedip 2O-3O kali per orang dewasa dengan kelopak mata
menit. Setiap gerakan kelopak mata terbuka, lebar antara kelopak mata atas
menyebarkan film air mata ke permukaan dan bawah berkisar antara 6-10 mm, dan
mata. Berkedip melibatkan kontraksi M. iarak antara Canthus nasalis dan
orbicularis oculi berurutan dari temporal ke temporalis adalah 28-30 mm.9
nasal dan menyebabkan gerakan menghapus
dengan arah ke Canthus nasalis. lritasi
mekanis (seperti tegukan mendadak, partikel
debu, lalat) mengaktivasi refleks berkediP
(dikenal juga sebagai refleks korneal) untuk
melindungi permukaan mata.9

2
Gambar. 3 Mata, Oculus, sisi kanan, Gambar. 4 Mata, Oculus, sisi kanan,
dengan kelopak mata atas dan bawah dengan kelopak mata atas
di-eversi. diekstropionasi (dengan bantuan).
Kecuali cornea, Conjunctiva merupakan Conjunctiva palpebrae dan Con.iunctiva
lapisan tipis translusen mukosa dengan bulbi masing-masing menutup bagian
pembuluh darah, menutupi bagian bola belakang kelopak mata dan bola mata.
mata yang membentuk permukaan mata, Kedua bagian konjungtival menyatu pada
dan bagian samping kelopak mata yang Conjunctiva fornicis atas dan bawah.
berhubungan dengan permukaan mata9 Conjunctiva fornicis bawah akan menjadi
kantong konjungtiva. Obat tetes mata
diberikan di kantong konjungtiva bawah
ini9

Kelopak mata mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan,
sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut
konjungtiva tarsal. Bagian-bagian pada kelopak mata:1,3
1. Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat,
kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus
2. Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam
kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat
tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai
M. Rioland. M. Orbicularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi
Nervus Fasial M. Levator palpebra, yang berorigo pada annulus foramen
orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M.
Orbicularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat

3
insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot
ini depersarafi oleh n.III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata.

Gambar. 5 Otot-otot wajah, Mm. faciei, di regio orbita; dilihar dari frontal.
Pars orbitalis M. orbicularis oculi melingkari permukaan anterior orbita. Pars
palpebralis otot tersebut berlanjut menjadi kelopak mata. 9

Gambar 6. M. orbicularis oculi, sisi kiri; dilihat dari posterior.


Pada Canthus nasalis pars lacrimalis (otot-otot HORNER), yang membantu drainase
cairan air mata dapat dilihat. Musculus orbicularis oculi terdiri dari tiga bagian. pars
orbitalis berperan pada oklusi kuat kelopak mata secara volunter. Kontraksi pars
palpebralis menyebabkan mata berkedip, yang dapat terjadi secara volunter tetapi
biasanya terjadi involunter. Terletak di sekitar canaliculi lacrimalis, Pars lacrimalis
(otot HORNER) penting untuk drainase air mata.9

4
3. Didalam mata terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan
kelenjar didalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo
palpebra

Gambar 7. Kelenjar Meibom8

4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita
merupakan batas isi orbita dengan kelopak depan.

Gambar 8. Septum Orbita8

5
5. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada
seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Pembuluh darah yang
memperdarahinya adalah a. palpebra.
6. Persarafan sensorik kelopak mata atas di dapatkan dari rumus frontal n.V,
sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat


dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks
menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang
mempunyai sel Goblet yang menghasilkan musin6

1.1.2 Anatomi Sistem Lakrimal


Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola
mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus
lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior.7

Gambar 9. Anatomi Sistem Lakrimal9

6
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :6,2

1. Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di


temporo antero superior rongga orbita.
2. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal,
sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian
depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke
dalam rongga hidung di dalam meatus inferior

Gambar 9. Anatomi Sistem Lakrimal9

Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk
kedalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal
tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo
palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air
mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal.1,10

Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka


sebaiknya di lakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat
penyumbatan yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan
keluar melalui pungtum lakrimal.1,5

7
Kelenjar lakrimal dikontrol oleh persarafan parasimpatis: 2,8
- Neuron parasimpatis presinaptik berasal dari nukleus salivatori
superior
- Akson preganglioniknya melintas bersama N. intermedius dari N.
fasialis, N. perrosus superfisialis major, dan N. kanalis vidianus
menuju ganglion pterigopalatinum pada fosa pterigopalatina.
- Akson postganglionik ganglion pterigopalatinum melintas sepanjang
cabang zygomatik dan cabang komunikan N. maksilaris, menuju
cabang
- lakrimal N. oftalmikus, akhirnya mencapai kelenjar lakrimal.

Gambar 10. Persarafan Glandula lacrimalis, sisi kanan9

8
Gambar 11. Persarafan Simpatis Dan Parasimpatis Glandula
Lacrimalis9

9
1.1.3 Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak
bagian belakang. Bermaca-macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang di hasilkan
oleh sel Goblet.5,10

Gambar 12. Konjungtiva8

Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjungtiva terdiri


atas tiga bagian, yaitu :1,5,8
1. Konjungtiva tarsal yang menututpi tarsus, konjungtiva tarsal sukar di
gerakkan dari tasus.
2. Konjungtiva bulbi menututpi sklera dan mudah di gerakkan dari sklera di
bawahnya
3. Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat
peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan
jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.

10
1.1.4 Anatomi Bola Mata
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di
bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga
terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda.6,8,9

Gambar 13 Bola mata, Bulbus oculi, sisi kanan; gambar potongan


horizontal setinggi tempat keluar nervus opticus.9

11
Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :1,2
1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada
mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian
terdepan sklera disebeut kornea yang bersifat transparan yang
memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih
besar dibanding sklera.

Gambar 14. Sklera8

2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea


dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi
perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid. Badan
siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuous
humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal
iris di batas kornea dan sklera.

Gambar 15. Uvea8

12
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis
membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan
pada saraf optik dan diteruskan ke otak.

Gambar 16. Retina8

Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin dan
hanya menempel papil saraf optik, makula dan pars plana. Bila terdapat
jaringan ikat didalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka
akan robek dan terjadi ablasi retina.5,8

Lensa terletak dibelakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada


badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peran dan
akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah
makula lutea.4,10

Komponen penyusun bola mata:3,7

1. Kornea
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata,
bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang
menutup bola mata sebelah depan dan terdiri dari atas beberapa lapis :

13
a Epitel
- Tebalnya 50 µm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang
saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel
gepeng.
- Pada sel basal sering terlihat mitosis sel.
- Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat
kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi
rekuren.
- Epitel berasal dari ektoderm permukaan.
b Membran Bowman
- Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan
kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari
bagian depan stroma.
- Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
c Stroma
- Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar
satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur
sedang di bagian perifer serat kolagen ini bercabang.
d Membran descement
- Merupakan membran aseluler dan merupakan batas belakang
stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran
basalnya.
- Bersifat sangat elastik dan berkembang seumur hidup, mempunyai
tebal 40 µm.
e Endotel
- Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar
20-40 µm. Endotel melekat pada membran descement melalui
hemidesmosom dan zonula okluden.
- Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari
saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus
berjalan suprakoroid, masuk kedalam stroma kornea, menembus
membran Bowman melepaskan selubung Schwannya

14
- Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup
bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh
kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk
kornea dilakukan oleh kornea

Gambar 17. Kornea8


2. Uvea
Lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar dan
koroid. Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara
bola mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang
menerima 3 akar saraf di bagian posterior yaitu :5,7
a. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung
serabut sensoris untuk kornea, iris dan badan siliar.
b. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf
simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah
uvea dan untuk dilatasi pupil.
c. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk
mengecilkan pupil.

Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps.


Iris terdiri dari atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, badan siliar terletak
antara iris dan koroid. Batas antara korneosklera dengan badan siliar
belakang adalah 8 mm temporal dan 7 mm nasal. Di dalam badan siliar
terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar dan sirkular.9

15
Iris mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar
ke dalam bola mata. Reaksi pupil ini merupakan juga indikator untuk
fungsi simpatis (midriasis) dan parasimpatis (miosis) pupil. Badan siliar
merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai sistem ekskresi di
belakang limbus. Radang badan siliar akan mengakibatkan melebarnya
pembuluh darah di daerah limbus, yang akan mengakibatkan mata merah
yang merupakan gambaran karakteristik peradangan intraocular.4,5

Gambar18. Iris Dan Lensa Dilihat Dari Frontal9

16
Gambar 19. Iris Dan Corpus Ciliare Dilihat Dari Posterior9

Otot longitudinal badan siliar yang berinsersi di daerah baji sklera bila
berkonstraksi akan membuka anyaman trabekula dan mempercepat
pengaliran cairan mata melalui sudut bilik mata.1

Otot melingkar badan siliar bila berkontraksi pada akomodasi akan


mengakibatkan mengendornya zonula Zinn sehingga terjadi
pencembungan lensa.1

Kedua otot ini dipersarafi oleh saraf parasimpatik dan bereaksi baik
terhadap obat parasimpatomimetik.1

17
3. Pupil
Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya
saraf simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan pada orang
tua, pupil mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang
sklerosis.9
Pupil waktu tidur kecil, hal ini dipakai sebagai ukuran tidur,
simulasi, koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat
dari, Berkurangnya rangsangan simpatis dan Kurangnya rangsangan
hambatan miosis Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis.
Di waktu bangun korteks menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi
midriasis. Waktu tidur hambatan subkorteks hilang sehingga terjadi kerja
subkorteks yang sempurna yang akan meningkatakan miosis. Fungsi
mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan
untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang diafragmanya di
kecilkan.8

Gambar 20. Pupil8

18
4. Sudut Bilik Mata Depan
Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan
pangkal iris. Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata.
Bila terdapat hambatan pengaliran keluar cairan mata akan terjadi
penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga tekanan bola
mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini di dapatkan
jaringan trabekulum, kanal Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe dan
jonjot iris.5

Gambar 21. Sudut Bilik Mata Depan8

19
5. Lensa Mata
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di
dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di
belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram
yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.1,8

Gambar 22. Lensa Mata9


Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :1,10
a. Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam
akomodasi untuk menjadi cembung.
b. Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan.
c. Terletak di tempatnya.

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :1,8

a. Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia,


b. Keruh atau apa yang disebut katarak,

20
c. Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.
6. Badan Kaca
Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak
antara lensa dan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata.
Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air.5,6

7. Retina
Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung
reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina berbatas dengan
koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan :4,6
a. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang
yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut.
b. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.
c. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapisan nukleus sel kerucut
dan batang. Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme
dari kapiler koroid.
d. Lapis fleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat
asinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
e. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan
sel muller lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.
f. Lapis fleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat
sinaps bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.
g. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron
kedua.
h. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju saraf
optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh
darah retina.
i. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan
badan kaca.

21
Gambar 23. Retina8

Pembuluh darah di dalam retina merupakan cabang arteri oftalmika,


arteri retina sentral masuk retina melalui papil saraf optik yang akan
memberikan nutrisi pada retina dalam. Lapisan luar retina atau sel kerucut
dan batang mendapat nutrisi dan koroid. Untuk melihat fungsi retina maka
dilakukan pemeriksaan subyektif retina seperti : tajam penglihatan,
penglihatan warna, dan lapangan pandang. Pemeriksaan obyektif adalah
elektroretinografi (ERG), elektrookulografi (EOG), dan visual evoked
respons (VER).6,8

Gambar 24. Pembuluh Darah Di Dalam Retina9

22
8. Sklera
Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea
merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari
papil saraf optik sampai kornea.8,9

Gambar 25. Sklera9


9. Rongga Orbita
Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7
tulang yang membentuk dinding orbita yaitu : lakrimal, etmoid, sfenoid,
frontal, dan dasar orbita yang terutama terdiri atas tulang maksila,
bersama-sama tulang palatinum dan zigomatikus.1

Gambar 26. Rongga Orbita9

23
Rongga orbita yang berbentuk pyramid ini terletak pada kedua sisi
rongga hidung. Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dengan
dinding medialnya. Dinding orbita terdiri atas tulang :6,8
- Atap atau superior : os.frontal

Gambar 27. Rongga Orbita Superior9

24
- Lateral : os.frontal, os. zigomatik, ala magna os sfenoid

Gambar 28. Rongga Orbita Lateral9

25
Gambar 29. Rongga Orbita Lateral9
- Inferior : os. zigomatik, os. maksila, os. palatin
- Nasal : os. maksila, os. lakrimal, os. etmoid

Gambar 30. Rongga Orbita inferior9

26
1.1.5 Saraf Optik
Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2
jenis serabut saraf, yaitu : saraf penglihat dan serabut pupilomotor.
Kelainan saraf optik menggambarkan gangguan yang diakibatkan tekanan
langsung atau tidak langsung terhadap saraf optik ataupun perbuatan
toksik dan anoksik yang mempengaruhi penyaluran aliran listrik.6,7
Persarafan orbita :6,8
a. Saraf otot ekstraokular
I. N. okulomotorius (N. lll)
 Akson dari nukleus N. okulomotorius mempersarafi lima otot
ekstraokular.
o Bagian superior mempersarafi M. levator palpebra
superioris dan M. rektus superior.
o Bagian inferior mempersarafi M. rektus medialis, M.
rektus inferior, dan M. oblikus inferior.
 Akson dari nukleus N. okulomotorius asesori (Edinger
\Tstphal) memberi kontribusi komponen parasimpatis N.
okulomotorius
o Neuron parasimpatis preganglionik ini meninggalkan N.
okulomotorius lewat akar parasimpatis (motorik)untuk
mencapai ganglion siliare.
o Akson posrganglionik ganglion siliare, melewati saraf
siliaris brevis, menuju M. sfingter pupil untuk
konstriksi pupil dan menuju M. siliaris untuk
akomodasi penglihatan dekat.

 Lesi N. okulomotorius mengakibatkan strabismus ke arah


lateral (mata atau mata juling) dan ofialmoplegi'a matayang
hampir sempurna, serta kelopak mata ptosis (turun). Selain itu,
pupil dilatasi, dan ada ketidakmampuan melakukan akomodasi
untuk melihat dekat.

27
Gambar 31. Persarafan otot ekstrinsik mata A. N. okulomotorius. B. Saraf
troklearis dan abdusen.9

 N. okulomotorius melintasi insisura tentori. Mungkin suatu


massa intrakranial (tumor, hematoma, atau edcma) mendesak
bagian lobus temporalis yang melewati insisura tentori (hernia
lobus temporalis), menekan N. okulomororius di dalam insisura
tentori ini dan menyebabkan oftalmoplegia.dan midriasis (pupil
berdilatasi).
II. N. troklearis (N. IV)
 Aksonnya berasal dari nukleus N. troklearis dan mempersarafi
M. oblikus superior. Lesinya mengakibatkan diplopia saat
melihat ke bawah. Biasanya individu dengan diplopia
mengalami kesulitan dan ketakutan menuruni tangga.
III. N. abdusen (N. VI)
 Aksonnya berasal dari nukleus N. abdusen dan mempefsarafi
M. rektus lateralis.
 Lesinya mengakibatk an strabismus ke arah medizl (maa
mutyikng). Diplopianya minimal bilamana melihat ke arah sisi
lawan lesi.

28
Gambar 32 Nervus pada Orbita, sisi kanan; dilihat dari superior ke dalam
Orbita yang dibuka (bagian atas Orbita9

29
b. Cabang oftalmik N. trigeminus (N. V) memberikan cabang sensorik di
dalam dan sekitar orbita7,9

I. N. lakrimalis melintas superolateral di dalam orbita.

 N. lakrimalis mempersarafi bagian lateral kelopak mata dan


konjungtiva.

 Di sebelah proksimal, N. lakrimalis tidak berisi serabut


sekretomotorik menuju kelenjar lakrimal.

 Di sebelah distal, N. lakrimalis menerima serabut


sekretomotorik'parasimpatis post-sinaptik dari ganglion
pterigopalatinum, lewat caban g zigomatik N. maksilaris.

II. N. frontalis, cabang terbesar, bercabang dua:

 N. supraorbitalis melintas di sebelah superior terhadap sumbu


orbita.

 N. supraorbitalis melintasi insisura atau foramen supra-


orbital.

 N. supraorbitalis mempersarafi kulit kelopak mata,


dahi, dan skalp.

 N. supratroklearis melintas lebih di sebelah medial dan


mempersarafi kulit bagian medial kelopak mata dan bagian
tengah dahi.

III. N. nasosiliaris meiintas superomedial di dalam orbita dan


menjadi N. etmoidalis anterior.

30
Gambar 32. Saraf dan pembuluh orbita. Cabang oftalmik
N. trigeminus kiri dan A. oftalmika kanan10

 Akar sensorik (ramus komunikan) menghubungkan ganglion


siliare. Lewat ramus ini sensasi dari kornea melintasi saraf
siliaris brevis menuju N. nasosiliaris.

 Juga saraf siliaris longus membawa langsung sensasi kornea


dari bola mata.

 N. etmoidalis posterior melintasi foramen etmoidal posterius


untuk mensarafi mukosa sinus hawa sfenoidalis dan etmoidalis,
serta sebagian mukosa hidung.

 N. infratroklearis mempersarafi bagian medial konjungtiva dan


bagian medial kulit kelopak mata.

31
 N. etmoidalis anterior, yakni kelanjutan N. nasosiliaris,
melintasi foramen etmoidal anterius dan turun lewat os
etmoiddl.

o Cabang nasal'interna mempersarafi mukosa sinus hawa


etmoidalis dan frontalis, serta bagian mukosa hidung.

o Cabang nasal eksterna mempersarafi kulit ujung hidung


dan sekitar lubang hidung bagian eksternal.

c. Sesungguhnya saraf optikus adalah traktus otak dan memPunyai


sarung mening yang lengkap, dengan dura, araknoidea, kavum
subaraknoidal, dan pia, yang bersinambungan dengan mening otak.8

 N. optikus melintasi foramen optikum bersama dengan


A'oftalmika.

 A. centralis retina, sebuah cabang A. oftalmika, melintas di


dalam N. optikus.

d. Persarufan otonom orbita9,10

I. Jalur simpatis

 Neuron preganglionik terletak pada bagian atas segmen torakal


medula spinalis.

o Akson ini meninggalkan sarif spinalis dan mencapai


trunkus simpatikus lewat ramus komunikan albus.

o Selanjutnya, akson melintas ke arah superior sepanjang


trunkus simpatikus untuk mecapai ganglion servikale
superius.

 Dari ganglion servikale superius, neuron post-sinaptik melintasi


pleksus karotikus di dalam jaringan adventisia A. karotis interna.
Dari pleksus karotikus ini, mungkin serabut simpatis mencapai
mata lewat sejumlah rute.

32
o Serabut simpatis ini bersinambungan di sepanjang A.
karotis interna dan A. oftalmika serta cabang siliaris
posteriornya, untuk memasuki orbita dan bola mata.

o Pada sinus kavernosus, serabut simpatis ini mungkin


melintasi N. oftalmikus dan cabang nasosiliarnya; dan dari
sana sepanjang N. siliaris longus menuju bola mata atau,
kemungkinan lain, sepanjang akar sensorik (ramus
komunikan) ganglion siliare dan'selanjutnya sepanjang
saraf siliaris brevis menuju bola mata.

II. Jalur parasimpatis4,10

 Neuron presinaptik dari nukleus n. okulomotorius asesori (dari


Edinger-Vestphal) melintasi N. okulomotorius

 Neuron parasimpatis preganglionik ini meninggalkan N.


okulomotorius lewat akar parasimpatis (motorik).

 Selanjutnya, neuron presinaptik mencapai ganglion


siliare, yang letaknya di sebelah lateral terhadap N.
optikus.

 Akson postganglionik mengikuti saraf siliaris brevis.

o Akson ini menuju M. sfingter iris untuk konstriksi pupil


dan M. siliaris pupil untuk akomodasi penglihatan
dekat.

o Mungkin beberapa jalur nonparasimpatis melintasi


ganglion siliare untuk menuju atau dari saraf siliaris
brevis ini.

o Mungkin neuron simpatis dari A. oftalmika melintasi


akar simpatis dan tetap melalui ganglion siliare untuk
mencapai bola mata lewat saraf siliaris brevis.

o Serabut sensorik dari kornea yang melintas sepanjang


saraf siliaris brevis tetap melalui ganglion siliare untuk

33
mencapai N. nasosiliaris lewat akar sensorik (ramus
komunikan).

1.1.6 Pembuluh Darah


a. Arteria Ophthalmica

Arteria ophthalmica adaiah cabang dari arteria carotis interna


setelah pembuluh ini keiuar dari sinus cavernosus. Arteri ini masuk
orbita melalui canalis opticus bersama nervus opticus Pembuluh ini
berjalan ke depan dan menyilang nervus opticus, untuk sampai ke
dinding medial orbita. Arteria ophthalmica memberikan banyak
cabang, yang mengikuti nervus di dalam cavitas orbitalis.5,6

Gambar 33. Otak, Cerebrum, dan suplai darah pada jaras


penglihatan dilihat dari inferior. Glandula pituitari telah diangkat
pada infundibulumnya Glandula pituitari terletak dekat dengan
Chiasma opticum.1

34
b. Cabang-Cabang Arteria 0phthalmica5,10
 Arteria centralis retinae adalah cabang kecil yang menembus
selubung meningen nervus opticus untuk masuk ke dalam
nervus .Pembuluh ini berjalan di dalam nervus optic.us dan
masuk bola mata di pusat discus nervi optici. Di sini arteri ini
bercabang-cabang, yang dapat diamati pada pasien melalui
oftalmoskop. Cabang-cabang merupakan end arteries.
 Rami musculares.
 Arteriae ciliares, dapat dibagi dalam kelompok anterior dan
posterior. Kelompok anterior masuk ke bola mata dekat limbus
comeae; kelompok posterior masuk dekat nervus opticus.
 Arteria lacrimalis ke glandula lacrimalis.

Gambar 34 . Arteri pada mata (Oculus) dan Orbita; dilihat dari superior ke
Orbitae yang dibuka; sisi kiri: isi orbita dengan otot-otot ekstraokular, sisi
kanan: tanpa otot ekstraokular.9

35
c. Vena-Vena Ophthalmica
Vena ophthalmica superior berhubungan di depan dengan vena
facialis. Vena ophthalmica inferior berhubungan melalui fissura
orbitalis inferior dengan plexus venosus pterygoideus. Kedua vena
ini berjalan ke belakang melalui fissura orbitalis superior dan
bermuara ke dalam sinus cavernosus.8

Gambar 35. Pembuluh darah Vena pada mata (Oculus) dan Orbita; sisi
kanan9

36
1.1.7 Otot Penggerak Mata
Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk
pergerakan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu
aksi otot.7

Gambar 36. Otot-otot ekstraokular, Mm. bulbi; dilihat dari superior9

37
Gambar 37. Otot-otot ekstraokular, Mm. bulbi, sisi kanan9

Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot yaitu :6,7

a. Oblik inferior mempunyai origo pada fosa lakrimal tulang lakrimal,


berinsersi pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula,
dipersarafi saraf okulomotor, bekerja untuk menggerakkan mata
keatas, abduksi dan eksiklotorsi.

38
b. Otot Oblik Superior Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala
parva tulang sfenoid di atas foramen optik, berjalan menuju troklea
dan dikatrol balik dan kemudian berjalan di atas otot rektus superior,
yang kemudian berinsersi pada sklera dibagian temporal belakang bola
mata. Oblik superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf troklear yang
keluar dari bagian dorsal susunan saraf pusat.

c. Otot Rektus Inferior Rektus inferior mempunyai origo pada anulus


Zinn, berjalan antara oblik inferior dan bola mata atau sklera dan
insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persilangan dengan oblik
inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood. Rektus inferior dipersarafi
oleh n. III. Fungsi menggerakkan mata : - Depresi - Eksoklotorsi
(gerak sekunder) - Aduksi (gerak sekunder)

d. Otot Rektus Lateral Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn
di atas dan di bawah foramen optik. Rektus lateral dipersarafi oleh N.
VI. Dengan pekerjaan menggerakkan mata terutama abduksi.

e. Otot Rektus Medius Rektus medius mempunyai origo pada anulus


Zinn dan pembungkus dura saraf optik yang sering memberikan dan
rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat retrobulbar, dan
berinsersi 5 mm di belakang limbus. Rektus medius merupakan otot
mata yang paling tebal dengan tendon terpendek. Menggerakkan mata
untuk aduksi (gerakan primer).

f. Otot Rektus Superior Rektus superior mempunyai origo pada anulus


Zinn dekat fisura orbita superior beserta lapis dura saraf optik yang
akan memberikan rasa sakit pada pergerakkan bola mata bila terdapat
neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi 7 mm di belakang limbus dan
dipersarafi cabang superior N.III.

Fungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata melihat ke


lateral : - Aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral - Insiklotorsi

39
Tabel 1. Fungsi dan persyarafan otot ekstraokular yang berinsertio pada
Bulbus oculi9

40
1.2 FISIOLOGI MATA

Agar dapat melihat, mata harus menangkap pola pencahayaan di


lingkungan sebagai "gambarlbayangan opris" di suatu lapisan sel peka sinar,
retina, seperti kamera nondigital menangkap bayangan pada film. Seperti film
yang dapat diproses menjadi salinan visual dari bayangan asli, citra tersandi di
retina disalurkan melalui serangkaian tahap pemrosesan visual yang semakin
rumit hingga akhirnya secara sadar dipersepsikan sebagai kemiripan visual dari
bayangan asli. Sebelum membahas tahap-tahap yang berperan dalam pemrosesan
penglihatan, kita mula-mula akan meneliti bagaimana mata dilindungi dari
cedera.8,7,5

Mata, seperti terlukis dalam Gambar 38, secara optik dapat disamakan
dengan sebuah kamera fotografi biasa. Mata mempunyai sistem lensa, sistem
apertura yang dapat berubah-ubah (pupil), dan retina yang dapat disamakan
dengan film. Sistem lensa mata terdiri atas empat perbatasan refraksi: (l)
perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara, (2) perbatasan antara
permukaan posterior komea dan humor aquosus, (3) perbatasan antara humor
aquosus dan permukaan anterior lensa mata, dan (4) perbatasan antara permukaan
posterior lensa dan humor vitreous. Indeks internal udara adalah 1; kornea 1,38;
humor aquosus 1,33; lensa kristalina (rata-rata) 1,40; dan humor vitreous 1,34.4,6,7

41
Gambar 38. Mata sebagai sebuah kamera. Angka-angka di
atas adalah indeks bias.12

 Reduced Eye.

Bila semua permukaan refraksi mata dijumlahkan secara aljabar


dan dibayangkan sebagai sebuah lensa, susunan optik mata normal
akan terlihat sederhana dan ditampilkan secara skematis sebagai
reduced eye. Skema ini amat berguna untuk perhitungan sederhana.
Pada reduced eye dibayangkan hanya terdapat satu lensa dengan titik
pusat 17 mm di depan retina, dan mempunyai daya bias total 59 dioptri
pada saat mata berakomodasi untuk melihat jauh.1,11

Sekitar dua pertiga dari daya biasa mata 59 dioptri dihasilkan oleh
permukaan anterior kornea (bukan oleh lensa mata). Alasan utama dari
pemikiran ini ialah karena indeks bias kornea sangat berbeda dari
indeks bias udara, sementara indeks bias lensa mata tidak jauh berbeda
dengan indeks biasa humor aquosus dan humor vitreous.12,13

Lensa intemalmata, yang secara normal bersinggungan dengan


cairan di setiap permukaamya, memiliki daya bias total hanya 20
dioptri, kira-kira sepertiga dari daya bias total mata. Namun, lensa
internal ini penting karena sebagai respons terhadap sinyal sarafdari
otak, lengkung permukaannya dapat mencembung sehingga
memungkinkan terjadinya "akomodasi", yang akan dibahas kemudian
dalam bab ini.11,12

 Pembentukan Bayangan di Retina

Sama seperti pembentukan bayangan oleh lensa kaca pada secarik


kertas, sistem lensa mata juga dapat membentuk bayangan di retina.
Bayangan ini terbalik dari benda aslinya. Namun demikian persepsi
otak terhadap benda tetap dalam keadaan tegak, tidak terbalik seperti
bayangan yang terjadi di retina, karena otak sudah dilatih menangkap
bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.12

42
2.1.1 Mekanisme Protektif Membantu Mencegah Cedera Mata.

Terdapat beberapa mekanisme yang membantu -melindungi mata dari cedera.


Kecuali di bagian anteriornya (depan), bola mata dilindungi oleh kantung
tulang tempat mata berada. Kelopak mata bekerja sebagai penurup untuk
melindungi bagian anterior mata dari gangguan lingkungan. Kelopak mata
menutup secara refleks untuk melindungi mata pada keadaankeadaan yang
mengancam, misalnya benda yang datang cepat, sinar yang menyilaukan, dan
situasi di mana bagian mata terpajan atau bulu mata tersentuh. Kedipan mata
yang berulang membantu menyebarkan air mata yang berfungsi sebagai
pelumas, pembersih, dan bahan bakterisidal ('mematikan kuman'). Air mata
diprodulai secara terus-menerus oleh kelenjar lalaimal di sudut lateral atas di
bawah kelopak mata. Cairan pencuci mata ini mengalir di atas permukaan
anterior mata dan keluar melalui saluran-saluran halus di sudut mata, untuk
akhirnya sampai ke bagian belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak
dapat mengatasi produksi air mata yang berlebihan saat kita menangis
sehingga air mata meluap dari mata. Mata juga dilengkapi oleh bulu yang
bersifat protektif, menangkap kotoran halus di udara misalnya debu sebelum
masuk ke mata.4,12

2.1.2 Mata Adalah Suatu Bola Berisi Cairan Yang Terbungkus Oleh Tiga
Lapisan Jaringan Khusus

Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan.
Dari bagian paling luar hingga paling dalam, lapisanJapisan tersebut adalah (l)
shlera/hornea; (2) boroid/ badan siliaris/iris; dan (3) retina. Sebagian besar
bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat, sklera, yang
membentuk bagian putih mata (Gambar 6-9a). Di sebelah anterior, lapisan luar
terdiri dari kornea transparan, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk
masuk ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera adalah khoroid, yang
berpigmen banyak dan mengandung banyak pembuluh darah yang memberi

43
nutrisi bagi retina. Lapisan koroid di sebelah anterior mengalami spesialisasi
membentuk badan siliaris dan iris, yang akan segera kita bahas. Lapisan paling
dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri dari lapisan berpigmen di
sebelah luar dan lapisan jaringan saraf di sebelah dalam. Yang terakhir,
mengandung sel batang. (rods) dan sel kerucut (cones), fotoreseptor yang
mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Seperti dinding hitam sebuah
studio foto, pigmen di koroid dan retina menyerap sinar setelah sinar
mengenai retina untuk mencegah pantulan atau pembuyaran sinar di dalam
mata.4

Bagian interior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan
oleh sebuah lensa elips, yang semuanya uansparan agar cahaya dapat
menembus mata dari kornea hingga ke retina. Rongga posterior (belakang)
yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung bahan setengah cair
mirip gel, humor vitreirs. Humor vitreus penting unruk mempertahankan
bentuk bola mata agar terap bulat. Rongga anterior antara kornea dan lensa
mengandung cairan jernih encer, humor aquosus. Humor aguosus membawa
nutrien untuk kornea dan lensa, yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran
darah. Adanya pembuluh darah di struktur-struktur ini akan mengganggu
lewatnya cahaya ke fotoreseptor. 13

Humor aquosus dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5 ml/hari oleh suatu


jaringan kapiler di dalam badan siliar, suatu turunan klusus lapisan koroid
anterior. Cairan ini mengalir ke suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya
masuk ke darah (Gambar 39).11

44
Gambar 38. Pembentukan dan drainase humor aquosus.
Humor aquosus dibentuk oleh anyaman kapiler di badan siliar, kemudian
mengalir ke dalam kanal Schlemm, dan akhirnya masuk ke darah.11
2.1.3 Jumlah Cahaya Yang Masuk Ke Mata Dikontrol Oleh Iris.

Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka


cahaya, karena adanya iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang membentuk
struktur mirip cincin di dalam aqueous ltumor (Gambar 6-9adan b). Pigmen di
iris memberi warna mata. Berbagai bercak, garis, atau nuansa lain pada iris
bersifat unik bagi setiap orang sehingga iris menjadi dasar bagi teknologi
identifikasi terkini. Pengenalan pola iris oleh kamera video yang menangkap
bayangan iris dan menerjemahkannya ke dalam kode komputer lebih terjamin
(sedikit kesalahannya) dibandingkan sidik jari atau bahkan uji DNA.12

Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke interior


mata adalah pupil. Ukuran lubang ini dapat disesuaikan oleh kontraksi otor-
oror iris untuk menerima sinar lebih banyak atau lebih sedikit, seperti
diafragma yang mengontrol jumlah cahayayang masuk ke kamera. Iris
mengandung dua set anyaman otot polos, satu sirhular (seratserat otot berjalan
seperti cincin di dalam iris) dan saturadial (serat mengarah ke luar dari tepi
pupil seperti jari-jari roda sepeda) (Gambar 6-11). Karena serat otor
memendek ketika berkontraksi maka pupil menjadi lebih kecil ketika otot
sirkular (atau konstriktor) berkontraksi dan membentuk cin, cin yang lebih
kecil. Konstriksi pupil refleks ini terjadi pada keadaan sinar terang untuk
mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Jika otot radial (atau dilator)
berkontraksi maka ukuran pupil bertambah. Dilatasi pupil ini terjadi pada
cahaya temaram agar sinar yang masuk ke mata lebih banyak. Otot-otot iris
dikendalikan oleh sistem saraf oronom. Serar saraf parasimpatis menyarafi
otot sirkular (menyebabkan konstriksi pupil) sementara serar simparis
menyarafi otot radial (menyebabkan dilatasi pupil).4,13

2.1.4 Mata Membiaskan Sinar Yang Masuk Untuk Memfokuskan


Bayangan Di Retina.

45
Sinar/cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri
dari paket-paket energi mirip partikel yang dinamai foton yang berjalan dalam
bentuk gelombang. Jarak antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang
gelombang (Gambar 39). 11

Gambar 39. Sifat suatu gelombang elektromagnetik. Panjang


gelombang adalah jarak antara dua puncak gelombang. /ntensitas adalah
amplitudo gelombang11

Paryane gelombang dalam spektrum elektromagnetik berkisar dari


10-14 m (seperkuadriliun meter, misalnya pada berkas sinar kosmik yang
sangat pendek) hingga 10 am (10 km, misalnya gelombang radio yang
panjang) (Gambar 40). Fotoreseptor di mata hanya peka terhadap panjang
gelombang antara 400 dan 700 nanometer (nm; sepermilyar meter)12

Gambar 40. Spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang dalam


spektrum elektromagentikterentang dari kurang dari 10-1a m hingga 10a
m. Spektrum sinar tampak mencakup panjang gelombang antara 400
sampai 700 nanometer (nm).11

46
Karena itu, cahaya tampak hanyalah sebagian kecil dari spektrum
elektromagnetik total. Sinar dari berbagai panjang gelombang dalam
rentang sinar tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang berbeda-
beda. Panjang gelombang yang lebih pendek dilihat sebagai warna ungu
dan biru; panjang gelombang yang lebih panjang diinterpretasikan
sebagai oranye dan merah.12

Selain memiliki panjang gelombang bervariasi, energi cahaya juga


bervariasi dalam intensitasnya; yaitu, amplitudo, atau tinggi gelombang
(Gambar 39). Menyuramkan suatu cahaya merah yang terang tidak
mengubah warnanya, hanya menyebabkannya kurang terang atau kurang
intens.11

Gelombang cahaya mengalami diuergensi (memancar keluar) ke


semua arah dari setiap titik sumber cahaya. Gerakan maju suatu
gelombang cahaya dalam arah rerrentu dikenal sebagai berkas cahaya.
Berkas cahaya divergen yang mencapai mata harirs dibelokkan ke dalam
agar dapat difokuskan kembali ke suatu titik (titik fokus) di retina peka
cahaya agar diperoleh bayangan akurat sumber cahaya (Gambar 41).11

47
Gambar 41. Pemfokusan berkas sinar divergen. Berkas sinar yang
divergen harus dibelokkan ke dalam agar dapat terfokus11

2.1.5 Proses Refraksi

Sinar berjalan lebih cepat melalui udara daripada melalui media


transparan lain misalnya air dan kaca. Ketika masuk ke suatu medium dengan
densitas tinggi, berkas cahaya melambat (yang sebaliknya juga berlaku). Arah
berkas berubah jika cahaya tersebut mengenai permukaan medium baru dalam
sudut yang tidak tegak lurus (Gambar 42). Berbeloknya berkas sinar dikenal
sebagai refraksi (pembiasan). Pada permukaan melengkung seperri lensa,
semakin besar kelengkungan, semakin besar derajat pembelokan dan semakin
kuat lensa. 12

Gambar 42 Refraksi. Suatu berkas sinar dibelokkan (mengalami refraksi,


dibiaskan) ketika mengenai permukaan suatu medium yang densitasnya
berbeda dari medium yang sedang dijalani oleh berkastersebut (sebagai
contoh, berpindah dari udara ke dalam kaca) pada setiap sudut kecuali tegak
lurus terhadap permukaan medium baru. (b) Pensil di dalam gelas tampak
berbelok. Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa berkas sinar yang sampai ke

48
kamera (atau mata anda) mengalami pembiasan ketika melalui air, kemudian
kaca, dan kemudian udara. Karena itu, pensil tampak terdistorsi.11

Ketika suatu berkas cahaya mengenai permukaan lengkung suatu benda


dengan densitas lebih besar maka arah refraksi ber gantung pada sudut
kelengkungan (Gambar 43). Permukaan konveks melengkung keluar
(cembung, seperti permukaan luar sebuah bola), sementara permukaan konkaf
melengkung ke dalam (cekung, seperti gua). Permukaan konveks
menyebabkan konvergensi berkas sinar, membawa berkas-berkas tersebut
lebih dekat satu sama lain. Karena konvergensi penting untuk membawa suatu
bayangan ke titik fokus, maka permukaan refraktif mata berbentuk konveks.
Permukaan konkaf membuyarkan berkas sinar (divergensi). Lensa konkaf
bermanfaat untuk mengoreksi kesalahan refraktif tenentu mata, misalnya
berpenglihatan dekat.12

49
Gambar 43 Refraksi oleh lensa konveks dan konkaf. (a) Lensa dengan
permukaan konveks, yang menyebabkan konvergensi berkas sinar
(mendekatkan berkas-berkas tersebut satu sama lain). (b) Lensa dengan
permukaan konkaf, yang menyebabkan divergensi berkas sinar{memisahkan
berkas-berkas tersebut semakin jauh satu sama lain).11

Berkas cahaya dari sumber sinar yang berjarak lebih dari 20 kak (=6
meter) dianggap paralel pada saat berkas tersebut mencapai mata. Sebaliknya,
berkas cahaya yang berasal dari benda dekat masih tetap berdivergensi ketika
mencapai mata. Untuk kemampuan refraktif tertenru mata, diperlukan jarak
lebih jauh di belakang lensa untuk membawa berkas divergen suatu sumber
cahaya yang dekat ke titik fokus daripada membawa berkas paralel suaru
sumber cahaya yang jauh ke titik fokus (Gambar 44). Akan tetapi, pada mata
tertentu, jarak antara lensa dan retina selalu sama. Karena itu, tidak terdapat
jarak yang lebih jauh setelah lensa untuk membawa bayangan benda dekat ke
fokus. Namun agar penglihatan jelas maka struktur-struktur refraktif mata
harus membawa bayangan dari sumber cahaya jauh atau dekat ke fokus di
retina.11,12

50
Gambar 44. Pemfokusan bayangan dari sumber sinarjauh dan dekat.
(a)Berkas dari sumber sinar jauh (lebih dari 20 kaki atau 6 meter dari mata)
telah berjalan sejajar ketika mencapai mata. (b) Berkas dari sumber sinar dekat
(kurang dari 20 kaki atau 6 meter dari mata) masih mengalami divergensi
ketika mencapai mata. Diperlukan jarak yang lebih jauh bagi suatu lensa
dengan kekuatan tertentu untuk membelokkan berkas divergen dari suatu
sumber sinar dekat ke titik fokus dibandingkan dengan berkas sejajar dari
sumber sinar jauh. (c) Untuk memfokuskan sumber cahaya jauh dan dekat
pada jarak yang sama (arak antara lensa dan retina), harus digunakan lensa
yang lebih kuat untuk sumber cahaya dekat.11

51
Jika suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina atau belum
terfokus ketika mencapai retina, maka bayangan tersebut akan terlihat kabur
(Gambar 45). Untuk membawa bayangan dari sumber cahaya dekat dan jauh
jatuh di titik fokus di retina (yaitu dalam jarak yang sama) maka harus
digunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber cahaya dekat (Gambar 44c).
Marilah kita melihat bagaimana kekuatan lensa dapat disesuaikan berdasarkan
kebutuhan.11

Gambar 45. Perbandingan bayangan yang berfokus dan tidak berfokus


di retina.11

52
BAB III

KESIMPULAN

1. Bola mata adalah struktur kistik yang terdiri dari tiga lapis: luar (lapisan
fibrous), tengah (lapisan vaskular) dan bagian dalam (lapisan saraf).
2. Bola mata dilindungi oleh dua lipatan kulit yang disebut palpebra. Palpebra
berfungsi membantu mendistribusikan air mata pada konjungtiva dan kornea,
mencegah dari mata kering, dan pemeliharaan tekanan intraokular normal.
3. Konjungtiva adalah selaput lendir transparan yang menutupi permukaan
posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior
sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva berfungsi sebagai pelindung dan
motilitas bola mata.
4. Kornea adalah jaringan transparan di bagian anterior bola mata yang
merupakan media refraksi yang penting.
5. Bilik mata depan adalah ruang di antara kornea dan iris. Pada sudut bilik mata
depan terdapat trabekula meshwork dan kanal Schlemm sebagai tempat
keluarnya humor aquos.
6. Traktus uvea terdiri dari korpus siliaris, iris, dan koroid. Lapisan ini adalah
lapisan vaskular di tengah mata yang memberikan pasokan darah ke retina.
7. Lensa adalah struktur bikonveks, avaskular, tak bewarna, dan hampir
transparan sempurna. Lensa berperan utama sebagai mekanisme fokus dari
penglihatan.
8. Korpus vitreous merupakan struktur seperti agar-agar yang jernih, avaskuler
yang berperan menstabilkan bola mata, meneruskan sinar, mempertahankan
lensa pada tempatnya, dan sebagai media pertukaran metabolit.
9. Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Pada lapisan fotoreseptor
terdapat sel batang dan kerucut yang mengubah rangsangan cahaya menjadi
suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke korteks
penglihatan oksipital.

53
DAFTAR PUSTAKA

1 Ilyas, Sidarta Dan Yulianti, Sri Rahayu. (2015). Ilmu Penyakit Mata. Edisi
Kelima, Jakarta: FKUI

2 Moore, L Keith Dan Dalley, F Arthur. (2013). Anatomi Berorientasi Klinis.


Edisi Kelima, Jilid 3. Jakarta: Erlangga

3 Sloane, Ethel. (2004). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

4 Ganong, F William. (2005). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi-22


Jakarta:EGC

5 Basmajian, V Jhon Dan Slonecker, E Charles.(2010). Grant Anatomi Klinik.


Jakarta: EGC

6 Snell, S Richard. (2010). Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC

7 Snell, S Richard. (2012). Anatomi Klinik Untuk Mhasiswa Kedokteran, Edisi


Ke-6. Jakarta: EGC

8 Rohen, Dkk. (2013). Atlas Anatomi Manusia. Edisi Ke-7. Jakarta: EGC

9 F. Paulsen Dan J. Waschke. (2012). Sobotta Atlas Anatomi Mnusia, Edisi Ke-
23, Jilid 3. Jakarta: EGC

10 Ernest W.A.(2012). Quick Review Anatomi Klinik. Edisi Kedua, Jilid 2.


Jakarta: EGC

11 Sherwood, Lauralee. (2007). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi Ke-
6. Jakarta: EGC

12 Guyton Dan Hall. (2005). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Ke-11.
Jakarta: EGC

13 Riordan, Paul Dan Whitcher P. John. (2008). Oftalmologi Umum. Edisi Ke-17.
Jakarta: EGC

54

Anda mungkin juga menyukai