PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar. 1 Mata, Oculus, sisi kanan, Gambar.2 Mata, Oculus, sisi kanan,
dengan kelopak mata tertutup. Rata-rata, dengan kelopak mata terbuka. Pada
mata manusia berkedip 2O-3O kali per orang dewasa dengan kelopak mata
menit. Setiap gerakan kelopak mata terbuka, lebar antara kelopak mata atas
menyebarkan film air mata ke permukaan dan bawah berkisar antara 6-10 mm, dan
mata. Berkedip melibatkan kontraksi M. iarak antara Canthus nasalis dan
orbicularis oculi berurutan dari temporal ke temporalis adalah 28-30 mm.9
nasal dan menyebabkan gerakan menghapus
dengan arah ke Canthus nasalis. lritasi
mekanis (seperti tegukan mendadak, partikel
debu, lalat) mengaktivasi refleks berkediP
(dikenal juga sebagai refleks korneal) untuk
melindungi permukaan mata.9
2
Gambar. 3 Mata, Oculus, sisi kanan, Gambar. 4 Mata, Oculus, sisi kanan,
dengan kelopak mata atas dan bawah dengan kelopak mata atas
di-eversi. diekstropionasi (dengan bantuan).
Kecuali cornea, Conjunctiva merupakan Conjunctiva palpebrae dan Con.iunctiva
lapisan tipis translusen mukosa dengan bulbi masing-masing menutup bagian
pembuluh darah, menutupi bagian bola belakang kelopak mata dan bola mata.
mata yang membentuk permukaan mata, Kedua bagian konjungtival menyatu pada
dan bagian samping kelopak mata yang Conjunctiva fornicis atas dan bawah.
berhubungan dengan permukaan mata9 Conjunctiva fornicis bawah akan menjadi
kantong konjungtiva. Obat tetes mata
diberikan di kantong konjungtiva bawah
ini9
Kelopak mata mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan,
sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut
konjungtiva tarsal. Bagian-bagian pada kelopak mata:1,3
1. Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat,
kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus
2. Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam
kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat
tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai
M. Rioland. M. Orbicularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi
Nervus Fasial M. Levator palpebra, yang berorigo pada annulus foramen
orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M.
Orbicularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat
3
insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot
ini depersarafi oleh n.III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata.
Gambar. 5 Otot-otot wajah, Mm. faciei, di regio orbita; dilihar dari frontal.
Pars orbitalis M. orbicularis oculi melingkari permukaan anterior orbita. Pars
palpebralis otot tersebut berlanjut menjadi kelopak mata. 9
4
3. Didalam mata terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan
kelenjar didalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo
palpebra
4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita
merupakan batas isi orbita dengan kelopak depan.
5
5. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada
seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Pembuluh darah yang
memperdarahinya adalah a. palpebra.
6. Persarafan sensorik kelopak mata atas di dapatkan dari rumus frontal n.V,
sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V
6
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :6,2
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk
kedalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal
tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo
palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air
mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal.1,10
7
Kelenjar lakrimal dikontrol oleh persarafan parasimpatis: 2,8
- Neuron parasimpatis presinaptik berasal dari nukleus salivatori
superior
- Akson preganglioniknya melintas bersama N. intermedius dari N.
fasialis, N. perrosus superfisialis major, dan N. kanalis vidianus
menuju ganglion pterigopalatinum pada fosa pterigopalatina.
- Akson postganglionik ganglion pterigopalatinum melintas sepanjang
cabang zygomatik dan cabang komunikan N. maksilaris, menuju
cabang
- lakrimal N. oftalmikus, akhirnya mencapai kelenjar lakrimal.
8
Gambar 11. Persarafan Simpatis Dan Parasimpatis Glandula
Lacrimalis9
9
1.1.3 Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak
bagian belakang. Bermaca-macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang di hasilkan
oleh sel Goblet.5,10
10
1.1.4 Anatomi Bola Mata
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di
bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga
terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda.6,8,9
11
Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :1,2
1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada
mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian
terdepan sklera disebeut kornea yang bersifat transparan yang
memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih
besar dibanding sklera.
12
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis
membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan
pada saraf optik dan diteruskan ke otak.
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin dan
hanya menempel papil saraf optik, makula dan pars plana. Bila terdapat
jaringan ikat didalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka
akan robek dan terjadi ablasi retina.5,8
1. Kornea
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata,
bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang
menutup bola mata sebelah depan dan terdiri dari atas beberapa lapis :
13
a Epitel
- Tebalnya 50 µm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang
saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel
gepeng.
- Pada sel basal sering terlihat mitosis sel.
- Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat
kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi
rekuren.
- Epitel berasal dari ektoderm permukaan.
b Membran Bowman
- Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan
kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari
bagian depan stroma.
- Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
c Stroma
- Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar
satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur
sedang di bagian perifer serat kolagen ini bercabang.
d Membran descement
- Merupakan membran aseluler dan merupakan batas belakang
stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran
basalnya.
- Bersifat sangat elastik dan berkembang seumur hidup, mempunyai
tebal 40 µm.
e Endotel
- Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar
20-40 µm. Endotel melekat pada membran descement melalui
hemidesmosom dan zonula okluden.
- Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari
saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus
berjalan suprakoroid, masuk kedalam stroma kornea, menembus
membran Bowman melepaskan selubung Schwannya
14
- Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup
bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh
kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk
kornea dilakukan oleh kornea
15
Iris mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar
ke dalam bola mata. Reaksi pupil ini merupakan juga indikator untuk
fungsi simpatis (midriasis) dan parasimpatis (miosis) pupil. Badan siliar
merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai sistem ekskresi di
belakang limbus. Radang badan siliar akan mengakibatkan melebarnya
pembuluh darah di daerah limbus, yang akan mengakibatkan mata merah
yang merupakan gambaran karakteristik peradangan intraocular.4,5
16
Gambar 19. Iris Dan Corpus Ciliare Dilihat Dari Posterior9
Otot longitudinal badan siliar yang berinsersi di daerah baji sklera bila
berkonstraksi akan membuka anyaman trabekula dan mempercepat
pengaliran cairan mata melalui sudut bilik mata.1
Kedua otot ini dipersarafi oleh saraf parasimpatik dan bereaksi baik
terhadap obat parasimpatomimetik.1
17
3. Pupil
Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya
saraf simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan pada orang
tua, pupil mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang
sklerosis.9
Pupil waktu tidur kecil, hal ini dipakai sebagai ukuran tidur,
simulasi, koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat
dari, Berkurangnya rangsangan simpatis dan Kurangnya rangsangan
hambatan miosis Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis.
Di waktu bangun korteks menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi
midriasis. Waktu tidur hambatan subkorteks hilang sehingga terjadi kerja
subkorteks yang sempurna yang akan meningkatakan miosis. Fungsi
mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan
untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang diafragmanya di
kecilkan.8
18
4. Sudut Bilik Mata Depan
Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan
pangkal iris. Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata.
Bila terdapat hambatan pengaliran keluar cairan mata akan terjadi
penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga tekanan bola
mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini di dapatkan
jaringan trabekulum, kanal Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe dan
jonjot iris.5
19
5. Lensa Mata
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di
dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di
belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram
yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.1,8
20
c. Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.
6. Badan Kaca
Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak
antara lensa dan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata.
Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air.5,6
7. Retina
Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung
reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina berbatas dengan
koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan :4,6
a. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang
yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut.
b. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.
c. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapisan nukleus sel kerucut
dan batang. Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme
dari kapiler koroid.
d. Lapis fleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat
asinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
e. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan
sel muller lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.
f. Lapis fleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat
sinaps bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.
g. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron
kedua.
h. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju saraf
optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh
darah retina.
i. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan
badan kaca.
21
Gambar 23. Retina8
22
8. Sklera
Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea
merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari
papil saraf optik sampai kornea.8,9
23
Rongga orbita yang berbentuk pyramid ini terletak pada kedua sisi
rongga hidung. Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dengan
dinding medialnya. Dinding orbita terdiri atas tulang :6,8
- Atap atau superior : os.frontal
24
- Lateral : os.frontal, os. zigomatik, ala magna os sfenoid
25
Gambar 29. Rongga Orbita Lateral9
- Inferior : os. zigomatik, os. maksila, os. palatin
- Nasal : os. maksila, os. lakrimal, os. etmoid
26
1.1.5 Saraf Optik
Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2
jenis serabut saraf, yaitu : saraf penglihat dan serabut pupilomotor.
Kelainan saraf optik menggambarkan gangguan yang diakibatkan tekanan
langsung atau tidak langsung terhadap saraf optik ataupun perbuatan
toksik dan anoksik yang mempengaruhi penyaluran aliran listrik.6,7
Persarafan orbita :6,8
a. Saraf otot ekstraokular
I. N. okulomotorius (N. lll)
Akson dari nukleus N. okulomotorius mempersarafi lima otot
ekstraokular.
o Bagian superior mempersarafi M. levator palpebra
superioris dan M. rektus superior.
o Bagian inferior mempersarafi M. rektus medialis, M.
rektus inferior, dan M. oblikus inferior.
Akson dari nukleus N. okulomotorius asesori (Edinger
\Tstphal) memberi kontribusi komponen parasimpatis N.
okulomotorius
o Neuron parasimpatis preganglionik ini meninggalkan N.
okulomotorius lewat akar parasimpatis (motorik)untuk
mencapai ganglion siliare.
o Akson posrganglionik ganglion siliare, melewati saraf
siliaris brevis, menuju M. sfingter pupil untuk
konstriksi pupil dan menuju M. siliaris untuk
akomodasi penglihatan dekat.
27
Gambar 31. Persarafan otot ekstrinsik mata A. N. okulomotorius. B. Saraf
troklearis dan abdusen.9
28
Gambar 32 Nervus pada Orbita, sisi kanan; dilihat dari superior ke dalam
Orbita yang dibuka (bagian atas Orbita9
29
b. Cabang oftalmik N. trigeminus (N. V) memberikan cabang sensorik di
dalam dan sekitar orbita7,9
30
Gambar 32. Saraf dan pembuluh orbita. Cabang oftalmik
N. trigeminus kiri dan A. oftalmika kanan10
31
N. etmoidalis anterior, yakni kelanjutan N. nasosiliaris,
melintasi foramen etmoidal anterius dan turun lewat os
etmoiddl.
I. Jalur simpatis
32
o Serabut simpatis ini bersinambungan di sepanjang A.
karotis interna dan A. oftalmika serta cabang siliaris
posteriornya, untuk memasuki orbita dan bola mata.
33
mencapai N. nasosiliaris lewat akar sensorik (ramus
komunikan).
34
b. Cabang-Cabang Arteria 0phthalmica5,10
Arteria centralis retinae adalah cabang kecil yang menembus
selubung meningen nervus opticus untuk masuk ke dalam
nervus .Pembuluh ini berjalan di dalam nervus optic.us dan
masuk bola mata di pusat discus nervi optici. Di sini arteri ini
bercabang-cabang, yang dapat diamati pada pasien melalui
oftalmoskop. Cabang-cabang merupakan end arteries.
Rami musculares.
Arteriae ciliares, dapat dibagi dalam kelompok anterior dan
posterior. Kelompok anterior masuk ke bola mata dekat limbus
comeae; kelompok posterior masuk dekat nervus opticus.
Arteria lacrimalis ke glandula lacrimalis.
Gambar 34 . Arteri pada mata (Oculus) dan Orbita; dilihat dari superior ke
Orbitae yang dibuka; sisi kiri: isi orbita dengan otot-otot ekstraokular, sisi
kanan: tanpa otot ekstraokular.9
35
c. Vena-Vena Ophthalmica
Vena ophthalmica superior berhubungan di depan dengan vena
facialis. Vena ophthalmica inferior berhubungan melalui fissura
orbitalis inferior dengan plexus venosus pterygoideus. Kedua vena
ini berjalan ke belakang melalui fissura orbitalis superior dan
bermuara ke dalam sinus cavernosus.8
Gambar 35. Pembuluh darah Vena pada mata (Oculus) dan Orbita; sisi
kanan9
36
1.1.7 Otot Penggerak Mata
Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk
pergerakan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu
aksi otot.7
37
Gambar 37. Otot-otot ekstraokular, Mm. bulbi, sisi kanan9
38
b. Otot Oblik Superior Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala
parva tulang sfenoid di atas foramen optik, berjalan menuju troklea
dan dikatrol balik dan kemudian berjalan di atas otot rektus superior,
yang kemudian berinsersi pada sklera dibagian temporal belakang bola
mata. Oblik superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf troklear yang
keluar dari bagian dorsal susunan saraf pusat.
d. Otot Rektus Lateral Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn
di atas dan di bawah foramen optik. Rektus lateral dipersarafi oleh N.
VI. Dengan pekerjaan menggerakkan mata terutama abduksi.
39
Tabel 1. Fungsi dan persyarafan otot ekstraokular yang berinsertio pada
Bulbus oculi9
40
1.2 FISIOLOGI MATA
Mata, seperti terlukis dalam Gambar 38, secara optik dapat disamakan
dengan sebuah kamera fotografi biasa. Mata mempunyai sistem lensa, sistem
apertura yang dapat berubah-ubah (pupil), dan retina yang dapat disamakan
dengan film. Sistem lensa mata terdiri atas empat perbatasan refraksi: (l)
perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara, (2) perbatasan antara
permukaan posterior komea dan humor aquosus, (3) perbatasan antara humor
aquosus dan permukaan anterior lensa mata, dan (4) perbatasan antara permukaan
posterior lensa dan humor vitreous. Indeks internal udara adalah 1; kornea 1,38;
humor aquosus 1,33; lensa kristalina (rata-rata) 1,40; dan humor vitreous 1,34.4,6,7
41
Gambar 38. Mata sebagai sebuah kamera. Angka-angka di
atas adalah indeks bias.12
Reduced Eye.
Sekitar dua pertiga dari daya biasa mata 59 dioptri dihasilkan oleh
permukaan anterior kornea (bukan oleh lensa mata). Alasan utama dari
pemikiran ini ialah karena indeks bias kornea sangat berbeda dari
indeks bias udara, sementara indeks bias lensa mata tidak jauh berbeda
dengan indeks biasa humor aquosus dan humor vitreous.12,13
42
2.1.1 Mekanisme Protektif Membantu Mencegah Cedera Mata.
2.1.2 Mata Adalah Suatu Bola Berisi Cairan Yang Terbungkus Oleh Tiga
Lapisan Jaringan Khusus
Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan.
Dari bagian paling luar hingga paling dalam, lapisanJapisan tersebut adalah (l)
shlera/hornea; (2) boroid/ badan siliaris/iris; dan (3) retina. Sebagian besar
bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat, sklera, yang
membentuk bagian putih mata (Gambar 6-9a). Di sebelah anterior, lapisan luar
terdiri dari kornea transparan, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk
masuk ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera adalah khoroid, yang
berpigmen banyak dan mengandung banyak pembuluh darah yang memberi
43
nutrisi bagi retina. Lapisan koroid di sebelah anterior mengalami spesialisasi
membentuk badan siliaris dan iris, yang akan segera kita bahas. Lapisan paling
dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri dari lapisan berpigmen di
sebelah luar dan lapisan jaringan saraf di sebelah dalam. Yang terakhir,
mengandung sel batang. (rods) dan sel kerucut (cones), fotoreseptor yang
mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Seperti dinding hitam sebuah
studio foto, pigmen di koroid dan retina menyerap sinar setelah sinar
mengenai retina untuk mencegah pantulan atau pembuyaran sinar di dalam
mata.4
Bagian interior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan
oleh sebuah lensa elips, yang semuanya uansparan agar cahaya dapat
menembus mata dari kornea hingga ke retina. Rongga posterior (belakang)
yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung bahan setengah cair
mirip gel, humor vitreirs. Humor vitreus penting unruk mempertahankan
bentuk bola mata agar terap bulat. Rongga anterior antara kornea dan lensa
mengandung cairan jernih encer, humor aquosus. Humor aguosus membawa
nutrien untuk kornea dan lensa, yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran
darah. Adanya pembuluh darah di struktur-struktur ini akan mengganggu
lewatnya cahaya ke fotoreseptor. 13
44
Gambar 38. Pembentukan dan drainase humor aquosus.
Humor aquosus dibentuk oleh anyaman kapiler di badan siliar, kemudian
mengalir ke dalam kanal Schlemm, dan akhirnya masuk ke darah.11
2.1.3 Jumlah Cahaya Yang Masuk Ke Mata Dikontrol Oleh Iris.
45
Sinar/cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri
dari paket-paket energi mirip partikel yang dinamai foton yang berjalan dalam
bentuk gelombang. Jarak antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang
gelombang (Gambar 39). 11
46
Karena itu, cahaya tampak hanyalah sebagian kecil dari spektrum
elektromagnetik total. Sinar dari berbagai panjang gelombang dalam
rentang sinar tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang berbeda-
beda. Panjang gelombang yang lebih pendek dilihat sebagai warna ungu
dan biru; panjang gelombang yang lebih panjang diinterpretasikan
sebagai oranye dan merah.12
47
Gambar 41. Pemfokusan berkas sinar divergen. Berkas sinar yang
divergen harus dibelokkan ke dalam agar dapat terfokus11
48
kamera (atau mata anda) mengalami pembiasan ketika melalui air, kemudian
kaca, dan kemudian udara. Karena itu, pensil tampak terdistorsi.11
49
Gambar 43 Refraksi oleh lensa konveks dan konkaf. (a) Lensa dengan
permukaan konveks, yang menyebabkan konvergensi berkas sinar
(mendekatkan berkas-berkas tersebut satu sama lain). (b) Lensa dengan
permukaan konkaf, yang menyebabkan divergensi berkas sinar{memisahkan
berkas-berkas tersebut semakin jauh satu sama lain).11
Berkas cahaya dari sumber sinar yang berjarak lebih dari 20 kak (=6
meter) dianggap paralel pada saat berkas tersebut mencapai mata. Sebaliknya,
berkas cahaya yang berasal dari benda dekat masih tetap berdivergensi ketika
mencapai mata. Untuk kemampuan refraktif tertenru mata, diperlukan jarak
lebih jauh di belakang lensa untuk membawa berkas divergen suatu sumber
cahaya yang dekat ke titik fokus daripada membawa berkas paralel suaru
sumber cahaya yang jauh ke titik fokus (Gambar 44). Akan tetapi, pada mata
tertentu, jarak antara lensa dan retina selalu sama. Karena itu, tidak terdapat
jarak yang lebih jauh setelah lensa untuk membawa bayangan benda dekat ke
fokus. Namun agar penglihatan jelas maka struktur-struktur refraktif mata
harus membawa bayangan dari sumber cahaya jauh atau dekat ke fokus di
retina.11,12
50
Gambar 44. Pemfokusan bayangan dari sumber sinarjauh dan dekat.
(a)Berkas dari sumber sinar jauh (lebih dari 20 kaki atau 6 meter dari mata)
telah berjalan sejajar ketika mencapai mata. (b) Berkas dari sumber sinar dekat
(kurang dari 20 kaki atau 6 meter dari mata) masih mengalami divergensi
ketika mencapai mata. Diperlukan jarak yang lebih jauh bagi suatu lensa
dengan kekuatan tertentu untuk membelokkan berkas divergen dari suatu
sumber sinar dekat ke titik fokus dibandingkan dengan berkas sejajar dari
sumber sinar jauh. (c) Untuk memfokuskan sumber cahaya jauh dan dekat
pada jarak yang sama (arak antara lensa dan retina), harus digunakan lensa
yang lebih kuat untuk sumber cahaya dekat.11
51
Jika suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina atau belum
terfokus ketika mencapai retina, maka bayangan tersebut akan terlihat kabur
(Gambar 45). Untuk membawa bayangan dari sumber cahaya dekat dan jauh
jatuh di titik fokus di retina (yaitu dalam jarak yang sama) maka harus
digunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber cahaya dekat (Gambar 44c).
Marilah kita melihat bagaimana kekuatan lensa dapat disesuaikan berdasarkan
kebutuhan.11
52
BAB III
KESIMPULAN
1. Bola mata adalah struktur kistik yang terdiri dari tiga lapis: luar (lapisan
fibrous), tengah (lapisan vaskular) dan bagian dalam (lapisan saraf).
2. Bola mata dilindungi oleh dua lipatan kulit yang disebut palpebra. Palpebra
berfungsi membantu mendistribusikan air mata pada konjungtiva dan kornea,
mencegah dari mata kering, dan pemeliharaan tekanan intraokular normal.
3. Konjungtiva adalah selaput lendir transparan yang menutupi permukaan
posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior
sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva berfungsi sebagai pelindung dan
motilitas bola mata.
4. Kornea adalah jaringan transparan di bagian anterior bola mata yang
merupakan media refraksi yang penting.
5. Bilik mata depan adalah ruang di antara kornea dan iris. Pada sudut bilik mata
depan terdapat trabekula meshwork dan kanal Schlemm sebagai tempat
keluarnya humor aquos.
6. Traktus uvea terdiri dari korpus siliaris, iris, dan koroid. Lapisan ini adalah
lapisan vaskular di tengah mata yang memberikan pasokan darah ke retina.
7. Lensa adalah struktur bikonveks, avaskular, tak bewarna, dan hampir
transparan sempurna. Lensa berperan utama sebagai mekanisme fokus dari
penglihatan.
8. Korpus vitreous merupakan struktur seperti agar-agar yang jernih, avaskuler
yang berperan menstabilkan bola mata, meneruskan sinar, mempertahankan
lensa pada tempatnya, dan sebagai media pertukaran metabolit.
9. Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Pada lapisan fotoreseptor
terdapat sel batang dan kerucut yang mengubah rangsangan cahaya menjadi
suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke korteks
penglihatan oksipital.
53
DAFTAR PUSTAKA
1 Ilyas, Sidarta Dan Yulianti, Sri Rahayu. (2015). Ilmu Penyakit Mata. Edisi
Kelima, Jakarta: FKUI
3 Sloane, Ethel. (2004). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC
8 Rohen, Dkk. (2013). Atlas Anatomi Manusia. Edisi Ke-7. Jakarta: EGC
9 F. Paulsen Dan J. Waschke. (2012). Sobotta Atlas Anatomi Mnusia, Edisi Ke-
23, Jilid 3. Jakarta: EGC
11 Sherwood, Lauralee. (2007). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi Ke-
6. Jakarta: EGC
12 Guyton Dan Hall. (2005). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Ke-11.
Jakarta: EGC
13 Riordan, Paul Dan Whitcher P. John. (2008). Oftalmologi Umum. Edisi Ke-17.
Jakarta: EGC
54