STEP 1
Ortoforia : kedudukan bola mata dimana kedudukan bola mata, kerja otot luar mata
seimbang sehingga memngkinkan kerja mata maksimal.jarang terjadi dan
tergeser 3-5 derajat bidang horizontal dan 2-3 derajat bidang vertikal.
STEP 2
STEP 3
STEP 1
Ortoforia : kedudukan bola mata dimana kedudukan bola mata, kerja otot luar mata
seimbang sehingga memngkinkan kerja mata maksimal.jarang terjadi dan
tergeser 3-5 derajat bidang horizontal dan 2-3 derajat bidang vertikal.
STEP 2
STEP 7
Kelenjar lakrimal
Bulbus oculi Nervus opticus
Konjunctiva
Selubung Isi
Palpebra
Antara atap dan dinding lateral terdapat fissura orbitalis superior ( dibatasi oeh corpus dan
kedua ala ossis sfnoidalis )
Fissura orbitalis superior menghubungkan orbita dengan fossa cranii media.
FISSURA ORBITALIS SUPERIOR dilalui oleh:
- N.Oculomotorius
- N. Trochlearis
- N. Abduscens
- N. Opthalmius
- N. Frontalis
- N. Lacrimalis
- N. Nasociliaris
- Vasa opthalmica, a. Lacrimalis
Antara dasar orbita dan dinding lateral terdapat fissura orbitalis inferior.
FISSURA ORBITALIS INFERIOR dilalui oleh:
- N. Maxillaris
- N. Zygomaticus
- Vasa infra orbitalis
- Serabut-serabut ganlion sfenopalatinum
- Ilmu Penyakit Mata. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp. M. FKUI
HISTOLOGI
Junqueiras. basic histology
Humor akuos berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk organ di dalam
mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping itu juga berguna
untuk mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya
cairan tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam bola
mata/tekanan intra okuler. Tekanan intraokuler inilah yang berperan dalam terjadinya
glaukoma sehingga menimbulkan kerusakan pada saraf optik. Humor akuos diproduksi oleh
badan silier, masuk ke dalam bilik mata belakang kemudian mengalir ke bilik mata depan
melalui pupil. Setelah sampai ke bilik mata depan humor akuos akan meninggalkan bola
mata melalui suatu bangunan yang disebut trabekulum yang terletak di sudut iridokornea.
Keseimbangan antara produksi dan pengeluaran/ pembuangan humor akuos inilah yang
menentukan jumlah humor akuos di dalam bola mata.
a. Lipid, lapisan paling superficial yang dihasilkan oleh kelenjar Meibom yang terdapat
di palpebra superior dan inferior. Tebal lapisan ini 0,1 um
b. Akuos, lapisan tengah (paling tebal) yang dihasilkan oleh kelenjar Lakrimalis utama
dan kelenjar lakrimalis asesorius (kelenjar Krause dan Wolfring). Tebal lapisan ini 7
um. Selain air sebagai komponen utama, juga terdiri dari elektrolit, glukosa, oksigen,
protein (termesuk imunoglobulin A), enzim dan komponen lainnya.
c. Mucin, lapisan paling profunda yang dihasilkan oleh sel Goblet conjunctiva. Tebal
lapisan ini 0,02 0,05 um. Selain dihasilkan oleh sel Goblet, mucin juga diproduksi
oleh epitel permukaan conjunctiva dan kornea yang disebut dengan N-linked mucin.
Sedangkan mucin yang dihasilkan oleh sel Goblet disebut dengan O-linked mucin.
a. Fungsi air mata
sebagai cairan pelindung terhadap kekeringan dan
sebagai antibakterial karena mengandung enzim lisozim
sebagai pelicin pada waktu berkedip
Cornea ini jernih, transparans dan avasculer. Selain terdiri dari lima lapisan,
juga masih diliputi oleh tear film. Disini terdapat receptor taktil dan rasa
sakit. Nutrisi didapat dan humor aquosus dan vasa sekeliling limbus.
Sclera merupakan dinding yang paling tebal dan kuat. Ditembus N.II pada
lamina cribrosa. Pada tempaL perlekatari otot extrinsik bola mata,
ketebalannya berkurang.
Humor aquosus selain berperan untuk menentukan tekanan intra oculi juga
memberikan nutrisi pada cornea dan lensa.
4.
Benda (memantulkan cahaya)cornealensaconvergensi cahayabayangan
jatuh tepat di retina (fovea)aktivasi fotopigmenaktivasi
transducincGMPsaluran Na+ tertutuphyperpolarisasi membranCa2+
tertutup Penghambatan pelepasan Neurotransmitteraction potentialbipolar
cellgraded potensial pada ganglion cell N. OpticusOptic discchiasma
opticumtractus geniculatus lateral di thalamuslobus
occipitalis area 17diasosiakan ke area 18
Yetty machrina milahayati daulay, departemen fisiologi, fakultas kedokteran
Universitas sumatera utara
Pada retina terdapat yang namanya makula. Makula merupakan sebuah daerah bulat
kecil, ukurannya lebih kurang sama dengan diskus optikus, terletak 3,5mm temporal
dan 0,5mm inferior terhadap diskus. Ketika diamati menggunakan alat, makula akan
Pada daerah pusat makula terdapat yang namanya fovea. Fovea adalah suatu daerah
lekukan yang hanya terdiri atas sel-sel konus(kerucut). Fungsi dari sel konus adalah
untuk penglihatan rinci dan untuk persepsi warna. Selain sel konus, pada daerah lain
pada retina terutama mengandung sel-sel batang . Berkebalikan dengan sel konus yang
berfungsi untuk persepsi warna, sel batang berfungsi untuk deteksi gerakan dan
1. Segmen luar : terletak paling dekat dengan eksterior mata, menghadap ke koroid.
2. Segmen dalam : terletak di bagian tengah fotoreseptor. Pada bagian ini terkandung
ke sel bipolar. Bagian ini menyalurkan sinyal yang dihasilkan fotoreseptor karena
Segmen luar fotoreseptor yang berbentuk batang pada sel batang dan kerucut pada sel
sekitar 150 juta fotoreseptor, dan lebih dari satu milyar molekul fotopigmen mungkin
panjang gelombang cahaya tampak. Dengan menggunakan masukan visual dari sel
batang, otak tidak dapat membedakan antara berbagai panjang gelombang dalam
spektrum sinar tampak. Oleh karena itu, sel batang haya memberi bayangan abu-abu
Bila sel batang terpajan cahaya, hasil potensial reseptornya berbeda dari potensial
reseptor pada hampir semua reseptor sensorik lainnya. Perangsangan sel batang
keadaan hiperpolarisasi, yang berarti bahwa terdapat neagtivitas yang lebih besar di
dalam membran sel batang. Hal ini berlawanan dengan penurunan negativitas yang
Pergerakan ion natrium dalam sirkuit yang lengkap melewati segmen dalam dan
segmen luar sel batang. Segmen dalam secara terus menerus memompa natrium dari
sisi dalam sel batang menuju sisi luar, sehingga akan membentuk suatu potensial
negatif di sisi dalam seluruh sel. Namun, segmen luar batang, tempat piringan
fotoreseptor berada, seluruhnya berbeda : pada keadaan gelap, membran batang ini
mengalami kebocoran ion natrium yang hebat. Oleh karena itu, ion natrium secara
terus menerus bocor kembali ke dalam sel batang dan dengan demikian menetralkan
sebagian besar negativitas di dalam seluruh sel. Jadi, pada keadaan gelap normal, bila
dalam membran sel batang, yang besarnya kira-kira -40milivolt, sedangkan pada
Kemudian, sewaktu rhodopsin yang ada di segmen luar batang terpajan cahaya,
rhodopsin mulai terurai, dan hal ini menurunkan konduktansi natrium ke dalam sel
batang walaupun ion-ion natrium terus dipompa ke arah luar melalui membran dari
segmen dalam. Jadin sekarang lebih banya ion natrium yang meninggalkan sel batang
daripada yang kembali masuk. Karena ion natrium bermuatan positif, berkurangnya
ion-ion ini dari dalam sel batang menciptakan peningkatan negativitas di dalam
membran;dan semakin banyak jumlah energi cahaya yang mengenai sel batang,
semakin besar muatan elektronegatifnya, jadi semakin besar pula derajat
70 sampai -80 milivolt, yang mendekati potensial keseimbangan agar ion kalium dapat
melewati membran.
Bila retina mendadak terkena cahaya, hiperpolarisasi sementara yang timbul dalam sel
batang -yaitu potensial reseptor yang timbul- mencapai puncaknya dalam waktu
kurang lebih 0,3 detik dan berlangsung lebih dari satu detik. Bayangan visual yang
mengenai sel batang di retina hanya selama sepersejuta detik, terkadang dapat
kimia. Tidak seperti semua saluran bergerbang kimiawi lainnya yang berespons
terhadap pembawa pesan kimiawi ekstrasel, saluran ini berespons terhadap pembawa
pesan kedua internal, GMP siklik atau cGMP(guanosin monofosfat siklik). Pengikatan
cGMP ke saluran Na+, membuat saluran ini tetap terbuka. Tanpa cahaya, konsentrasi
cGMP tinggi. Karena itu, saluran Na+ fotoreseptor, terbuka jika tidak terdapat
rangsangan, yaitu dalam keadaan gelap. Kebocoran pasif Na+ masuk ke sel
biokimia yang dipicu oleh pengaktifan fotopigmen. Retinen berubah bentuk ketika
menyerap sinar. Perubahan konformasi ini mengandung suatu protein G yang dinamai
Semakin terang cahaya, semakin besar respons hiperpolarisasi dan semakin besar
Referensi:
5. Jelaskan interpretasi visus 6/6, tidak buta warna, ortoforia -, tidak ada
perdangan(jenis)?
Visus
Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di
mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari
interpretasi di otak.
Daftar Pustaka
Guyton. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Dasar Penyakit. ed.3. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2004.
Sutrisna,EM,dkk. Pelatihan Pemeriksaan Tajam Penglihatan Pada Siswa Kelas 5 SD
Gedongan I, Colomadu, Karanganyar. Warta. No.1/Vol.10/Maret 2007:19-24
Buta Warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut
mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor
genetis. Buta warna merupakan kelainan genetika yang diturunkan dari orang tua
kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebut sex linked, karena kelainan ini
dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna.
Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki-laki dan
perempuan. Seorang perempuan terdapat istilah 'pembawa sifat', hal ini menujukkan
ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Perempuan dengan pembawa
sifat, secara fisik tidak mengalami kelainan buta warna sebagaimana wanita normal
pada umumnya, tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor
buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung
faktor buta warna maka seorang wanita tersebut menderita buta warna.
Saraf sel pada retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta
sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf
reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
Klasifikasi
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi,
dan monokromasi.
1. Trikomasi
Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis
atau lebih sel kerucut. Jenis buta warna ini paling sering dialami dibandingkan
jenis buta warna lainnya. Ada tiga macam trikomasi yaitu:
Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah.
Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau.
Tritanomali yaitu kelemahan warna biru.
2. Dikromasi
Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna
merah dan perpaduannya berkurang.
Deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang peka terhadap hijau.
Tritanopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang peka untuk warna biru.
3. Monokromasi
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua
penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis
tipikal dan sedikit warna pada jenis atipikal. Jenis buta warna ini prevalensinya
sangat jarang
Peradangan Mata
Macam-macam Penyakit Mata
Sakit mata tidak semuanya menular, tapi ada juga yang menular sehingga kita perlu
berhati-hati agar kita bisa terhindar dari penyakit mata. Dan beberapa penyakit mata ada
disebabkan oleh infeksi, baik itu karena infeksi virus, bakteri ataupun jamur. Penyakit
mata yang sering menyerang kita diantaranya :
KONJUNGTIVITIS. Penyakit mata ini tergolong menular. Penyakit mata ini terjadi
karena adanya iritasi/peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang melapisi mata.
Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar kotoran (belekan), dan
penglihatan (kabur). Penyakit bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi virus
atau bakteri, alergi (debu, serbuk, bulu, angin, atau asap), penggunaan lensa kontak yang
kurang bersih, dan pemakaian lensa kontak jangka panjang. Bayi juga dapat menderita
penyakit serupa. Hanya saja penyebabnya lebih karena infeksi yang timbul ketika
melewati jalan lahir. Pada bayi penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal. Seperti
yang kita ketahui bersama bahwa jalan lahir tidaklah steril dari kuman tertentu yang
mungkin bisa menimbulkan infeksi. Ketika bayi lahir melalui jalan lahir (vagina) , maka
dengan mudah bayi tersebut terinfeksi oleh kuman-kuman yang ada di daerah tersebut.
Jika mengenai mata bisa mengakibatkan infeksi pada mata dengan gejala mata merah
dan belekan. Oleh karena itu, pada umumnya mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata
atau salep antibiotika untuk mematikan bakteri yang dapat menyebabkan konjungtivitis
gonokokal.
KERATOKONJUNGTIVITAS VERNALIS adalah iritasi/peradangan pada bagian
kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. Gejala yang
ditimbulkannya adalah mata merah, berair, gatal, kelopak mata bengkak, dan terjadi
kotoran mata (belekan). Perlu diketahui penyakit ini merupakan peradangan yang
berulang alias musiman dan penderitanya cenderung kambuh terutama pada musim
panas. Terkadang penderita mengalami kerusakan pada sebagian kecil kornea yang
menyebabkan nyeri yang akut.
TRAKOMA adalah infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis.
Bakteri ini berkembang biak di lingkungan yang kotor atau bersanitasi buruk. Lantaran
itulah, trakoma sering menyerang anak-anak, terutama di berbagai negara berkembang.
Pemaparan bakteri berlangsung saat anak menggunakan alat atau benda yang sudah
tercemari Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk. Gejala trakoma adalah mata
merah, mengeluarkan kotoran (belekan), pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah
bening, serta kornea kelihatan keruh. Penyakit ini sangat menular.
BLEFARITIS. Di bagian bola mata terdapat lapisan air mata yang berfungi melindungi
bola mata dari iritasi. Lapisan yang sangat halus ini terdiri atas tiga kelenjar, yaitu
kelenjar minyak, air dan lendir. Nah, blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak
mata karena terjadinya produksi minyak yang berlebihan yang berasal dari kelenjar
minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa produksi minyak bisa menjadi
berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat kelopak mata yang juga sering
didatangi bakteri. Gejala blefaritis berupa mata merah, nyeri, panas, gatal, berair, ada
luka di bagian kelopak mata dan membengkak. Pada beberapa kasus sampai terjadi
kerontokan bulu mata. Ada dua jenis blefaritis yaitu blefaritis anterior dan blefaritis
posterior. Yang pertama merupakan peradangan di kelopak mata bagian luar depan yaitu
di tempat melekatnya bulu mata. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Yang kedua
adalah peradangan di kelopak mata bagian dalam, yaitu bagian kelopak mata yang
bersentuhan dengan mata. Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak.
ULKUS KORNEA adalah infeksi pada kornea bagian luar. Biasanya terjadi karena
jamur, virus, protozoa atau karena beberapa jenis bakteri, seperti stafilokokus,
pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan atau
tertusuk benda asing. Ulkus Kornea terkadang terjadi di seluruh permukaan kornea
sampai ke bagian dalam dan belakang kornea. Ulkus Kornea yang memburuk dapat
menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea
(terjadi lubang), kelainan letak iris (selaput pelangi) dan kerusakan mata. Gejalanya mata
merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran mata, peka terhadap cahaya (photo phobia),
pada bagian kornea tampak bintik nanah warna kuning keputihan, dan gangguan
penglihatan.
Selain itu beberapa gangguan mata yang biasanya juga menghinggapi kita diantaranya :
Presbyopia (Rabun dekat menua). Penyakit ini menjangkiti orang sudah memasuki
usia lanjut. Jadi tidak akan ada orang yang mampu menghindarinya. Kondisi ini
disebabkan karena gaya akomodasi lensa mata tak bekerja dengan baik akibatanya lensa
mata tidak dapat menfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat, sehingga mata tidak
bisa melihat yang jauh maupun dekat. Gaya akomodasi adalah kemampuan lensa mata
untuk mencembung dan memipih. Presbiopi dapat diatasi dengan lensa ganda yang berisi
lensa plus dan minus.
Miopia (Rabun jauh). Miopi adalah sebuah kerusakan refraktif mata di mana citra yang
dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Penderita
penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan
kacamata negatif (cekung). Pada umumnya miopia merupakan kelainan yang diturunkan
oleh orang tuanya sehingga banyak dijumpai pada usia dini sekolah. Ciri khas dari
perkembangan miopia adalah derajat kelainan yang meningkat terus sampai usia remaja
kemudian menurun pada usia dewasa muda. Walaupun agak jarang, miopia dapat pula
disebabkan oleh perubahan kelengkungan kornea atau oleh kelainan bentuk lensa mata.
Glaukoma adalah nama penyakit yang diberikan untuk sekumpulan penyakit mata di
mana terjadi kerusakan syaraf mata (nervus opticus) yang terletak di belakang mata dan
mengakibatkan penurunan penglihatan tepi (perifer) dan berakhir dengan kebutaan. Pada
kebanyakan orang, kerusakan syaraf mata ini disebabkan oleh peningkatan tekanan di
dalam bola mata sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan bola
mata (cairan jernih yang membawa oksigen, gula dan nutrient/zat gizi penting lainnya ke
bagian-bagian mata dan juga untuk mempertahankan bentuk bola mata). Pada sebagian
pasien kerusakan syaraf mata bisa juga disebabkan oleh suplai darah yang kurang ke
daerah vital jaringan nervus opticus, adanya kelemahan struktur dari syaraf atau adanya
masalah kesehatan jaringan syaraf. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai glukoma
klik disini.
Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata berselaput dan
rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya, bervariasi
sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total dan menghalangi jalan cahaya.
dalam perkembangan katarak yang terkait dengan usia penderita dapat menyebabkan
penguatan lensa, menyebabkan penderita menderita miopi, menguning secara bertahap
dan keburaman lensa dapat mengurangi persepsi akan warna biru. Katarak biasanya
berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan berpotensi
membutakan jika tidak diobati. Kondisi ini biasanya mempengaruhi kedua mata, tapi
hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari yang lain.
Ablasio Retina adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina
(RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia
berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua.
Ablasio retina lebih besar kemungkinannya terjadi pada orang yang menderita rabun jauh
(miopia) dan pada orang orang yang anggota keluarganya ada yang pernah mengalami
ablasio retina. Ablasio retina dapat pula disebabkan oleh penyakit mata lain, seperti
tumor, peradangan hebat, akibat trauma atau sebagai komplikasi dari diabetes. Bila tidak
segera dilakukan tindakan, ablasio retina dapat menyebabkan cacat penglihatan atau
kebutaan yang menetap.
Pada keadaan terbangun, mata mengedip secara reguler dengan interval dua sampai
sepuluh detik dengan lama kedip selama 0,3-0,4 detik. Hal ini merupakan suatu
mekanisme untuk mempertahankan kontinuitas film prekorneal dengan cara
menyebabkan sekresi air mata ke kornea. Selain itu, mengedip dapat membersihkan
debris dari permukaan okuler. Sebagai tambahan, mengedip dapat mendistribusikan
musin yang dihasilkan sel goblet dan meningkatkan ketebalan lapisan lipid
(McMonnies, 2007).
8. Bagaimana menjaga penglihatannya tetap baik?
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21533/4/Chapter%20II.pdf
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6
meter. Masing-masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan
pemeriksaan menggunakan pinhole untuk menyingkirkan kelainan visus
akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari barisan terkecil yang masih
dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah
6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa
maka visusnya adalah 1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat
membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka visusnya 1/.
a. Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6
meter. Masing-masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan
pemeriksaan menggunakan pinhole untuk menyingkirkan kelainan visus
akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari barisan terkecil yang masih
dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah
6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa
maka visusnya adalah 1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat
membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka visusnya 1/.
Mata kanan pemeriksa harus melihat mata kanan yang diperiksa karena
kalau tidak, hidung keduanya akan bersentuhan.
Konfrontasi
Pemeriksaan Kampimetri
Pemeriksaan Perimetri
Perimeter adalah alat berbentuk setengah bola dengan jari-jari 30 cm.
Mata penderita berada pada titik pusat bola clan berfiksasi pada
bagian sentral parabola perimeter. Obyek digeser pelan-pelan dari tepi
ke arah titik sentral. Dicari batas-batas pada seluruh lapangan pada
saat obyek mulai terlihat. Luas lapang pandangan yang normal adalah 90
derajat temporal, 70 derajat inferior, 60 derajat nasal, 50 derajat
superior.
f. Pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan funduskopi di bidang neurologi bertujuan untuk menilai
keadaan fundus okuli terutama retina dan papil nervus optikus.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat berupa oftalmoskop. Papil
normal berbentuk lonjong, warna jingga muda, di bagian temporal sedikit
pucat, batas dengan sekitarnya tegas, hanya di bagian nasal agak kabur.
Selain itu juga terdapat lekukan fisiologis. Pembuluh darah muncul di
bagian tengah, bercabang keatas. Jalannya arteri agak lurus, sedangkan
vena berkelok-kelok. Perbandingan besar vena : arteri adalah 5:4 sampai
3:2.
Tonometer Schiotz:
Dilakukan inclentasi (penekanan) terhadap permukaan kornea.
Dengan beban tertentu akan terjadi kecekungan pada kornea dan akan
terlihat perubahan pada skala Schiotz. Makin rendah tekanan bola
mata maka skala yang terlihat akan lebih besar dan berlaku sebaliknya.
Angka skala yang clitunjuk dilihat nilainya di dalam tabel untuk konversi
nilai tekanan dalam mmHg.
Tonometer Aplanasi :
Dilakukan dengan menggunakan alat Tonometer yang dikaitkan
dengan Slitlamp. Pengukuran tekanan bola mata di sini tidak
dipengaruhi oleh faktor kekakuan sklera.
Uji saluran :
Tes flourescein
o Mata ditetes flourescein 2%. Normal flourescein masuk ke
hidung
Tes anel
o Pungtum ditusuk jarum tumpul disemprot air, akan terasa
masuk hidung (pada bayi terlihat reflek menelan)
i. Tindal Efek / Oblique Illumination
Yaitu fenomena dimana terjadi pantulan2 cahaya oleh radang pada
partikel2 COA.
Tindal ( - ) ada fokus sinar pada kornea dan di iris, tanpa ada gars yang
menghubungkannya
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Anamnesis
pemeriksaan visus
pemeriksaan fisik : untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata.
1. adnexa (palpebra dan jaringan periokuler)
2. conjungtiva
3. cornea keratometer (alat terkalibrasi yang mengukur radius
kelengkungan kornea dalam 2 merisian yang terpisah 90 derajat)
fotokeratoskop alat yang menilai keseragaman dan ratanya
permukaan dengan memantulkan pola lingkaran konsentris ke
atasnya.
1. Keluhan utama
2. Onset
Fundamental four :
Obyektif
Pemeriksaan visus
2. Supersilia, silia
3. Palpebra
4. Konjungtiva
5. Kornea
7. Iris
8. Pupil
9. Lensa
10. Korpus vitreum
11. Retina
Alat pemeriksaan
Optotype
Lampu batere
Lensa + 20 Dioptri
Kaca pembesar
Lampu listrik 75 watt
Cermin cekung berlubang
Keratoskop placido
Oftalmoskop
Pemeriksaan visus
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui visus
seseorang dan memberikan penilaian menurut ukuran baku yang
ada.
Visus harus diperiksa walaupun secara kasar untuk
membandingkan visus kedua mata.
Kedua mata diperiksa sendiri-sendiri, karena dengan
diperiksa binokuler tidak dapat diketahui adanya kekaburan
pada satu mata.
FOCAL ILLUMINATION
Dasar :
Alat :
Lampu pijar
Condensing lens
Kaca pembesar
Teknik :
Lampu pijar diletakkan di samping depan penderita dan
menghadap ke arah penderita ( berjarak 50 cm ). Sinar dari
lampu pijar dikumpulkan dan difokuskan pada objek yang
diperiksa dengan condensing lens Objek diperiksa dengan
bantuan kaca pembesar
Skiaskopi
d. test konfrontasi
e. tangent screen
f. perimeter
PEMERIKSAAN VISUS SENTRAL