Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRE OPERATIF

PENGANTAR
Pokok Bahasan : PRE OPERATIF
Hari / Tanggal : Rabu, 05 April 2023
Waktu / Jam : 30 menit / pukul 09.00 – 12.00 WIB
Tempat : Ruang Bedah
Sasaran : Pasien dan Keluarga

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 1 jam diharapkan warga setempat
memahami tentang Pre operatif.

II.  TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit, ibu diharapkan :
1. Dapat menjelaskan dan memahami tentang pengertian per operatif
2. Dapat menjelaskan tentang faktor resiko pre operatif
3. Dapat menjelaskan tentang persiapan per operatif

III. MATERI
1. Pengertian pre operatif
2. Faktor resiko pre operatif
3. Persiapan pre operatik

IV. METODE
▪ Ceramah, Diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA
▪ Leaflet & power point
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
No Waktu Fase
Pelaksana Peserta
1. 1 menit Pra 1.   Mengucapkan salam 1.   Menjawab salam
interaksi 2.   Perkenalan 2.   Memperhatikan
1 menit Orientasi 1. Menjelaskan tujuan 1.   Memperhatikan
2. Membagikan leaflet  Menerima dan membaca
a

2. 5 menit Pembukaan 1.   Menjelaskan materi : Memperhatikan


● Menjelaskan Tujuan Bertanya dan
● Menyepakati Waktu mendengarkan jawaban
● Menggali
pengetahuan tentang
pre operatif

3. 18 menit Kerja 1. Menjelaskan tentang


pengertian pre
operatif Menjelaskan tentang KB
2. Menjelaskan tentang &
faktor resiko pre Mendengarkan
operatif
3. Menjelaskan tentang
persiapan pre operatif

3. 5 menit Penutupan 1. Mengucapkan terima Memperhatikan


kasih &
2. Memberi salam Membalas salam
penutup
VIII. MEDIA, SUMBER
a. Media : Lembar Balik KB
b. Sumber :
RAHMAWATI, N. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN
HEMOROID DENGAN TINDAKAN HEMOROIDEKTOMI DI RUANG INSTALASI
BEDAH SENTRAL RSUD ALIMUDIN UMAR LAMPUNG BARAT TAHUN 2021
(Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).

Indah Mauludiyah, S. S. T. (2023). PEMENUHAN KEBUTUHAN PERIOPERATIF (PRE


DAN POST) PADA TINDAKAN OPERASI DI PRAKTIK KEBIDANAN. Keterampilan
Dasar Praktik Kebidanan, 207.

MARHAMAH, M. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN


ILEUS OBSTRUKTIF DENGAN TINDAKAN LAPARATOMI EKSPLORASI DI RUANG
OPERASI RSUD JEND. AHMAD YANI METRO PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2021
(Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).

Aweq, F. L., Ifantono, N., & Hakim, L. (2017). Efektifitas Standar Prosedur Operasional
Terhadap Penurunan Waktu Tunggu Operasi Elektif di Rumah Sakit Umum. Jurnal
Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6(2), 158â.
MATERI KB

1. Pengertian pre operatif


Pre operatif adalah praktik keperawatan yang akan dilakukan secara berkesinambungan sejak
keputusan untuk operasi diambil hingga sampai ke meja pembedahan, dan berakhir di ruang
rawat post operasi.
2. Faktor resiko pre operatif
Tindakan operasi dapat menimbulkan sedikit resiko jika keadaan umum klien baik. Masalah
kesehatan umum yang dapat meningkatkan resiko dan dapat menjadi faktor penyebab
ditundanya suatu tindakan operasi adalah malnutrisi, stres, obesitas, hipertensi, gangguan
fungsi jantung, diabetes melitus, gangguan pada pembekuan darah, dan penyakit lain yang
menjadi kontraindikasi tindakan operasi.
3. Persiapan pre operatif
a. Persiapan administrasi
1. Validasi
Perawat melakukan konfirmasi kebenaran identitas pasien sebagai data dasar untuk
mencocokan prosedur jenis pembedahan yang akan dilakukan
2. Inform consent
Aspek hukum dan tanggung jawab dan tanggung gugat, setiap pasien yang akan menjalani
tindakan medis, wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis
(pembedahan dan anastesi).
3. Pemeriksaan penunjang
Merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan pembedahan. Pemeriksaan
penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan radiologi, laboratorium, maupun
pemeriksaan lain seperti (Electrocardiogram) ECG, dan lain- lain.
4. Jadwal operasi
Untuk meningkatkan standar mutu pelayanan instalasi kamar operasi maka diperlukan
strategi untuk mengatur jadwal dan standar prosedur operasional.
b. Persiapan Fisiologi
1. Menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam sebelum operasi pasien tidak
diperbolehkan minum. Operasi dengan anaestesi lokal/spinal anaestesi makanan ringan
diperbolehkan. Tujuannya supaya tidak aspirasi pada saat pembedahan, mengotori meja
operasi dan mengganggu jalannya operasi.
c. Persiapan Fisik
1. Status nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lingkar lengan
atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen.
2. Kebersihan lambung dan kolon
Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. Tindakan yang bisa diberikan
diantaranya adalah pasien dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan
kolon dengan tindakan enemalavement. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam
(biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan lambung dan
kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan
menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya
infeksi pasca pembedahan.
3. Pencukuran daerah operasi
Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya infeksi pada daerah
yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat
bersembunyi kuman dan juga mengganggu/menghambat penyembuhan dan perawatan luka.

Anda mungkin juga menyukai