I. DESKRIPSI SINGKAT
Mata pelatihan ini membahas tentang: a) promosi kesehatan deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara; b) konseling sebelum pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara; dan c) konseling hasil deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara
V. METODE
A. CTJ
B. Pemutaran Video
C. Studi Kasus
D. Bermain Peran
E. Praktek Lapangan
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi 135
Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Agar langkah pembelajaran dapat berhasil secara efektif, maka perlu disusun langkah-langkah
sebagai berikut:
Langkah 1: Penyiapan Proses Pembelajaran
a. Kegiatan fasilitator
a. Memastikan kesiapan perangkat komputer
b. Memastikan tersedianya jaringan internet.
c. Fasilitator memulai kelas dengan menyapa dengan ramah dan hangat.
d. Melakukan presensi kehadiran peserta dan memastikan peserta hadir.
e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan perangkat komputer / handphone
b. Memastikan tersedianya jaringan internet.
c. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan.
d. Mendengarkan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
e. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum jelas melalui media
online yang disediakan.
2. Kegiatan peserta
a. Menyimak, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting
b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan yang diberikan.
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
Petunjuk:
1. Pelatih/instruktur membagi peserta menjadi 5 kelompok
2. Setiap peserta dalam kelompok diminta untuk membagi peran menjadi:
a. 1 peserta menjadi dokter umum
b. 1 peserta menjadi pasien
c. Peserta lain dalam kelompok tersebut menjadi keluarga pasien
3. Instruktur/ pelatih meminta setiap peserta untuk memainkan perannya sebagai
dokter umum dalam melakukan KIE kepada pasien dan keluarganya selama per peserta
secara bergantian.
4. Instruktur/ pelatih melakukan penilaian terhadap peserta yang sedang berperan sebagai
dokter umum dengan menggunakan checklist yang telah dibuat.
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi
136 Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
5. Pelatih/instruktur memberi klarifikasi dan merangkum hasil seluruh proses bermain peran
yang dilakukan oleh peserta, serta memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk
mengulang atau melengkapi kekurangan per peserta.
Peran:
1. Dokter umum
2. Pasien
3. Keluarga 1
4. Keluarga 2
5. Keluarga 3
Alur Cerita:
Pasien Nn. A 40 tahun diantar oleh keluarganya dengan keluhan demam 5 hari, sakit Ketika
buang air kecil dan ada keputihan disertai bau tidak sedap. Hal ini disadari pasien sejak
2 minggu yang lalu. Pasien 3 bersaudara dan semua wanita. Ibu pasien telah meninggal
dunia 3 tahun lalu dengan Riwayat kanker leher rahim.
Keluarga : Keluarga masih bingung dengan penjelasan dari dokter. Keluarga bertanya
beberapa hal terkait penyakit dan perawatan pasien.
Dokter umum X:
⚫ Menjelaskan ulang mengenai keluhan dan kemungkinan penyakit yang dialami pasien.
⚫ Menjelaskan edukasi terhadap pemeriksaan penyakit yang dialami pasien.
⚫ Menjelaskan edukasi tentang langkah-langkah yang akan dilakukan oleh pasien untuk
diagnosis dan terapi.
⚫ Mengevaluasi hasil edukasi tentang pemahaman pasien.
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi 137
Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi
138 Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1: Jika peserta melakukan komponen penilaian
Perhitungan Nilai
(Jumlah skor/total skor) x 100=………….
Langkah-Langkah
1) Persiapan
a. Persiapkan mental dan fisik anda untuk praktek promosi kesehatan ini
dihadapan audience/sasaran.
b. Perbanyak bahan/media promosi kesehatan untuk dibagikan pada sasaran/
audience yang diambil dari anggota kelompok/teman sesama peserta lain
sesuai jumlah yang telah direncanakan.
c. Antisipasi keadaan, anda mungkin akan menemui hal-hal di luar dugaan saat
pelaksanaan praktek promosi kesehatan dilaksanakan.
d. Siapkan bahan evaluasi yang dikoordinasikan dengan fasilitator
e. Gunakan Teknik komunikasi sesuai usia sasaran, akan lebih baik jika andapun
menyiapkan rewards, jika objek/sasaran sesuai dengan kriteria yang
diharapkan.
f. ”Berlatihlah sebelum bertempur”, Tampilkan performa terbaik anda!!
g. Jika memungkinkan, rekamlah proses tampilan diri anda selama melakukan
praktek.
2) Pelaksanaan
a. Tentukan orang/peserta lain yang akan anda jadikan model sasaran pada
praktek promosi kesehatan. Minta mereka berperan sesuai keadaan sasaran
dimaksud.
b. Lakukan tugas anda menampilkan praktek promosi kesehatan dengan
performa terbaik pada sasaran terpilih dan dihadapan fasilitator.
c. Kesesuaian penampilan praktek dan SAP yang anda buat akan menjadi critical
point bagi observer/fasilitator
d. Anda memiliki waktu tampil 10 menit (persiapan tampil-evaluasi)
e. Tugas fasilitator pada tahap ini adalah mengobservasi jalannya praktek selama
peserta tampil dan melakukan umpan balik serta penilaian terhadap peserta di
akhir waktu.
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi 139
Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Evaluasi Pelaksanaan
Teknik Evaluasi, bisa berdasarkan:
a. hasil obeservasi langsung di hadapan fasilitator, atau
b. tidak langsung berdasarkan rekaman video yang dikirim oleh peserta yang
bersangkutan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai praktek pelaksanaan konseling kesehatan, peserta mampu melakukan
konseling sesuai tahapan berikut ini:
1) Persiapan Praktek Konseling
2) Pelaksanaan Praktek Konseling
3) Evaluasi Pelaksanaan Konseling
Langkah-Langkah
1) Persiapan
a. Persiapkan ruangan yang memadai untuk kepentingan hak privasi sasaran/
klien/pasien,
b. Antisipasi keadaan, untuk menghadapi hal-hal di luar dugaan saat pelaksanaan
praktek konseling dilaksanakan.
c. Siapkan mental untuk mampu bersikap toleransi terhadap umat beragama lain,
dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya
masing-masing.
d. Gunakan Teknik komunikasi sesuai usia sasaran, dan tunjukan empati yang
dalam sehubungan dengan masalah kesehtan yang dihadapi sasaran/klien/
pasien.
e. Siapkan bahan evaluasi yang dikoordinasikan dengan fasilitator
2) Pelaksanaan
a. Tentukan orang/peserta lain yang akan anda jadikan model sasaran/klien/
pasien pada praktek konseling. Minta peserta lain berperan sesuai keadaan
sasaran dimaksud.
b. Lakukan tugas anda menampilkan praktek konseling dengan performa terbaik
pada sasaran terpilih dan dihadapan fasilitator.
c. Anda memiliki waktu tampil 10 menit (persiapan tampil-evaluasi)
d. Fasilitator melakukan observasi jalannya praktek selama peserta tampil dan
melakukan umpan balik serta penilaian terhadap peserta di akhir waktu.
3) Evaluasi Pelaksanaan
Teknik Evaluasi, bisa berdasarkan:
a. hasil obeservasi langsung di hadapan fasilitator, atau
b. tidak langsung berdasarkan rekaman video yang dikirim oleh peserta yang
bersangkutan.
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi
140 Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi 141
Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi
142 Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
IX. URAIAN MATERI
Upaya advokasi di bidang kesehatan yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau
pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya
legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang/
sektor, sesuai keadaan).Pengorganisasian masyarakat (community organization),
pengembangan masyarakat (community development), penggerakkan masyarakat (social
mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dan lain-lain.
Pembinaan suasana, yaitu kegiatan untuk membuat suasana atau iklim yang mendukung
terwujudnya perilaku sehat dengan mengembangkan opini publik yang positif melalui media
massa, tokoh masyarakat, “public figur”, dll.Pengembangan Sumber Daya Manusia, yaitu
kegiatan pendidikan, pelatihan, pertemuan-pertemuan, dll untuk meningkatkan wawasan,
kemauan, dan keterampilan baik petugas kesehatan maupun kelompok-kelompok potensial
masyarakat. Pengembangan iptek, yaitu kegiatan untuk selalu mengembangkan ilmu
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi 143
Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
pengetahuan dan teknologi dalam bidang promosi, informasi, komunikasi, pemasaran,
advokasi, dan lain-lain yang selalu tumbuh dan berkembang. Pengembangan media dan
sarana, yaitu kegiatan untuk “mempersenjatai” diri dengan penyediaan media dan sarana
yang diperlukan untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan.Pengembangan
infrastruktur, yaitu kegiatan penunjang promosi kesehatan: sekretariat, tim promosi, serta
berbagai perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan.
RESUME
Essensi promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat. Sedangkan pemberdayaan
adalah upaya untuk membuat daya sehingga mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri. Untuk itu tentu diperlukan upaya untuk merubah, menumbuhkan atau
mengembangkan perilaku positif. Hal ini merupakan bidang garapan utama pendidikan
kesehatan.
Promosi Kesehatan sejalan dengan Komunikasi, Informasi dan Edukasi. Oleh karena itu,
untuk melakukan pemberdayaan masyarakat tentu diperlukan upaya untuk membuka jalur
komunikasi, yang selanjutnya diisi dengan penyampaian dan dimantapkan dengan edukasi.
Promosi Kesehatan juga menampung aspirasi pemasaran sosial, karena promosi juga berarti
mengenalkan produk (yaitu perilaku hidup sehat) secara luas kepada masyarakat sehingga
mereka dapat menerima dan memanfaatkannya (mempraktekkannya) dalam kehidupan
sehari-hari.
Definisi Konseling
American Counseling Association mendefinisikan konseling sebagaihubungan profesional
yang memberdayakan keberagaman individu, keluarga, dan kelompok untuk mencapai
kesehatan mental, kesehatan, pendidikan, dan tujuan karir.
Menurut Mappiare konseling (counseling), kadang disebut juga dengan promosi kesehatan
yang merupakan suatu bentuk bantuan. Di dalam konseling membutuhkan kemampuan
profesional pada pemberi layanan yang sekurangnya melibatkan pula orang kedua, pemberi
layanan yaitu orang yang sebelumnya merasa ataupun tidak dapat berbuat banyak yang
kemudian setelah mendapat konseling menjadi dapat melakukan sesuatu.
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi
144 Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Definisi lain menurut Division of counseling Psychology, konseling adalah proses yang dapat
membantu individu untuk mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk
mencapai perkembangan kemampuan pribadi yang dimilikinya secara optimal.
Tujuan Konseling
Ada beberapa tujuan konseling diantaranya adalah:
1. Membantu seorang individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan, tuntutan positif lingkungannya dan predisposisi yang dimilikinya seperti
kemampuan dasar dan bakatnya, dalam berbagai latar belakang yang ada seperti
keluarga, pendidikan, atau status ekonomi.
2. Membuat seseorang mengenali dirinya sendiri dengan memberi informasi kepada
individu tentang dirinya, potensinya, kemungkinankemungkinan yang memadai bagi
potensinya dan bagaimana memanfaatkan pengetahuan sebaik-baiknya.
3. Memberi kebebasan kepada individu untuk membuat keputusan sendiri serta memilih
jalurnya sendiri yang dapat megarahkannya.
4. Dalam menjalani hidup menjadikan individu lebih efektif, efisien dan sistematis dalam
memilih alternatif pemecahan masalah.
5. Konseling membantu individu untuk mengahapus / menghilangkan tingkah laku
maladaptif (masalah) menjadi tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan
klien.
Keterampilan Konseling
Seorang konselor harus mempunyi berbagai keterampilan dasar konseling sebagai fasilitator
penyelenggaraan konseling agar mencapai tujuan konseling yang efektif. Keterampilan
konseling meliputi :
1. Keterampilan attending : usaha konselor untuk membangun kondisi awal, mulai dari upaya
menunjukkan sikap empati, menghargai, dan mengetahui apa yang dibutuhkan klien.
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi 145
Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
2. Keterampilan mengundang pembicaraan yang terbuka : membantu memulai wawancara
serta menguraikan masalah.
3. Keterampilan parafrase : mengungkapkan kembali esensi atau inti dari ungkapan
konseling.
4. Keterampilan refleksi perasaan : merespon keadaan perasaan klien terhadap situasi yang
sedang dihadapi.
5. Keterampilan konfrontasi : untuk pemberian tanggapan terhadap pengungkapan
kontradiksi dari klien.
1. Asas kerahasiaan
Bimbingan konseling adalah melayani individu-individu yangbermasalah, namun banyak
orang yang tidak mau memberitahukan masalah yang mereka hadapi selain diri mereka
sendiri. Oleh karena itu, sudah sepatutnya sebagai konselor menjaga kerahasiaan individu
tersebut, hal itu juga termasuk dalam asas kerahasiaan yang merupakan kunci dalam
bimbingan konseling.
2. Asas kesukarelaan
Ketika kerahasiaan telah dijaga oleh konselor, dalam asas kesukarelaan ini diharapkan
klien yang mengalami masalah secara sukarela membawa konselor kepada masalah
yang ia hadapi.
3. Asas Keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan promosi kesehatan yang efisien dimana berlangsung
dalam situasi keterbukaan, bukan hanya dalam sikap penerimaan saran melainkan juga
bersedia membuka diri untuk promosi kesehatan tersebut baik dari pihak konselor mau
pun klien.
4. Asas Keinginan
Masalah klien yang ditanggulangi dalam upaya bimbingan konseling merupakana
masalah-masalah yang dirasakan oleh klien saat ini, bukan masalah yang lampau
atau masalah yang akan datang. Pencegahan dapat dilakukan untuk menghindari
kemungkinan buruk dimasa yang akan datang.
5. Asas Kegiatan
Sebagai sasaran layanan diharapkan klien dapat berpartisipasi aktif dalam melakukan
layanan bimbingan konseling. Usaha lain dilakukan oleh konselor dimana konselor harus
mendorong dan memotivasi klien untuk dapat aktif dalam bimbingan konseling yang
dilakukan.
6. Asas Kemandirian
Dalam asas kemandirian ini tertuju pada tujuan dan sasaran dari bimbingan dan konseling
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi
146 Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
dimana klien diharapkan menjadi individu yang mandiri dengan ciri mengenal diri sendiri
dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri
sendiri. Dalam hal ini, konselor mampu mengarahkan klien kearah kemandirian.
7. Asas Kekinian
Bimbingan dan konseling yang dilakukan adalah membahas tentang permasalahan klien
pada masa yang sekarang dialaminya.
8. Asas Keterpaduan
Dalam asas ini dibutuhkan kerjasama antara konselor dan klien dimana satu sama lain
saling menunjang, harmonis, dan saling terpadukan.
TINGKAT YANKES Melakukan konseling tentang kanker leher rahim, faktor risiko dan pencegahannya
PRIMER/SEKUNDER
Melakukan IVA
Tidak Iya
Sarankan Krioterapi
Konseling
Servikis bukan
kontraindikasi Setuju Menolak Ibu memilih
untuk dirujuk
krioterapia Anjurkan untuk ulangi IVA
Ada servisitis?
1 tahun yang akan datang
RUJUK
Ya
Krioterapi
Tidak
Obati
Evaluasi
- apakah sudah bisa melakukan hubungan
Kembali 1 bulan pasca krioterapi - lesi sudah sembuh
6 bulan I
Kembali 6 bulan pasca krioterapi Acetawhite (-) atau
lesi prakanker
6 bulan II
Keterangan :
* lesi >75% meluas ke dinding vagina atau lebih
dari 2 mm dari diameter krioprobe atau ke dalam
saluran diluar jangkauan krioprobe
6 bulan I : 6 bulan pasca krio pertama
6 bulan II : 6 bulan pasca krio kedua
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi 147
Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Jelaskan bahwa pengobatan berbagai jenis lesi pra-kanker yang mungkin teridentifikasi
dapat dilakukan segera, jika dia menginginkannya. Ibu yang tertarik menjalani pemeriksaan
payudara dan tes IVA harus diberikan informasi mengenai hal-hal sebagai berikut:
⚫ Sifat dari kanker leher rahim sebagai penyakit dan konsekuensi bila terinfeksi HPV
⚫ Faktor risiko penyakit tersebut
⚫ Peranan dan pentingnya melakukan pemeriksaan payudara dan tes IVA
⚫ Konsekuensi jika tidak melakukan pemeriksaan
⚫ Pilihan pengobatan jika hasil IVA ada kelainan
⚫ Perlunya rujukan jika ditemukan adanya kelainan pada payudara yang mencurigakan
kanker.
Pada saat melakukan pemeriksaan payudara dan tesIVA,selalu yakinkan ibu dan
beritahukan hasil temuan, termasuk apakah perlu segera dilakukan pengobatan dengan
krioterapi. Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA negatif, berikan promosi kesehatan
tentang arti dari hasil tes dan kapan harus kembali untuk pemeriksaan selanjutnya. Lamanya
waktu sampai ibu melakukan pemeriksaan kembali harus sesuai dengan panduan lokal
ataupun nasional.
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi
148 Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
⚫ Berikan waktu dan dorong ibu untuk bertanya dan membahas keadaan dirinya.
⚫ Tanyakan apakah ibu memberi persetujuan untuk pengobatan.
Seorang ibu yang terbukti mengalami perubahan serviks pra-kanker (tes IVA positif) harus
mendapat informasi tersebut di atas dan informasi tambahan tentang IMS dan cara
mencegahnya. Berbicara dengan Ibu/Klien mengenai Kanker Leher Rahim 7-8 Panduan
Pencegahan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim untuk Fasilitas dengan Sumberdaya
Terbatas.
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi 149
Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
normal pada leher rahim. Dengan memeriksa leher rahim sebelum muncul gejala,
abnormalitas dapat ditemukan dan pengobatan yang efektif dapat diberikan sehingga
kanker dapat dicegah.
⚫ P : Apa yang disebut kanker leher rahim, dan bagaimana saya dapat terkena?
⚫ J : Kanker leher rahim diakibatkan oleh adanya infeksi menularseksual (IMS). Hal ini
berarti leher rahim telah terpajan oleh satu atau lebih jenis HPV yang menyebabkan
kanker sehingga, setelah beberapa waktu, telah menyebabkan perubahan abnormal
pada sel-sel pada leher rahim. HPV ditularkan melalui hubungan seksual. Kadang kala
kehadiran virustersebut dalam bentuk warts, baik di bagian luar atau di dalam daerah
genital, seperti pada leher rahim. Bila ada sel-sel abnormal pada leher rahim dan tidak
diobati, sel-sel tersebut dapat menjadi kanker dan pada akhirnya menyebar ke seluruh
leher rahim dan organ panggul (pelvik).Jika tidak didiagnosa dan ditangani lebih awal,
kanker tersebut dapat menyebabkan kematian.
⚫ P : Saya seorang perokok. Apakah hal itu dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim?
⚫ J : Merokok merupakan salah satu faktor risiko terkena kanker leher rahim. Walaupun cara
kerja sesungguhnya belum jelas, perempuan perokok tampaknya mempunyai risiko
yang lebih tinggi terkena kanker leher rahim, serta kanker lainnya, dibandingkan yang
tidak merokok. Alasannya mungkin terkait dengan efek dari nikotin dan produk lain dari
rokok, yang terkonsentrasi pada mukosa leher rahim dan mengurangi kemampuan
leher rahim untuk menolak infeksisalah satu atau lebih jenis HPV. Tentunya, salah satu
cara mengurangi risiko tersebut adalah dengan berhenti merokok!
⚫ P : Bagaimana cara kerja IVA?
⚫ J : Dengan mengoleskan asam cuka, tenaga kesehatan dapat melihat perbedaan antara
leher rahim yang tampak sehat dan yang tidak normal. Asam cuka merubah warna
sel-sel abnormal menjadi berwarna putih.
⚫ P : Jika hasil tes saya positif, apakah berarti saya terkena kanker?
⚫ J1: Tidak. Tetapi, jika terlihat ada sel-sel yang tidak normal dan tidak diobati, maka ada
kemungkinan timbul kanker. Agar hal tersebut tidak terjadi, dapat diberikan
pengobatan yang hampir 90% efektifdapat menyembuhkan masalah tersebut untuk
5 tahun mendatang atau lebih.
⚫ J2: Kadang kala hasil tes positif (berarti menurut tenaga kesehatan leher rahim tidak
normal) tetapi, jika dilakukan tes-tes lain, hasilnya kadang kala hasil tes positif
(berarti menurut tenaga kesehatan leher rahim tidak normal) tetapi, jika dilakukan
tes-tes lain, hasilnya mungkin tidak menunjukkan area yang tidak normal. Sehingga,
ada kemungkinan ditawarkan untuk dilakukan pengobatan bahkan jika sebenarnya
mungkin tidak ada penyakit. Jika ibu mempunyai faktor-faktor risiko yang dapat
menyebabkan kanker leher rahim, seperti merokok, mempunyai riwayat IMS,
mempunyai banyak pasangan seksual, atau pernah mendapat hasil test (tes Pap)
abnormal, maka lebih besar kemungkinan ibu mendapat penyakit tersebut. Dalam
kasus seperti itu, lebih besar kemungkinannya bahwa jika menurut Petugas kesehatan
hasil tes adalah positif, maka memang benar positif.
⚫ J3: Jika terbukti atau dicurigai adanya kanker, dan bukan hanya perubahan pra-kanker,
ibu harus dirujuk ke Rumah Sakit untuk menentukan stadium kanker tersebut
dan mendapat pengobatan yang tidak tersedia di fasilitas setempat. Pengobatan
tersebut termasuk tindakan pembedahan atau tindakan lain untuk menilai besarnya
penyakit yang ada atau untuk mengangkat jaringan ikat yang berpenyakit sebanyak
mungkin.
⚫ P : Apakah pengobatan yang diberikan jika ada sel-sel (prakanker) yang tak normal?
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi
150 Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
⚫ J : Pengobatan dilakukan dengan membekukan jaringan ikat leher rahim yang tak normal.
Tindakan tersebut dikenal sebagai krioterapi, dan merupakan tindakan rawat jalan yang
sederhana. Untuk melakukan krioterapi, sebuah alat, yang sangat dingin, diletakkan
pada leher rahim dan sel-sel leher rahim akan dibekukan. Setelah sel-sel tersebut
beku, kemudian akan mati dan lepas dari leher rahim. Ibu akan melihatnya dalam
bentuk semacam keputihan yang banyak selama 4 sampai 6 minggu setelah
pengobatan.
⚫ P : Seberapa efektifkah pengobatan ini?
⚫ J : Krioterapi sekitar 90% efektif dalam menyembuhkan masalah ini sampai minimal
5 tahun mendatang.
⚫ P : Apakah terasa sakit saat diobati?
⚫ J : Pada saat pengobatan, ibu mungkin akan merasa sedikit kram dan rasa dingin pada
vagina dan perut bagian bawah. Kram tersebut akan segera hilang setelah 15 sampai
30 menit dan mudah diobati dengan meminum obat penghilang rasa sakit. Selama
beberapa hari kemudian ibu mungkin mengalami kram ringan dimana ibu bisa
meminum obat penghilang rasa sakit yang biasa diminum jika kram saat menstruasi.
⚫ P : Apa saja efek samping dari pengobatan tersebut? J: Efek samping yang paling umum
dari krioterapi adalah mengalami keputihan selama 4-6 minggu. Hampir semua orang
yang mendapat pengobatan ini mengalami keputihan (discharge). Sebagian
perempuan mungkin juga mengalami menstruasi ringan atau kram. Pada saat
tersebut, ibu tidak boleh menaruh apapun ke dalam vagina. Hal ini berarti ibu tidak
boleh berhubungan seksual, menyemprot (douche) atau menggunakan tampons.
Jika sangat tidak mungkin menghindari hubungan seksualselama 4 minggu setelah
pengobatan, sangat penting agar ibu atau pasangan menggunakan kondom.
⚫ P : Apa yang akan terjadi jika saya tidak memakai kondom?
⚫ J : Pengobatan dengan membekukan menyebabkan “luka” pada leher rahim, sehingga
perlu waktu untuk sembuh. Pada saat penyembuhan luka tersebut, ibu lebih rentan
terkena atau menularkan IMS, seperti chlamydia, gonorrhea atau HIV/AIDS. Itulah
sebabnya penggunaan kondom sangat penting.
⚫ P : Apa kelebihan dari pengobatan tersebut jika saya mungkin sebenarnya tidak
mempunyai penyakit? J: Kelebihan dari pengobatan tersebut adalah kemungkinan
besar ibu tidak akan mengalami kanker leher rahim selama 10 tahun mendatang.
Bahkan bila tidak terlihat adanya jaringan ikat yang tak normal, bentuk awal dari
penyakit mungkin sudah ada. Dengan menjalani pengobatan inisel-sel yang sehat
dapat tumbuh pada leher rahim, sehingga mengurangi kemungkinan munculnya
kanker.
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi 151
Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
petugas kesehatan terlatih.
⚫ P : Mengapa perlu memeriksa payudara?
⚫ J : Pemeriksaan payudara untuk memastikan bahwa payudara ibu masih normal.
Pemeriksaan payudara juga membantu petugas kesehatan menemukan kondisi medis
tertentu (seperti infeksi ataupun tumor) yang dapat menjadi serius jika tidak diobati.
Banyak petugas kesehatan menyarankan agar ibu melakukan pemeriksaan payudara
secara rutin sejak seorang ibu/klien mulai aktif secara seksual atau sejak usia 20 tahun.
⚫ P : Seberapa sering melakukan pemeriksaan payudara ?
⚫ J : Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan sendiri oleh ibu setiap saat.
Akan lebih baik apabila dilakukan juga pemeriksaan klinis(CBE) untuk ibu/klien usia
20-30 tahun setiap 3 tahun satu kali dan diatas 40 tahun satu tahun satu kali, kecuali
apabila ibu memiliki faktor risiko, pemeriksaan dilakukan 1 tahun sekali.
⚫ P : Seberapa umumkah kanker payudara?
⚫ J : Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian yang diakibatkan
oleh kanker pada ibu/klien di seluruh dunia (angka standar untuk populasi dunia adalah
13/100.0003 ). Faktor- faktor yang tampaknya dapat meningkatkan kemungkinan
berkembangnya kanker payudara antara lain:
❑ Usia di atas 40
❑ Ibu atau saudara ibu/klien yang memiliki kanker payudara
❑ Menstruasi pertama kali sebelum usia 12 tahun
❑ Tidak memiliki anak atau memiliki anak setelah usia 30 tahun
❑ Tidak pernah menyusui
❑ Riwayat biopsi payudara
❑ Kelebihan berat badan
⚫ P : Apa saja tanda-tanda yang harus diwaspadai?
⚫ J : Tanda-tanda yang terlihat dengan memperhatikan payudara antara lain:
❑ Penambahan yang tak biasa pada ukuran payudara
❑ Salah satu payudara menggantung lebih rendah dari biasanya
❑ Lekukan seperti lesung pipit kulit payudara
❑ Cekungan atau lipatan pada puting atau areola
❑ Pembengkakan pada lengan bagian atas
❑ Perubahan penampilan puting payudara
❑ Cairan seperti susu atau darah dari salah satu puting
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi
152 Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
⚫ P : Apakah saya harus melepas pakaian?
⚫ J : Ibu akan diminta melepas pakaian luar, termasuk bra, dari pinggang ke atas. Ibu
dapat melepaskannya di ruang tertutup dan menutupi tubuh dengan kain sebelum
petugas kesehatan masuk untuk melakukan pemeriksaan.
⚫ P : Dapatkah saya melihat apa yang terjadi selama pemeriksaan payudara?
⚫ J : Ya, ibu perlu melihat bagaimana payudara ibu diperiksa dan menyimak baik-baik apa
yang dikatakan petugas kesehatan. Ibu juga akan mendapat kesempatan untuk
mempelajari cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
⚫ P : Berapa lama pemeriksaan payudara berlangsung?
⚫ J : Biasanya pemeriksaan payudara berlangsung tidak lebih dari 2–3 menit. Perlu
tambahan 5–10 menit untuk mengajarkan ibu cara melakukan pemeriksaan payudara
sendiri.
⚫ P : Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan payudara sendiri?
⚫ J : Pemeriksaan payudara sendiri yaitu belajar melihat dan memeriksa payudara ibu
sendiri setiap bulan. Dengan melakukannya secara teratur ibu dapat lebih yakin bahwa
ibu dalam keadaan sehat.
⚫ P : Mengapa pemeriksaan payudara tiap bulan penting dilakukan?
⚫ J : Dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri, ibu juga lebih mungkin mengetahui
adanya benjolan atau masalah lain sejak dini (mis.,saat masih berukuran kecil), dan jika
diobati, bila perlu, akan lebih efektif dan lebih mudah dilakukan.
Seperti ditunjukkan di bawah ini (Gambar 7-2): Ibu yang telah dilatih melakukan pemeriksaan
payudara sendiri dapat mendeteksi benjolan kecil daripada ibu yang tidak terlatih.
Mammografi setiap
0,2 sentimeter
tahun
Mammografi pertama
0,6 sentimeter
kali
SADARI
2,75 sentimeter
tidak teratur
SADARI
3,75 sentimeter
tidak terlatih
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi 153
Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
REFERENSI
1) BBPSDMK Kemenkes RI. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Promosi Kesehatan.
Jakarta: BBPSDMK Kemenkes RI.
2) Dr. dr. Laila Nuranna, Sp.OG(K), Buku Acuan Pelatihan Deteksi Dini Kanker Serviks Program
“See and Treat” untuk Dokter dan Bidan, Female Cancer Program – FKUI/RSCM, 2019
3) http:/eprints.undip.ac id>Kamelia_Husein_22010, 2017. Konseling
4) Huezo CM and C Carignan.1997. Medical and Service Delivery Guidelines, Second edition.
5) Planning Appropriate Cervical Cancer Control Programs. PATH: Seattle, Washington.
Burns AA et al. 1997. Where Women Have No Doctor: A Health Guide for Women.
The Hesperian Foundation: Berkeley, California. Do It Yourself: Monthly Breast Self-Exam.
1987. Wyeth-Ayerst Laboratories: Philadelphia, Pennsylvania.
Buku Panduan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraBagi
154 Dokter dan Bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama