Tinja
• Saat bayi lahir usus bagian bawah pnh dgn
mekonium → I : steril, ttp bbrp jam
kemudian mengandungi bakteri
Sistem Hepatika
• Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai
peranan dalam metabolisme hidrat arang, dan
glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah
bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai,
vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam
hepar.
- Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera
setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang).
Lanjutan....
• Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan
hepar untuk meniadakan bekas penghancuran
darah dari peredaran darah.
• Pengkajian Awal
• Mendukung perubahan
0 : Tidak bernafas
1 : napas lambat, tidak teratur, lemah
atau sesak napas
2 : napas regular, menangis kuat
Pertimbangan Khusus
• Jika bayi tidak bernapas/denyut jantung > 100 bpm
setelah kelahiran Resusitasi
• Jangan menunggu sampai 1 mnt untuk menilai Apgar
score
• Jika pasien dan orang terdekat tidak mengetahui ttg
Apgar score diskusikan bersama mereka selama awal
kelahiran
• Pastikan tim menyediakan alat resusitasi yang dibutuhkan
• Observasi bayi yang ibunya mendapatkan sedasi
sebelum kelahiran
Interaksi Ibu- Bayi
Bonding Ikatan Bathin
Daya tarik awal/dorongan untuk terjadinya ikatan
batin antara ortu dan bayinya (Bobak 2000)
Hubungan yang berawal dari saling memikat
diantara orang-orang seperti antara ortu dan
anak ketika pertama kali bertemu (Brazelton,
1978)
Langkah awal untuk saling tertarik dan
berespon antara ortu dan bayi serta merupakan
dasar untuk menciptakan kasih sayang dan
menerima bayinya sebagai anggota keluarga
Bonding
Prinsip-prinsip:
Waktu : Menit/jam pertama kelahiran
Optimal pada kala IV
Respon spesifik ortu-bayi
Ada umpan balik ortu-bayi
Awal penentu perkembangan masa
depan
Bonding
• Proses terjadinya bonding
merupakan ikatan mutualistik ibu-
bayi
• Signaling behavior
• Fase perkenalan
• Perilaku eksekutif
Penilaian Bonding
• Skoring Gray
• Standardisasi cara mengevaluasi
interaksi orangtua-bayi
• Observasi cara ibu melihat, apa
yang ia katakan, dan apa yang ia
lakukan pada periode perinatal
• Dilakukan segera setelah lahir
hingga 2 -3 hari periode postpartum
Reaksi Ibu
• Bonding diperkuat melalui
penggunaan respon sensual, meliputi:
Sentuhan
Kontak mata
Suara
Aroma
Reaksi Bayi
• Tahap reaktif tingkat I (30 menit)
Mata terbuka
fokus pada wajah dan suara ibu
Refleks isap kuat
• Panjang badan
NN : 44 – 50 cm
Ukur dari ujung kepala sampai tumit
Lanjutan......
• lingkar kepala (33 – 35 cm)
Ukur pada oksipitofrontalis
Dilakukan pada hari ke 2 dan ke 3
• Lingkar dada (30 – 33 cm)
Pada garis buah dada
• Lingkar abdomen = dada
Di bawah umbilikus
Diagnosa keperawatan
• Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan refleks hisap tidak adekuat.
• Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan
jumlah lemak
Lanjutan,,,,,,,
*Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan
dengan trauma jaringan (pemotongan tali
pusat) tali pusat masih basah.
• Resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan hilangnya air (IWL),
keterbatasan masukan cairan.
• Kurangnya pengetahuan orangtua
berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi.
Recana Keperawatan
1. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks
hisap tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
• 1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
• 2) Intake dan output makanan seimbang.
• 3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
• 1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya
distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara
secara bergantian 5-10 menit.
• 4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi
masalah dalm pemberian makanan (tersedak,
menolak makanan, produksi mukosa meningkat
2.Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah
lemak.
Tujuan: perubahan suhu tidak terjadi.
Kriteria:
1) Suhu tubuh normal 36-370 C.
2) Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada
tremor, sianosis dan pucat.
Rencana tindakan:
1) Pertahankan suhu lingkungan.
2) Ukur suhu tubuh setiap 4 jam.
3) Mandikan bayi dengan air hangat secara
tepat dan cepat untuk menjaga air bayi
tidak kedinginan.
4) Perhatikan tanda-tanda strees dingin dan
distress pernapasan( tremor, pucat, kulit
dingin).
3.Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan
trauma jaringan (pemotongan tali pusat) tali
pusat masih basah.
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1) Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2) TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR:
40-60x/menit
3) Tali pusat mengering
Rencana tindakan :
1) Pertahankan teknik septic dan aseptic.
2) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah
mandi satu kali perhari.
3) Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari
tanda-tanda infeksi.
4) Inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau
kerusakan integritas kulit.
5) Ukur TTV setiap 4 jam.
6) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium.
4.Resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan hilangnya air (IWL),
keterbatasan masukan cairan.
Tujuan: kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi
yang ditandai dengan output kurang dari 1-
3ml/kg/jam.
2) Membran mukosa normal.
3) Ubun-ubun tidak cekung.
4) Temperature dalam batas normal.
Rencana tindakan :
1) Pertahankan intake sesuai jadwal
2) Berikan minum sesuai jadwal
3) Monitor intake dan output
4) Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran
mukosa, ubun-ubun, turgor kulit, mata
5) Monitor temperatur setiap 2 jam
5.Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi.