Anda di halaman 1dari 61

Askep Gadar Perdarahan,

Tranfusi, Obat Obat


Emergency

Ns. Welas Riyanto, M.Kep, Sp.Kep.MB


Terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh
darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa
( trauma ) atau penyakit
penyakit..
KLASIFIKASI SUMBER PERDARAHAN

1. Perdarahan Nadi ( Arteri )


 Berasala dari pembuluh Nadi
 Keluarnya memancar seirama denyut nadi
 Berwarna merah terang
2. Perdarahan Balik ( Vena )
 Darah keluar mengalir
 Berwarna merah gelap
3. Perdarahan Rambut ( kapiler )
 Darah keluar merembes
 Berwarna merah gelap
Perdarahan yang tampak / terlihat jelas
keluar dari luka terbuka.

Biasanya tak terlihat dan kulit tampak rusak,


kadang-kadang terlihat dibawah permukaan kulit
berupa memar.
Gambar : Perdarahan arteri, vena dan kapiler

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
A. Perlindungan terhadap Infeksi
pada penangan perdarahan :
 Gunakan APD
 Gunakan alat yang bersih / steril.
 Buang bahan yang telah ternoda.

B.Mengendalikan Perdarahan Luar :


 Tekan Langsung ( 5 – 15 menit )
 Elevasi ( dilakukan bersamaan tekan langsung )
 Tekan pada titik sumber perdarahan.
 Cara lain yaitu imobilisasi dengan / tanpa bidai/ Torniket.
1.Pada perdarahan besar :
 Tutup langsung luka
 Pertahankan dan tekan cukup kuat.
 Hacting situasi bila perlu.
 Rawat luka setelah perdarahan terkendali.

2. Pada Perdarahan ringan atau


terkendali
 Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
 Tekan sampai perdarahan terkendali
 Jangan melepas penutup luka balutan pertama.
Gambar : Balut tekan untuk menghentikan perdarahan

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
PERDARAHAN (Lanjutan ...)

KONTROL
PERDARAHAN LUAR
Hentikan sumber dengan
penekanan langsung atau
balut tekan
Tinggikan bagian yang
terluka (lebih tinggi dari
letak jantung)
Bila perlu tekan pembuluh
besar yang menuju ke
tempat tsb (proksimal dari
lokasi perdarahan)
TITIK TEKAN PADA
PEMBULUH DARAH
BESAR

• Kontrol perdarahan
lengan bawah –
tangan, tekan a.
brachialis
• Kontrol perdarahan di
tungkai atau kaki,
tekan a. femoralis
3. Perdarahan dalam / curiga ada
perdarahan dalam :
 Baringkan & Istirahatkan penderita
 Buka jalan nafas & peertahankan
 Perawatan Syok jika ada
 Periksa berkala pernapasan & denyut
nadi
 Jangan beri makan & minum
 Rawat cedera lain
 Beri O2 & Rujuk
LUKA AMPUTASI
 Trauma amputasi adalah hilangnya
bagian tubuh biasanya jari, jari kaki,
lengan, atau kaki yang terjadi sebagai
hasil dari kecelakaan atau trauma.
 Amputasi ekstremitas > 65% dari
traumatik amputasi
 Kebanyakan antara usia 15 dan sebagian
besar korban 80% adalah laki-laki.
Amputasi

• Dapat parsial atau total


• ‘Life over limb’
• Luka tajam lebih baik
prognosanya untuk
disambung kembali
dibandingkan trauma
avulsi
• Pikirkan kemungkinan
replantasi
AMPUTASI
 Amputasi lebih ke proksimal akan
mengancam jiwa karena perdarahan
 Pada umumnya perdarahan akan
berhenti dengan penekanan pada ujung
stump (puntung)
 Bila perdarahan masif tidak terkontrol
dengan balut tekan dapat dipilih
pemasangan tornikuet
 Tornikuet dapat dilakukan sedistal
mungkin
AMPUTASI (lanjutan...)

 Usahakan menemukan bagian amputee dan


bawa serta
 Bagian ini bila mungkin disambung kembali
atau menjadi bagian untuk graft
 Reimplantasi dapat dilakukan pada kondisi
luka tertentu dan fasilitas tertentu
 Cara membawa amputee : bagian amputee
masukan dalam kantong plastik yang bersih
dan kering kemudian masukan dalam tempat
yang lebih besar yang diisi es batu dan air
TOURNIQUET
 Sebagai alternatif terakhir untuk mengontrol
perdarahan ketika semua cara gagal. Karena
tourniquet dapat menghentikan seluruh
aliran darah pada anggota gerak, gunakan
tourniquet hanya pada ujung dari sebuah
anggota gerak yang sudah hancur atau
sudah teramputasi (terpotong).
 Dapat menyebabkan kerusakan yang menetap
pada saraf, otot dan pembuluh darah dan
mungkin berakibat hilangnya fungsi dari
anggota gerak tersebut.
 Selalu coba dulu dengan tekanan langsung.
Gambar : Tarumatik Amputasi pada jari

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Gambar : Tehnik pemasangan tourniquet

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
TRANFUSI DARAH
INDIKASI TRANFUSI
• Hb < 8 g/dl
• Pre operasi
- Tanpa iskemi Hb< 8 g/dl
- Dengan iskemi Hb< 10 g/dl
OBAT OBAT
EMERGENCY
STANDARD KEMASAN LEMARI
TINDAKAN

RAK ATAS LACI DEPAN


1. DOBUTAMIN flc,250 mg:
1. ADRENALIN amp,1 mg: 2. ARAMIN flc:
2. SULFAS ATROPIN amp,0.25 mg: 3. CEDILANID 0,4 mg:
3. ISOPROTERENOL amp,0.2 mg: 4. ADENOSIN flc,20 mg:
4. XYLOCARD amp,100/500 mg: 5. NITROGLYCERIN flc,25 mg:
5. SODIUM BICARBONAT amp,8.4 6. ISOPTIN flc,5 mg:
%:
6. MAGNESIUM SULFAT flc,20 %: 7. ISORDIL tab,5 mg:
7. CALCIUM CHLORIDE flc,10 %: 8. FUROSEMID amp,20 mg:
8. DOPAMIN amp,200 mg: 9. AMINOPHYLLIN amp,2.4 %:
9. DORMICUM amp,15 mg: 10. DEXTROSE 40 % flc,25 cc:
10.SUCCINIL CHOLINE flc: 11. KALIUM CHLORIDE 25 flc,25 cc:
11.TRACRIUM amp,25 mg: 12. NATRIUM CHLORIDE 0,9 % flc,25
cc:
12.PAVULON amp,4 mg: 13. SPUIT 2,5 cc :
14. SPUIT 5 cc :
15. SPUIT 10 cc :
Epineprin
• Efek adrenalin : merangsang reseptor adrenergik yg
menghasilkan vasokontriksi perifer dan meningkatkan aliran
koroner dan serebral.

• Indikasi :
* Henti jantung : VT/VF tanpa nadi, asistol,PEA
* Bradikardi simptomatis : stlh atropin,dopamin,pacu jantung
transkutan
* Hipotensi berat

• Dosis :
* Pada Henti Jantung : 1 mg tiap 3 - 5 mnt
* Jalur ETT : 2-2,5 mg dilarutkan dlm 10 cc NaCl 0,9%
* Pada Bradikardi & Hipotensi berat : 2 – 10 μg/mnt
Vasopressin
• Indikasi :
* Digunakan sbg alternatif epineprin pd : VF yg
tdk respon dgn defibrilasi, asistol, PEA.
* Syok akibat vasodilatasi (syok septik)

• Dosis : 40 unit IV bolus cepat 1 x pemberian

• Perhatian : Tidak direkomendasikan pd pasien


PJK, krn merupakan vasokonstriktor kuat yg
meningkatkan resistensi perifer dan menimbulkan
iskemia dan angina
Norepineprin

• Indikasi : Syok cardiogenik berat (TD sistolik <


70 mmHg) dengan resistensi periper yg rendah

• Dosis : 0,5 – 1 μg/mnt, dititrasi sampai tekanan


darah membaik, hingga 30 μg/mnt.

• Perhatian : Meningkatkan kebutuhan oksigen


dan menginduksi terjadinya aritmia, pemakaian
pd akut MCI harus hati - hati
Dopamine
• Indikasi :
* Obat kedua utk bradikardi yg simptomatis
(stlh atropin)
* Hipotensi dgn TD sistolik 70 – 100 mmHg
dgn tanda-tanda syok.

• Dosis : infus 2 sampai 20 μg/KgBB/mnt, yg dititrasi


perlahan sesuai respon pasien.

• Perhatian : Koreksi hipovolemia sebelum pemberian


dopamin,dpt menyebabkan takiaritmia dan vasokontriksi.
hati – hati pemakaian pd syok kardiogenik dgn CHF
Dobutamin
• Indikasi : gangguan pompa jantung (ggl jtg kongesti,
edema paru) dgn TD sistolik 70 – 100 mmHg yg tdk
disertai tanda-tanda syok.

• Dosis : 2 – 20 μg/KgBB/mnt, dititrasi hingga HR tidak >


10% nilai dasar

• Perhatian : kontraindikasi pd syok akibat obat/racun.


Hindari bila TD sistolik < 100 mmHg yg disertai tanda
syok. Dapat menimbulkan takiaritmia
Inodilators (Milrinone)

Milrinone merupakan inhibitor phospodiestrase III yg


bersifat inotropik dan vasodilator.

• Indikasi : disfungsi miokard dgn resistensi sistemik atau


pulmonal yg tinggi, spt pd : CHF post operasi jtg, syok dgn
resistensi vaskular sistemik yg tinggi.

• Dosis : loading dose 50 μg/Kg dlm 10 mnt , dilanjutkan


infus 0,375 – 0,75 μg/Kg/mnt selama 2 – 3 hari.

• Perhatian : kontraindikasi pd pasien stenosis katup dgn


penurunan curah jtg. Pd pasien dgn ggl ginjal (CCT <
10ml/mnt) dosis dikurangi 25-50%. Dapat mencetus
takiaritmia, hipotensi, trombositopenia dan meningkatkan
iskemia miokard.
Digoxin

• Indikasi : utk memperlambat respon ventrikel pd Af/AFl,


obat alternatif pd reentry SVT

• Dosis : loading dose 10 – 15 μg/KgBB. Pemeriksaan


kadar digoxin setelah lebih 4 jam

• Perhatian : Digoxin jarang digunakan sbg inotropik saat


emergency. Rasio toksik – terapetik sgt sempit terutama
jika hipokalemia. Toksisitas digitalis dpt menyebabkan
aritmia ventrikel yg berbahaya dan mencetus henti
jantung.
Nitroglycerin
• Indikasi : pilihan pertama pada nyeri dada akibat iskemia
miokard, sebagai terapi tambahan pd CHF terutama akibat
volume overload, pd pasien dgn iskemia yg menetap atau
berulang, kongesti pulmonal, hipertensi urgensi

• Dosis : bolus 12,5 – 25 μg. Dilanjutkan infus 10-20 μg/mnt yg


dpt ditingkatkan 5 – 10 μg/mnt setiap 5 – 10 mnt hingga efek
yg diinginkan tercapai. Dosis rendah (30-40 μg/mnt) bersifat
venodilator,dosis tinggi (150 μg/mnt) bersifat dilatasi
arteriolar. Pemberian yg terus menerus dlm 24 jam
menyebabkan terjadi toeransi.

• Perhatian : kontraindikasi pd hipotensi, bradikardi atau


takikardi berat, RV infark
Natrium Bikarbonat
• Indikasi : jika diketahui hiperkalemia, asidosis yg
responsif dgn bicarbonate spt pd ketoasidosis diabetik
atau kelebihan obat antidepresan trisiklik, pada
resusitasi yg lama dgn ventilasi yg efektif

• Dosis : 1 mEq/KgBB IV bolus lambat 5 – 10 mnt. Jika


memungkinkan gunakan anlisa gas darah sbg petunjuk
terapi.

• Perhatian :
* Ventilasi & RJP lebih penting krn bikarbonate bukan
buffer utama pada henti jantung.
* Tidak dianjurkan untuk digunakan rutin pd henti
jantung.
* Jgn diberikan pd asidosis hiperkarbis.
Diuretik
Furosemid menghambat reabsorpsi natrium di tubulus
dan loop of henle ginjal serta menurunkan resistensi
vena dan vaskular pulmonal melalui stimulasi produksi
prostaglandin lokal, yg menimbulkan efek dlm 5 mnt.

• Indikasi : sebagai terapi tambahan pd edema paru akut


tanpa tanda- tanda syok, hipertensi emergensi dan
peningkatan tekanan intrakranial.

• Dosis : 0,5 -1mg/KgBB diberikan dlm 1 – 2 mnt. Jika


tidak respon dpt diberikan 2 mg/KgBB.

• Perhatian : dpt menyebabkan dehidrasi, hipovolume,


hipotensi, hipokalemia atau ggn elektrolit kainnya.
Adenosine
• Indikasi : obat utama pd takikardi dgn QRS sempit, efektif utk
menghentikan PSVT akibat reentry di AV node.

• Dosis : dosis awal 6 mg dlm 1-3 detik didorong dgn 20 cc


NaCl 0,9%. Bila perlu,Ulangi 12 mg 1-2 menit kemudian &
dosis ketiga 12 mg stlh 1-2 mnt kemudian.

• Perhatian : kontraindikasi pd takikardi akibat keracunan obat,


AV blok derajat II atau III.

• Efek samping : wajah kemerahan, nyeri dada/sesak, kadang-


kadang bradikardi/asistol singkat. Kurang efektif pd pasien yg
memakai teofilin. Jika diberikan pd VT/takikardi QRS lebar dpt
memperburuk keadaan (hipotensi). Aman dan efektif pd
kehamilan
Amiodarone
• Indikasi :
* Anti aritmia pilihan I pd VF/VT tanpa nadi.
* Takiaritmia atrial dgn fungsi LV yg rendah & tidak efektif dgn digoxin.
* VT polimorfik atau takikardi dgn QRS lebar yg tdk jelas jenisnya.
* VT stabil pd kegagalan kardioversi
* Membantu utk kardioversi pd SVT/PSVT

• Dosis :
* Pd Henti jtg : 300 mg IV bolus, berikutnya 150 mg setelah 3-5
mnt kemudian. Dosis maksimal 2,2 gram / 24 jam
* Pd takikardi dgn QRS lebar ( stabil) :
- Infus cepat : 150 mg dlm 10 mnt, dpt diulang dgn dosis yg sama bila
perlu, dilanjutkan
- Infus lambat : 360 mg dlm 6 jam, dilanjutkan
- Infus pemeliharaan : 540 mg dlm 18 jam

• Perhatian : Dapat menyebabkan vasodilatasi dan hipotensi, memperpanjang


interval QT, waktu paruh sangat panjang (40 hari)
Atropin Sulfat
• Indikasi : obat utama ps sinus bradikardi yg simptomatis, mgkn
bermnfaat pd AV blok atau ventrikular asistol. Obat kedua (stlh
epineprin/vasopresin) pd asistol atau PEA bradikardi

• Dosis :
* Asistol atau PEA : 1 mg IV bolus, ulangi tiap 3 – 5 mnt
sampai dosis maksimal 3 dosis (3 mg).
* Bradikardi : 0,5 – 1 mg IV bolus tiap 3 – 5 mnt sampai
dosis maksimal 0,04 mg/KgBB (total 3 mg)
* Melalui ETT : 2 – 3 mg diencerkan dlm 10 cc NaCl 0,9 %

• Perhatian : hati – hati pd iskemia miokard & hipoksia, hindari pd


hipotermi dgn bradikardi,tidak efektif pd mobitz tipe II dan total
AV blok.
Lidokain
• Indikasi :
* Henti jantung akibat VF/VT
* VT stabil
* Takikardi dgn QRS lebar jenis tdk jelas
* PSVT dgn QRS lebar

• Dosis :
* 1 – 1,5 mg/kgBB, pd VF yg refrakter : dapat ditambahkan 0,5 – 0,75
mg/KgBB yg diulang 5 – 10 mnt kemudian sampai total 3 mg /
KgBB (3 dosis).
* Jika melalui ETT : 2 – 4 mg/KgBB
* Dosis pemeliharaa : 1 – 4 mg/mnt (30 – 50 μg/KgBB/mnt)

• Perhatian : tidak diajurkan sbg profilaksis pd AMI, turunkan


dosis pemeliharaan jika ada ggn fungsi hati atau ggl
jantung kiri, hentikan bila ada tanda – tanda kercunan
Magnesium Sulfat
• Indikasi : henti jantung akibat torsades de pointes (TdP)
atau diduga hipomagnesemia, aritmia ventrikuler yg
mengancam jiwa akibat kecarunan digitalis.

• Dosis :
* pd henti jantung akibat TdP : 1 – 2 gr
diencerkan dlm 10 cc D5W selama 5 – 20 menit.
* pd TdP dengan Nadi : 1-2 gr dlm 50 – 100 cc
D5W selama 5 – 60 mnt, diikuti 0,5 – 1 gr/jam
IV (titrasi utk mengontrol TdP)

• Perhatian : dapat terjadi hipotensi bila diberikan cepat,


hati – hati pd gagal ginjal.
Verapamil
• Indikasi :
* obat alternatif (setelah adenosin) pd PSVT dgn TD
normal & fungsi LV baik.
* Mengontrol respon ventrikel pd AF

• Dosis :
* dosis I : 2,5 – 5 mg IV bolus dlm 2-3 mnt
* dosis II (jika perlu) : 5 – 10 mg dlm 15-30 mnt.
Dosis maksimal 20 mg.

• Perhatian : Hanya diberikan pd PSVT. Dapat


menurunkan kontraktilitas miokard, vasodilatasi perifer
dan hipotensi

Anda mungkin juga menyukai