Anda di halaman 1dari 60

RESUME KEPERAWATAN NYERI KRONIS PADA PASIEN Ny.

R
YANG MENGALAMI RHEUMATOID ARTRITIS DENGAN
INTERVENSI
KOMPRES JAHE HANGAT

NI MADE DWI CAHYANI

209012597

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
BALI
2021

1
RESUME KEPERAWATAN NYERI KRONIS PADA PASIEN Ny. R YANG
MENGALAMI RHEUMATOID ARTRITIS DENGAN INTERVENSI
KOMPRES JAHE HANGAT

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.R
Umur : 65 tahun
Tempat tanggal lahir : Ababi, 31 Desember1957
Alamat : Banjar ababi, Desa Ababi, Karangasem
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SD

B. KEADAAN UMUM
Kesadaran : Camposmentis

C. Keluhan Utama
Nyeri

D. DATA FOKUS
Ds: Pada saat melakukan pengkajian, klien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kanan
sejak 4 tahun yang lalu. P=Nyeri pada saat bergerak/beraktivitas, Q=Nyeri seperti
ditusuk-tusuk, R=Pada kaki sebelah kanan, S=Skala nyeri 6 (0-10), T=Nyeri
sewaktu-waktu 5 menit sekali.
Do: Klien tampak meringis dan klien tampak memegang kaki sebelah kanan.
- Klien tampak memegang kaki sebelah kanan
TTV:
- Suhu :36,8 o C
- Nadi : 79x/mt
- Tekanan darah :110/80 mmhg
- Pernafasan : 17x/mt

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri kronis b/d proses inflamasi d/d Klien mengatakan nyeri pada kaki sebelah
kanan sejak  4 tahun (P= Nyeri pada saat bergerak/beraktivitas, Q= Nyeri seperti
ditusuk-tusuk,R= Pada kaki sebelah kanan,S= Skala nyeri 6 (0-10) ,T= Nyeri sewaktu
– waktu  5 menit, dan Klien tampak meringis,Klien tampak memegang kaki sebelah
kanan, Suhu :36,8 o C , Nadi : 79x/mt, Tekanan darah :110/80 mmhg, Pernafasan :
17x/mt

2
F. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana keperawatan
No dx dan Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
hari keperawatan
/tanggak
1, nyeri kronis Setelah diberikan Pain Management
Rabu, 28 berhubungan asuhan keperawatan 1. Observasi reaksi nonverbal

Maret 2021 dengan selama 3 x kunjungan 2. Lakukan pengkajian nyeri


secara komprehensif termasuk
15.00 proses dalam 60 menit dalam
lokasi, karakteristik, durasi
inflamasi seminggu di harapkan
frekuensi, kualitas nyeri
tingkat nyeri menurun
3. Identifikasi skala nyeri
 Comfort level
4. Edukasi penyebab nyeri
 Pain control
5. Lakukan dan Ajarkan teknik
 Pain level
nonfarmakologi:
dengan kriteria hasil:
beri kompres jahe hangat
1. TTV tetap dalam
rentang normal
N: 60-100 x/mnt
RR : 16-24x/mnt
S : 36,5-37,5 0 C
TD : 110/70 – 120/80
mmHg
2. Skala nyeri 0-4 dari
skala 0-10
3. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri, mencari
bantuan)
4. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan

3
menggunakan
manajemen nyeri
5. Mampu mengenali
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
6. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang

G. Implementasi
Hari/ No Tindakan Keperawatan Evaluasi proses Ttd

4
Tgl/Jam Dx
Selasa, 7 1 - Mengoservasi reaksi nonverbal Ds: - Dwi
Septemb Do : pasien tampak meringis
er 2021
- Melakukan pengkajian nyeri Ds : mengatakan nyeri pada kaki
Jam
secara komprehensif termasuk sebelah kanan sejak  4
15.00 lokasi, karakteristik, durasi tahun (P= Nyeri pada saat
frekuensi, kualitas nyeri bergerak/beraktivitas, Q=
Nyeri seperti ditusuk-
tusuk,R= Pada kaki sebelah
kanan,S= Skala nyeri 6 (0-
10) ,T= Nyeri sewaktu –
waktu  5 menit,
Do: pasien tampak meringis

Ds: pasien mengatakan skala


- Mengidentifikasi skala nyeri
Dan mengedukasi penyebab nyeri
nyeri 6 dan pasien
mengatakan paham akan
penyebab nyeri
Do : -

- Memberikan teknik non Ds : pasien mengatakan lebih


farmakologi/terapi komplementer nyaman, skala nyeri 5 dan
yaitu Kompres Jahe hangat di area ia mengatakan akan
yang nyeri mencoba lagi nnti jika
nyerinya dating lagi
Do : pasien tampak lebih tenang
dan pasien kooperatif

Rabu, 8 1 - Observasi reaksi nonverbal dan Ds: - Dwi


Septemb mengukur Tanda tanda vital Do : pasien tampak sedikit
er 2021 meringis
Jam Ttv:
16.00 - TD: 110/70 mmhg
- Suhu : 36.1oC
- Respirasi : 17 x/mt
- Nadi : 80x/mt

- Melakukan pengkajian nyeri


Ds : Pasien mengatakan nyerinya
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi
datang lagi namun tidak
frekuensi, kualitas nyeri separah sebelumnya karena
ia sudah mengopresnya
dibagian yang nyeri (P=
Nyeri pada saat
bergerak/beraktivitas, Q=
Nyeri seperti ditusuk-
tusuk,R= Pada kaki sebelah

5
kanan,S= Skala nyeri5 (0-
10) ,T= Nyeri sewaktu –
waktu  5 menit,
Do: pasien tampak sedikit
meringis

- Mengidentifikasi skala nyeri Ds: pasien mengatakan skala


nyeri 5
Do : -

- Melakukan teknik non


Ds : pasien mengatakan lebih
farmakologi/terapi komplementer nyaman, skala nyeri 3
yaitu Kompres Jahe hangat di area Do : pasien tampak lebih tenang
yang nyeri dan nyaman dan koperatif

Kamis, 9 1 - Mengobservasi reaksi nonverbal Ds: - Dwi


Septemb dan mengukur TTV Do : pasien tampak tidak
er meringis
2021 TTV:
Jam TD :110/70 mmhg
16.00 Suhu: 36,2oC
Respirasi : 18 x/mt
Nadi : 69x/mt

- Melakukan pengkajian nyeri Ds : pasien mangatakan nyeri di


secara komprehensif termasuk kakinya sudah sangat lebih
lokasi, karakteristik, durasi
baik
frekuensi, kualitas nyeri
Do: pasien tampak tidak
meringis
- Mengidentifikasi skala nyeri Ds: pasien mengatakan skala
nyeri1
Do : -

Ds : pasien mengatakan lebih


- Memberikan teknik non nyaman, skala nyeri 1
farmakologi/terapi komplementer Do : pasien tampak lebih tenang
yaitu Kompres Jahe hangat di area dan nyaman
yang nyeri
Ds : pasien mengatakan paham
- Mengedukasi penyebab nyeri dan tentang penyebab nyeri
bagaimana cara mengatasi serta yang di rasakan
makanan apa saja yang perlu Do: pasien mendengarkan
dihindari agar nyerinya bisa hilang
dengan baik
H. EVALUASI

6
Hari/Tgl No
No Evaluasi TTd
Jam Dx
S: Pasien mangatakan nyeri di kakinya sudah berkurang, skala
nyeri 1
O: Pasien tampak tidak meringis
Kamis, 9 TTV:
September
TD :110/70 mmhg
2021
1 1 Suhu: 36,2oC Dwi
Respirasi : 18 x/mt
16.00wita
Nadi : 69x/mt

A : Masalah teratasi
P : Pertahan kan kondisi pasien

Lampiran:

1. Pegkajian khusus lansia


1. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
a. MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS
Termasuk yang manakah klien?
Item yang
NO Skor Nilai
dinilai
1 Makan 0 = Tidak mampu
(Feeding) 1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega,
2
dll
2 = Mandiri
2 Mandi 0 = Tergantung dengan orang lain
1
(Bathing) 1 = Mandiri
3 Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, 1
dan bercukur
4 Berpakaian 0 = Tergantung dengan orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (missal mengancing baju) 2
2 = Mandiri
5 Buang air kecil 0= Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
(Bladder) terkontrol
2
1 = Kadang inkotinensia (maks, 1x 24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
besar (Bowel) 1 = Kadang inkotinensia (sekali seminggu) 2
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain 2

7
toilet 1= Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
3
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Imobilitas (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantan satu orang 3
3= Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 2
2 = Mandiri
Total scor 20

8
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

2. PENGKAJIAN KOGNITIF
1) Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Protable Mental Status Questioner
(SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10
pertanyaan
Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
+ 1 Tanggal berapa hari ini? 17 februai
2021
+ 2 Hari apa sekarang? rabu
+ 3 Apa nama tempat ini? rumah
- 4 Berapa nomor telepon Anda? Lupa
+ Dimana alamat Anda? Banjar pande
(tanyakan bila tidak memiliki telepon) kaje , tulikup ,
gianyar
+ 5 Berapa umur Anda? 52 tahun
+ 6 Kapan Anda lahir? Tahun 1969
+ 7 Siapa Presiden Indonesia sekarang? Jokowi
+ 8 Siapa Presiden sebelumnya? Jokowi
+ 9 Siapa nama Ibu Anda? Mangku gasir
+ 10 Berapa 20 dikurangi 3? (Begitu seterusnya 17
sampai bilangan terkecil)
Total score Kesalahan 1

9
KKeterangan
Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat

10
2) Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mnggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam)
Nilai Nilai Pertanyaan Jawaban pasien
maksimu pasien
m
Orientasi
5 (tahun) (musim) (tanggal) 2021,panas ,17,rabu ,f
5
(hari) (bulan apa sekarang?) ebruari
5 3 Dimana kita: (Negara bagian) Indonesia , banjar
(wilayah) (kota) (rumah sakit) pande kaje , gianyar
(lanatai)?
Registrasi
3 3 Sebutkan nama 3 objek : 1 Pasien dapat
detik untuk mengtakan menyebutkan 3 objek
masing-masing. Beri 1 poin yang disebutkan seperti
untuk setiap jawaban yang : jam , anjing ,
benar kalender
Perhatian dan kalkulasi
5 0 Seri 7’s 1 poin untuk setiap Tidak bisa
kebenaran. Berhenti setelah 5
jawaban. Berganti eja “kata”
ke belakang
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimu pasien
m
Mengingat
3 3 Meminta untuk mengulang Jam , anjing , kalender
ketiga objek di atas. Berikan 1
poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9 0 Nama pensil dan melihat (2 Tidak bisa
poin)
Mengulang hal berikut : tidak
ada jika, dan atau tetapi (1
poin)
Nilai total 14

Keterangan
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan
kognitif yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut

11
3. PENGKAJIAN RISIKO JATUH
1) Pengakjian dengan menggunakan skala MORSE
Tgl 17 Februari 2021
No Item Penilaian Jam 16.00 wita
Skor IA 1 2 3 4
1 Usia 0
a. Kurang dari 60 0
b. Lebih dari 60 1
c. Lebih dari 80 2
2 Defisit Sensoris
a. Kacamata bukan bifokal 0
b. Kacamata bifokal 1
c. Gangguan pendengaran 1
d. Kacamata multifokal 2
e. Katarak/ glaukoma 2
f. Hamper tidak melihat/ buta 3
3 Aktivitas 0
a. Mandiri 0
b. ADL dibantu sebagian 2
c. ADL dibantu penuh 3
4 Riwayat Jatuh 2
a. Tidak pernah 0
b. Jatuh< 1 tahun 1
c. Jatuh < 1bulan 2
d. Jatuh pada saat dirawat sekarang 3
5 Kognisi 0
a. Orientasi baik 0
b. Kesulitan mengerti perintah 2
c. Gangguan memori 2
d. Kebingungan 3
e. Disorientasi 3
6 Pengobatan dan Penggunaan Alat 1
Kesehatan
a. >4 jenis pengobatan 1
b. Antihipertensi/ hipoglikemik/ 2
antidepresan 2
c. Sedative/ psikotropika/narkotika 2
d. Infuse/ epidural/ spinal/ dower catheter/
traksi
7 Mobilitas 0
a. Mandiri 0
b. Menggunakan alat bantu berpindah 1
c. Kordinasi/ keseimbangan memburuk 2
d. Dibantu sebagian 3
e. Dibantu penuh/bedrest/nirse assist 4
f. Lingkungan dengan banyak furniture 4
8 Pola BAB/BAK 0

12
a. Teratur 0
b. Inkotinensia urine/feses 1
c. Nokturia 2
d. Urgensi/frekuensi 3
9 Komorbiditas
a. Diabetes/ penyakit jantung/ stroke/ ISK 2
b. Gangguan saraf pusat/ Parkinson 2
c. Pasca bedah 0-24 jam 3

Total skor 3
Keterangan
Risiko Rendah 0-7
Risiko Tinggi 8-13
Risiko Sangat Tinggi ≥ 14
Nama/ paraf

4. PENGKAJIAN STATUS EMOSIONAL


Pertanyaan tahap 1
a. Apakah klien mengalami kesulitan tidur?
Ya
b. Apakah klien sering merasa gelisah?
Tidak
c. Apakah klien sering murung dan menangis sendiri?
Tidak
d. Apakah klien sering was-was atau khawatir?
Tidak
Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan?
Lebih dari satu kali dalam satu bulan
b. Ada atau banyak pikiran?
Tidak
c. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain?
Tidak
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?
Tidak e
e. Cenderung mengurung diri?
Tidak

13
5. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Hubungan sosialisasi klien baik, klien ramah kepada tetangga dan keluarganya.
klien berharap bisa lebih sering berkomunikasi dengan tetangga dan keluarganya
6. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Klien beragama hindu, Klien mengatakanrajin melakukan persembahyangan
sehari-hari dan juga klien melakukan persembahyangan saat rainan,pasien
mengatakan ia syakin sakitnya akan segera pulih s=jika ia mau berobat dengan
teratur dan berdoa

NO ITEM PERTANYAAN YA TIDAK


1 Apakah Bapak/ Ibu sekarang ini merasa puas dengan TIDAK
kehidupannya? 1
2 Apakah Bapak/ Ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau YA
kesenangan akhir-akhir ini? 0
3 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa hampa/ kosong di dalam hidup YA
ini? 1
4 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa bosan? YA
1
5 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai harapan yang baik di TIDAK
masa depan? 1
6 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai pikiran jelek yang YA
mengganggu terus menerus? 1
7 Apakah Bapak/ Ibu memiliki semangat yang baik setiap saat? TIDAK
1
8 Apakah Bapak/ Ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi YA
pada Anda? 0
9 Apakah Bapak/ Ibu merasa bahagia sebagian besar waktu? TIDAK1
10 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa tidak mampu berbuat apa- apa? YA
1
11 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa resah dan gelisah? YA
1
12 Apakah Bapak/ Ibu lebih senang tinggal dirumah daripada keluar YA
dan mengerjakan sesuatu? 1
13 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang masa depan? YA1
14 Apakah Bapak/ Ibu akhir – akhir ini sering pelupa? YA1
15 Apakah Bapak/ Ibu pikir bahwa hidup Bapak/ Ibu sekarang ini TIDAK1
menyenangkan?
16 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa sedih dan putus asa? YA 1
17 Apakah Bapak/ Ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini? YA 1
18 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang masa lalu? YA 1
19 Apakah Bapak/ Ibu merasa hidup ini mengembirakan? TIDAK
1
20 Apakah sulit bagi Bapak/ Ibu untuk memulai kegiatan yang baru? YA 1
21 Apakah Bapak/ Ibu merasa penuh semangat? TIDAK1
22 Apakah Bapak/ Ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada YA 0
harapan?

14
23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik YA 0
keadaanya daripada Bapak/ Ibu?
24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah karena hal- hal yang sepele? YA 1
25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa ingin menangis? TIDAK
0
26 Apakah Bapak/ Ibu sulit berkonsentrasi? YA 0
27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang waktu bangun tidur di pagi TIDAK0
hari?
28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial? YA1
29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu membuat suatu keputusan? TIDAK1
30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih tetap mudah dalam memikirkan YA 0
sesuatu seperti dulu?
7. PENGKAJIAN DEPRESI (menggunakan Geriatric Depression Scale)

8. AFGAR KELUARGA

NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG - TIDAK


(2) KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A: Adaptasi 2
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu apabila saya
mengalami kesulitan (adaptasi)

2 P: Partnership 1
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dan mengungapkan
masalah dengan saya (hubungan)

3 G: Growth 2
Saya puas bahwa keluarga(teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas (pertumbuhan)

4 A: Afek 2
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespons terhadap
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai

5 R: Resolve 1
Saya puas dengan cara teman atau keluarga saya
dan saya menyediakan waktu bersama-sama
mengekspresikan afek dan berespon

15
JUMLAH
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG - TIDAK
(2) KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A: Adaptasi
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu apabila saya
mengalami kesulitan (adaptasi)

2 P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dan mengungapkan
masalah dengan saya (hubungan)

3 G: Growth
Saya puas bahwa keluarga(teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas (pertumbuhan)

4 A: Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespons terhadap
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai

5 R: Resolve
Saya puas dengan cara teman atau keluarga saya
dan saya menyediakan waktu bersama-sama
mengekspresikan afek dan berespon

JUMLAH

Penilaian:
Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai 4-6 : disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga
Interpretasi : dari hasil pengkajian klien tidak mengalami disfungsi keluarga dengan
skor 8
9.

16
17
Hasil Riview Artikel
Peneliti Judul Sampel Metode Output
Deli maria Pengaruh Kompres Jahe Sampel dalam penelitian Metode pengumpulan data Hasil dari penelitian ini menunjukan
(2019) Hangat Terhadap ini dilakukan di 2 menggunakan metoda bahwa terdapat pengaruh kompres
Penurunan Intensitas keluarga sebanyak wawancara dan observasi jahe hangat terhadap penurunan
Nyeri Artritis Reumatoid 3 orang (3 )responden Desain yang digunakan intensitas nyeri pada pasien artritis
Pada Lansia (Akademi lansia dengan nyeri dalam penelitian ini adalah reumatoid.
Keperawatan Rumah rheumatoid artritis studi kasus dengan
Sakit Jakarta) Instrumen penelitian
menggunakan lembar
observasi,

Ninda Pengaruh kompres jahe Populasi dalam Penelitian ini merupakan Berdasarkan hasil penelitian yang
Wahyuni, terhadap intensitas nyeri penelitian ini adalah penelitian quasy eksperiment telah diperoleh, kompres jahe terlihat
S.Kep,Ns., pada penderita seluruh penduduk yang atau percobaan dimana memiliki pengaruh dalam
M.Kep rheumathoid arthritis di sudah didiagnosa dokter kegiatan percobaan bertujuan mengurangi intensitas nyeri
(2016) wilayah kerja puskesmas menderita Reumathoid untuk mengetahui suatu rheumathoid arthritis dimana seluruh
balam medan sunggal Arthritis di wilayah gejala atau pengaruh yang responden mengalami penurunan
kerja Puskesmas Balam timbul, sebagai akibat dari intensitas nyeri setelah perlakuan
Medan Sunggal tahun adanya perlakuan tertentu. kompres jahe
2016 sebanyak 470 jiwa. Rancangan penelitian yang

18
digunakan adalah rancangan
Sampel pada penelitian One Group pretest-postest,
ini adalah penderita dimana rancangan ini tidak
dengan nyeri memiliki kelompok
rheumathoid arthtritis pembanding (kontrol) tetapi
usia diatas 40 tahun di dilakukan observasi pertama
wilayah kerja (pretest) yang
Puskesmas Balam memungkinkan peneliti
Medan Sunggal tahun menguji perubahan yang
2016. terjadi setelah adanya
eksperimen (Pratiknya,
2016)
Henny Kompres jahe berkhasiat Populasi dalam Metode penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian tentang
Syapitri dalam menurunkan penelitian ini adalah menggunakan quasy pengaruh kompres jahe terhadap
(2018) intensitas nyeri pada seluruh penduduk yang eksperiment dengan penurunan Intensitas nyeri
penderita rheumathoid sudah didiagnosa dokter rancangan One Group rheumathoid arthritis pada usia diatas
arthritis di lingkungan menderita Reumathoid pretest-postest,.. Adapun 40 tahun di lingkungan kerja
kerja Puskesmas Tiga Arthritis di lingkungan pengambilan sample pada Puskesmas Tiga Balata didapat
Balata kerja Puskesmas Tiga penelitian ini dengan teknik kesimpulan sebagai berikut :
Balata tahun 2014 Purposive Sampling. 1. Sebelum dilakukan kompres jahe
sebanyak 470 jiwa dan rata-rata intensitas nyeri yang dialami
sampel pada penelitian responden adalah 4,73 dan setelah

19
ini adalah penderita dilakukan kompres jahe rata-rata
dengan nyeri intensitas nyeri yang dialami
rheumathoid arthtritis responden adalah 2,13.
usia diatas 40 tahun di 2. Ada pengaruh kompres jahe
lingkungan kerja terhadap intensitas nyeri pada
Puskesmas Tiga Balata penderita rheumathoid arthritis usia
diatas 40 tahun dengan nilai p-value
0,000.

20
Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)

1. Pembahasan
a. Analisis masalah keperawatan dengan konsep Evidance Based Practice
dan konsep kasus terkait ((diceritakan sampai dengan kenapa memilih
intervensi tersebut)
Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik,
progresif dan lebih banyak terjadi pada wanita, pada usia 25-35 tahun.
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan
ikat sendi secara simetris. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah
Orthopedi, hal. 165).
Salah satu manifestasi klinis dari rheumatoid artritis adalah adanya
rasa nyeri baik akut atau kronis yang biasanya muncul di pesendian,
Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan
tangan, sendi lutut, sendi siku pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi
panggul dan biasanya bersifat bilateral/simetris (Aspiani, 2014).
Angka kejadian rheumatoid arthritis pada tahun 2016 yang
disampaikan oleh WHO adalah mencapai 20% dari penduduk dunia, 5-
10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang
berusia 55 tahun (Majdah & Ramli, 2016; Putri & Priyanto, 2019).
Menurut Riskesdas (2018) jumlah penderita rheumatoid arthritis di
Indonesia mencapai 7,30%. Oleh karena itu perlu ada perhatian khusus
dalam penanganannya terutama pada lansia sebagai upaya penting dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Alternative penanganan nyeri dari rheumatoid artritis ini ada 2
yaitu dengan Intervensi farmakologis yaitu (dengan menggunakan obat-
obatan seperti OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid )) dan
nonfarmakologis, intervensi nonfarmakologis menurut Smeltzer et al.
(2010) meliputi masase, terapi es dan panas, stimulasi listrik syaraf
transkutaneus (TENS), teknik relaksasi, distraksi, hipnosis, musik, dan
juga bisa dengan alternative lain seperti dengan modifikasi pola hidup
sehari-hari dan kembali ke produk alami (back to nature). Mengacu pada
konsep back to nature yaitu dengan menggunakan bahan lokal yang
banyak terdapat dimasyarakat yang dapat memberikan efek farmakologis

Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri …………......... 24


Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)

seperti antioksidan, anti inflamasi, analgesic dan juga antikarsinogek


dimana semua itu dapat di temukan pada jahe, dimana dalam jahe terdapat
kandungan seperti ginggerol, shogaol, dan zingerone. Pemberin jahe
untuk mengatasi nyeri dari rheumatoid artritis dapat diberikan dengan
kompres jahe hangat yang selain sebagai antioksidan juga dapat
memberikan sensasi rileks pada sendi sendi yang nyeri sehingga nyeri
menjadi berkurang (Deli Maria , 2019)

b. Analisis salah satu intervensi dengan konsep Evidance Based Practice


Kompres jahe hangat menjadi salah satu alternatif untuk
meredakan nyeri dari rheumatoid artritis, dimana pada jahe terdapat
kandungan seperti ginggerol, shogaol, dan zingerone yang dapat
memberikan efek farmakologis seperti antioksidan, anti inflamasi,
analgesik, dan antikarsinogenik, sehingga dapat mengobati artritis
reumatoid, asma, stroke, mual, demam dan infeksi (Hernani & Winarti,
2010).
Jahe juga memiliki kandungan enzim siklo-oksigenase yang dapat
mengurangi peradangan pada penderita arthritis reumatoid, selain itu
jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas dan pedas,
dimana dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot atau
terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, manfaat yang maksimal akan
dicapai dalam waktu 20 menit sesudah aplikasi panas (Brunner and
Suddarth, 2010).

c. Konsep masalah keperawatan dan Intervensi yang dipilih sesuai hasil


review Jurnal
Pada jurnal pertama Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Artritis Reumatoid Pada Lansia (Akademi
Keperawatan Rumah Sakit Jakarta) 2019 dimana penelitian ini
menggunkan sampel sebanyak 3 orang/3 responden lansia dengan nyeri
rheumatoid artritis dalam dua keluarga. Metoda pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metoda wawancara dan bservasi,
dengan desain penelitian studi kasus serta instrument penelitian yang
digunakan adalah lembar observasi dari penelitian ini menunjukkan dari
Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri …………......... 25
Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)

Partisipan yang berjumlah berjumlah tiga orang dan ketiganya diberi


kompres air jahe hangat selama delapan hari. Hasilnya menunjukkan rata-
rata skala nyeri sebelum diberikan intervensi sebesar 4.23 (Sd-=1.454)
dan setelah diberikan intervensi sebesar 2.96 (SD = 1.39). Kesimpulannya
terdapat pengaruh kompres air jahe hangat terhadap penurunan skala nyeri
pada pasien artritis rheumatoid. Intervensi kompres air jahe hangat dapat
direkomendasikan sebagai bagian dari intervensi keperawatan keluarga
pada diagnose nyeri artritis rheumatoid pada lansia di keluarga.
Pada jurnal kedua pengaruh kompres jahe terhadap intensitas nyeri
pada penderita rheumathoid arthritis di wilayah kerja puskesmas balam
medan sunggal yang dilakukan oleh Ninda Wahyuni (2018). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh penduduk yang sudah didiagnosa dokter
menderita Reumathoid Arthritis di wilayah kerja Puskesmas Balam
Medan Sunggal tahun 2016 sebanyak 470 jiwa. Sampel pada penelitian ini
adalah penderita dengan nyeri rheumathoid arthtritis usia diatas 40 tahun
di wilayah kerja Puskesmas Balam Medan Sunggal tahun 2016. Penelitian
ini merupakan penelitian quasy eksperiment atau percobaan dimana
kegiatan percobaan bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau
pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan One Group
pretest-postest, dimana rancangan ini tidak memiliki kelompok
pembanding (kontrol) tetapi dilakukan observasi pertama (pretest) yang
memungkinkan peneliti menguji perubahan yang terjadi setelah adanya
eksperimen (Pratiknya, 2016). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diperoleh, kompres jahe terlihat memiliki pengaruh dalam mengurangi
intensitas nyeri rheumathoid arthritis dimana seluruh responden
mengalami penurunan intensitas nyeri setelah perlakuan kompres jahe
selama 20 menit, namun penurunan intensitas nyeri yang dialami oleh
responden berbeda-beda, dimana responden yang mengalami penurunan
intensitas nyeri 4 sebanyak 5 orang (16,7%), responden yang mengalami
penurunan intensitas nyeri 3 sebanyak 11 orang (36,7), responden yang
mengalami penurunan intensitas nyeri 2 sebanyak 11 orang (36,7) dan
responden yang mengalami penurunan intensitas nyeri 1 sebanyak 3

Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri …………......... 26


Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)

orang.
Pada jurnal ketiga, kompres jahe berkhasiat dalam menurunkan
intensitas nyeri pada penderita rheumathoid arthritis yang dilakukan oleh
Henny Syapitri (2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
penduduk yang sudah didiagnosa dokter menderita Reumathoid Arthritis
di lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balata tahun 2014 sebanyak 470 jiwa
dan sampel pada penelitian ini adalah penderita dengan nyeri rheumathoid
arthtritis usia diatas 40 tahun di lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balat.
Metode penelitian ini menggunakan quasy eksperiment dengan rancangan
One Group pretest-postest,. Adapun pengambilan sample pada penelitian
ini dengan teknik Purposive Sampling. Berdasarkan hasil penelitian
tentang pengaruh kompres jahe terhadap penurunan Intensitas nyeri
rheumathoid arthritis pada usia diatas 40 tahun di lingkungan kerja
Puskesmas Tiga Balata didapat kesimpulan sebagai berikut : Sebelum
dilakukan kompres jahe rata-rata intensitas nyeri yang dialami responden
adalah 4,73 dan setelah dilakukan kompres jahe rata-rata intensitas nyeri
yang dialami responden adalah 2,13.dan Ada pengaruh kompres jahe
terhadap intensitas nyeri pada penderita rheumathoid arthritis usia diatas
40 tahun dengan nilai p-value 0,000.
Berdasarkan beberpa review jurnal diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kompres jahe hangat berpengaruh terhadap penurunan
intensitas nyeri pasien yang mengalami rheumatoid artritis dimana dapat
dibUktikan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan semua
menyatakan kompres jahe hangat dapat mengurangi nyeri pasien.

Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri …………......... 27


Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)

Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri …………......... 28


Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)

Journal Scientific Solutem


Vol. 2 No.1 – Januari – Juni 2019
p-ISSN : 2620-7702
e-ISSN : 2621-136X
journal homepage: http://ejurnal.akperbinainsan.ac.id

Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri


Artritis Reumatoid Pada Lansia

Dely Maria
Akademi Keperawatan Rumah Sakit Jakarta e-
mail: clara_laalaa@yahoo.com

Abstrak
Penyakit artritis rheumatoid merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan nyeri pada
daerah lutut, kaki, tangan dan pinggul sehingga dapat mengganggu aktifitasnya. Artritis
rheumatoid ini lebih banyak menyerang lansia karena perubahan fisiknya yang mengalami
proses penuaan. Lansia sering mengalami gangguan sistem muskuloskeletal yang
menyebabkan nyeri sendi. Tujuan penerapan evidence based practice ini untuk mengetahui
pengaruh skala nyeri pada pasien artritis rheumatoid dengan menggunakan kompres air jahe
hangat. Partisipan berjumlah tiga orang dan ketiganya diberi kompres air jahe hangat selama
delapan hari. Hasilnya menunjukkan rata-rata skala nyeri sebelum diberikan intervensi sebesar
4.23 (Sd-=1.454) dan setelah diberikan intervensi sebesar 2.96 (SD = 1.39). Kesimpulannya
terdapat pengaruh kompres air jahe hangat terhadap penurunan skala nyeri pada pasien artritis
rheumatoid. Intervensi kompres air jahe hangat dapat direkomendasikan sebagai bagian dari
intervensi keperawatan keluarga pada diagnose nyeri artritis rheumatoid pada lansia di
keluarga.

Kata Kunci : Lansia, Kompres Jahe, Nyeri, Rheumatoid Artritis

Abstract
Rheumatoid arthritis disesase is an autoimmune diseases that causes pain in
the knees, legs, hands and hips so that it can interfere with the activity.Rheumatoid
arthritis is more attacking the elderly because of physical changes that undergo the
aging process.Elderly often experience disordersof the muskuloskeletalsystem that
causes joint pain. The implementation of this evidence based nursing to determine
the effect of pain scale on rheumatoid arthritis patient by using warm ginger water
compress. Participants in the application of evidence based nursing amounted to
three people and all three were given intervention of warm ginger compress for
eight days. The result of this evidence based nursing implementation shows the
influence of warm ginger compress on the decrease of pain scale in rheumatoid
arthritis. This warm ginger water compression intervention is most likely to be
recommended as part of family nursing intervention on the diagnosis of arthritis
pain rheumatoid elderly in the family.

Key Words : Rheumatoid Arthritis, Pain, Elderly, Ginger Compress

Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri …………......... 29


Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)

Pendahuluan Di Indonesia Penyakit rematik yang paling


Penyakit rematik sering disepelekan oleh banyak ditemukan pada golongan usia lanjut
masyarakat pada umumnya karena tidak di Indonesia. Diperkirakan jumlah penderita
menimbulkan kematian. Padahal, apabila tidak rheumatoid arthritis di Indonesia
ditangani dengan tepat, penyakit rematik dapat 360.0 orang lebih (Tunggal, 2012).
mengakibatkan gangguan fungsi bahkan Prevalensi penyakit sendi atau rematik
kelumpuhan (Nainggolan, 2009). secara nasional di Jawa Barat terdapat
Reumatik adalah penyakit yang menyerang 41,7% dan masuk dalam10 penyakit
persendian dan struktur di sekitarnya. Penyakit terbesar pada pralansia dan lansia
rematik sering sekali dihubungkan dengan (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data
terminologi arthritis yang berhubungan dengan program lansia UPTD (Unit Pelayanan
lebih dari 100 penyakit termasuk rheumatoid Terpadu Daerah) Puskesmas Kotabaru
arthritis, osteoarthritis, gouty arthritis, Bekasi, Kecamatan Bekasi Barat,
spondiloartritis, lupus eritematosus sistemik, didapatkan data yang mempunyai status
skleroderma, dan lain-lain (American College reumatik artritis pada lansia dari bulan
of Rheumatology, 2012). Agustus 2017 sampai 3 Februari
Walaupun penyakit ini tidak menyebabkan 2018 sebanyak 434 orang (43%) dan
kematian namun penyakit rheumatoid artritis termasuk dalam 5 penyakit terbesar di
dapat mengakibatkan masalah medik (nyeri), UPTD (Unit Pelayanan Terpadu Daerah)
psikologis (cemas karena rasa nyeri, sulit tidur Puskesmas Kotabaru Bekasi.
dan gelisah), ekonomi (berkurangnya Berdasarkan hasil pengamatan penulis
penghasilan ekonomi keluarga akibat dari efek implementasi yang dilakukan di UPTD
samping penyakit yang diderita dan penggunaan Puskesmas Kota Bekasi khususnya UPTD
obat-obatan sintesis) dan sosial (terganggunya Puskesmas Kotabaru Bekasi Barat pada
interaksi dilingkungan sekitar). pasien dengan arthritis reumatoid hanya
Oleh karena itu penyakit rhematiod arthritis diberikan terapi analgesic sebagai
harus mendapat perhatian dalam penanganannya implementasi kolaborasi dokter dan
terutama pada lansia sebagai upaya penting didapatkan hasil yang kurang maksimal
dalam peningkatan derajat kesehatan karena pasien dengan artritis reumatoid akan
masyarakat, baik dinegara maju maupun Negara kembali ke Puskesmas dengan keluhan nyeri
berkembang. artritis reumatoid jika terapi anal gesik
Di dunia, arthritis reumatoid merupakan habis, bahkan dapat menyerang pencernaan
penyakit muskuloskeletal yang paling sering karena efek terapi analgesik tersebut.
terjadi. Angka kejadian artritis reumatoid pada Hasil penelitian yang dilakukan oleh
tahun 2016 yang dilaporkan oleh Organisasi Yuliana Siska,et.al (2012) mengenai
Kesehatan Dunia WHO mencapai 20% dari “Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap
penduduk dunia yang terserang artritis, dimana Penurunan Intensitas Nyeri Artritis
5-10% berusia 5-20 tahun dan 20% berusia Reumatoid Pada Lanjut Usia”. Hasil
lebih dari 55 tahun. penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
terapi kompres jahe hangat berpengaruh
terhadap penurunan intensitas nyeri artritis
sebelum dan sesudah dilakukan kompres
jahe hangat didapat nilai signifikan 0.000.

Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri …………......... 30


Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susanti keperawatan pada lansia yang mengalami
(2014), dengan judul ”Pengaruh Kompres Artritis reumatoid dengan masalah Nyeri.
Hangat Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri Subjek yang digunakan adalah 2 keluarga
Artritis Rhematoid Di Panti Sosial Tresna lansia dengan masalah keperawatan Nyeri
Werdha Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar tahun dengan diagnose medis Artritis Reumatoid.
2014” disimpulkan bahwa kompres hangat jahe Kedua partisipan memiliki masalah
berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri keperawatan dan diagnosis medis yang
artritis rhematoid yang dapat dilanjutkan sebagai sama.
intervensi mandiri oleh penderita artritis Metode pengumpulan data yang digunakan
rhematoid dengan ρvalue = 0,000. adalah Wawancara (data dasar keluarga,
Intervensi nonfarmakologis lingkungan, struktur keluarga, fungsi
menurut Smeltzer et al. (2010) meliputi masase, keluarga, stress dan koping keluarga,
terapi es dan panas, stimulasi listrik syaraf harapan keluarga terhadap asuhan
transkutaneus (TENS), teknik relaksasi, keperawatan keluarga, dan fungsi perawatan
distraksi, hipnosis, dan musik. kesehatan).
Salah satu terapi panas dengan kompres jahe Observasi dan pemeriksaan fisik data dasar
hangat, dimana pada jahe terdapat kandungan keluarga, lingkungan, struktur keluarga,
seperti ginggerol, shogaol, dan zingerone yang fungsi keluarga, stress dan koping keluarga,
dapat memberikan efek farmakologis seperti harapan keluarga terhadap asuhan
antioksidan, anti inflamasi, analgesik, dan keperawatan keluarga, dan fungsi perawatan
antikarsinogenik, sehingga dapat mengobati kesehatan.
artritis reumatoid, asma, stroke, mual, demam Data dikumpulkan dari hasil wawancara
dan infeksi (Hernani & Winarti, 2010). dan observasi. Hasil ditulis dalam bentuk
Cara untuk mengurangi nyeri pada penderita catatan lapangan dan disalin secara struktur.
artritis reumatoid salah satunya adalah kompres Setelah itu data dikelompokkan menjadi
jahe hangat, karena jahe memiliki kandungan data subjektif dan data objektif, diagnosis
enzim siklo-oksigenase yang dapat mengurangi dan dibandingkan hasil yang normal.
peradangan pada penderita arthritis reumatoid, Penyajian data dilakukan dengan tabel.
selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis Kerahasiaan klien sangat dijaga dengan cara
yaitu rasa panas dan pedas, dimana dapat membuat initial pada nama klien. Dari data
meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot yang disajikan kemudian data tersebut
atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, dibahas dan dibandingkan dengan hasil
manfaat yang maksimal akan dicapai dalam penelitian terdahulu dan secara teoritis.
waktu 20 menit sesudah aplikasi panas (Brunner
and Suddarth, 2010). Hasil dan Pembahasan
Pada tabel Rerata intensitas nyeri pada hari
Metode delapan lebih kecil dari pada hari pertama
Desain yang digunakan dalam penelitian ini maupun hari sebelumnya dan mengalami
adalah studi kasus untuk mengeksplorasi penurunan sejak hari pertama. Pada tabel
masalah asuhan tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan
yang bermakna antara intensitas nyeri
sebelum dilakukan intervensi dan setelah
dilakukan intervensi. Hasil

Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri …………......... 31


Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)

penelitian menunjukan nilai sebelum diberikan nyeri 5 – 6 (nyeri sedang), nyeri yang
intervensi kompres jahe hangat sebesar 4,13 dialami ketiga pasien berbeda-beda.
(SD=1,454) dan setelah diberikan intervensi Pada Ny. S mengatakan kaku pada sendi,
kompres hangat jahe sebesar 2,96 (SD= 1,398). terjadi saat akan bangun dari duduk dan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan jongkok, nyeri bertambah bila di gunakan
tanggal 14 Februari 2018, didapatkan bahwa untuk berjalan nyeri yang dirasakan pada
dari ketiga pasien memiliki usia rerata 64 tahun lutut sebelah kanan, nyeri seperti tersayat
dan ketiga berjenis kelamin perempuan. Hal ini dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang),
menunjukkan nilai ambang nyeri seseorang lamanya nyeri 10 – 15 menit.
akan meningkat seiring bertambahnya usia dan Pada Ny. U mengatakan nyeri pada lutut
semakin bertambah pula pemahaman terhadap dan paha kanan, kaku pada sendi dan
nyeri dan usaha untuk mengatasinya (Hidayat, kesemutan, dengan skala nyeri 5 (nyeri
2008). sedang), lebih sering dirasakan pada pagi
Lanjut Usia merupakan proses penuaan yang dan sore hari, lamanya nyeri 5
akan dialami oleh setiap individu tanpa ada – 10 menit. Dan pada Ny. A mengatakan
seorangpun yang dapat mencegahnya dan nyeri pada lutut dan tumit kanan mengalami
tentunya keadaan ini juga akan berdampak pada pembengkakkan, nyeri dirasakan seperti
penurunan kondisi fisik dan kesehatan (Replita, tersayat dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang),
2014). nyeri bertambah saat melakukan aktivitas
Selain karena proses penuaan, salah satunya berat, lamanya nyeri 5 – 10 menit.
adalah penurunan sistem muskuloskeletal Hal ini sesuai dengan teori yang ada,
dimana terjadi perubahan komposisi tulang penyebab dari nyeri sendi meliputi usia
rawan dan kandungan air yang dapat lebih dari 60 tahun, jenis kelamin wanita
mempengaruhi beban sendi sehingga dapat lebih sering, faktor genetik, obesitas, cedera
menyebabkan nyeri sendi dan deformitas pada sendi, pekerjaan atau olahraga, serta
tulang rawan (Masumeci, et al, 2015). kepadatan tulang.
Perempuan yang telah menepouse dan Tanda gejala dari nyeri sendi meliputi
memasuki masa usia lanjut mengalami kekakuan, bengkak, dan nyeri yang
penurunan hormon esterogen membuat penderita sulit berjalan, mendaki,
sehingga terjadi duduk, dan bangkit dari kursi serta kaku di
ketidakseimbangan osteoblas dan osteoklas pagi hari (Kurnia Dewi, 2009). Diagnosa
yang mengakibatkan penurunan massa tulang utama yang sering terjadi pada artritis
sehingga menyebabkan tulang menipis, reumatoid adalah nyeri akibat pengalaman
berongga, kekakuan sendi, pengelupasan tulang sensori dan emosi yang tidak
rawan sendi sehingga terjadi nyeri sendi menyenangkan akibat kerusakan jaringan
(Smetzler, et al. 2010). dengan intensitas ringan hingga berat (Deni
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, Yasmara, et al, 2016).
dapat ditegakan diagnosa keperawatan pertama Menurut Smeltzer et al. (2010) terapi
adalah Nyeri kronis. Ketiga pasien memiliki nonfarmakologis untuk menurunkan
intensitas nyeri yang sama dengan skala intensitas nyeri meliputi masase, terapi es
dan panas, stimulasi listrik syaraf
transkutaneus (TENS), teknik relaksasi,
distraksi, hipnosis, dan musik.

Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri …………......... 32


Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)

Manajemen nyeri yang dilakukan oleh Deni intensitas nyeri artritis sebelum dan sesudah
Yasmara (2016), dengan menggunakan dilakukan kompres jahe hangat dengan hasil
analgetik, stimulasi listrik syaraf transkutaneus penelitian rata-rata (mean) skala artritis
(TENS), kompres es atau dingin, relaksasi reumatoid pre-test 4,79 dan rata-rata
progresif, dan intervensi bedah. Dari intensitas nyeri post-test 2,58. Dan hasil
permasalahan yang ada, penulis lebih analisa data penelitian dengan menggunakan
memfokuskan pada manajemen nyeri dengan uji-t test didapat nilai signifikan 0.000.
pemberian tindakan nonfarmakologis yaitu Penelitian lain Susanti, (2014) tentang
kompres jahe hangat sesuai dengan penelitian pengaruh kompres jahe terhadap intensitas
yang telah ada. Intervensi ini juga dapat nyeri penderita arthritis reumathoid
membantu keluarga dalam memberikan sebanyak 20 orang lansia yang menderita
perawatan kepada anggota keluarga yang rheumathoid arthritis dengan rata-rata nyeri
menderita artritis reumatoid secara mandiri. sebelum kompres jahe (pre-test) yaitu 3,80
Kompres jahe hangat dapat menurunkan nyeri dengan standar deviasi 1,005 dan rata-rata
atritis rhematoid. Kompres jahe merupakan nyeri setelah kompres jahe (post-test) yaitu
pengobatan tradisional atau terapi mon 2,80 dengan standar deviasi 1,005
farmakologis untuk mengurangi nyeri artritis berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan pvalue
rhematoid. Dimana jahe terdapat kandungan 0,000 (<0,05), berarti ada pengaruh yang
seperti ginggerol, shogaol, dan zingerone yang signifikan terhadap penurunan intensitas
dapat memberikan efek farmakologis seperti nyeri artritis rheumathoid pada lansia.
antioksidan, anti inflamasi, analgesik, dan Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
antikarsinogenik, sehingga dapat mengobati penulis bahwa terdapat penurunan intensitas
artritis reumatoid, asma, stroke, mual, demam nyeri pada artritis reumatoid yang di
dan infeksi (Hernani & Winarti, 2010). tunjukan dengan adanya penurunan skor
Beberapa hasil penelitian lain yang mendukung intensitas nyeri setelah dilakukan intervensi
hasil penelitian ini. Siska Damaiyanti, et.al kompres jahe hangat. Intervensi kompres
(2012) menjelaskan bahwa kompres jahe hangat jahe hangat diberikan selama 20 menit
memiliki kandungan enzim siklo- oksigenasi kepada setiap responden.
yang dapat mengurangi peradangan pada Hasil penelitian menunjukan nilai sebelum
penderita artritis reumatoid, selain itu jahe juga diberikan intervensi kompres jahe hangat
memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas sebesar 4,13 (SD=1,454) dan setelah
dan pedas, dimana rasa panas ini dapat diberikan intervensi kompres hangat jahe
meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot sebesar 2,96 (SD= 1,398).
atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah Penurunan intensitas nyeri setelah intervensi
sehingga dapat memperlancar sirkulasi darah. kompres jahe hangat berkisar pada
Terapi kompres jahe hangat diberikan pada penurunan 1-2 tingkat dari intensitas nyeri
semua responden penelitian selama 20 menit sebelumnya. Dimana sebelum dilakukan
dan berpengaruh terhadap penurunan intervensi kompres jahe hangat skala nyeri
berkisar 5 – 6 (nyeri sedang).
Dan setelah dilakukan intervensi kompres
jahe hangat terdapat penurunan intensitas
nyeri, dua responden dengan

Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri …………......... 33


Volume IX No. 1 Januari
2016
skala nyeri 1 – 2 (nyeri ringan), dan satu responden yang sudah tidak mengalami nyeri.
Hasil evaluasi subyektif dari responden penelitian, bahwa setelah dilakukan intervensi kompres jahe
hangat, responden merasa lebih rileks, tidur lebih lelap, nyeri dan bengkak berkurang, persendian tidak
kaku dan lebih ringan dalam pergerakan sendi.
Hal ini karena didalam jahe terdapat enzim siklo-oksigenasi yang dapat melancarkan sirkulasi darah,
memberikan rasa hangat dan menimbulkan rasa rileks sehingga dapat mengurangi nyeri.

Kesimpulan
Hasil intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi kompres jahe hangat pada ketiga responden
menunjukan skala nyeri 5–6 (nyeri sedang). Dan setelah dilakukan intervensi kompres jahe hangat
terdapat penurunan intensitas nyeri, dua responden dengan skala nyeri 1–2 (nyeri ringan), dan satu
responden yang sudah tidak mengalami nyeri. Dimana setiap responden memiliki karakteristik nyeri
yang berbeda dan diberi perlakuan yang sama saat intervensi.
Hasil penelitian menunjukan nilai sebelum diberikan intervensi kompres jahe hangat sebesar 4,13
(SD=1,454) dan setelah diberikan intervensi kompres jahe hangat sebesar 2,96 (SD= 1,398).
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh kompres jahe hangat terhadap penurunan
intensitas nyeri pada pasien artritis reumatoid.

Daftar Pustaka
[1] Achjar, Komang Ayu Henny.(2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan
Keluarga. Cetakan I. Jakarta: Sagung seto
[2] Anas Tamsuri. (2006). Konsep dan penatalaksanaan nyeri.. Buku kedokteran .Jakarta :
EGC
[3] Damayanti,Siska,et.al.(2012).Pengar uh kompres jahe hangat terhadap penurunan
intensitas nyeri arthritis rheumatoid pada lanjut usia di panti sosial tresna werdha kasih
saying ibu kanagarian cubadak batusangkar 2012 di akses pada tanggal 29
januari 2018
[4] Hernanidan Christina Winarti.(2010). kandungan bahan aktif jahe dan pemanfaatannya
dalam bidang kesehatan.Bogor

Jurnal Keperawatan Flora 34


Volume IX No. 1 Januari
2016

Jurnal Keperawatan Flora 35


Volume IX No. 1 Januari
2016
PENGARUH KOMPRES JAHE TERHADAP INTENSITAS NYERI
PADA PENDERITA RHEUMATHOID ARTHRITIS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BALAM MEDAN SUNGGAL

Ninda Wahyuni, S.Kep,Ns.,M.Kep


(D3 Keperawatan STIKes Flora Medan)

Abstrak
Menua (menjadi tua) merupakan suatu proses menghilangnya secara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam
Nugroho. W, 2000). Seseorang yang sudah mengalami lanjut usia akan
mengalami beberapa perubahan pada tubuh/fisik, psikis/intelektual, sosial
kemasyarakatan maupun secara spiritual atau keyakinan. Salah satu perubahan
tersebut terjadi pada Sistem Muskuloskletal dimana tulang kehilangan cairan dan
makin rapuh, tafosis, tubuh menjadi lebih pendek, persendian membesar dan
menjadi kaku, tendon mengerut dan menjadi sklerosis, atrofi serabut otot
(Wahjudi Nugroho, 2000). Dengan meningkatnya usia fungsi otot dapat dilatih
dengan baik namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita rematik.
Bagaimana timbulnya kejadian reumathoid arthritis ini sampai sekarang belum
sepenuhnya dimengerti (Bjelle, 2004). Berdasarkan kesepakatan para ahli di
bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda.
Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh, kompres jahe terlihat
memiliki pengaruh dalam mengurangi intensitas nyeri rheumathoid arthritis
dimana seluruh responden mengalami penurunan intensitas nyeri setelah
perlakuan kompres jahe selama 20 menit, namun penurunan intensitas nyeri yang
dialami oleh responden berbeda-beda, dimana responden yang mengalami
penurunan intensitas nyeri 4 sebanyak 5 orang (16,7%), responden yang
mengalami penurunan intensitas nyeri 3 sebanyak 11 orang (36,7), responden
yang mengalami penurunan intensitas nyeri 2 sebanyak 11 orang (36,7) dan
responden yang mengalami penurunan intensitas nyeri 1 sebanyak 3 orang. Hal
ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko antara lain psiko-
kultural dan sifat nyeri yang merupakan persepsi dan perbedaan individu dan
perasaan subjektif dari setiap perasaan nyeri antara dua orang yang berbeda
pula.
Kata Kunci : Rheumatoid Arthritis

Jurnal Keperawatan Flora 36


Volume IX No. 1 Januari
2016
PENDAHULUAN
Latarbelakang Masalah
Penyakit rematik dan keradangan sendi merupakan penyakit yang banyak dijumpai di
masyarakat, khususnya pada orang yang berumur 40 tahun keatas. Lebih dari 40 persen dari
golongan umur tersebut menderita keluhan nyeri sendi otot. Dalam hal ini masalah rematik
dipandang sebagai salah satu masalah kesehatan utama sejak tahun 2000 (Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara, 2010). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2008 penyakit
sendi/reumatik/encok/osteoartritis adalah penyakit yang sering terjadi dengan pertambahan
umur terutama setelah berumur 45 tahun ke atas.
Saat ini diperkirakan paling tidak 355 juta penduduk dunia menderita rematik, yang
artinya 1 dari 6 penduduk dunia mengalami penyakit rematik. Sementara itu, hasil survei di
benua Eropa pada tahun 2004 menunjukkan bahwa penyakit rematik merupakan penyakit
kronik yang paling sering dijumpai. Kurang lebih 50% penduduk Eropa yang berusia diatas 50
tahun mengalami keluhan nyeri muskuloskeletal paling tidak selama 1 bulan pada waktu
dilakukan survei (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2010). Berdasarkan
AmericanCollege Of Rheumathology (2013) menyatakan bahwa sebanyak 52,5 juta atau sekitar
23 persen penduduk dewasa Amerika Serikat menderita rheumatoid arthritis.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Rheumatoid Arthritis
1. Definisi Rheumatoid Arthritis
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua,
itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi. Sedangkan
rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan
dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Rheumatoid arthtritis adalah
penyakit yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya (Puslitbang Biomrdis dan
Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2009).
Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama
poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien-pasien
rheumatoid artritis terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresivitasnya.
2. Klasifikasi Rheumatoid Arthritis
Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
a. Rheumatoid arthritis clasik
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus
menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
b. Rheumatoid arthritis defisit
Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus

Jurnal Keperawatan Flora 37


Volume IX No. 1 Januari
2016
menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
c. Probable rheumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus
menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
d. Possible rheumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus
menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
3. Etiologi Rheumatoid Arthritis
Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi
virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008), faktor resiko terjadinya rheumathoid
artritis :
a. Faktor genetik
Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas
utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif. Pengemban HLA-DR4
memiliki resiko relative 4:1 untuk menderita penyakit ini.
b. Faktor lingkungan termasuk infeksi oleh bakteri atau virus
Umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh
gambaran inflamasi yang mencolok.
c. Faktor hormon estrrogen
Sering dijumpai remisi pada wanita hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor
ketidakseimbangan hormonal estrogen.
d. Faktor stress
Pada saat stress keluar heat shock protein (HSP) yang merupakan sekelompok protein
berukuran sedang (60-90 kDa) yang dibentuk oleh seluruh spesies pada saat stress.
e. Penuaan
Seiring dengan bertambahnya usia, struktur anatomis dan fungsi organ mulai mengalami
kemunduran. Pada lansia, cairan synovial pada sendi mulai berkurang sehingga pada saat
pergerakan terjadi gesekan pada tulang yang menyebabkan nyeri.
f. Inflamasi
Inflamasi meliputi serangkaian tahapan yang saling berkaitan. Antibodi imunoglobulin
membentuk komplek imun dengan antigen. Fagositosis komplek imun akan dimulai dan
menghasilkan reaksi inflamasi (pembengkakan, nyeri serta edema pada sendi).
Konsep Nyeri
1. Definisi nyeri
International Association for Study of Pain (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu
sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang bersifat aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-

Jurnal Keperawatan Flora 38


Volume IX No. 1 Januari
2016
kejadian dimmana terjadi kerusakan. Nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan baik secara
aktual maupun potensial (Winscon Medical Journal 2003. Volume 102, No,7) McCaffery (1980)
menyatakan bahwa nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut
dan terjadi kapan saja saat seseorang mengatakan merasa nyeri.
2. Fisiologi Nyeri
Nyeri selalu dikaitkan dengan adanya stimulus (rangsang nyeri) dan reseptor. Reseptor
yang dimaksud adalah nosireseptor, yaitu ujung-ujung saraf bebas pada kulit yang berespon
terhadap stimulus yang kuat. Reseptor nyeri merupakan sel-sel khusus yang mendeteksi
perubahan-perubahan partikular disekitarnya, reseptor ini dapat terbagi menjadi exteroreseptor,
Telereseptor, Propioseptor dan Interoseptor.
3. Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan awitan nyeri dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu nyeri akut dan kronik.
a. Nyeri akut
Biasanya timbul secara mendadak dengan durasi yang singkat, terbatas dan pada umumnya
berhubungan dengan suatu lesi yang dapat diidentifikasi.
b. Sedangkan nyeri kronik
Sifatnya menetap dan melampaui batas kesembuhan penyakit dan biasanya tidak
ditemukan suatu penyakit atau kerusakan jaringan. Nyeri kronik pada lansia dapat
menyebabkan lansia sangat tergantung pada orang lain, depresi dan kehilangan rasa
percaya diri.
Konsep Jahe
Tanaman jahe (Zingiber officinale) telah lama dikenal dan tumbuh baik di indonesia.
Jahe merupakan salah satu rempah-rempah penting. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain
sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biscuit,
kembang gula dan berbagai minuman. Jahe adalah tumbuhan tahunan dengan tinggi 50-100 cm.
Tumbuhan ini memiliki rimpang tebal berwarna coklat kemerahan. Daunnya sempit berbentuk
lanset dengan panjang tangaki 10-25 cm dan terdapat daun kecil pada dasar bunga. Mahkota
bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm, berwarna ungu tua dengan bercak krem-kuning.
Kelopak bunga kecil, berbentuk tabung dan bergerigi tiga (Ross, 1999).
Berdasarkan bentuk, warna dan ukuran rimpang, ada 3 jenis jahe yang dikenal, yaitu
jahe putih besar/jahe badak, jahe putih kecil atau emprit dan jahe sunti atau merah secara umum
ketiga jahe tersebut mengandung pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil protein, vitamin,
mineral, dan enzim proteolik yang disebut Zingibain (Denyer et al 1994 dalam Hernani dan
Winarti, 2010).
Kompres Jahe
Kompres jahe dapat menurunkan nyeri reumathoid artritis (Santoso, 2013).
Mengompres berarti memberikan rasa hangat pada klien dengan menggunakan cairan atau alat

Jurnal Keperawatan Flora 39


Volume IX No. 1 Januari
2016
yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh tertentu yang memerlukannya (Poltekes
Kemenkes maluku, 2016 dalam Fanada, 2012).
Komponen utama dari jahe segar adalah senyawa homolog fenolik keton yang dikenal
sebagai gingerol. Pada suhu tinggi gingerol akan berubah menjadi shogaol yang memiliki efek
panas dan pedas dibanding gingerol (Misrah, 2009). Efek panas dan pedas pada jahe inilah yang
dapat meredakan nyeri, kaku dan spasme otot pada arthritis reumatoid. Sehingga jahe juga dapat
digunakan untuk mengobati penyakit, jahe juga banyak mempunyai khasiat seperti antihelmetik,
antirematik, dan peluruh masuk angin. Jahe mempunyai efek untuk menurunkan sensasi nyeri
juga meningkatkan proses penyembuhan jaringan yang mengalami kerusakan, penggunaan
panas pada jahe selain memberikan reaksi fisiologis, antara lain : meningkatkan respon
inflamasi (Utami, 2005).

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh kompres jahe terhadap intensitas nyeri pada penderita
rheumathoid arthritis usia diatas 40 tahun di wilayah kerja Puskesmas Balam Medan
Sunggal Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data demografi : usia, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan penderita rhematoid arthritis di wilayah kerja Puskesmas
Balam Medan Sunggal Tahun 2016.
b. Mengidentifikasi intensitas nyeri pada penderita rheumatoid arthritis
pada usia diatas 40 tahun sebelum dan sesudah dilakukan kompres jahe di
Wilayah kerja Puskesmas Balam Medan Sunggal Tahun 2016.
Menganalisa perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kompres jahe
pada penderita rheumatoid arthritis usia diatas 40 tahun di Wilayah kerja Puskesmas Balam
Medan Sunggal Tahun 2016.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Memberikan masukaan pengetahuan dalam mengatasi nyeri rheumathoid
arthritis, dimana responden dapat mandiri mengolah jahe sebagai terapi
komplementer dalam mengatasi nyeri rheumathoid arthritis.
2. Bagi Praktek Keperawatan
Memberikan masukan pengetahuan terapi komplementer dengan kompres jahe yang
dapat digunakan sebagai tindakan keperawatan baik di komunitas maupun di rumah
sakit untuk mengurangi intensitas nyeri pada penderita rheumatoid arthritis.
3. Bagi Pendidikan Keperawatan

Jurnal Keperawatan Flora 40


Volume IX No. 1 Januari
2016
Memberikan masukan ilmiah kepada pendidik dan mahasiswa terhadap manajemen
nyeri pada kasus rheumatoid arthritis yaitu melalui kompres jahe dapat dijadikan
sebagai komplementer.
4. Peneliti Selanjutnya
Sebagai salah satu data dasar dalam pengembangan penelitian tentang keefektifan
kompres jahe terhadap penurunan intensitas nyeri pada penderita rheumatoid arthritis.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperiment atau percobaan dimana kegiatan
percobaan bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat
dari adanya perlakuan tertentu.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan One Group pretest-postest,


dimana rancangan ini tidak memiliki kelompok pembanding (kontrol) tetapi dilakukan
observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti menguji perubahan yang terjadi
setelah adanya eksperimen (Pratiknya, 2016)
Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Balam Medan Sunggal, dimana
penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Balam Medan Sunggal khususnya penduduk
usia diatas 40 tahun menderita reumathoid artritis.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang sudah didiagnosa dokter
menderita Reumathoid Arthritis di wilayah kerja Puskesmas Balam Medan Sunggal
tahun 2016 sebanyak 470 jiwa.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah penderita dengan nyeri rheumathoid arthtritis usia
diatas 40 tahun di wilayah kerja Puskesmas Balam Medan Sunggal tahun 2016.
Metode Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan menggunakan lembar
wawancara serta observasi menggunakan lembar observasi intensitas nyeri pretest dan
postest dengan skala intensitas nyeri numerik (0-10). Adapun waktu pemberian
intervensi adalah 20 menit dan 20 menit setelah intervensi intensitas nyeri diukur
kembali.

Jurnal Keperawatan Flora 41


Volume IX No. 1 Januari
2016
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari bagian SP2TP Puskesmas Balam Medan Sunggal , 2016.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Pada bab ini menyajikan hasil penelitian tentang pengaruh kompres jahe terhadap
intensitas nyeri pada penderita rheumathoid arthritis usia diatas 40 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Balam Medan Sunggal Tahun 2016 telah dilaksanakan selama 14 hari dari tanggal 6
Maret 2016 sampai dengan 20 Maret 2016. Peneliti mengumpulkan data selama 1 hari yaitu
data sekunder penderita rheumathoid arthritis dari Puskesmas Balam Medan Sunggaldan
peneliti melakukan anamnese kepada penderita rheumathoid arthritis tersebut. Dalam penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling dimana responden penelitian diambil berdasarkan
pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Responden pada penelitian ini
berjumlah 30 orang. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi tingkat nyeri yang dialami
penderita rheumathoid arthritis sebelum dan sesudah pemberian kompres jahe sebanyak 1 kali
saat nyeri menyerang selama 20 menit dengan jumlah jahe 20 gram .
Hasil penelitian akan dijelaskan dalam dua bagian, yaitu analisis univariat yang
menggambarkan data demografi penderita rheumathoid arthritis, dan intensitas nyeri
rheumathoid arthritis sebelum dan sesudah kompres jahe, sedangkan analisa bivariat
memaparkan tentang pengaruh kompres jahe terhadap intensitas nyeri pada penderita
rheumathoid arthritis usia diatas 40 tahun di wilayah kerja Puskesmas Balam Medan
SunggalTahun 2016.
1. Analisa Univariat
a. Data Demografi
1) Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Tabel .1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi


(n) (%)

Perempuan 21 70
Laki-laki 9 30.0
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 21 orang (70 %).
2) Karakteristik Usia Responden
Jurnal Keperawatan Flora 42
Volume IX No. 1 Januari
2016
Tabel .2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Fkrekuensi Persentasi
(Tahun) (n) (%)

40 3 10.0
41 1 3.3
43 1 3.3
44 1 3.3
46 1 3.3
48 3 10.0
50 2 6.7
51 1 3.3
54 2 6.7
58 2 6.7
59 1 3.3
60 2 6.7
61 3 10.0

Jurnal Keperawatan Flora 43


Volume IX No. 1 Januari
2016
64 1 3.3
67 3 10.0
70 1 3.3
71 1 3.3
73 1 3.3
Total 30 100.
0

Berdasarkan tabel diatas usia terendah adalah 40 tahun dan usia tertinggi yaitu 73 tahun.
3) Pendidikan
Tabel .3

Karakteristik Responden BerdasarkanTingkat Pendidikan


Tingkat Frekuensi (n) Persentase (%)
Pendidikan
SD 5 16.7
SMP 3 10.0
SMA 20 66.7
D3/S1 2 6.6
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel diatas mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak
20 orang (66,7 %).
4) Pekerjaan
Tabel .4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase
(n) (%)

Bertani 23 76.7
Pegawai 7 23.3
Total 30 100.0

b. Intensitas Nyeri Sebelum Dan Setelah Kompres Jahe


1) Intensitas nyeri sebelum kompres jahe (Pre-test)

Tabel .5
Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Sebelum
Kompres Jahe
Intensitas Nyeri Frekuensi Persentase (%)
(%)

2 3 10.0
3 1 3.3
4 9 30.0
5 5 16.7

Jurnal Keperawatan Flora 44


Volume IX No. 1 Januari
2016 6 12 40.0
Total 30 100.0

Jurnal Keperawatan Flora 45


Volume IX No. 1 Januari
2016
Berdasarkan tabel di atas mayoritas tingkat intensitas nyeri responden adalah 6 sebanyak 12
responden (40 %).
2) Intensitas nyeri sesudah kompres jahe (Post-test)

Tabel .6
Distribusi Frekuensi Nyeri Pasien Setelah Dilakukan Kompres Jahe
Intensitas Nyeri Frekuensi (n) Persentase (%)

0 2 6.7
1 5 16.7
2 12 40.0
3 9 30.0
4 2 6.6
Total 30 100.0

Dari tabel diatas mayoritas intensitas nyeri setelah kompres jahe (post-test) adalah 2 sebanyak
12 orang.
2. Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian kompres jahe terhadap
penurunan intensitas nyeri rheumathoid arthritis pada usia diatas 40 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Balam Medan Sunggal.

Tabel .7
Analisa Intensitas Nyeri Pre-Post Test Kompres Jahe
Mean SD P. Value

Pre-test 4.73 1.311


0,000
Post-test 2.13 1.008

Jurnal Keperawatan Flora 46


Volume IX No. 1 Januari
2016 pengaruh kompres jahe terhadap

intensitas nyeri rheumathoid arthtritis

Berdasarkan hasil analisa Wilcoxon sign menghasilkan rata-rata (mean)


rank test, diketahui nilai rata-rata intensitas nyeri sebelum diberikan
intensitas nyeri sebelum kompres jahe kompres jahe sebesar 4,73 dengan
(Pre-test) sebesar 4.73 dengan standar standar deviasi 1,311. Rata-rata
deviasi 1.311 dan rata-rata intensitas (mean) intensitas nyeri setelah
nyeri setelah kompres jahe (Post-test) diberikan kompres jahe sebesar 2,13
sebesar 2.13 dengan standar deviasi
dengan standar deviasi 1,008.
1.008. Nilai p-value (Asymp. Sig 2
Dari hasil uji statistik
tailed) sebesar 0,000 dimana kurang
didapatkan nilai p Value (α) sebesar
dari (< 0,1) sehingga dapat ditarik
0,000. Dengan demikian nilai p Value
kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima
yaitu ada pengaruh kompres jahe lebih kecil dari 0,1 sehingga Ho

terhadap intensitas nyeri rheumathoid ditolak, dapat disimpulkan bahwa


arthritis usia diatas 40 tahun di wilayah terdapat perbedaan rata-rata skala
kerja Puskesmas Balam Medan nyeri rheumathoid arthritis yang
Sunggal. bermakna antara sebelum kompres
jahe dan setelah kompres jahe dan
PEMBAHASAN
dapat disimpulkan bahwa hipotesisnya
1. Analisa Perbedaan Intensitas
ada pengaruh kompres jahe terhadap
Nyeri Sebelum (Pre-Test) Dan
perubahan intensitas nyeri
Sesudah (Post Test) Kompres
rheumathoid arthritis pada usia diatas
Jahe.
40 tahun di wilayah kerja Puskesmas
Intensitas nyeri pada data
Balam Medan Sunggal Tahun 2016.
pre-test kompres jahe tertinggi
Sensasi nyeri yang kita sebut
adalah intensitas nyeri 6 sebanyak
sebagai nyeri adalah modalitas
12 responden, intensitas nyeri
sensorik yang paling istimewa. Nyeri
terendah yaitu 2 sebanyak 3
merupakan salah satu submodalitas
responden dan pada data post-test
sensasi somatik seperti sentuhan,
kompres jahe intensitas nyeri
tekanan dan rasa posisi serta memiliki
tertinggi adalah 4 sebanyak 2
fungsi protektif yang penting, yaitu
responden, intensitas nyeri terendah
sebagai peringatan untuk menghindari
yaitu 0 dengan 2 responden. Dari
ataupun mengobati cedera. Nyeri
hasil analisa data dengan
adalah persepsi ; yaitu pengalaman
menggunakan wilcoxon signed rank
emosional dan sensorik yang tidak
test untuk mengetahui kekuatan
menyenangkan yang berhubungan
Jurnal Keperawatan Flora 47
Volume IX No. 1 Januari
dengan
2016 kerusakan jaringan. respon adanya noksi. Asam arakidonat
Intensitas nyeri yang dipengaruhi kemudian mengalami metabolisme
oleh banyak faktor sehingga menjadi dua alur. Alur
rangsangan yang sama dapat siklooksigenase yang membebaskan
menghasilkan respon yang berbeda prostalglandin, prostasiklin,
pada setiap individu dalam kondisi tromboksan. Prostalglandin yang
yang serupa (Kasran dan dihasilkan melalui jalur
Kusumaratna, 2006). siklooksigenase berperan dalam
Proses nyeri merupakan proses timbulnya nyeri, demam dan
adanya sensitisasi dari nosireseptor reaksi-reaksi peradangan. Karena
sesudah cedera atau inflamasi prostalglandin berperan dalam proses
berasal dari pelepasan senyawa- timbulnya nyeri maka aspirin
senyawa kimia oleh sel yang cedera melaluipenghambatan aktivitas enzim
di daerah sekitarnya. Substansi ini siklooksigenase mampu menekan
termasuk prostalglandin. gejala-gejala tersebut (Mohan, 2012).
Prostalglandin E2 merupakan Hal ini didukung oleh
metabolit asam arakidonat dan penelitian Mantiri dkk, 2013 melihat
dihasilkan oleh enzim perbandingan efek analgesik perasan
siklooksigenase yang dilepaskan dari rimpang jahe dengan aspirin dosis
sel yang mengalami cedera (Jabbour terapi, adapun hasilnya tidak terdapat
& Sales, 2004). perbedaan yang bermakna antara
Pada penderita reumathoid kelompok perlakuan yang diberi
arthritis adanya inflamasi yang aspirin terhadap kelompok perlakuan
disebabkan oleh proses imunologik perasan rimpang jahe dosis I, namun
pada sinovial yang mengakibatkan terdapat perbedaan yang signifikan
sinovitis dan pembentukan pannus antara pemberian aspirin dengan
yang akhirnya menyebabkan perasan jahe dosisi II dan III, dan
kerusakan sendi, kerusakan yang tidak terdapat perbedaan antara
terjadi pada sel dan jaringan akan pemberian perasan rimpang jahe dosis
membebaskan berbagai mediator dan III, jadi dosis maksimal perasan
substansi radang. Asam arakhidonat rimpang jahe adalah 8 mg/20 gr BB.
mulanya merupakan komponen Dosis terapi terhadap mencit, aspirin
normal yang disimpan pada sel diberikan sebanyak 0,4mg/20 gr BB
dalam bentuk fosfolipid dan mencit sedangkan perasan jahe
dibebaskan dari sel penyimpanan diberikan dosis I yaitu 4 mg/20 gr BB,
lipid oleh asil hidrosilase sebagai dosis II 8 mg/20 gr BB dan Dosis III
Jurnal Keperawatan Flora 48
Volume IX No. 1 Januari
16 mg/20 gr BB.
2016 Adapun efek Arjuna kecamatan Klojen Malang
analgesik kompres jahe berhubungan Jawa Timur menunjukkan bahwa
dengan unsur- unsur yang tingkat signifikansi 0,05 dimana
terkandung dalam jahe. Senyawa- secara keseluruhan ada hubungan
senyawa gingerol, shogaol, yang bermakna antara tingkat
zingerole, diary (heptanoids dan intensitas nyeri sebelum dan setelah
derivatnya) terutama paradol pemberian kompres hangat rebusan
diketahui dapat menghambat jahe dengan p-value 0.000.
sikooksigenase sehingga terjadi Penelitian Susanti, 2016,
penurunan pembentukan atau melihat pengaruh kompres hangat
biosintesis dari prostaglandin yang jahe terhadap penurunan skala nyeri
menyebabkan berkurangnya rasa arthritis rheumathoid pada lansia di
nyeri (Hernani dan Winarti, 2010). PSTW Kasih Sayang Ibu Batu
Penelitian lain Susanti, Sangkar Tahun 2016 menunjukkan
(2016) tentang pengaruh kompres bahwa ada pengaruh yang signifikan
jahe terhadap intensitas nyeri kompres hangat jahe terhadap
penderita arthritis reumathoid penurunan skala nyeri arthritis
sebanyak 20 orang lansia yang rheumathoid pada lansia dengan p-
menderita rheumathoid arthritis value 0,000.
dengan rata-rata nyeri sebelum Dari penjelasan yang telah
kompres jahe (pre-test) yaitu 3,80 peneliti uraikan, dapat ditarik asumsi
dengan standar deviasi 1,005 dan bahwa rheumathoid arthritis
rata-rata nyeri setelah kompres jahe merupakan penyakit degeneratif yang
(post-test) yaitu 2,80 dengan standar ditandai dengan nyeri pada daerah
deviasi 1,005 berdasarkan uji sendi, hal ini diakibatkan oleh
Wilcoxon didapatkan p value 0,000 terjadinya kerusakan ataupun
(<0,05), berarti ada pengaruh yang peradangan pada daerah sendi,
signifikan terhadap penurunan khususnya sinovial yang mengalami
intensitas nyeri artritis rheumathoid kerusakan ataupun sinovitis akibat
pada lansia. dari reaksi antigen-antibodi sehingga
Penelitian yang dilakukan mengaktifkan mediator (prostaglandin
Masyhurrosyidi, 2013, tentang dan leukotrien) ke pembuluh darah,
pengaruh kompres hangat rebusan otot polos serta kelenjar-kelenjar yang
jahe terhadap tingkat nyeri sub akut akhirnya menimbulkan nyeri (Sabinsa
dan kronis pada lanjut usia dengan Corporation, 2007).
osteoarthritis lutut di puskesmas Berdasarkan data penelitian yang
Jurnal Keperawatan Flora 49
Volume IX No. 1 Januari
telah diperoleh, kompres jahe terlihat
2016 intensitas nyeri dalam penelitian ini.
memiliki pengaruh dalam mengurangi 3. Jumlah jahe yang digunakan pada
intensitas nyeri rheumathoid arthritis penelitian ini sama disetiap lokasi
dimana seluruh responden mengalami
nyeri, sehingga peneliti mengamati
penurunan intensitas nyeri setelah
kemungkinan jumlah jahe
perlakuan kompres jahe selama 20
berpengaruh dengan luas lokasi
menit, namun penurunan intensitas
nyeri.
nyeri yang dialami oleh responden
4. Peneliti tidak mengamati durasi
berbeda-beda, dimana responden yang
mengalami penurunan intensitas nyeri 4 pengaruh kompres jahe terhadap
sebanyak 5 orang (16,7%), responden penurunan intensitas nyeri.
yang mengalami penurunan intensitas
KESIMPULAN DAN SARAN
nyeri 3 sebanyak 11 orang (36,7),
Kesimpulan
responden yang mengalami penurunan
Berdasarkan hasil penelitian
intensitas nyeri 2 sebanyak 11 orang
tentang pengaruh kompres jahe terhadap
(36,7) dan responden yang mengalami
penurunan Intensitas nyeri rheumathoid
penurunan intensitas nyeri 1 sebanyak 3
arthritis pada usia diatas 40 tahun di
orang. Hal ini kemungkinan dipengaruhi
wilayah kerja Puskesmas Balam Medan
oleh beberapa faktor resiko antara lain
Sunggal Tahun 2016 didapat kesimpulan
psiko-kultural dan sifat nyeri yang
sebagai berikut :
merupakan persepsi dan perbedaan
1. Distribusi berdasarkan data
individu dan perasaan subjektif dari demografi
setiap perasaan nyeri antara dua orang a. Berdasarkan distribusi jenis
yang berbeda pula. kelamin responden dengan
Keterbatasan Penelitian rheumathoid arthritis 70%
Penelitian ini memiliki beberapa responden merupakan
keterbatasan
perempuan.
1. Variabel-variabel yang
b. Berdasarkan distribusi usia
mempengaruhi nyeri seperti stress,
responden dimana usia
letih, riwayat nyeri, kegemukan
tertinggi 73 tahun dan terendah
dan aktifitas belum diamati oleh
41 tahun.
peneliti. Hal tersebut bisa menjadi
c. Berdasarkan distribusi pekerjaan
faktor lain yang mempengaruhi responden 76,7 % bekerja
penurunan nyeri dalam penelitian sebagai bertani.
ini. 2. Identifikasi intensitas nyeri pre-test
dan post-test
2. Homogenitas lokasi nyeri dalam
Sebelum dilakukan kompres jahe rata-
penelitian ini belum diamati oleh rata intensitas nyeri yang dialami
peneliti, hal tersebut bisa menjadi responden adalah 4,73 dan setelah
faktor lain yang mempengaruhi
Jurnal Keperawatan Flora dilakukan kompres jahe rata-rata
50
Volume IX No. 1 Januari
intensitas nyeri yang
2016 dialami alternatif/komplementer untuk
responden adalah 2,13. mengurangi nyeri rheumathoid
3. Ada pengaruh kompres jahe arthtritis.
terhadap intensitas nyeri pada 4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan
penderitarheumathoid arthritis agar melakukan penelitian terkait
usia diatas 40 tahun dengan nilai p- dengan kompres jahe.
value 0,000. a. Faktor-faktor yang
Saran mempengaruhi efektifitas
1. Bagi Responden kompres jahe terhadap intensitas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
nyeri pada penderita
tambahan ilmu pengetahuan dalam
rheumathoid arthritis perlu
mengatasi nyeri dengan intensitas
diteliti.
nyeri 1-6. Masyarakat dapat
b. Perbandingan tingkat efektifitas
mengolah dan menggunakan jahe
kompres jahe antara jahe segar
sebagai obat alternatif untuk
mengurangi intensitas nyeri dengan jahe yang sudah direbus
rheumathoid arthritis. terhadap intensitas nyeri pada
2. Bagi praktek keperawatan penderita rheumathoid arthritis
Penelitian ini dapat dijadikan perlu diteliti.
referensi dalam tindakan
keperawatan sebagai terapi
komplementer dalam managemen
nyeri khususnya pada penderita
penyakit kronis dengan intensitas
nyeri 1-6.
3. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
tambahan ilmu pengetahuan
terhadap managemen nyeri dengan
kategori intensitas nyeri 1-6. Sebagai

DAFTAR PUSTAKA

Bazzichi et al, 2005. Quality Of Life Rheumathoid Arthritis : Impact of Disability


and Lifetime Depresive Spectrum Symptomatology. Diperoleh 25
maret 2016

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, EGC, Jakarta.

Jurnal Keperawatan Flora 51


Volume IX No. 1 Januari
Daud.
2016 Rizasyah. 1998. Diagnosis dan Penatalaksanaan Artritis Reumatoid.
Cermin Dunia Kedokteran No.129, 2000. Diperoleh 22 Juli 2016)

Fanada. Mery. 2012. Pengaruh Kompres Hangat Dalam Menurunkan Skala


Nyeri Pada lansia Yang Mengalami Nyeri Rematik Di Panti
Sosial Tresna Werdha. Badan Diklat Sumatera Selatan.
Palembang.

Fitriyah. Nurul. 2016. Efek Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Rosc. Var.

Rubrum) terhadap Peningkatan Kepadatan Tulang Tikus Putih Betina RA


(Rheumatoid Arthritis) yang Diinduksi oleh Complete Frund’s
Adjuvant.

Hernani Winarti. 2010. Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya


Dalam Bidang Kesehatan, Status Teknologi Hasil Penelitian Jahe.
Bogor. Diperoleh 01 Juli 2016

Jabbour & Sales. 2004. Prostalglandin Receptor Signalling And Function in


Human Endometrial Pathology. Diperoleh

Kasran. Kusumaratna. 2005. Penatalaksanaan Rasa Nyeri Pada Lanjut Usia.


Universa Medica Januari-Maret 2006, Vol 25 No. 1. Diperoleh

Koswara. Sutrisno, 2010. Jahe, Rimpang Sejuta Khasiat.


Ebookpangan.com 1 juli 2016 Kozier & Erb, 2009. Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis, Edisi 5, EGC, Jakarta.
Lelo. A, Hidayat, Juli. S, 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi Non-Steroid Yang
Rasional pada Penanggulangan Nyeri Rematik.

Mansjoer. Arif dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Media
Aesculapius, Jakarta. Indonesia.

Mantiri dkk, (2013). Perbandingan Efek Analgesik Perasaan Rimpang Jahe


Merah (Zingiber Officinale var. rubrum Thelaide) Dengan Aspirin
Dosis Terapi Pada Mencit (Mus Musculus). 2 April 2016

Jurnal Keperawatan Flora 52


Volume IX No. 1 Januari
Masyhurrosyidi.
2016 Hadi et al. 2013. “Pengaruh Kompres hangat Rebusan Jahe
terhadap Tingkat Nyeri Sub akut dan Kronis Pada Lanjut Usia
dengan Osteoarthtritis Lutut. Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang”.

McCaffery,M.,Boebe,A;et al. 1989. Pain: Clinical Manual For Nursing Practice,


Mosby St.Lois, Mo.

Mujahidullah. Khalid, 2012. Keperawatan Geriatrik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Nainggolan. Olwin, 2009. Prevalensi dan Determinan Penyakit Rematik di


Indonesia. Maj kedokt, volum: 59. Nomor: 12, Desember 2009.09
November 2016

Notoatmodjo. Soekidjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Pratiknya. Ahmad Watik, 2016. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran


&Kesehatan.
Edisi 9, PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Rachmawati et al . 2006. Nyeri Musculoskeletal dan Hubungannya Dengan


Kemampuan Fungsional Fisik Pada Lanjut Usia. Universa
Medicina, Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4. Diperoleh 22
November 2016

Santoso. Singgih, 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan dengan


SPSS 17. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Santoso. Hieronymus Budi, 2013. Tumpas Penyakit dengan 40 Daun & 10


Akar Rimpang, Cahaya Jiwa, Yogyakarta.

Sastroamoro, S & Ismael, S. (2010). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis


edisi 3. Jakarta: CV Sagung Seto

Setiadi, 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan, Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sigit. Nian Prasetyo, 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Graha Ilmu,
Jurnal Keperawatan Flora 53
Volume IX No. 1 Januari
Yogyakarta.
2016

Syafei. Candra, 2010. Permasalahan Penyakit Rematik Dalam Sistem Pelayanan


Kesehatan (Bone and Join Decade). Proceeding Book Rheumatology
Update 2010.

Jurnal Keperawatan Flora 54


Volume IX No. 1 Januari
2016

Jurnal Mutiara Ners, 57-64

KOMPRES JAHE BERKHASIAT DALAM MENURUNKAN INTENSITAS


NYERI PADA PENDERITA RHEUMATHOID ARTHRITIS

1)
Henny Syapitri
1)
Program Studi Ners, Universitas Sari Mutiara Indonesia
Email : heny_syahfitri86@yahoo.com

ABSTRACT

Rheumathoid disease and joint inflamation is the most diseases find in society,
particularly in 40 years old. More than 40% from them suffer muscle pain. The objectives
is knowing effect of ginger compresses in pain intensity who suffered Rheumathoid
Arthtritis in 40 years old in Tiga Balata Health Center 2015. this study adopted quasy
eksperimental method with pre-test and post test design. This research was conducted at
Tiga Balata Health Center in march 06, 2015 until 20 march 2015. There are 30
respondens for this reseached who suffered rheumathoid arthritis and suffered pain. The
sample in this research are with purposive sampling technique. Data collecting by
interview and observation using interview and observation pain form. In this reseach
noted that mostly respondent in their pain scale before ginger compresses (pre-test) at
least 4,73 with standar deviasi 1.311. whereas pain intencity of rheumathoid arthritis
after gingger comppresses (post-test) is 2,13 with deviasi standard 1,008. With wilcoxon
sign rank test obtained such as rate of (p value = 000 < 0,05). This indicated that there is
a significantly differences of pain intensity before ginger compresses with after ginger
compresses (post-test). It is suggest to nurse that ginger compresses can use for
complementary managing pain of rheumathoid arthritis could continue as intervention
independent by patient. Advice for nursing practice that ginger compresses can use as
complementary therapy to decrease pain intensity of rheumathoid arthritis.

Keywords : Pain, Rheumathoid Arthritis, Ginger Compresses.

1. PENDAHULUAN terutama setelah berumur 45 tahun ke


atas.
Penyakit rematik dan keradangan Saat ini diperkirakan paling tidak
sendi merupakan penyakit yang banyak 355 juta penduduk dunia menderita
dijumpai di masyarakat, khususnya pada rematik, yang artinya 1 dari 6 penduduk
orang yang berumur 40 tahun keatas. dunia mengalami penyakit rematik.
Lebih dari 40 persen dari golongan umur Sementara itu, hasil survei di benua
tersebut menderita keluhan nyeri sendi Eropa pada tahun 2004 menunjukkan
otot. Dalam hal ini masalah rematik bahwa penyakit rematik merupakan
dipandang sebagai salah satu masalah penyakit kronik yang paling sering
kesehatan utama sejak tahun 2000 (Dinas dijumpai. Kurang lebih 50% penduduk
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Eropa yang berusia diatas 50 tahun
2010). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun mengalami keluhan nyeri
2008 penyakit sendi/ reumatik/ encok/ muskuloskeletal paling tidak selama 1
osteoartritis adalah penyakit yang sering bulan pada waktu dilakukan survei
terjadi dengan pertambahan umur (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
57

Jurnal Keperawatan Flora 55


Volume IX No. 1 Januari
Jurnal Mutiara Ners
2016 Januari 2018, Vol.1 No.1

Jurnal Keperawatan Flora 56


Jurnal Mutiara Ners, 57-64

Utara, 2010). Berdasarkan American masalah biaya ekonomi yang besar


College Of Rheumathology (2013)
adalah efek samping yang diakibatkan
menyatakan bahwa sebanyak 52,5 juta
atau sekitar 23 persen penduduk dewasa pemakaian obat-obat sintetis untuk
Amerika Serikat menderita rheumatoid reumathoid arthritis seperti golongan
arthritis. NSAID dan Steroid. Perdarahan
Menurut Kalim, (2008) Saluran Makanan Bagian Atas
prevalensi rematik di kota Semarang (PSMBA) akibat obat-obat rematik
sekitar 46% dan Bali 56%. Prevalensi dialami oleh 1 dari 50 pasien
rheumathoid arthtritis di Sumatera Utara pemakainya. Penelitian di RSCM pada
sebanyak 22,2 % dari total penduduk tahun 2005 oleh Marcellus Simadibrata
wilayah daerah (Nainggolan, 2011). dkk terhadap 1192 pasien PSMBA
Dinas Kesehatan Kab. Simalungun, menunjukkan NSAID gastropathy
Pamatang Raya dari 10 penyakit merupakan PSMBA tersering (70 %)
terbanyak Reumathoid Arthritis (Dinas kesehatan Provinsi Sumatera
merupakan angka kejadian kedua utara, 2010 ).
terbesar setelah ISPA yang di derita pada Salah satu intervensi non
lansia yakni sebanyak 829 kunjungan. farmakologi yang dapat dilakukan
Faktor Berdasarkan kesepakatan perawat secara mandiri dalam
para ahli di bidang rematologi, reumatik menurunkan skala nyeri rheumathoid
dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau arhtritis yaitu dengan kompres jahe
tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada (Santoso, 2013). Jahe (Zinger Officinale
3 keluhan utama pada sistem (L) Rosc) mempunyai manfaat yang
Muskuloskeletal yaitu : nyeri, kekakuan beragam, antara lain sebagai rempah,
(rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya minyak atsiri, pemberi aroma, ataupun
tiga tanda utama yaitu : pembengkakan sebagai obat. Secara tradisional,
sendi, kelemahan otot, dan gangguan kegunaannya antara lain untuk mengobati
gerak (Divisi Geriatri Bagian/Smf rematik, asma, stroke, sakit gigi,
Penyakit Dalam Rsup.H.Adam Malik diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram,
Medan). Nyeri adalah proses biologis, hipertensi, mual, demam dan infeksi ( Ali
psikologis, dan sosial yang kompleks dan et al, 2008 dalam Hernani & Winarti,
faktor penting yang mempengaruhi 2010). Beberapa komponen kimia jahe,
fungsi dan kualitas hidup bagi individu seperti gingerol, shogaol dan zingerone
dengan arthritis (Sridhor dkk, 2003). memberi efek farmakologi dan fisiologi
Penatalaksanaan rasa nyeri yang seperti antioksidan, anti inflamasi,
direkomendasikan oleh World Health analgesik, antikarsinogenik (stoilova et
Organization menganjurkan pengobatan al.2007 dalam Hernani & Winarti, 2010).
nyeri pada lansia dilakukan secara Kandungan air dan minyak tidak
konservatif dan bertahap untuk menguap pada jahe berfungsi sebagai
mengurangi terjadinya efek samping enhancer yang dapat meningkatkan
(Kasran & Rina, 2006). Prinsip utama permeabilitas oleoresin menembus kulit
pada penatalaksanaan rasa nyeri adalah tanpa menyebabkan iritasi atau
menghilangkan serangan rasa nyeri. kerusakan hingga ke sirkulasi perifer
Manajemen nyeri yang efektif bagi lansia (Swarbrick dan Boylan, 2002). Senyawa
dapat dilakukan dengan pendekatan gingerol telah terbukti mempunyai
secara farmakologik dan non aktivitas sebagai antipiretik, antitusif,
farmakologik (Kasran & Rina, 2006). hipotensif anti inflamasi dan analgesik
Tingginya prevalensi penyakit (Surch et al. 1999 dalam Hernani &
rheumathoid arthritis secara logis Winarti, 2010)
akan menimbulkan implikasi Berdasarkan penelitian Nurul
peningkatan biaya kesehatan dan Fitriyah, FMIPA UI,2012 tentang “Efek
permasalahan lain yang timbul selain Ekstrak Etanol 70% Rimpang Jahe
Merah (Zingiber Officinale Rosc. Var
58

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 57-64

Rubrum) Terhadap Peningkatan


Kepadatan Tulang Tikus Putih Betina Metode penelitian ini menggunakan
RA (Rheumathoid Arthritis) Yang quasy eksperiment dengan rancangan
Diinduksi oleh Complete Freund’s One Group pretest-postest,. Populasi
Adjuvant” dimana hasil penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh
menunjukkan bahwa dosis 56 mg/200 g penduduk yang sudah didiagnosa dokter
berat badan tikus ekstrak jahe merah menderita Reumathoid Arthritis di
memiliki persentase penghambatan udem lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balata
terbesar, setara dengan natrium tahun 2014 sebanyak 470 jiwa dan
diklofenak dosis 1 mg/200 g bb tikus, sampel pada penelitian ini adalah
dan ketiga dosis ekstrak jahe merah penderita dengan nyeri rheumathoid
memiliki efek dalam meningkatkan kadar arthtritis usia diatas 40 tahun di
kalsium tulang setara dengan natrium lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balata.
diklofenak dosis 1 mg/200 g berat badan Adapun pengambilan sample pada
tikus dan kontrol normal. penelitian ini dengan teknik Purposive
Badan Pusat Statistik 2010 Sampling. Penelitian ini tidak
menyatakan bahwa pada tahun 2025 menggunakan uji validitas dan reliabilitas
jumlah lansia akan berkisar 34,22 juta instrument. Adapun aspek pengukuran
jiwa hal ini akan mempengaruhi pada penelitian ini menggunakan lembar
tingginya jumlah penderita reumathoid observasi nyeri dengan skala intensitas
artritis di Indonesia. Hasil sensus nyeri numberik ( 0 – 10 ).
penduduk tahun 2010 menunjukkan Analisa bivariat dalam penelitian ini
bahwa jumlah penduduk lansia di digunakan untuk melihat perbedaan
Indonesia berjumlah 18,57 juta jiwa, antara variabel dependen sebelum dan
meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000 sesudah mendapatkan perlakuan dengan
yang sebanyak 14,44 juta jiwa. mengunakan uji t-paired jika data
Diperkirakan jumlah lansia di Indonesia berdistribusi normal, dan dari uji
akan terus bertambah sekitar 450.000 normalitas Shapiro Wilk diketahui bahwa
jiwa per tahun. Dengan demikian, pada data pada penelitian ini tidak
tahun 2025 jumlah penduduk lansia di berdistribusi normal dengan nilai p =
Indonesia akan sekitar 34,22 juta jiwa 0,00 data dikatakan normal apabila nila p
(Badan Pusat Statistik, 2010). > 0,5 sehingga untuk analisa bivariat
Data penderita rheumathoid pada penelitian ini menggunakan uji
arthtritis di lingkungan kerja puskesmas Wilcoxon.
Tiga Balata pada tahun 2014 yaitu
sebanyak 470 penderita ( SP2TP
Puskesmas Tiga balata, 2014) yang 3. HASIL
mengeluh rasa nyeri baik pagi maupun Hasil penelitian tentang pengaruh
malam serta efek samping dari kompres jahe terhadap intensitas nyeri
penggunaan obat-obat sintesis untuk pada penderita rheumathoid arthritis usia
rheumatoid arthritis dan tingginya diatas 40 tahun di lingkungan kerja
komponen kimia jahe seperti gingerol Puskesmas Tiga Balata tahun 2015 telah
yang mampu memberi efek farmakologi dilaksanakan selama 14 hari dari tanggal
dan fisiologi seperti antiinflamasi dan 6 Maret 2015 sampai dengan 20 Maret
analgesik. Berdasarkan latar belakang 2015. Peneliti mengumpulkan data
diatas penulis tertarik untuk meneliti selama 1 hari yaitu data sekunder
seberapa besar pengaruh kompres jahe penderita rheumathoid arthritis dari
terhadap intensitas nyeri pada penderita Puskesmas Tiga Balata dan peneliti
rheumathoid arthritis di lingkungan melakukan anamnese kepada penderita
kerja Puskesmas Tiga Balata. rheumathoid arthritis tersebut. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dimana responden
2. METODE PENELITIAN penelitian diambil berdasarkan
59

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 57-64

pertimbangan kriteria inklusi dan 50 2 6.7


eksklusi yang telah ditentukan. 51 1 3.3
Responden pada penelitian ini berjumlah 54 2 6.7
30 orang. Penelitian dilakukan dengan 58 2 6.7
mengobservasi tingkat nyeri yang 59 1 3.3
dialami penderita rheumathoid arthritis 60 2 6.7
sebelum dan sesudah pemberian kompres 61 3 10.0
64 1 3.3
jahe sebanyak 1 kali saat nyeri
67 3 10.0
menyerang selama 20 menit dengan 70 1 3.3
jumlah jahe 20 gram. 71 1 3.3
73 1 3.3
Hasil penelitian akan dijelaskan Total 30 100.0
dalam dua bagian, yaitu analisis univariat
yang menggambarkan data demografi
penderita rheumathoid arthritis, dan Berdasarkan tabel diatas usia
intensitas nyeri rheumathoid arthritis terendah adalah 40 tahun dan usia
sebelum dan sesudah kompres jahe, tertinggi yaitu 73 tahun
sedangkan analisa bivariat memaparkan
tentang pengaruh kompres jahe terhadap
intensitas nyeri pada penderita Tabel 4.3
rheumathoid arthritis usia diatas 40 Karakteristik Responden
tahun di lingkungan kerja puskesmas Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tiga Balata tahun 2015.
Tingkat Frekuensi Persentase
Pendidikan (n) (%)
SD 5 16.7
3. HASIL SMP 3 10.0
SMA 20 66.7
a. Karakteristik Responden
D3/S1 2 6.6
Tabel 4.1 Total 30 100.0
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel diatas
mayoritas tingkat pendidikan responden
adalah SMAJenis Frekuensi
yaitu sebanyak Persentasi
20 orang (66,7 %).
Kelamin (n) (%)
Perempuan 21 70 Tabel 4.4
Laki-laki 9 30.0 Karakteristik Responden
Total 30 100.0
Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan tabel diatas diketahui Jenis Frekuensi Persentase
bahwa mayoritas responden berjenis Pekerjaan (n) (%)
kelamin perempuan sebanyak 21 orang Bertani 23 76.7
(70 %). Pegawai 7 23.3
Total 30 100.0
Tabel 4.2
Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
Usia Fkrekuensi Persentase Berdasarkan tabel diatas mayoritas
(Tahun) (n) (%) pekerjaan responden adalah bertani yaitu
40 3 10.0 sebanyak 23 orang (76,7 %).
41 1 3.3
43 1 3.3 b. Intensitas Nyeri Sebelum Dan
44 1 3.3 Setelah diberikan Kompres Jahe
46 1 3.3
48 3 10.0
Tabel 4.5
60

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 57-64

Karakteristik Responden Berdasarkan yaitu ada pengaruh kompres jahe


Intensitas Nyeri Sebelum Kompres terhadap intensitas nyeri rheumathoid
Jahe arthritis usia diatas 40 tahun di
Intensitas Frekuens Persentase lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balata
Nyeri i (%) (%) tahun 2015.
2 3 10.0
3 1 3.3 4. PEMBAHASAN
4 9 30.0
5 5 16.7 Analisa Perbedaan Intensitas Nyeri
6 12 40.0 Sebelum (Pre-Test) Dan Sesudah (Post-
Total 30 100.0 Test) Kompres Jahe.

Intensitas nyeri pada data pre-test


Berdasarkan tabel di atas mayoritas kompres jahe tertinggi adalah intensitas
tingkat intensitas nyeri responden adalah nyeri 6 sebanyak 12 responden, intensitas
6 sebanyak 12 responden (40 %). nyeri terendah yaitu 2 sebanyak 3
responden dan pada data post-test
kompres jahe intensitas nyeri tertinggi
Tabel 4.6 adalah 4 sebanyak 2 responden, intensitas
Distribusi Frekuensi Nyeri Pasien nyeri terendah yaitu 0 dengan 2
Setelah Dilakukan Kompres Jahe
responden.
Intensitas Frekuens Persentase
Nyeri i (n) (%) Dari hasil analisa data dengan
0 2 6.7 menggunakan wilcoxon signed rank test
1 5 16.7 untuk mengetahui kekuatan pengaruh
2 12 40.0 kompres jahe terhadap intensitas nyeri
3 9 30.0 rheumathoid arthtritis menghasilkan
4 2 6.6 rata-rata (mean) intensitas nyeri sebelum
Total 30 100.0 diberikan kompres jahe sebesar 4,73
dengan standar deviasi 1,311. Rata-rata
Dari tabel diatas mayoritas (mean) intensitas nyeri setelah diberikan
intensitas nyeri setelah kompres jahe kompres jahe sebesar 2,13 dengan
(post-test) adalah 2 sebanyak 12 orang. standar deviasi 1,008.
Tabel 4.7
Analisa Intensitas Nyeri Pre-Post Test Dari hasil uji statistik didapatkan
Kompres Jahe nilai p Value (α) sebesar 0,000. Dengan
Mean SD P. demikian nilai p Value lebih kecil dari
Value 0,1 sehingga Ho ditolak, dapat
Pre-test 4.73 1.311 disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
0,000 rata-rata skala nyeri rheumathoid
Post-test 2.13 1.008
arthritis yang bermakna antara sebelum
kompres jahe dan setelah kompres jahe
Berdasarkan hasil analisa dan dapat disimpulkan bahwa
Wilcoxon sign rank test, diketahui nilai hipotesisnya ada pengaruh kompres jahe
rata-rata intensitas nyeri sebelum terhadap perubahan intensitas nyeri
kompres jahe (Pre-test) sebesar 4.73 rheumathoid arthritis pada usia diatas 40
dengan standar deviasi 1.311 dan rata- tahun di lingkungan kerja Puskesmas
rata intensitas nyeri setelah kompres jahe Tiga Balata tahun 2015.
(Post-test) sebesar 2.13 dengan standar
deviasi 1.008. Nilai p-value (Asymp. Sig Pada penderita reumathoid arthritis
2 tailed) sebesar 0,000 dimana kurang adanya inflamasi yang disebabkan oleh
dari (< 0,1) sehingga dapat ditarik proses imunologik pada sinovial yang
kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima mengakibatkan sinovitis dan
61

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 57-64

pembentukan pannus yang akhirnya menghambat sikooksigenase sehingga


menyebabkan kerusakan sendi, terjadi penurunan pembentukan atau
kerusakan yang terjadi pada sel dan biosintesis dari prostaglandin yang
jaringan akan membebaskan berbagai menyebabkan berkurangnya rasa nyeri
mediator substansi radang. Asam (Hernani dan Winarti, 2010).
arakhidonat mulanya merupakan
komponen normal yang disimpan pada Penelitian lain Susanti, (2014)
sel dalam bentuk fosfolipid dan tentang pengaruh kompres jahe terhadap
dibebaskan dari sel penyimpanan lipid intensitas nyeri penderita arthritis
oleh asil hidrosilase sebagai respon reumathoid sebanyak 20 orang lansia
adanya noksi. Asam arakidonat yang menderita rheumathoid arthritis
kemudian mengalami metabolisme dengan rata-rata nyeri sebelum kompres
menjadi dua alur. Alur siklooksigenase jahe (pre-test) yaitu 3,80 dengan standar
yang membebaskan prostalglandin, deviasi 1,005 dan rata-rata nyeri setelah
prostasiklin, tromboksan. Prostalglandin kompres jahe (post-test) yaitu 2,80
yang dihasilkan melalui jalur dengan standar deviasi 1,005 berdasarkan
siklooksigenase berperan dalam proses uji Wilcoxon didapatkan p value 0,000
timbulnya nyeri, demam dan reaksi- (<0,05), berarti ada pengaruh yang
reaksi peradangan. Karena prostalglandin signifikan terhadap penurunan intensitas
berperan dalam proses timbulnya nyeri nyeri artritis rheumathoid pada lansia.
maka aspirin melalui penghambatan
aktivitas enzim siklooksigenase mampu Penelitian yang dilakukan
menekan gejala-gejala tersebut (Mohan, Masyhurrosyidi, 2013, tentang pengaruh
2012). kompres hangat rebusan jahe terhadap
tingkat nyeri sub akut dan kronis pada
Hal ini didukung oleh penelitian lanjut usia dengan osteoarthritis lutut di
Mantiri dkk, 2013 melihat perbandingan puskesmas Arjuna kecamatan Klojen
efek analgesik perasan rimpang jahe Malang Jawa Timur menunjukkan bahwa
dengan aspirin dosis terapi, adapun tingkat signifikansi 0,05 dimana secara
hasilnya tidak terdapat perbedaan yang keseluruhan ada hubungan yang
bermakna antara kelompok perlakuan bermakna antara tingkat intensitas nyeri
yang diberi aspirin terhadap kelompok sebelum dan setelah pemberian kompres
perlakuan perasan rimpang jahe dosis I, hangat rebusan jahe dengan p-value
namun terdapat perbedaan yang 0.000.
signifikan antara pemberian aspirin
dengan perasan jahe dosisi II dan III, dan Penelitian Susanti, 2014, melihat
tidak terdapat perbedaan antara pengaruh kompres hangat jahe terhadap
pemberian perasan rimpang jahe dosis II penurunan skala nyeri arthritis
dan III, jadi dosis maksimal perasan rheumathoid pada lansia di PSTW Kasih
rimpang jahe adalah 8 mg/20 gr BB. Sayang Ibu Batu Sangkar Tahun 2014
Dosis terapi terhadap mencit, aspirin menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
diberikan sebanyak 0,4mg/20 gr BB signifikan kompres hangat jahe terhadap
mencit sedangkan perasan jahe diberikan penurunan skala nyeri arthritis
dosis I yaitu 4 mg/20 gr BB, dosis II 8 rheumathoid pada lansia dengan p-value
mg/20 gr BB dan Dosis III 16 mg/20 gr 0,000.
BB.
Dari penjelasan yang telah peneliti
Adapun efek analgesik kompres jahe uraikan, dapat ditarik asumsi bahwa
berhubungan dengan unsur-unsur yang rheumathoid arthritis merupakan
terkandung dalam jahe. Senyawa- penyakit degeneratif yang ditandai
senyawa gingerol, shogaol, zingerole, dengan nyeri pada daerah sendi, hal ini
diary (heptanoids dan derivatnya) diakibatkan oleh terjadinya kerusakan
terutama paradol diketahui dapat ataupun peradangan pada daerah sendi,
62

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 57-64

khususnya sinovial yang mengalami rheumathoid arthritis usia diatas 40


kerusakan ataupun sinovitis akibat dari tahun dengan nilai p-value 0,000.
reaksi antigen-antibodi sehingga
mengaktifkan mediator (prostaglandin
dan leukotrien) ke pembuluh darah, otot 6. REFERENSI
polos serta kelenjar-kelenjar yang
akhirnya menimbulkan nyeri (Sabinsa Bazzichi et al, 2005. Quality Of Life
Corporation, 2007). Rheumathoid Arthritis : Impact of
Berdasarkan data penelitian yang Disability and Lifetime Depresive
telah diperoleh, kompres jahe terlihat Spectrum Symptomatology.
memiliki pengaruh dalam mengurangi Diperoleh 25 maret 2015
intensitas nyeri rheumathoid arthritis Fitriyah. Nurul. 2011. Efek Rimpang
dimana seluruh responden mengalami Jahe Merah (Zingiber Officinale
penurunan intensitas nyeri setelah Rosc. Var. Rubrum) terhadap
perlakuan kompres jahe selama 20 menit, Peningkatan Kepadatan Tulang
namun penurunan intensitas nyeri yang Tikus Putih Betina RA
dialami oleh responden berbeda-beda, (Rheumatoid Arthritis) yang
dimana responden yang mengalami Diinduksi oleh Complete Frund’s
penurunan intensitas nyeri 4 sebanyak 5 Adjuvant. Universitas Indonesia.
orang (16,7%), responden yang
mengalami penurunan intensitas nyeri 3 Hernani Winarti. 2010. Kandungan
sebanyak 11 orang (36,7), responden Bahan Aktif Jahe dan
yang mengalami penurunan intensitas Pemanfaatannya Dalam Bidang
nyeri 2 sebanyak 11 orang (36,7) dan Kesehatan, Status Teknologi Hasil
responden yang mengalami penurunan Penelitian Jahe. Bogor.
intensitas nyeri 1 sebanyak 3 orang.
Mantiri dkk, (2013). Perbandingan Efek
Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh Analgesik Perasaan Rimpang Jahe
beberapa faktor resiko antara lain psiko- Merah (Zingiber Officinale var.
kultural dan sifat nyeri yang merupakan rubrum Thelaide) Dengan Aspirin
persepsi dan perbedaan individu dan Dosis Terapi Pada Mencit (Mus
perasaan subjektif dari setiap perasaan Musculus). 2 April 2015
nyeri antara dua orang yang berbeda
pula. Masyhurrosyidi. Hadi et al. 2013.
“Pengaruh Kompres hangat
Rebusan Jahe terhadap Tingkat
5. KESIMPULAN Nyeri Sub akut dan Kronis Pada
Lanjut Usia dengan Osteoarthtritis
Berdasarkan hasil penelitian tentang Lutut. Fakultas Kedokteran
pengaruh kompres jahe terhadap Universitas Brawijaya Malang”.
penurunan Intensitas nyeri rheumathoid
arthritis pada usia diatas 40 tahun di Nainggolan. Olwin, 2009. Prevalensi dan
lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balata Determinan Penyakit Rematik di
didapat kesimpulan sebagai berikut : Indonesia. Maj kedokt, volum: 59.
1. Sebelum dilakukan kompres jahe Nomor: 12, Desember 2009.
rata-rata intensitas nyeri yang
dialami responden adalah 4,73 dan Notoatmodjo. Soekidjo. 2012. Metode
setelah dilakukan kompres jahe rata- Penelitian Kesehatan, Rineka
rata intensitas nyeri yang dialami Cipta, Jakarta.
responden adalah 2,13.
Santoso. Hieronymus Budi, 2013.
2. Ada pengaruh kompres jahe terhadap
Tumpas Penyakit dengan 40 Daun
intensitas nyeri pada penderita

63

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 57-64

& 10 Akar Rimpang, Cahaya Jiwa,


Yogyakarta.

Sastroamoro, S & Ismael, S. (2010).


Dasar-dasar

Metodologi Penelitian Klinis edisi


3. Jakarta : CV Sagung Seto

Syafei. Candra, 2010. Permasalahan


Penyakit Rematik Dalam Sistem
Pelayanan Kesehatan (Bone and
Join Decade). Proceeding Book
Rheumatology Update 2010.

Tejasari et al, (2002).Aktivitas Stimulasi


Komponen Bioaktif Rimpang Jahe
(Zinger Officinale Roscoe) Pada
Sel Limfosit B Manusia Secara In
Vitro. Jurnal. Teknol dan Industri
Pangan, Vol. XIII, No.1 th.2002.

64

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1

Anda mungkin juga menyukai