R
YANG MENGALAMI RHEUMATOID ARTRITIS DENGAN
INTERVENSI
KOMPRES JAHE HANGAT
209012597
1
RESUME KEPERAWATAN NYERI KRONIS PADA PASIEN Ny. R YANG
MENGALAMI RHEUMATOID ARTRITIS DENGAN INTERVENSI
KOMPRES JAHE HANGAT
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.R
Umur : 65 tahun
Tempat tanggal lahir : Ababi, 31 Desember1957
Alamat : Banjar ababi, Desa Ababi, Karangasem
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SD
B. KEADAAN UMUM
Kesadaran : Camposmentis
C. Keluhan Utama
Nyeri
D. DATA FOKUS
Ds: Pada saat melakukan pengkajian, klien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kanan
sejak 4 tahun yang lalu. P=Nyeri pada saat bergerak/beraktivitas, Q=Nyeri seperti
ditusuk-tusuk, R=Pada kaki sebelah kanan, S=Skala nyeri 6 (0-10), T=Nyeri
sewaktu-waktu 5 menit sekali.
Do: Klien tampak meringis dan klien tampak memegang kaki sebelah kanan.
- Klien tampak memegang kaki sebelah kanan
TTV:
- Suhu :36,8 o C
- Nadi : 79x/mt
- Tekanan darah :110/80 mmhg
- Pernafasan : 17x/mt
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri kronis b/d proses inflamasi d/d Klien mengatakan nyeri pada kaki sebelah
kanan sejak 4 tahun (P= Nyeri pada saat bergerak/beraktivitas, Q= Nyeri seperti
ditusuk-tusuk,R= Pada kaki sebelah kanan,S= Skala nyeri 6 (0-10) ,T= Nyeri sewaktu
– waktu 5 menit, dan Klien tampak meringis,Klien tampak memegang kaki sebelah
kanan, Suhu :36,8 o C , Nadi : 79x/mt, Tekanan darah :110/80 mmhg, Pernafasan :
17x/mt
2
F. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana keperawatan
No dx dan Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
hari keperawatan
/tanggak
1, nyeri kronis Setelah diberikan Pain Management
Rabu, 28 berhubungan asuhan keperawatan 1. Observasi reaksi nonverbal
3
menggunakan
manajemen nyeri
5. Mampu mengenali
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
6. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
G. Implementasi
Hari/ No Tindakan Keperawatan Evaluasi proses Ttd
4
Tgl/Jam Dx
Selasa, 7 1 - Mengoservasi reaksi nonverbal Ds: - Dwi
Septemb Do : pasien tampak meringis
er 2021
- Melakukan pengkajian nyeri Ds : mengatakan nyeri pada kaki
Jam
secara komprehensif termasuk sebelah kanan sejak 4
15.00 lokasi, karakteristik, durasi tahun (P= Nyeri pada saat
frekuensi, kualitas nyeri bergerak/beraktivitas, Q=
Nyeri seperti ditusuk-
tusuk,R= Pada kaki sebelah
kanan,S= Skala nyeri 6 (0-
10) ,T= Nyeri sewaktu –
waktu 5 menit,
Do: pasien tampak meringis
5
kanan,S= Skala nyeri5 (0-
10) ,T= Nyeri sewaktu –
waktu 5 menit,
Do: pasien tampak sedikit
meringis
6
Hari/Tgl No
No Evaluasi TTd
Jam Dx
S: Pasien mangatakan nyeri di kakinya sudah berkurang, skala
nyeri 1
O: Pasien tampak tidak meringis
Kamis, 9 TTV:
September
TD :110/70 mmhg
2021
1 1 Suhu: 36,2oC Dwi
Respirasi : 18 x/mt
16.00wita
Nadi : 69x/mt
A : Masalah teratasi
P : Pertahan kan kondisi pasien
Lampiran:
7
toilet 1= Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
3
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Imobilitas (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantan satu orang 3
3= Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 2
2 = Mandiri
Total scor 20
8
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
2. PENGKAJIAN KOGNITIF
1) Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Protable Mental Status Questioner
(SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10
pertanyaan
Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
+ 1 Tanggal berapa hari ini? 17 februai
2021
+ 2 Hari apa sekarang? rabu
+ 3 Apa nama tempat ini? rumah
- 4 Berapa nomor telepon Anda? Lupa
+ Dimana alamat Anda? Banjar pande
(tanyakan bila tidak memiliki telepon) kaje , tulikup ,
gianyar
+ 5 Berapa umur Anda? 52 tahun
+ 6 Kapan Anda lahir? Tahun 1969
+ 7 Siapa Presiden Indonesia sekarang? Jokowi
+ 8 Siapa Presiden sebelumnya? Jokowi
+ 9 Siapa nama Ibu Anda? Mangku gasir
+ 10 Berapa 20 dikurangi 3? (Begitu seterusnya 17
sampai bilangan terkecil)
Total score Kesalahan 1
9
KKeterangan
Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat
10
2) Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mnggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam)
Nilai Nilai Pertanyaan Jawaban pasien
maksimu pasien
m
Orientasi
5 (tahun) (musim) (tanggal) 2021,panas ,17,rabu ,f
5
(hari) (bulan apa sekarang?) ebruari
5 3 Dimana kita: (Negara bagian) Indonesia , banjar
(wilayah) (kota) (rumah sakit) pande kaje , gianyar
(lanatai)?
Registrasi
3 3 Sebutkan nama 3 objek : 1 Pasien dapat
detik untuk mengtakan menyebutkan 3 objek
masing-masing. Beri 1 poin yang disebutkan seperti
untuk setiap jawaban yang : jam , anjing ,
benar kalender
Perhatian dan kalkulasi
5 0 Seri 7’s 1 poin untuk setiap Tidak bisa
kebenaran. Berhenti setelah 5
jawaban. Berganti eja “kata”
ke belakang
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimu pasien
m
Mengingat
3 3 Meminta untuk mengulang Jam , anjing , kalender
ketiga objek di atas. Berikan 1
poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9 0 Nama pensil dan melihat (2 Tidak bisa
poin)
Mengulang hal berikut : tidak
ada jika, dan atau tetapi (1
poin)
Nilai total 14
Keterangan
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan
kognitif yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut
11
3. PENGKAJIAN RISIKO JATUH
1) Pengakjian dengan menggunakan skala MORSE
Tgl 17 Februari 2021
No Item Penilaian Jam 16.00 wita
Skor IA 1 2 3 4
1 Usia 0
a. Kurang dari 60 0
b. Lebih dari 60 1
c. Lebih dari 80 2
2 Defisit Sensoris
a. Kacamata bukan bifokal 0
b. Kacamata bifokal 1
c. Gangguan pendengaran 1
d. Kacamata multifokal 2
e. Katarak/ glaukoma 2
f. Hamper tidak melihat/ buta 3
3 Aktivitas 0
a. Mandiri 0
b. ADL dibantu sebagian 2
c. ADL dibantu penuh 3
4 Riwayat Jatuh 2
a. Tidak pernah 0
b. Jatuh< 1 tahun 1
c. Jatuh < 1bulan 2
d. Jatuh pada saat dirawat sekarang 3
5 Kognisi 0
a. Orientasi baik 0
b. Kesulitan mengerti perintah 2
c. Gangguan memori 2
d. Kebingungan 3
e. Disorientasi 3
6 Pengobatan dan Penggunaan Alat 1
Kesehatan
a. >4 jenis pengobatan 1
b. Antihipertensi/ hipoglikemik/ 2
antidepresan 2
c. Sedative/ psikotropika/narkotika 2
d. Infuse/ epidural/ spinal/ dower catheter/
traksi
7 Mobilitas 0
a. Mandiri 0
b. Menggunakan alat bantu berpindah 1
c. Kordinasi/ keseimbangan memburuk 2
d. Dibantu sebagian 3
e. Dibantu penuh/bedrest/nirse assist 4
f. Lingkungan dengan banyak furniture 4
8 Pola BAB/BAK 0
12
a. Teratur 0
b. Inkotinensia urine/feses 1
c. Nokturia 2
d. Urgensi/frekuensi 3
9 Komorbiditas
a. Diabetes/ penyakit jantung/ stroke/ ISK 2
b. Gangguan saraf pusat/ Parkinson 2
c. Pasca bedah 0-24 jam 3
Total skor 3
Keterangan
Risiko Rendah 0-7
Risiko Tinggi 8-13
Risiko Sangat Tinggi ≥ 14
Nama/ paraf
13
5. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Hubungan sosialisasi klien baik, klien ramah kepada tetangga dan keluarganya.
klien berharap bisa lebih sering berkomunikasi dengan tetangga dan keluarganya
6. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Klien beragama hindu, Klien mengatakanrajin melakukan persembahyangan
sehari-hari dan juga klien melakukan persembahyangan saat rainan,pasien
mengatakan ia syakin sakitnya akan segera pulih s=jika ia mau berobat dengan
teratur dan berdoa
14
23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik YA 0
keadaanya daripada Bapak/ Ibu?
24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah karena hal- hal yang sepele? YA 1
25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa ingin menangis? TIDAK
0
26 Apakah Bapak/ Ibu sulit berkonsentrasi? YA 0
27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang waktu bangun tidur di pagi TIDAK0
hari?
28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial? YA1
29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu membuat suatu keputusan? TIDAK1
30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih tetap mudah dalam memikirkan YA 0
sesuatu seperti dulu?
7. PENGKAJIAN DEPRESI (menggunakan Geriatric Depression Scale)
8. AFGAR KELUARGA
2 P: Partnership 1
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dan mengungapkan
masalah dengan saya (hubungan)
3 G: Growth 2
Saya puas bahwa keluarga(teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas (pertumbuhan)
4 A: Afek 2
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespons terhadap
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5 R: Resolve 1
Saya puas dengan cara teman atau keluarga saya
dan saya menyediakan waktu bersama-sama
mengekspresikan afek dan berespon
15
JUMLAH
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG - TIDAK
(2) KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A: Adaptasi
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu apabila saya
mengalami kesulitan (adaptasi)
2 P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dan mengungapkan
masalah dengan saya (hubungan)
3 G: Growth
Saya puas bahwa keluarga(teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas (pertumbuhan)
4 A: Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespons terhadap
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5 R: Resolve
Saya puas dengan cara teman atau keluarga saya
dan saya menyediakan waktu bersama-sama
mengekspresikan afek dan berespon
JUMLAH
Penilaian:
Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai 4-6 : disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga
Interpretasi : dari hasil pengkajian klien tidak mengalami disfungsi keluarga dengan
skor 8
9.
16
17
Hasil Riview Artikel
Peneliti Judul Sampel Metode Output
Deli maria Pengaruh Kompres Jahe Sampel dalam penelitian Metode pengumpulan data Hasil dari penelitian ini menunjukan
(2019) Hangat Terhadap ini dilakukan di 2 menggunakan metoda bahwa terdapat pengaruh kompres
Penurunan Intensitas keluarga sebanyak wawancara dan observasi jahe hangat terhadap penurunan
Nyeri Artritis Reumatoid 3 orang (3 )responden Desain yang digunakan intensitas nyeri pada pasien artritis
Pada Lansia (Akademi lansia dengan nyeri dalam penelitian ini adalah reumatoid.
Keperawatan Rumah rheumatoid artritis studi kasus dengan
Sakit Jakarta) Instrumen penelitian
menggunakan lembar
observasi,
Ninda Pengaruh kompres jahe Populasi dalam Penelitian ini merupakan Berdasarkan hasil penelitian yang
Wahyuni, terhadap intensitas nyeri penelitian ini adalah penelitian quasy eksperiment telah diperoleh, kompres jahe terlihat
S.Kep,Ns., pada penderita seluruh penduduk yang atau percobaan dimana memiliki pengaruh dalam
M.Kep rheumathoid arthritis di sudah didiagnosa dokter kegiatan percobaan bertujuan mengurangi intensitas nyeri
(2016) wilayah kerja puskesmas menderita Reumathoid untuk mengetahui suatu rheumathoid arthritis dimana seluruh
balam medan sunggal Arthritis di wilayah gejala atau pengaruh yang responden mengalami penurunan
kerja Puskesmas Balam timbul, sebagai akibat dari intensitas nyeri setelah perlakuan
Medan Sunggal tahun adanya perlakuan tertentu. kompres jahe
2016 sebanyak 470 jiwa. Rancangan penelitian yang
18
digunakan adalah rancangan
Sampel pada penelitian One Group pretest-postest,
ini adalah penderita dimana rancangan ini tidak
dengan nyeri memiliki kelompok
rheumathoid arthtritis pembanding (kontrol) tetapi
usia diatas 40 tahun di dilakukan observasi pertama
wilayah kerja (pretest) yang
Puskesmas Balam memungkinkan peneliti
Medan Sunggal tahun menguji perubahan yang
2016. terjadi setelah adanya
eksperimen (Pratiknya,
2016)
Henny Kompres jahe berkhasiat Populasi dalam Metode penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian tentang
Syapitri dalam menurunkan penelitian ini adalah menggunakan quasy pengaruh kompres jahe terhadap
(2018) intensitas nyeri pada seluruh penduduk yang eksperiment dengan penurunan Intensitas nyeri
penderita rheumathoid sudah didiagnosa dokter rancangan One Group rheumathoid arthritis pada usia diatas
arthritis di lingkungan menderita Reumathoid pretest-postest,.. Adapun 40 tahun di lingkungan kerja
kerja Puskesmas Tiga Arthritis di lingkungan pengambilan sample pada Puskesmas Tiga Balata didapat
Balata kerja Puskesmas Tiga penelitian ini dengan teknik kesimpulan sebagai berikut :
Balata tahun 2014 Purposive Sampling. 1. Sebelum dilakukan kompres jahe
sebanyak 470 jiwa dan rata-rata intensitas nyeri yang dialami
sampel pada penelitian responden adalah 4,73 dan setelah
19
ini adalah penderita dilakukan kompres jahe rata-rata
dengan nyeri intensitas nyeri yang dialami
rheumathoid arthtritis responden adalah 2,13.
usia diatas 40 tahun di 2. Ada pengaruh kompres jahe
lingkungan kerja terhadap intensitas nyeri pada
Puskesmas Tiga Balata penderita rheumathoid arthritis usia
diatas 40 tahun dengan nilai p-value
0,000.
20
Journal Scientific Solutem, Vol.2 No. 1 (2019)
1. Pembahasan
a. Analisis masalah keperawatan dengan konsep Evidance Based Practice
dan konsep kasus terkait ((diceritakan sampai dengan kenapa memilih
intervensi tersebut)
Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik,
progresif dan lebih banyak terjadi pada wanita, pada usia 25-35 tahun.
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan
ikat sendi secara simetris. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah
Orthopedi, hal. 165).
Salah satu manifestasi klinis dari rheumatoid artritis adalah adanya
rasa nyeri baik akut atau kronis yang biasanya muncul di pesendian,
Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan
tangan, sendi lutut, sendi siku pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi
panggul dan biasanya bersifat bilateral/simetris (Aspiani, 2014).
Angka kejadian rheumatoid arthritis pada tahun 2016 yang
disampaikan oleh WHO adalah mencapai 20% dari penduduk dunia, 5-
10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang
berusia 55 tahun (Majdah & Ramli, 2016; Putri & Priyanto, 2019).
Menurut Riskesdas (2018) jumlah penderita rheumatoid arthritis di
Indonesia mencapai 7,30%. Oleh karena itu perlu ada perhatian khusus
dalam penanganannya terutama pada lansia sebagai upaya penting dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Alternative penanganan nyeri dari rheumatoid artritis ini ada 2
yaitu dengan Intervensi farmakologis yaitu (dengan menggunakan obat-
obatan seperti OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid )) dan
nonfarmakologis, intervensi nonfarmakologis menurut Smeltzer et al.
(2010) meliputi masase, terapi es dan panas, stimulasi listrik syaraf
transkutaneus (TENS), teknik relaksasi, distraksi, hipnosis, musik, dan
juga bisa dengan alternative lain seperti dengan modifikasi pola hidup
sehari-hari dan kembali ke produk alami (back to nature). Mengacu pada
konsep back to nature yaitu dengan menggunakan bahan lokal yang
banyak terdapat dimasyarakat yang dapat memberikan efek farmakologis
orang.
Pada jurnal ketiga, kompres jahe berkhasiat dalam menurunkan
intensitas nyeri pada penderita rheumathoid arthritis yang dilakukan oleh
Henny Syapitri (2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
penduduk yang sudah didiagnosa dokter menderita Reumathoid Arthritis
di lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balata tahun 2014 sebanyak 470 jiwa
dan sampel pada penelitian ini adalah penderita dengan nyeri rheumathoid
arthtritis usia diatas 40 tahun di lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balat.
Metode penelitian ini menggunakan quasy eksperiment dengan rancangan
One Group pretest-postest,. Adapun pengambilan sample pada penelitian
ini dengan teknik Purposive Sampling. Berdasarkan hasil penelitian
tentang pengaruh kompres jahe terhadap penurunan Intensitas nyeri
rheumathoid arthritis pada usia diatas 40 tahun di lingkungan kerja
Puskesmas Tiga Balata didapat kesimpulan sebagai berikut : Sebelum
dilakukan kompres jahe rata-rata intensitas nyeri yang dialami responden
adalah 4,73 dan setelah dilakukan kompres jahe rata-rata intensitas nyeri
yang dialami responden adalah 2,13.dan Ada pengaruh kompres jahe
terhadap intensitas nyeri pada penderita rheumathoid arthritis usia diatas
40 tahun dengan nilai p-value 0,000.
Berdasarkan beberpa review jurnal diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kompres jahe hangat berpengaruh terhadap penurunan
intensitas nyeri pasien yang mengalami rheumatoid artritis dimana dapat
dibUktikan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan semua
menyatakan kompres jahe hangat dapat mengurangi nyeri pasien.
Dely Maria
Akademi Keperawatan Rumah Sakit Jakarta e-
mail: clara_laalaa@yahoo.com
Abstrak
Penyakit artritis rheumatoid merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan nyeri pada
daerah lutut, kaki, tangan dan pinggul sehingga dapat mengganggu aktifitasnya. Artritis
rheumatoid ini lebih banyak menyerang lansia karena perubahan fisiknya yang mengalami
proses penuaan. Lansia sering mengalami gangguan sistem muskuloskeletal yang
menyebabkan nyeri sendi. Tujuan penerapan evidence based practice ini untuk mengetahui
pengaruh skala nyeri pada pasien artritis rheumatoid dengan menggunakan kompres air jahe
hangat. Partisipan berjumlah tiga orang dan ketiganya diberi kompres air jahe hangat selama
delapan hari. Hasilnya menunjukkan rata-rata skala nyeri sebelum diberikan intervensi sebesar
4.23 (Sd-=1.454) dan setelah diberikan intervensi sebesar 2.96 (SD = 1.39). Kesimpulannya
terdapat pengaruh kompres air jahe hangat terhadap penurunan skala nyeri pada pasien artritis
rheumatoid. Intervensi kompres air jahe hangat dapat direkomendasikan sebagai bagian dari
intervensi keperawatan keluarga pada diagnose nyeri artritis rheumatoid pada lansia di
keluarga.
Abstract
Rheumatoid arthritis disesase is an autoimmune diseases that causes pain in
the knees, legs, hands and hips so that it can interfere with the activity.Rheumatoid
arthritis is more attacking the elderly because of physical changes that undergo the
aging process.Elderly often experience disordersof the muskuloskeletalsystem that
causes joint pain. The implementation of this evidence based nursing to determine
the effect of pain scale on rheumatoid arthritis patient by using warm ginger water
compress. Participants in the application of evidence based nursing amounted to
three people and all three were given intervention of warm ginger compress for
eight days. The result of this evidence based nursing implementation shows the
influence of warm ginger compress on the decrease of pain scale in rheumatoid
arthritis. This warm ginger water compression intervention is most likely to be
recommended as part of family nursing intervention on the diagnosis of arthritis
pain rheumatoid elderly in the family.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susanti keperawatan pada lansia yang mengalami
(2014), dengan judul ”Pengaruh Kompres Artritis reumatoid dengan masalah Nyeri.
Hangat Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri Subjek yang digunakan adalah 2 keluarga
Artritis Rhematoid Di Panti Sosial Tresna lansia dengan masalah keperawatan Nyeri
Werdha Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar tahun dengan diagnose medis Artritis Reumatoid.
2014” disimpulkan bahwa kompres hangat jahe Kedua partisipan memiliki masalah
berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri keperawatan dan diagnosis medis yang
artritis rhematoid yang dapat dilanjutkan sebagai sama.
intervensi mandiri oleh penderita artritis Metode pengumpulan data yang digunakan
rhematoid dengan ρvalue = 0,000. adalah Wawancara (data dasar keluarga,
Intervensi nonfarmakologis lingkungan, struktur keluarga, fungsi
menurut Smeltzer et al. (2010) meliputi masase, keluarga, stress dan koping keluarga,
terapi es dan panas, stimulasi listrik syaraf harapan keluarga terhadap asuhan
transkutaneus (TENS), teknik relaksasi, keperawatan keluarga, dan fungsi perawatan
distraksi, hipnosis, dan musik. kesehatan).
Salah satu terapi panas dengan kompres jahe Observasi dan pemeriksaan fisik data dasar
hangat, dimana pada jahe terdapat kandungan keluarga, lingkungan, struktur keluarga,
seperti ginggerol, shogaol, dan zingerone yang fungsi keluarga, stress dan koping keluarga,
dapat memberikan efek farmakologis seperti harapan keluarga terhadap asuhan
antioksidan, anti inflamasi, analgesik, dan keperawatan keluarga, dan fungsi perawatan
antikarsinogenik, sehingga dapat mengobati kesehatan.
artritis reumatoid, asma, stroke, mual, demam Data dikumpulkan dari hasil wawancara
dan infeksi (Hernani & Winarti, 2010). dan observasi. Hasil ditulis dalam bentuk
Cara untuk mengurangi nyeri pada penderita catatan lapangan dan disalin secara struktur.
artritis reumatoid salah satunya adalah kompres Setelah itu data dikelompokkan menjadi
jahe hangat, karena jahe memiliki kandungan data subjektif dan data objektif, diagnosis
enzim siklo-oksigenase yang dapat mengurangi dan dibandingkan hasil yang normal.
peradangan pada penderita arthritis reumatoid, Penyajian data dilakukan dengan tabel.
selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis Kerahasiaan klien sangat dijaga dengan cara
yaitu rasa panas dan pedas, dimana dapat membuat initial pada nama klien. Dari data
meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot yang disajikan kemudian data tersebut
atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, dibahas dan dibandingkan dengan hasil
manfaat yang maksimal akan dicapai dalam penelitian terdahulu dan secara teoritis.
waktu 20 menit sesudah aplikasi panas (Brunner
and Suddarth, 2010). Hasil dan Pembahasan
Pada tabel Rerata intensitas nyeri pada hari
Metode delapan lebih kecil dari pada hari pertama
Desain yang digunakan dalam penelitian ini maupun hari sebelumnya dan mengalami
adalah studi kasus untuk mengeksplorasi penurunan sejak hari pertama. Pada tabel
masalah asuhan tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan
yang bermakna antara intensitas nyeri
sebelum dilakukan intervensi dan setelah
dilakukan intervensi. Hasil
penelitian menunjukan nilai sebelum diberikan nyeri 5 – 6 (nyeri sedang), nyeri yang
intervensi kompres jahe hangat sebesar 4,13 dialami ketiga pasien berbeda-beda.
(SD=1,454) dan setelah diberikan intervensi Pada Ny. S mengatakan kaku pada sendi,
kompres hangat jahe sebesar 2,96 (SD= 1,398). terjadi saat akan bangun dari duduk dan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan jongkok, nyeri bertambah bila di gunakan
tanggal 14 Februari 2018, didapatkan bahwa untuk berjalan nyeri yang dirasakan pada
dari ketiga pasien memiliki usia rerata 64 tahun lutut sebelah kanan, nyeri seperti tersayat
dan ketiga berjenis kelamin perempuan. Hal ini dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang),
menunjukkan nilai ambang nyeri seseorang lamanya nyeri 10 – 15 menit.
akan meningkat seiring bertambahnya usia dan Pada Ny. U mengatakan nyeri pada lutut
semakin bertambah pula pemahaman terhadap dan paha kanan, kaku pada sendi dan
nyeri dan usaha untuk mengatasinya (Hidayat, kesemutan, dengan skala nyeri 5 (nyeri
2008). sedang), lebih sering dirasakan pada pagi
Lanjut Usia merupakan proses penuaan yang dan sore hari, lamanya nyeri 5
akan dialami oleh setiap individu tanpa ada – 10 menit. Dan pada Ny. A mengatakan
seorangpun yang dapat mencegahnya dan nyeri pada lutut dan tumit kanan mengalami
tentunya keadaan ini juga akan berdampak pada pembengkakkan, nyeri dirasakan seperti
penurunan kondisi fisik dan kesehatan (Replita, tersayat dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang),
2014). nyeri bertambah saat melakukan aktivitas
Selain karena proses penuaan, salah satunya berat, lamanya nyeri 5 – 10 menit.
adalah penurunan sistem muskuloskeletal Hal ini sesuai dengan teori yang ada,
dimana terjadi perubahan komposisi tulang penyebab dari nyeri sendi meliputi usia
rawan dan kandungan air yang dapat lebih dari 60 tahun, jenis kelamin wanita
mempengaruhi beban sendi sehingga dapat lebih sering, faktor genetik, obesitas, cedera
menyebabkan nyeri sendi dan deformitas pada sendi, pekerjaan atau olahraga, serta
tulang rawan (Masumeci, et al, 2015). kepadatan tulang.
Perempuan yang telah menepouse dan Tanda gejala dari nyeri sendi meliputi
memasuki masa usia lanjut mengalami kekakuan, bengkak, dan nyeri yang
penurunan hormon esterogen membuat penderita sulit berjalan, mendaki,
sehingga terjadi duduk, dan bangkit dari kursi serta kaku di
ketidakseimbangan osteoblas dan osteoklas pagi hari (Kurnia Dewi, 2009). Diagnosa
yang mengakibatkan penurunan massa tulang utama yang sering terjadi pada artritis
sehingga menyebabkan tulang menipis, reumatoid adalah nyeri akibat pengalaman
berongga, kekakuan sendi, pengelupasan tulang sensori dan emosi yang tidak
rawan sendi sehingga terjadi nyeri sendi menyenangkan akibat kerusakan jaringan
(Smetzler, et al. 2010). dengan intensitas ringan hingga berat (Deni
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, Yasmara, et al, 2016).
dapat ditegakan diagnosa keperawatan pertama Menurut Smeltzer et al. (2010) terapi
adalah Nyeri kronis. Ketiga pasien memiliki nonfarmakologis untuk menurunkan
intensitas nyeri yang sama dengan skala intensitas nyeri meliputi masase, terapi es
dan panas, stimulasi listrik syaraf
transkutaneus (TENS), teknik relaksasi,
distraksi, hipnosis, dan musik.
Manajemen nyeri yang dilakukan oleh Deni intensitas nyeri artritis sebelum dan sesudah
Yasmara (2016), dengan menggunakan dilakukan kompres jahe hangat dengan hasil
analgetik, stimulasi listrik syaraf transkutaneus penelitian rata-rata (mean) skala artritis
(TENS), kompres es atau dingin, relaksasi reumatoid pre-test 4,79 dan rata-rata
progresif, dan intervensi bedah. Dari intensitas nyeri post-test 2,58. Dan hasil
permasalahan yang ada, penulis lebih analisa data penelitian dengan menggunakan
memfokuskan pada manajemen nyeri dengan uji-t test didapat nilai signifikan 0.000.
pemberian tindakan nonfarmakologis yaitu Penelitian lain Susanti, (2014) tentang
kompres jahe hangat sesuai dengan penelitian pengaruh kompres jahe terhadap intensitas
yang telah ada. Intervensi ini juga dapat nyeri penderita arthritis reumathoid
membantu keluarga dalam memberikan sebanyak 20 orang lansia yang menderita
perawatan kepada anggota keluarga yang rheumathoid arthritis dengan rata-rata nyeri
menderita artritis reumatoid secara mandiri. sebelum kompres jahe (pre-test) yaitu 3,80
Kompres jahe hangat dapat menurunkan nyeri dengan standar deviasi 1,005 dan rata-rata
atritis rhematoid. Kompres jahe merupakan nyeri setelah kompres jahe (post-test) yaitu
pengobatan tradisional atau terapi mon 2,80 dengan standar deviasi 1,005
farmakologis untuk mengurangi nyeri artritis berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan pvalue
rhematoid. Dimana jahe terdapat kandungan 0,000 (<0,05), berarti ada pengaruh yang
seperti ginggerol, shogaol, dan zingerone yang signifikan terhadap penurunan intensitas
dapat memberikan efek farmakologis seperti nyeri artritis rheumathoid pada lansia.
antioksidan, anti inflamasi, analgesik, dan Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
antikarsinogenik, sehingga dapat mengobati penulis bahwa terdapat penurunan intensitas
artritis reumatoid, asma, stroke, mual, demam nyeri pada artritis reumatoid yang di
dan infeksi (Hernani & Winarti, 2010). tunjukan dengan adanya penurunan skor
Beberapa hasil penelitian lain yang mendukung intensitas nyeri setelah dilakukan intervensi
hasil penelitian ini. Siska Damaiyanti, et.al kompres jahe hangat. Intervensi kompres
(2012) menjelaskan bahwa kompres jahe hangat jahe hangat diberikan selama 20 menit
memiliki kandungan enzim siklo- oksigenasi kepada setiap responden.
yang dapat mengurangi peradangan pada Hasil penelitian menunjukan nilai sebelum
penderita artritis reumatoid, selain itu jahe juga diberikan intervensi kompres jahe hangat
memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas sebesar 4,13 (SD=1,454) dan setelah
dan pedas, dimana rasa panas ini dapat diberikan intervensi kompres hangat jahe
meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot sebesar 2,96 (SD= 1,398).
atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah Penurunan intensitas nyeri setelah intervensi
sehingga dapat memperlancar sirkulasi darah. kompres jahe hangat berkisar pada
Terapi kompres jahe hangat diberikan pada penurunan 1-2 tingkat dari intensitas nyeri
semua responden penelitian selama 20 menit sebelumnya. Dimana sebelum dilakukan
dan berpengaruh terhadap penurunan intervensi kompres jahe hangat skala nyeri
berkisar 5 – 6 (nyeri sedang).
Dan setelah dilakukan intervensi kompres
jahe hangat terdapat penurunan intensitas
nyeri, dua responden dengan
Kesimpulan
Hasil intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi kompres jahe hangat pada ketiga responden
menunjukan skala nyeri 5–6 (nyeri sedang). Dan setelah dilakukan intervensi kompres jahe hangat
terdapat penurunan intensitas nyeri, dua responden dengan skala nyeri 1–2 (nyeri ringan), dan satu
responden yang sudah tidak mengalami nyeri. Dimana setiap responden memiliki karakteristik nyeri
yang berbeda dan diberi perlakuan yang sama saat intervensi.
Hasil penelitian menunjukan nilai sebelum diberikan intervensi kompres jahe hangat sebesar 4,13
(SD=1,454) dan setelah diberikan intervensi kompres jahe hangat sebesar 2,96 (SD= 1,398).
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh kompres jahe hangat terhadap penurunan
intensitas nyeri pada pasien artritis reumatoid.
Daftar Pustaka
[1] Achjar, Komang Ayu Henny.(2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan
Keluarga. Cetakan I. Jakarta: Sagung seto
[2] Anas Tamsuri. (2006). Konsep dan penatalaksanaan nyeri.. Buku kedokteran .Jakarta :
EGC
[3] Damayanti,Siska,et.al.(2012).Pengar uh kompres jahe hangat terhadap penurunan
intensitas nyeri arthritis rheumatoid pada lanjut usia di panti sosial tresna werdha kasih
saying ibu kanagarian cubadak batusangkar 2012 di akses pada tanggal 29
januari 2018
[4] Hernanidan Christina Winarti.(2010). kandungan bahan aktif jahe dan pemanfaatannya
dalam bidang kesehatan.Bogor
Abstrak
Menua (menjadi tua) merupakan suatu proses menghilangnya secara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam
Nugroho. W, 2000). Seseorang yang sudah mengalami lanjut usia akan
mengalami beberapa perubahan pada tubuh/fisik, psikis/intelektual, sosial
kemasyarakatan maupun secara spiritual atau keyakinan. Salah satu perubahan
tersebut terjadi pada Sistem Muskuloskletal dimana tulang kehilangan cairan dan
makin rapuh, tafosis, tubuh menjadi lebih pendek, persendian membesar dan
menjadi kaku, tendon mengerut dan menjadi sklerosis, atrofi serabut otot
(Wahjudi Nugroho, 2000). Dengan meningkatnya usia fungsi otot dapat dilatih
dengan baik namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita rematik.
Bagaimana timbulnya kejadian reumathoid arthritis ini sampai sekarang belum
sepenuhnya dimengerti (Bjelle, 2004). Berdasarkan kesepakatan para ahli di
bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda.
Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh, kompres jahe terlihat
memiliki pengaruh dalam mengurangi intensitas nyeri rheumathoid arthritis
dimana seluruh responden mengalami penurunan intensitas nyeri setelah
perlakuan kompres jahe selama 20 menit, namun penurunan intensitas nyeri yang
dialami oleh responden berbeda-beda, dimana responden yang mengalami
penurunan intensitas nyeri 4 sebanyak 5 orang (16,7%), responden yang
mengalami penurunan intensitas nyeri 3 sebanyak 11 orang (36,7), responden
yang mengalami penurunan intensitas nyeri 2 sebanyak 11 orang (36,7) dan
responden yang mengalami penurunan intensitas nyeri 1 sebanyak 3 orang. Hal
ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko antara lain psiko-
kultural dan sifat nyeri yang merupakan persepsi dan perbedaan individu dan
perasaan subjektif dari setiap perasaan nyeri antara dua orang yang berbeda
pula.
Kata Kunci : Rheumatoid Arthritis
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperiment atau percobaan dimana kegiatan
percobaan bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat
dari adanya perlakuan tertentu.
Tabel .1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan 21 70
Laki-laki 9 30.0
Total 30 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 21 orang (70 %).
2) Karakteristik Usia Responden
Jurnal Keperawatan Flora 42
Volume IX No. 1 Januari
2016
Tabel .2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Fkrekuensi Persentasi
(Tahun) (n) (%)
40 3 10.0
41 1 3.3
43 1 3.3
44 1 3.3
46 1 3.3
48 3 10.0
50 2 6.7
51 1 3.3
54 2 6.7
58 2 6.7
59 1 3.3
60 2 6.7
61 3 10.0
Berdasarkan tabel diatas usia terendah adalah 40 tahun dan usia tertinggi yaitu 73 tahun.
3) Pendidikan
Tabel .3
Berdasarkan tabel diatas mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak
20 orang (66,7 %).
4) Pekerjaan
Tabel .4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase
(n) (%)
Bertani 23 76.7
Pegawai 7 23.3
Total 30 100.0
Tabel .5
Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Sebelum
Kompres Jahe
Intensitas Nyeri Frekuensi Persentase (%)
(%)
2 3 10.0
3 1 3.3
4 9 30.0
5 5 16.7
Tabel .6
Distribusi Frekuensi Nyeri Pasien Setelah Dilakukan Kompres Jahe
Intensitas Nyeri Frekuensi (n) Persentase (%)
0 2 6.7
1 5 16.7
2 12 40.0
3 9 30.0
4 2 6.6
Total 30 100.0
Dari tabel diatas mayoritas intensitas nyeri setelah kompres jahe (post-test) adalah 2 sebanyak
12 orang.
2. Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian kompres jahe terhadap
penurunan intensitas nyeri rheumathoid arthritis pada usia diatas 40 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Balam Medan Sunggal.
Tabel .7
Analisa Intensitas Nyeri Pre-Post Test Kompres Jahe
Mean SD P. Value
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, EGC, Jakarta.
Fitriyah. Nurul. 2016. Efek Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Rosc. Var.
Mansjoer. Arif dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Media
Aesculapius, Jakarta. Indonesia.
Setiadi, 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan, Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sigit. Nian Prasetyo, 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Graha Ilmu,
Jurnal Keperawatan Flora 53
Volume IX No. 1 Januari
Yogyakarta.
2016
1)
Henny Syapitri
1)
Program Studi Ners, Universitas Sari Mutiara Indonesia
Email : heny_syahfitri86@yahoo.com
ABSTRACT
Rheumathoid disease and joint inflamation is the most diseases find in society,
particularly in 40 years old. More than 40% from them suffer muscle pain. The objectives
is knowing effect of ginger compresses in pain intensity who suffered Rheumathoid
Arthtritis in 40 years old in Tiga Balata Health Center 2015. this study adopted quasy
eksperimental method with pre-test and post test design. This research was conducted at
Tiga Balata Health Center in march 06, 2015 until 20 march 2015. There are 30
respondens for this reseached who suffered rheumathoid arthritis and suffered pain. The
sample in this research are with purposive sampling technique. Data collecting by
interview and observation using interview and observation pain form. In this reseach
noted that mostly respondent in their pain scale before ginger compresses (pre-test) at
least 4,73 with standar deviasi 1.311. whereas pain intencity of rheumathoid arthritis
after gingger comppresses (post-test) is 2,13 with deviasi standard 1,008. With wilcoxon
sign rank test obtained such as rate of (p value = 000 < 0,05). This indicated that there is
a significantly differences of pain intensity before ginger compresses with after ginger
compresses (post-test). It is suggest to nurse that ginger compresses can use for
complementary managing pain of rheumathoid arthritis could continue as intervention
independent by patient. Advice for nursing practice that ginger compresses can use as
complementary therapy to decrease pain intensity of rheumathoid arthritis.
63
64