Disusun Oleh :
NIM : 1814471059
Dosen Pembimbing :
Laporan Praktik klinik yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada Ny.D Post Partum
Dengan Sectio Caesaria “. Telah disahkan dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Disusun Oleh
Nur Fadilla
1814471059
Mahasiswa
(Nur Fadilla)
Mengetahui,
II. Etiologi
Manuaba (2002) indikasi ibu dilakukan sectiocaesarea adalah
rukturuteri iminem,pendarahan antepartum,ketuban pecah
dini.Sedangkan indikasi dari janin adalah vetaldistres dan janin besar
melebihi 400gr.Dari beberapa faktor sectiocaesarea di atas dapat di
uraikan beberapa penyebab sectiocaesar sebagai berikut :
1. CPD (Chepalo Pelvik Disproportion)
CPD adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan
ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak
dapat melahirkan secara alami.Tulang-tulang panggul
merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga
panggul yang merupakan jalan yang harus di lalui oleh janin
ketika akan lahir secara alami
2. PEB (Pre-eklamsi berat)
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang
lansung disebabkan oleh kehamilan,sebab terjadinya masih
belum jelas.Setelah perdarahan dan infeksi,Pre-eklamsi dan
eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan pariental
paling penting dalam ilmu kebidanan.
3. KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban Pecah Dini adalah pecah nya ketuban sebelum
terdapat tanda persalinan dan di tunggu 1 jam belum terjadi
inpartu.
4. Bayi Kembar
Kelahiran Kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang
lebih tinggi dari pada kelahiran satu bayi.
5. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir,misalnya jalan lahir yang
tidak memungkinkan adanya pembukaan,adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir,tali pusar pendek,dan ibu sulit
bernafas
6. Kelainan Letak Janin
a. Kelainan pada letak kepala
1) Letak kepala tengadah
Bagian terbawah adalah puncak kepala,pada
pemeriksaan dalam teraba VVB yang paling
rendah.Etiologi nya kelainan panggul,kepala
bentuk nya bundar,anak nya kecil atau
mati,kerusakan dasar panggul.
2) Presentasi Muka
Letak kepala tengadah (defleksi),sehingga
bagian kepala yang terletak paling rendah ialah
muka.Hal ini jarang terjadi,kira-kira 0,27 -0,5%.
3) Presentasi dahi
Posisi kepala tengadah (defleksi) atau fleksi,dahi
berada pada posisi terendah dan tetap paling
depan.
b. Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin
terletak memanjang dengan kepala di pundus uteri dan
bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
III. Pathway SC
Dilakukan tindakan
SC
Trauma Pembedahan/ Kelahiran Anak
Insisi
Perubahan Peran
Luka
Kurang Pengetahuan
Gangguan
Mobilitas
Fisik
IV. Manifestasi klinis
Periode post partum ialah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.Periode ini kadang-
kadang di sebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan (Bobak,2004)
1. Sistem reproduksi
Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan,proses ini di mulai segera setelah plasenta keluar
akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir,hormon oksigen yang di lepas dari kelenjar
hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,mengoperasi
pembuluh darah dan membantu hemostasis
Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban di keluarkan,kontraksi
vaskular dan trombus menurunkan tempat plasenta ke suatu area
yang meninggi dan bernodul tidak teratur.
Lochea
Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris desidua dan
debris trofoblastik.Aliran menyembur menjadi merah setelah 2-4
hari.Setelah 10 hari setelah bayi lahir,cairan berwarna kuning atau
putih.
Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan,18 jam pasca
partum,serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat
dan kembali kebentuk semula.
2. Sistem endokrim
Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasenta lactogen,eksogen dan
korsitol,serta placental enzyme insulinase membalik efek
diabetagenik kehamilan.
Hormon hipofisis
Kadar prolagtin serum yang tinggi pada wanita menyusui
tampaknya berperan dalam menekan ovulasi.Karena kadar follikel-
stimulatil hormon terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak
menyusui disimpulkan ovarium tidak berespon terhadap etimlasi
FSH ketika kadar prolactin meningkat (Bowes,1991).
3. Apdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan,abdomennya
akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil.
Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan
sebelum hamil.
4. Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan stelah wanita
melahirkan. Diperlukan kira-kira 2-8 minggu supaya hipotermia pada
kelahiran dan di latasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan
sebelum hamil. (Cunningham, dkk:1993).
5. Sistem cerna
Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia,aneslesia,dan
keletihan,ibu merasa sangat lapar.
Mortilitas
Secara khas,penurunan tonus dan mortilitas otot praktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir
Defakasi
BAK secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari,setelah ibu
melahirkan.
6. Payudara
Ibu tidak menyusui
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang
tidak menyusui.Pada hari ke 3 atau ke 4 pasca partum bisa terjadi
pembengkakan.
Ibu yang menyusui
Sebelum laktasi di mulai,payudara teraba lunak dan suatu cairan
kekuningan yakni kolostrom.Setelah laktasi dimulai,payudara
teraba hangat dan keras ketika di sentuh.
7. Sistem Perkemihan
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan,yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir.Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema,sering kali di sertai
daerah-daerah kecil hemoragi.
8. Sistem integumentasi
Hiperpigmentasi di aerola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir.Kulit yang meregang pada payudara,abdomen,paha,dan
panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
V. Pemeriksaan diagnostik
1. Elektroensefalogram (EEG)
Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang
2. Pemindaian CT
Untuk menendeteksi perbedaan kerapatan jaringan
3. Daerah lengkap (HB,HT,Leukosit,Trombosit)
4. Urine lengkap
VII. Komplikasi
1. Pendarahan : Pendarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahan
cabang-cabang arteri uterine ikut terbuka atau karena antonia uterie
2. Infeksi puerperial : Kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas
di bagi menjadi :
Ringan,dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
Sedang,suhu meningkat di sertai dengan dehidrasi dan perut
sedikit kembung
Berat,peritonealis sepsis dan usus paralitik
3. Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung
kemih,embolisme paru yang sangat jarang terjadi.
4. Kurang kuatnya perut pada dinding uterus,sehingga pada kehamilan
berikut nya bisa terjadi ruptur uteri.
Yang sering terjadi pada ibu bayi : kematian perinatal
B. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
a. Pengkajian Dasar
1. Identifikasi
Tanggal Pengkajian : 04 Mei 2020
Nama Inisial Klien : Ny. D
Umur : 30 th
Alamat : Jl.Ayani Bandarjaya Barat, Lampung Tengah
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : S1-PG SD
Pekerjaan : Guru
b. Pengkajian Keperawatan
1) Penampilan Umum :
-Klien tampak cemas
-Klien tampak gelisah
Tandal vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36ºC
2) Pengkajian Respirasi : -
3) Pengkajian Sirkulasi : -
4) Pengkajian Nutrisi dan Cairan :
-Klien mengeluh nyeri pada abdomen bagian luka post SC
5) Pengkajian Eliminasi : -
6) Pengkajian Aktivitas dan Istirahat :
-Rentang Gerak Menurun
-Nyeri saat bergerak
-Cemas saat bergerak
-Mengeluh sulit tidur
-Tampak lemas
-Fisik lemah
7) Pengkajian Neurosensori
-Klien mengatakan sakit kepala
8) Pengkajian reproduksi dan seksual
9) Pengkajian ibu hamil dan melahirkan
-Kehamilan tidak terencana
-Membutuhkan informasi tentang : Kehamilan dan persalinan
-Ekspresi wajah meringis
-Nyeri pada abdomen
-Cemas pada proses persalinan
10) Pengkajian pasca partum :
-Klien mengeluh tidak nyaman
-Klien tampak meringis
11) Pengkajian nyeri dan kenyamanan :
-Klien mengeluh tidak nyaman
-Klien mengeluh nyeri
-Klien tampak gelisah
-Klien tampak menangis dan meringis
12) Pengkajian psikologis :
-Klien tampak gelisah
-Klien tampak panik
13) Pengkajian tumbuh kembang : -
14) Penkajian kebersihan diri :
-Klien mengatakan tidak mampu mandi atau ke toilet secara mandiri
15) Pengkajian Keamanan dan Proteksi :
-Kerusakan jaringan kulit
-Kulit kemerahan
-Dilakukan prosedur invasif
-Kondisi pasca operasi
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
Anjurkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan
A : Nyeri Akut
belum teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
10.00 wib :
-Mengidentifikasi
skala nyeri
10.15 wib :
-Memberikan
penjelasan strategi
meredakan nyeri
10.25 wib :
-Mengajarkan
tekhnik latihan
nafas dalam
10.20 wib :
-Memfasilitasi
aktivitas ambulasi
dengan alat bantu
-Anjurkan untuk
mika miki
-Melibatkan
keluarga untuk
membantu pasien
dalam
meningkatkan
ambulasi
-Menganjurkan
melakukan
ambulasi dini
A : Resiko Infeksi
belum teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi
10.20 wib :
-Mengobservasi
kondisi luka,
apakah masih
merah atau tidak
10.25 wib :
-Memberikan
informasi
bagaimana tanda
dan gejala infeksi
Hari Ke 2
O : -Klien tampak
lebih nyaman
-Klien tidak terlalu
gelisah
A : Nyeri Akut
teratasi sebagian
P : Lanjutkan
intervensi
-Mengidentifikasi
skala nyeri
-Melakukan tekhnik
latihan nafas dalam
2. Gangguan Mobilitas Memonitor ttv S : Klien Dilla
Fisik Memfasilitasi mengatakan nyeri
aktivitas dengan alat berkurang saat
bantu bergerak
Melibatkan keluarga
untuk membantu O : -Klien sudah
pasien dalam mampu bergerak
meningkatkan
ambulasi A : Gangguan
Mengajarkan klien Mobilitas Fisik
melakukan ambulasi teratasi Sebagian
dini
Memantau P : Lanjutkan
kemampuan klien intervensi
dalam beraktivitas 10.15 wib
-Memonitor ttv
TD : 110/80 mmHg
N : 78 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,7ºC
10.25 wib :
-membantu klien
untuk mika miki
10.30 wib :
Membantu klien
untuk duduk
perlahan dan
berjalan
menggunakan alat
bantu kruk
Hari Ke 3
O :-Klien tampak
sudah tidak
terganggu dengan
nyerinya
A : Nyeri Akut
teratasi
P : Hentikan
Intervensi
O :-Klien sudah
tidak meringis saat
bergerak
-Klien lebih bebas
dan aktif dalam
bergerak
A : Gangguan
Mobilitas Fisik
Teratasi
P : Hentikan
Intervensi
P : Hentikan
Intervensi
VI. Kesimpulan
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar,1992)
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelhairan pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan petimbangan hal-hal yang
perlu tindakan SC peoses persalinan normal lama atau kegagalan proses persalinan
normal (Dystasia).
Masalah keperawatan yang muncul yaitu nyeri, gangguan mobilitas fisik, dan resiko
infeksi.