MIOMA UTERI
Pembimbing
dr. Yahlenadiharty, Sp.OG
Oleh
Desy Pustika Sari
FAA 114 049
Mioma Uteri 1
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
Mioma Uteri 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, referat yang berjudul “Mioma Uteri” ini akhirnya dapat
diselesaikan.
Referat ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan
klinik di bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya periode Maret hingga Mei 2019.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Yahlenadiharty, Sp.OG selaku pembimbing utama saya serta kepada dr. Sigit
Nurfianto, Sp.OG(K), dr. Rully P. Adhie, Sp.OG, M.Si.Med, dr. Mikko U.
Ludjen, Sp.OG, M.Kes dan dr. Ida Bagus Wicaksana, Sp.OG yang juga turut
membimbing dan membantu saya dalam penyusunan referat ini.
Referat ini disusun dengan kemampuan yang terbatas dan masih banyak
kekurangan, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan Referat ini. Semoga Referat ini
dapat bermanfaat untuk kita semua.
Palangka Raya,
Mioma Uteri 3
DAFTAR ISI
Mioma Uteri 4
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Pendahuluan
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot
polos rahim. Mioma uteri terjadi pada 20%-25% perempuan di usia reproduktif,
tetapi oleh faktor yang tidak diketahui secara pasti. Insidensnya 3-9 kali lebih
banyak pada ras kulit berwarna dibandingkan dengan ras kulit putih. Selama 5
dekade terkahir, ditemukan 50% kasus mioma uteri terjadi pada ras kulit
berwarna.1
I.2. Tujuan
Mioma Uteri 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumor jinak yang berasal dari sel otot polos miometrium disebut
leiomioma. Tetapi karena tumor ini berbatas tegas maka sering disebut sebagai
fibroid. Mioma uteri adalah tumor jinak yang mengandung sel-sel otot polos dan
jaringan ikat. Umumnya berlokasi pada korpus uteri, hanya 1-3% pada serviks.
Neoplasma jinak ini mempunyai banyak nama seperti fibromioma, leiomioma,
fibroid atau pun mioma uteri.1,2,3
Mioma Uteri 6
Walaupun mioma tidak mempunyai kapsul yang sesungguhnya, tetapi
jaringannya dengan sangat mudah dibebaskan dari miometrium sekitarnya
sehingga mudah dikupas (enukleasi). Mioma berwarna lebih pucat, relatif bulat,
kenyal, berdinding licin, dan apabila dibelah bagian dalamnya akan menonjol
keluar sehingga mengesankan bahwa permukaan luarnya adalah kapsul.1
Mioma uteri berasal dari miometrium. Berdasarkan lokasinya, mioma dibagi atas
3 jenis yakni:1,3
Mioma Uteri 7
hidroureter. Mioma subserosa akan memberikan kontur yang menonjol
pada saat pemeriksaan pelvis.4
Bila terjadi perubahan pasokan darah selama pertumbuhan, maka mioma dapat
mengalami perubahan sekunder atau degeneratif sebagai berikut:1
1. Degenerasi jinak
- Atrofi: ditandai dengan pengecilan tumor yang umumnya terjadi setelah
persalinan atau menopause.
- Hialin: terjadi pada mioma yang telah matang atau tua di mana bagian
yang semula aktif tumbuh kemudian terhenti akibat kehilangan pasokan
nutrisi dan berubah warnanya menjadi kekuningan, melunak atau melebur
menjadi cairan gelatin sebagai tanda terjadinya degenerasi hialin.
- Setelah mengalami hialinisasi, hal tersebut berlanjut dengan cairnya
gelatin pada bagian tersebut dapat menyebabkan keluarnya ciran kista ke
kavum uteri, kavum peritoneum, atau retroperitoneum.
- Kalsifikasi: disebut juga degenerasi kalkareus yang umumnya mengenai
mioma subserosa yang sangat rentan terhadap defisit sirkulasi yang dapat
menyebabkan pengendapan kalsium karbonat dan fosfor di dalam tumor.
Mioma Uteri 8
- Septik: defisit sirkulasi dapat menyebabkan mioma mengalami nekrosis di
bagian tengah tumor yang berlanjut dengan infeksi yang ditandai dengan
nyeri, kaku dinding perut, dan demam akut.
- Kaneus: disebut juga degenerasi merah yang diakibatkan oleh trombosis
yang diikuti dengan terjadinya bendungan vena dan perdarahan sehingga
menyebabkan perubahan warna mioma. Degenerasi ini sering terjadi
selama kehamilan karena kecepatan pasokan nutrisi bagi hipertrofi
miometrium lebih di prioritaskan sehingga mioma mengalami defisit
pasokan dan terjadi degenerasi aseptik dan infark. Degenerasi ini disertai
rasa nyeri tetapi akan menghilang sendiri. Terhadap kehamilan sendiri
dapat terjadi partus prematurus atau koagulasi diseminata intravaskuler.
- Miksomatosa: disebut juga degenerasi lemak terjadi setelah proses
degenerasi hilain dan kistik. Degenerasi ini sangat jarang dan umumnya
asimtomatik.
2. Degenerasi ganas
- Transformasi ke arah keganasan: (menjadi miosarkoma) terjadi pada
0,1%-0,5% penderita mioma uteri.
II.3. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti dari mioma uteri dan
diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan
tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel
monoplastik tunggal. Sel tumor memiliki abnormalitas pada kromosom lengan 12
q13-15.6
Tidak ada bukti bahwa terjadi peningkatan sekresi estrogen, progestin,
atau androgen sebagai penyebab terbentuknya mioma uteri. Namun, jaringan
mioma mempunyai jumlah reseptor estrogen yang sama dengan keadaan normal,
akan tetapi jumlah reseptor progesteron lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. 7
kadar estrogen di dalam mioma lebih tinggi dari pada daerah lainnya dikarenakan
tingginya kadar aromatase yang mengkonversi androgen menjadi estrogen.
Rendahnya enzim yang digunakan untuk merubah estradiol menjadi estron
Mioma Uteri 9
ditemukan pada mioma. Akibatnya akumulasi estradiol akan meningkatkan
jumlah reseptor estrogen dan progesteron.
Growth factor yang diproduksi otot polos dan fibroblas mengontrol
proliferasi sel dan meunjukan stimulasi pertumbuhan mioma. Ekspresi berlebih
dari growth factor meningkatkan proliferasi mioma, meningkatkan sintesis DNA,
stimulasi sintesis matriks ekstraseluler, mitogenesis, atau mempromosikan
angiogenesis.
Mioma dapat menunjukkan neoplasma monoklonal, suatu kondisi dimana
mutasi genetik menjadi penyebabnya. Bentuk yang paling sering adalah
trnaslokasi antara kormosom 12 dan 14, delesi dari lengan pendek kromosom 7,
dan penyusunan ulang lengan panjang kromosom 6.6 Translokasi antara
kormosom 12 dan 14 menunjukkan ukuran tumor yang lebih besar, delesi dari
lengan pendek kromosom 7 sering ditemukan pada mioma yang lebih kecil.6
Sel miometrium menjadi neoplastik sebagai akibat dari interaksi kompleks
antara etnik, mutasi genetik, hormon seks steroid endogen, dan bentuk
reproduksi.6
II.4. Faktor risiko8
- Menarche
Wanita dengan mioma uteri sering terjadi pada wanita yang mendapat haid di
usia yang lebih muda. Siklus mentruasi yang didapat cepat akan meningkatkan
pertumbuhan mioma. Onset siklus mentruasi yang cepat akan meningkatkan
jumlah pembelahan sel miometrium selama tahun reproduktif, akan meningkatkan
pula terjadi mutasi genetik pada gen yang mengontrol proliferasi miometrium.
- Paritas
Kehamilan akan mengurangi waktu paparan terhadap estrogen, sedangkan
nulipara atau berkurangnya fertilitas dapat dihubungkan dengan siklus
anovulatorik karena paparan berlebihan estrogen.
- Usia
Meningkatnya usia menunjukan semakin tingginya angka fibrinoid pada uterus.
Diagnosis fibroid meningkat pada usia 40 tahun, bisa disebabkan karena
Mioma Uteri 10
meningkatnya growth hormon pada usia reproduktif akhir, faktor hormonal
perimenopause kemungkinan juga mempengaruhi.
- Menopause
Menurunnya risiko fibroid yang membutuhkan pembedahan dapat diakibatkan
oleh mengkerutnya tumor akibat paparan hormon tidak ada.
- Obesitas
Meningkatnya hormon estriol yang dibuat dari hormon kortisol pasien.
Meningkatnya aromatisasi androgen menjadi estrogen di lemak.
- Diet
Konsumsi banyak lemak meningkatkan risiko mioma sedangkan sayur bersifat
protektif terhadapnya. Sayuran mengandung fotiestrogen yang merupakan
selective estrogen receptor (SERM). Efek antiestrogenik melalui kompetisinya
menempati reseptor estrogen.
- Merokok
Ada yang menyebutkan berpengerung terhadap mioma dan tidak berpengaruh.
Meningkatnya 2 hidroxylation estradiol terjadi pada perokok, akan menurunkan
bioavilabilitas estrogen pada jaringan target. Androstenedion dan kortisol
meningkat pada wanita perokok post menopause. Meningkatkan aktivitas adrenal,
estradiol menjadi signifikan.
- Kontrasepsi oral
Penggunaan kontrasepsi oral menurunkan risiko mioma uteri. Efek protektifnya
dengan menghalangi paparan terhadap estrogen endogen karena efek estrogen di
dalamnya.
- Hormone Replacement Therapy (HRT)
Mencegah pengerutan mioma pada pasien postmenopause karena hormon
estrogen yang terkandung di dalamnya.
Menurunkan risiko9:
- Kehamilan
- Postmenopause
- Menggunakan kontrasepsi jangka lama
- Merokok
Mioma Uteri 11
- Menggunakan medroksiprogesteron asetat (depo-provera)
Meningkatkan risiko9:
- Usia ≥40 tahun
- Etnik kulit hitam
- Riwayat keluarga memiliki mioma uteri
- Nulipara
- Obesitas
II.5. Patogenesis
Penyebab mioma uteri tidak diketahui. Glukosa-6-fosfat dehidrogenase
menunjukkan asal dari mioma uteri adalah uniseluler, walaupun tidak ada bukti
bahwa estrogen adalah peyebab mioma, namun estrogen berperan dalam
pertumbuhan mioma. Mioma mengadung reseptor estrogen lebih banyak
dibandingkan daerah sekitar miomterium namun lebih rendah dibandingkan
endometrium. Progesteron meningkatkan aktivitas mitosis mioma pada wanita
muda. Progesteron dapat menyebabkan pembesaran tumor dengan menurunkan
apoptosis tumor. Estrogen berkontribusi membesarkan tumor melalui produksi
matriks ekstraseluler. Mioma uteri dapat meningkat ukurannya pada saat
kehamilan dan pemakaian kontrasepsi namun tidak selalu begitu. Ada spekulasi
bahwa pertumbuhan mioma dalam kehamilan berhubungan dengan aktivitas
estradiol dan hPL. Biasanya mioma berkurang saat menopause.5
Tiap tumor berkembang dari sel otot tunggal, yaitu sel otot progenitor,
monoklonal. Analisis sitogenesis menunjukkan mioma memiliki berbagai
abnormalitas kromosom. 20% abnromalitas akibat translokasi dari kromosom 12
dan 14. 17% melibatkan delesi kormosom 12. Region kromosom 12 dan 7
melibatkan gen yang mengatur pertumbuhan yang diinduksi protein dan sitokin,
termasuk transforming growth factor β (TGF-β) epidermal growth factor (EGF),
insulin-like growth factors (IGF) 1 and 2, dan platelet-derived growth factor
(PDGF). Sitokin ini lebih banyak ditemukan di daerah mioma dibandingkan
daerah sekitarnya. Transformasi normal miometrium menjadi mioma adalah hasil
dari mutasi somatik sel progenitor tunggal. Baik reseptor estrogen maupun
Mioma Uteri 12
progesteron ditemukan dalam konsentrasi tinggi. Keadaan ini mirip diantara
pembentukan fibroid dan keloid.4
Mioma Uteri 13
adalah observasi yang umum saat leiomioma submukosa menonjol melalui
serviks ke dalam vagina. Infeksi dapat menyebabkan endometritis purpuralis dan
tingkat lanjut ke endomiometritis, dengan atau tanpa adanya pembentukan abses.
Perubahan nekrosis dan kistik adalah manifestasi dari suplai darah sekunder
terhadap petumbuhan atau infarksi dari torsio pedunkulasi leiomioma. Degenerasi
asam lemak, dengan gambaran kekuningan secara makroskopik dan gambaraan
lemak secara histopatologi, mennjukkan bentuk nekrosis yang umum terjadi.
II.7. Patologi
- Menoragia
- Dismenorea
- Nyeri pelvis (penekanan pada organ visera)
o Sering berkemih
o Konstipasi
Mioma Uteri 14
o Dispareunia
- Infertilitas
- Abortus berulang
- Persalinan prematur
- Distensi abdomen6
1. Perdarahan abnormal uterus
Perdarahan menjadi manifestasi klinik utama pada mioma uteri dan hal ini
terjadi pada 30% penderita. Bila terjadi secara kronis maka dapat terjadi anemia
defisiensi besi dan bila berlangsung lama dan dalam jumlah yang banyak maka
sulit dikoreksi degan suplementasi besi. Perdarahan pada mioma submukosa
sering diakibatkan hambatan pasokan darah endometrium, tekanan, dan
bendungan pembuluh darah di area tumor (terutama vena) atau ulserasi
endometrium di atas tumor. Tumor bertangkai seringkali menyebabkan trombosis
vena dan nekrosis endometrium akibat tarikan dan infeksi (vagina dan kavum
uteri terhubung oleh tangkai yang keluar dari ostium serviks). Dismenorea dapat
disebabkan oleh efek tekanan, kompresi, termasuk hipoksia lokal miometrium.1
Mioma Uteri 15
2. Nyeri
3. Efek penekanan
4. Infertilitas6
Mioma Uteri 16
implantasi. Adanya fibrinoid dalam rongga endometrium pada kontur kavitas
dapat dideteksi dengan histerosalpingografi, sonohisterografi, atau histereskopi,
dan menghilangkan mioma dapat memperbaik fertilitas. Mioma intramural
dihubungkan dengan berkurangnya angka kehamilan melalui pemeriksaan
assisted reproductive technology (ART), menunjukan bahwa menganggu proses
implantasi.
Mioma Uteri 17
bukan merupakan gejala utama namun bisa terjadi pada kasus polip
fibroid/ torsio tangkai dari tangkai subserosa/degenerasi fibroid/perubahan
menjadi sarkomatos. Infertilitas. Saat hamil komplikasi yang muncul
aborsi, persalinan prematur, dan malpresentasi.
2. Pemeriksaan fisik: pasien dapat tampak pucat bila terjadi anemia,
pemeriksaan abdomen bisa didapatkan masa tegas, tidak nyeri, bulat, atau
berlobus dengan mobilitas baik, pada perkusi hasilnya pekak. Polip fibroid
submukosa dapat muncul keluar pada serviks ke dalam vagina. Dengan
ulserasi permukaan massa, terlihat sebagai discharge putih atau berdarah.
Pemeriksaan bimanual akan mendapatkan pembesaran uterus yang jelas,
namun bisa membesar secara simetris pada kasus intramural dan
submukosa fibroid. Subserosa fibroid dapat dirasakan seperti perlekatan ke
uterus atau dapat dirasakan keireguleran antar sisi sebagai massa adneksa
dalam kasus pedukulasi atau meluasnya ligamen fibroid. Submukosa
fibroid dapat terlihat atau dirasakan keluar dari serviks ke vagina.
Didiagnosis banding dengan inversio uteri.
3. Pemeriksaan penunjang
Mioma Uteri 18
pertumbuhannya
- tidak seakurat MR dalam menetukan lokasi yang
tepat atau ukuran fibroid, utamanya di uterus yang
atau dengan multipel fibroid
MRI - mengidentifikasi ukuran dan lokasi fibroid
- berguna sebelum UAE
II.10. tatalaksana
- Bila ukuran uterus sama atau kurang dari kehamilan 12 minggu, tanpa
disertai penyulit, dilakukan observasi. Dilakukan pengawasan berkala
setiap 6 bulan sekali. Bila terjadi pembesaran atau timbul komplikasi
dilakukan tindakan pembedahan.
- Bila fungsi reproduksi masih diperlukan (masih menginginkan anak), dan
teknis memungkinkan dilakukan miomektomi.
- Bila fungsi reproduksi sudah tidak diperlukan, pertumbuhan tumor cepat,
dilakukan histerektomi.
- Pada pasien yang menolak pembedahan dan tanpa keluhan dapat dicoba
diberikan terapi hormon seperti progesteron dan GnRH analog.
Tabel Pilihan Tatalaksana yang Diajurkan untuk Wanita dengan Mioma Uteri9
Karakteristik pasein Pilihan tatalaksana
Mioma Uteri 19
Asimtomatik Observasi
Bergejala dan menginginkan anak Tatalaksanan non bedah atau
miomektomi
Bergejala, tak menginginkan anak, Tatalaksanan non bedah atau
namun uterus ingin dipertahanan miomektomi, miolisis, UAE
Wanita yang menginginkan anak dan Miomektomi
memiliki komplikasi kehamilan akibat
mioma uteri
Wanita infertil dengan distorsi ke Miomektomi
rongga endometrium
Wanita dengan gejala parah yang Miomektomi
menginginkan tatalaksana definitif
Mioma Uteri 20
ovarium. Sementara itu, penggunaan RU-486 (mifepristone) yang
merupakan antiprogestin akan menurunkan ukuran mioma uterus.
b. Gonadotropin-releasing hormon analog (GNRHa) berhasil untuk
mencapai hipoestrogenisme. Berkurangnya ukuran tumor mencapai
50% pada pasien yang menggunakan GNRH selama 3 bulan. Agen
ini berguna untuk terapi konservatif atau sebagai terapi tambahan
saat pembedahan dilakukan. Pemakaian GNRH lebih dari 3 bulan
pada wanita usia muda akan memberikan risiko penipisan tulang
yang merupakan efek dari hipoestrogenisme. Dosis leuprolide
asetat (lupron depot) adalah 11,25 mg itramuskular setiap 3 bulan.
c. Pemberian estrogen dosis rendah, diajukan sebagai terapi addback,
dapat digunakan untuk mengurangi efek samping GnRH pada
tulang.
Efek terapi hormon adalah sementara, dan beberapa siklus setelah
penghentian terapi hormon, mioma uteri akan kembai ke ukuran sebelum terapi.
Terapi tambahan dalam 3-4 bulan GnRH harusnya mengurangi ukuran tumor dan
pembedahan lebih mudah dan kehilangan darah dapat kurangi. Dengan
menghasilkan amenorea, GnRH terapi mampu mengembalikan kadar Hb sebelum
terapi operatif dan menyediakan autolog darah. Akan tetapi, penggunaan GnRH
sebelum miomektomi akan mengurangi perbedaan bidang antara fibroid dan
sekitar miometrium.
GnRH kemungkinan berguna pada perimenopause, dimana pengurangan
volum mioma dapat stabil ketika menopause terjadi segera setelahnya. Efek
samping dari GnRH adalah hot flash, nausea, mula, muntah, konstipasi,
kemerahan, pusing, jerawat, nyeri payudara dan sakit kepala.
3. Terapi bedah:
Indikasi bedah pada mioma uteri adalah 11
- Perdarahan uterus abnormal dan tidak memberikan respon terhadap
tatalaksanan konservatif
- High level kecurigaan keganasan pelvik
Mioma Uteri 21
- Infertil saat terjadi distorsi ke dalam rongga endometrium dan menutup
tuba
- Kehilangan kehamilan yang berulang
- Nyeri
- Gejala traktus urinaius (frekuensi dan atau obstruksi)
- Defisiensi besi akibat anemia yang berasal dari kehilangan darah kronik
Mioma Uteri 22
saat keinginan mempunyai anak telah terpenuhi. Histerektomi harus
dipertimbangkan pada kejadian pembesaran tumor yang cepat.
3. Miolisis koagulasi laparoskopi mioma:10 atau miolisis dilakukan dengan
neodimium: yttrium-aluminum-garnet laser selama degenerasi protein dan
destruksi vaskularitas. Adesi pelvis yang padat telah ditemukan pada saat
follow up. Koagulasi bipolar dan kriomiolisis juga dapat digunakan,
namun kecukupan follow up tidak tesedia untuk mengevaluasi keamanan
dan fertilitas kedepannya.
4. uterine artery embolization (UAE):10 diajukan pertama kali untuk
managemen komplikasi perdarahan obstetri. Baru-baru ini, UAE telah
menjadi terapi alternatif untuk mioma. UAE bekerja dengan menutup
arteri uteri, akan menurunkan suplai darah ke uterus, utamanya ke mioma.
Prosedur dilakukan dengan memindahkan kateter ke dalam arteri femoralis
dan menuju arteri hipogastrik. Gelfoam adalah substrat yang digunkan,
merupakan alkohol absolut dan partikel ivalon (polivinil alkohol).
Angiogram ditujukan untuk menilai anatomi pembuluh darah dan
keberhasilan prosedur. Keuntungannya adalah waktu operasi dan recovery
menjadi singkat, menggunakan anastesi lokal, dan kehilnagan darah
minimal. Risiko prosedur ini adalah infeksi, komplikasi angiografi, dan
iskemia uteri. Sindom postembolisasi adalah demam, mual, muntah, dan
nyeri abdomen yang berat.
Hasil dari embolisasi adalah 40-60% berkurangnya ukuran uteri dan
menurunnya perdarahan menstruasi.
Mioma Uteri 23
ukuran tumor dan perbaikan massa tulang
sebelum keadaan lebih berkurang,
histerektomi, singkat meningkatkan
miomektomi, risiko
dan miolisis berulang
dengan
miomektomi
Histerektomi Pembedahan Bagi wanita Risiko bedah Tidak
dengan yang sudah
menghilangkan tidak
uterus menginginkan
anak lagi
Prosedur
vagina
mengurangi
perdarahan,
nyeri, demam
dan kepuasan
pasien lebih
besar
dibandingkan
dengan
transabdominal
Miolisis Destruksi in Prosedur yang Ukuran uterus Tidak
situ tumor ease dan cepat, lambat diketahui
dengan panas, perdarahan berkurang,
laser, atau minimal, perdarahan
krioterapi waktu vagina
recovery memanjang
singkat
Miomektomi Eksisi Perbaikan Angka Ya
endoskopik gejala dengan kekambuhan
Mioma Uteri 24
tumor adanya fibroid 15%-
kesuburan, 30% dalam 5
morbiditas tahun,
perioperatif keberhasilan
serupa dengan prosedur
histerektomi ditentukan
dengan
jumlah dan
luasnya tumor
UAE Intervensi Invasif Kekambuhan Tidak
radiologi minimal, gejala 17%- (pengalaman
prosedur untuk menghidari 30%, risiko terbatas)
menutup pembedahan, rawat iniap
pmbuluh darah masa rawat lebih panjang
inap singkat nila terdapat
(24-36 jam) nyeri pasca
prosedur
Miomektomi
Pemeriksaan PA
bila teknis
memungkinkan
Tidak ganas Ganas
II.12. Komplikasi9
Mioma Uteri 26
- Komplikasi persalinan: inersia, distosia dan perdarahan postpartum (PPP)
Kehamilan muda. (1) keguguran pada awal kehamilan sering terjadi
bila mioma terletak di bagian corpus dibandingkan pada segmen
bawah dan pada wanita dengan mioma intramural atau submukosa.
Terjadi peningkatan iritabilitas uteri dan kontraktilitas, yang
diakibatkan dari efek penekanan mioma dan bekurangnya suplai darah
ke plasenta yang sedang berkembang. (2) perdarahan pada awal
kehamilan: lokasi mioma menentukan risiko perdarahan. Kondisi ini
akan terjadi pada plasenta yang implantasinya dekat dengan mioma.
Kehamilan akhir: (1)persalinan prematur, (2) solusio plasenta terjadi
karena berkurangnya aliran darah ke mioma dan jaringan disekitarnya
sehingga terjadi iskemia parsial dan nekrosis desidua plasenta yang
overlying mioma. (3) plasenta previa, (4) pertumbuhan janin
terhambat: pertumbuhan mioma dapat menekan dan mendistorsi
rongga uteri memicu terjadinya deformitas fetus.
Labor dan delivery: (1) malpresentasi, distosia, dan seksio sesar.
Besarnya mioma, multipel mioma, dan mioma pada segmen bawah
rahim berperan terhadap terjadinya malpresentasi, seksio sesar dan
distosia. Adanya mioma dengan ukuran > 5 cm pada saat hamil
menjadi kontraindikasi untuk dilakukan percobaan persalinan. (2)
perdarahan postpartum. Mioma dapat mendistorsi arsitektur uteri dan
mengganggu kontraksi miometrium memicu atonia uteri, dan PPP.
Mioma Uteri 27
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Mioma uteri adalah jenis tumor uterus yang paling sering dtemukan.
Sering ditemukan pada wanita berusia 35 tahun meskipun tanpa gejala. Kejadian
ini lebih banyak pada wanita hitam dibandingkan kulit putih.
Etiologi pada mioma uteri masih berupa teori saja, seperti kelainan
genetik, hormonal, dan faktor pertumbuhan lainnya. Gejala mioma uteri seperti
perdarahan abnormal bisanya menoragia, nyeri akibat tekanan, infertilitas, dan
abortus.
Terapi terhadap mioma uteri dapat secara bedah maupun non bedah, hal
ini bergantung pada keluhan pasien,status fertilitas, ukuran dan letak mioma, dan
keinginan mempunyai anak.
Mioma Uteri 28
DAFTAR PUSTAKA
Mioma Uteri 29