KEPERAWATAN MATERNITAS I
OLEH :
NPM : 09220000045
KELAS :2B
2023
1. Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita :
Genitalia Eksternal :
1. Labia Majora : dua lipatan kulit di atasnya kondensasi lemak, ikat dan elastis serat
jaringan dan otot. Lipatan ini berlanjut secara kranial menuju perut bagian bawah
dan sekering di garis tengah sebagai commissure anterior, atau mons pubis.
Persatuan ekor labia dikenal sebagai komisura posterior. Itu batas luar labia
majora menentukan tingkat lateral vulva. Kulit menutupi labia majora yang tebal,
mengandung banyak kelenjar sebaceous dan keringat dan ditutupi dengan rambut,
kecuali di bagian bawah aspek dalam. Kulit terdiri dari epitel skuamosa bertingkat
dengan dermis yang divaskularisasi dengan baik. Ligamen bundar yang muncul
dari saluran inguinal masuk ke labia di sepertiga atas.
2. Labia Minora : terdiri dari dua lipatan kulit, yang biasanya disembunyikan oleh
labia majora. Mereka langsung saling mendekati satu sama lain menutupi lubang
vagina. Labia minora membentang dari klitoris anterior ke fourchette posterior, di
mana mereka bergabung dengan labia majora. Keringat kelenjar dan folikel
biasanya tidak ada, tetapi kelenjar sebaceous berlimpah. Itu epitel bertingkat dan
skuamosa, dengan keratinisasi minimal. Kulit khatan klitoris kontinu dengan labia
minora dan secara histologis mirip, kecuali untuk vaskularisasi ekstrim. Biasanya
mons dan labia majora adalah hanya bagian genital eksternal yang terlihat. Labia
minora bersentuhan dengan satu sama lain sehingga menutup lubang vagina.
Ruang dibatasi oleh labia minora dan lubang vagina disebut ruang depan. Yang
terakhir membentuk persimpangan antara alat kelamin eksternal dan internal. Di
ruang ini adalah bukaan uretra, vagina dan kelenjar vestibular yang lebih besar
(kelenjar Bartholin). Itu Kelenjar Bartholin mengeluarkan pelumas susu selama
gairah seksual. Minor kelenjar vestibular mensekresi lendir di sekitar klitoris dan
lubang uretra. Itu vestibular fossa adalah jaringan antara lubang vagina dan
posterior fourchette. Ruang depan memiliki dua bola lampu yang spon, satu di
setiap sisi. Lampu ini ereksi dan bertemu di tengah sehingga menyerupai tapal
kuda dari anterior posisi. Selama stimulasi seksual mereka menjadi membesar.
3. Klitoris : terdiri dari dua akar yang membentang di sepanjang rami kemaluan
bagian bawah untuk bersatu di bawah simfisis di dalam tubuh klitoris. Bagian
distal tubuh adalah kelenjar. Otot ischiocavernosus menutupi akar dan tubuh
klitoris. Akar, atau crura, panjangnya 3-4 cm dalam keadaan lembek, tetapi ketika
ereksi 4,55 panjang cm. Panjang tubuh 2,3–3 cm dan dikelilingi oleh jaringan ikat
jalur. Penutupan kelenjar dimodifikasi jaringan kulit dan bukan mukosa. Berbeda
dengan penis, kelenjar klitoris tidak mengandung corpus spongiosum dan tidak
memiliki banyak jaringan ereksi. Ada banyak ujung saraf sensorik untuk sentuhan
dan tekanan, seperti sel-sel Meissner, pada klitoris. Ini sedikit organ memiliki
8000 serabut saraf — dua kali lipat dari penis. Pasokan sensorik via saraf
pudendal. Ada juga persarafan simpatik melalui panggul pleksus simpatik. Klitoris
tampaknya berfungsi sebagai pusat saraf untuk koitus. Stimulasi seksual
menyebabkan pembengkakan dan pembesaran pembuluh darah. Ini membuat
klitoris sangat sensitif terhadap gesekan penis yang dimasukkan. Orgasme pada
wanita terdiri dari refleks yang mengakibatkan kontraksi kuat baik sukarela
maupun otot-otot tak sadar dari pelvis dan viscera panggul. Mungkin hasil dari
stimulasi klitoris bahkan tanpa adanya vagina. Setelah proses orgasme telah
dialami dan refleks kondisional telah terbentuk. Kehadiran klitoris tidak lagi
penting untuk orgasme. Dikatakan bahwa wanita yang telah menjalani vulvektomi
dengan eksisi klitoris masih mampu mengalami orgasme. Pasokan arteri ke vulva
terutama melalui arteri pudendal internal. Itu vena mendekati jalur yang sama
tetapi juga berkomunikasi dengan vesicovaginal pleksus dan vena hemoroid
inferior. Getah bening mengalir melalui inguinal dan node femoral ke node iliac
eksternal. Pasokan saraf berasal dari banyak sumber. Kontributor utama adalah
saraf pudendal, yang berasal dari saraf sakral kedua hingga keempat : saraf
ilioinguinal dan genitofemoral juga menyumbang.
Genitalia Internal :
4. Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil Di Trimester 1-3 Lengkap Secara Head To Toe :
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki (head to
toe), meliputi inspeksi yaitu pada saat melakukan pemeriksaan sklera dan konjungtiva
pada mata. Palpasi yaitu melakukan pemeriksaan pada perut ibu hamil untuk
mengetahui posisi janin dan melaukan pemeriksaan pada kaki ibu. Perkusi yaitu
melakukan pemeriksaan dengan menggunakan ketukan, untuk memeriksa reflek
patella dengan menggunakan alat hummer. Auskultasi yaitu melakukan pemeriksaan
dengan cara mendengarkan bunyi, auskultasi dihgunakan dengan memeriksa atau
mendengarkan denyut jantung janin dengan menggunakan alat doppler. Pengkajian
psikososial dapat diperoleh dengan saling berinteraksi antara petugas kesehatan dan
klien atau keluarga, serta dapat mengetahui respon klien terhadap kondisi yang
dialami.
5. Edukasi Pada Ibu Hamil :
Senam Hamil
Peringatan : Senam hamil tidak direkomendasikan kepada ibu hamil yang menderita
gangguan kesehatan, seperti asma, penyakit jantung, dan diabetes. Selain itu, senam
hamil juga bisa berbahaya jika ibu hamil memiliki kondisi atau penyakit berikut ini :
Gangguan pada leher rahi, Perdarahan pada vagina, Gangguan pada plasenta, Riwayat
persalinan prematur, Riwayat keguguran yang berulang, Kehamilan kembar, Anemia.
Selain kondisi di atas, ada beberapa hal atau gerakan yang perlu dihindari ibu selama
senam hamil, yaitu : Menahan napas terlalu lama, Berbaring dalam posisi telentang
terlalu lama, Mengubah posisi dengan cepat atau tiba-tiba, Melompat, Menekuk lutut
terlalu dalam dan sit-up, Mengangkat kedua tungkai, Memutar pinggang saat berdiri.
Sebelum Senam Hamil : Sebelum melakukan senam hamil, ibu disarankan untuk
berkonsultasi dengan bidan atau dokter terlebih dahulu. Jika ibu tidak aktif
berolahraga sebelum hamil, hindari melakukan senam terlalu lama. Ibu bisa
memulainya dengan gerakan ringan selama 10–15 menit per hari. Apabila sudah
terbiasa, ibu bisa meningkatkan intensitasnya sampai 30 menit per hari atau sesuai
saran dokter. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh ibu sebelum
menjalani senam hamil, antara lain :
Melakukan pemanasan sebelum senam hamil, dan pendinginan setelah senam
hamil, masing-masing selama 5 menit.
Menggunakan pakaian dan sepatu yang nyaman untuk berolahraga.
Memperbanyak cukup air, baik sebelum, selama, maupun setelah senam,
untuk mencegah dehidrasi.
Makan terlebih dahulu, setidaknya 1 jam sebelum melakukan senam hamil.
Tidak memaksakan diri untuk terus melakukan senam jika sudah merasa lelah.
Mengikuti gerakan sesuai arahan yang diberikan oleh bidan atau dokter.
Prosedur Senam Hamil : Senam hamil selalu diawali dengan pemanasan,
dilanjutkan dengan gerakan senam hamil, dan diakhiri dengan pendinginan.
Gerakan senam hamil :
Ada beragam gerakan senam hamil yang bisa dilakukan ibu di rumah atau di tempat
pelatihan khusus senam hamil.
1. Duduk pada bola senam
Senam hamil ini bermanfaat untuk melenturkan otot panggul guna mempermudah
persalinan. Untuk melakukan senam ini, duduklah di atas bola dengan posisi kaki
menyentuh lantai dan jaga posisi punggung agar tetap lurus. Selanjutnya, lakukan
gerakan ke kanan dan ke kiri atau sebaliknya. Ibu juga dapat membuat gerakan
memutar menggunakan bola senam.
2. Jongkok dengan bola senam
Gerakan ini diawali dengan membuka kaki selebar bahu dan membelakangi dinding,
kemudian letakkan bola senam di antara dinding dan punggung. Selanjutnya, turun
secara perlahan hingga lutut membentuk sudut 90 derajat. Kembalilah ke posisi awal
dan ulangi sebanyak 10 kali.
3. Push-up dinding
Cara melakukan senam hamil ini adalah dengan berdiri menghadap dinding dan
meluruskan kedua telapak tangan hingga bertumpu pada dinding. Selanjutnya, tekuk
siku secara perlahan dan condongkan tubuh ke arah depan hingga wajah mendekati
dinding. Ulangi gerakan ini sebanyak 5–10 kali.
4. Cobbler pose
Duduk dengan posisi punggung tegak lurus, kemudian tekuk lutut dan pertemukan
kedua telapak kaki. Tahan posisi ini selama beberapa detik sembari menekan lutut
secara perlahan. Jika diperlukan, ibu dapat menempatkan bantal atau gulungan
handuk di bawah lutut.
5. Pelvic tilt
Cara melakukan gerakan pelvic tilt adalah dengan posisi lutut dan telapak tangan
menyentuh lantai. Pastikan posisi lengan membuka selebar bahu dan posisi lutut
membuka selebar pinggul. Selanjutnya, tarik napas dan tahan hingga beberapa detik.
Saat menarik napas, kencangkan otot perut, panggul, dan sekitar punggung, lalu
hembuskan napas dan lenturkan punggung Anda. Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali,
dan lakukan setidaknya 1 kali sehari.
6. Senam Kegel
Senam Kegel dapat dilakukan dengan cara mengencangkan otot bagian bawah
panggul seperti sedang menahan buang air kecil. Tahan selama beberapa detik, lalu
lemaskan kembali otot tersebut. Lakukan senam Kegel setidaknya 3 kali sehari.
Setelah Senam Hamil : Setelah melakukan senam hamil, ibu dianjurkan untuk
minum air putih yang cukup agar tetap terhidrasi. Perlu diketahui, ibu hamil tidak
dianjurkan untuk melakukan gerakan senam yang berlebihan, apalagi memaksakan
diri. Jika merasa lelah hingga napas terengah-engah, sebaiknya ibu mulai beristirahat.
Walaupun sebaiknya dilakukan secara rutin, beri jeda selama beberapa hari untuk
beristirahat yang cukup setiap melakukan senam hamil.
Komplikasi atau Efek Samping Senam Hamil : Senam hamil umumnya aman jika
dilakukan sesuai dengan aturan yang diberikan oleh dokter. Akan tetapi, segera
hentikan senam dan konsultasikan kepada dokter jika mengalami gejala-gejala berikut
: Nyeri dada, Nyeri di bagian perut dan panggul atau mengalami kontraksi yang terus-
menerus, Sakit kepala, Gerakan janin berkurang, Pusing dan mual, Perdarahan dari
vagina, Detak jantung tidak teratur atau cepat, Pembengkakan di pergelangan kaki,
tangan, atau wajah, Sesak napas, Sulit berjalan, Otot melemah.