INFEKSI GINEKOLOGI
Oleh:
Suhayatra Putra 1210312069
Vahry Yudanda 1210313062
Preseptor:
dr. H. Ariadi, Sp.OG(K)
0
BAB 1
PENDAHULUAN
trachomatis merupakan infeksi menular seksual yang paling sering terjadi, namun
sebagian besar infeksi ini tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimptomatik)
Keluhan yang paling sering dari infeksi ini adalah adanya cairan yang
keluar dari vagina yang disebut vaginal discharge. Keluhan vaginal discharge
inilah yang paling sering menyebabkan wanita datang berobat atau memeriksakan
dirinya. Sekitar 20-30% wanita yang datang berobat ke poli ginekologi memiliki
keluhan vaginal discharge dan leukorrhoe. Beberapa infeksi genital lainnya yang
juga dapat menyebabkan adanya keluhan vaginal discharge yang patologis ini,
daripada infeksi gonorrhoe. Pada wanita tempat infeksi Chlamydia yang paling
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Genitalia Eksterna
a. Vulva
Mons Pubis
Mons pubis atau mons veeneris merupakan bantalan lemak yag terletak
diatas simfisis pubis. Pada wanita yang telah pubertaskulit mons pubis dditumbuhi
rambut.
Labia Mayor
posterior. Pada permukaan luar labia mayor ditutupi rambut, sedangkan bagian
dalamnya tidak. dibawah kulit, terdapat lapisan jaringan ikat padat, tidak ada otot,
dan kaya akan serat elastik dan jaringan lemak. Didarahi oeh banyak pleksus
vena.
Labia Minor
fourchette. Terdiri dari jaringan ikat yang kaya pembuluh darah, serat elastin, dan
beberapa serat otot polos yang disarafi oleh berbagai ujung saraf dan sangat
2
sensitif. Epitel berlapis gepeng berkeratin menutupi permukaan luar, bagian lateral
permukaan dalam bagian lateral dilapisi epitel gepeng berkeratin sampai batas
garis Hart, sedangkan permukaan dalam bagian medial dilapisi epitel gepeng yang
tidak berkeratin. Sedikit mengandung folikel rambut, kelenjar ekrin, dan apokrin
Klitoris
Organ sensitif wanita utama ini merupakan badan erektil yang terdiri dari
glans, korpus, dan dua krura. Glans merupakan bagian yang kaya persarafan.
Vestibulum
Pada wanita dewasa dibatasi oleh garis Hart di sebelah lateral, permukaan
luar hymen disebelah medial, frenulum klitoris dibagian anterior, dan fourchette di
bagian posterior. Pada vestibulum vagina terdapat enam ostium : uretra, vagina,
dua duktus Bartholin, dan dua duktus Skene. Bagian posterior vestibulum vagina
diantra fourchette dan ostium vagina terdapat fosa navikulare yang biasa terlihat
engkap atau sebagian. Terdiri dari jaringan ikat kolagen an elastik dan dilapis oleh
3
Ostium uretra
Dua pertiga bawah ureetra terletak tepat diatas dinding anterior vagina.
Ostium terletak di garis tengah vestibulum, 1-1,5 cm di bawah arkus pubis dan
Kelenjar vestibular
Bulbus Vestibular
b. Vagina
dari vulva ke uterus dan terletak daiantara kandung kemih dan rektum. Di anterior
vagina dipisahkan dari traktus urinarius dengan jaringan ikat yang membentuk
dengan septum rekto-vagina. Seperempat atas vagina dipisahkan dari rektum oleh
c. Perineum
Daerah antara tepi baawah vulva dengan tepi anus. Batas-batas otot
raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada
persainan, kadang perlu di potong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan
mencegah ruptur.
4
Gambar 1. Anatomi Genitalia Eksterna
Perdarahan berasal dari arteri pudendus interna yaitu cabang terminal bagian
depan arteri iliaka yang berakhir menjadi arteri dorsalis klitoris. Cabang-cabang
arteri pudenus interna juga mendarahi perineum, yaitu arteri rektalis inferior dan
labialis posterior. Cabang arteri femoral menyuplai bagian anterior dari vulva.
Selain itu arteri pudendus superfisial dan profunda juga memberikan suplai darah
untuk organ genitalia eksterna. Peksus vena yang luas mengelilingiorgan genitalia
Pembuluh limfe dari sepertiga bawah, bersama berasal dari vulva, mengalir
utama ke nodi lymphoidei inguinale. Yang berasal dari sepertiga tengah mengalir
ke nodi iliaci interni, dan yang berasal dari sepertiga atas mengalir ke nodi iliaci
5
B. Genitalia Interna3
a. Uterus
(serosa). Uterus terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian segitiga atas (corpus
uteri), dan bagian selindris bawah (serviks). Isthmus dalah bagian ostium uteri
dengan serviks. Uterus nulipara berukuran 6-8 cm dengan berat sekitar 50-70 gr
dan multipara berukuran 9-10 cm dengan berat sekitar 80 gr. Pada nulipara
panjang fundus dan serviks sebanding namun pada multipara panjang serviks
hanya sepertiga dari panjang total uterus. Terus terdiri dri tiga lapis yaitu
kiri dan kanan, ligamentum latum uteri kiri dan kanan, ligamentum suspensorium
Uterus didarahi oleh arteri uterina (cabang utama aarteri iliaca interna) dan
6
ovarica (cabang langsung dari aorta). Persarafan uterus terutama dari sistem saraf
simpatik (pleksus iliaka interna, namun sebagian juga berasal dari sistem
b. Serviks
dinding dalam vagina) dan pars supravaginais. Terdiri dari 3 komponen utama :
otot polos, jalinan jarngan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar
di dalam rongga vagina yaitu portio serviks dengan lubang ostium uteri eksternum
(luar, arah vagina) dilapisi eptel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium
uteri internum. Sebelum melahirkan lubng ostium eksternum bulat kecil, setelah
larutan berbagai garam, peptida, dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
c. Tuba falopii/Salping
transportasi ovum dariovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri dari tida
lapisan: serosa, muskularis (longutidina dan sirkular), serta mukosa dengan epitel
bersilia.
Pars isthmica
Pars ampularis
Pars infundibulum
7
d. Mesosalping
e. Ovarium
jalan pembuluh darah dan saraf. Ovarium terdiri dari korteks an medula.
8
2.2 Infeksi Traktus Genitalia Wanita4
dan spesies fakultatif anaerob. Dominan flora norma vagina terdiri dari spesies
menyebabkna penyakit. Sekret fisiologis atau normal biasanya jernih atau putih,
kental, dan menumpuk pada bagian forniks vagina. Sekret vagina berisi sel
sloughed vagina dan serviks epitel, sekresi endoserviks berlendir, dan bakteri. PH
cairan vagina yang normal pada wanita usia subur adalah antara 3,8-4,5.
jaringan subkutan termasuk kelenjar Bartolin. Gatal atau rasa panas di vulva
seksual dan biasanya terlihat di daerah genital, perineal, dan seluruh tubuh
penderita.
Etiologi
9
Moluskum kontangiosum disebabkan oleh lebih dari empat tipe poxvirus
papul berbatas tegas, licin, dan berbentuk kubah (dome shape) sewarna kulit.
Ukuran papul bervariasi dari 2-6 milimeter dan dapat membesar sehingga 3 cm
lekukan (delle) kecil, berisi bahan seperti nasi dan bewarna putih yang merupakan
kemerahan. Jika terjadi infeksi sekunder, bisa terjadi supurasi. Lokasi bisa di
wajah, badan, kadang-kadang pada perut, bagian bawah perut dan genitalia.
moluskum kontangiosum.
10
Tatalaksana
Terapi terdiri dari mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum
Manifestasi Klinik
Penyakit ini biasanya asimptomatik dan terdiri dari papilomatous papula atau
nodul pada perineum, genitalia, dan anus. Ada dua bentuk umum Kondiloma
tumor Buschke-Lowenstein.
Etiologi
tipe 6 dan tipe 11. Para ahli mencurigai HPV tipe tertentu memiliki kecendrungan
onkogenik (potensial menjadi kanker), terutama tipe 16 dan tipe 18. Cara
penularan infeksi biasanya melalui hubungan seksual dengan orang yang telah
terinfeksi sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu yang telah terinfeksi
11
Manifestasi Klinis
kemerahan kalau masih baru. Jika timbul infeksi sekunder warna kemerahan akan
seksual dan mungkin soliter tetapi sering aka nada 5 sampai 15 lesi dari 1-5 mm.
kutil dapat menyatu menjadi plak yang lebih besar dan ini lebih sering terlihat
Pengobatan
12
Banyak metode pengobatan kondiloma akuminata tetapi secara umum dapat
tekan.
Kelenjar bartholin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita berjalan
keluahan keputihan dan gatal, rasa sakit saat koitus, rasa sakit saat buang
13
Gambar 6. Bartholinitis
Sebagian besar kasus, dilakukan kultur abses dan skrining terhadap penyakit
menular seksual lainnya. Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah antibiotic
golongan Cefadroxyl 3x500 mg selama sedikitnya 5-7 hari, dan asam mefenamat
tersebut mengempis.
B. Infeksi pada vagina5
Vaginitis ditandai dengan pruritus, keputihan, dyspareunia, dan isuria. Bau
sekitar 4,0 yang mengahambat bakteria patogenik tumbuh berlebihan. Ada juga
keputihan fisiologik yang terdiri dari flora bakteri, air, elektrolit, dan epitel vagina
serta serviks. Khas warna putihnya, halus, tidak berbau dan terlihat di vagina.
vagina.
a. Vaginitis bakterialis
Merupakan penyebab vaginitis paling banyak. Umumnya
14
peningkatan bakteri anaerobic sampai 10 kali lipat. Secara
putihabu-abu, dan berbau amis. Keputihannya bisa banyak sekali dan pada
dan laktobasili
pH cairan vagina sama atau lebih dari 4,5
uji Whiff positif yang berarti keluar bau amis pada waktu
vagina. Trikomonas adalah organisme yang tahan dan mampu hidup dalam
hari.
Keluhan dan gejala bisa sangat bervariasi. Cairan vagian biasanya
berbuh, tipis,berbau tidak enak, dan bayak. Warnanya bisa abu-abu, putih,
atau kuning kehijauan. Kadang terdapat eritema atau udem pada vulva dan
vagina dan dapat mengenai serviks sehinggan tampak eritem dan rapuh.
Diagnosis :
15
Preparat kaca memperlihatkan protozoa fusiformis uniseluler yang
kedua di Amerika Serikat dan yang terbanyak di Eropa. Sekitar 75% dari
Agen penyebab yang tersering (80 sampai 90%) adalah Candida albicans.
kontrasepsi oral, diaphragma dan spermicide, atau IUD. Faktor risiko yang
masih muda, melakukan hubungan seks lebih dari empat kali per bulan
16
Komplikasi kandidiasis vulvovaginal jarang terjadi.
dilaporkan.
periode satu tahun. Belum jelas apakah rekurensi ini terjadi karena
1. Butoconazol
2. Clotrimazol
3. Metronidazol
17
4. Nystatin
5. Terconazol
serviks. Secara histologic dapat dilihat infiltrasi sel-sel peradangan akut dan
a. Klamidia trakomatis
Secara epidemiologi didapat angka kejadian infeksi klamidia
50% kasus dan dapat menetap selama beberpa tahun. Pasien dengan
18
kehijauan. Pewarnaan gram memperihatkan lebih dari 10 leukosit
polimorfonuklear.
Diagnosis dengan biaka merupakan pemeriksaan yang paling
b. Gonorea
Mikrobiologi N. Gonorrhoeae adalah diplokokus gram negatif
Endometrisis
Definisi
19
Endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu
lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi bakteri
Etiologi
Bakteri patogen yang turut berperan dalam penyakit ini yaitu Chlamidia
a. Endometritis kronik
b. Endometritis akut
Jika endometritis terjadi bersama PID akut maka biasa terjadi nyeri tekan
uterus. Sulit untuk menentukan apakah radang tuba atau endometrium yang
Diagnosis
20
Diagnosis endometritis kronik ditegakkan dengan biopsi dan biakan
radang monosit dan sel-sel plasma di dalam stroma endometrium (lima sel plasma
per lapangan pandangan kuat). Tidak ada korelasi antara adanya sejulah kecil sel
limfosit dan sel-sel plasma yang tersebar di seluruh stroma endometrium terdapat
Terapi
selama 10 hari. Dapat pula dipertimbangkan cakupan yang lebih luas untuk
organisme anerobik terutama kalau ada vaginosis bakterial. Jika terkait dengan
PID akut terapi harus fokus pada organisme penyebab utama termasuk
luas.
Definisi
pada alat genital atas yang dapat meliputi endometrium, tuba fallopi, ovarium,
infeksi bakteri pada serviks yang menyebar secara ascending menuju ke organ
Epidemiologi
21
Secara epidemiologik di Indonesia insidennya diekstrapolasikan sebesar
lebih dari 850.000 kasus baru setiap tahun. PID merupakan kasus infeksi serius
yang paling biasa pada perempuan umur 16-25 tahun. Terdapat kenaikan insiden
PID dalam 2-3 dekade yang lalu yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
adat istiadat, sosial yang lebih liberal, insidensi patogen menular seksual seperti
15% kasus PID terjadi setelah tindakan seperti biopsi endometrium, kuretase,
histeroskopi dan inserti AKDR. 85% kasus terjadi secara spontan pada perempuan
Faktor risiko
PID terbesar terjadi pada waktu pemasangan AKDR dan dalam 3 minggu
Patofisiologi
Meskipun PID terkait dengan infeksi menular seksual alat genital bawah tetapi
22
prosesnya polimikrobial. Salah satu teori patofisiologi adalah bahwa organisme
akses oleh organisme lain dari vagina atau serviks ke alat genital atas. Aliran
darah menstruasi dapat mempermudah infeksi pada alat genital atas dengan
endometrium dan efek protektifnya serta menyediakan medium biakan yang baik
Gejala
Keluhan lain bervariasi, antara lain keluarnya cairan vagina atau pendarahan,
demam dan menggigil, serta mual dan disuria. Demam terlihat pada 60-80%
kasus.
Diagnosis
sangat bervariasi. Pada pasien dengan nyeri tekan serviks, uterus, dan adneksa,
PID didiagnosis dengan akurat hanya 65%. Karena akibat buruk PID terutama
infertilitas dan nyeri panggul kronik maka PID harus dicurigai pada perempuan
berisiko dan diterapi secara agresif. Kriteria minimum untuk diagnosis klinis
23
Kriteria tambahan seperti berikut dapat dipakai untuk menambah spesifitas
dengan salin
- Kenaikan LED
- Protein reaktif-C meningkat
- Dokumentasi laboratorium infeksi serviks oleh N.gonorrhoeae
cairan dengan atau tanpa cairan bebas di panggul atau kompleks tubo-
hiperemi tuba)
- Hasil pemeriksaan laparaskopi yang konsisten dengan PID.
Terapi
Pada pasien PID ringan atau sedang terapi oral dan parenteral mempunyai
daya guna klinis yang sama. Sebagian besar klinisi menganjurkan terapi parenteral
paling tidak selama 48 jam kemudian dianjurkan dengan terapi oral 24 jam setelah
ada perbaikan klilnis. Rekomendasi terapi dari CDC adalah sebagai berikut:
Terapi parenteral
24
o Gentamisin dosis muatan iv atau im (2mg/kgBB) diikuti dengan
Terapi Oral
Terapi oral dapat dipertimbangkan untuk penderita PID ringan atau sedang
karena kesudahan klinisnya sama dengan terapi parenteral. Pasien yang mendapat
terapi oral dan tidak menunjukkan perbaikan setelah 72 jam harus dire-evaluasi
untuk memastikan diagnosisnya dan diberikan terapi parenteral baik dengan rawat
- Rekomendasi terapi A
o Levofloksasin 500 mg po 1x1 selama 14 hari atau ofloksasin 400
25
o Sefoksitin 2g im dosis tunggal dan probenesid ditambah
F. Herpes Genitalis6
Defenisi
Herpes genitalis adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh Herpes
Simplex Virus (HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok
Epidemiologi
genital rendah sekali pada tahun 1992 di RSUP dr.Moewardi yaitu hanya 10 kasus
dari 9983 penderita IMS. Namun, prevalensi di RSUD Dr.Soetomo agak tinggi
yaitu sebesar 64 dari 653 kasus IMS dan lebih tinggi lagi di RSUP Denpasar yaitu
tahun 1940 menjadi HSV tipe 1 dan HSV tipe 2. Secara serologik, biologik dan
penelitian, HSV tipe 2 merupakan tipe dominan yang ditularkan melalui hubungan
26
seksual genito-genital. HSV tipe 1 justru banyak ditularkan melalui aktivitas
Gejala klinis
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala
awal biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak
kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa
nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka
bisa mengalami nyeri saat berkemih atau disuria dan ketika berjalan akan timbul
nyeri. Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan
parut. Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar. Gejala awal
ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala
berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan 3.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk
kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa
terbentuk di vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual
melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam
HIV), luka herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap
selama beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan
di sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif
27
dalam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf
wajah dan menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa
menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut. Infeksi awal oleh salah satu virus
akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari
Diagnosis
laboratorium yang paling sederhana adalah tes Tzank yang diwarnai dengan
pengecatan Giemsa atau Wright dimana akan tampak sel raksasa berinti banyak.
jaringan karena paling sensitif dan spesifik. Namun cara ini membutuhkan waktu
yang banyak dan mahal. Dapat pula dilakukan tes-tes serologis terhadap antigen
Terapi
asiklovir intervensi 5 mg/kg setiap 8 jam selama 5 hari. Untuk pasien rawat jalan
yang sakit pertama kali diberikan asiklovir 200 mg per 5x1 selama 5 hari. Terapi
topikal yang diberikan pada daerah yang terkena 3-4x sehari dapat mempercepat
pemberian oral. Untuk kekambuhan diberikan asiklovir 200 mg per oral 5x sehari
selama 5 hari. Untuk profilaksis diberikan asiklovir 200 mg po 2-5x sehari atau
28
400 mg po 2x sehari. Konseling pasien dianjurkan untuk tidak melakukan
hubungan seks sejak mulai timbul keluhan sampai epitelisasi kembali lesi dengan
lengkap1.
Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah akibat dari penyakit ini pada
bayi yang baru lahir. Herpes genitalis pada trimester awal kehamilan dapat
yang lahir dari ibu pengidap herpes ditemukan berbagai kelainan seperti hepatitis,
G. Sifilis5
Definisi
pallidum, menular melalui hubungan seksual atau secara transmisi vertikal. Sifilis
bersifat kronik, sistemik, menyerang hampir semua alat tubuh dan dianggap
sebagai peniru akbar (the great imitator) dalam bidang kedokteran (terutama
menular sedang dengan angka infektifitas 10% untuk setiap kali hubungan seksual
terpajan. Lesi biasanya keras (indurasi), tidak sakit, terbentuk ulkus dengan
29
mengeluarkan eksudat serosa di tempat masuknya mikroorganisme. Masuknya
ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar limfe (bubo) regional, tidak sakit,
keras non fluktuan. Infeksi juga dapat terjadi tanpa ditemukannya ulkus durum
yang jelas, misalnya infeksi terjadi di rectum atau cervik. Walaupun tidak diberi
pengobatan ulcus akan hilang sendiri setelah 4-6 minggu. Sepertiga dari kasus
yang tidak diobati akan mengalami stadium generalisata, stadium dua, di mana
muncul erupsi kulit yang kadangkala disertai dengan gejala kontitusional tubuh.
Timbul makolo popular biasanya pada telapak tangan dan telapak kaki diikuti
dengan limfadenopati. Erupsi sekunder ini merupakan gejala klasik dari Sifilis
yang akan hilang spontan dalam beberapa minggu atau sampai 12 bulan
kemudian. Penderita stadium erupsi sekunder ini, sepertiga dari mereka yang tidak
diobati akan masuk ke dalam fase laten selama berminggu-minggu bahkan selama
bertahun-tahun.
Pada awal fase laten sering muncul lesi infeksius yang berulang pada
selaput lendir. Terserangnya Susunan Syaraf Pusat (SSP) ditandai dengan gejala
akhirnya timbul paresis dan tabes dorsalis. Periode laten ini kadangkala
berlangsung seumur hidup. Pada kejadian lain yang tidak dapat diramalkan, 5-20
tahun setelah infeksi terjadi lesi aorta yang sangat berbahaya (sifilis
kardiovaskuler) atau guma dapat muncul di kulit, saluran pencernaan tulang atau
30
kesehatan dan menurunkan produktivitas dan efisiensi kerja. Mereka yang
terinfeksi sifilis dan pada saat yang sama juga terkena infeksi HIV cenderung
Infeksi pada janin terjadi pada ibu yang menderita sifilis stadium awal
pada saat mengandung bayinya dan ini sering sekali terjadi sedangkan
frekuensinya makin jarang pada ibu yang menderita stadium lanjut sifilis pada
saat mengandung bayinya. Infeksi pada janin dapat berakibat aborsi, stillbirth,
atau kematian bayi karena lahir prematur atau lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) atau mati karena menderita penyakit sistemik. Infeksi congenital
saddlenose (hidung pelana kuda), saber shins (tulang kering berbentuk pedang),
Cara Penularan
Cara penularan sifilis adalah dengan cara kontak langsung. Sifilis infeksius
dari lesi awal kulit dan selaput lendir pada saat melakukan hubungan seksual
dengan penderita sifilis. Lesi bisa terlihat jelas ataupun tidak terlihat jelas.
mencium atau pada saat menimang bayi dengan sifilis konginetal jarang sekali
31
terjadi. Infeksi transplasental terjadi pada saat janin berada dalam kandungan ibu
menderita sifilis.
Transfusi melalui darah donor bisa terjadi jika donor menderita sifilis pada
stadium awal. Penularan melalui barang-barang yang tercemar secara teoritis bisa
kesehatan pernah dilaporkan mengalami lesi primer pada tangan mereka setelah
dosis tunggal.
Sifilis laten akhir (>1 tahun) atau tidak diketahui lamanya: Benzatin
penisilin G total 7,2 unit diberikan dalam 3 dosis masing-masing 2,4 juta
Benzatin penisilin G total 7,2 juta unit diberikan dalam 3 dosis masing-
Neurosifilis
Penisilin G kristalin aqua 18-24 juta unit setiap hari diberikan dalam 3x4
juta unit iv tiap 4 jam atau infus berkelanjutan selama 10-14 hari.
Sifilis dalam kehamilan
32
Terapi penisilin sesuai dengan stadium sifilis perempuan hamil. Beberapa
penisilin 2,4 juta unit im) 1 minggu setelah dosis inisial, terutama untuk
setelah desensitisasi.
Sifilis pada pasien yang terinfeksi virus HIV
← Sifilis primer dan sekunder: Benzatin penisilin 2,4 juta unit im. Pasien
yang alergi dengan penisilin harus didesensitisasi dan diberi terapi dengan
Tindak lanjut setelah terapi sifilis awal maka perlu diperiksa VDRL atau
titer reagen plasma cepat setiap 3 bulan selama 1 tahun (uji sebaiknya dikerjakan
oleh laboratorium yang sala). Titer harus turun empat kali dalam setahun. Jika
tidak maka diperlukan pengobatan kembali. Bila pasien telah terinfeksi lebih dari
satu tahun maka titer harus diikuti selama 2 tahun. Uij FTA-ABS yang spesifik
Cara Pencegahan
33
hubungan seks, pemakaian jarum suntik baru setiap kali menerima pelayanan
34
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa penyakit lain pada alat genital wanita in Ilmu Kandungan. 2011.
Prawirodihardjo : Jakarta
2. Centers for Disease Control and Prevention, 2007. CDC Fact Sheet
2010].
3. Hakim, L., 2009. Epidemiologi Infeksi Menular Seksual. In: Daili, S.F., et
al., Infeksi Menular Seksual. 4th ed. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI, 3-16.
4. Salvaggio, M.R. & Lutwick, L.I., 2009. Herpes Simplex, University of
April 2010].
5. Daili, S.F., 2009. Herpes Genitalis. In: Daili, S.F., et al., Infeksi Menular
Infomedika. 2006.
35