Pembentukan potensial aksi pada otot jantung kontraktil hampir sama dengan pada otot
rangka. Pada otot jantung, masa refrakter memanjang untuk mencegah terjadinya kontraksi
tetanik.
Potensial aksi yang direkam dalam sebuah serabut otot ventrikel, rata-rata adalah 105
milivolt, maksudnya potensial intrasel tersebut meningkat dari suatu nilai yang sangat
negative, sekitar -85 mV menjadi sedikit positif kira-kira +20 mV, sepanjang tiap denyut
jantung.
Setelah terjadi gelombang spike (gelombang naik) yang pertama, membrane tetap dalam
keadaan depolarisasi selama kira-kira 0,2 detik, memperlihatkan suatu pendataran/plato yang
diikuti dengan keadaan repolarisasi yang terjadi dengan tiba-tiba pada bagian akhir dari plato
tersebut. Adanya plato ini dalam potensial aksi menyebabkan kontraksi ventrikel berlangsung
sampai 15 kali lebih lama daripada kontraksi otot rangka.
sodium calcium channel menutup dan slow potassium channel terbuka dan
mengakibatkan Kalium keluar dari sel sehingga mengembalikan kondisi potensial
aksi sel menjadi negatif. Pada waktu ini terjadi proses repolarisasi. Kalsium yang
digunakan pasca kontraksi akan disimpan di bagian reticulum sarkoplasmik dan
tubulus T pada sel otot jantung untuk digunakan kembali.