Anda di halaman 1dari 15

Stroke Hemoragik

Stroke yang disebabkan oleh perdarahan


intrakranial ,dapat terjadi spontan (i.e.,
non-traumatik) intrakranial, dengan
lokasi di epidural, subdural,
intraparenkimal, atau interventrikular.
Perdarahan otak sering didiagnosis
dengan menggunakan CT scan nonkontras saat mengevaluasi stroke akut.
Berdasarkan anatominya perdarahan
otak dibedakan menjadi perdarahan
intraserebral dan perdarahan
subarakhnoid.

Perdarahan Intraserebral

Rohkamm. Color atlas of


neurology. 2004. Thieme:
185.

Perdarahan Intraparenkimal
Hipertensif
Perdarahan intraserebral tanpa disertai
bukti kelainan vaskular seperti aneurisma
atau angioma, biasanya disebabkan oleh
hipertensi.
Lokasi tersering adalah ganglia basal
(khususnya putamen), thalamus,
serebelum, dan pons.
Perdarahan arteri kecil hipertensi yang
menyebabkan bekuan darah berukuran kecil
maupun besar herniasi bahkan kematian.
Fauci AS, Brunwald E, Kasper DL, Hauser Sl, Longo DL,
Jameson JL, Loscalzo J. Harrisons Principles of Internal
Medicine. 17th edition. USA: The McGraw-hill Companies,

Perdarahan Intraparenkimal
Hipertensif

Meskipun tidak berkaitan dengan


aktivitas fisik, sebagian besar
perdarahan intraserebral terjadi
ketika pasien sadar dan terkadang
ketika stress.

Fauci AS, Brunwald E, Kasper DL, Hauser Sl, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J.
Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th edition. USA: The McGraw-hill

Perdarahan Subarakhnoid

Rohkamm. Color atlas of


neurology. 2004. Thieme:
185.

Perdarahan Subarakhnoid
Penyebab 5-10% stroke disebabkan oleh
perdarahan subarakhnoid.
Sering disebabkan oleh ruptur aneurisma
atau malformasi arteriovenosus, tetapi pada
20% kasus penyebab pastinya tidak
ditemukan.
Gejala nyeri kepala hebat dan mendadak
saat onset penyakit yang dapat disertai
mual dan muntah.
Dapat disertai penurunan kesadaran dan
gangguan status mental.
Dalam 90% kasus, perdarahan dapat
terlihat di CT-scan dalam waktu 24 jam.

Perdarahan Subarakhnoid
Gejala nyeri kepala hebat dan
mendadak saat onset penyakit yang
dapat disertai mual dan muntah.
Dapat disertai penurunan kesadaran
dan gangguan status mental.
Dalam 90% kasus, perdarahan dapat
terlihat di CT-scan dalam waktu 24 jam.
Misbach J. Stroke: aspek diagnostic, patofisiologi, dan manajemen. 1999. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 185.

Komplikasi Perdarahan
Subarakhnoid
Edema serebri
Rebleeding timbul pada 50-60% kasus
dalam 6 bulan pertama setelah perdarahan
awal, menurun 10% pada hari ke-30, dan
berkurang 3% setiap tahun
Vasospasme yang timbul pada hari ke-3
dan meningkat pada hari ke-7 sangat
menentukan prognosis
Hidrosefalus tersumbatnya aliran likuor
serebri intraventrikular muncul sebagai
komplikasi perdarahan subarakhnoid.
Hiponatremia, edema pulmoner
neurogenik, kejang, dan kardiak
aritmia.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 184.

Anamnesis Stroke
Hemoragik
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam anamnesis pasien yang diduga
mengalami stroke hemoragik antara
lain awitan gejala, gejala awal dan
progresinya, faktor risiko vaskuler,
pemakaian obat-obatan, riwayat
trauma atau pembedahan, demensia,
alkohol atau penyalahgunaan obat lain,
riwayat kejang, penyakit hati , kanker
dan gangguan hematologis.
Hazinsky MF, Leon C, Bob E, Robin H. Adult stroke. Circulation 2005;112;111-120; originally
published online Nov 28,2005.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang penting dilakukan
dimulai dari status generalis.
Untuk kesadaran dapat dinilai dengan
kualitatif dan kuantitatif. Penilaian lebih
obyektif dengan Skala Koma Glasgow.
Pada tanda vital, terutama diperhatikan
tekanan darah karena terjadi hipertensi
reaktif akut.

Hazinsky MF, Leon C, Bob E, Robin H. Adult stroke. Circulation 2005;112;111-120; originally published
online Nov 28,2005.

Perdarahan Talamus
Gejala utama yang ditimbulkan adalah
hilangnya sensasi pada seluruh tubuh
kontralateral.
Hemiplegia atau hemiparesis karena
kompresi atau destruksi kapsula interna.
Hilangnya sensasi lebih berat daripada
kelumpuhan yang terjadi.
Dapat terjadi afasia, dapat juga terjadi
gangguan lapang pandang homonim yang
reversibel.
Pupil anisokor, ptosis dan miosis ipsilateral,
nistagmus retraksi juga dapat muncul.
Ropper AH, Brown RH. Adam and Victors Principles of Neurology. 8th ed. New York: McGrawHill.
2005;711-6.

Pemeriksaan Penunjang

darah perifer lengkap,


kimia darah,
prothrombin time (PT) atau INR,
activated partial thromboplastin time (APTT),
skrining toksik,
urinalisis,
elektrokardiografi,
foto polos dada,
Neuroimaging (CT-Scan, MRI).

Hazinsky MF, Leon C, Bob E, Robin H. Adult stroke. Circulation 2005;112;111-120; originally
published online Nov 28,2005.

Tatalaksana Stroke Akut

Stabilisasi pasien dengan tindakan ABCDE


Pasang jalur infuse intravena dengan larutan salin normal
0,9 % dengan kecepatan 20 ml/jam, jangan memakai cairan
hipotonis seperti dekstrosa 5 % dalam air dan salin 0,45%,
karena dapat memperhebat edema otak
Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung
Buat rekaman elektrokardiogram (EKG) dan lakukan foto
rontgen toraks
Ambil sampel untuk pemeriksaan darah : pemeriksaan
darah perifer lengkap dan trombosit, kimia darah (glukosa,
elektrolit, ureum, dan kreatinin), masa protrombin, dan
masa tromboplastin parsial
Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut : kadar alkohol,
fungsi hati, gas darah arteri, dan skrining toksikologi
Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisis
CT-scan
Misbach
J. Stroke: aspek
patofisiologi,
manajemen. Jakarta:
Penerbit
Fakultas
Kedokteran
ataudiagnostik,
MRI bila
alat tersedia.
Bila Balai
tidak
ada,
dengan
Universitas
Indonesia.
1999.
skor Siriraj untuk menentukan jenis stroke.
Hazinsky MF, Leon C, Bob E, Robin H. Adult stroke. Circulation 2005;112;111-120; originally published
online Nov 28, 2005.

Tatalaksana Stroke
Hemoragik

Pada pasien dengan defisiensi faktor koagulasi dan


trombositopenia, penatalaksaan yang dilakukan meliputi
pemberian faktor pembekuan atau platelet.
Pada pasien dengan riwayat pemakaian antikoagulan oral
yang mengalami perdarahan yang mengancam nyawa,
dalam hal ini misalnya perdarahan intrakranial,
direkomendasikan untuk memperbaiki INR secepat
mungkin.
Vitamin K membutuhkan waktu beberapa jam untuk
memperbaiki INR, sedangkan FFP memiliki kekurangan
berupa peluang timbulnya reaksi alergi, risiko transfusi
infeksius, waktu produksi yang lama, serta masalah volume
yang diperlukan untuk koreksi.
Kendalikan hipertensi : Tekanan darah sistolik > 180 mmHg
harus diturunkan sampai 150-180 mmHg dengan labetalol
(20 mg intravena dalam 2 menit, ulangi 40-80 mg intravena
dalam interval 10 menit sampai tekanan yang diinginkan,
kemudian infuse 2 mg/menit (120 ml/jam) dan dititrasi atau
penghambat ACE (misalnya kaptopril 12,5-25 mg, 2-3 kali
sehari) atau antagonis kalsium (misalnya nifedipin oral 4

Pertimbangkan konsultasi bedah saraf


Pertimbangkan angiografi untuk menyingkirkan
aneurisma atau malformasi arteriovenosa.
Berikan manitol 20 % (1 mg/kgBB, bolus intravena
dalam 20-30 menit, dilanjutkan 0,5 mg/kgBB setiap 35 jam) untuk pasien dengan koma dalam atau tandatanda tekanan intrakranial yang meninggi atau
ancaman herniasi.
Steroid tidak terbukti efektif pada perdarahan
intraserebral.
Pertimbangkan fenitoin (10-20 mg/kgBB intravena,
kecepatan maksimal 50 mg/menit, atau per oral) pada
pasien dengan perdarahan luas dan derajat kesadaran
menurun.
Pertimbangkan terapi hipervolemik dan nimodipin
untuk mencegah vasospasme bila secara klinis, pungsi
lumbal atau CT-Scan menunjukkan perdarahan
subaraknoid akut primer.

Anda mungkin juga menyukai