Kelompok 4:
1.Aditya Amru.A
2.Era Fitarahana
3.Gustina
4.Ika Diah Y
5.Ika Lestari
6.Vitaria.j
7.Wahyu Prahastuti
9.Satria Adi
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin…
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang di alami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang kesehatan pasien,menambah ineormasi,mengidentufikasi
masalah pasien, menilai perubahan status pasien serta untuk mengevaluasi
pelaksanaan tindakan yang telah di berikan.dalam melakukan pemeriksaan fisik
terdapat teknik dasar yang perlu di pahami yaitu:
1. Palpasi
2. Perkusi
3. Inspeksi
4. Auskultasi
B. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini mahasiswa di harapkan mampu :
- Menjelaskan cara pemeriksaan fisik
- Menjelaskan bagian-bagian genetalia wanita dan laki-laki
- Menjelaskan tentang exstremitas
BAB II
ISI
1. Konsep inspeksi
Merupakan proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah
kesehatan pasien. Cara efektive melakukan inspeksi adalah sebagai berikut:
a. Atur posisis sehingga bagian tubuh dapat diamati secara detail
b. Berikan pencahayaan yang cukup
c. Lakukan inspeksi pada area untuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan, posisi dan
abnormalitasnya.
d. Bandingkan area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
e. Jangan melakukan inspeksi secara terburu - buru.
2. Konsep palpasi
Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba yaitu tangan
untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur dan mobilitas. Palpasi
dibutuhkan kelembutan sensifisitas untuk itu, hendaknya menggunakan permukaan
palmar jari yang dapat digunakan untuk mengkaji posisi, tektut, konsistensi, massa
dan pulsasi. Sedangkan untuk temperatur suhu hendaknya menggunakan bagian
belakang tangan dan jari. Pada telapak tangan dan permukaan ulnar tangan lebih
sensitif pada getaran.
3. Konsep perkusi
Merupakan cara pemeriksaan denga cara melakukan pengetukan pada bagian
tubuh dengan ujung-ujung jari untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi atau
organ tubuh dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh.
Ada dua cara dalam perkusi yaitu :
Secara langsung
mengetuk secara langsung mengguanakan satu atau dua jari
Secara tidak langsung
menempatkan jari tengan tangan diatas permukaan tubuh dan jari tangan lain dan
telapak tidak pada permukaan kulit, setelah mengetuk jari tangan ditarik
kebelakan
4. Konsep auskultasi
Merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan
oleh tubuh melalui alat stetoskop. Dalam melakukan auspultasi, beberapa hal yang
perlu didengarkan diantaranya :
a. Frekuensi atau siklus gelombang bunyi
b. Kekerasan atau amplitudo bunyi
c. Kualitas bunyi dan lamanya bunyi
5. Genetalia
A. Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal wanita
a. Memberi kesempatan pada klien untuk menggosokkan kandung kemih sebelum
pemeriksaan dimulai
b.Anjurkan klien membuka celana mengatur posisi litotomi dan menutupi bagian
yang tidak dinikmati
c. Mengatur pencahayaan sehingga area parineal mendapatkan sinar dengan baik
d.Memakai sarung tangan pada kedua tangan
e. Jangan menyentuh area parineal tanpa memberi tahu klien, atau sentuh salah
satu paha terlebih dahulu.
f. Inspeksi kuantitas dan penyebaran pertumbuhan bulu pubis dan dibandingkan
sesuai usia perkembangan klien.
g.Observasi kulit dan area pubis. Perhatikan adanya lesi,eritema,fisura,leuplakia
dan exkoriasi
h.Tarik lembut radia minora,orivisium uretra, selaput darah,orifisium vagina dan
perinuium.
i. Perhatikan setaip adanya pembengkakan alkus,keluarkan,nedula,dll
j. Palpasi pada kelenjar skene untuk mengetahui adanya discharge maupun
kekakuan.
k.Palpasi pada kelenjar bartholin.
B. Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal pria
a. Memakai sarung tangan
b. Inspeksi penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lainnya
c. Pada pria yang belum disirkumsisi(khitan), tarik prekursium / kulup untuk
menginspeksi kepala penis dan meatus uretra terhadap adanya cairan, resi,
edema, dan emplamasi.
d. Inspeksi batang penis untuk mengetahui adanya lesi, jaringan parut atau area
edema.
e. Palpasi lembut batang penis diantara ibu jari dan kedua jari – jari utama untuk
mengetahui adanya area pengerasan atau nyeri lokal.
f. Memakai sarung tangan.
GENETALIA INTERNA
Testis, Berfungsi sebagai : Memproduksi sperma, Tempat memproduksi testosteron
yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan
Epididimis, Berfungsi sebagai: menghubungkan testis dengan saluran vas
deferens, memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang
fungsinya mematangkan / menyempurnakan bentuk sperma
Vans deferens, Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesika
seminalis, Tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .
Vesika seminalis, Berfungsi sebagai: Tempat untuk mengeluarkan cairan yang
sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi yang
merupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan
mudah bergerak dalam mencapai ovum, Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa
sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.
Kelenjar prostat, Berfungsi sebagai: Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang
encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain
Kelenjar bulbo uretralis, berfungsi mengsekresi cairan yang membantu agar sperma
lebih tahan hidup dan lebih memungkinkan untuk bergerak dan memudahkan
pembuahan.
GENETALIA INTERNA
Vagina, Berfungsi sebagai : Saluran keluar untuk mengeluarkan darah waktu haid dan
sekret dari dalam uterus, Alat untuk bersenggama, Jalan lahir bayi waktu melahirkan
Uterus, Berfungsi sebagai : Tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin di
dalam rahim pada saat hamil, Memberi makanan pada janin melalui plasenta
yang melekat pada dinding rahim.
Tuba Fallopi, Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan
ovarium ke dalam uterus.
Ovarium, Berfungsi memproduksi ovum
Ligamentum, Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi
wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan
dengan organ sekitarnya.
6. Pemeriksaan Ekstremitas
A. Pemeriksaan Reflek
B. Pemeriksaan keseimbangan
C. Pemeriksaan fungsi koordinasi
PEMERIKSAAN REFLEK
PEMERIKSAAN REFLEK OTOT BISEPS
1. Posisi pasien tidur terlentang dan siku kanan yang akan diperiksa, diletakan diatas
perut dalam posisi fleksi 60 derajat dan rileks.
2. Pemeriksa berdiri dan menghadap pada sisi kanan pasien
3. Carilah tendon biseps dengan meraba fossa kubiti, maka akan teraba keras bila
siku difleksikan
4. Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot biseps
5. Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan, diatas jari
telunjuk kiri pemeriksa
6. Terlihat gerakan fleksi pada siku akibat kontraksi otot biseps dan terasa tarikan
tendon otot biseps dibawah telunjuk pemeriksa
A. Kesimpulan
Pemeriksaan harus dirancang sesuai kebutuhan klien. Pemeriksaan yang lebih
komprehensif dilakukan jika klien merasa lebih sehat. Untuk pemeriksaan abdomen
klien harus lireks.
B. Saran
Kemampuan berpikir dan mengintrepretasi secara kritis tentang arti perilaku dan
perubahan fisik yang ditampilkan merupakan hal yang sangat penting bagi perawat.
Keterampilan pengkajian dan pemeriksaan fisik menjadi alat kuat bagi perawat untuk
mendeteksi perubahan baik halus maupun nyata yang terjadi pada kesehatan klien.
Pengkajian fisik memungkinkan perawat untuk mengkaji pola yang mencerminkan
masalah kesehatan dan mengevaluasi perkembangan klien sejalan dengan terapi.
Daftar pustaka