Anda di halaman 1dari 13

Pemeriksaan fisik

Genetalia dan Ektrimitas

Kelompok 4:

1.Aditya Amru.A

2.Era Fitarahana

3.Gustina

4.Ika Diah Y

5.Ika Lestari

6.Vitaria.j

7.Wahyu Prahastuti

8.Mohamad Khoirul Anwar

9.Satria Adi

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


2010/2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan

karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa

saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan

dalam menyelesaikan makalah ini.

kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh

sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga

dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin…

Kudus, 6 Januari 2011


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II: ISI

1. Konsep inspeksi ......................................................................................................

2. Konsep palpasi ........................................................................................................

3. Konsep perkusi .......................................................................................................

4. Konsep auskultasi ..................................................................................................

5. Genetalia laki-laki & perempuan ...........................................................................

6. Ekstrimitas atas & bawah .......................................................................................

BAB III :PENUTUP...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang di alami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang kesehatan pasien,menambah ineormasi,mengidentufikasi
masalah pasien, menilai perubahan status pasien serta untuk mengevaluasi
pelaksanaan tindakan yang telah di berikan.dalam melakukan pemeriksaan fisik
terdapat teknik dasar yang perlu di pahami yaitu:
1. Palpasi
2. Perkusi
3. Inspeksi
4. Auskultasi

B. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini mahasiswa di harapkan mampu :
- Menjelaskan cara pemeriksaan fisik
- Menjelaskan bagian-bagian genetalia wanita dan laki-laki
- Menjelaskan tentang exstremitas
BAB II
ISI

1. Konsep inspeksi
Merupakan proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah
kesehatan pasien. Cara efektive melakukan inspeksi adalah sebagai berikut:
a. Atur posisis sehingga bagian tubuh dapat diamati secara detail
b. Berikan pencahayaan yang cukup
c. Lakukan inspeksi pada area untuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan, posisi dan
abnormalitasnya.
d. Bandingkan area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
e. Jangan melakukan inspeksi secara terburu - buru.

2. Konsep palpasi
Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba yaitu tangan
untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur dan mobilitas. Palpasi
dibutuhkan kelembutan sensifisitas untuk itu, hendaknya menggunakan permukaan
palmar jari yang dapat digunakan untuk mengkaji posisi, tektut, konsistensi, massa
dan pulsasi. Sedangkan untuk temperatur suhu hendaknya menggunakan bagian
belakang tangan dan jari. Pada telapak tangan dan permukaan ulnar tangan lebih
sensitif pada getaran.

3. Konsep perkusi
Merupakan cara pemeriksaan denga cara melakukan pengetukan pada bagian
tubuh dengan ujung-ujung jari untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi atau
organ tubuh dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh.
Ada dua cara dalam perkusi yaitu :
 Secara langsung
mengetuk secara langsung mengguanakan satu atau dua jari
 Secara tidak langsung
menempatkan jari tengan tangan diatas permukaan tubuh dan jari tangan lain dan
telapak tidak pada permukaan kulit, setelah mengetuk jari tangan ditarik
kebelakan
4. Konsep auskultasi
Merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan
oleh tubuh melalui alat stetoskop. Dalam melakukan auspultasi, beberapa hal yang
perlu didengarkan diantaranya :
a. Frekuensi atau siklus gelombang bunyi
b. Kekerasan atau amplitudo bunyi
c. Kualitas bunyi dan lamanya bunyi

5. Genetalia
A. Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal wanita
a. Memberi kesempatan pada klien untuk menggosokkan kandung kemih sebelum
pemeriksaan dimulai
b.Anjurkan klien membuka celana mengatur posisi litotomi dan menutupi bagian
yang tidak dinikmati
c. Mengatur pencahayaan sehingga area parineal mendapatkan sinar dengan baik
d.Memakai sarung tangan pada kedua tangan
e. Jangan menyentuh area parineal tanpa memberi tahu klien, atau sentuh salah
satu paha terlebih dahulu.
f. Inspeksi kuantitas dan penyebaran pertumbuhan bulu pubis dan dibandingkan
sesuai usia perkembangan klien.
g.Observasi kulit dan area pubis. Perhatikan adanya lesi,eritema,fisura,leuplakia
dan exkoriasi
h.Tarik lembut radia minora,orivisium uretra, selaput darah,orifisium vagina dan
perinuium.
i. Perhatikan setaip adanya pembengkakan alkus,keluarkan,nedula,dll
j. Palpasi pada kelenjar skene untuk mengetahui adanya discharge maupun
kekakuan.
k.Palpasi pada kelenjar bartholin.
B. Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal pria
a. Memakai sarung tangan
b. Inspeksi penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lainnya
c. Pada pria yang belum disirkumsisi(khitan), tarik prekursium / kulup untuk
menginspeksi kepala penis dan meatus uretra terhadap adanya cairan, resi,
edema, dan emplamasi.
d. Inspeksi batang penis untuk mengetahui adanya lesi, jaringan parut atau area
edema.
e. Palpasi lembut batang penis diantara ibu jari dan kedua jari – jari utama untuk
mengetahui adanya area pengerasan atau nyeri lokal.
f. Memakai sarung tangan.

ALAT REPRODUKSI PADA PRIA

FUNGSI ALAT REPRODUKSI PRIA

Alat-alat reproduksi pria yaitu:


GENETALIA EKSTERNA
 Penis, Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi
 Skrotum, berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau suhu

GENETALIA INTERNA
 Testis, Berfungsi sebagai : Memproduksi sperma, Tempat memproduksi testosteron
yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan
 Epididimis, Berfungsi sebagai:  menghubungkan testis dengan saluran vas
deferens, memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang
fungsinya mematangkan / menyempurnakan bentuk sperma
 Vans deferens, Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesika
seminalis, Tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .
 Vesika seminalis, Berfungsi sebagai: Tempat untuk mengeluarkan cairan yang
sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi yang
merupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan
mudah bergerak dalam mencapai ovum, Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa
sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.
 Kelenjar prostat, Berfungsi sebagai: Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang
encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain
 Kelenjar bulbo uretralis, berfungsi mengsekresi cairan yang membantu agar sperma
lebih tahan hidup dan lebih memungkinkan untuk bergerak dan memudahkan
pembuahan.

ALAT REPRODUKSI WANITA

FUNGSI ALAT REPRODUKSI WANITA

Alat-alat reprofroduksi wanita yaitu:


GENETALIA EKSTERNA
 Mons Veneris, Berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran
selain itu untuk estetika,
 Labia Mayora, Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya dan
mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual,
 Labia Minora, Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta
merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf,
 Klitoris, Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan
mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual,
 Vestibulum, Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual
yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama,
 Hymen, Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina,
membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari
genetalia interrnal dapat mengalir keluar

GENETALIA INTERNA
 Vagina, Berfungsi sebagai : Saluran keluar untuk mengeluarkan darah waktu haid dan
sekret dari dalam uterus, Alat untuk bersenggama, Jalan lahir bayi waktu melahirkan
 Uterus, Berfungsi sebagai : Tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin di
dalam rahim pada saat hamil, Memberi makanan pada janin melalui plasenta
yang melekat pada dinding rahim.
 Tuba Fallopi, Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan
ovarium ke dalam uterus.
 Ovarium, Berfungsi memproduksi ovum
 Ligamentum, Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi
wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan
dengan organ sekitarnya.

6. Pemeriksaan Ekstremitas
A. Pemeriksaan Reflek
B. Pemeriksaan keseimbangan
C. Pemeriksaan fungsi koordinasi

PEMERIKSAAN REFLEK
 PEMERIKSAAN REFLEK OTOT BISEPS
1. Posisi pasien tidur terlentang dan siku kanan yang akan diperiksa, diletakan diatas
perut dalam posisi fleksi 60 derajat dan  rileks.
2. Pemeriksa berdiri dan menghadap pada sisi kanan pasien
3. Carilah tendon biseps dengan meraba fossa kubiti, maka akan teraba keras bila
siku difleksikan
4. Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot biseps
5. Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan, diatas jari
telunjuk kiri pemeriksa
6. Terlihat gerakan fleksi pada siku akibat kontraksi otot biseps dan terasa tarikan
tendon otot biseps dibawah telunjuk pemeriksa

 PEMERIKSAAN REFLEK OTOT TRISEPS


1. Posisi pasien tidur terlentang
2. Bila siku tangan kanan yang akan diperiksa, maka diletakan diatas perut dalam
posisi fleksi 90 derajat dan rileks.
3. Pemeriksa berdiri pada sisi kanan pasien
4. Carilah tendon triseps 5 cm diatas siku ( proksimal ujung olecranon
5. Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot  trisep.
6. Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan diatas jari
telunjuk kiri pemeriksa
7. Terlihat gerakan ektensi pada siku akibat kontraksi otot triseps dan terasa tarikan
tendon otot triseps dibawah telunjuk pemeriksa

 PEMERIKSAAN REFLEK TENDON PATELA


1. Posisi pasien tidur terlentang atau duduk
2. Pemeriksa berdiri  pada sisi kanan pasien
3. Bila posisi pasien tidur terlentang, lutut pasien fleksi 60 derajat dan bila duduk
lutut fleksi 90 derajat
4. Tangan kiri pemeriksa menahan pada fossa poplitea
5. Carilah 2 cekungan pada lutut dibawah patela inferolateral/ inferomedial ,
6. Diantara 2 cekungan tersebut terdapat tendon patela yang terasa keras dan tegang
7. Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan diatas
tendon patela
8. Terlihat gerakan ektensi pada lutut akibat kontraksi otot quadriseps femoris

 PEMERIKSAAN REFLEK TENDON ACHILES


1. Pasien tidur terlentang atau duduk
2. Bila pasien tidur terlentang pemeriksa berdiri dan bila pasien duduk pemeriksa
jongkok disisi kiri pasien
3. Bila pasien tidur terlentang lutut fleksi 90 derajat dan disilangkan diatas kaki
berlawanan, bila pasien duduk kaki menggelantung bebas
4. Pergelangan kaki dorsofleksikan dan tangan kiri pemeriksa memegang/ menahan
kaki pasien
5. Carilah tendon achiles diantara 2 cekungan pada tumit yang terasa keras dan
makin tegang bila posisi kaki dorsofleksi
6. Ayunkan reflek hammer diatas tendon achiles
7. Terasa gerakan plantar fleksi kaki yang mendorong tangan kiri pemeriksa dan
tampak kontraksi otot gastrocnemius
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan harus dirancang sesuai kebutuhan klien. Pemeriksaan yang lebih
komprehensif dilakukan jika klien merasa lebih sehat. Untuk pemeriksaan abdomen
klien harus lireks.

B. Saran
Kemampuan berpikir dan mengintrepretasi secara kritis tentang arti perilaku dan
perubahan fisik yang ditampilkan merupakan hal yang sangat penting bagi perawat.
Keterampilan pengkajian dan pemeriksaan fisik menjadi alat kuat bagi perawat untuk
mendeteksi perubahan baik halus maupun nyata yang terjadi pada kesehatan klien.
Pengkajian fisik memungkinkan perawat untuk mengkaji pola yang mencerminkan
masalah kesehatan dan mengevaluasi perkembangan klien sejalan dengan terapi.
Daftar pustaka

A.Aziz alimul H,dari Buku Kebutuhan Dasar Manusia 2008


Potter & perry Fundamental Keperawatan volume 1
Internet(google)SOP Tekanan Darah
Nur Fauziah,Am,Keb buku ketrampilan &Prosedur Keperawatan Dasar 2008

Anda mungkin juga menyukai