PENDAHULUAN
1
2
wanita usia 45-59 tahun memiliki kebiasaan yang turun temurun yaitu
mengkonsumsi sirih lengkap dengan suginya. Dan dari 2342 Pus yang terdata
dikecamatan Jangkat sampai dengan November 2022 terdapat 83,1% tercatat
sebagai akseptor KB aktif, dan dari semua akseptor KB yang aktif tercatat
93,11% menggunakan alat kontrasepsi hormonal diantaranya Implan (13,7%),
Suntik 3 bulan (68,1%) dan PIL (11,2%) dan pengguna KB Non Hormonal
sebanyak (0,11%). ( Laporan BPLKB Kec.Jangakat Nov 2022 ).
Berdasarkan rekapan laporan dari semua wilayah kerja Puskesmas
Muara Madras sampai dengan bulan Oktober 2022 sebesar 10.452 kunjungan,
dan ada sekitar 62% kaum hawa dan kunjungan usia 45-59 tahun mengalami
gangguan rasa tidak nyaman pada tulang, persendian dan otot (70%), Tekanan
darah tinggi dan hot flashes (25%) dan keluhan lainnya sebesar 5%. (Laporan
Puskesmas Muara Madras Oktober 2022). Dan berdasarkan study
pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Muara Madras kepada 15
responden usia 45-59 tahun, ditemukan sebanyak 15 responden mempunyai
kebiasaan menginang, dan dari 15 responden tersebut yang memiliki keluhan
gangguan pada otot dan tulang sebanyak 10 orang, tekanan darah tinggi 4
orang dan yang tidak ada keluhan 1 orang.
Dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut yang dituangkan kedalam skripsi
yang berjudul “Hubungan Menginang Sirih, Mengkonsumsi Makanan
Berlemak dan Penggunaan KB Hormonal dengan Keluhan Wanita Menopause
di Wilayah kerja Puskesmas Muara Madras Kecamatan Jangkat Kabupaten
Merangin Tahun 2023” yang rencananya Studi dilakukan pada wanita
menopause di wilayah kerja Puskesmas Muara Madras Kecamatan Jangkat.
Variabel yang berbeda dalam penelitian ini adalah kebiasaan para
wanita mengkonsumsi sirih, tempat dan waktu dalam penelitian ini memiliki
perbedaan dengan penelitian sebelumnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Menopause
1. Keluhan fisik
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari
menopause yaitu:
a. Ketidak teraturan Siklus Haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid,
kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus
berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah
darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid
yang normal. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai
empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir
11
c) Keluhan psikologis.
Keluhan yang paling umum adalah mudah tersinggung,
suasana hati yang berubah-ubah, depresi, dan pelupa. Sampai
tingkat tertentu, perasaan ini sebenarnya berasal dari tekanan
emosional terhadap gejala-gejala fisik yang terjadi.
3. Epidemiologi Keluhan Menopause
Sindroma menopause sampai saat ini masih dialami oleh
wanita di beberapa negara misalnya di Eropa mencapai 70-80%,
Amerika 60%, Malaysia 57%, China 18%, Jepang dan di Indonesia
10%. Perbedaan persentase sindroma menopause disebabkan jumlah
estrogen wanita Eropa dan Amerika lebih banyak dibanding wanita
Asia (Urnobasuki, dalam Srimiyati 2014)
Dari penelitian yang dilakukan oleh Rahman dkk pada tahun
2010, dijumpai sekitar 41.6% keluhan klasik dari masa menopause
yang berupa hot flashes, dan berkeringat malam dimana pada
peneltian yang dilakukan pada wanita eropa dijumpai keluhan
menopasue lebih tinggi yaitu sekitar 45-75%. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Dhillon dkk dan Ismail dkk menunjukkan angka
keluhan menopause sekitar 53% dan 51% (Rahman,dkk, 2010) .
4. Epidemiologi Deskriftif
Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran suatu masalah kesehatan tanpa mencari jawaban faktor-
faktor penyebab yang menjadi frekuensi, penyebaran, dan atau
munculnya masalah kesehatan yang terjadi dimasyarakat
(Sulistyaningsih, 2012).
Hasil epidemiologi deskriptif dapat digunakan sebagai dasar
berpijak dalam proses berpikir deduktif untuk menyusun hipotesis
mengenai hubungan antar faktor yang akan dibuktikan melalui
epidemiolgi secara analitik (Sulistyaningsih, 2012).
15
memiliki efek pada metabolisme tubuh. Hal ini dapat memicu tubuh untuk
membakar lemak tertentu melalui proses thermogenetic, zat ini juga
dinyatakan dapat mengurangi nafsu makan dan dapat mengontrol berat badan.
Selain itu, menyirih juga diyakini sebagai sumber energi, karena biji
pinang mengandung zat psikoaktif yang sangat mirip dengan nikotin, alcohol,
dan kafein yang membuat tubuh akan memproduksi hormone adrenalin yang
akan membuat tubuh merasa segar, waspada dan berenergi. (di akses 27 -12-
2022 https/hellosehat com).
Dilansir dari situs resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyirih
beresiko tinggi menyebabkan kanker, terutama didaerah mulut. Kesimpulan
ini diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan Internasional Agency for
Research on Cancer di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Ternyata campuran
daun sirih, biji pinang, kapur dan tembakau bersifat karsinogenik ( memicu
kanker). Jika dikonsumsi terlalu sering dalam jangka waktu yang Panjang
maka akan rentan mengalami kanker mulut, kanker esofagus (kerongkongan),
kanker tenggorokan, kanker laring dan kanker pipi.
Selain itu mengunyah sirih pinang dan tembakau dapat meningkatkan
risiko luka atau iritasi di mukosa rongga mulut yang disebabkan akibat
campuran bahan-bahan menyirih yang sifatnya sangat keras bagi mulut,
apalagi kalau menyirih sudah jadi kebiasaan yang tidak bisa dihentikan.
Begitu juga halnya dengan merokok menyirih juga dapat menimbulkan
gangguan pada janin. (di akses 27 -12-2022 https/hellosehat com 18.00 wib).
4.3 Kebiasaan Makanan Berlemak
Kebiasaan konsumsi lemak adalah rata-rata kebiasaan konsumsi
makanan sumber lemak dalam satu tahun terakhir, Lemak
makanan adalah kandungan lemak yang terdapat dalam semua bahan
makanan dan minuman., Pada dasarnya, semua lemak itu baik karena lemak
dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.
Peran lemak adalah menyediakan energi sebesar 9 kalori/gram,
17
(item nomor 1, 2, 3, dan 11), psikologis (item nomor 4,5,6, dan 7) dan
urogenital (item nomor 8, 9, dan 10) (Heinmann, 2003).
Skor untuk derajat keparahan berdasarkan sub skala dihitung
dengan nilai sebagai berikut:
Tabel. 2.1. Interpretasi penilaian Menopause Rating Scale (MRS)
Tidak ada Ringan Sedang Berat
Sub-skala somatik 0-2 3-4 5-8 ≥9
Sub-skala psikologis 0-1 2-3 4-6 ≥7
Sub-skala urogenital 0 1 2-3 ≥4
Skor Tota 0-4 5-8 9-16 ≥17
Sumber: Heinemann (2003) dalam Tinjauan Pustaka123dok.com
Untuk mempermudah responden membedakan pilihan jawaban
tersebut, dilakukan modifikasi menjadi skala yang lebih sederhana yaitu
skala yang seharusnya berupa skala 0 (tidak ada keluhan) sampai 4
(keluhan berat) diubah menjadi skala 0 (tidak ada keluhan) sampai 2
(keluhan berat).
Adapun penjelasan masing-masing skala tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada, bila tidak ada keluhan sama sekali (0)
2. Ringan, bila keluhan timbul sekali-sekali dan tidak tengganggu aktivitas
sehari-hari (1)
3. Berat, bila keluhan sering timbul dan mengganggu aktivitas sehari-
hari (2) ..
(Nurningsih, 2012).
Variabel Waktu
1. Kecenderungan sekuler
Variabel Orang 2. Variasi siklik
1. Umur saat menopause 3. Variasi musim
2. Pendidikan 4. Variasi random
3. Pekerjaan
4. Pendapatan
5. Penggunaan kontrasepsi hormonal
6. Gaya hidup (aktivitas fisik,
kebiasaan konsumsi makanan
berlemak, kebiasaan konsumsi
buah dan sayur
21
Keluhan Menopause
Variabel Tempat
1. Geografi (Urban dan Rural)
2. Institusi
Sumber: Budiarto dan Dewi (2002), , Clark (2004), Chedraui, dkk (2007) Ghani
(2009), Mayani (2009), , Sulastiyaningrum (2009), Mubarak (2011), Kothiyal dan
Monika (2013), Yohanis,dkk (2013), Batool, dkk (2014)
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel Bebas
Variabel Terikat
1. Kebiasaan Menginang Sirih
2. Kebiasaan konsumsi makanan
berlemak
3. Penggunaan Alat Keluhan Menopause
Kontrasepsi Hormonal
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
Penggunaa Alat kontrasepsi hor Wawancara Kuesioner 0. Tidak pernah menggu Ordinal
n alat monal yg terakhir nakan, Hormonal (0)
kontrasepsi digunakan oleh ibu 1. Menggunakan Jangka
hormonal sebelum mengalami pendek apabila (< 5 th)
menopause 2. Jangka panjang
Berupa: apabila (>5 th)
Pil, Suntikan, dan
Implant
(BKKBN, 2018).
Variable Terikat
Keluhan Keluhan /ketidak- Wawancara Modifikasi 0. Tidak ada keluhan Ordinal
Masa nyamanan yg di Menopaus apabila total skor 0
Menopause rasakan responden e Rating 1. Ringan, apa bila
pd saat menopause Scale total skor 1-11
berlangsung, yg (MRS) 2. Berat, apa bila total
berupa Keluhan -- (Nurningsih skor 12-22
Somatis vegetatif, , 2012) (Nurningsih, 2012)
psikologi dan
Urogenital
Keterangan : X2 = Chi-Square
O = Frekuensi yang diobservasi E = Frekuensi yang di harapkan
29
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sediaoetama Djaeni, (2000). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi
Jilid I. Jakarta : Dian Rakyat
Afriani, R., & Fatmawati, T. Y. (2020). Pengetahuan dan Sikap Wanita
Premenopause dalam Menghadapi Perubahan-Perubahan pada Masa
Menopause. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 9(1), 104-109.
Akses Internet (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lemak_makanan) 27-12-2022 jam
21.10 wib.
Akses internet (Menopause Rating Scale (MRS) - TINJAUAN PUSTAKA
(123dok.com) 29-12 2022 jam 00.15 wib.
Akses Internet (https://health.okezone.com/read/2020/01/23/481/2157158/ini-
risiko-menopause-dini-bagi-perempuan 26), 27 Desember 2022 jam 12.30
wib
Andira, D. (2010). Seluk beluk kesehatan reproduksi wanita. Yogyakarta: A-Pl
Anisa, N., & Asnindari, L. N. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Premenopause tentang Menopause dengan Persiapan Menopause di
Kelompok Pengajian Markhamah Blunyah Rejo Yogyakarta Tahun 2010
(Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).
Aprilia, N.I., & Puspitasari, N.(2007). Faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan pada wanita perimenopausae. The Indonesian Journal Of Public
Health , 4(1).
Aprillia, N. I., & Puspitasari, N. (2007). Faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan pada wanita perimenopause. The Indonesian Journal of Public
Health, 4(1).
Aqila, S. (2010). Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta: Nuha
Medika
Ardigantari, D. W. A. (2016). Gambaran Pengetahuan Wanita Premenopause
Tentang Perubahan Psikologis Di RT 17 Desa Sambigede Kecamatan
Sumberpucung Kabupaten Malang (Doctoral dissertation, STIKes Maharani
Malang).
Arikunto, S. (2006). Dasar -dasar evaluasi penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Arini, L. A. (2018). Kualitas Hidup Menopause yang Rutin Melakukan Latihan
Fisik Orhiba: Studi Pengukuran Menggunakan Kuisioner WHOQOL-BREF.
In Seminar Nasional Riset Inovatif (Vol. 6, pp. 27-35)
Asmara, Fitri. (2013). Hubungan Pengetahuan Ibu Premenopause tentang
Menopause dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Menopause di Jorong
30
Kus Iriyanto, Kusno Waluyo,(2010). Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yama
Widya
Manajemen stress, cemas dan depresi. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Hawari, D. (2013). Stres, cemas dan
depresi. Jakarta: EGC. Hermawan, I. (2019).
Metodologi Penelitian Pendidikan (Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed Method).
Hidayatul Quran. Hermawati, D. (2011).
Mubarak, W.I.(2011). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.
Munawaroh, E dan Yuzammi. 2017. Keanekaragaman Piper (Piperaceae) Dan
Konservasinya Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Provinsi
Lampung. Media Konservasi. Vol. 22 No. 2, 118-128.
Nurningsih (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause dengan
Keluhan Wanita Saat Menopause di Kelurahan Cijantung Pasar Rebo
Jakarta. Jurnal Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Octasari, F.(2015) Hubungan Jenis dan Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi
Hormonal Terhdap Gangguan Menstruasi pada Ibu Pus di Kelurahan
Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2014. University Of
Sumatera Institutional Repository (USU-IR).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019, Tentang
Angka Kecakupan Gizi yang dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014, Tentang
Pedoman Gizi Seimbang.
Pratiwi, N. (2013) Buku Pintar Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Impremium
Rahyuni, R., Yniati, E., & Pitopang, R. 2013. Kajian Etnobotani Tumbuhan
Ritual Suku Taijo di Desa Kasimbor Kabupaten Parigi Mautong. Natural
Science: Journal of Science and Technology. Vol. 2 No. 2 45-54
Samsulhadi.(2015) Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sikap Wanita Premenopause Dalam Menghadapi Perubahan Fisik, Psikologis
Dan Mekanisme Koping. Jurnal Keperawatan, 7(2), 77-80. Duwipayani, K.,
Putra, I. G. Y., Runiari, N., & Dewi, N. L. M. A. (2017)
Soekidjo Notoatmodjo, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Tensiska, (2008). Serat Pangan. Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas
Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjajaran
Tingkat Pengetahuan Wanita Umur 45-50 Tahun Tentang Menopause di banjar
Kawan Desa Paksebali Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Wilayah
Kerja Puskesmas Dawan II. Jurnal Kesehatan Medika Udayana, 3(02), 56-
32
(.................................)
* Coret salah satu