Anda di halaman 1dari 59

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT STRES KELUARGA LANSIA PENDERITA


DEMENSIA DI RW 02 DESA WONOKASIAN KECAMATAN TUREN
KABUPATEN MALANG

OLEH

PUTRI AYU MAULIDIYA

NIM 19.1.045

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI, SAINS


DAN KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN MALANG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT STRES KELUARGA LANSIA PENDERITA


DEMENSIA DI RW 02 DESA WONOKASIAN KECAMATAN TUREN
KABUPATEN MALANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Keperawatan Pada Prodi Keperawatan Institut Teknologi, Sains Dan
Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

OLEH

PUTRI AYU MAULIDIYA

NIM 19.1.045

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI, SAINS


DAN KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN MALANG TAHUN AKADEMIK
2020/2021

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Putri Ayu Maulidiya

Tempat/tanggal lahir : Malang , 08 Juni 2001

NIM : 19.1.045

Alamat : Jalan Sunan Giri No. 25 Gang Gangsal RT 09

RW 03 Dusun Temu Desa Sitirejo Kecamatan

Wagir Kabupaten Malang Jawa Timur

Menyatakan dan bersumpah bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

adalah Hasil Karya sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain

untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan

tinggi manapun.

Jika kemudian hari ternyata saya terbukti melakukan pelanggaran

atas penyataan dan sumpah tersebut diatas, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik dari almamater.

Malang, 1 November 2021

Yang Menyatakan

Putri Ayu Maulidiya

NIM. 19.1.045

iii
CURICULUM VITAE

Nama : Putri Ayu Maulidiya

Tempat/ Tanggal Lahir : Malang , 08 Juni 2001

Alamat Rumah : Jalan Sunan Giri No. 25 Gang Gangsal

RT 09 RW 03 Dusun Temu Desa Sitirejo

Kecamatan Kabupaten Malang Jawa

Timur

NIM : 191045

Jurusan : D III Keperawatan

Semester : VI (Genap)

Agama : Islam

Orang Tua :

a. Ayah : Achmad Juwandi

b. Ibu : Safitri

Riwayat Pendidikan :

a. SD : SD Muhammadiyah 1 Malang

b. SMP : SMPN 19 Malang

c. SMA : SMKN 2 Malang

iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Mengeluh Hanya akan Membuat Hidup Kita Semakin Tertekan,

sedangkan Bersyukur akan Senantiasa Membawa Kita pada Jalan

Kemudahan”

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya

sehingga saya bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ayah saya Achmad Juwandi, ibu Safitri, serta keluarga saya yang

telah memberikan dukungan mendoakan setiap waktu selalu

memberikan dorongan moral maupun material dan selalu

memotivasi dari awal hingga akhir.

3. Kedua pembimbing saya Bapak Ns Ardhiles Wahyu K, M.Kep dan

Bapak Ns Dion Kunto A. P, M. Kep yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada saya sehingga terwujudnya

Proposal karya tulis ilmiah ini.

4. Teman dekat saya Winda, Amel, Diska, Sella, Nuris, Maulidia,

Almania, dan pacar saya yang selalu memberikan doa serta

dukungan motivasi semangat dalam penyelesaian Proposal karya

tulis ilmiah ini.

5. Seluruh teman-teman satu angkatan khususnya kelas 3A

Keperawatan yang selalu memberikan dukungan dan mendoakan.

v
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk Diujikan

di Depan Tim Penguji

Tanggal, Oktober 2021

Oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns Ardhiles Wahyu K., M. Kep Ns Dion Kunto A. P., M. Kep

vi
LEMBAR PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang
di Program Studi Keperawatan ITSK RS dr. Soepraoen Malang

Tanggal 1 November 2021

TIM PENGUJI
Nama Tanda tangan

Ketua : Ns. Mokhtar Jamil, M. Kep ……………….

Anggota : 1. Ns. Riki Ristanto, M. Kep ……………….

2. Ns. Ardhiles Wahyu K., M. Kep ……………….

Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan

Ns. Riki Ristanto, M. Kep

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Tingkat Stres Keluarga

Lansia Penderita Demensia di RW 02 Desa Wonokasian Kecamatan

Turen Kabupaten Malang” sesuai waktu yang ditentukan.

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan di program

studi keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr.

Soepraoen Malang.

Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis

mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk

itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat.

1. Bapak Letnan Kolonel Ckm Arif Efendi, SMPh., SH, S.Kep.Ners,

M.M, M.Kes selaku Rektor ITSK RS dr. Soepraoen Malang.

2. Bapak Ns. Riki Ristanto, M. Kep selaku Kaprodi Keperawatan ITSK

RS dr. Soepraoen Malang.

3. Bapak Ns Ardhiles Wahyu K., M.Kep selaku pembimbing I dalam

penelitian ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis.

4. Bapak Ns Dion Kunto A.P., M. Kep selaku pembimbing II dalam

penelitian ini yang telah memberikan bimbingan dan saran hingga

terwujudnya Proposal Karya Tulis Imiah ini.

viii
5. Bagi responden yang telah membantu hingga terwujudnya

Proposal Karya Tulis Imiah ini.

6. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung, membantu, dan

mendoakan saya.

7. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Keperawatan dan seluruh pihak

yang telah membantu kelancaran penelitian ini yang tidak dapat

peneliti sebutkan satu persatu.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini, dengan sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu demi kesempurnaan,

penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak

untuk menyempurnakannya

Malang, 1 November 2021

Putri Ayu Maulidiya

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
ix
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
COVER DALAM...........................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN...........................................................................iii
CURICULUM VITAE...................................................................................iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................vi
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................vii
KATA PENGANTAR.................................................................................viii
DAFTAR ISI.................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN..............................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................6
2.1 KONSEP LANSIA...........................................................................6
2.1.1 Definisi Lansia..........................................................................6
2.1.2 Klasifikasi Lanjut Usia..............................................................6
2.1.3 Karakteristik Lansia..................................................................7
2.2 KONSEP DEMENSIA.....................................................................7
2.2.1 Definisi Demensia....................................................................7
2.2.2 Penyebab Demensia................................................................8
2.2.3 Gejala Demensia......................................................................8
2.2.4 Tipe Demensia.........................................................................9
2.2.5 Tahap Demensia......................................................................9
2.2.6 Dampak Demensia.................................................................10
2.3 KONSEP KELUARGA..................................................................10
2.3.1 Definisi Keluarga....................................................................10

x
2.3.2 Struktur Keluarga...................................................................10
2.3.3 Fungsi Keluarga.....................................................................11
2.3.4 Dukungan Keluarga...............................................................11
2.4 KONSEP STRESS........................................................................12
2.4.1 Definisi Stress........................................................................12
2.4.2 Jenis Stress............................................................................13
2.4.3 Penyebab Stress....................................................................13
2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stress...........................13
2.4.5 Tingkat Stress........................................................................14
2.4.6 Dampak yang di Timbulkan Akibat Stress.............................15
2.4.7 Cara Mengatasi Stress...........................................................16
2.4.8 Alat Ukur Stress.....................................................................16
2.5 Kerangka Konsep.........................................................................17
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN.........................................................20
3.1 Desain penelitian..........................................................................20
3.2 Kerangka Kerja.............................................................................21
3.3 Populasi, Sampel, Sampling.........................................................22
3.3.1 Populasi..................................................................................22
3.3.2 Sampel...................................................................................22
3.3.3 Sampling................................................................................23
3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional..............................23
3.4.1 Identifikasi variabel.................................................................23
3.4.2 Definisi operasional................................................................24
3.5 Pengumpulan Data dan Analisa Data..........................................26
3.5.1 Proses Pengumpulan Data....................................................26
3.5.2 Analisa Data...........................................................................28
3.6 Etika Penelitian.............................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................34
Lampiran...................................................................................................37

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep.............................................................17


Gambar 3.1 Kerangka Kerja.................................................................20

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................24

Tabel 3.2 Penilaian Skor Tingkat Stres.................................................29

xiii
DAFTAR SINGKATAN

DASS = Depression Anxiety Stres Scale


WHO = World Health Organization

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Jadwal Penelitian....................................................................38

Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden.............................39

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden..............................40

Lampiran 4 Kisi Kisi Kuesioner Penelitian.................................................41

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian...............................................................42

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia yang menderita demensia akan bergantung pada bantuan

keluarga dalam melakukan aktivitas sehari hari. Adanya ketergantungan

lansia demensia akan memicu tekanan bagi keluarganya, terlebih

ketergantungan yang terjadi berlangsung lama tanpa ada batasan waktu

yang jelas (Touhy & Jett, 2013). Hal itu dapat menyebabkan stress bagi

keluarga yang merawat lansia dengan demensia (Widyastuti, 2011).

Stress yang dapat dialami keluarga akan berdampak pada fungsi fisiologis

dan juga kondisi psikologis keluarga. Dampak fisilogis yaitu gangguan

pencernaan, pusing, sakit kepala, letih, lesu, otot tegang, tekanan darah

dan denyut nadi naik. Dampak psikologis yaitu mudah marah, mudah

cemas, menimbulkan perilaku agresif dan defensif (Sukadiyanto, 2010).

Angka kejadian demensia meningkat seiring meningkatnya usia.

Setelah usia 65 tahun, prevalensi demensia meningkat dua kali lipat

setiap pertambahan usia 5 tahun. Secara keseluruhan prevalensi

demensia pada populasi berusia lebih dari 60 tahun adalah 5,6 %. Saat ini

usia harapan hidup mengalami peningkatan. Hal ini diperkirakan akan

meningkatkan pula prevalensi demensia. Data tahun 2017 menunjukkan

bahwa angka demensia di dunia mencapai 47 juta orang (WHO, 2017). Di

Indonesia jumlah lansia mengalami kenaikan dari tahun 2010 ke tahun

2019, yaitu 7,56% menjadi 9,7% dan diprediksi akan terus meningkat
pada tahun 2030 mencapai 13,82% (Johnson et al., 2019). Merawat lansia

dengan demensia berpotensi besar mengalami stress. Namun sejauh ini

data prevalensi stress keluarga terhadap beban merawat lansia dengan

demensia masih belum jelas. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh

(Putri, 2013) menunjukkan bahwa sebagian besar caregiver (keluarga)

mengalami beban sedang dalam merawat lansia demensia (55,7%) dan

hampir separuh dari caregiver (keluarga) mengalami depresi selama

merawat lansia demensia (47,0%).

Dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 4 Oktober 2021 di RW

02 Desa Wonokasian Kecamatan Turen Kabupaten Malang didapatkan 48

keluarga yang memiliki lansia berusia lebih dari 60 tahun, dan hidup

bersama keluarga atau bersama anaknya dalam satu rumah. Hasil

wawancara dengan keluarga yang memiliki lansia, 8 dari mereka bilang di

rumah mereka lansianya mengalami beberapa gejala demensia seperti

jika diajak ngobrol ngelantur, sering lupa ketika menaruh barang, mudah

sekali marah ketika keinginannya tidak dituruti, bahkan ada salah satu

yang suka lupa jalan pulang kerumah. Akibat dari gejala gejala itu

menyebabkan 8 keluarga itu merasa terbebani dan juga merasa lelah

menghadapi lansia. Para keluarga yang merawat lansia juga

mendapatkan tekanan psikologis dari berbagai arah, khususnya

lingkungan sekitar. Tekanan yang dirasakan itulah yang menyebabkan

stres bagi para keluarga. Stres yang dirasakan yaitu susah tidur, mudah

tersulut emosi, dan hilangnya nafsu makan.

2
Adanya tekanan karena ketergantungan lansia bisa berpotensi

menimbulkan kelelahan dan kejenuhan pada anggota keluarga yang

merawatnya. Apabila keluarga tidak mampu atau gagal beradaptasi

dengan kondisi tersebut, maka keluarga sangat beresiko mengalami

stress dan bahkan depresi. Stress dan depresi yang dialami oleh keluarga

lansia penderita demensia tersebut menyebabkan rendahnya dukungan

pada lansia selama menjalani masa pengobatan mereka (Touhy & Jett,

2013).

Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi stress

adalah dengan menerapkan manajemen stress. Manajemen stress

merupakan suatu kondisi dimana individu mampu untuk melakukan

pengaturan stress yang bertujuan untuk mengenal penyebab stress dan

mengetahui teknik mengelola stress sehingga mampu mengatasi stress

dalam kehidupan (Segarahayu, 2013). Selain itu, membangun komunikasi

yang efektif antar anggota keluarga penting untuk mengurangi dampak

stress dan mengurangi tingkat kelelahan. Serta melibatkan seluruh

anggota keluarga untuk memahami kondisi ketergantungan dari lansia

demensia sehingga setiap individu merasa memiliki peran dan tanggung

jawab yang sama. Hal itu dapat mengurangi stress yang dirasakan.

(Abdullah & Sutanto, 2015).

Pada latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa peneliti akan

melakukan penelitian tentang Gambaran tingkat stres keluarga lansia

penderita demensia di RW 02 Desa Wonokasian Kecamatan Turen

Kabupaten Malang.

3
1.2 Rumusan masalah

Bagaimana gambaran tingkat stres keluarga lansia penderita

demensia di RW 02 Desa Wonokasian Kecamatan Turen Kabupaten

Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran tingkat stres keluarga lansia penderita

demensia di RW 02 Desa Wonokasian Kecamatan Turen Kabupaten

Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Bermanfaat memberikan tambahan informasi serta hasanah

pengetahuan tentang tingkat stress keluarga lansia penderita demensia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi

Sebagai sumber kepustakaan atau referensi dalam rangka

membantu pengembangan pendidikan di bidang kesehatan untuk

mengatasi stress bagi keluarga lansia yang memiliki penyakit demensia.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam

mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang

tingkat stress keluarga lansia penderita demensia pada suatu daerah.

4
3. Bagi Responden

Sebagai evaluasi bagi keluarga yang memiliki lansia penderita

demensia agar dapat mengontrol stres yang dihadapi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk dikembangkan oleh

peneliti selanjutnya, serta dapat dijadikan bekal bagi peneliti selanjutnya

untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP LANSIA

2 2.1.1 Definisi Lansia

Lansia atau lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60

tahun ke atas. Permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut usia

adalah masalah kesehatan akibat proses degenerative (Kemenkes RI,

2016). Lansia adalah seseorang yang tidak berdaya mencari nafkah

sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan juga kemampuan

mempertahankan keseimbangan diri (Rachmawati et al., 2017).

3 2.1.2 Klasifikasi Lanjut Usia

Menurut Kemenkes RI (2016) lansia diklasifikasikan menjadi 5,

yaitu Pra lansia adalah seseorang yang berusia antara 45-59 tahun,

Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, Lansia resiko

tinggi adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan

masalah kesehatan, Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu

melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau

jasa, dan Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari

nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

Sedangkan klasifikasi lansia menurut Nugroho (2012) dibagi

menjadi 4, yaitu Young old usia 60-69 tahun, Middle age old usia 70-79

6
tahun, Old-old usia 80-89 tahun, dan Very old-old usia 90 tahun ke atas.

4 2.1.3 Karakteristik Lansia

Menurut data dan informasi Kemenkes RI (2016), karakteristik

lansia dapat dilihat berdasarkan 4 data, yaitu jenis kelamin lansia

didominasi oleh perempuan yang artinya ini menunjukkan bahwa harapan

hidup yang paling tinggi adalah perempuan, status perkawinan 60% lansia

berstatus kawin dan 37% berstatus cerai mati, living memiliki arrangement

angka beban tanggungan yang artinya angka yang menunjukkan

perbandingan besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung penduduk

usia produktif untuk membiayai penduduk usia nonproduktif, dan kondisi

kesehatan diukur dengan menggunakan derajat angka kesakitan yang

artinya semakin rendah angka kesakitan menunjukkan derajat kesehatan

penduduk yang semakin baik.

2.2 KONSEP DEMENSIA

5 2.2.1 Definisi Demensia

Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami

penurunan daya ingat dan daya pikir. Penurunan kemampuan tersebut

menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.Kumpulan

gejala yang ditandai dengan penurunan kognitif, perubahan mood dan

tingkah laku sehingga mempengaruhi aktifitas kehidupan sehari-hari

penderita (Azizah, 2011).

Demensia adalah kondisi dimana hilangnya kemampuan intelektual

yang menghalangi hubungan sosial dan fungsi dalam kehidupan sehari-

hari. Demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang

7
normal dan bukan sesuatu yang pasti akan terjadi dalam kehidupan

mendatang, demensia dapat juga di sebabkan pleh bermacammacam

kelainan otak. Hampir 55% penderita demensia disebabkan oleh

Alzheimer, 25- 35% karena stroke dan 10-15% karena penyebab lain,

banyak demensia yang diobati meskipun sangat sedikit darinya yang

dapat disembuhkan (Asrori & Putri, 2014).

6 2.2.2 Penyebab Demensia

Demensia timbul secara perlahan dan menyerang orang yang usia

diatas 60 tahun. Demensia bukan merupakan bagian proses penuaan

yang normal. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan

dalam otak menyebabkan hilangnya beberapa ingatan, terutama pada

ingatan jangka pendek dan penurunan kemampuan. Perubahan normal

pada lansia tidak akan mempengaruhi fungsi. Orang yang lanjut usia lupa

pada usia bukan merupakan pertanda dari demensia atau penyakit

Alzheimer stadium awal. Pada penuaan normal, seseorang dapat lupa

pada hal detail, kemudian akan lupa secara keseluruan peristiwa yang

baru terjadi (Asrori & Putri, 2014).

7 2.2.3 Gejala Demensia

Gejala awal yang sering menyertai demensia antara lain terjadinya

penurunan kinerja mental, fatique, mudah lupa, dan gagal dalam

melakukan tugas. Selain itu gejala umum yang sering terjadi antara lain

mudah lupa, aktivitas sehari-hari terganggu, terjadinya disorientasi, cepat

marah, berkurangnya kemampuan konsentrasi dan resti jatuh (Azizah,

2011).

8
8 2.2.4 Tipe Demensia

Demensia dibedakan menjadi beberapa tipe menurut Cicilia (2017)

yaitu Demensia Alzheimer adalah salah satu penyakit paling mematikan

yang secara perlahan merampas kecerdasan, keawasan, bahkan

kemampuan untuk mengontrol fungsi tubuh; Demensia Fronto Temporal

adalah penyakit yang menyebabkan perubahan kepribadian, disinhibisi,

peningkatan berat badan, dan obsebsi terhadap makanan; Demensia

Lewybody adalah demensia yang menyebabkan gangguan gerakan,

gangguan memori, bahkan halusinasi; dan Demensia Vascular adalah

demensia yangdapat menyebabkan peningkatan reflek tendon dalam,

kelainan gaya berjalan, dan kelemahan anggota gerak.

9 2.2.5 Tahap Demensia

Gejala pada penyakit bisa berbeda antara orang satu dengan yang

lainnya. Tahapan demensia menurut Ong et al (2015) yaitu Stadium awal

memiliki gejala yang tersembunyi dan membahayakan, dan memiliki

dampak seperti kesulitan dalam berbahasa, kemunduran daya ingat,

disorientasi waktu dan tempat, kehilangan inisiatif dan motivasi; Stadium

pertengahan memiliki dampak sangat mudah lupa terkait dengan peristiwa

baru dan nama orang, tidak dapat melakukan aktivitas seperti memasak,

membersihkan rumah dan berbelanja, sangat bergantung pada orang lain;

dan Stadium akhir memiliki dampak mengalami inkontinensia, disorientasi

personal, bergantung pada kursi roda atau tempat tidur.

9
10 2.2.6 Dampak Demensia

Demensia memiliki beberapa dampak, yaitu masalah-masalah

dengan orientasi, informasi dan pengetahuan umum, memori saat ini atau

masa yang lalu, kognisi (perhitungan, pertimbangan dan abstraksi),

memberikan alas an (reasoning) atau gangguan penggunaan bahasa

(Scanlon, 2013).

2.3 KONSEP KELUARGA

11 2.3.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekelompok orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah, atau adopsi, yang berinteraksi dan berkomunikasi satu

sama lain dalam peran sosial masing-masing sebagai suami dan istri, ibu,

ayah, dan anak, kakak dan adik, yang menciptakan dan memelihara

budaya bersama. Keluarga juga terdiri dari dua atau lebih individu yang

berbagi tempat tinggal atau tinggal berdekatan satu sama lain: memiliki

ikatan emosional yang sama; terlibat dalam posisi, peran, dan tugas sosial

yang saling terkait; dan berbagi ikatan budaya dan kasih sayang dan

kepemilikan (Siregar et al., 2020).

12 2.3.2 Struktur Keluarga

Menurut Muhlisin (2012) struktur keluarga dibagi menjadi 5 yaitu

Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah; Matrineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun

10
melalui jalur garis ibu; Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal

bersama keluarga sedarah suami; Matrilokal adalah sepasang suami istri

yang tinggal bersama keluarga sedarah istri; dan Keluarga kawinan

adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri.

13 2.3.3 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga ada 7 menurut Muhlisin (2012) yaitu fungsi

keagamaan untuk memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota

keluarga menanamkan agama; fungsi sosial budaya untuk membina

sosialisasi pada anak, membentuk norma tingkah laku, meneruskan nilai

nilai budaya keluarga; fungsi cinta kasih untuk memberikan kasih sayang

dan rasa aman serta memberikan perhatian diantara anggota keluarga;

fungsi melindungi untuk melindungi anak dari tindakan yang tidak baik

sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman; fungsi

reproduksi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan merawat

anggota keluarga; fungsi pendidikan untuk mendidik anak dan

mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik; dan fungsi

ekonomi untuk mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan

keluarga.

14 2.3.4 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan

11
bantuan jika diperlukan (Andarmoyo, 2012). Keluarga secara konstan

berhadapan dengan perlunya mengubah persepsi dan hidup mereka

terhadap lansia, stimulus untuk perubahan ini datang dari dalam maupun

dari luar, yang terpenting, strategi dan proses dukungan keluarga

berfungsi sebagai proses dan mekanisme yang vital dimana melalui

proses dan mekanisme fungsi fungsi keluarga menjadi nyata. Tanpa

dukungan keluarga yang efektif, dan fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi,

dukungan keluarga tidak dapat dicapai secara adekuat (Andarmoyo,

2012).

2.4 KONSEP STRESS

15 2.4.1 Definisi Stress

Safaria et al (2011) mendefinisikan stress adalah keseluruhan

proses yang meliputi stimulasi, kejadian, peristiwa dan respons,

interpretasi individu yang menyebabkan timbulnya ketegangan yang di

luar kemampuan individu untuk mengatasinya. Stress adalah gangguan

mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan ini

muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau

keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri atau dari luar.

Stress tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks

negatif. Karena stress memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat

menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional

memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu

yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan

12
mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka

(MONICA & Anoraga, 2020).

16 2.4.2 Jenis Stress

Safaria et al (2011) mengatakan bahwa terdapat dua jenis stress,

yaitu yang pertama Eustres adalah stress yang menimbulkan ketegangan

dalam hidup tetapi dampak yang ditimbulkan menyenangkan dan

diimpikan semua orang, contoh stress ini adalah wawancara kerja,

promosi kenaikan jabatan, seleksi pekerjaan. Kedua adalah Distres yang

muncul ketika seseorang membenci pekerjaannya, mengeluhkan berbagai

tekanan hidup dan seseorang merasa tidak berdaya dalam menjalani

kehidupan, contohnya adalah di PHK dari pekerjaan, kehilangan orang

yang dicintai, sakit keras, dirampok.

17 2.4.3 Penyebab Stress

Penyebab stres (stresor) adalah segala situasi atau pemicu yang

menyebabkan individu merasa tertekan atau terancam. Stresor yang

sama akan dinilai berbeda oleh setiap individu. Penilaian individu terhadap

stresor akan mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan

tindakan pencegahan terhadap stresor yang membuat stress (Saputra &

Suarya, 2019).

18 2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stress

Menurut Setyawan (2017), setiap individu akan mendapat efek

stress yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada 6 faktor. Pertama

kemampuan individu mempersepsikan stresor, jika stresor dipersepsikan

akan berakibat buruk bagi individu tersebut, maka tingkat stres yang

13
diarasakan akan semakin berat. Sebaliknya, jika stresor dipersepsikan

tidak mengancam dan individu tersebut mampu mengatasinya, maka

tingkat stres yang dirasakan akan lebih ringan.

Kedua intensitas terhadap stimulus, Jika intensitas serangan stres

terhadap individu tinggi, maka kemungkinan kekuatan fisik dan mental

individu tersebut mungkin tidak akan mampu menghadapinya. Ketiga

jumlah stresor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama, Jika pada

waktu yang bersamaan bertumpuk sejumlah stresor yang harus dihadapi,

stresor yang kecil dapat menjadi pemicu yang mengakibatkan reaksi yang

berlebihan (Setyawan, 2017).

Keempat lamanya pemaparan terhadap stresor, Memanjangnya

lama pemaparan stresor dapat menyebabkan menurunnya kemampuan

individu dalam mengatasi stres. Kelima pengalaman masa lalu dapat

mempengaruhi kemampuan individu dalam mengatasi stresor yang sama.

Keenam tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas

stresor yang berbeda sehingga resiko terjadinya stres pada tingkat

perkembangan akan berbeda (Setyawan, 2017).

19 2.4.5 Tingkat Stress

Menurut (Priyoto, 2014) ada tiga tingkatan stress. Pertama stress

ringan adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur yang

berlangsung beberapa menit atau jam saja, seperti banyak tidur,

kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Cirinya yaitu semangat

meningkat, penglinghatan tajam, energi meningkat namun cadangan

14
energi menurun, kemampuan menyelesaikan sesuatu meningkat, sering

merasa letih tanpa sebab. Stress ringan berguna karena dapat memacu

seseorang untuk berfikir dan berusaha lebih tangguh menghadapi

tantangan.

Kedua stress sedang adalah stresor yang disebabkan oleh situasi

yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak yang sakit, atau

ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga. Cirinya adalah sakit

perut, mules, otot tegang, perasaan tegang, gangguan tidur, dan badan

terasa ringan (Priyoto, 2014).

Ketiga stress berat adalah situasi yang lama dirasakan oleh

seseorang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan,

seperti perselisihan perkawinan secara terus menerus, kesulitan financial

yang berlangsung lama karena tidak ada perbaikan, berpisah dengan

keluarga, berpindah tempat tinggal mempunyai penyakit kronis dan

termasuk perubahan fisik, psikologis sosial pada usia lanjut. Cirinya yaitu

sulit beraktivitas, gangguan hubungan sosial, sulit tidur, negatifistic,

penurunan konsentrasi, takut tidak jelas, keletihan meningkat, tidak

mampu melakukan pekerjaan sederhana, gangguan sistem meningkat

perasaan takut meningkat (Priyoto, 2014).

20 2.4.6 Dampak yang di Timbulkan Akibat Stress

Sarafino (2018) menjabarkan tentang 2 aspek utama dari dampak

yang ditimbulkan akibat stres yang terjadi pada manusia, yaitu yang

pertama aspek biologis yang memiliki gejala sakit kepala yang

15
berlebihan, tidur tidak nyenyak, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu

makan, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan, gangguan kulit,

dan produksi keringat yang berlebihan di seluruh tubuh. Kedua ada aspek

psikologis yang memiliki gejala koginisi, gejala emosi, dan gejala tingkah

laku.

21 2.4.7 Cara Mengatasi Stress

Stress dapat diatasi atau dringankan dampaknya dengan cara

mengkonsultasikan masalah yang sedang dihadapi kepada guru atau

teman dekat, melakukan olahraga ringan, mengkonsumsi bahan makanan

kaya gizi, menonton acara komedian atau lawak, bermain game, dan

berlibur (MONICA & Anoraga, 2020).

22 2.4.8 Alat Ukur Stress

Tingkatan stres ini diukur dengan menggunakan Depression

Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42) oleh (Lovibond & Lovibond, 1995).

DASS adalah seperangkat skala subyektif yang dibentuk untuk mengukur

status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. DASS 42

dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara konvensional mengenai

status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk pemahaman,

pengertian, dan pengukuran yang berlaku dimanapun dari status

emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai stres. DASS

dapat digunakan baik itu oleh kelompok atau individu untuk tujuan

penelitian. Terdapat 3 indikator yaitu indikator fisik, emosi, dan perilaku.

Nilai skala DASS yaitu normal = 0-14, stres ringan=15-18, stres

16
sedang=19-25, stres parah=26-33, dan stres sangat parah=34-42

(Lovibond & Lovibond, 1995).

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian

yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih

sesuai dengan identifikasi masalahnya (Hidayat, 2011). Kerangka konsep

dalam penelitian ini sebagai berikut :

17
Dampak Demensia
Lansia
1. Masalah-masalah dengan orientasi
2. Informasi dan pengetahuan umum
3. Memori saat ini atau masa yang lalu
4. Kognisi (perhitungan, pertimbangan dan
Demensia abstraksi)
5. Memberikan alas an (reasoning) atau gangguan
penggunaan bahasa

Faktor yang mempengaruhi stress : Keluarga


1. Kemampuan individu
mempersiapkan stress
2. Interaksi terhadap stimulus
3. Jumlah stressor yang harus di
Stress
hadapi
4. Lamanya pemaparan terhadap
stressor
5. Pengalaman masa lalu

Tingkatan Stress

Normal Ringan Sedang Parah Sangat


Parah

Keterangan : : Diteliti
:Tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Gambaran Tingkat Stres Keluarga Lansia


Penderita Demensia di RW 02 Desa Wonokasian

18
Kecamatan Turen Kabupaten Malang.

Keterangan gambar :

Demensia atau yang dikenal sebagai penyakit pikun banyak dialami

oleh lansia. Demensia memiliki beberapa dampak yaitu masalah-masalah

dengan orientasi, informasi dan pengetahuan umum, memori saat ini atau

masa yang lalu, kognisi (perhitungan, pertimbangan dan abstraksi),

memberikan alasan (reasoning) atau gangguan penggunaan bahasa. Hal

itu menyebabkan lansia dengan demensia akan bergantung pada bantuan

keluarga untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Adanya ketergantungan

tersebut akan memicu tekanan bagi keluarganya. Adanya tekanan

tersebut berpotensi mengalami stres. Faktor-faktor yang mempengaruhi

stres yaitu kemampuan individu mempersiapkan stres, interaksi terhadap

stimulus, jumlah stressor yang harus di hadapi, lamanya pemaparan

terhadap stressor, dan pengalaman masa lalu. Stres itu sendiri terbagi

menjadi beberapa tingkatan. Terdapat 5 tingkatan stres yaitu tingkat

normal, ringan, sedang, parah dan sangat parah.

19
BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan

yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu

penelitian bisa diterapkan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu

hanya menggambarkan satu variabel (Nursalam, 2019). Variabel dalam

penelitian ini adalah gambaran tingkat stress keluarga lansia penderita

Demensia di RW 02 Desa Wonokasian Turen Kabupaten Malang.

20
3.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan pentahapan dalam suatu penelitian.

Pada kerangka kerja disajikan alur penelitian, terutama variabel yang akan

digunakan dalam penelitian (Nursalam, 2019).


Populasi :
Seluruh keluarga yang memiliki lansia penderita di RW 02 Desa Wonokasian
Kecamatan Turen Kabupaten Malang

Sampel :
Sebagian keluarga yang memiliki lansia penderita demensia di RW 02 Desa
Wonokasian Kecamatan Turen Kabupaten Malang

Sampling : Purposive Sampling

Desain Penelitian : Deskriptif

Variabel : Tingkat stres keluarga lansia penderita


demensia

Instrumen penelitain : Kuesioner DASS

Pengolahan Data :
Editing, Coding, Skoring, Tabulating

Analisa Data: Univariat menggunakan skala DASS dan presentase

Penyajian Hasil Penelitian

Penarikan Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep gambaran tingkat stres keluarga


lansia penderita Demensia di RW 02 Desa Wonokasian

21
Kecamatan Turen Kabupaten Malang.

3.3 Populasi, Sampel, Sampling

23 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2014).

Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut

adalah populasi penelitian atau universe (Notoatmodjo, 2012). Dari

pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

keluarga yang memiliki lansia di RW 02 Desa Wonokasian Kecamatan

Turen Kabupaten Malang.

24 3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,

2011).

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Untuk menentukan lansia penderita

demensia peneliti menggunakan penentu demensia yaitu Mini Mental

Status Exam (MMSE).

22
Maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagian keluarga yang

memiliki lansia penderita demensia di RW 02 Desa Wonokasian

Kecamatan Turen Kabupaten Malang.

25 3.3.3 Sampling

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan

metode purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan

menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2014).

Adapun kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian sampling ini:

Ekslusi : Anggota keluarga yang tidak mau menjadi responden

Inklusi : 1. Anggota keluarga yang memiliki lansia penderita

demensia

: 2. Anggota keluarga yang menjadi caregiver utama atau

yang merawat lansia penderita demensia setiap hari

3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

26 3.4.1 Identifikasi variabel

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di

dalam suatu penelitian, baik yang berbentuk abstrak maupun

real. Variabel merupakan nilai yang memiliki banyak varian, atau suatu

yang bersikap berubah-ubah dan tidak tetap (Nursalam, 2019). Variabel

secara umum adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang

ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi

23
supaya dapat ditarik sebuah kesimpulan (Sugiyono, 2014). Variabel dalam

penelitian ini yaitu tingkat stres keluarga lansia penderita demensia.

27 3.4.2 Definisi operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011).

Definisi operasional adalah suatu cara untuk menggambarkan dan

mendiskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut

bersifat spesifik dan terukur. Tujuannya agar peneliti dapat mencapai

suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di

definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau

operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala

atau variabel yang ditelitinya (Sugiyono, 2014).

24
25

Tabel 3.1 Definisi operasional gambaran tingkat stres keluarga lansia penderita demensia RW 02 Desa Wonokasian

Kecamatan Turen kabupaten Malang.

Variabel Definisi Operasional Indikator Alat ukur Skala data Skor

Gambaran tingkat Tingkat persepsi 1. Indikator fisik Kuesioner Ordinal Penilaian


stres keluarga keluarga terhadap a) Mulut kering DASS Tidak pernah=0
lansia penderita ketidaknyamanan yang b) Sesak nafas Kadang- kadang
demensia yang dirasakan ketika c) Sering gemetar =1
diwakili oleh merawat lansia yang
d) Sadar akan aksi gerak Sering =2
caregiver utama mengalami demensia
yang diukur jantung Setiap saat =3
menggunakan DASS e) Panik Kategori:
2. Indikator emosi  Normal: 0-14
a) Reaksi berlebihan  Ringan: 15-18
b) Mudah tersinggung  Sedang: 19-25
c) Gugup  Parah: 26-33
d) Sulit tenang  Sangat parah :
e) Sulit istirahat >34
f) Gelisah
3. Indikator perilaku
a) Tidak ada perasaan
positif
b) Tidak ada harapan
c) Sedih
d) Tidak tertarik
e) Malas berinisiatif
26

3.5 Pengumpulan Data dan Analisa Data

28 3.5.1 Proses Pengumpulan Data

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada

subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan

dalam suatu penelitian (Nursalam, 2019). Proses pengumpulan data pada

penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Mengurus surat pengantar penelitian dari Institut Teknologi

Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen yang ditujukan kepada

ketua RW 02 Desa Wonokasian Kecamatan Turen kabupaten

Malang.

2. Setelah mendapat ijin dari ketua RW 02 Desa Wonokasian

Kecamatan Turen Kabupaten Malang, maka peneliti meminta

data warga yang memiliki lansia.

3. Lalu peneliti menemui responden di dampingi oleh ketua RW

02 Desa Wonokasian Kecamatan Turen kabupaten Malang.

4. Peneliti melakukan penjelasan prosedur penelitian dan

memberikan informed consent atau surat bersedia menjadi

responden kepada responden.

5. Bila responden yang telah ditunjuk bersedia menjadi sampel

dalam penelitian ini maka akan diminta untuk menandatangani

lembar persetujuan menjadi responden penelitian.


27

6. Kemudian data yang diperoleh diurutkan secara seri sesuai

dengan identitas responden yang di samarkan menggunakan

kode angka.

7. Kemudian data yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam

tabel kemudian diolah dan dianalisa.

2) Instrumen Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan adalah Lembar Kuesioner. Kuesioner

merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa

pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlah besar dan

dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang

bersifat rahasia (Hidayat, 2011).

Tingkatan stres ini diukur dengan menggunakan Depression

Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42). DASS adalah seperangkat skala

subyektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari

depresi, kecemasan dan stres. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk

mengukur secara konvensional mengenai status emosional, tetapi untuk

proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran

yang berlaku dimanapun dari status emosional, secara signifikan biasanya

digambarkan sebagai stress yang terdiri dari 14 soal stress. DASS dapat

digunakan baik itu oleh kelompok atau individu untuk tujuan penelitian.

Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stres Scale 42

(DASS) (Henry & Stephens, 2013).


28

3) Waktu dan Tempat Pengumpulan Data

1. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 15-22 Juni 2022.

2. Tempat penelitian

Penelitian di laksanakan di rumah warga RW 02 Desa

Wonokasian Kecamatan Turen Kabupaten Malang.

29 3.5.2 Analisa Data

1) Langkah – langkah analisa data untuk masing- masing variabel.

Pengolahan data dilakukan (Nazier & Bauer, 2012) sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang

dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data)

atau data yang terkumpul tidak logis dan meragukan. Tujuan

editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang

terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat. Peneliti

melakukan pengecekan kembali terhadap lembar kuesioner

dan lembar observasi apakah masih ada yang belum diisi oleh

responden.

2. Coding

Coding adalah pembuatan atau pemberian kode-kode

pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama.

Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau

huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu

informasi atau data yang akan dianalisis. Pada penelitian ini


29

nama responden diganti dengan kode nomor untuk melindungi

privasi responden. Peneliti memberikan kode pada masing-

masing data umum dan data khusus yakni :

1) Nomor Responden

a) Laki-laki diberikan kode : 1

b) Perempuan diberikan kode : 2

2) Usia

a) Usia 17-25 tahun diberikan kode : U1

b) Usia 26-35 tahun diberikan kode : U2

c) Usia 36-45 tahun diberikan kode : U3

3) Tingkat Pendidikan

a) Pendidikan SD kode : P1

b) Pendidikan SMP kode : P2

c) Pendidikan SMA/ SMK diberikan kode : P3

d) Pendidikan PT diberikan kode : P4

4) Pekerjaan

a) PNS kode : K1

b) Wiraswasta kode : K2

c) IRT kode : K3

d) Pegawai Swasta kode : K4

e) Belum / Tidak Bekerja kode : K5

5) Status Pernikahan

a) Menikah diberi kode S1

b) Belum Menikah diberi kode S2


30

3. Scoring

Scoring adalah kegiatan menyekor hasil kuesioner yang

dilakukan pada responden. Skor yang digunakan pada tingkat

stres prajurit adalah menggunakan modifikasi skala likert

dengan kategori jawaban yaitu sebagai berikut:

1. Tidak pernah = 0

2. Kadang-kadang = 1

3. Sering = 2

4. Setiap saat = 3

Tabel 3.2 Penilaian Skor Tingkat Stres DASS berdasarkan

(Lovibond & Lovibond, 1995)

No Skor Tingkat Stres

1 0-14 Normal

2 15-18 Ringan

3 19-25 Sedang

4 26-33 Parah

5 >34 Sangat Parah

4. Transferring

Transferring adalah kegiatan memindahkan jawaban atau

kode jawaban ke dalam master sheet (terlampir).

5. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan menyusun dan meringkas data

yang masuk dalam bentuk tabel-tabel (dummy table). Menurut


31

(Arikunto, 2019) interpretasikan skala dari distribusi frekuensi

adalah sebagai berikut :

a. Seluruh : 100 %

b. Hampir seluruh : 76%-99%

c. Sebagian besar : 51 %-75%

d. Setengah : 50%

e. Hampir setengahnya : 26%-49%

f. Sebagian kecil : 1%-25%

g. Tidak satupun : 0%

6. Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan

dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel

yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah (Sugiyono, 2014). Analisa yang digunakan adalah

analisa univariat adalah analis satu variabel yang digunakan

untuk melihat distribusi disetiap variabel penelitian yang

meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status

perkawinan (Arikunto, 2019). Dari hasil kuesioner nanti di

kategorikan menjadi 5 yaitu stres normal dengan nilai 0-14,

ringan 15-18, sedang 19-25, parah 26-33 dan sangat parah >34
32

berdasrkan pengukuran DASS tingkat stress Menurut

(Lovibond & Lovibond, 1995).

3.6 Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku

untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti,

pihak yang diteliti (subjek penilitian) dan masyarakat yang akan

memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika penelitian ini

mencakup juga perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subjek

penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat

(Notoatmodjo, 2012).

Menurut (Hidayat, 2011), masalah etika yang harus diperhatikan

antara lain sebagai berikut :

1. Memberikan Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden.Tujuan Informed consent

adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,mengetahui

dampaknya. Jika subyek bersedia,maka mereka harus menandatangani

lembar persetujuan , jika responden tidak bersedia , maka peneliti harus

menghormati hak tenaga kesehatan .

2. Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subyek peneliti dengan cara tidak


33

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

4. Right to self determination (Hak untuk ikut / tidak menjadi

responden)

Pada penelitian ini dapat dipastikan bahwa subyek telah meyetujui

untuk dijadikan partisipan dalam penelitian ini.

5. Right to privacy (Hak dijaga kerahasiaannya)

Pada penelitian ini dapat dipastikan bahwa data dari responden

tidak akan disebarkan dan data tersebut hanya akan ditampilkan pada

saat ujian karya tulis ilmiah.


34

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S., & Sutanto, T. E. (2015). Statistika tanpa stres. TransMedia.


Andarmoyo, S. (2012). Buku Keperawatan Keluarga” Konsep Teori,
Proses dan Praktik Keperawatan. Graha ilmu.
Arikunto, S. (2019). Prosedur penelitian.
Asrori, N., & Putri, O. O. (2014). Panduan Perawatan Pasien Demensia di
Rumah. Malang: Umm press.
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan lanjut usia.
Cicilia, S. (2017). Tentang Penyakit Demensia terutama pada Pasien
Geriatri.
Henry, J. P., & Stephens, P. M. (2013). Stress, health, and the social
environment: A sociobiologic approach to medicine. Springer Science
& Business Media.
Hidayat, A. A. A. (2011). Metode penelitian keperawatan dan teknik
analisis data.
Johnson, H., Calia, C., & Cristea, M. (2019). “The lights are on but nobody
is in”: Social representation of dementia, a comparative study of
caregiver and non-caregivers. The Alzheimer’s Society Annual
Conference.
Kementrian, K. (2016). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015.
Kementrian, K. (2016). Situasi Lanjut Usia di Indonesia.
KEPUSTAKAAN, D. (2014). Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed Methods), Bandung: Alfabeta, 2013. Jurnal JPM IAIN Antasari
Vol, 1(2).
Lovibond, P. F., & Lovibond, S. H. (1995). The structure of negative
emotional states: Comparison of the Depression Anxiety Stress
Scales (DASS) with the Beck Depression and Anxiety Inventories.
Behaviour Research and Therapy, 33(3), 335–343.
MONICA, C. E., & Anoraga, P. (2020). PENGARUH MOTIVASI KERJA
DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada
Karyawan PT. Panggung Jaya Indah Textile Pekalongan). STIE Bank
BPD Jateng.
Muhlisin, A. (2012). Keperawatan keluarga. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Nazier, R., & Bauer, T. (2012). Automated risk-based testing by integrating
safety analysis information into system behavior models. 2012 IEEE
23rd International Symposium on Software Reliability Engineering
Workshops, 213–218.
35

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan.


Nugroho, H. A. (2012). Perubahan Fungsi Fisik dan Dukungan Keluarga
dengan Respon Psikososial pada Lansia di Kelurahan Kembangarum
Semarang. FIKkeS, 1(1).

Nursalam, N. (2019). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan (87). STIKES PERINTIS PADANG.
Ong, P. A., Muis, A., Rambe, A. S., Widjojo, F. S., Laksmidewi, A. A.,
Pramono, A., & Syafrita, Y. (2015). Panduan Praktik Klinik Diagnosis
dan Penatalaksanaan Demensia. Jakarta: Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia.
Organization, W. H. (2017). Global action plan on the public health
response to dementia 2017–2025.
Priyoto. (2014). Konsep Manajemen Stress.
Putri, E. (2013). Prediktor Bebab Merawat dan Tingkat Depresi Caregiver
dalam Merawat Lanjut Usia Dengan Demensia di Masyarakat. Nurse
Media Journal Of Nursing.
Rachmawati, W., Rahmadiyah, D. C., Wati, D. N. K., & Ratnawati, D.
(2017). Asuhan keperawatan pada lansia dengan nyeri kronik melalui:
terapi pijat tangan= Nursing care of the elderly with chronic pain
through hand massage therapy.
Safaria, T., Othman, A., & Wahab, M. N. A. (2011). Gender, academic
rank, employment status, university type and job stress among
university academic staff: A comparison between Malaysia and
Indonesia context. International Journal of Humanities and Social
Science, 1(18), 250–261.

Saputra, I., & Suarya, L. (2019). Peran stres akademik dan hardiness
terhadap kecenderungan gangguan psikofisiologis pada mahasiswa
kedokteran tahun pertama. Jurnal Psikologi Udayana, 6(1), 31–43.
Sarafino. (2018). Stress dan Kepuasan Kerja.
Scanlon, H. (2013). The lived experience of Quality of Life (QOL) in
relation to dementia progression. University of Liverpool.
Setyawan, A. B. (2017). Hubungan antara Tingkat Stres dan Kecemasan
dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Klinik Islamic Center
Samarinda. Jurnal Ilmu Kesehatan, 5(1), 67–75.
Siregar, D., Manurung, E. I., Sihombing, R. M., Pakpahan, M., Sitanggang,
Y. F., Rumerung, C. L., Arkianti, M. M. Y., Tompunu, M. R. G.,
Trisnadewi, N. W., & Tambunan, E. H. (2020). Keperawatan
36

Keluarga. Yayasan Kita Menulis.


Sopian, A. M. (2017). PENGARUH LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Pada Konsumen Kedai Kopi
Euy Kota Bandung). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpas Bandung.
Sukadiyanto, S. (2010). Stress dan cara menguranginya. Jurnal
Cakrawala Pendidikan, 1(1).
Touhy, T. A., & Jett, K. F. (2013). Ebersole & Hess’ Toward Healthy Aging-
E-Book: Human Needs and Nursing Response. Elsevier Health
Sciences.
Widyastuti, R. H. (2011). Gambaran beban keluarga dalam merawat
lansia dengan demensia di kelurahan Pancoranmas, Depok, Jawa
Barat: Studi Fenomenologi. Jurnal Kesehatan (The Journal of Health)
Volume 1 No 7 Juni 2011 Hal 53-57, 1(7), 53–57.
37

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Jadwal Penelitian
November Desember Januari Maret April Mei Juni
No Kegiatan 2021 2021 2022 2022 2022 2022 2022

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2

1. Mencari Permasalahan

2. Pengajuan Judul Proposal

3. Penyusunan Proposal

4. Seminar Proposal

5. Perbaikan Proposal

6. Persetujuan Proposal

7. Pengumpulan Data

8. Pengolahan Data

9. Penyusunan Tugas Akhir

Pengumpulan Tugas
10.
Akhir

Ujian Akhir Program


11.
Sidang Tugas Akhir

12. Perbaikan Tugas Akhir


13. Persetujuan Tugas Akhir
38

Lampiran 2

Lembar Permohonan Menjadi Responden Penelitian

Kepada Yth. Calon Responden

Di

Tempat

Saya Mahasiswa Prodi Keperawatan ITSK RS dr. Soepraoen yang

bernama Putri Ayu Maulidiya , mengharap partisipasi saudara dalam

penelitian saya yang berjudul “Gambaran Tingkat Stres Keluarga Lansia

Penderita Demensia di RW 02 Desa Wonokasian Kecamatan Turen

Kabupaten Malang ”.

Saya berharap saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian

ini, dimana akan dilakukan pengisian lembar observasi yang terkait

dengan penelitian ini dan juga mengharapkan tanggapan dan jawaban

yang diberikan sesuai dengan kondisi saudara alami (rasakan).

Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Apabila saudara setuju, maka dimohon kesediannya untuk

menandatangani persetujuan dan menjawab pernyataan yang telah

disediakan. Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerja

sama yang baik dari saudara sebagai responden

Malang, Oktober 2021

Peneliti
39

Lampiran 3

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia

untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan Oleh Putri Ayu

Maulidiya, Mahasiswa Prodi Keperawatan ITSK dr. Soepraoen dengan

judul “Gambaran Tingkat Stres Keluarga Lansia Penderita Demensia di

RW 02 Desa Wonokasian Kabupaten Malang ”

Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.

Demikian Pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Malang, Oktober 2021

Peneliti Responden

Putri A. M (…………………………….)
40

Lampiran 4
KISI - KISI KUESIONER DASS 42

Variabel Keterangan Jumlah soal No soal

Tingkat stres 1. Indikator fisik 4 2,5,10,12


berdasarkan a) Mulut kering
DASS b) Sesak nafas
c) Sering gemetar
d) Sadar akan aksi
gerak jantung
e) Panik

2.Indikator emosi 6 1,3,4,7,8,14


a) Reaksi
berlebihan
b) Mudah
tersinggung
c) Gugup
d) Sulit tenang
e) Sulit istirahat
f) Gelisah

3.Indikator perilaku 4 6,9,11,13


a) Tidak ada
perasaan positif
b) Tidak ada
harapan
c) Sedih
d) Tidak tertarik
e) Malas berinisiatif
41

Lampiran 5
LEMBAR KUESIONER DASS 42
Mohon bapak/ibu berkenan menjawab pertanyaan berikut ini.

Pertanyaan yang saya ajukan bukan dimaksudkan untuk mencampuri hal-

hal yang bersifat pribadi melainkan dalam rangka pengumpulan data yang

saya perlukan.

Atas perhatian dan kesediaan ibu menjawab pertanyaan saya

mengucapkan terima kasih.

I. Petunjuk Pengisian

1. Tanyakan pada petugas jika ada pertanyaan yang belum

mengerti.

2. Berikan jawaban dengan memberikan tanda centang yang paling

sesuai.

3. Tulis tanggal pengisian sesuai dengan tanggal mengisi kuesioner

4. Nomor responden dan skor diisi oleh petuags.

II. Identitas Responden

1. Tanggal ..................................................:

2. No Responden........................................:

3. Umur

a. Umur 17-25 tahun

b. Umur 26-35 tahun

c. Umur 36-45 tahun


42

4. Pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. PT

5. Pekerjaan

a. PNS

b. Wiraswasta

c. IRT

d. Pegawai Swasta

e. Belum / Tidak Bekerja

6. Status Pernikahan

a. Menikah

b. Belum Menikah
43

III. Kuesioner DASS 42 Skala Stres

No Aspek penilaian Tidak Kadang- Sering Setiap


pernah kadang saat

1 Menjadi marah karena hal-hal


kecil / sepele

2 Cenderung bereaksi berlebihan


pada situasi

3 Kesulitan untuk relaksasi/


bersantai

4 Mudah merasa kesal

5 Merasa banyak menghabiskan


energi karena cemas

6 Tidak sabaran

7 Mudah tersinggung

8 Sulit untuk beristirahat

9 Mudah marah

10 Kesulitan untuk tenang setelah


sesuatu yang mengganggu

11 Sulit menoleransi gangguan-


gangguan terhadap hal yang
sedang dilakukan

12 Berada pada keadaan tegang

13 Tidak dapat memaklumi hal


apapun yang menghalangi anda
untuk menyelesaikan hal yang
sedang anda lakukan

14 Mudah gelisah
44

Keterangan

Skor  interpretasi

Anda mungkin juga menyukai