Anda di halaman 1dari 137

SKRIPSI

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM KEPATUHAN ISOLASI


MANDIRI DENGAN KEJADIAN PENULARAN COVID-19 PADA
KELUARGA
(di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban)

Oleh :
RENNY KHOLIFATUL ARIFAH

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM KEPATUHAN ISOLASI


MANDIRI DENGAN KEJADIAN PENULARAN COVID-19 PADA
KELUARGA
(di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban)

Oleh :
RENNY KHOLIFATUL ARIFAH
17.10.2.149.035

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
2021
LEMBAR PERSYARATAN GELAR

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM KEPATUHAN ISOLASI


MANDIRI DENGAN KEJADIAN PENULARAN COVID-19 PADA
KELUARGA
(di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban)

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi


Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Institut Ilmu
Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Oleh:
RENNY KHOLIFATUL ARIFAH
NIM. 17.10.2.149.035

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
2021
PERNYATAAN ORIGINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Renny Kholifatul Arifah
Nim : 17.10.2.149.035
Judul Skripsi : Hubungan Peran Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri
Dengan Kejadian Penularan Covid-19 Pada Keluarga (di Kelurahan
Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban)

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini


adalah hasil karya saya sendiri, didalamnya tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
lembaga pendidikan lainya. Semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Tuban, 05 September 2021

Renny Kholifatul Arifah


NIM: 17.10.2.149.035
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM KEPATUHAN ISOLASI


MANDIRI DENGAN KEJADIAN PENULARAN COVID-19 PADA
KELUARGA
(di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban)

Renny Kholifatul Arifah


NIM. 17.10.2.149.035

Skripsi penelitian ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji
Skripsi pada tanggal 05 September 2021

Oleh:

Pembimbing

Hj. Endah Nurul Kumarijati, ST., M.Kes


NIP. 19710115 199403 2 005
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Proposal ini diajukan oleh:


Nama : Renny Kholifatul Arifah
NIM : 17.10.2.149.035
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Peran Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri
Dengan Kejadian Penularan Covid-19 Pada Keluarga (di
Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban)

Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji skripsi
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Pada tanggal

Panitia penguji,
Tanda tangan

Ketua : Umu Qonitun, SST., M.Keb., MM


NIDN. 0725088403

Penguji I : Hj. Endah Nurul Kumarijati, ST. M.Kes


NIP. 19710115 199403 2 005

Penguji II : Tri Yunita Fitria Damayanti, Str.Keb., M.Kes


NIDN. 0712068607

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM


NIDN. 0705028101
RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Renny Kholifatul Arifah


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 25 Agustus 1999
Alamat : RT 004/RW 004 Desa Takerharjo,
Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan

Riwayat Pendidikan
1. Lulus MI Tanwirul Ma’arif tahun 2011
2. Lulus MTs. Sunan Drajat tahun 2014
3. Lulus MA Ma’arif 7 Sunan Drajat tahun 2017
4. IIK NU Tuban Prodi S1 Keperawatan tahun 2017 sampai sekarang
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban, saya
yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Renny Kholifatul Arifah


Nim : 17.10.2.149.035
Program Studi : S1 Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban Hak Bebas Royalti Nonekslusif
atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri dengan Kejadian
Penularan Covid-19 pada Keluarga (di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban)”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Lamongan


Tanggal: 05 September 2021
Yang menyatakan,

(Renny Kholifatul Arifah)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Hubungan Peran Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri Dengan
Kejadian Penularan Covid-19 Pada Keluarga (di Kelurahan Perbon Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban)”.
Karya ini dapat terselesaikan karena banua berbagai pihak, sehingga
selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir, SKM., M.Kes., DIE. selaku Rektor IIK NU
Tuban.
2. Bapak Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan IIK NU Tuban.
3. Bapak Lukman Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan IIK NU Tuban.
4. Ibu Hj. Endah Nurul Kumarijati, ST., M.Kes. selaku pembimbing, yang telah
berkenan memberikan waktu, tenaga, pikiran dan arahan kepada penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Umu Qonitun, SST., M.Keb., MM selaku penguji I dan Ibu Tri Yunita
Fitria Damayanti, Str.Keb., M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan
masukan guna kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen IIK NU Tuban khususnya di Program Studi S1 Keperawatan
yang turut memberi saran dan kritik dalam pembuatan skripsi ini.
7. Bapak Zainal Abidin, SH selaku kepala Kelurahan Perbon.
8. Ibu Brahmanita, Amd.Keb selaku bidan Kelurahan dan tim satgas Covid-19
Kelurahan Perbon.
9. Kedua orang tua saya (bapak Khozim dan Ibu Suhayatun), saudara saya
(kakak Emi), keluarga saya dan teman saya (Afiqoh, Anggun, Dewi, Nova,
Wilmina) yang telah memberikan do’a sepanjang waktu, menguatkan
memberi dukungan dan memotivasi dalam penyusunan proposal ini.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun penulis harapkan guna kesempurnaan tulisan
ini dikemudian hari. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua

Tuban, 05 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................................i
Halaman Judul...................................................................................................................ii
Lembar Persyaratan Gelar......................................................................................iii
Pernyataan Originalitas....................................................................................................iv
Lembar Persetujuan Pembimbing......................................................................................v
Lembar Pengesahan Penguji...................................................................................vi
Riwayat Hidup.......................................................................................................vii
Pernyataan Persetujuan Publikasi...................................................................................viii
Kata Pengantar........................................................................................................ix
Daftar Isi...............................................................................................................xiii
Daftar Tabel..........................................................................................................xiv
Daftar Gambar........................................................................................................xv
Daftar Lampiran....................................................................................................xvi
Daftar Singkatan dan Lambang...........................................................................xvii
Abstrak.................................................................................................................................
Abstrak.................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................6
1.4.1 Tujuan Umum........................................................................................6
1.4.2 Tujuan Khusus.......................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................7
1.5.1 Manfaat Teoritis.....................................................................................7
1.5.2 Manfaat Praktis......................................................................................7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian............................................................................8
1.7 Riset Pendukung...........................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Covid-19 (Corona Virus Disease 2019).............................10
2.1.1 Pengertian Covid-19............................................................................10
2.1.2 Etiologi Covid-19.................................................................................10
2.1.3 Gejala Covid-19...................................................................................12
2.1.4 Diagnosis.............................................................................................13
2.1.5 Penularan Covid-19.............................................................................13
2.1.6 Pencegahan Penularan Covid-19.........................................................14
2.2 Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga (Klaster Keluarga)..............16
2.2.1 Definisi Klaster Keluarga....................................................................16
2.2.2 Penyebab Munculnya Klaster Keluarga..............................................16
2.2.3 Langkah yang Dilakukan untuk Menghindari Klaster Keluarga.........17
2.3 Konsep Dasar Keluarga..............................................................................18
2.3.1 Definisi Keluarga.................................................................................18
2.3.2 Struktur Keluarga.................................................................................18
2.3.3 Fungsi Keluarga...................................................................................19
2.3.4 Tugas Keluarga....................................................................................20
2.3.5 Tugas Kesehatan Keluarga..................................................................20
2.3.6 Peran Keluarga.....................................................................................22
2.3.7 Peran Keluarga dalam Pencegahan Penularan Covid-19.....................23
2.3.8 Optimalisasi Peran Keluarga Menghadapi Persoalan Covid-19..........28
2.3.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Keluarga...........................29
2.3.10 Pengukuran Peran Keluarga................................................................30
2.4 Konsep Dasar Kepatuhan Isolasi Mandiri..................................................31
2.4.1 Definisi Kepatuhan..............................................................................31
2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kepatuhan................................31
2.4.3 Kepatuhan Isolasi Mandiri...................................................................33
2.5 Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri dengan
Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga....................................................34
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual.................................................................................37
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual...............................................................38
3.3 Hipotesis Penelitian....................................................................................39
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian........................................................................................40
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................40
4.2.1 Populasi Penelitian...............................................................................40
4.2.2 Sampel Penelitian................................................................................41
4.2.3 Besar Sampel.......................................................................................41
4.2.4 Teknik Sampling..................................................................................42
4.3 Kerangka Operasional................................................................................42
4.4 Variabel Penelitian.....................................................................................43
4.4.1 Variabel Independen............................................................................44
4.4.2 Variabel Dependen..............................................................................44
4.5 Definisi Operasional...................................................................................44
4.6 Instrumen Penelitian...................................................................................45
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................46
4.8 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data.........................................46
4.9 Cara Analisa Data.......................................................................................47
4.9.1 Editing..................................................................................................47
4.9.2 Coding..................................................................................................47
4.9.3 Scoring.................................................................................................48
4.9.4 Tabulating............................................................................................49
4.9.5 Uji Statistika yang digunakan..............................................................49
4.9.6 Pembacaan Hasil Uji Statistika............................................................49
4.9.7 Cara Penarikan Kesimpulan................................................................50
4.9.8 Piranti/alat yang digunakan.................................................................50
4.10 Etika Penelitian..........................................................................................50
4.10.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent).............................................50
4.10.2 Tanpa Nama (Anonimity).....................................................................51
4.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality)..............................................................51
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52
Lampiran........................................................................................................................53
DAFTAR TABEL

Judul Halaman

Tabel 1.1 Data kasus positif Covid-19 di Kabupaten


Tuban berdasarkan Kecamatan

Tabel 1.2 Data kasus positif Covid-19 di Kabupaten


Tuban berdasarkan Kelurahan/Desa

Tabel 1.3 Orisinalitas Penelitian Hubungan Peran


Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri
Dengan Kejadian Penularan Covid-19 Pada
Keluarga Di Kelurahan Perbon Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian


Hubungan Peran Keluarga Dalam Kepatuhan
Isolasi Mandiri Dengan Kejadian Penularan
Covid-19 Pada Keluarga Di Kelurahan Perbon
Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban

Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Usia di


Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban Tahun 2021

Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin


di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban Tahun 2021

Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut Pendidikan di


Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban Tahun 2021

Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di


Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban Tahun 2021

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Peran Keluarga dalam


Kepatuhan Isolasi Mandiri Responden di
Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban Tahun 2021

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kejadian Penularan


Covid-19 pada Keluarga Responden di
Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban Tahun 2021

Tabel 5.7 Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga


Menurut Peran Keluarga dalam Kepatuhan
Isolasi Mandiri di Kelurahan Perbon
Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban Tahun
2021
DAFTAR GAMBAR

Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Peran


Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri
Dengan Kejadian Penularan Covid-19 Pada
Keluarga Di Kelurahan Perbon Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Peran


Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri
Dengan Kejadian Penularan Covid-19 Pada
Keluarga Di Kelurahan Perbon Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban

Gambar 5.1 Struktur Pemerintahan Kelurahan Perbon


Kecamatan Tuban Tuban Kabupaten Tuban
Tahun 2021
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gantt Chart Proposal dan Skripsi


Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)
Lampiran 4 Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Surat Permohonan Survey Awal
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 8 Sertifikat Etik
Lampiran 9 Sertifikat Toefl
Lampiran 10 Hasil Tabulasi
Lampiran 11 Hasil Uji Statistik
Lampiran 12 Lembar Konsultas Skripsi
Lampiran 13 Lembar Revisi Skripsi
Lampiran 14 Berita Acara Perbaikan Skripsi
Lampiran 15 Dokumentasi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Daftar Singkatan
Asymp : Asymptotic
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
Covid -19 : Corona Virus Disease 2019
DIE : Dokter Ilmu Ekonomi
Dinkes : Dinas Kesehatan
Dr. : Doktor
et al. : et alia/et alii (dan kawan-kawan)
H : Haji
H1 : Hipotesis Kerja
Ha : Hektar
Hj : Hajjah
ICTV : Committee on Taxonomy of Viruses
IIK : Institut Ilmu Kesehatan
IRT : Ibu Rumah Tangga
Kab : Kabupaten
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
Keb : Kebidanan
KemenKes : Kementerian Kesehatan
M.Kep : Magister Keperawatan
M.Kes : Magister Kesehatan
MA : Madrasah Aliyah
MenKesRI : Menteri Kesehatan Republik Indonesia
MERS : Middle East Respiratory Syndrome
MI : Madsarah Ibtidaiyah
MM : Magister Manajemen
MTs : Madrasah Tsanawiyah
NAAT : Nucleic Acid Amplification Test
NIDN : Nomor Induk Dosen Nasional
NIM : Nomor Induk Mahasiswa
NIP : Nomor Induk Pegawai
Ns : Ners
NU : Nahdlatul Ulama
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PNS : Pegawai Negeri Sipil
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
Prodi : Program Studi
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
S.Kep : Sarjana Keperawatan
S1 : Strata 1
S2 : Sastra 2
SARS-CoV-2 : Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
Satgas : Satuan Tugas
SD : Sekolah Dasar
Sig : Significance
SKM : Sarjana Keshatan Masyarakat
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SPSS : Statistical Product and Service Solution
SST : Sarjana Sains Terapan
ST : Sarjana Teknik
Str : Sarjana Terapan
WHO : World Health Organization

Daftar Lambang
d : Tingkat Signifikan (0,05)
ƒ : Skor yang didapat
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
N : Skor Maksimal
p : Nilai yang didapat
. : Titik
, : Koma
: : Titik Dua
% : Prosentase
? : Tanda Tanya
“ : Tanda Petik Dua
× : Kali
+ : Tambah
- : Tanda Hubung
> : Lebih Dari
< : Kurang Dari
( : Kurung Buka
) : Kurung Tutup
& : Dan
Ρ : Phi
 : Alfa
= : Sama Dengan
: Tanda Panah ke Samping
: Tanda Panah ke Bawah
ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM KEPATUHAN ISOLASI MANDIRI


DENGAN KEJADIAN PENULARAN COVID-19 PADA KELUARGA
(di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban)

Oleh: Renny Kholifatul Arifah

Angka kejadian Covid-19 semakin hari semakin bertambah. Anggota keluarga


merupakan salah satu golongan masyarakat yang rentan tertular Covid-19 karena sering
berinterkasi secara langsung dengan anggota keluarga lainnya. Peran keluarga dalam
mengahadapi masa pandemi Covid-19 terutama dalam melalukan isolasi mandiri dengan
tertib, keluarga harus bisa mengawali dengan mengoptimalkan struktur keluarga. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran keluarga dalam kepatuhan isolasi
mandiri dengan kejadian penularan Covid-19 pada keluarga di Kelurahan Perbon
Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan studi cross sectional.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang terpapar
Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri di rumah pada bulan Juli berjumlah 56 keluarga,
dengan besar sampel penelitian 49 keluarga yang ditentukan dengan menggunakan teknik
simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah peran keluarga
dalam kepatuhan isolasi mandiri, sedangkan variabel dependen adalah kejadian penularan
Covid-19 pada keluarga. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa
kuesioner melalui google form. Analisis penelitian menggunakan uji chi square.
Hasil uji statistik diperoleh nilai Asymp. Sig = 0,000 dan nilai koefesien korelasi
terdapat -0,776. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan peran keluarga dalam
kepatuhan isolasi mandiri dengan kejadian penularan Covid-19 pada keluarga di
Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

Kata kunci: Peran Keluarga, Kejadian Penularan Covid-19 Pada Keluarga


ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF THE ROLE OF FAMILY IN SELF-ISOLATION


COMPLIANCE WITH THE EVENT OF TRANSMISSION OF COVID-19 IN THE
FAMILY
(in Perbon Village, Tuban District, Tuban Regency)

By: Renny Kholifatul Arifah

The number of cases of Covid-19 is increasing day by day. Family members are
one of the groups of people who are vulnerable to contracting Covid-19 because they
often interact directly with other family members. The role of the family in dealing with
the Covid-19 pandemic, especially in carrying out independent isolation in an orderly
manner, the family must be able to start by optimizing the family structure. The purpose
of this study was to determine the relationship between the role of the family in self-
isolation compliance with the incidence of Covid-19 transmission in families in the
Perbon Village, Tuban District, Tuban Regency.
The research method used is a cross sectional study approach. The population
used in this study were all families who were exposed to Covid-19 and self-isolated at
home in July totaling 56 families, with a study sample size of 49 families determined
using simple random sampling technique. The independent variable in this study is the
role of the family in self-isolation compliance, while the dependent variable is the
incidence of Covid-19 transmission in the family. The instrument used in data collection
is a questionnaire via google form. Research analysis using chi square test.
The results of the statistical test obtained the Asymp value. Sig = 0.000 and the
correlation coefficient value is -0.776. This shows that there is a relationship between the
role of the family in self-isolation compliance with the incidence of Covid-19
transmission in families in the Perbon Village, Tuban District, Tuban Regency.

Keywords: Family Role, Covid-19 Transmission Incidence in Families


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi Covid-19 masih belum berakhir dan terus terjadi sampai pada

awal tahun 2021. Angka kejadian Covid-19 semakin hari semakin bertambah.

Virus Corona menjadi masalah baru pada kesehatan di berbagai negara, salah

satunya di negara Indonesia yang terjadi pada awal tahun 2020. Masalah

kesehatan yang berupa virus corona tersebut sebelumnya belum pernah terjadi di

berbagai negara. Pertama kali muncul adanya virus ini terjadi pada akhir tahun

2019 di Kota Wuhan dan penularan Covid-19 begitu cepat sampai menyebar ke

berbagai negara sehingga kejadian tersebut menggemparkan masyarakat dunia

(Santika, 2020).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tanggal 13 Februari

2021, secara global mencapai 107.838.255 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi

dengan 2.373.398 orang yang meninggal dan Indonesia menempati peringkat ke-

19 di dunia. Pada tanggal 13 Februari 2021, di Indonesia terdapat 1.210.703 kasus

positif Covid-19, 1.016.036 sembuh, dan 32.936 meninggal (Kemenkes, 2021).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur pada hari Sabtu tanggal 13

Februari 2021 jumlah kasus Covid-19 121.859 positif, 108.010 pasien sembuh,

dan 8.512 meninggal (Kemenkes, 2021). Sedangkan data dari Dinas Kesehatan

dalam peta sebaran Covid-19 di Kabupaten Tuban pada tanggal 13 Februari 2021

terdapat 3.033 kasus positif Covid-19 dengan 2.479 pasien sembuh, 235 dirawat,

dan 319 meninggal (Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, 2021).


Tabel 1.1 Data kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tuban berdasarkan
Kecamatan
No. Kecamatan Positif No Kecamatan Positif
1. Tuban 761 11. Kerek 110
2. Semanding 413 12. Rengel 91
3. Palang 237 13. Widang 88
4. Jenu 176 14. Parengan 77
5. Plumpang 161 15. Singgahan 74
6. Jatirogo 134 16. Montong 66
7. Soko 122 17. Bangilan 55
8. Merakurak 118 18. Senori 53
9. Tambakboyo 113 19. Kenduruan 40
10. Bancar 113 20. Grabagan 31
(Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban dalam peta sebaran Covid-19, 2021)

Berdasarkan data mulai tanggal 1 Desember 2020 sampai 13 Februari 2021, dari

20 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban, angka kejadian kasus positif Covid-

19 yang paling banyak terletak di Kecamatan Tuban dan terletak di Kelurahan

Perbon dengan jumlah 88 kasus positif Covid-19 (Dinkes Kab. Tuban, 2021).

Tabel 1.2 Data kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tuban berdasarkan


Kelurahan/Desa
No. Kelurahan/Desa Positif No. Kelurahan/Desa Positif
1. Perbon 88 10. Doromukti 25
2. Latsari 84 11. Sendangharjo 22
3. Sidorejo 80 12. Sidomulyo 20
4. Mondokan 48 13. Kembangbilo 18
5. Sumurgung 35 14. Karangsari 16
6. Kebonsari 34 15. Kingking 16
7. Ronggomulyo 34 16. Sugiharjo 14
8. Sukolilo 31 17. Kutorejo 11
9. Baturetno 28
(Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban dalam peta sebaran Covid-19, 2021)

Kejadian penularan Covid-19 ini dapat terjadi dikarenakan masih ada yang

tidak memperhatikan protokol kesehatan saat berada di rumah atau pada saat

isolasi mandiri kurang tertib sehingga bisa menularkan ke anggota keluarga

lainnya. Klaster keluarga pada penularan Covid-19 ini juga bisa terjadi disebabkan

oleh kasus tanpa gejala (Qian, et al. 2020).


Menurut penelitian Song, et al (2020), telah disebutkan bahwa di Beijing,

klaster keluarga menjadi salah satu klaster penularan Covid-19, dan yang telah

dikonfirmasi terdapat 197 kasus yang terdiri dari 57,6% dari total kasus yang

terkonfirmasi. Dari survey awal yang diperoleh di Kelurahan Perbon, Kecamatan

Tuban, Kabupaten Tuban, dari 5 keluarga (50%) yang terkonfirmasi positif

Covid-19 terdapat 2 keluarga (20%) yang menularkan ke anggota keluarga lainnya

dan 3 keluarga (30%) tidak menularkan ke anggota keluarga lainnya.

Virus corona ini dapat mengakibatkan penyakit infeksi saluran pernafasan

seperti batuk pilek hingga ancaman yang lebih serius seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory. Gejala yang paling

umum terjadi pada virus ini adalah rasa lelah, demam, dan batuk kering (Zakaria

& Hira 2020). Saat ini, penyebaran Covid-19 dari manusia ke manusia menjadi

sumber transmisi utama yaitu memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang

telah terinfeksi sehingga penyebaran menjadi lebih agresif (Susilo, et al. 2020).

Klaster keluarga menjadi salah satu klaster penularan Covid-19. Keluarga

sangat berisiko tertular Covid-19 karena mereka tinggal dalam satu rumah.

Apalagi jika berinteraksi malalui kontak langsung dengan anggota keluarga yang

terkonfirmasi positif Covid-19, maka dapat terjadi kejadian penularan ke anggota

keluarga lainnya. Media penularan virus tersebut bisa melalui kontak langsung

dan tidak langsung seperti percikan-percikan dari mulut dan hidung orang yang

terinfeksi kemudian disentuh oleh orang lain (Zakaria & Hira 2020).

Keluarga didefinisikan sebagai unit terkecil dari masyarakat yang hidup

serumah karena ikatan perkawinan ataupun hubungan darah dalam keadaan saling
bergantungan dan memiliki pengaruh kuat terhadap anggota keluarganya. Setiap

keluarga pasti mempunyai fungsi untuk mempertahankan kesehatan anggota

keluarganya. Dengan adanya fungsi tersebut, kualitas kesehatan pada anggota

keluarga akan terjaga dengan baik. Dalam keluarga ada hubungan yang sangat

erat sehingga dapat dijadikan sebagai bagian dari unit pelayanan kesehatan karena

masalah kesehatan pada keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar

anggota dan pada akhirnya akan mempengaruhi masyarakat yang ada disekitarnya

(Ashidiqie, 2020).

Peran keluarga dalam mengahadapi masa pandemi Covid-19 terutama

dalam melalukan isolasi mandiri dengan tertib, keluarga harus bisa mengawali

dengan mengoptimalkan struktur keluarga khususnya kepala keluarga.

Kemampuan mendisiplinkan seluruh perilaku anggota keluarga adalah salah satu

peran fungsional kepala keluarga dimasa pandemi Covid-19. Peran keluarga

selama pandemi Covid-19 adalah saling memotivasi dan menguatkan satu sama

lain. Peran keluarga saling menguatkan dalam menghadapi kondisi terburuk

akibat pandemi Covid-19 akan membangkitkan semangat dan memompa

optimisme (Santika, 2020).

Peran motivator keluarga dalam situasi seperti ini dapat diwujudkan

melalui interaksi sosial yang arah dan tujuannya saling mendukung. Untuk

mematuhi isolasi mandiri di rumah, keluarga juga membutuhkan dukungan dari

anggota keluarga karena keluarga mempunyai peran penting dalam membentuk

perilaku kesehatan (Paykani, et al, 2020). Adapun peran keluarga menurut

Fiedman (1998), yaitu sebagai motivator, edukator, dan fasilitator. Ketika anggota
keluarga melakukan isolasi mandiri dengan tertib, maka kemungkinan tidak akan

terjadi penularan pada anggota keluarga lainnya. Dengan peran yang strategis

tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan keluarga dalam

membantu pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Kepala

keluarga mempunyai kekuasaan tertinggi untuk meminta anggota keluarganya

supaya selalu mematuhi protokol kesehatan yang sudah dianjurkan oleh

pemerintah mengenai Covid-19 (Santika, 2020). Adapun fungsi keluarga dibidang

kesehatan yaitu mengenal masalah kesehatan terhadap anggota keluarganya,

mengambil keputusan tindakan yang tepat, merawat anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan, memodifikasi lingkungan fisik dan psikologis,

menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar keluarga atau masyarakat

(Mubarak, 2009).

Oleh karena itu, peran keluarga sangat diperlukan dalam proses

penyembuhan salah satu anggota yang telah terkonfirmasi positif Covid-19. Hal

ini dikarenakan keluarga adalah orang terdekat dan mempunyai hubungan yang

sangat erat sehingga dengan adanya peran keluarga yang baik, maka kejadian

penularan Covid-19 dapat terkendali dan kemungkinan tidak akan tertular virus

tersebut.

Berdasarkan uraian dan data yang ada di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi

Mandiri dengan Kejadian Penularan Covid-19 pada keluarga di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

1.2 Identifikasi Masalah


Angka kejadian Covid-19 semakin hari semakin bertambah. Anggota

keluarga merupakan salah satu golongan masyarakat yang rentan tertular Covid-

19 karena sering berinterkasi secara langsung dengan anggota keluarga lainnya.

Klaster keluarga merupakan salah satu klaster penularan Covid-19. Hal ini terjadi

karena masih ada yang tidak memperhatikan protokol kesehatan pada saat di

rumah atau pada saat isolasi mandiri kurang tertib sehingga bisa menularkan ke

anggota keluarga lainnya.

Hasil dari survey awal yang diperoleh di Kelurahan Perbon, Kecamatan

Tuban, Kabupaten Tuban, dari 5 keluarga (50%) yang terkonfirmasi positif

Covid-19, terdapat 2 keluarga (20%) yang menularkan ke anggota keluarga

lainnya dan 3 keluarga (30%) tidak menularkan ke anggota keluarga lainnya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka terdapat rumusan masalah

yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Peran

Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri dengan Kejadian Penularan Covid-19

pada Keluarga di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban?”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri

dengan Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri di

Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

2. Mengidentifikasi kejadian penularan Covid-19 pada keluarga di Kelurahan

Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

3. Menganalisis hubungan peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri

dengan kejadian penularan Covid-19 pada keluarga di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapakan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai

informasi tentang hubungan peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri

dengan kejadian penularan Covid-19 pada keluarga.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya khususnya pada

penelitian yang berkaitan dengan peran keluarga dalam kepatuhan isolasi

mandiri di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

2. Bagi Profesi

Sebagai upaya dalam menambah wawasan keilmuan khususnya tentang

peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

3. Bagi Responden
Diharapkan hasil penelitian ini mampu menjadi wawasan dan pengetahuan

tentang peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan yang mendasari

Keperawatan Keluarga dan Keperawatan Komunitas.

1.7 Riset Pendukung

Tabel 1.3 Orisinalitas Penelitian Hubungan Peran Keluarga Dalam


Kepatuhan Isolasi Mandiri Dengan Kejadian Penularan Covid-19
Pada Keluarga Di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban
Metode
No Nama Tahun Judul Hasil
Penelitian
1 Adityo Susilo, C. 2020 Corona Telaah Penyakit Covid-
Martin Rumende, Virus terhadap 19 memiliki
Ceva W Pitoyo, Disease studi-studi tingkat
Widayat Djoko 2019: terkait Covid- mortalitas yang
Santoso, Mira Tinjauan 19 tidak dapat
Yulianti, Literatur diabaikan dan
Herikurniawan, Terkini belum adanya
Robert Sinto, terapi definitif.
Gurmeet Singh,
Leonard
Nainggolan, Erni
J Nelwan, Lie
Khie Chen,
Alvina Widhani,
Edwin Wijaya,
Bramantya
Wicaksana,
Maradewi
Maksum, Firda
Annisa, Chyntia
OM Jasirwan,
Evy Yunihastuti

2 Dimas Zakaria 2020 Pandemi Deskriptif Ada dua


Rr. Halimatu Hira Covid-19: Analitik substansi dalam
Flattening program
The Curve, Flattening the
Kebijakan Curve (FtC),
dana kebijakan
Peraturan pertama yaitu
healthy policy
merupakan
program dalam
aspek
kesehatan.
Program kedua
berupa
peraturan
pemerintah yang
berupa legal
action.
3 Mughni Labib 2020 Peran Deskriptif Hasil penelitian
Ilhamuddin Is Keluarga Kualitatif menunjukkan
Ashidiqie Dalam bahwa dengan
Mencegah menjalankan
Corona peran dan
Virus fungsinya secara
Disease optimal dengan
2019 baik, maka
keluarga dapat
mencegah para
anggotanya dari
persebaran
wabah Covid-19
4 I Gusti Ngurah 2020 Optimalisasi Deskriptif Optimalisasi
Santika Peran Kualitatif peran keluarga
Keluarga dalam
Dalam menghadapi
Menghadapi persoalan
Persoalan Covid-19 dapat
Covid-19: diketahui dari
Sebuah kemampuan
Kajian mendisiplinkan
Literatur seluruh perilaku
anggotanya,
mengedukasi
atau mendidik,
menanamkan
kebiasaan
mempraktikkan
pola hidup
sehat,
memelihara
kesehatan
mental
anggotanya,
saling
memotivasi dan
menguatkan,
pemenuhan
kebutuhan dasar
manusia yang
berupa sosial
kemasyarakatan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Covid-19 (Corona Virus Disease 2019)

2.1.1 Pengertian Covid-19

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-

2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah

dididentifikasi sebelumnya pada manusia (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2020). Coronavirus merupakan kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi

saluran pernapasan pada hewan dan manusia, beberapa diantaranya diketahui

dapat mengakibatkan infeksi pernapasan pada manusia seperti batuk pilek hingga

ancaman yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)

dan Severe Acute Respiratory. Covid-19 sendiri merupakan jenis coronavirus

jenis baru yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019.

Rasa lelah, demam, dan batuk kering merupakan gejala paling umum pada virus

ini (Zakaria & Hira, 2020).

2.1.2 Etiologi Covid-19

Penyebab Covid-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus.

Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak

bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada coronavirus yaitu: protein N

(nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E

(selubang). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.

Coronavirus ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Terdapat
4 genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan

deltacoronavirus. Sebelum adanya Covid-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat

menginfeksi manusia, yaitu HCoV-229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43

(betacoronavirus), HCoVNL63 (alphacoronavirus) HCoV-HKU1

(betacoronavirus), SARS-CoV (betacoronavirus), dan MERS-CoV

(betacoronavirus) (MenKesRI, 2020).

Coronavirus yang menjadi etiologi Covid-19 termasuk dalam genus

betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik, dan

berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini

masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang mneyebabkan wabah

SARS pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International

Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab Covid-

19 sebagai SARS-CoV-2 (MenKesRI, 2020).

Belum dipastikan berapa lama virus penyebab Covid-19 bertahan di atas

permukaan, tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya.

Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang

berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan). Penelitian

(Doremalen et al, 2020) menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama

72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada

tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-

CoV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat dinonaktifkan

dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan
yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform (kecuali

khlorheksidin) (MenKesRI, 2020).

2.1.3 Gejala Covid-19

Menurut WHO (2020), Covid-19 mempengaruhi orang yang berbeda

dengan cara yang berbeda. Kebanyakan orang yang terinfeksi akan

menembangkan penyakit ringan hingga sedang dan pulih tanpa dirawat di rumah

sakit. Rata-rata diperlukan waktu 5-6 hari sejak seseorang terinveksi virus untuk

menunjukkan gejala, namun dapat memerlukan waktu hingga 14 hari.

Gejala paling umum:

1. Deman

2. Batuk kering

3. Kelelahan

Gejala yang kurang umum:

1. Sakit dan nyeri

2. Sakit tenggorokan

3. Diare

4. Konjungtivitis

5. Sakit kepala

6. Kehilangan rasa atau bau

7. Ruam pada kulit atau perubahan warna pada jari tangan atau kaki

Gejala serius:

1. Kesulitan bernapas atau sesak napas

2. Nyeri dada atau tekanan


3. Kehilangan bicara atau gerakan

2.1.4 Diagnosis

WHO Merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien

yang terduga terinfeksi Covid-19. Metode yang dianjurkan adalah metode deteksi

molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) seperti pemeriksaan RT-PCR

(MenKesRI, 2020).

2.1.5 Penularan Covid-19

Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).

Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet

cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi

sumber penularan Covid-19 ini masih belum diketahui. Masa inkubasi Covid-19

rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat mencapai 14

hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit

disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi

dapat langsung menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala

(presimtomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah onset gejala (MenKesRI,

2020).

Sebuah studi Du Z et. al, (2020) melaporkan bahwa 12,6% menunjukkan

penularan presimtomatik. Penting untuk mengetahui periode presimtomatik

karena memungkinkan virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda

yang terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus konfirmasi yang

tidak bergejala (asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat rendah akan

tetapimasih ada kemungkinan kecil untuk terjadi penularan (MenKesRI, 2020).


Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa

Covid-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang

lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi air

dengan diameter >5-10 µm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada

pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala

pernapasan (misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai

mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi

melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang

terinfeksi. Oleh karena itu, penularan penularan virus korona dapat terjadi melalui

kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan

permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya,

stetoskop atau termometer) (MenKesRI, 2020).

2.1.6 Pencegahan Penularan Covid-19

Pencegahan penularan Covid-19 pada individu menurut Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2020):

1. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan

air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik

berbasis alkohol (handsanitizer) minimal 20-30 detik. Hindari menyentuh

mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih.

2. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung

dan mulut jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain

yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan

Covid-19).
3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari

terkena droplet dari orang yang batukatau bersin. Jika tidak

memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan dengan

berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya.

4. Membatasi diri terhadap interaksi/kontak dengan orang lain yang tidak

diketahui status kesehatannya.

5. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian

sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.

6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan

sehat (PHBS) seperti konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30

menit sehari, istirahat yang cukup termasuk pemanfaatan kesehatan

tradisional.

7. Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap terkontrol.

8. Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial.

Kondisi kesehatan jiwa dan kondisi optimal dari psikososial dapat

ditingkatkan melalui:

1) Emosi positif: gembira, senang dengan cara melakukan kegiatan dan

hobi yang disukai, baik sendiri maupun bersama keluarga atau teman

dengan mempertimbangkan aturan pembatasan sosial berskala besar di

daerah masing-masing.

2) Pikiran positif: menjauhkan dari informasi hoax, mengenang semua

pengalaman yang menyenangkan, bicara pada diri sendiri tentang hal


positif (positive self-talk), responsif (mencari solusi) terhadap kejadian,

dan selalu yakin bahwa pandemi akan segera teratasi.

3) Hubungan sosial yang positif: memberi pujian, memberi harapan antar

sesama, saling mengingatkan cara-cara positif, meningkatkan ikatan

emosi dalam keluarga dan kelompok, menghindari diskusi yang

negatif, tetap melakukan komunikasi secara daring dengan keluarga

dan kerabat.

9. Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin. Jika berlanjut segera

berkonsultasi dengan dokter/tenaga kesehatan.

10. Menerapkan adaptasi kebiasaan baru dnegan melaksanakan protokol

kesehatan dalam setiap aktivitas.

Usia seseorang mempengaruhi pola pikir dan daya tangkap dalam

mempelajari suatu objek. Semakin bertambahnya usia maka semakin bertambah

pula pola pikir dan daya tangkapnya untuk mempelajari sesuatu sehingga

pengetahuan yang didapatkanpun semakin baik (Budiman & Riyanto, 2013). Saat

seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang Covid-19, maka ia akan

mampu untuk menentukan bagaimana dirinya harus berperilaku yang baik

terhadap pencegahan penularan Covid-19 (Achmadi, 2013). Semakin tingginya

usia seseorang akan semakin banyak pengalaman hidup yang dimiliki dan

semakin mudah untuk menerima perubahan perilaku khususnya dalam kegiatan

kesehatan. Seiring bertambahnya usia juga tingkat berpikir lebih matang dalam

bertindak (Stuart & Sundeen, 2007). Sedangkan menurut penelitian Dewi (2020),

faktor usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan sosial ekonomi tidak
mempengaruhi perilaku pencegahan penularan Covid-19, akan tetapi faktor

pengetahuan mempengaruhi perilaku pencegahan penularan Covid-19.

Jenis kelamin bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku

pencegahan penularan Covid-19. Hal ini dikarenakan pada jenis kelamin laki-laki

maupun perempuan memungkinkan untuk memiliki keaktifan dan terpapar

informasi yang sama mengenai Covid-19 (Khairunnisa, 2021).

2.2 Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga (Klaster Keluarga)

2.2.1 Definisi Klaster Keluarga

Klaster keluarga adalah penyebaran virus corona yang terjadi saat salah

satu anggota keluarga terinfeksi virus, lalu menularkan ke anggota keluarga

lainnya sehingga satu rumah tangga tertular Covid-19 saat berada di rumah sendiri

(Radiany, Anissa & Kamil 2020).

2.2.2 Penyebab Munculnya Klaster Keluarga

Menurut Radiany, et al (2020), ada tiga faktor yang menyebabkan klaster

keluarga semakin masif antara lain:

1. Membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek atau

perumahan tanpa protokol kesehatan dan protokol ventilasi, durasi dan

jarak (VDJ) yang kuat.

2. Kegiatan berkumpul warga pun menjadi cara virus corona menyebar dari

satu orang yang terinfeksi ke orang lain dengan mudah. Sebab biasanya

saat warga sudah berkumpul, jaga jarak sulit sekali diterapkan.

3. Melakukan liburan, piknik atau jalan-jalan ke tempat publik yang ramai.

Hal ini juga meningkatkan risiko klaster keluarga bisa terjadi. Sebab,
anggota keluarga berpotensi membawa virus saat kembali ke lingkungan

rumah atau warga.

Sedangkan menurut Qian, et al (2020), klaster ini menunjukkan bahwa

Covid-19 dapat ditularkan selama masa inkubasi dan penularan tersebut dapat

terjadi tanpa gejala. Penyebab terjadinya klaster keluarga juga bisa melalui

penularan sekunder dalam keluarga yaitu kurangnya pengetahuan tentang

penyakit menular dan kurang patuh dalam melakukan isolasi mandiri (Wang, et al,

2020).

2.2.3 Langkah yang Dilakukan untuk Menghindari Klaster Keluarga

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari klaster

keluarga virus corona:

1. Protokol kesehatan Covid-19 sebaiknya juga dilakukan di dalam rumah,

apalagi kalau ada keluarga yang baru beraktivitas di ruang publik.

2. Lakukan metode VDJ atau Ventilasi – Durasi – Jarak, yaitu pastikan

sirkulasi udara di dalam rumah berjalan dengan baik.

3. Sering buka jendela maupun pintu agar udara bisa bergantian.

4. Walaupun sesama anggota keluarga, durasi dalam berinteraksi juga

sebaiknya dibatasi termasuk tetap melakukan physical distancing.

5. Gunakan alat makan yang berbeda dan segera cuci alat makan setelah

menggunakannya.

6. Terapkan gaya hidup sehat agar tidak mudah terserang virus, termasuk

berolahraga dan mengonsumsi makanan serta minuman sehat (Nurhanisah,

2020).
2.3 Konsep Dasar Keluarga

2.3.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan

kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka

sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

Keluarga merupakan sekumpulan dari dua individu atau lebih yang hidup

bersama dalam satu rumah karena ikatan perkawinan, hubungan darah adopsi

yang kemudian di dalamnya yaitu setiap anggotanya memiliki perannya masing-

masing. Selain peran yang dimiliki masing-masing aggota keluarga, di dalam

keluarga juga terdapat beberapa fungsinya tersendiri yang harus dijalankan secara

optimal guna menciptakan dan mengembangkan kualitas keluarga (Ashidiqie,

2020).

2.3.2 Struktur Keluarga

Menurut Johnson (2010), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,

diantaranya adalah:

1. Patrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis jalur ayah.

2. Matrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis jalur ibu.

3. Matrilokal: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.
4. Patrilokal: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

5. Keluarga kawin: adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembimbing keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.3.3 Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (2010), fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

1. Fungsi afektif, yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya

dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Fungsi sosialisasi, yaitu fungsi mengembangkan sebagai tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

3. Fungsi reproduksi, yaitu fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi, yaitu fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan

individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi

kebutuhan keluarga.

5. Fungsi pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk mempertahankan

keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas

yang tinggi.

2.3.4 Tugas Keluarga


Menurut Harmoko (2012), ada beberapa tugas dasar yang didalamnya

terdapat delapan tugas pokok, antara lain:

1. Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya.

2. Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam

keluarga.

3. Mengatur tugas masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannya.

4. Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul keakraban dan

kehangatan para anggota keluarga.

5. Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang diinginkan.

6. Memelihara ketertiban anggota keluarga.

7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

2.3.5 Tugas Kesehatan Keluarga

Menurut Mubarak (2009) dalam Ashidiqie (2020), ada lima tugas

kesehatan keluarga, sebagai berikut:

1. Mengenal masalah kesehatan

Keluarga diharapkan mampu mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan

terhadap anggota keluarganya. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga

yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak

akan berarti. Oleh karena itu, orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan

dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarganya.

2. Mengambil keputusan tindakan yang tepat


Fungsi ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan

pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan kesehatan yang dilakukan oleh

keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau

bahkan teratasi.

3. Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan

Perawatan anggota keluarga dapat dilakukan dengan mengetahui keadaan

penyakitnya, mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga,

mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan

sikap keluarga terhadap anggotanya yang sedang sakit. Perawatan keluarga

dengan melakukan perawatan sederhana tersebut dilakukan sesuai dengan

kemampuannya.

4. Modifikasi lingkungan fisik dan psikologis

Pemodifikasian lingkungan dapat membantu keluarga melakukan

perawatan pada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

Misalnya, kebersihan rumah dan menciptakan kenyamanan agar para

anggota keluarga dapat beristirahat dengan tenang tanpa ada gangguan dari

luar.

5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar keluarga atau

masyarakat.

2.3.6 Peran Keluarga


Peran keluarga adalah seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan

yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan

pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga

(Setiadi dalam Zamsari 2014). Peran keluarga sangat penting dalam tahap-tahap

perawatan kesehatan yaitu mulai dari tahapan peningkatan kesehatan pencegahan,

pengobatan, sampai dnegan tahap rehabilitasi (Efendi & Makhfuldli, 2009).

Menurut Wijayakusuma (2008) dalam Riyadi (2016), peran dalam

keluarga sebagai berikut:

1. Peran ayah, ayah merupakan suami dari istri dan ayah dari anak-anak,

ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi

rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2. Peran ibu sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, ibu mempunyai peran

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, peran ibu

juga sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peran anak adalah melaksanakan perannya psikososial sesuai dengan

tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Keluarga mempunyai sarana peran utama dalam pemeliharaan kesehatan

seluruh anggota keluarga (Friedman, 1998). Adapun peran keluarga sebagai

berikut:

1. Motivator
Keluarga sebagai penggerak tingkah laku atau dukungan ke arah suatu

tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan anggota keluarga.

2. Edukator

Dalam hal ini dapat diartikan sebagai upaya keluarga dalam memberikan

pendidikan kepada anggota keluarga. Untuk itu agar keluarga dapat

menjadi sumber yang efektif maka keluarga harus mempunyai

pengetahuan tentang berbagai hal.

3. Fasilitator

Sarana yang dibutuhkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan untuk

mencapai keberhasilan melaksanakan suatu kegiatan. Oleh karena itu,

diharapkan keluarga menyiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk

penunjang kebutuhan anggota keluarga.

2.3.7 Peran Keluarga dalam Pencegahan Penularan Covid-19

Peran keluarga selama pandemi Covid-19 adalah saling memotivasi dan

menguatkan satu sama lain. Peran keluarga saling menguatkan dalam menghadapi

kondisi terburuk akibat pandemi Covid-19 akan membangkitkan semangat dan

memompa optimisme. Peran motivator keluarga dalam situasi seperti ini dapat

diwujudkan melalui interaksi sosial yang arah dan tujuannya saling mendukung

(Santika, 2020).

Upaya pencegahan penularan Covid-19 bisa dilakukan dengan mematuhi

protokol kesehatan dan melakukan pembatasan sosial dalam bentuk kebijakan


untuk bekerja , belajar dan beribadah dari rumah mengindikasikan bahwa keluarga

menjadi garda terdepan dalm pencegahan Covid-19 dengan memberikan tanggung

jawab dan peranan sangat besar kepada setiap keluarga dalam mencegah

terjadinya penularan (Ashidiqie, 2020). Dalam mematuhi isolasi mandiri di

rumah, keluarga membutuhkan dukungan dari anggota keluarga karena keluarga

mempunyai peran penting dalam membentuk perilaku kesehatan (Paykani, et al,

2020).

Interaksi sosial yang dipenuhi dengan dorongan moral dalam keluarga bisa

memberi kekuatan dan motivasi positif atas musibah Covid-19 yang tengah

dihadapinya. Saling menguatkan antar anggota keluarga itu penting sebagai wujud

pertahanan diri pikiran-pikiran negatif yang dapat mempengaruhi psikis dan

menurunnya imunitas tubuh. Karena jika imunitas tubuh melemah, maka virus

akan lebih mudah menjangkiti, terutama dimasa pandemi Covid-19. Penguatan

dalam keluarga memiliki peran penting di masa pandemi Covid-19 (Santika,

2020).

Adapun peran keluarga dalam menghadapi permasalahan Covid-19 adalah

dengan menanamkan kebiasaan kepada seluruh anggotanya untuk senantiasa

mempraktikkan pola hidup sehat melalui kegiatan berolahraga secara rutin dan

teratur dengan metode tepat. Tidak ada cara yang lebih mudah dalam menjaga

kesehatan dan kebugaran tubuh dalam masa pandemi Covid-19 selain dengan

olahraga yang teratur. Dengan berolahraga secara teratur merupakan salah satu

alternatif yang efektif dan aman untuk meningkatkan atau mempertahankan

kebugaran dan kesehatan jika dikerjakan secara benar (Kurnianto, 2015).


Keluarga juga memiliki delapan fungsi yang bisa dilakukan untuk

menghadapi dan mencegah persebaran wabah tersebut, sebagaimana dipaparkan

oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Harto

Wardoyo, diantaranya adalah:

1. Fungsi agama

Keluarga diharapkan agar memperkenalkan dan mengajak para

anggotanya agar menanamkan nilai-nilai agama. Khususnya ditengah

wabah saat ini, tentu sudah seyogyanya kita sebagai makhluk yang

beriman agar dalam menghadapi wabah Covid-19 ini kita harus tenang,

tidak panik dan tentu kita semua meluruskan niat menyempurnakan ikhtiar

dan selebihnya kita berdo’a serta berserah diri kepada Tuhan.

2. Fungsi sosial dan budaya

Sebagai makhluk sosial dan berbudaya maka menjadi sebuah keharusan

bagi para orang tua untuk mengajak kepada anggota keluarganya untuk

membudayakan hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarganya masing-

masing, serta diiringi juga dengan kepedulian baik kepada diri sendiri

maupun kepada sesama anggota keluarganya untuk mencegah terjadinya

penularan Covid-19.

3. Cinta kasih

Kita semua tahu bahwa keluarga memiliki fungsi yang sangat luhur, yaitu

fungsi cinta kasih sesama keluarga. Sebagai wadah bersemainya


kehidupan yang penuh cinta kasih lahir batin ini, maka keluarga harus

punya rasa empati, memperhatikan dan juga menolong dengan ikut

tanggung jawab terlebih jika ada keluarga yang dalam hal ini dicurigai

atau bahkan sudah ada yang positif menderita infeksi Covid-19.

4. Fungsi perlindungan

Idealnya keluarga menjadi tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi

anggotanya. Karenanya, dalam rangka mencegah terjadinya penularan

infeksi Covid-19, keluarga diharapkan mampu membangun dan

menerapkan etika cara hubungan yang baik, saling mengingatkan kepada

para anggotanya. Ketika semua keluarga taat dengan aturan dan himbauan

dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, maka kemudian anggota

keluarga akan merasa aman.

5. Fungsi reproduksi

Dalam rangka mengantisipasi penularan Covid-19, jika terdapat anggoat

keluarga yang rentan seperti ibu hamil, bayi dan balita, maka menjadi

prioritas untuk mendapatkan perlindungan karena dapat mengancam

kesehatan janin dalam kandungannya dan tentu menjadi suatu ancaman

kesehatan bagi ibu dan bayinya. Oleh karena itu, para anggota keluarga

harus melindungi bersama, sehingga kita bersama-sama bisa meningkatkan

daya tahan tubuh para anggota keluarga khususnya yang rentan tersebut

dengan memberikan nutrisi, gizi, makanan dan perlindungan yang cukup.


Dengan demikian, maka fungsi keluarga dalam hal reproduksi untuk ibu

hamil, bayi, anak-anak dan orang tua bisa berjalan dengan baik.

6. Fungsi pendidikan dan sosialisasi

Kepada orang tua diharapkan agar dapat memberikan pelajaran yang

terbaik untuk anggota keluarga dan anak-anaknya. Hal ini merupakan

suatu yang penting untuk memperhatikan anggota keluarga misalnya,

kalau batuk cara menutup mulutnya sudah benar atau belum, kemudian

jika pakai masker apakah pemakaiannya sudah benar atau belum dan

ketika menggunakan fasilitas umum serta ketika tangannya bersentuhan

apakah sudah tertib mencuci tangan dengan baik. Semuanya itu adalah

bagaimana cara memberikan pelajaran kepada anggota keluarga, dan

tentunya menjadi tanggung jawab fungsi pendidikan dan sosialisasi bagi

keluarga kepada para anggotanya.

7. Fungsi ekonomi

Dalam situasi seperti ini orang tua harus mampu mengajarkan kepada

anggota keluarganya untuk tidak boros, seperti bepergian yang tidak

penting, belanja berlebihan atau yang tidak begitu diperlukan untuk saat

ini. Dengan ungkapan lain, harus efisien dalam mengeluarkan finansialnya

dan menahan diri dari hal-hal yang tidak penting secara ekonomi.

8. Fungsi pembinaan lingkungan

Di tengah wabah Covid-19 seperti ini tentunya menjadi sebuah keharusan

bagi para individu untuk membersihkan lingkungan sekitar. Karenanya,

orang tua harus mampu menanamkan dan mengajak kepada anggota


keluarganya untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan untuk

mencipatakan lingkungan yang bersih.

Melihat fungsi-fungsi di atas, maka keluarga memiliki peran untuk

mencegah para anggota keluarganya agar terhindar dari pandemi Covid-19. Lebih

dari itu, keluarga mempunyai tujuan meningkatkan kualitas atau membangun gaya

hidup sehat dan mencegah dari segala bentuk penyakit, karena, kebiasaan yang

dimiliki anggota keluarga sebagian terbentuk oleh pendidikan keluarga, mulai dari

bangun tidur hingga saat akan tidur kembali. Oleh karena itu, peran dan fungsi

keluarga menempati posisi penting dan strategis dalam hal ini untuk membentuk

gaya hidup sehat (Ashidiqie, 2020).

2.3.8 Optimalisasi Peran Keluarga dalam Menghadapi Persoalan Covid-19

Optimalisasi peran keluarga dalam menghadapi persoalan Covid-19 dapat

diketahui dari:

1. Kemampuan mendisiplinkan seluruh perilaku anggotanya.

2. Mengedukasi atau mendidik anak-anaknya supaya mematuhi protokol

kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

3. Mempersiapkan dan memenuhi kebutuhan hidup anggotanya .

4. Menanamkan kebiasaan pada anggotanya untuk senantiasa mempraktikkan

pola hidup sehat dengan berolahraga secara rutin dan teratur.

5. Memelihara kesehatan mental anggotanya.

6. Saling memotivasi dan menguatkan.

7. Sosial kemasyarakatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia

sebagai makhluk sosial.


(Santika, 2020).

2.3.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Keluarga

Menurut Friedman (1998), faktor-faktor yang mempengaruhi peran

keluarga adalah sebagai berikut:

1. Kelas sosial

Fungsi kehidupan dalam hubungan dengan peran keluarga sudah tentu

dipengaruhi oleh tuntutan dan kepentingan yang ada pada keluarga

2. Bentuk-bentuk keluarga

Tipe atau bentuk dalam keluarga sangatlah besar pengaruhnya terhadap

struktur peran keluarga karena dengan banyak anggota keluarga atau

sebaliknya, dapat menggambarkan hubungan dengan pengaturan peran

yang unik dan stres yang timbul dari peran.

3. Latar belakang keluarga

Norma dan nilai sangatlah mempengaruhi bagaimana peran dilaksanakan

dalam sebuah keluarga tertentu, pengetahuan tentang inti dari nilai

kebiasaan dan tradisi sangat penting untuk menginterpretasikan apakah

peran keluarga dalam sebuah keluarga cocok atau tidak.

4. Tahap siklus kehidupan keluarga

Dalam suatu keluarga secara substansial cara yang digunakan oleh

keluarga dalam melaksanakan berbeda-beda dari satu tahap siklus

kehidupan keluarga ke tahap yang lain.


5. Model-model peran

Kita dapat menemukan kehidupan awal keluarga ketika seseorang individu

mempelajari perannya dari teman atau rekan serta pengalaman awal itu.

Lingkungan pekerjaan dapat memberikan pengetahuan atau pengalaman

kepada seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung yang juga akan

mempengaruhi proses seseorang untuk menerima pengetahuan (Mubarak, 2011).

2.3.10 Pengukuran Peran Keluarga

Menurut Arikunto (2010), pengukuran peran dapat dilakukan dengan

menggunakan kuesioner skala likert dengan kategori:

1. Pernyataan positif

1) Selalu (SL), jika responden selalu dengan pernyataan kuesioner yang

diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 4.

2) Sering (SR), jika responden sering dengan pernyataan kuesioner yang

diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 3.

3) Kadang-kadang (KK), jika responden kadang-kadang dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di

skor 2.

4) Tidak pernah (TP), jika responden sangat tidak setuju dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di

skor 1.

2. Pernyataan negatif

1) Selalu (SL), jika responden selalu dengan pernyataan kuesioner yang

diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 1,


2) Sering (SR), jika responden sering dengan pernyataan kuesioner yang

diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 2.

3) Kadang-kadang (KK), jika responden kadang-kadang dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di

skor 3.

4) Tidak pernah (TP), jika responden sangat tidak setuju dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di

skor 4.

Kriteria peran keluarga sebagai berikut:

Baik : 76-100%

Cukup : 56-75%

Kurang: <56%

2.4 Konsep Dasar Kepatuhan Isolasi Mandiri

2.4.1 Definisi Kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) patuh berarti taat, suka menurut dan disiplin terhadap perintah,

aturan dan lain sebagainya. Kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku ketaatan

seseorang terhadap tujuan yang telah ditetapkan (Smeth, 2004). Kepatuhan adalah

perilaku sesuai anjuran terapi dan kesehatan yang dapat dimulai dari tindak

mengindahkan setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana (Kozier, 2010).

Sedangkan menurut Ian & Marcus (2011), menyatakan bahwa kepatuhan mengacu

kepada situasi ketika perilaku seseorang individu sepadan dengan tindakan yang
dianjurkan atau nasehat yang diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan atau

informasi yang diperoleh dari sumber informasi lainnya.

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kepatuhan

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoadmojo (2011), faktor yang

mempengaruhi perilaku patuh dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yang meliputi:

1. Faktor predisposisi (predisposing factor)

Yaitu faktor sebelum terjadinya suatu perilaku yang menjelaskan alasan

dan motivasi untuk berprilaku, yang termasuk dalam faktor predisposisi

adalah pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap dan demografi (umur, jenis

kelamin, pekerjaan, pengetahuan). Faktor-faktor tersebut mempengaruhi

perilaku seseorang termasuk dalam perilaku kesehatan.

2. Faktor pemungkin (enabling factor)

Faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril

dan sebagainya.

3. Faktor pendorong (reinforcing factor)

Merupakan faktor perilaku yang memberikan peran dominan bagi

menetapnya suatu perilaku yaitu keluarga, petugas kesehatan dan petugas

lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Berdasarkan teori dasar dari Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku

kesehatan seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, faktor predisposisi (umur,
pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (jarak ke

fasilitas kesehatan), faktor penguat (dukungan keluarga dan tokoh masyarakat)

(Notoatmodjo, 2014). Tingkat pendidikan pada dasarnya adalah salah satu faktor

yang mempengaruhi pengetahuan dan tindakan seseorang karena pengetahuan

akan langsung berpengaruh pada perilaku (Dharmawati & Wirata, 2016).

Jenis kelamin memberi pengaruh terhadap perilaku kesehatan seseorang.

Jika dibandingkan antara jenis kelamin laki-laki dengan jenis perempuan, maka

jenis kelamin perempuan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik. Hal

ini disebabkan karena pada jenis kelamin perempuan memiliki lebih banyak

waktu untuk membaca atau berdiskusi dengan lingkungannya (Wulandari, et al,

2020).

Sedangkan menurut Kozier (2010), menyatakan bahwa kepatuhan

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain motivasi, tingkat perubahan gaya

yang dibutuhkan, persepsi keparahan masalah kesehatan, pengetahuan, budaya,

dan tingkat kepuasan serta kualitas pelayanan kesehatan yang diterima. Adapun

menurut Kamidah (2015), menyebutkan faktor yang mempengaruhi kepatuhan

seseorang berupa pengetahuan, motivasi, dan dukungan keluarga.

2.4.3 Kepatuhan Isolasi Mandiri

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2020), kepatuhan dalam

melakukan isolasi mandiri adalah sebagai berikut:

1. Tinggal di rumah dan tidak pergi bekerja, ke sekolah atau ke ruang publik.
2. Di rumah menggunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya. Jika

memungkinkan, mengupayakan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari

anggota keluarga lain.

3. Menggunakan masker selama masa isolasi diri.

4. Melakukan pengukuran suhu harian dan mengobservasi gejala klinis

seperti batuk atau kesulitan bernapas.

5. Menghidari pemakaian bersama dengan anggota keluarga lain seperti,

peralatan makan (piring, sendok, garpu, gelas), perlengkapan mandi

(handuk, sikat gigi, gayung) dan linen/seprai.

6. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan

mengonsumsi makanan bergizi, melakukan kebersihan tangan rutin,

mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkan,

melakukan etika batuk/bersin.

7. Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi.

8. Menjaga kebersihan rumah dengan cairan desinfektan.

9. Menghubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit memburuk

(seperti sesak nafas) untuk dirawat lebih lanjut.

2.5 Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri dengan

Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga

Peran keluarga sangat mempengaruhi kejadian penularan Covid-19 pada

keluarga, karena dengan adanya peran keluarga yang baik, kejadian penularan

kemungkinan tidak akan terjadi. Khususnya pada saat melakukan isolasi mandiri,

peran keluarga yang tepat adalah saling memotivasi yang berupa dukungan.
Dengan saling menguatkan akan membangkitkan semangat dan memompa

optimisme pada keluarga sehingga tidak terjadi penularan pada anggota keluarga

lainnya (Santika, 2020).

Radiany (2020) menyatakan bahwa penularan Covid-19 pada keluarga

(klaster keluarga) adalah penyebaran virus corona yang terjadi saat salah satu

anggota keluarga terinfeksi virus, lalu menularkan ke anggota keluarga lainnya

sehingga satu rumah tangga tertular Covid-19 saat berada di rumah sendiri.

Kejadian penularan Covid-19 pada keluarga ini memang sangat rentan terjadi

karena keluarga merupakan orang terdekat yang tinggal dalam satu rumah dan

sering berinteraksi secara langsung. Menurut Radiany, et al (2020), faktor

penyebab munculnya klaster keluarga adalah membiarkan anak-anak bermain

bersama di lingkungan komplek atau perumahan tanpa protokol kesehatan,

kegiatan berkumpul warga, dan melakukan liburan, piknik atau jalan-jalan ke

tempat publik yang ramai. Sedangkan menurut Qian, et al (2020), klaster ini

menunjukkan bahwa Covid-19 dapat ditularkan selama masa inkubasi dan

penularan tersebut dapat terjadi tanpa gejala. Selain itu, Wang, et al (2020)

menyebutkan faktor penyebab terjadinya klaster keluarga adalah melalui

penularan sekunder dalam keluarga yaitu kurangnya pengetahuan tentang

penyakit menular dan kurang patuh dalam melakukan isolasi mandiri.

Kepatuhan dalam melakukan isolasi mandiri di rumah sangat

membutuhkan dukungan dari anggota keluarga karena keluarga mempunyai peran

penting dalam membentuk perilaku kesehatan (Paykani, et al, 2020). Adapun

faktor yang mempengaruhi perilaku patuh dipengaruhi oleh tiga faktor utama
yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong. Pada faktor

pendorong tersebut keluarga merupakan peran dominan dalam menetapkannya

perilaku khususnya perilaku dalam kepatuhan seseorang (Lawrence Green, 1980

dalam Notoadmojo, 2011). Keluarga sering didefinisikan sebagai unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul

dalam keadaan saling ketergantungan (Ashidiqie, 2020).

Peran keluarga sangat penting dalam tahap-tahap perawatan kesehatan

yaitu mulai dari tahapan peningkatan kesehatan pencegahan, pengobatan, sampai

dnegan tahap rehabilitasi (Efendi & Makhfuldli, 2009). Adapun peran keluarga

menurut Friedman (1998), yaitu motivator: memberikan dukungan dari anggota

keluarga, edukator: memberikan pengetahuan tentang kepatuhan pada saat isolasi

mandiri, dan fasilitator: memberikan sarana yang dibutuhkan keluarga saat isolasi

mandiri. Oleh karena itu, Interaksi sosial yang dipenuhi dengan dorongan moral

dalam keluarga bisa memberi kekuatan dan motivasi positif atas musibah Covid-

19 yang tengah dihadapinya, karena keluarga mempunyai tujuan meningkatkan

kualitas atau membangun gaya hidup sehat dan mencegah dari segala bentuk

penyakit.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dalam

kepatuhan isolasi mandiri memiliki pengaruh yang besar terhadap kejadian

penularan Covid-19 pada keluarga, karena ketika peran keluarga dilakukan

dengan baik maka saat isolasi mandiri dapat dilakukan secara tertib sehingga tidak

terjadi penularan Covid-19 pada keluarga. Sedangkan peran keluarga yang tidak
berjalan dengan baik dapat menyebabkan terjadinya penularan Covid-19 pada

keluarga.

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar

variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti) (Nursalam, 2014).

Faktor yang Faktor yang Penyebab munculnya


mempengaruhi peran mempengaruhi perilaku klaster keluarga:
keluarga: kepatuhan: 1. Membiarkan anak-
1. Kelas sosial 1. Faktor predisposisi anak bermain
2. Bentuk- (predisposing bersama di
bentuk factor) lingkungan
keluarga - Pengetahuan komplek atau
3. Latar - Keyakinan perumahan tanpa
belakang - Nilai protokol kesehatan
keluarga - Sikap 2. Kegiatan
4. Tahap siklus - Demografi berkumpul warga
kehidupan 2. Faktor pemungkin 3. Melakukan liburan,
keluarga (enabling factor) piknik atau jalan-
5. Model-model - Fasilitas atau jalan ke tempat
peran sarana publik yang ramai
kesehatan 4. Pada saat masa
3. Faktor pendorong inkubasi
(reinforcing factor) 5. Kasus tanpa gejala
- Keluarga 6. Kurangnya
Peran keluarga: - Petugas
1. Motivator pengetahuan
kesehatan tentang penyakit
2. Edukator - Petugas lain
3. Fasilitator menular
7. Kurang patuh
dalam melakukan
isolasi mandiri
Meningkatnya angka kejadian Kejadian penularan Covid-19 pada
kasus positif Covid-19 keluarga (klaster keluarga)

Sumber: Friedman (1998), Notoadmojo (2011), Radiany, et al (2020), Qian, et al


(2020), Wang, et al (2020).

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Peran Keluarga Dalam
Kepatuhan Isolasi Mandiri Dengan Kejadian Penularan
Covid-19 Pada Keluarga Di Kelurahan Perbon Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri merupakan faktor yang

mempengaruhi kejadian penularan Covid-19 pada keluarga. Faktor yang

mempengaruhi peran keluarga adalah kelas sosial, bentuk-bentuk keluarga, latar

belakang keluarga, tahap siklus kehidupan keluarga, dan model-model peran.

Adapun peran keluarga tersebut dapat berupa motivator yaitu dengan memberikan

dukungan dari anggota keluarga, edukator yaitu memberikan pengetahuan tentang

kepatuhan pada saat isolasi mandiri, dan fasilitator yaitu memberikan sarana yang

dibutuhkan keluarga saat isolasi mandiri. Faktor yang mempengaruhi perilaku

kepatuhan ada faktor predisposisi (pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap, dan


demografi), faktor pemungkin (fasilitas atau sarana kesehatan), dan faktor

pendorong (keluarga, petugas kesehatan, dan petugas lain). Pada faktor pendorong

tersebut keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan

khususnya dalam kepatuhan isolasi mandiri. Sedangkan penyebab munculnya

klaster keluarga adalah membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan

komplek atau perumahan tanpa protokol kesehatan, kegiatan berkumpul warga,

melakukan liburan, piknik atau jalan-jalan ke tempat publik yang ramai, pada saat

masa inkubasi, kasus tanpa gejala, kurangnya pengetahuan tentang penyakit

menular, dan kurang patuh dalam melakukan isolasi mandiri. Ketika kurang patuh

dalam melakukan isolasi mandiri, maka akan terjadi penularan Covid-19 pada

keluarga. Penyebab-penyebab tersebut juga mempengaruhi terjadinya penularan

Covid-19 pada keluarga. Sehingga angka kejadian kasus positif Covid-19 semakin

meningkat.

Penulis meneliti antara Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri

dengan Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian. Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan karena hipotesis

akan bisa memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan, analisis, dan

interpretasi data (Nursalam, 2014).


H1 : Ada Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri

dengan Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga di Kelurahan

Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi akurasi suatu hasil dan juga dapat digunakan peneliti sebagai

petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu

tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian (Nursalam, 2014).

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah “analitik

korelasional” yang menguji ada tidaknya hubungan atar variabel, dengan

pendekatan “cross sectional” yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran/observasi data variabel indpenden dan dependen hanya satu kali pada

satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai secara simultan

pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak semua subyek

penelitian harus diobservasi pada hari atau pada waktu yang sama, akan tetapi

baik variabel independen maupun dependen dinilai hanya satu kali saja

(Nursalam, 2014).

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subyek yang memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan (Nursalam, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

keluarga yang terpapar Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri di rumah pada
bulan Juli berjumlah 56 keluarga di Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban,

Kabupaten Tuban.

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2014). Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian keluarga yang terpapar Covid-19

dan melakukan isolasi mandiri di rumah pada bulan Juli di Kelurahan Perbon,

Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban.

Kriteria yang dijadikan sampel penelitian adalah kriteria inklusi. Kriteria

inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target

yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2014).

1. Kriteria inklusi

1) Keluarga yang bersedia dijadikan responden.

2) Responden yang bisa membaca dan menulis.

3) Keluarga yang terpapar Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri di

rumah.

4.2.3 Besar Sampel

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel

(Nursalam, 2008). Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya

sampel dalam penelitian ini adalah:

N
n=
1+ N ( d) ²

Keterangan:
n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat signifikan (p)

Besar sampel:

N
n=
1+ N (d) ²
56
n=
1+56 (0,05)²
56
n=
1+0,14

56
n=
1,14

n = 49,12 (dibulatkan)

n = 49 Responden

Jadi, besar sampel pada penelitian ini adalah 49 responden.

4.2.4 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dan populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam, 2014). Teknik sampling pada penelitian ini

menggunakan teknik Probability sampling yaitu setiap subyek dalam populasi

mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel.

Penelitian ini menggunakan teknik Simple random sampling adalah suatu teknik

penetapan sampel dengan cara diseleksi secara acak. Jika sampling frame kecil,

nama bisa ditulis pada secarcik kertas, diletakkan di kotak, diaduk dan diambil

secara acak setelah semuanya terkumpul (Nursalam, 2014).

4.3 Kerangka Operasional


Kerangka operasional atau kerangka kerja merupakan pertahapan

(langkah-langkah dalam aktivitas alamiah) mulai dari pertahapan populasi, sampel

dan seterusnya yaitu sejak penelitian awal dilaksanakan (Nursalam, 2013).

Kerangka operasional pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Populasi: Seluruh keluarga yang terpapar Covid-19 dan melakukan isolasi


4.1 mandiri di rumah pada bulan Juli berjumlah 56 keluarga

Sampling: Simple Random Sampling

Sampel: Sebagian keluarga yang terpapar Covid-19 dan melakukan isolasi


mandiri di rumah pada bulan Juli berjumlah 49 keluarga

Variabel independen: Variabel dependen:


Peran keluarga dalam Kejadian penularan
kepatuhan isolasi mandiri Covid-19 pada keluarga

Instrumen: Kuesioner

Pengolahan data:
Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating

Uji analisis Chi Square

Hasil dan Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Peran Keluarga Dalam


Kepatuhan Isolasi Mandiri Dengan Kejadian Penularan
Covid-19 Pada Keluarga Di Kelurahan Perbon Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban

4.4 Variabel Penelitian


Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain). Dalam riset, veriabel

dikarakteristikan sebagai derajat, jumlah, dan perbedaan. Variabel juga

merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu

fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian. Konsep yang

dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur,

misalnya denyut jantung, hemoglobin, dan pernapasan tiap menit. Sesuatu yang

konkret tersebut bisa diartikan sebagai suatu variabel dalam penelitian (Nursalam,

2014).

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti

menciptakan suatu dampak pada variabel dependen (Nursalam, 2014). Variabel

independen pada penelitian ini adalah Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi

Mandiri.

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan

oleh variabel lain atau variabel independen (Nursalam, 2014). Variabel dependen

pada penelitian ini adalah Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)

artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran


secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi

lagi oleh orang lain (Nursalam, 2014).

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Hubungan Peran


Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri Dengan Kejadian
Penularan Covid-19 Pada Keluarga Di Kelurahan Perbon
Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban

Definisi
Variabel Indikator Alat Ukur Skala Skor/Kode
Operasional
Variabel Suatu 1. Peran Kuesioner Ordinal Skor:
Independen perilaku atau keluarga - Baik: 76-
tindakan sebagai 100%
Peran yang motivator - Cukup:
Keluarga dilakukan 2. Peran 56-75%
dalam oleh keluarga keluarga - Kurang:
Kepatuhan kepada sebagai <56%
Isolasi anggota edukator
Mandiri keluarga agar 3. Peran - Selalu = 4
patuh dalam keluarga - Sering = 3
melakukan sebagai - Kadang-
isolasi fasilitator kadang = 2
mandiri - Tidak
pernah = 1

Kode:
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
Variabel Kejadian 1. Hasil swab Kuesioner Nominal - Terjadi
Dependen penularan PCR penularan
Covid-19 positif atau Covid-19
Kejadian yang hasil swab jika
Penularan disebabkan Antigen jawaban
Covid-19 oleh banyak reaktif pertanya-
pada penyebab an no. 1 =
Keluarga salah satunya Ya
adalah - Tidak
kurang patuh terjadi
dalam penularan
melakukan Covid-19
isolasi jika
mandiri jawaban
sehingga pertanya-
terjadi an no. 1 =
penularan Tidak
pada keluarga
yang serumah Kode:
1. Tidak
terjadi
penularan
Covid-19
pada
keluarga
2. Terjadi
penularan
Covid-19
pada
keluarga

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang disusun oleh peneliti yang disesuaikan

dengan tujuan penelitian (tujuan khusus) untuk dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur dan dapat memberikan gambaran terhadap perbedaan subjek

penelitian (Nursalam, 2013).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, variabel

independen menggunakan kuesioner dengan jumlah 25 pernyataan dan diukur

dengan skala likert, dan variabel dependen juga menggunakan kuesioner dengan

jumlah 2 pertanyaan.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban,

Kabupaten Tuban. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2021.

4.8 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian

dan teknik instrumen yang digunakan (Burns & Grove, 1999).


Pengumpulan data pada penelitian ini dimulai peneliti menyerahkan surat

izin penelitian kepada kepalah Kelurahan, setelah mendapatkan izin dari pihak

Kelurahan peneliti menghubungi tim satgas Covid-19 Kelurahan untuk meminta

data dan melakukan penetapan subyek penelitian sesuai dengan persyaratan

sampel yang telah ditentukan pada kriteria inklusi.

Peneliti melakukan pendekatan kepada subyek penelitian dengan

menghubungi calon responden untuk menjelaskan dan meyakinkan bahwa data

yang diambil sudah terjaga kerahasiaannya, kemudian peneliti mengirim link

kuesioner melalui google form, jika responden bersedia maka akan memilih setuju

pada informed consent yang sudah dibuat oleh peniliti di google form tersebut.

4.9 Cara Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang

mengungkap fenomena (Nursalam,2014).

4.9.1 Editing

Editing merupakan kegiatan pengecekan isi kuesioner apakah kuesinoer

sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari responden, relevan jawaban dengan

pertanyaan, dan konsisten. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data,

pengisian kuesioner, dan setelah data terkumpul (Notoatmodjo, 2010). Hal ini

dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi

langsung oleh responden.

4.9.2 Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010).

1. Peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri

1) Kode 3 = Baik

2) Kode 2 = Cukup

3) Kode 1 = Kurang

2. Kejadian penularan Covid-19 pada keluarga

1) Kode 2 = Terjadi penularan Covid-19 pada keluarga

2) Kode 1 = Tidak terjadi penula-ran Covid-19 pada keluarga

4.9.3 Scoring

Yaitu menentukan skor atau nilai untuk item observasi dan menentukan

nilai terendah dan tertinggi.

1. Scoring peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri

Baik: 76-100%

Cukup: 56-75%

Kurang: <56%

3. Skor jawaban pada pernyataan peran keluarga dalam kepatuhan isolasi

mandiri:

Selalu = 4

Sering = 3

Kadang – kadang = 2

Tidak pernah = 1
1) Jumlah pernyataan sebanyak 25 pernyataan

2) Skor maksimal jawaban yaitu 4

3) Menentukan jumlah skor maksimal = skor maksimal x jumlah


pertanyaan = 4 x 25 = 100
4) Cara menghitungnya dengan menggunakan rumus:

p= ƒ x 100

Keterangan:

p = Nilai yang didapat

ƒ = Skor yang didapat

N = Skor maksimal

4.9.4 Tabulating

Tabulasi data merupakan langkah memasukkan data berdasarkan hasil

penggalian data di lapangan (Santoso & Slamet, 2009). Hal ini dilakukan setelah

editing, coding, dan scoring selesai dilakuan. Data akan dikelompokkan ke dalam

tabel frekuensi untuk mempermudah dalam menganalisa.

Menurut Arikunto (2010), interpretasi data berdasarkan sub variabel

dikategorikan dengan kriteria:

1. Seluruhnya : 100%

2. Hampir seluruhnya : 76% - 99%

3. Sebagian besar : 51% - 75%

4. Setengahnya : 50%

5. Hampir setengahnya : 26% - 49%

6. Sebagian kecil : 1% - 25%


7. Tidak satupun : 0%

4.9.5 Uji Statistika yang digunakan

Setelah data diperoleh data akan dimasukkan ke dalam tabulasi data dan

dianalisa dengan uji analisa yaitu uji Chi Square. Jenis data yang digunakan

dalam uji tersebut harus berbentuk data frekuensi berskala nominal atau ordinal

(data kualitatif) atau dapat juga salah satu data berskala nominal atau ordinal.

4.9.6 Pembacaan Hasil Uji Statistika

Kekuatan dan arah korelasi (hubungan) akan mempunyai arti jika

hubungan antar variabel tersebut bernilai signifikan. Dikatakan ada hubungan

yang signifikan, jika nilai asymp signifikasi < 0,05. Sementara itu, jika nilai

asymp signifikasi > 0,05, maka hubungan antar variabel tersebut dapat dikatakan

tidak signifikan atau tidak berarti.

4.9.7 Cara Penarikan Kesimpulan

Ketentuan pengambilan keputusan apakah hipotesis diterima atau ditolak

dengan melihat signifikasi. Bila asymp signifikasi < 0,05, maka H1 diterima,

artinya ada hubungan peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri dengan

kejadian penularan Covid-19 pada keluarga di Kelurahan Perbon, Kecamatan

Tuban, Kabupaten Tuban.

4.9.8 Piranti/alat yang digunakan

Piranti atau alat yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara

variabel adalah dengan menggunakan software SPSS for windows.


4.10 Etika Penelitian

4.10.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden dimana peneliti memberikan lembar persetujuan sebelum dilakukan

penelitian kepada responden. Tujuannya adalah agar responden mengerti maksud

dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka

peneliti harus menghormati hak responden.

4.10.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, maka peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data. Lembar tersebut

hanya diberikan kode tertentu.

4.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua informasi yang telah diberikan oleh responden dijamin

kerahasiannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

pada hasil riset.


DAFTAR PUSTAKA

Amrulloh, A. M, 2017, Hubungan Peran Keluarga Dengan Perilaku Pencegahan


Peningkatan Kadar Asam Urat Pada Lansia. SKRIPSI.
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/84/3/skripsi_amrul_lengkap.pdf
Arikunto, S, 2010, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta.
Ashidiqie, M. L. I. I, 2020, Peran Keluarga Dalam Mencegah Coronavirus
Disease 2019, Salam: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(8), 911–922.
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i8.15411
Efendi & Makhfuldli, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Friedman, Marylan M, 1998, Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik, Jakarta:
EGC.
Friedman, Marylan M, 2010, Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik Edisi 5,
Jakarta: EGC.
Harmoko, 2012, Asuhan Keperawatan Keluarga. Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
h.30.
Ian & Marcus, 2011, Pasikologi kesehatan panduan lengkap dan komprehensif
bagi studi psikologi kesehatan, Cetakan I, Yogyakarta: Palmall
Johnson, 2010, Keperawatan Keluarga, Yogyakarta: Nuha Medika.
Kamidah, 2015, Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Simo Boyolali, Skripsi: Stikes
Aisyiyah.
KemenkesRI, 2020, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), MenKes/413/2020,
2019, 1–207. https://covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/KMK No.
HK.01.07-MENKES-413-2020 ttg Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
COVID-19.pdf
Kozier, 2010, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Jakarta: EGC.
Liana K, M. H, 2016, Keluarga (Family), Makalah.
https://www.academia.edu/31213359/Makalah_Keluarga_Family_pdf
Mubarak, Chayatin, & Santosa, 2009, Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi, Jakarta: Salemba Medika.
Ningsih, S. S. W, 2017, Hubungan Peran Keluarga Dengan Personal Hygiene
Bendo Kabupaten Magetan, Oleh: Sri Sistari Wahyu Ningsih Nim :
201302048 Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun, Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2011, Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni, Edisi Revisi
II. Jakarta: Rineka Cipta.
Novi Afrianti, C. R, 2021, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Masyarakat Terhadap Protokol Kesehatan Covid-19, Jurnal Ilmiah STIKES
Kendal, 11(1), 113–124.
Nursalam, 2013, Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, 2014, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 4, Jakarta:
Salemba Medika.
Paykani, T., Zimet, G. D., Esmaeili, R., Khajedaluee, A. R., & Khajedaluee, M,
2020, Perceived social support and compliance with stay-at-home orders
during the COVID-19, outbreak: evidence from Iran. BMC Public Health,
20(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12889-020-09759-2
Qian, G., Yang, N., Yan Ma, A. H., Wang, L., Li, G., Chen, X., & Chen, X, 2020,
COVID-19 transmission within a family cluster by presymptomatic carriers
in China. Clinical Infectious Diseases, 71(15), 861–862.
https://doi.org/10.1093/cid/ciaa316
Santika, I. G. N, 2020, Optimalisasi Peran Keluarga Dalam Menghadapi
Persoalan Covid-19: Sebuah Kajian Literatur, Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial,
6(2), 127–137. http://dx.doi.org/10.23887/jiis.v6i2.28437
Sari, D, 2017, Hubungan Peran Keluarga Dengan Keberhasilan Toilet Training
Pada Anak Usia Dini 2-3 Tahun.
Setiadi, 2008, Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga – Edisi Pertama,
Yogyakarta: Graha Ilmu
Song, R., Han, B., Song, M., Wang, L., Conlon, C. P., Dong, T., Tian, D., Zhang,
W., Chen, Z., Zhang, F., Shi, M., & Li, X, 2020, Clinical and
epidemiological features of COVID-19 family clusters in Beijing, China.
Journal of Infection, 81(2), e26–e30.
https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.04.018
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen,
L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F.,
Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E, 2020, Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Utara, U. S, 2017, Hubungan Peran Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian.
Wang, Y., Tian, H., Zhang, L., Zhang, M., Guo, D., Wu, W., Zhang, X., Kan, G.
L., Jia, L., Huo, D., Liu, B., Wang, X., Sun, Y., Wang, Q., Yang, P., &
Macintyre, C. R, 2020, Reduction of secondary transmission of SARS-CoV-2
in households by face mask use, disinfection and social distancing: a cohort
study in Beijing, China, BMJ Global Health, 5(5), 1–9.
https://doi.org/10.1136/bmjgh-2020-002794
WHO, 2020, Coronavirus (symptoms)
https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_3
Zakaria, D., & Hira, R. H, 2020, Pandemi Covid-19: Flattening The Curve,
Kebijakan dan Peraturan. Vox Populi, 3(1), 1. https://doi.org/10.24252/
vp.v3i1.14077
Zamsari, 2014, Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Perawatan Diri Pada Lanjut Usia Di Dusun Jogolanan Lor Kasihan Bantul,
Skripsi. STIKES Aisyiyah Yogyakarta Tahun 2014.
BAB 5

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan analisis penelitian

tentang “Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri dengan

Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga di Kelurahan Perbon Kecamatan

Tuban Kabupaten Tuban” pada tanggal 12 Agustus sampai 22 Agustus 2021.

Penelitian ini akan diuji dengan menggunakan “Uji Chi Square”. Jika nilai

Asymp. Sig < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan, sedangkan jika nilai

Asymp. Sig > 0,05 maka tidak ada hubungan yang signifikan.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Data Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1) Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban

Kabupaten Tuban.

Adapun batas wilayah kerja Kelurahan Perbon adalah:

- Batas Utara : Desa Sugihwaras

- Batas Timur : Kelurahan Latsari

- Batas Selatan : Desa Kembangbilo

- Batas Barat : Desa Sugihwaras dan Kelurahan Mondokan

2) Data Demografis

Berdasarkan data administrasi pemerintahan Kelurahan Perbon tahun

2021, penduduk Kelurahan Perbon berjumlah 7,649 jiwa, dengan


rincian 3,806 laki-laki dan 3,843 perempuan. Secara topografi

Kelurahan Perbon ini berupa dataran rendah yaitu sekitar 7,00 Ha.

Sedangkan letak Kelurahan Perbon dengan luas wilayah 297,44 Ha. Di

Kelurahan Perbon terdiri dari 9 RW dan 29 RT.

3) Sarana Pendidikan

PAUD : 3 buah

TK : 5 buah

SD/MI : 2 buah

SMP/MTs : 2 buah

SMA/SMK: 3 buah

4) Sarana Kesehatan

Posyandu : 7 buah

Klinik : 2 buah

5) Sarana Ibadah

Masjid : 5 buah

Musholla : 27 buah
6) Struktur Organisasi

LURAH

SEKRETARIS

STAF

SEKSI SEKSI SEKSI


PEMERINTAHAN KETENTRAMAN KESEJAHTERAAN
DAN DAN KETERTIBAN DAN PELAYANAN
PEMBANGUNAN UMUM

STAF
STAF
STAF

STAF
STAF

Sumber: Data Susunan Organisasi Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten


Tuban Tahun 2021

Gambar 5.1 Struktur Pemerintahan Kelurahan Perbon Kecamatan


Tuban Tuban Kabupaten Tuban Tahun 2021

Keterangan :

(1) Zainal Abidin, SH : Kepala Kelurahan

(2) Muriyati, S. Pd : Sekretaris Kelurahan

(3) Teguh Santoso, SH : Staf Sekretaris Kelurahan

(4) Halinda Novarina N : Kepala Seksi Kesejahteraan dan Pelayanan Umum

(5) Suwito : Staf Seksi Kesejahteraan dan Pelayanan Umum

(6) Ali Imron : Staf Seksi Kesejahteraan dan Pelayanan Umum

(7) Supriyanto, S. Sos : Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban

(8) Akhmad Manan : Staf Seksi Ketentraman dan Ketertiban


(9) Muriyati, S. Pd : Kepala Seksi Pemerintahan dan Pembangunan

(10) Sumarwan : Staf Seksi Pemerintahan dan Pembangunan

5.1.2 Data Umum Responden

1. Usia

Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Usia di Kelurahan Perbon


Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban Tahun 2021

No. Umur Frekuensi Persentase


1. 21 - 30 9 18,4 %
2. 31 - 40 13 26,5 %
3. 41 - 50 22 44,9 %
4. 51 - 60 5 10,2 %
Jumlah 49 100 %

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 49 (100%) responden,

hampir setengahnya berusia 41 – 50 tahun sebanyak 22 responden (44,9%)

dan sebagian kecil berusia 51 – 60 tahun sebanyak 5 responden (10,2%).

2. Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di


Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban
Tahun 2021

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


1. Laki - laki 28 57,1 %
2. Perempuan 21 42,9 %
Jumlah 49 100 %

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 49 (100%) responden

sebagian besar bejenis kelamin laki-laki sebanyak 28 (57,1%) dan hampir

setengahnya berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 (42,9%).


3. Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Kelurahan


Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban Tahun 2021

No. Pendidikan Frekuensi Persentase


1. SMP/MTS 5 10,2 %
2. SMA/MA 16 32,7 %
3. S1 16 32,7 %
4. S2 12 24,5 %
Jumlah 49 100 %

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 49 (100%) responden

hampir setengahnya berpendidikan SMA/MA dan S1 sebanyak 16

responden (32,7%) dan sebagian kecil berpendidikan SMP/MTs sebanyak

5 responden (10,2%).

4. Pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kelurahan


Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban Tahun 2021

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase


1. Pedagang 1 2,0 %
2. Swasta 21 42,9 %
3. Karyawan 5 10,2 %
4. Guru 3 6,1 %
5. PNS 7 14,3 %
6. BUMN 3 6,1 %
7. IRT 9 18,4 %
Jumlah 49 100 %

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari 49 (100%) responden

hampir setengahnya berpekerjaan swasta sebanyak 21 responden (42,9%)

dan sebagian kecil berpekerjaan pedangang sebanyak 1 responden (2,0%).


5.1.3 Data Khusus Responden

1. Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Peran Keluarga dalam Kepatuhan


Isolasi Mandiri Responden di Kelurahan Perbon
Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban Tahun 2021

No. Peran Keluarga Frekuensi Persentase


1. Baik 40 81,6 %
2. Cukup 6 12,2 %
3. Kurang 3 6,1 %
Jumlah 49 100 %

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari jumlah 49 (100%)

responden hampir seluruhnya peran keluarga dalam kepatuhan isolasi

mandiri di Kelurahan Perbon baik sebanyak 40 responden (81,6%) dan

sebagian kecil peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri di

Kelurahan Perbon kurang sebanyak 3 responden (6,1%).

2. Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kejadian Penularan Covid-19 pada


Keluarga Responden di Kelurahan Perbon Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban Tahun 2021

No. Kejadian Penularan Covid-19 Frekuensi Persentase


1. Terjadi penularan Covid-19 12 24,5 %
2. Tidak terjadi penularan Covid-
19 37 75,5 %
Jumlah 49 100 %

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari jumlah 49 (100%)

responden sebagian besar tidak terjadi penularan Covid-19 pada keluarga


di Kelurahan Perbon sebanyak 37 responden (75,5%) dan sebagian kecil

terjadi penularan Covid-19 pada keluarga di Kelurahan Perbon sebanyak

12 responden (24,5%).

3. Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri dengan

Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban

Tabel 5.7 Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga Menurut


Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri di
Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban
Tahun 2021

Kejadian Penularan Covid-19


Tidak Terjadi
No
Peran Keluarga Terjadi Penularan Total
.
Penularan Covid-19
Covid-19
1. Kurang 0 3 3
(0,0 %) (100 %) (100 %)
2. Cukup 0 6 6
(0,0 %) (100 %) (100 %)
3. Baik 37 3 40
(92,5 %) (7,5 %) (100 %)
Jumlah 37 12 49
(75,5 %) (24,5 %) (100 %)

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa responden yang tidak terjadi

penularan Covid-19 pada keluarga lebih banyak didapatkan pada

responden yang memiliki peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri

baik sebanyak 37 (92,5%), sedangkan responden yang terjadi penularan

Covid-19 pada keluarga lebih banyak didapatkan pada responden yang

memiliki peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri cukup sebanyak

6 (100%) dan kurang sebanyak 3 (100%).

5.2 Analisa Data


Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Square. Data yang

diperoleh dengan cara menggunakan kuesioner melalui google form kemudian

dilakukan editing dengan cara menyeleksi data yang masuk dari pengumpulan

data melalui observasi serta pemeriksaan terhadap jawaban yang diberikan,

memastikan tidak ada kuesioner yang tidak terisi, selanjutnya dilakukan coding

pada masing-masing variabel sesuai dengan yang tercantum dalam definisi

operasional. Kemudian data ditabulasi ke dalam tabel yang kemudian dianalisis

dengan uji Chi Square menggunakan SPSS for Windows diperoleh hasil yaitu nilai

Asymp. Sig = 0,000 dan nilai koefesien korelasi terdapat -0,776. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan peran keluarga dalam kepatuhan isolasi

mandiri dengan kejadian penularan Covid-19 pada keluarga di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.


BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Penelitian

Bab pembahasan ini menguraikan tentang hasil penelitian dan keterbatasan

yang ditemui selama proses penelitian berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui adanya hubungan peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri

dengan kejadian penularan Covid-19 pada keluarga di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

6.1.1 Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban

Hampir seluruhnya peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri di

Kelurahan Perbon baik sebanyak 40 responden (81,6%).

Menurut Friedman (1998), keluarga mempunyai sarana peran utama dalam

pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga dengan memberikan motivasi,

edukasi dan fasilitasi. Sedangkan Friedman (2010), menyatakan bahwa keluarga

memiliki peran untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk

mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga

yang sakit. Peran keluarga sangat penting dalam tahap-tahap perawatan kesehatan

yaitu mulai dari tahapan peningkatan kesehatan pencegahan, pengobatan, sampai

dengan tahap rehabilitasi (Efendi & Makhfuldli, 2009). Peran keluarga adalah
seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan

pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari

oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga (Setiadi dalam Zamsari 2014).

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, bahwa hampir seluruhnya

peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri di Kelurahan Perbon baik, hal ini

dikarenakan keluarga memberikan motivasi, edukasi, dan fasilitasi terhadap

anggota keluarga yang melakukan isolasi mandiri. Keluarga pasien yang

melakukan isolasi mandiri di Kelurahan Perbon telah melakukan peran keluarga

sebagai motivator yaitu dengan mendukung anggota keluarga yang melakukan

isolasi mandiri untuk mematuhi peraturan-peraturan isolasi mandiri, mendukung

anggota keluarga untuk selalu menjalankan protokol kesehatan, mendukung

anggota keluarga untuk menjaga kebersihan tempat yang telah ditempati saat

isolasi mandiri, sharing dengan anggota keluarga yang melakukan isolasi mandiri

untuk mengetahui perkembangan kesehatan, peduli dengan masalah-masalah

kesehatan pada anggota keluarga lainnya khususnya pada anggota keluarga yang

melakukan isolasi mandiri, dan memberikan pujian kepada anggota keluarga yang

melakukan isolasi mandiri ketika selalu mematuhi peraturan-peraturan isolasi

mandiri dan protokol-protokol kesehatan. Keluarga pasien yang melakukan isolasi

mandiri di Kelurahan Perbon juga telah melakukan peran keluarga sebagai

edukator yaitu dengan mengajarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),

mengajarkan cara mencuci tangan yang benar, mengajarkan etika batuk atau

bersin, memberikan informasi tentang penggunakan masker, memberikan

informasi tentang pentingnya melakukan pengukuran suhu, memberikan informasi


tentang kebersihan tangan, memberikan informasi tentang makanan bergizi,

memberikan informasi tentang pentingnya olahraga, memberikan informasi

tentang pentingnya berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi, dan memberikan

informasi tentang cara mencuci pakaian yang telah dikenakan. Sedangkan pada

peran keluarga sebagai fasilitator yaitu dengan menyediakan tempat atau kamar

untuk isolasi mandiri, menyediakan peralatan makan, menyediakan peralatan

mandi, menyediakan linen/seprai, menyediakan masker, menyediakan alat

pengukur suhu, menyediakan alat kebersihan rumah, seperti cairan disinfektan,

dan menyediakan air bersih mengalir yang memadai.

Akan tetapi pada keluarga pasien yang isolasi mandiri di Kelurahan

Perbon masih banyak yang belum melakukan peran keluarga sebagai edukator

terutama pada pemberian informasi tentang pentingnya melakukan observasi

gejala klinis yang telah dialami oleh anggota keluarga yang melakukan isolasi

mandiri.

Peran keluarga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan

keluarga, sehingga dalam kepatuhan melakukan isolasi mandiri keluarga

mempunyai peran sebagai motivator yaitu dengan memberikan dukungan dari

anggota keluarga, edukator yaitu memberikan pengetahuan tentang kepatuhan

pada saat isolasi mandiri, dan fasilitator yaitu memberikan sarana yang

dibutuhkan keluarga saat isolasi mandiri.

Keluarga yang terpapar Covid-19 pada bulan Juli 2021 di Kelurahan

Perbon yang memiliki peran keluarga kurang lebih banyak didapatkan pada

keluarga yang berpendidikan S1 sebanyak 2 (12,5%) dan yang memiliki peran


keluarga baik lebih banyak didapatkan pada keluarga yang berpendidikan S2

sebanyak 11 (91,7%).

Menurut teori dasar dari Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku

kesehatan seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, faktor predisposisi (umur,

pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (jarak ke

fasilitas kesehatan), faktor penguat (dukungan keluarga dan tokoh masyarakat)

(Notoatmodjo, 2014). Tingkat pendidikan pada dasarnya adalah salah satu faktor

yang mempengaruhi pengetahuan dan tindakan seseorang karena pengetahuan

akan langsung berpengaruh pada perilaku (Dharmawati & Wirata, 2016).

Keluarga yang memiliki peran keluarga baik terdapat pada keluarga yang

berpendidikan tinggi, karena semakin tinggi pendidikan semakin banyak

pengetahuan yang didapatkan. Khususnya pada pengetahuan perilaku patuh dalam

melakukan isolasi mandiri. Sehingga pada keluarga yang terpapar Covid-19 di

Kelurahan Perbon yang berpendidikan tinggi telah melakukan isolasi mandiri

dengan patuh dan memiliki peran keluarga dalam kategori baik.

Keluarga yanag terpapar Covid-19 pada bulan Juli 2021 di Kelurahan

Perbon yang memiliki peran keluarga kurang lebih banyak didapatkan pada

keluarga yang berpekerjaan guru sebanyak 1 (33,3%) dan yang memiliki peran

keluarga baik lebih banyak didapatkan pada keluarga yang terpapar Covid-19

berpekerjaan BUMN sebanyak 3 (100%) dan IRT sebanyak 9 (100%).

Lingkungan pekerjaan dapat memberikan pengetahuan atau pengalaman

kepada seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung yang juga akan

mempengaruhi proses seseorang untuk menerima pengetahuan (Mubarak, 2011).


Faktor-faktor yang mempengaruhi peran keluarga adalah kelas sosial (pendidikan,

pekerjaan, penghasilan, dan usia), bentuk-bentuk keluarga, latar belakang

keluarga, tahap siklus kehidupan keluarga, dan model-model peran (Friedman,

1998).

Pada keluarga di Kelurahan Perbon yang bekerja BUMN akan

mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman yang cukup saat bekerja di

lingkungan kerjanya. Sedangkan pada seorang ibu yang bekerja sebagai IRT

memiliki waktu cukup untuk berinterkasi dengan anggota keluarga lainnya.

Sehingga peran keluarga dapat dikategorikan baik pada kelurga yang berpekerjaan

BUMN dan IRT.

6.1.2 Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban

Sebagian besar tidak terjadi penularan Covid-19 pada keluarga di

Kelurahan Perbon sebanyak 37 responden (75,5%).

Menurut studi epidemiologi dan virologi membuktikan bahwa Covid-19

utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang

berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi air dengan

diameter >5-10 µm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak

dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan

(misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut

dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda

dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh

karena itu, penularan virus korona dapat terjadi melalui kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau benda

yang digunakan pada orang yang terinfeksi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat

kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), meskipun risiko penularan

sangat rendah akan tetapi masih ada kemungkinan kecil untuk terjadi penularan

(MenKesRI, 2020).

Kejadian penularan Covid-19 pada keluarga ini memang sangat rentan

terjadi karena keluarga merupakan orang terdekat yang tinggal dalam satu rumah

dan sering berinteraksi secara langsung. Penularan Covid-19 pada keluarga

(klaster keluarga) adalah penyebaran virus corona yang terjadi saat salah satu

anggota keluarga terinfeksi virus, lalu menularkan ke anggota keluarga lainnya

sehingga satu rumah tangga tertular Covid-19 saat berada di rumah sendiri

(Radiany, 2020). Faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan Covid-19

adalah pengetahuan dan informasi tentang perilaku hidup sehat sesuai dengan

protokol kesehatan Covid-19 (Idris, et al, 2021).

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, bahwa sebagian besar tidak

terjadi penularan Covid-19 pada keluarga di Kelurahan Perbon, hal ini

dikarenakan keluarga patuh dalam melakukan isolasi mandiri dan selalu mentaati

protokol-protokol kesehatan.

Keluarga yang terpapar Covid-19 pada bulan Juli 2021 di Kelurahan

Perbon yang tidak terjadi penularan Covid-19 pada keluarga lebih banyak

didapatkan pada keluarga berusia 31-40 tahun sebanyak 12 (92,3%) dan yang

terjadi penularan Covid-19 pada keluarga lebih banyak didapatkan pada keluarga

yang berusia 51-60 tahun sebanyak 4 (80,0%).


Usia seseorang mempengaruhi pola pikir dan daya tangkap dalam

mempelajari suatu objek. Semakin bertambahnya usia maka semakin bertambah

pula pola pikir dan daya tangkapnya untuk mempelajari sesuatu sehingga

pengetahuan yang didapatkanpun semakin baik (Budiman & Riyanto, 2013). Saat

seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang Covid-19, maka ia akan

mampu untuk menentukan bagaimana dirinya harus berperilaku yang baik

terhadap pencegahan penularan Covid-19 (Achmadi, 2013). Semakin tingginya

usia seseorang akan semakin banyak pengalaman hidup yang dimiliki dan

semakin mudah untuk menerima perubahan perilaku khususnya dalam kegiatan

kesehatan. Seiring bertambahnya usia juga tingkat berpikir lebih matang dalam

bertindak (Stuart & Sundeen, 2007). Sedangkan menurut penelitian Dewi (2020),

faktor usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan sosial ekonomi tidak

mempengaruhi perilaku pencegahan penularan Covid-19, akan tetapi faktor

pengetahuan mempengaruhi perilaku pencegahan penularan Covid-19.

Pada bertambahnya usia seseorang maka tingkat berpikir lebih matang.

Jika keluarga menerima dan mendapatkan informasi dari orang lain atau dari

media lain keluarga akan menerima informasi dengan baik karena usia yang sudah

cukup akan lebih matang cara berfikirnya. Di Kelurahan Perbon yang tidak terjadi

penularan Covid-19 pada keluarga didapatkan pada keluarga berusia 31-40 tahun,

hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan yang cukup sehingga dapat mencegah

terjadinya penularan Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan yang sudah

ditetapakan oleh pemerintah.


Keluarga yang terpapar Covid-19 pada bulan Juli 2021 di Kelurahan

Perbon yang tidak terjadi penularan Covid-19 pada keluarga lebih banyak

didapatkan pada keluarga yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 (85,7%)

dan yang terjadi penularan Covid-19 pada keluarga lebih banyak didapatkan pada

keluarga yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9 (32,1%).

Jenis kelamin memberi pengaruh terhadap perilaku kesehatan seseorang.

Jika dibandingkan antara jenis kelamin laki-laki dengan jenis perempuan, maka

jenis kelamin perempuan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik. Hal

ini disebabkan karena pada jenis kelamin perempuan memiliki lebih banyak

waktu untuk membaca atau berdiskusi dengan lingkungannya (Wulandari, et al,

2020). Jenis kelamin bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku

pencegahan penularan Covid-19. Hal ini dikarenakan pada jenis kelamin laki-laki

maupun perempuan memungkinkan untuk memiliki keaktifan dan terpapar

informasi yang sama mengenai Covid-19 (Khairunnisa, 2021).

Pada keluarga yang berjenis kelamin perempuan di Kelurahan Perbon

lebih banyak didapatkan tidak terjadi penularan Covid-19 pada keluarga karena

perempuan memiliki banyak waktu untuk membaca atau berdiskusi dengan

lingkungannya terkait pencegahan penularan Covid-19. Sedangkan pada keluarga

yang berjenis kelamin laki-laki di Kelurahan Perbon lebih banyak didapatkan

terjadi penularan Covid-19 pada keluarga karena laki-laki memiliki banyak waktu

untuk bekerja. Sehingga pengetahuan yang dimiliki terkait pencegahan penularan

Covid-19 masih kurang.


6.1.3 Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri dengan

Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga di Kelurahan Perbon

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban

Responden yang tidak terjadi penularan Covid-19 pada keluarga lebih

banyak didapatkan pada responden yang memiliki peran keluarga dalam

kepatuhan isolasi mandiri baik sebanyak 37 (92,5%), sedangkan responden yang

terjadi penularan Covid-19 pada keluarga lebih banyak didapatkan pada responden

yang memiliki peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri cukup sebanyak 6

(100%) dan kurang sebanyak 3 (100%).

Berdasarkan uji Chi Square menggunakan SPSS for Windows diperoleh

hasil yaitu nilai Asymp. Sig = 0,000 dan nilai koefesien korelasi terdapat -0,776.

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan peran keluarga dalam kepatuhan

isolasi mandiri dengan kejadian penularan Covid-19 pada keluarga di Kelurahan

Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

Menurut teori Lawrence Green (1980), faktor yang berhubungan dengan

perilaku patuh diantaranya ada faktor pendorong (reinforcing factor) yaitu berupa

sikap atau perilaku keluarga yang mendukung anggota keluarga yang terpapar

Covid-19 untuk patuh dalam melakukan isolasi mandiri (Notoadmojo, 2011).

Peran keluarga sangat berharga dan akan menambah ketentraman hidup suatu

keluarga. Peran keluarga yang dilakukan dengan penuh kasih sayang dan

perhatian akan mampu dipahami maknanya dengan baik sebagai

penyokong/penopang kehidupan suatu keluarga. Sehingga semakin baik peran

keluarga yang diberikan maka semakin kecil tidak terjadi masalah pada kesehatan
keluarga. Karena dengan adanya peran yang baik dari keluarga, secara emosional

merasa lega karena merasa diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang

menyenangkan pada dirinya, merasa dihargai, dan disayangi (Nurjamil &

Rokayah, 2017).

Setelah dilakukan penelitian dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya

peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri di Kelurahan Perbon baik dan

tidak terjadi penularan Covid-19 pada keluarga lebih banyak, dibandingkan

dengan peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri kurang dan terjadi

penularan Covid-19 pada keluarga. Peran keluarga yang tepat adalah saling

memotivasi yang berupa dukungan, khususnya pada saat melakukan isolasi

mandiri karena dengan adanya peran keluarga yang baik, kejadian penularan

kemungkinan tidak akan terjadi. Seperti yang dilakukan keluarga di Kelurahan

Perbon, keluarga melakukan perannya dengan baik terhadap anggota keluarga

yang melakukan isolasi mandiri dengan memberikan motivasi, edukasi dan

fasilitasi. Sehingga banyak keluarga yang tidak terjadi penularan Covid-19 pada

anggota keluarga lainnya.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam meneliti (Nursalam,

2016). Pada penelitian ini peneliti memeliki beberapa keterbatasan, namun

diharapkan tidak mempengaruhi tujuan utama dalam penelitian. Keterbatasan

tersebut antara lain keluarga yang dijadikan responden sulit dihubungi dan

responnya lama.
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Hampir seluruhnya peran keluarga dalam kepatuhan isolasi mandiri di

Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban baik.

2. Sebagian besar tidak terjadi penularan Covid-19 pada keluarga di

Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

3. Hasil uji Chi Square didapatkan nilai Asymp. Sig = 0,000 dan koefesien

korelasi = -0,776. Disimpulkan bahwa ada hubungan peran keluarga


dalam kepatuhan isolasi mandiri dengan kejadian penularan Covid-19

pada keluarga di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

7.2 Saran

Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

7.2.1 Bagi keluarga yang terpapar Covid-19

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi keluarga yang

terpapar Covid-19 dalam memahami peran keluarga dalam kepatuhan

isolasi mandiri sehingga angka kejadian penularan Covid-19 pada keluarga

menurun.

7.2.2 Bagi Keluarga yang Merawat Anggota Keluarga yang Melakukan Isolasi

Mandiri

Diharapkan keluarga memberikan edukasi kepada anggota keluarga yang

melakukan isolasi mandiri dengan memberikan informasi tentang

pentingnya melakukan observasi gejala klinis yang telah dialami.

7.2.3 Bagi Institusi

Diharapkan dapat menjadi bahan atau materi pembelajaran dan

memperbanyak sumber bacaan baik buku, jurnal, maupun literatur lainnya

mengenai keperawatan keluarga terutama pada peran keluarga.

7.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat memanfaatkan penelitian ini

sebagai literatur dan dapat melanjutkan penelitian ini lebih baik lagi

dengan variabel peran keluarga yang lebih spesifik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, F, 2013, Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo.


Agustina, S., Wahjuni, C. U., Timur, J., & Keling, P, 2017, Knowledge and
Preventive Action of Pulmonary Tuberculosis Transmission in Household
Contacts. April 2016, 85–94. https://doi.org/10.20473/jbe.v5i1.
Amrulloh, A. M, 2017, Hubungan Peran Keluarga Dengan Perilaku Pencegahan
Peningkatan Kadar Asam Urat Pada Lansia. SKRIPSI.
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/84/3/skripsi_amrul_lengkap.pdf
Antara, H., Menelan, P., & Pmo, O, 2016, Hubungan antara pengawas menelan
obat (pmo) dan peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien
tuberkulosis di wilayah kerja puskesmas sario kota manado. 5(2), 138–143.
Arikunto, S, 2010, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta.
Ashidiqie, M. L. I. I, 2020, Peran Keluarga Dalam Mencegah Coronavirus
Disease 2019, Salam: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(8), 911–922.
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i8.15411
Budiman & Riyanto, A, 2013, Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Dahlan.
Dewi, E, U, 2020, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat
dalam Pencegahan Penularan Covid-19.
Dharmawati, I & Wirata, I, 2016, Hubungan Tingkat Pendidikan, Umur, Dan
Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada
Guru Penjaskes SD Di Kecamatan Tampak Siring Gianyar. Jurnal Kesehatan
Gigi, Vol, 4, hal. 1-5.
Efendi & Makhfuldli, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Friedman, Marylan M, 1998, Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik, Jakarta:
EGC.
Friedman, Marylan M, 2010, Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik Edisi 5,
Jakarta: EGC.
Harmoko, 2012, Asuhan Keperawatan Keluarga. Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
h.30.
Ian & Marcus, 2011, Pasikologi kesehatan panduan lengkap dan komprehensif
bagi studi psikologi kesehatan, Cetakan I, Yogyakarta: Palmall
Idris, B, N, A, hidayati, B, N, Istiana, D, Rusianan, H, P, Ilham, Wasilah, I, Hadi,
I, Ariyanti, M, Khairi, S, Arifn, Z, Zulkahfi, 2021, Edukasi Penularan
Covid-19 Pada Masyarakat Dengan Agregat Keluarga Balita Ispa Di
Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Pengabdian
Masyarakat, Vol. 2, No. 2.
Johnson, 2010, Keperawatan Keluarga, Yogyakarta: Nuha Medika.
Journal, E., Fitriani, D., Ayuningtyas, G., & Pasien, T. K, 2019, (PMO) Dengan
Tingkat Kepatuhan Pasien Tb Paru Terhadap Program Pengobatan Di
Wilayah Puskesmas Serpong 1 Kota Relationship Between The Family As A
Drug
Kamidah, 2015, Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Simo Boyolali, Skripsi: Stikes
Aisyiyah.
Kebumen, S. K, 2016, Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1.
KemenkesRI, 2020, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), MenKes/413/2020,
2019, 1–207. https://covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/KMK No.
HK.01.07-MENKES-413-2020 ttg Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
COVID-19.pdf
Khairunnisa, Z, Sofia R, & Magfirah, S, 2021, Hubungan Karakteristik dan
Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Covid-19 pada
Masyarakat Desa Paya Bujok Blang Pase Kota Langsa. Jurnal Averrous,
Volume 6, No. 1.
Kozier, 2010, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Jakarta: EGC.
Liana K, M. H, 2016, Keluarga (Family), Makalah.
https://www.academia.edu/31213359/Makalah_Keluarga_Family_pdf
Maulana, L. H, 2020, Pengaruh Pencahayaan Terhadap Penularan Penyakit Ispa.
7(1), 1–4.
Mei, M, 2017, The Relationship Between Role Of Family And The Obedience Of
Patients With Schizophrenia In Taking Medicine. 1, 53–59.
Mubarak, Chayatin, & Santosa, 2009, Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi, Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, W, 2011, Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Ningsih, S. S. W, 2017, Hubungan Peran Keluarga Dengan Personal Hygiene
Bendo Kabupaten Magetan, Oleh: Sri Sistari Wahyu Ningsih Nim :
201302048 Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun, Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun.
Notoatmodjo, S, 2014, Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2011, Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni, Edisi Revisi
II. Jakarta: Rineka Cipta.
Novi Afrianti, C. R, 2021, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Masyarakat Terhadap Protokol Kesehatan Covid-19, Jurnal Ilmiah STIKES
Kendal, 11(1), 113–124.
Nurhidayati, I., Dhian, A., Khoirunisa, H., Klaten, S. M., & Klaten, S. M, 2016,
ISSN 2407-9189 The 3. 364–373.
Nurjamil, D, & Rokayah, Cucu, 2017, Hubungan Antara Peran Keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia, Jurnal Keperawatan, Volume 5,
No. 1, Hal 53 – 59.
Nursalam, 2013, Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, 2014, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 4, Jakarta:
Salemba Medika.
Paykani, T., Zimet, G. D., Esmaeili, R., Khajedaluee, A. R., & Khajedaluee, M,
2020, Perceived social support and compliance with stay-at-home orders
during the COVID-19, outbreak: evidence from Iran. BMC Public Health,
20(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12889-020-09759-2
Puspita, E., Oktaviarini, E., Dyah, Y., Santik, P., Ilmu, A., Masyarakat, K.,
Negeri, U., Epidemiologi, M., Pasca, S., Universitas, S., Semarang, D., Ilmu,
J., Masyarakat, K., Negeri, U., & Pengobatan, K, 2017, The Role Of Family
And Health Officers In Compliance Treatment Of Hypertension Patients.
12(2), 25–32.
Qian, G., Yang, N., Yan Ma, A. H., Wang, L., Li, G., Chen, X., & Chen, X, 2020,
COVID-19 transmission within a family cluster by presymptomatic carriers
in China. Clinical Infectious Diseases, 71(15), 861–862.
https://doi.org/10.1093/cid/ciaa316
Santika, I. G. N, 2020, Optimalisasi Peran Keluarga Dalam Menghadapi
Persoalan Covid-19: Sebuah Kajian Literatur, Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial,
6(2), 127–137. http://dx.doi.org/10.23887/jiis.v6i2.28437
Sari, D, 2017, Hubungan Peran Keluarga Dengan Keberhasilan Toilet Training
Pada Anak Usia Dini 2-3 Tahun.
SE_MENKES_202_2020_protokol_isolasi_diri_COVID.pdf. (n.d.).
Selatan, K., Wulandari, A., Rahman, F., Pujianti, N., Sari, A. R., Laily, N.,
Anggraini, L., Muddin, F. I., Ridwan, A. M., Anhar, V. Y., Azmiyannoor,
M., & Prasetio, D. B, 2020, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Muhammadiyah Semarang. 15, 42–46.
Setiadi, 2008, Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga – Edisi Pertama,
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sofia, R., Magfirah, S., Kedokteran, P. S., Kedokteran, F., & Malikussaleh, U,
2021, Dengan Perilaku Pencegahan Covid-19pada Masyarakat. 6(1), 1–11.
Song, R., Han, B., Song, M., Wang, L., Conlon, C. P., Dong, T., Tian, D., Zhang,
W., Chen, Z., Zhang, F., Shi, M., & Li, X, 2020, Clinical and
epidemiological features of COVID-19 family clusters in Beijing, China.
Journal of Infection, 81(2), e26–e30.
https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.04.018
Stuart, G, & Sundeen, S, 2007, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen,
L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F.,
Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E, 2020, Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Tengah, K. L, 2021, Edukasi Penularan Covid 19 Pada Masyarakat Dengan
Agregat Keluarga Balita Ispa di Kec . Praya Barat.
Utara, U. S, 2017, Hubungan Peran Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian.
Wang, Y., Tian, H., Zhang, L., Zhang, M., Guo, D., Wu, W., Zhang, X., Kan, G.
L., Jia, L., Huo, D., Liu, B., Wang, X., Sun, Y., Wang, Q., Yang, P., &
Macintyre, C. R, 2020, Reduction of secondary transmission of SARS-CoV-2
in households by face mask use, disinfection and social distancing: a cohort
study in Beijing, China, BMJ Global Health, 5(5), 1–9.
https://doi.org/10.1136/bmjgh-2020-002794

WHO, 2020, Coronavirus (symptoms)


https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_3
Wulandari, A, Rahman, F, & dkk, 2020, Hubungan Karakteristik Individu dengan
Pengetahuan Tentang Pencegahan Coronavirus Disease 2019 pada
Masyarakat di Kalimaantan Selatan, Jurnal Masyarakat Indonesia, Vol. 15,
Hal. 42.
Zakaria, D., & Hira, R. H, 2020, Pandemi Covid-19: Flattening The Curve,
Kebijakan dan Peraturan. Vox Populi, 3(1), 1. https://doi.org/10.24252/
vp.v3i1.14077
Zamsari, 2014, Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Perawatan Diri Pada Lanjut Usia Di Dusun Jogolanan Lor Kasihan Bantul,
Skripsi. STIKES Aisyiyah Yogyakarta Tahun 2014.
Lampiran 1

GANTT CHART PROPOSAL DAN SKRIPSI


INSTITUT ILMU KESEHATAN NHADLATUL ULAMA TUBAN
Tahun 2020-2021

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
No Tahapan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra Proposal
2 Proposal
3 Ujian
Proposal
4 Revisi
5 Ujian Etik
6 Registrasi +
Mengurus
Surat Ijin
Penelitian
7 Pelaksanaan
Penelitian
8 Tabulasi
Data
9 Penyusunan
Bab 5
10 Penyusunan
Bab 6
11 Penyusunan
Bab 7
12 Penyusunan
Lampiran
13 Penyusunan
Abstrak
14 Seminar
Hasil
15 Ujian Skripsi
16 Pengumpula
n Berkas +
Konsul
Perbaikan
17 Yudisium
Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Renny Kholifatul Arifah

NIM : 17.10.2.149.035

Adalah mahasiswa program studi S1 Keperawatan IIK NU Tuban, akan


mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Peran Keluarga dalam
Kepatuhan Isolasi Mandiri dengan Kejadian Penularan Covid-19 pada
Keluarga (di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban)”
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran keluarga dalam
kepatuhan isolasi mandiri dengan kejadian penularan Covid-19 pada keluarga,
sehingga hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam mengembangkan
kajian ilmu keperawatan.

Untuk ini saya mengharapkan saudara berkenan untuk berpartisipasi dalam


penelitian ini dengan bersedia mengisi kuesioner yang telah dipersiapkan, dengan
sejujur-jujurnya. Kerahasiaan informasi ini akan dijamin. Untuk itu, dalam
pengisian kuesioner ini tidak perlu mencantumkan nama dan alamat.

Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya


mohon kesediaan saudara agar memilih jawaban setuju pada kuesioner yang saya
sediakan di google form. Partisipasi saudara menjadi responden dalam penelitian
ini sangat saya hargai dan sebelumnya saya ucapkan terimakasih.

Tuban, Agustus 2021

Renny Kholifatul Arifah


Lampiran 3

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan penelitian ini, maka saya


menyatakan bersedia menjadi responden dari penelitian saudari Renny Kholifatul
Arifah yang berjudul:

“Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri dengan


Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga (di Kelurahan Perbon Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban)”

Jika Anda bersedia menjadi responden maka bisa memilih jawaban setuju dan jika
Anda tidak bersedia maka bisa memilih jawaban tidak setuju.
Persetujuan ini saya buat dengan sadar tanpa paksaan dari siapapun. Demikian
pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Tuban, Agustus 2021


Lampiran 4

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM KEPATUHAN ISOLASI


MANDIRI DENGAN KEJADIAN PENULARAN COVID-19 PADA
KELUARGA
(di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban)

A. Kuesioner Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri


I. Identitas Responden
1. Inisial Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
Laki – laki
Perempuan
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan Terakhir:
SD/MI
SMP/MTS
SMA/MA
S1
S2
S3
II. Petunjuk Pengisian:
1. Selalu (SL) jika pernyataan tersebut selalu dilakukan.
2. Sering (SR) jika pernyataan tersebut sering dilakukan
3. Kadang – kadang (KK) jika pernyataan tersebut kadang – kadang
dilakukan.
4. Tidak pernah (TP) jika pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan.
Jawaban
Pernyataan
SL SR KK TP
A. Peran Keluarga sebagai Motivator
1. Keluarga mendukung anggota keluarga yang
melakukan isolasi mandiri untuk mematuhi
peraturan – peraturan isolasi mandiri
2. Keluarga mendukung anggota keluarga yang
melakukan isolasi mandiri untuk selalu
menjalankan protokol kesehatan saat isolasi
mandiri
3. Keluarga mendukung anggota keluarga yang
melakukan isolasi mandiri untuk menjaga
kebersihan tempat yang telah ditempati saat isolasi
mandiri
4. Keluarga sharing dengan anggota keluarga yang
melakukan isolasi mandiri untuk mengetahui
perkembangan kesehatan
5. Keluarga peduli dengan masalah – masalah
kesehatan pada anggota keluarga lainnya
khususnya pada anggota keluarga yang melakukan
isolasi mandiri
6. Keluarga memberikan pujian kepada anggota
keluarga yang melakukan isolasi mandiri ketika
selalu mematuhi peraturan – peraturan isolasi
mandiri dan protokol – protokol kesehatan
B. Peran Keluarga sebagai Edukator
7. Keluarga mengajarkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
8. Keluarga mengajarkan cara mencuci tangan yang
benar
9. Keluarga mengajarkan etika batuk atau bersin
10. Keluarga memberikan informasi tentang
penggunakan masker
11. Keluarga memberikan informasi tentang
pentingnya melakukan pengukuran suhu
12. Keluarga memberikan informasi tentang
pentingnya melakukan observasi gejala klinis yang
telah dialami
13. Keluarga memberikan informasi tentang
kebersihan tangan
14. Keluarga memberikan informasi tentang makanan
bergizi
15. Keluarga memberikan informasi tentang
pentingnya olahraga
16. Keluarga memberikan informasi tentang
pentingnya berjemur di bawah sinar matahari
setiap pagi
17. Keluarga memberikan informasi tentang cara
mencuci pakaian yang telah dikenakan
C. Peran Keluarga sebagai Fasilitator
18. Keluarga menyediakan tempat atau kamar untuk
isolasi mandiri
19. Keluarga menyediakan peralatan makan
20. Keluarga menyediakan peralatan mandi
21. Keluarga menyediakan linen/seprai
22. Keluarga menyediakan masker
23. Keluarga menyediakan alat pengukur suhu
24. Keluarga menyediakan alat kebersihan rumah,
seperti cairan disinfektan
25. Keluarga menyediakan air bersih mengalir yang
memadai

B. Kuesioner Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga


I. Identitas Responden
1. Inisial Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
Laki – laki
Perempuan
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan Terakhir:
SD/MI
SMP/MTS
SMA/MA
S1
S2
S3

No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Apakah terjadi penularan Covid-19 pada keluarga?
Jika Ya, ada berapa anggota keluarga yang tertular
Covid-19?...............
2. Apakah keluarga terkonfirmasi Covid-19 dengan
hasil swab PCR positif/swab Antigen reaktif?
Lampiran 5

SURAT PERMOHONAN SURVEY AWAL


Lampiran 6

SURAT IZIN PENELITIAN


Lampiran 7

SURAT BALASAN IZIN PENELITIAN


Lampiran 8

SERTIFIKAT ETIK
Lampiran 9

SERTIFIKAT TOEFL
HASIL TABULASI

Kejadian
Jenis Pendidikan Peran Jumlah
No Nama Usia Pekerjaan Kode Penularan Covid- Kode
Kelamin Terakhir Keluarga Tertular
19 Pada Keluarga
Tidak terjadi
1 Ny. RK 30 P S1 PNS Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
2 Tn. ER 45 L SMA/MA Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Terjadi penularan
3 Tn. K 48 L S1 Guru Kurang 1 2 2
Covid-19
Tidak terjadi
4 Ny. SU 42 P SMA/MA Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
5 Tn. JN 51 L SMA/MA Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
6 Tn. KA 50 L SMA/MA Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
7 Ny. MU 25 P S1 IRT Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
8 Tn. TAS 34 L SMA/MA Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
9 Ny. EMRA 44 P S1 IRT Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
10 Tn. MW 50 L S2 Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
11 Ny. FY 38 P SMA/MA IRT Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
12 Ny. S 40 P S2 Guru Baik 3 1
penularan Covid-19
13 Tn. BSU 43 L S1 Karyawan Baik 3 Tidak terjadi 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
14 Tn. SRB 42 L S1 BUMN Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
15 Ny. NH 30 P S1 Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
16 Tn. DK 43 L SMA/MA Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Terjadi penularan
17 Tn. F 27 L SMA/MA Pedagang Cukup 2 2 1
Covid-19
Tidak terjadi
18 Tn. AE 43 L SMA/MA BUMN Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
19 Tn. KF 46 L S1 PNS Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
20 Tn. HKW 48 L S1 Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Terjadi penularan
21 Ny. LF 45 P S2 IRT Baik 3 2 1
Covid-19
Tidak terjadi
22 Ny. DP 44 P S2 PNS Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
23 Ny. NAZ 25 P SMA/MA Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
24 Ny. LA 27 P S1 IRT Baik 3 1
penularan Covid-19
Terjadi penularan
25 Tn. MA 40 L S1 Swasta Kurang 1 2 2
Covid-19
Terjadi penularan
26 Tn. U 42 L SMA/MA Swasta Cukup 2 2 1
Covid-19
Tidak terjadi
27 Ny. ER 29 P S2 IRT Baik 3 1
penularan Covid-19
28 Tn. FD 27 L SMP/MTS Swasta Baik 3 Tidak terjadi 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
29 Tn. DA 35 L S1 Karyawan Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
30 Tn. RR 32 L S1 Guru Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
31 Ny. FE 37 P S1 IRT Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
32 Ny. LDP 32 P S2 IRT Baik 3 1
penularan Covid-19
Terjadi penularan
33 Tn. AM 53 L S2 Swasta Kurang 1 2 2
Covid-19
Tidak terjadi
34 Ny. DYR 36 P S2 PNS Baik 3 1
penularan Covid-19
Terjadi penularan
35 Tn. AJV 41 L SMA/MA Swasta Cukup 2 2 1
Covid-19
Tidak terjadi
36 Ny. EPN 30 P S2 Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
37 Ny. SFH 39 P SMP/MTS IRT Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
38 Tn. M 47 L SMA/MA Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Terjadi penularan
39 Tn. JN 55 L SMP/MTS Karyawan Cukup 2 2 1
Covid-19
Tidak terjadi
40 Ny. NRR 35 P SMA/MA Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
41 Tn. MHF 40 L S2 PNS Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
42 Ny. NAH 40 P S2 Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
43 Tn. MFR 53 L S1 PNS Cukup 2 Terjadi penularan 2 1
Covid-19
Tidak terjadi
44 Tn. NA 41 L SMP/MTS Swasta Baik 3 1
penularan Covid-19
Tidak terjadi
45 Tn. MK 42 L S2 PNS Baik 3 1
penularan Covid-19
Terjadi penularan
46 Ny. AY 48 P SMA/MA Karyawan Cukup 2 2 2
Covid-19
Tidak terjadi
47 Tn. IW 55 L SMA/MA Swasta Baik 3 2 1
penularan Covid-19
Terjadi penularan
48 Ny. MR 45 P SMP/MTS Karyawan Baik 3 2 1
Covid-19
Tidak terjadi
49 Tn. AG 47 L S1 BUMN Baik 3 1
penularan Covid-19
Lampiran 11

HASIL UJI STATISTIK

1. Crosstabs uji Chi Square

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Peran Keluarga * Kejadian


49 100.0% 0 0.0% 49 100.0%
Penularan Covid-19

Peran Keluarga * Kejadian Penularan Covid-19 Crosstabulation

Kejadian Penularan Covid-19

Tidak Terjadi Terjadi


Penularan Penularan
Covid-19 Covid-19 Total

Peran Keluarga Kurang Count 0 3 3

Expected Count 2.3 .7 3.0

% within Peran Keluarga 0.0% 100.0% 100.0%

% within Kejadian Penularan


0.0% 25.0% 6.1%
Covid-19

% of Total 0.0% 6.1% 6.1%

Cukup Count 0 6 6

Expected Count 4.5 1.5 6.0


% within Peran Keluarga 0.0% 100.0% 100.0%

% within Kejadian Penularan


0.0% 50.0% 12.2%
Covid-19

% of Total 0.0% 12.2% 12.2%

Baik Count 37 3 40

Expected Count 30.2 9.8 40.0

% within Peran Keluarga 92.5% 7.5% 100.0%

% within Kejadian Penularan


100.0% 25.0% 81.6%
Covid-19

% of Total 75.5% 6.1% 81.6%

Total Count 37 12 49

Expected Count 37.0 12.0 49.0

% within Peran Keluarga 75.5% 24.5% 100.0%

% within Kejadian Penularan


100.0% 100.0% 100.0%
Covid-19

% of Total 75.5% 24.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 33.994 2 .000

Likelihood Ratio 33.242 2 .000

Linear-by-Linear Association 28.878 1 .000

N of Valid Cases 49
2. Koefesien Korelasi

Correlations

Kejadian
Penularan
Peran Keluarga Covid-19

Peran Keluarga Pearson Correlation 1 -.776**

Sig. (2-tailed) .000

N 49 49

Kejadian Penularan Covid- Pearson Correlation -.776** 1


19
Sig. (2-tailed) .000

N 49 49

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Lampiran 12

LEMBAR KONSULTAS SKRIPSI

Nama : Renny Kholifatul Arifah


NIM : 17.10.2.149.035
Judul : Hubungan Peran Keluarga dalam Kepatuhan Isolasi Mandiri
dengan Kejadian Penularan Covid-19 pada Keluarga di Kelurahan
Perbon Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban
Pembimbing : Hj. Endah Nurul Kumarijati, ST., M.Kes

NO TANGGAL MASUKAN PEMBIMBING TANDA TANGAN

Bab 5 (data sekunder disebutkan


sumber, sedangkan data primer
1 01 September 2021 tidak perlu disebutkan, diperbaiki
penulisan judul tabel silang dan
pembacaan tabel silang)

Bab 5 (hasil analisa data


2 03 September 2021
ditambahkan koefesien korelasi)

Bab 6 (ditambahkan pembahasan


sesuai data umum responden,
3 04 September 2021
diperbaiki penulisan dalam
pembahasan)
Bab 6 (revisi penulisan dalam
4 05 September 2021 pembahasan sesuai urutan: Data –
Teori – Opini)

Bab 7 (kesimpulan ditambahkan


5 05 September 2021
hasil koefesien korelasi)

6 05 September 2021 ACC Skripsi


Lampiran 13

LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Renny Kholifatul Arifah


NIM : 17.10.2.149.035
Judul Skripsi : Hubungan Peran Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi
Mandiri Dengan Kejadian Penularan Covid-19 Pada
Keluarga (di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban)
Penguji : Umu Qonitun, SST., M.Keb., MM

No Halama Masukan Revisi


n
1.
2.
3.
4.
5.

Tuban,……... 2021
Penguji

Umu Qonitun, SST., M.Keb., MM


NIDN. 0725088403
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Renny Kholifatul Arifah


NIM : 17.10.2.149.035
Judul Skripsi : Hubungan Peran Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi
Mandiri Dengan Kejadian Penularan Covid-19 Pada
Keluarga (di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban)
Penguji : Hj. Endah Nurul Kumarijati, ST., M.Kes

No Halama Masukan Revisi


n
1.
2.
3.
4.
5.

Tuban,……... 2021
Penguji

Hj. Endah Nurul Kumarijati, ST., M.Kes


NIP. 19710115 199403 2 005
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Renny Kholifatul Arifah


NIM : 17.10.2.149.035
Judul Skripsi : Hubungan Peran Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi
Mandiri Dengan Kejadian Penularan Covid-19 Pada
Keluarga (di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban)
Penguji : Tri Yunita Fitria Damayanti, STr.Keb., M.Kes

No Halama Masukan Revisi


n
1.
2.
3.
4.
5.

Tuban,……... 2021
Penguji

Tri Yunita Fitria Damayanti, STr.Keb., M.Kes


NIDN. 0712068607
Lampiran 14

BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Renny Kholifatul Arifah


NIM : 17.10.2.149.035
Judul Skripsi : Hubungan Peran Keluarga Dalam Kepatuhan Isolasi
Mandiri Dengan Kejadian Penularan Covid-19 Pada
Keluarga (di Kelurahan Perbon Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban)

No Nama Penguji Tanda Tangan

1 Umu Qonitun, SST., M.Keb., MM

2 Hj. Endah Nurul Kumarijati, ST. M.Kes

3 Tri Yunita Fitria Damayanti, STr.Keb., M.Kes


Lampiran 15

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai