Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN DAN SP PERAWATAN DIRI

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa

Dosen Pengampu : Ns. Juli Muhammad Kartiko S.Kep.

Disusun Oleh :

1. Rifqi Nur Zaenwar P18218


2. Rikho Dwi Dian Pradana P18219
3. Riscawati Dewi Wardani P18220
4. Rory Kurniawan P18221
5. Shella Tri Pitaloka P18222
6. Shintiyasmani Wulan Sari P18223
7. Siti Rahayuningsih P18224
8. Tika Rianingsih P18225
9. Tria Nurul Hidayati P18226
10. Umi Nurkhayati P18227
11. Yudanto Dwi Laksono P18229
12. Yuliana Susilowati P18230
13. Yutika Febi Melikasari P18231
14. Isna Sanita Ardhiani P17078

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

PERAWATAN JIWA

A. Konsep Teori
1. Pengertian
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya. (Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2009).
Seseorang yang tidak dapat melakukan perawatan diri
dinyatakan mengalami defisit perawatan diri. Nurjannah (2004),
dalam Wibowo (2009), mengemukakan bahwa Defisit
Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). Jenis –
Jenis Defisit Perawatan Diri :
a. Perawatan diri : mandi atau kebersihan
perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi atau kebersihan diri.
b. Perawatan diri : mengenakan pakaian atau berhias
perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Perawatan diri : makan
perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
d. Perawatan diri : toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan
diri adalah sebagai berikut :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran.

Menurut DepKes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :

a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
2) Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa
dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan
perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri
adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau
perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
1) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya
2) Praktik social
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola
personal hygiene.
3) Status ekonomi social
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus yang
harus menjaga kebersihan kakinya
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu
tidak boleh dimandikan
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun,
sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
3. Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut fitria (2009)
adalah sebagai berikut :
a. Mandi atau hygine
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan suber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian atau berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil
potongan pakaian, menenggalkan pakaian serta memperoleh atau
menukar pakaian dan juga memiliki ketidakmampuan dalam
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada
tingkat yang memuaskan, mengambil pakain dan mengenakan
sepatu
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan
makanan, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil
makanan dari wadah dan memasukannya ke dalam mulut,
mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari
jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan
diri setelah BAB atau BAK dengan tepat dan menyiram toilet
atau kamar kecil.
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau dan pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas dan tidak ada inisiatif
2) Menarik diri dan isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) BAB dan BAK disembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri
4. Masalah atau Komplikasi Yang Muncul
a. Penurunan kemampuan dan motivasi diri
b. Deficit perawatan diri
c. Isolasi social
d. Resiko infeksi
e. Penurunan berat badan
5. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada
kulit yang mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan
lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami tekanan
(tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya
luka decubitus mellitus akibat tekanan lama dan tidak hilang.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan
menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang
ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu
atau ketombe yang melekat pada kulit dan memperlancar sistem
peredaran darah di bawah kulit.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara
membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara teratur.
Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat
kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah
nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tindakan
keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan
mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
6. Patofisiologi
Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses
terjadinya gangguan jiwa yang dialami oleh klien sehingga
menyebabkan munculnya gangguan defisit perawatan diri pada
klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit perawatan
diri yang signifikan. Tidak memerhatikan kebutuhan higiene dan
berhias biasa terjadi terutama selama episode psikotik. Klien
dapat menjadi sangat preokupasi dengan ide-ide waham atau
halusinasi sehingga ia gagal melaksanakan aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari (stuart&laraia, 2005).
Ganguan defisit perawatan diri juga dapat terjadi karena
ketidakseimbangan dari beberapa neurotransmitter. misalnya :
Dopamine fungsinya mencakup regulasi gerak dan koordinasi,
emosi, kemampuan pemecahan masalah secara volunter (Boyd
& Nihart,1998 ; Suliswati, 2002). Transmisi dopamin
berimplikasi pada penyebab gangguan emosi tertentu. Pada
klien skizoprenia dopamin dapat mempengaruhi fungsi kognitif
(alam pikir), afektif (alam perasaan) dan psikomotor (perilaku)
kondisi ini pada klien dengan defisit perawatan diri memiliki
perilaku yang menyimpang seperti tidak berkeinginan untuk
melakukan perawatan diri (Hawari, 2001)
Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur,
alam perasaan, halusinasi, persepsi nyeri, muntah. Serotonin
dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam
perasaan) dan psikomotor (perilaku) (Hawari, 2001). Jika terjadi
penurunan serotonin akan mengakibatkan kecenderungan
perilaku yang kearah maladaptif. Pada klien dengan defisit
perawatan diri perilaku yang maladaptif dapat terlihat dengan
tidak adanya aktifitas dalam melakukan perawatan diri seperti :
mandi, berganti pakaian, makan dan toileting (Wilkinson,2007).
Norepinephrin berfungsi untuk kesiagaan, pusat perhatian
dan orientasi; proses pembelajaran dan memori. Jika terjadi
penurunan kadar norepinephrine akan dapat mengakibatkan
kelemahan sehingga perilaku yang ditampilkan klien cendrung
negatif seperti tidak mau mandi, tidak mau makan maupun tidak
mau berhias dan toileting (Boyd & Nihart, 1998; Suliswati,
2002)
Pathway
Gangguan jiwa

Ketidakseimbngan neurotransmitter

dopamine serotonim Norepinephrin

penurunan dopamine penurunan setotonim penurunannerotopin

gangguan emosi tertentu kecenderungan mal adaptif kelemahan perilaku negative

Deficit perawatan diri


7. Manifestasi Koping
a. Regresi
Kemunduran akibat sters terhadap perilaku dan merupakan
ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini
b. Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan
mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini
adalah paling sederhana dan primitif.
c. Isolasi sosial,
menarik diri sikap mengelompokkan orang atau keadaan
hanya sebagai semuanya baik atau semuanya buruk,
kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif
didalam diri sendiri
d. Intelektualisasi
Pengguna, logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
Format atau data fokus pengkajian pada klien dengan defisit
perawatan diri (Keliat dan Akemat,2009)
8. Rentang Respon Kognitif
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak
dapat merawat diri sendiri :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
1) Bina hungungan saling percaya
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
1) Bantu klien merawat diri
2) Ajarkan ketrampilan secara bertahap
3) Buatkan jawdal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
1) Sediakan perlengkapan yang diperulukan untuk mandi
2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh
klien
3) Sediakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk klien
9. Batasan karakteristik
Menurut Nanda 1 (2012) batasan karakteristik klien dengan
perawatan diri adalah :
a. Perawatan diri : mandi
1) Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengeringkan badan
3) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air
5) Ketidakmampuan mengatur air mandi
6) Ketidakmampuan membasuh tubuh
b. Perawatan diri : berpakaian
1) Ketidakmampuan mengancingn pakaian
2) Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
3) Ketidakmampuan mendapatkan atribut pakaian
4) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
5) Ketidakmampuan mengenakan kaos kaki
6) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
7) Ketidakmampuan melepaskan sepatu
8) Ketidakmampuan melepas kaos kaki
9) Ketidakmampuan memilih pakaian
c. Perawatan diri : makan
1) Ketidakmampuan mengambil makanan
2) Ketidakmampuan menguyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menggunakan perlengkapan makanan
5) Ketidakmampuan makan makanan yang aman
6) Ketidakmampuan makan makanan dalam jumlah
memadai
7) Ketidakmampuan memanipulasi makanan dalam mulut
d. Perawatan diri : toileting
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang
tepat
2) Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang air
3) Ketidakmampuan naik toilet atau commode
4) Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode
5) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
6) Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commade
10. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,
gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi
kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala defisist perawatan diri yang dapat ditemukan
dengan wawancara, melalui pertanyaan sebagai berikut :
a. Coba ceritakan kebiasaan atau cara pasien dalam
membersihkan diri
b. Apa yang menyebabkan pasien malas mandi, mencuci
rambut, menggosok gigi dan menggunting kuku
c. Bagaimana pendapat pasien tentang penanmpilan dirinya,
apakah puas dengan penampilan sehari-hari pasien.
d. Berapa kali sehari pasien menyisir rambut, berdandan,
bercukur (untuk laki-laki ) secara teratur
e. Menurut pasien apakah pakaian yang digunakan sesuai
dengan kegiatan yang akan dilakukan
f. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan pasien mandi sehari-
hari dan peralatan mandi apa saja yang digunakan pasien
g. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan makan dan minum
pasien
h. Menurut pasien apakah alat makan yang digunakan sesuai
dengan fungsinya dan coba ceritakan apa yang pasien
lakukan ketika selesai BAB atau BAK
i. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB atau
BAK setelah BAB atau BAK
j. Tanyakan mengenai pengetahuan pasien mengenai cara
perawatan diri yang benar
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan
melalui observasi adalah sebagai berikut :
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit kotor, berdaki atu bau, kuku panjang dan
kotor
b. Ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan
rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian
tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri,
ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makanan dan
minum secara mandiri, makan berceceran, dan makan tidak
pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri, ditandai
dengan BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB atau BAK.
2. Diangnosa keperawatan
a. Deficit perawatan diri b.d gangguan psikologis atau psikotik
dibuktikan dengan tidak mampu mandi/mengenakan
pakaian/makan/ke toilet/berhias secara mandiri (D.0109)
b. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan defisiensi
stimulus dibuktikan dengan tidak mampu melakukan
perawata diri sesuai usia (D.0106)
3. Rencana keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien perawatan diri :
a. Membina hubungan saling percaya dengan cara :
1) Mengucapkan salam setiap berinteraksi dengan pasien
2) Berkenalan dengan pasien : perkenalkan nama dan nama
panggilan yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan
nama panggilan
3) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
4) Buat kontrak asuhan : apa yang akan dilakukan bersama
pasien, berapa lama akan dikerjakan dan tempatnya
diman
5) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi
yangdiperoleh untuk kepentingan terapi
6) Setiap saat tunjukan rasa empati pada pasien
7) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
b. Melatih pasien cara-cara kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri,
perawat dapat melakukan tahapan tindakan yang meliputi :
1) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4) Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan
diri
c. Melatih pasien berdandan/berias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi : berpakaian,
menyisir rambut, dan bercukur. Untuk pasien perempuan
latihannya meluputi : berpakaian, menyisir rambut dan
berhias
d. Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
Untuk melatih makan dan minum pasien, perawat dapat
melakukan tahapan sebagai berikut :
1) Menjelaskan kebutuhan kebutuhan makan perhari dewasa
2000-2200 kalori untuk perempuan dan untuk laki-laki
antara 2400-2800 kalori setiap hari makan dan minum 8
gelas 2500 ml dan cara makan dan minum
2) Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
3) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan dan minum
setelahmakan dan minum Mempraktikkan makan sesuai
dengan tahapan makan yang baik
e. Mengajarkan pasien melakukan BAB atau BAK secara
mandiri. Perawat dapat melatih pasien untuk BAB atau BAK
mandiri sesuai tahapan berikut :
1) Menjelaskan tempat BAB atau BAK yang sesuai
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB atau
BAK
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB atau BAK
dan mempraktikan BAB atau BAK dengan baik
4. Evaluasi
a. Klien mampu melakukan mandi/membersihkan diri
b. Klien mampu makan dengn benar dan secara mandiri
c. Klien mampu berpakaian/berhias dengan baik dan benar
secara mandiri
d. Klien mampu memasukkan jadwal kegiatan harian secara
teratur
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A.,dkk. (2011). Keperawatan jiwa komunitas : CMHN (Basic


Course). Yogyakarta : EGC

Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika

PPNI. 2016. Standar Diangnosa Keperawatan Indonesai (SDKI). Jakarta


STRATEGI PELAKSANAAN SP 1

A. Orientasi
1. Salam atau pembukaan
“Assalamuallaikum selamat pagi bapak, perkenalkan saya
perawat Yuda yang bertugas pada disift pagi hari ini mulai
pukul 07.00 sampai jam 14.00 siang nanti. Selama 1 minggu
kedepan saya yang akan merawat bapak”
2. Validasi klien
“Sebelumnya nama bapak siapa? Biasanya suka dipnggil siapa
pak?”
“Saya lihat dari tadi bapak menggaruk badannya kenapa ya pak”
“Bapak, apa tadi pagi bapak sudah mandi”
“Kenapa bapak belum mandi”
3. Kontrak kerja
“Baik kalau begitu pak, bagaimana kalau kita bicara tentang
perawatan kebersihan diri, kira-kira waktunya 20 menit
tempatnya disana saja bagaimana pak?”
B. Fase Kerja
1. Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri
“Bapak biasanya sehari mandi berapa kali?”
“Loh kenapa jadi seperti itu pak”
2. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
“Kalau begitu kita sekarang bicara tentang pentingnya mandi,
coba bapak pikir kan, kalau bapak mandi apa yang bapak
rasakan?”
“Nah, sekarang saya akan menyebutkan gunanya jika bapak
mandi. Pertama, bapak bersih. Kalau yang kedua apa pak?”
“Coba bapak ingat-ingat dulu”
“Iya bapak benar, lalu apa lagi pak?”
“Iya bapak bagus sekali. Terus kalau kita tidak mandi apa
akibatnya pak?”
“Iya, bapak bagus sekali”
3. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
“Baiklah pak sekarang coba bapk sebutkn alat-alat yang
biasanya digunakn bapak untuk mandi? “
“saya sebutkan dulu ya pak, pertama sabun lalu apa lagi pak?”
“Benar pak, lalu apa lagi pak?”
“Benar sekali pak”
4. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri : mandi,
gosok gigi, cuci rambut, potong kuku dan melatih pasien
mempraktekkan cara menjaga kebersuhan diri
“Nah bapak sudah tahu kan alat mandi apa saja. Sekarang saya
akan menjelaskan cara-cara mandi, sikat gigi, cuci rambut dan
memotong kuku”
“Kita mulai dengan mandi y pak, pertama kita guyur seluruh
tubuh, ambil sabun, tuangkan sabun ke telapak tangan lalu
gosok-gosok kemudian usapkan keselutuh tubuh pak parjo”
“Baik, sekarang pakai shampo pak, pertama tuangkan sedikit
shampo di telapak tangan lalu gosok-gosok dan kemudian
gososkkan dikepala”
“Terakhir kita guyur seluruh badan samapi shampo dan
sabunnya hilang ya pak, kemudian pakai handuk. Selanjutnya
gosok gigi
“Pertama beri past gigi di atas sikat gigi, beri sedikit air lalu
digosokkan kemulut dan gigi, setelah itu kumur-kumur dan
buang airnya”
“Kalau sudah ganti baju dulu, terus kita lanjut dengan
memotong kuku”
“Baik, Kalau pak sering melakukan kegiatan ini nanti badanya
tidak gatal sama tidak bau lagi pak. Tiap hari bapak dai wangi
pak. Sekarang saya praktekkan dulu memotong kukunya dan
pak lihat ya pak”

5. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri


“Begitu ya pak, nah sekarang kita praktekkan dikamar mandi ya
pak”
6. Memasukkan dalam jadwal kegiatan
“Baik pak parjo, tadi kita sudah selesai mempraktekkan cara
menjaga kebersihan diri, nanti bapak mau latihan mandinya jam
berapa”
“Baik, kalau sikat gigi dan potong kukunya pak?”
“Baik pak, saya masukkan kejadwal harian ya”
C. Fase Terminasi Sementara
1. Tindak lanjut
“Baik pak, tadi kan sudah dibuat jadwal kapan bapak mau
melakukannya, besok saya cek sudah dilakukan apa belum.
Kalau bapak sudah melakukan sendiri tanpa diingatkan nanti
dijadwal saya tulis M ya, tapi kalau masih perlu di ingatkan
nanti saya tulis B ya”
2. Kontrak yang akan dating
“Kalau begitu saya akan kembali keruang perawat, besok saya
akan menemani bapak lagi jam 09.00 pagi untuk latihan
berdandan tempatnya diruangan ini saja, bagaimana pak?”
“Baik terimakasih saya permisi terlebih dahulu pak”
STATEGI PELAKSANAAN SP II

A. Orientasi
1. Salam
“Asaalamualaikum wr.wb, Selamat pagi pak parjo”
“bapak parjo masih ingat dengan saya”
2. Evaluasi
“baik benar ya pak, bagaimana perasaan bapak hari ini?”
3. Validasi
“baik, nah sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melakukan
kegiatan merias diri atau berdandan, tempatnya disini saja pak.”
4. Kontrak
5. Tindakan dan Tujuan
6. Waktu
“Waktunya kirang lebih 20 menit, bagaimana pak?”
7. Tempat
B. Fase Kerja
Melatih cara bedandan setelah kebersihan diri
1. Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri
“bapak parjo tadi setelah mandi sudah sisiran?”
“bapak jenggotnya kapan terakhir dicukur?”
2. Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama
“baik. Bagaimana pak apakah bapak ada kesulitan melakukan
kegiatan yang telah kita jadwalkan kemarin pak?”
“bapak melakukan kegiatan diingatkan perawat atau
melakukannya sendiri?”
“bagus sekali bapak”
3. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
“Apa yang bapak rasakan setelah melakukan kegiatan tersebut?”
“iya bapak, benar sekali”
4. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan , lath cara berdandan
setelah kebersihan diri
“Nah sekarang kita belajar berdandan bersama ya pak”
“pertama kita cukuran dulu, oleskan krim didagu terus kita
cukur sampai bersih, kemudian bilas pakai air dan keringkan ya
pak”
“terus pakai baju pak, masukkan tangan bapak satu persatu,
setelah itu masukkan kancingnya dilubang yang sesuai. Habis
itu kita sisir rambut pak parjo”
5. Masukkan pada jadwal kegiatan kebersihan diri dan berdandan
“nah, bapak bisa melakukan berdandan ini setelah mandi. Kalau
mencukur bapak kapan mau melakukannya?”
C. Fase Terminasi Sementara
1. Evaluasi subjektif
“ Nah bagaimana perasaan bapak setelah belajar berdandan
tadi?”
2. Evaluasi objektif
“Nah bapak masih ingat kita tadi belajar apa?”
“coba sebutkan apa saja pak?”
“bagus bapak, bapak bisa mengingatnya dengan tepat”
3. Rencana tindak lanjut
“Nah tadi kan bapak parjo bilang ingin melakukan kegiatan
berdandan dan mencukur jenggot seminggu sekali, ini akan
dimasukkan ke jadwal harian bapak. Nah lakukan ya pak”
“nah beri tanda jika bapak sudah selesai melakukannya. Tanda
M jika baak melakukannya secara mandiri dan tanda B jika
bapak diingatkan baru melakukan dan tanda T jika tidak sama
sekali dilakukan ya pak”
4. Kontrak yang akan datang
“baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, nanti siang kita”
STRATEGI PELAKSANAAN SP III

A. Orientasi
1. Salam
“Selamat siang pak parjo, Perkenalkan saya perawat Yudha
yang bertugaspada pagi hari ini, sesuai dengan janji kemarin
pukul 12.00 kita akan melakukan kegiatan latihan makan dan
minum yang baik diruang makan ya bapak.”
2. Validasi klien
“ Bapak parjo biasanya makan dimana pak?”
“ Bapak parjo biasanya makan sehari berapa kali?”
3. Kontrak Kerja
“Baik kalau begitu pak, bagaimana kalau kita melakukan
kegiatan latihan makan dan minum yang baik , kira-kira
waktunya 15 menit tempatnya diruang makan saja bagaimana
pak?”
B. Fase Kerja
1. Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri
“Bapak kalau mau makan sebelum makan yang dilakukan
terlebih dahulu apa pak?”
“Kita sudah selesai belajar makan dan minum. Coba bapak ingat
tidak yang kita pelajari tadi tentang apa?”
2. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
“Bapak parjo harus makan yang teratur ya, bapak parjo kalau
tiap hari makan teratur nanti badannya lebih kuat dan sehat”
“Sebelum makan pak parjo harus cuci tangan terlebih dahulu ya
pak ya agar tangannya bersih dan agar tidak sakit perut.”
“Bapak parjo sudah selesai makannya ya dan sudah habis bagus
sekali. Setelah selesai makan dan minum piring dan gelasnya
ditaruh ditempat cuci piring dan cuci tangannya pak”
3. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
“Ada 2 piring, yang 1 piring punya bapak parjo dan yang 1 nya
punya bapak parjo, bapak parjo harus makan yang ada di piring
bapak parjo ya”
4. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri :
“Sekarang belajar makan dan minum yang baik itu bapak kalau
makan harus menyuap satu per satu ya pak dan pelan-pelan,
apabila bapak haus bapak langsung minum dan bapak parjo
jangan lupa cuci tangan ya pak”
5. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
“Baik pak kita sudah selesai belajar makan dan minum. Coba
bapak ingat tidak yang kita pelajari tadi tentang apa?
6. Memasukkan dalam jadwal kegiatan
“ Bapak parjo besok pagi saya akan kembali lagi kesini dan kita
akan belajar latihan bak/bab yang baik ya pak.”
C. Fase Terminasi Sementara
1. Tindak Lanjut
“Baik pak untuk kegiatan makan dan minum yang baik ini akan
dimasukkan ke jadwal harian bapak, nah lakukan ya pak. Beri
tanda M jika bapak melakukannya sendiri atau tanpa batuan
orang lain, tanda B jika diingatkan baru dilakukan, dan T jika
tidak dilakukan”
2. Kontrak yang akan dating
“Baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, Besok pagi pukul 08.30 ditempat ini kita akan
belajar latihan BAK atau BAB yang baik ya pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN SP IV

A. Orientasi
1. Salam
"Selamat pagi pak Parjo"
2. Validasi klien
“Sebelumnya nama bapak siapa? Biasanya suka dipnggil siapa
pak?”
"Usianya berapa pak?"
"Alamatnya dimana pak ?"
3. Kontrak Kerja
"Baik pak sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
mengajarkan bagaimana cara membersihkan diri setelah BAK
dan BAB nanti dilakukan di toilet dan waktunya nanti kurang
lebih 20 menit. Bagaimana pak?"
B. Fase Kerja
1. Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri
"Bapak biasanya BAB dan BAK dimana?"
"Sekarang saya bertanya pak, dimana seharusnya bapak parjo
BAK dan BAB?"
"iyaa betul sekali pak, kalau kita mau BAK dan BAB tempatnya
di WC"
2. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
"Baik pak Parjo, disini saya akan menjelaskan bagaimana cara
membersihkan diri setelah BAK dan BAB. Setelah BAK dan
BAB bapak membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang
bersih. Setelah bapak selesai membersihkan jangan lupa tinja
atau air kencing yang ada di WC dibersihkan juga pak. Caranya
siram tinja atau air kencing itu tidak tersisa di WC. Nah jika
bapak membersihkan tinja atau air kencing seperti ini berarti
bapak juga ikut mencegah menyebarkan kuman yang ada pada
tinjau atau air kencing."
3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri setelah melakukan
BAB atau BAK
"jangan lupa yaa pak setelah selesai bapak perlu merapihkan
kembali pakaian sebelum keluar dari WC, Pastikan resleting
celana tertutup rapi, lalu cuci tangan dengan sabun"
4. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
"Baik, sekarang kita latihan ya pak. Pertama, kita latihan
membersihkan diri setelah BAK dan BAB lalu yang kedua kita
membersihkan tempat BAK dan BAB"
C. Fase Terminasi Sementara
1. Tindak Lanjut
"Baik pak untuk kegiatan latihan BAB dan BAK hari ini akan
dimasukkan ke jadwal harian bapak, nah lakukan ya pak. Beri
tanda M jika bapak melakukannya sendiri atau tanpa batuan
orang lain, tanda B jika diingatkan baru dilakukan, dan T jika
tidak dilakukan."
2. Kontrak yang akan dating
"baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, besok jam 09.00 pagi saya akan menemui bapak
untuk berdiskusi tentang perkembangan kondisi pak parjo
dengan keluarga pak parjo ya pak"
NASKAH DIALOG SP I

Perawat : Selamat pagi pak, perkenalkan saya perawat Yudanto Dwi


L. Suka dipanggil mas Yuda dari Solo. Saya perawat yang
berjaga dishift pagi hari ini mulai pukul 07.00 sampai jam
14.00 siang nanti. Selama 1 minggu kedepan saya akan
merawat bapak.

Pasien : Iya (Sambil menggaruk-garuk badan)

Perawat : Sebelumnya nama bapak siapa? Biasanya suka dipanggil


siapa pak?

Pasien : Suparjo. Parjo (Sambil menggaruk-garuk badan)

Perawat : Saya lihat dari tadi bapak menggaruk badanya kenapa ya


pak?

Pasien : Gatal-gatal

Perawat : Bapak apa tadi pagi bapak sudah mandi?

Pasien : Belum

Perawat : Kenapa bapak belum mandi?

Pasien : Malas

Perawat : Baik kalau begitu pak, bagaimana kalau kita bicara tentang
perawatan kebersihan diri, kira-kira waktunya 20 menit
tempatnya disini saja bagaimana pak?

Pasien : Iya

Perawat : Baik pak langsung saja kita mulai ya. Bapak biasanya
sehari mandi berapa kali?

Pasien : Nggak pernah mandi!


Perawat : Lho kenapa jadi seperti itu pak?

Pasien : Malas mandi

Perawat : Kalau begitu kita sekarang bicara tentang pentingnya


mandi. Coba bapak pikirkan, kalau bapak mandi apa yang
bapak rasakan?

Pasien : Bersih

Perawat : Nah, sekarang saya akan menyebutkan gunanya jika bapak


mandi. Pertama, bapak bersih. Kalau yang kedua apa pak?

Pasien : Nggak tau!

Perawat : Coba bapak ingat-ingat dulu

Pasien : (Diam sejenak) Segar

Perawat : Iya bapak benar, lalu apa lagi pak?

Pasien : Wangi

Perawat : Iya bapak bagus sekali. Terus kalau kita tidak mandi apa
akibatnya?

Pasien : Gatal-gatal

Perawat : iya bapak baus sekali. Baiklah pak sekarang coba bapak
sebutkan alat-alat yang biasanya digunakan bapak untuk
mandi?

Pasien : Nggak tau!

Perawat : saya sebutkan dulu ya pak. Pertama sabun lalu apa lagi?

Pasien : sikat gigi

Perawat : Benar pak lalu apa lagi?

Pasien : Shampo dan handuk


Perawat : benar sekali bapak. Nah bapak sudah tahu kan alat-alat
mandi apa saja. Sekarang saya akan menjelaskan cara-cara
mandi, sikat gigi, cuci rambut dan memotong kuku

Pasien : iya

Perawat : kita mulai dengan mandi ya pak, pertama kita guyur seluruh
tubuh, ambil sabun, tuangkan sabun ketelapak tangan lalu
gosok-gosok kemudian usapkan keseluruh tubuh pak parjo

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat : baik, sekarang pakai shampo pak, pertama tuangkan sedikit


shampo ditelapak tangan lalu gosok-gosok dan kemudian
gosokkan dikepala

Pasien : iya

Perawat : terakhir kita guyur seluruh badan sampai shampo dan


sabunnya hilang ya pak, kemudian pakai handuk.
Selanjutnya gosok gigi

Pasien : iya (sambil menganggukkan kepala)

Perawat : pertama beri pasta gigi diatas sikat gigi, beri sedikit air lalu
digosokkan kemulut dan gigi, setelah itu kumur-kumur dan
buang airnya

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat : kalau sudah ganti baju dulu, terus kita lanjut dengan
memotong kuku.

Pasien : iya

Perawat : baik. Kalau pak parjo sering melakukan kegiatan ini nanti
badannya tidak gatal sama tidak bau lagi pak. Tiap hari
bapak jadi wangi pak. Sekarang saya praktekkan dulu
memotong kukunya dan pak parjo lihat ya pak

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat : begitu ya pak, nah sekarang kita praktekkan dikamar mandi


ya pak

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat : Baik pak parjo, tadi kita sudah selesai mempraktekkan cara
menjaga kebersihan diri, nanti bapak mau latihan mandinya
jam berapa?

Pasien : jam 10.00

Perawat : baik, kalau sikat gigi dan potong kukunya?

Pasien : jam 11.00

Perawat : baik pak parjo, saya masukkan kejadwal harian ya

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat : baik pak, tadi kan sudah dibuat jadwal kapan pak parjo mau
melakukannya, besok saya cek sudah dilakukan apa belum.
Kalau pak parjo sudah melakukan sendiri tanpa diingatkan
nanti dijadwal saya tulis M ya, tapi kalau masih perlu
diingatkan nanti saya tulis B ya

Pasien : iya

Perawat : kalau begitu saya akan kembali keruang perawat, besok


saya akan menemani bapak lagi jam 09.00 pagi untuk latihan
berdandan tempatnya diruangan ini saja, bagaimana pak?

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat : baik terimakasih saya permisi terlebuh dahulu ya pak


NASKAH DIALOG SP II

Perawat : selamat pagi pak parjo

Pasien : pagi

Perawat : bapak parjo masih ingat dengan saya?

Pasien : masih

Perawat : tolong sebutkan nama saya dan alamat saya pak

Pasien : mas Yuda. Solo

Perawat : baik benar ya pak, bagaimana perasaan bapak hari ini?

Pasien : senang

Perawat : iya bapak, bapak tampak segar dan wangi, bapak sudah
mandi ya?

Pasien : iya (sambil menganggukkan kepala)

Perawat : baik, nah sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
melakukan kegiatan merias diri atau berdandan, tempatnya
disini saja pak. Waktunya kirang lebih 20 menit, bagaimana
pak?

Pasien : iya

Perawat : baik. bapak parjo tadi setelah mandi sudah sisiran?

Pasien : belum

Perawat : bapak jenggotnya kapan terakhir dicukur?

Pasien : Lupa

Perawat : baik. Bagaimana pak apakah bapak ada kesulitan


melakukan kegiatan yang telah kita jadwalkan kemarin pak?
Pasien : tidak

Perawat : bapak melakukan kegiatan diingatkan perawat atau


melakukannya sendiri?

Pasien : Sendiri

Perawat : bagus sekali bapak. Apa yang bapak rasakan setelah


melakukan kegiatan tersebut?

Pasien : Senang

Perawat : iya bapak, benar sekali. Nah sekarang kita belajar


berdandan bersama ya pak

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat : pertama kita cukuran dulu, oleskan krim didagu terus kita
cukur sampai bersih, kemudian bilas pakai air dan keringkan
ya pak

Pasien : iya

Perawat : terus pakai baju pak, masukkan tangan bapak satu persatu,
setelah itu masukkan kancingnya dilubang yang sesuai.
Habis itu kita sisir rambut pak parjo

Pasien : iya (sambil menganggukkan kepala)

Perawat : baik pak, nah kalau pak parjo melakukannya nanti bapak
akan terlihat lebih rapi pak. Sekarang saya contohkan
terlebih dahulu ya, pak parjo lihat ya pak

Pasien : (memperhatikan yang dicontohkan oleh perawat)

Perawat : nah pak parjo coba ya sekarang

Pasien : (menganggukkan kepala)


Perawat : nah bapak bisa melakukan berdandan ini setelah mandi.
Kalau mencukur bapak kapan mau melakukannya?

Pasien : hari minggu

Perawat : baik bapak. Nah bagaimana perasaan bapak setelah belajar


berdandan tadi?

Pasien : senang

Perawat : baik pak. Nah bapak masih ingat kita tadi belajar apa?

Pasien : berdandan

Perawat : coba sebutkan apa saja pak?

Pasien : mencukur jenggot, memakai baju dan sisiran

Perawat : bagus bapak, bapak bisa mengingatnya dengan tepat. Nah


tadi kan bapak parjo bilang ingin melakukan kegiatan
berdandan dan mencukur jenggot seminggu sekali, ini akan
dimasukkan ke jadwal harian bapak. Nah lakukan ya pak

Pasien : iya (sambil menganggukkan kepala)

Perawat : nah beri tanda jika bapak sudah selesai melakukannya.


Tanda M jika bapak melakukannya secara mandiri dan tanda
B jika bapak diingatkan baru melakukan dan tanda T jika
tidak sama sekali dilakukan ya pak

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat : baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, nanti siang jam 12 kita akan latihan makan dan
minum yang baik diruang makan ya pak?

Pasien : iya

Perawat : Baik pak terima kasih, permisi..


NASKAH DIALOG SP III

Perawat : Selamat siang pak parjo

Pasien : Siang

Perawat : Wah siang ini bapak masih terlihat rapi ya

Pasien : iya

Perawat : Baik pak sesuai dengan janji saya tadi pagi jam 12.00 kita
akan melakukan kegiatan latihan makan dan minum yang
baik diruang makan ini ya pak.

Pasien : iya

Perawat : Bapak parjo biasanya makan dimana pak?

Pasien : Disini

Perawat : Bapak parjo biasanya makan sehari berapa kali?

Pasien :3

Perawat : Baik bapak parjo harus makan yang teratur ya, bapak parjo
kalau tiap hari makan teratur nanti badannya lebih kuat dan
sehat

Pasien : (diam)

Perawat : Pak, bapak kalau mau makan sebelum makan yang


dilakukan terlebih dahulu apa pak?

Pasien : (diam dan bingung)

Perawat : Nah sebelum makan pak parjo harus cuci tangan terlebih
dahulu ya pak ya agar tangannya bersih dan agar tidak sakit
perut.

Pasien : mengangguk-angguk
Perawat : Baik pak kalau sudah cuci tangan selanjutnya belajar
makan dan minum yang baik ya pak

Pasien : iya

Perawat : Baik ini ada 2 piring, yang 1 piring punya bapak parjo dan
yang 1 nya punya bapak parjo, bapak parjo harus makan
yang ada di piring bapak parjo ya

Pasien : iya

Perawat : Nah sekarang belajar makan dan minum yang baik itu
bapak kalau makan harus menyuap satu per satu ya pak dan
pelan-pelan, apabila bapak haus bapak langsung minum ya
pak.

Pasien : iya

Perawat : apakah bapak sudah paham?

Pasien : mengangguk-angguk

Perawat : Baik silahkan bapak bisa memulai makan dan minum yang
baik sesuai yang kita pelajari tadi.

Pasien : (melakukan makan degan menyuap satu persatu dan pelan-


pelan serta minum yg baik)

Perawat : Wah bapak parjo makan dan minumnya sudah baik sekali
ya

Pasien : tersenyum

Perawat : Nah ini bapak parjo sudah selesai makannya ya dan sudah
habis bagus sekali. Setelah selesai makan dan minum piring
dan gelasnya ditaruh ditempat cuci piring ya pak.

Pasien : iya
Perawat : dan bapak parjo jangan lupa cuci tangan ya pak.

Pasien : iya

Perawat : Baik pak kita sudah selesai belajar makan dan minum.
Coba bapak ingat tidak yang kita pelajari tadi tentang apa?

Pasien : makan minum yang baik dan cuci tangan

Perawat : iya cuci tangan sebelum dan sesudah makan ya pak, lalu
selanjutnya pak

Pasien : makan pelan-pelan satu per satu dan minum pelan-pelan

Perawat : wah bapak parjo sudah paham ya tentang makan dan


minum yang baik, jangan lupa setelah makan alat makannya
ditaruh mana pak?

Pasien : cuci piring

Perawat : Baik pak untuk kegiatan makan dan minum yang baik ini
akan dimasukkan ke jadwal harian bapak, nah lakukan ya
pak. Beri tanda M jika bapak melakukannya sendiri atau
tanpa batuan orang lain, tanda B jika diingatkan baru
dilakukan, dan T jika tidak dilakukan.

Pasien : menganggukan kepala

Perawat : baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, besok pagi saya akan kembali lagi kesini dan
kita akan belajar latihan bak/bab yang baik ya pak.

Pasien : iya

Perawat : Permisi pak, terima kasih..


NASKAH DIALOG SP IV

Perawat : Selamat pagi pak Parjo

Pasien : Pagi

Perawat : pak parjo masih ingat saya tidak ?

Pasien : ingat

Perawat : tolong bapak sebutkan nama dan alamat saya ?

Paien : mas yuda, solo

Perawat : Baik bapak sebelumnya bagaimana perasaan bapak hari


ini?

Pasien : Baik

Perawat : Baik pak sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
mengajarkan bagaimana cara membersihkan diri setelah
BAK dan BAB nanti dilakukan di toilet dan waktunya nanti
kurang lebih 20 menit. Bagaimana pak?

Pasien : Iya

Perawat : Bapak biasanya BAB dan BAK dimana?

Pasien : Disini

Perawat : Sekarang saya bertanya pak, dimana seharusnya bapak


parjo BAK dan BAB?

Pasien : Di WC

Perawat : iyaa betul sekali pak, kalau kita mau BAK dan BAB
tempatnya di WC

Pasien : (diam)
Perawat : Baik pak Parjo, disini saya akan menjelaskan bagaimana
cara membersihkan diri setelah BAK dan BAB. Setelah
BAK dan BAB bapak membersihkan anus atau kemaluan
dengan air yang bersih. Setelah bapak selesai membersihkan
jangan lupa tinja atau air kencing yang ada di WC
dibersihkan juga pak. Caranya siram tinja atau air kencing
itu tidak tersisa di WC. Nah jika bapak membersihkan tinja/
air kencing seperti ini berarti bapak juga ikut mencegah
menyebarkan kuman yang ada pada tinjau atau air kencing.

Pasien : iya

Perawat : jangan lupa yaa pak setelah selesai bapak perlu merapihkan
kembali pakaian sebelum keluar dari WC, Pastikan resleting
celana tertutup rapi, lalu cuci tangan dengan sabun

Pasien : (mengangguk-angguk)

Perawat : baik, sekarang kita latihan ya pak pertama, kita latihan


membersihkan diri setelah BAK dan BAB lalu yang kedua
kita membersihkan tempat BAK dan BAB

Pasien : iya

Perawat : Wah,, bagus sekali bapak dapat melakukan latihan


membersihkan diri dan tempat setelah BAK atau AB dengan
baik

Pasien : (tersenyum)

Perawat : nah, bapak kan sudah bisa melakukan latihan dengan baik
jadi sewaktu bapak merasa ingin BAK atau BAB bapak bisa
melakukan hal yang kita lakukan tadi

Pasien : iya
Perawat : bagaimana perasaan bapak setelah belajar BAK atau BAB
secara mandiri tadi?

Pasien : senang

Perawat : bapak masih ingat kita tadi belajar apa ?

Pasien : latihan membersihkan diri dan tempat setelah BAK dan


BAB

Perawat : Baguss bapak, bapak bisa mengingatnya dengan baik

Pasien : (tersenyum)

Perawat : Baik pak untuk kegiatan latihan BAB dan BAK hari ini
akan dimasukkan ke jadwal harian bapak, nah lakukan ya
pak. Beri tanda M jika bapak melakukannya sendiri atau
tanpa batuan orang lain, tanda B jika diingatkan baru
dilakukan, dan T jika tidak dilakukan.

Pasien : iya

Perawat : baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, besok jam 09.00 pagi saya akan menemui
bapak untuk berdiskusi tentang perkembangan kondisi pak
parjo dengan keluarga pak parjo ya pak

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat : baik pak, terimakasih, permisi

Anda mungkin juga menyukai