Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa
Disusun Oleh :
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PERAWATAN JIWA
A. Konsep Teori
1. Pengertian
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya. (Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2009).
Seseorang yang tidak dapat melakukan perawatan diri
dinyatakan mengalami defisit perawatan diri. Nurjannah (2004),
dalam Wibowo (2009), mengemukakan bahwa Defisit
Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). Jenis –
Jenis Defisit Perawatan Diri :
a. Perawatan diri : mandi atau kebersihan
perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi atau kebersihan diri.
b. Perawatan diri : mengenakan pakaian atau berhias
perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Perawatan diri : makan
perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
d. Perawatan diri : toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan
diri adalah sebagai berikut :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran.
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
2) Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa
dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan
perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri
adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau
perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
1) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya
2) Praktik social
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola
personal hygiene.
3) Status ekonomi social
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus yang
harus menjaga kebersihan kakinya
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu
tidak boleh dimandikan
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun,
sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
3. Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut fitria (2009)
adalah sebagai berikut :
a. Mandi atau hygine
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan suber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian atau berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil
potongan pakaian, menenggalkan pakaian serta memperoleh atau
menukar pakaian dan juga memiliki ketidakmampuan dalam
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada
tingkat yang memuaskan, mengambil pakain dan mengenakan
sepatu
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan
makanan, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil
makanan dari wadah dan memasukannya ke dalam mulut,
mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari
jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan
diri setelah BAB atau BAK dengan tepat dan menyiram toilet
atau kamar kecil.
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau dan pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas dan tidak ada inisiatif
2) Menarik diri dan isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) BAB dan BAK disembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri
4. Masalah atau Komplikasi Yang Muncul
a. Penurunan kemampuan dan motivasi diri
b. Deficit perawatan diri
c. Isolasi social
d. Resiko infeksi
e. Penurunan berat badan
5. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada
kulit yang mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan
lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami tekanan
(tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya
luka decubitus mellitus akibat tekanan lama dan tidak hilang.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan
menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang
ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu
atau ketombe yang melekat pada kulit dan memperlancar sistem
peredaran darah di bawah kulit.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara
membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara teratur.
Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat
kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah
nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tindakan
keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan
mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
6. Patofisiologi
Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses
terjadinya gangguan jiwa yang dialami oleh klien sehingga
menyebabkan munculnya gangguan defisit perawatan diri pada
klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit perawatan
diri yang signifikan. Tidak memerhatikan kebutuhan higiene dan
berhias biasa terjadi terutama selama episode psikotik. Klien
dapat menjadi sangat preokupasi dengan ide-ide waham atau
halusinasi sehingga ia gagal melaksanakan aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari (stuart&laraia, 2005).
Ganguan defisit perawatan diri juga dapat terjadi karena
ketidakseimbangan dari beberapa neurotransmitter. misalnya :
Dopamine fungsinya mencakup regulasi gerak dan koordinasi,
emosi, kemampuan pemecahan masalah secara volunter (Boyd
& Nihart,1998 ; Suliswati, 2002). Transmisi dopamin
berimplikasi pada penyebab gangguan emosi tertentu. Pada
klien skizoprenia dopamin dapat mempengaruhi fungsi kognitif
(alam pikir), afektif (alam perasaan) dan psikomotor (perilaku)
kondisi ini pada klien dengan defisit perawatan diri memiliki
perilaku yang menyimpang seperti tidak berkeinginan untuk
melakukan perawatan diri (Hawari, 2001)
Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur,
alam perasaan, halusinasi, persepsi nyeri, muntah. Serotonin
dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam
perasaan) dan psikomotor (perilaku) (Hawari, 2001). Jika terjadi
penurunan serotonin akan mengakibatkan kecenderungan
perilaku yang kearah maladaptif. Pada klien dengan defisit
perawatan diri perilaku yang maladaptif dapat terlihat dengan
tidak adanya aktifitas dalam melakukan perawatan diri seperti :
mandi, berganti pakaian, makan dan toileting (Wilkinson,2007).
Norepinephrin berfungsi untuk kesiagaan, pusat perhatian
dan orientasi; proses pembelajaran dan memori. Jika terjadi
penurunan kadar norepinephrine akan dapat mengakibatkan
kelemahan sehingga perilaku yang ditampilkan klien cendrung
negatif seperti tidak mau mandi, tidak mau makan maupun tidak
mau berhias dan toileting (Boyd & Nihart, 1998; Suliswati,
2002)
Pathway
Gangguan jiwa
Ketidakseimbngan neurotransmitter
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika
A. Orientasi
1. Salam atau pembukaan
“Assalamuallaikum selamat pagi bapak, perkenalkan saya
perawat Yuda yang bertugas pada disift pagi hari ini mulai
pukul 07.00 sampai jam 14.00 siang nanti. Selama 1 minggu
kedepan saya yang akan merawat bapak”
2. Validasi klien
“Sebelumnya nama bapak siapa? Biasanya suka dipnggil siapa
pak?”
“Saya lihat dari tadi bapak menggaruk badannya kenapa ya pak”
“Bapak, apa tadi pagi bapak sudah mandi”
“Kenapa bapak belum mandi”
3. Kontrak kerja
“Baik kalau begitu pak, bagaimana kalau kita bicara tentang
perawatan kebersihan diri, kira-kira waktunya 20 menit
tempatnya disana saja bagaimana pak?”
B. Fase Kerja
1. Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri
“Bapak biasanya sehari mandi berapa kali?”
“Loh kenapa jadi seperti itu pak”
2. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
“Kalau begitu kita sekarang bicara tentang pentingnya mandi,
coba bapak pikir kan, kalau bapak mandi apa yang bapak
rasakan?”
“Nah, sekarang saya akan menyebutkan gunanya jika bapak
mandi. Pertama, bapak bersih. Kalau yang kedua apa pak?”
“Coba bapak ingat-ingat dulu”
“Iya bapak benar, lalu apa lagi pak?”
“Iya bapak bagus sekali. Terus kalau kita tidak mandi apa
akibatnya pak?”
“Iya, bapak bagus sekali”
3. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
“Baiklah pak sekarang coba bapk sebutkn alat-alat yang
biasanya digunakn bapak untuk mandi? “
“saya sebutkan dulu ya pak, pertama sabun lalu apa lagi pak?”
“Benar pak, lalu apa lagi pak?”
“Benar sekali pak”
4. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri : mandi,
gosok gigi, cuci rambut, potong kuku dan melatih pasien
mempraktekkan cara menjaga kebersuhan diri
“Nah bapak sudah tahu kan alat mandi apa saja. Sekarang saya
akan menjelaskan cara-cara mandi, sikat gigi, cuci rambut dan
memotong kuku”
“Kita mulai dengan mandi y pak, pertama kita guyur seluruh
tubuh, ambil sabun, tuangkan sabun ke telapak tangan lalu
gosok-gosok kemudian usapkan keselutuh tubuh pak parjo”
“Baik, sekarang pakai shampo pak, pertama tuangkan sedikit
shampo di telapak tangan lalu gosok-gosok dan kemudian
gososkkan dikepala”
“Terakhir kita guyur seluruh badan samapi shampo dan
sabunnya hilang ya pak, kemudian pakai handuk. Selanjutnya
gosok gigi
“Pertama beri past gigi di atas sikat gigi, beri sedikit air lalu
digosokkan kemulut dan gigi, setelah itu kumur-kumur dan
buang airnya”
“Kalau sudah ganti baju dulu, terus kita lanjut dengan
memotong kuku”
“Baik, Kalau pak sering melakukan kegiatan ini nanti badanya
tidak gatal sama tidak bau lagi pak. Tiap hari bapak dai wangi
pak. Sekarang saya praktekkan dulu memotong kukunya dan
pak lihat ya pak”
A. Orientasi
1. Salam
“Asaalamualaikum wr.wb, Selamat pagi pak parjo”
“bapak parjo masih ingat dengan saya”
2. Evaluasi
“baik benar ya pak, bagaimana perasaan bapak hari ini?”
3. Validasi
“baik, nah sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melakukan
kegiatan merias diri atau berdandan, tempatnya disini saja pak.”
4. Kontrak
5. Tindakan dan Tujuan
6. Waktu
“Waktunya kirang lebih 20 menit, bagaimana pak?”
7. Tempat
B. Fase Kerja
Melatih cara bedandan setelah kebersihan diri
1. Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri
“bapak parjo tadi setelah mandi sudah sisiran?”
“bapak jenggotnya kapan terakhir dicukur?”
2. Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama
“baik. Bagaimana pak apakah bapak ada kesulitan melakukan
kegiatan yang telah kita jadwalkan kemarin pak?”
“bapak melakukan kegiatan diingatkan perawat atau
melakukannya sendiri?”
“bagus sekali bapak”
3. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
“Apa yang bapak rasakan setelah melakukan kegiatan tersebut?”
“iya bapak, benar sekali”
4. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan , lath cara berdandan
setelah kebersihan diri
“Nah sekarang kita belajar berdandan bersama ya pak”
“pertama kita cukuran dulu, oleskan krim didagu terus kita
cukur sampai bersih, kemudian bilas pakai air dan keringkan ya
pak”
“terus pakai baju pak, masukkan tangan bapak satu persatu,
setelah itu masukkan kancingnya dilubang yang sesuai. Habis
itu kita sisir rambut pak parjo”
5. Masukkan pada jadwal kegiatan kebersihan diri dan berdandan
“nah, bapak bisa melakukan berdandan ini setelah mandi. Kalau
mencukur bapak kapan mau melakukannya?”
C. Fase Terminasi Sementara
1. Evaluasi subjektif
“ Nah bagaimana perasaan bapak setelah belajar berdandan
tadi?”
2. Evaluasi objektif
“Nah bapak masih ingat kita tadi belajar apa?”
“coba sebutkan apa saja pak?”
“bagus bapak, bapak bisa mengingatnya dengan tepat”
3. Rencana tindak lanjut
“Nah tadi kan bapak parjo bilang ingin melakukan kegiatan
berdandan dan mencukur jenggot seminggu sekali, ini akan
dimasukkan ke jadwal harian bapak. Nah lakukan ya pak”
“nah beri tanda jika bapak sudah selesai melakukannya. Tanda
M jika baak melakukannya secara mandiri dan tanda B jika
bapak diingatkan baru melakukan dan tanda T jika tidak sama
sekali dilakukan ya pak”
4. Kontrak yang akan datang
“baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, nanti siang kita”
STRATEGI PELAKSANAAN SP III
A. Orientasi
1. Salam
“Selamat siang pak parjo, Perkenalkan saya perawat Yudha
yang bertugaspada pagi hari ini, sesuai dengan janji kemarin
pukul 12.00 kita akan melakukan kegiatan latihan makan dan
minum yang baik diruang makan ya bapak.”
2. Validasi klien
“ Bapak parjo biasanya makan dimana pak?”
“ Bapak parjo biasanya makan sehari berapa kali?”
3. Kontrak Kerja
“Baik kalau begitu pak, bagaimana kalau kita melakukan
kegiatan latihan makan dan minum yang baik , kira-kira
waktunya 15 menit tempatnya diruang makan saja bagaimana
pak?”
B. Fase Kerja
1. Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri
“Bapak kalau mau makan sebelum makan yang dilakukan
terlebih dahulu apa pak?”
“Kita sudah selesai belajar makan dan minum. Coba bapak ingat
tidak yang kita pelajari tadi tentang apa?”
2. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
“Bapak parjo harus makan yang teratur ya, bapak parjo kalau
tiap hari makan teratur nanti badannya lebih kuat dan sehat”
“Sebelum makan pak parjo harus cuci tangan terlebih dahulu ya
pak ya agar tangannya bersih dan agar tidak sakit perut.”
“Bapak parjo sudah selesai makannya ya dan sudah habis bagus
sekali. Setelah selesai makan dan minum piring dan gelasnya
ditaruh ditempat cuci piring dan cuci tangannya pak”
3. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
“Ada 2 piring, yang 1 piring punya bapak parjo dan yang 1 nya
punya bapak parjo, bapak parjo harus makan yang ada di piring
bapak parjo ya”
4. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri :
“Sekarang belajar makan dan minum yang baik itu bapak kalau
makan harus menyuap satu per satu ya pak dan pelan-pelan,
apabila bapak haus bapak langsung minum dan bapak parjo
jangan lupa cuci tangan ya pak”
5. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
“Baik pak kita sudah selesai belajar makan dan minum. Coba
bapak ingat tidak yang kita pelajari tadi tentang apa?
6. Memasukkan dalam jadwal kegiatan
“ Bapak parjo besok pagi saya akan kembali lagi kesini dan kita
akan belajar latihan bak/bab yang baik ya pak.”
C. Fase Terminasi Sementara
1. Tindak Lanjut
“Baik pak untuk kegiatan makan dan minum yang baik ini akan
dimasukkan ke jadwal harian bapak, nah lakukan ya pak. Beri
tanda M jika bapak melakukannya sendiri atau tanpa batuan
orang lain, tanda B jika diingatkan baru dilakukan, dan T jika
tidak dilakukan”
2. Kontrak yang akan dating
“Baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, Besok pagi pukul 08.30 ditempat ini kita akan
belajar latihan BAK atau BAB yang baik ya pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN SP IV
A. Orientasi
1. Salam
"Selamat pagi pak Parjo"
2. Validasi klien
“Sebelumnya nama bapak siapa? Biasanya suka dipnggil siapa
pak?”
"Usianya berapa pak?"
"Alamatnya dimana pak ?"
3. Kontrak Kerja
"Baik pak sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
mengajarkan bagaimana cara membersihkan diri setelah BAK
dan BAB nanti dilakukan di toilet dan waktunya nanti kurang
lebih 20 menit. Bagaimana pak?"
B. Fase Kerja
1. Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri
"Bapak biasanya BAB dan BAK dimana?"
"Sekarang saya bertanya pak, dimana seharusnya bapak parjo
BAK dan BAB?"
"iyaa betul sekali pak, kalau kita mau BAK dan BAB tempatnya
di WC"
2. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
"Baik pak Parjo, disini saya akan menjelaskan bagaimana cara
membersihkan diri setelah BAK dan BAB. Setelah BAK dan
BAB bapak membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang
bersih. Setelah bapak selesai membersihkan jangan lupa tinja
atau air kencing yang ada di WC dibersihkan juga pak. Caranya
siram tinja atau air kencing itu tidak tersisa di WC. Nah jika
bapak membersihkan tinja atau air kencing seperti ini berarti
bapak juga ikut mencegah menyebarkan kuman yang ada pada
tinjau atau air kencing."
3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri setelah melakukan
BAB atau BAK
"jangan lupa yaa pak setelah selesai bapak perlu merapihkan
kembali pakaian sebelum keluar dari WC, Pastikan resleting
celana tertutup rapi, lalu cuci tangan dengan sabun"
4. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
"Baik, sekarang kita latihan ya pak. Pertama, kita latihan
membersihkan diri setelah BAK dan BAB lalu yang kedua kita
membersihkan tempat BAK dan BAB"
C. Fase Terminasi Sementara
1. Tindak Lanjut
"Baik pak untuk kegiatan latihan BAB dan BAK hari ini akan
dimasukkan ke jadwal harian bapak, nah lakukan ya pak. Beri
tanda M jika bapak melakukannya sendiri atau tanpa batuan
orang lain, tanda B jika diingatkan baru dilakukan, dan T jika
tidak dilakukan."
2. Kontrak yang akan dating
"baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, besok jam 09.00 pagi saya akan menemui bapak
untuk berdiskusi tentang perkembangan kondisi pak parjo
dengan keluarga pak parjo ya pak"
NASKAH DIALOG SP I
Pasien : Gatal-gatal
Pasien : Belum
Pasien : Malas
Perawat : Baik kalau begitu pak, bagaimana kalau kita bicara tentang
perawatan kebersihan diri, kira-kira waktunya 20 menit
tempatnya disini saja bagaimana pak?
Pasien : Iya
Perawat : Baik pak langsung saja kita mulai ya. Bapak biasanya
sehari mandi berapa kali?
Pasien : Bersih
Pasien : Wangi
Perawat : Iya bapak bagus sekali. Terus kalau kita tidak mandi apa
akibatnya?
Pasien : Gatal-gatal
Perawat : iya bapak baus sekali. Baiklah pak sekarang coba bapak
sebutkan alat-alat yang biasanya digunakan bapak untuk
mandi?
Perawat : saya sebutkan dulu ya pak. Pertama sabun lalu apa lagi?
Pasien : iya
Perawat : kita mulai dengan mandi ya pak, pertama kita guyur seluruh
tubuh, ambil sabun, tuangkan sabun ketelapak tangan lalu
gosok-gosok kemudian usapkan keseluruh tubuh pak parjo
Pasien : iya
Perawat : pertama beri pasta gigi diatas sikat gigi, beri sedikit air lalu
digosokkan kemulut dan gigi, setelah itu kumur-kumur dan
buang airnya
Perawat : kalau sudah ganti baju dulu, terus kita lanjut dengan
memotong kuku.
Pasien : iya
Perawat : baik. Kalau pak parjo sering melakukan kegiatan ini nanti
badannya tidak gatal sama tidak bau lagi pak. Tiap hari
bapak jadi wangi pak. Sekarang saya praktekkan dulu
memotong kukunya dan pak parjo lihat ya pak
Perawat : Baik pak parjo, tadi kita sudah selesai mempraktekkan cara
menjaga kebersihan diri, nanti bapak mau latihan mandinya
jam berapa?
Perawat : baik pak, tadi kan sudah dibuat jadwal kapan pak parjo mau
melakukannya, besok saya cek sudah dilakukan apa belum.
Kalau pak parjo sudah melakukan sendiri tanpa diingatkan
nanti dijadwal saya tulis M ya, tapi kalau masih perlu
diingatkan nanti saya tulis B ya
Pasien : iya
Pasien : pagi
Pasien : masih
Pasien : senang
Perawat : iya bapak, bapak tampak segar dan wangi, bapak sudah
mandi ya?
Perawat : baik, nah sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
melakukan kegiatan merias diri atau berdandan, tempatnya
disini saja pak. Waktunya kirang lebih 20 menit, bagaimana
pak?
Pasien : iya
Pasien : belum
Pasien : Lupa
Pasien : Sendiri
Pasien : Senang
Perawat : pertama kita cukuran dulu, oleskan krim didagu terus kita
cukur sampai bersih, kemudian bilas pakai air dan keringkan
ya pak
Pasien : iya
Perawat : terus pakai baju pak, masukkan tangan bapak satu persatu,
setelah itu masukkan kancingnya dilubang yang sesuai.
Habis itu kita sisir rambut pak parjo
Perawat : baik pak, nah kalau pak parjo melakukannya nanti bapak
akan terlihat lebih rapi pak. Sekarang saya contohkan
terlebih dahulu ya, pak parjo lihat ya pak
Pasien : senang
Perawat : baik pak. Nah bapak masih ingat kita tadi belajar apa?
Pasien : berdandan
Perawat : baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, nanti siang jam 12 kita akan latihan makan dan
minum yang baik diruang makan ya pak?
Pasien : iya
Pasien : Siang
Pasien : iya
Perawat : Baik pak sesuai dengan janji saya tadi pagi jam 12.00 kita
akan melakukan kegiatan latihan makan dan minum yang
baik diruang makan ini ya pak.
Pasien : iya
Pasien : Disini
Pasien :3
Perawat : Baik bapak parjo harus makan yang teratur ya, bapak parjo
kalau tiap hari makan teratur nanti badannya lebih kuat dan
sehat
Pasien : (diam)
Perawat : Nah sebelum makan pak parjo harus cuci tangan terlebih
dahulu ya pak ya agar tangannya bersih dan agar tidak sakit
perut.
Pasien : mengangguk-angguk
Perawat : Baik pak kalau sudah cuci tangan selanjutnya belajar
makan dan minum yang baik ya pak
Pasien : iya
Perawat : Baik ini ada 2 piring, yang 1 piring punya bapak parjo dan
yang 1 nya punya bapak parjo, bapak parjo harus makan
yang ada di piring bapak parjo ya
Pasien : iya
Perawat : Nah sekarang belajar makan dan minum yang baik itu
bapak kalau makan harus menyuap satu per satu ya pak dan
pelan-pelan, apabila bapak haus bapak langsung minum ya
pak.
Pasien : iya
Pasien : mengangguk-angguk
Perawat : Baik silahkan bapak bisa memulai makan dan minum yang
baik sesuai yang kita pelajari tadi.
Perawat : Wah bapak parjo makan dan minumnya sudah baik sekali
ya
Pasien : tersenyum
Perawat : Nah ini bapak parjo sudah selesai makannya ya dan sudah
habis bagus sekali. Setelah selesai makan dan minum piring
dan gelasnya ditaruh ditempat cuci piring ya pak.
Pasien : iya
Perawat : dan bapak parjo jangan lupa cuci tangan ya pak.
Pasien : iya
Perawat : Baik pak kita sudah selesai belajar makan dan minum.
Coba bapak ingat tidak yang kita pelajari tadi tentang apa?
Perawat : iya cuci tangan sebelum dan sesudah makan ya pak, lalu
selanjutnya pak
Perawat : Baik pak untuk kegiatan makan dan minum yang baik ini
akan dimasukkan ke jadwal harian bapak, nah lakukan ya
pak. Beri tanda M jika bapak melakukannya sendiri atau
tanpa batuan orang lain, tanda B jika diingatkan baru
dilakukan, dan T jika tidak dilakukan.
Perawat : baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, besok pagi saya akan kembali lagi kesini dan
kita akan belajar latihan bak/bab yang baik ya pak.
Pasien : iya
Pasien : Pagi
Pasien : ingat
Pasien : Baik
Perawat : Baik pak sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
mengajarkan bagaimana cara membersihkan diri setelah
BAK dan BAB nanti dilakukan di toilet dan waktunya nanti
kurang lebih 20 menit. Bagaimana pak?
Pasien : Iya
Pasien : Disini
Pasien : Di WC
Perawat : iyaa betul sekali pak, kalau kita mau BAK dan BAB
tempatnya di WC
Pasien : (diam)
Perawat : Baik pak Parjo, disini saya akan menjelaskan bagaimana
cara membersihkan diri setelah BAK dan BAB. Setelah
BAK dan BAB bapak membersihkan anus atau kemaluan
dengan air yang bersih. Setelah bapak selesai membersihkan
jangan lupa tinja atau air kencing yang ada di WC
dibersihkan juga pak. Caranya siram tinja atau air kencing
itu tidak tersisa di WC. Nah jika bapak membersihkan tinja/
air kencing seperti ini berarti bapak juga ikut mencegah
menyebarkan kuman yang ada pada tinjau atau air kencing.
Pasien : iya
Perawat : jangan lupa yaa pak setelah selesai bapak perlu merapihkan
kembali pakaian sebelum keluar dari WC, Pastikan resleting
celana tertutup rapi, lalu cuci tangan dengan sabun
Pasien : (mengangguk-angguk)
Pasien : iya
Pasien : (tersenyum)
Perawat : nah, bapak kan sudah bisa melakukan latihan dengan baik
jadi sewaktu bapak merasa ingin BAK atau BAB bapak bisa
melakukan hal yang kita lakukan tadi
Pasien : iya
Perawat : bagaimana perasaan bapak setelah belajar BAK atau BAB
secara mandiri tadi?
Pasien : senang
Pasien : (tersenyum)
Perawat : Baik pak untuk kegiatan latihan BAB dan BAK hari ini
akan dimasukkan ke jadwal harian bapak, nah lakukan ya
pak. Beri tanda M jika bapak melakukannya sendiri atau
tanpa batuan orang lain, tanda B jika diingatkan baru
dilakukan, dan T jika tidak dilakukan.
Pasien : iya
Perawat : baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya keruang
perawat dulu, besok jam 09.00 pagi saya akan menemui
bapak untuk berdiskusi tentang perkembangan kondisi pak
parjo dengan keluarga pak parjo ya pak