Anda di halaman 1dari 2

Reaksi Tranfusi

 Kategori 1 : Reaksi Ringan


 Tanda : Reaksi kulit setempat
 Gejala : Pruritis
 Kemungkinan penyebab : Hipersensivitas ringan
 Penanganan :
 Perlambat laju tranfusi
 Berikan antihistamin IM (contoh chlopheramine 0,1mg/kg atau yang
setara)
 Jika tidak ada perbaikan klinis selama 30 menit atau jika tanda dan gejala
makin memberat maka tangani sebagai kategori 2
 Kategori 2 : Reaksi Sedang-Berat
 Tanda : flushing, urtikaria, kaku, demam, takikardi
 Gejala : anxietas, puritus, palpitasi, dyspnue ringan, sakit kepala
 Kemungkinan Penyebab :
 Hipersensitivitas (sedang-berat)
 Reaksi demam non-hemolitik terhadap : antibodi terhadap sel darah putih,
trombosit ata terhadap antibodi terhadap protein termasuk IgA
 Kemungkinan kontaminasi pirogen dan atau bakteri
 Penanganan :
 Hentikan tranfusi lalu ganti dengan NaCl 0,9%
 Berikan antihistamin IM (contoh chlopheramine 0,1 mg/kg atau yang
setara) atau antipiretik rektal (contoh : paracetamol 10mg/kg, dewasa
500mg – 1gr); hindari pemberian aspirin pada pasien dengan
trombositopenia
 Berikan kortikosteroid IV dan bronkodilator apabila tampak gejala
anafilaksis (contoh : bronkospasme, stridor)
 Kumpulkan urine 24 jam guna mencari bukti adanya hemolisis
 Jika keadaan klinis sudah membaik maka ulangi tranfusi dengan unit
darah baru secara perlahan dan pantau ketat
 Jika tidak ada perbaikan klinis selama 15 menit atau jika tanda dan gejala
makin memberat maka tangani sebagai kategori 3
 Kategori 3 : Reaksi Mengancam Nyawa
 Tanda : kaku, demam, gelisah, hipotensi, takikardi, hemoglobinuria
 Gejala : anxietas, nyeri dada, nyeri kepala, dyspnue
 Kemungkinan penyebab : hemolisis intravaskuler akut, kontaminasi bakteri dan
syok sepsis, overload cairan, anafilaksis, Transfusion-associated acute lung injury
(TRALI)
 Penanganan :
 Hentikan tranfusi dan ganti dengan NaCl 0,9%
 Berikan infus NaCl 0,9% (20-30 ml/kg) untuk mempertahankan tekanan
sistolik. Jika hipotensi, berikan selama 50 menit dan evaluasi kedua kaki
pasien.
 Pertahankan jalan nafas dan berikan oksigen high flow
 Beri adrenalin 1:1000 sebanyak 0.001 mg/kgBB IM
 Berikan kortikosteroid IV dan bronkodilator apabila tampak gejala
anfilaksis (contoh : bronkospasme, stridor)
 Berikan diuretic (contoh : furosemide 1 mg/kgBB/IV atau yang setara)
 Kumpulkan urine 24 jam dan pantau keseimbangan cairan. Periksa apakah
ada perdarahan di lokasi infus tadi.
 Jika secara klinis tampak bukti DIC maka berikan trombosit (dewasa 5-6
unit) atau cryopresipitate (dewasa : 12 unit) atau fresh frozen plasma
(dewasa : 3 unit)
 Periksa kembali, jika hipotensi:
 Berikan NaCl 0,9% tambahan 20-30 ml/kgBB selama 5 menit
 Berikan inotropik jika tersedia
 Jika terjadi penurunan output urine atau ada bukti laboratorium terjadinya
gagal ginjal akut (peningkatan K+, ureum, kreatinin)
 Pertahankan keseimbangan cairan secara akurat
 Berikan furosemide tambahan
 Pertimbangkan beri infus dopamine, jika tersedia
 Cari pertolongan lebih lanjut, pasien mungkin perlu dialisis
 Jika diduga terjadi bakteraemia (kaku, demam, tidak ada bukti reaksi
hemolisis), berikan antibiotik IV

Anda mungkin juga menyukai