DIETETIK PENYAKIT TIDAK MENULAR AI KUSTIANI, M.Si PRODI GIZI UMITRA DOKUMENTASI KEGIATAN SKRINING MENGGUNAKAN FORMULIR SKRINING • Tujuan skrining: mengidentifikasi pasien atau klien yang berisiko atau tidak berisiko malnutrisi atau dalam keadaan kondisi khusus. • Skrining : dilakukan pada pasien baru 1 X 24 jam setelah pasien masuk rumah sakit. • Metode dan Formulir skrining: sederhana , singkat, cepat sesuai dengan kondisi dan kesepakatan masing-masing rumah sakit. Formulir Skrining Gizi untuk Anak • A. Formulir Nutrition Risk Score (NRS) • Sistem pemberian skor • Skor 0 – 3 tidak berisiko malnutrisi. • Skor 4 – 5 berisiko sedang. • Skor > 7 berisiko tinggi. • B. Formulir Paediatric Yorkhill Malnutrition Score (PYMS): 4 komponen untuk mengevaluasi, yaitu riwayat penurunan asupan makan dalam 1 minggu sebelumnya, BMI, Riwayat penurunan berat badan serta kaitan antara penyakit dengan kebutuhan gizi pasien • C. Formulir Screening Tool For The Assesment of Malnutrition in Paediatrics (STAMP) : mengidentifikasi secara dini dan tepat kondisi malnutrisi dan risiko malnutrisi pada anak • Komponen dari formulir ini adalah pengukuran antropometri, perubahan asupan makan dan penyakit yang mendasari. • D. Formulir Screening Tool For Risk of Impaired Nutritional Status and Growth (STRONG Kids): mampu menunjukkan hubungan yang baik antara status gizi sekarang dan lama rawat inap di populasi anak-anak • 4 parameter, yaitu (1) Subjektif Global Assesment (SGA), (2) Penyakit dengan risiko tinggi, (3) Asupan gizi dan kehilangannya,(4) Kehilangan berat badan atau peningkatan berat badan yang kurang. • E. Formulir Subjective Global Nutrition Assesment (SGNA): menilai status gizi pasien sebelum masuk rumah sakit dan selama dirawat di rumah sakit sehingga lebih menggambarkan adanya perubahan status gizi. • Penilaian SGNA meliputi penilaian subyektif umum berdasar riwayat medis (perubahan berat badan , perubahan asupan makan, adanya gejala gastrointestinal dan pemeriksaan umum), dan pemeriksaan fisik (adanya lemak subkutan, massa otot, adanya oedema dan adanya asites. Formulir Skrining Gizi untuk Dewasa • A. Formulir Nutrition Risk Screening 2002 (NRS 2002) • Tujuan dari formulir skrining ini : untuk mendeteksi adanya masalah gizi dan untuk mengetahui dampak yang timbul karena risiko gizi kurang pada pasien di rumah sakit. • B. Formulir Malnutrition Universal Screaning Tool (MUST) • untuk membantu mengidentifikasi pasien dewasa yang underweight dan berisiko malnutrisi dan obesitas. • bisa di gunakan untuk semua kelompok pasien dengan berbagai jenis perawatan termasuk pola makan yang salah, masalah kesehatan mental, penyakit kritis, adanya gangguan cairan tubuh pada pasien, kehamilan dan menyusui. • terdiri dari 3 pertanyaan yaitu: berapa BMI pasien, berapa penurunan berat badan dalam 3-6 bulan yang lalu dan apakah pasien menderita penyakit akut dan pernah atau mungkin tidak mendapatkan asupan makan > 5 hari. • C. Formulir Mulnutrition Screaning Tool (MST) • untuk mengidentifikasi pasien yang mempunyai risiko kurang gizi. • terdiri atas 2 pertanyaan yaitu, kehilangan berat badan yang tidak diharapkan dan penurunan nafsu makan • D. Formulir Nutrition Service Screaning Assesment (NSSA) • untuk mengidentifikasi secara cepat pasien yang malnutrisi atau berisiko terjadinya masalah gizi sehingga terapi gizi dapat segera diberikan dengan cepat. • Hasil dari Form NSSA dibagi menjadi 2 kelompok kategori: risiko malnutrisi jika terdapat minimal 3 kriteria evaluasi dan tidak risiko malnutrisi jika terdapat kurang dari 3 kriteria • E. Formulir Short Nutrition Assesment Questionnaire (SNAQ) • F. Formulir Subjective Global Assesment (SGA) : metode skrining yang dapat mengidentifikasi pasien yang sudah mengalami malnutrisi atau berisiko malnutrisi • terdiri atas riwayat kesehatan (perubahan berat badan, asupan makan, perubahan gejala • gastrointestinal selama 2 minggu, dan fungsi kemampuan tubuhdan pemeriksaan fisik) dan pemeriksaan fisik (evaluasi jaringan lemak, kehilangan otot, edema, dan acites) • Hasilnya mengkategorikan status gizi pasien: status gizi baik (A), malnutrisi sedang (B) dan malnutrisi berat (C). Formulir Skrining Gizi untuk Usia Lanjut • A. Formulir Nutrition Risk Index (NRI): untuk mengidentifikasi adanya masalah gizi pada usia lanjut • Rumus untuk menghitung NRI adalah: NRI = (1,159 X Albumin) + (41,7 X berat badan sekarang/berat biasa) • Keterangan: Albumin = Albumin serum (g/L) Berat Biasa : didefinisikan sebagai berat stabil lebih dari 6 bulan sebelum masuk RS • B. Formulir Geriatric Nutrition Risk Index (GNRI) • untuk menskrining usia lanjut dalam penggunaannya melibatkan indikator biologis seperti serum albumin dan berat badan. • modifikasi Form NRI dengan perubahan pada indikator berat badan ideal dan pengukuran tinggi badan lansia (lanjut usia), yaitu melalui pengukuran tinggi lutut. • Perhitungan skor GNRI : • (1,489 X albumin g/L) + (41,7 X berat badan/berat badan ideal) • kategori : Berisiko tinggi : GNRI < 82 Berisiko sedang : GNRI 82 - < 92 Berisiko Rendah : GNRI 92 - < 98 Tidak berisiko : GNRI > 98 • C. Formulir Mini Nutritional Assesment (MNA) • formulir MNA terdiri atas 2 bagian yaitu, skrining gizi dan assessment gizi • Indikator yang digunakan MNA adalah pengukuran antropometri, komorbiditas, kebiasaan makan, dan penilaian gizi subyektif. • D. Formulir Nutrition Screening Initiative (NSI) • metode yang dikembangkan di Amerika untuk pasien usia lanjut. NSI mengidentifikasi beberapa faktor risiko malnutrisi, seperti ketidaksesuaian asupan makan, kemiskinan, isolasi sosial, kemandirian/ketidakmampuan, kondisi penyakit akut dan kronik, dan pengobatan kronis yang digabung menjadi daftar faktor risiko yang disingkat DETERMINE (Disease, Eating poorly, Tooth loss atau mouth pain, Economic hardship , Reduced social contact, Multiple medications or drugs, Involuntary weight loss , Need for assisstance with self-care, Elderly years Formulir Skrining Gizi untuk Ibu Hamil
• untuk mendeteksi adanya malnutrisi atau kemungkinan terjadi risiko
malnutrisi pada ibu hamil. • Pada formulir skrining ibu hamil ada 2 macam, yaitu untuk ibu hamil dengan masalah obstetri kehamilan/nifas dan untuk ibu hamil dengan masalah ginekologi (onkologi dll DOKUMENTASI KEGIATAN PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR • formulir yang dipakai untuk mendokumentasikan kegiatan PAGT. • PAGT : Assesment/pengkajian gizi, Diagnosis Gizi, Intervensi Gizi serta Monitoring dan Evaluasi Gizi. Formulir Asuhan Gizi Dewasa/Lansia Formulir Asuhan Gizi Anak Formulir Asuhan Gizi Neonatus Formulir Riwayat Pola Makan/Kebiasaan Makan Formulir Catatan Asupan Makan Pasien Formulir Permintaan Konseling Gizi Formulir Monev Asuhan Gizi PRAKTEK • CONTOH KASUS ANAK • Seorang anak An. Jenis kelamin perempuan, umur 23 bulan BB 10,6 kg, PB 85 cm, BMI 14,7, dalam keadaan demam tinggi (diukur sampai 41 oC) dibawa ke RS Brayat Minulyo. Saat dalam perjalanan anak kejang, mata melirik ke atas, tangan dan kaki kejang. Anak dirawat selama 10 hari, diagnosis tidak diketahui, selama dirawat anak diberi antibiotik kemudian anak boleh pulang dengan demam yang masih naik turun suhu 37-38 oC. anak pulang dengan terapi obat anti kejang yang dimasukkan lewat anus. • Satu hari kemudian, anak dibawa ke RS Dr. Moewardi karena anak masih demam tinggi, dirawat selama 1 minggu, dilakukan pemeriksaan lab dikatakan baik, dirontgen kemudian boleh pulang, diberi obat penurun panas dan antibiotik. Anak kemudian dilakukan terapi untuk GDD 2 x seminggu dan disarankan untuk periksa di dokter spesialis anak di Yogyakarta. 1 MSMRS anak periksa di dokter spesialis anak kemudian di cek lab dengan hasil: Kreatinin: 0,64 mg/dl, Hb :11,7 g/dl, SGPT : 16 U/L, SGOT : 26 U/L, BUN : 15 mg/dl. Kemudian dirujuk ke • RSUP Dr. Sardjito. Makanan pokok 3 x/hari dan selingan 3 x sehari. Makanan pokok : nasi lembek 2 sdm 3x/hari. Lauk hewani : ayam cincang 50 g 1x/hari, telur ayam negeri bagian kuning 20 g 1x/hari, ikan patin 50 g 1/7 hari, hati ayam 30g 1/3 hari. Lauk nabati : tempe 25 g/tahu 50 g 1-2 x/hari. Sayur : wortel, bayam, brokoli 50 g 3x/hari, Buah : pisang 50 g 3/7 hari, Minuman: susu SGM 3 120 ml, siang 3 x, malam 3-5 kali, ASI @10 menit ± 15 kali/hari, Selingan: biskuit, bubur sumsum, roti basah Sejak ± 2 minggu setelah pasien sakit bibirnya terbentur, pasien tidak mau minum susu dan sejak masuk RSS pasien tidak diberikan ASI (mulai disapih). • Pilihlah formulir skrining yang tepat dan isikanlah data kasus di atas kedalam formulir • skrining gizi ! jawab • Alat atau formulir skrining yang dipakai adalah Formulir Paediatric Yorkhill Malnutrition Score ( PYMS) TERIMA KASIH