Anda di halaman 1dari 27

Kel 2

“KATABOLISME ASAM AMINO,


PERAN ENZIM DALAM
METABOLISME PROTEIN DAN
METABOLISME HEMOGLOBIN”
Dosen Pengampu : Radella Hervidea, M.Si
Nama Anggota :
1. Ana Sarah Dea Delinda 205190050 8. Laura Oktika Putri 205190030

2. Audia Pradinda 205190058 9. Novi Arabia Anisa. S 205190052

3. Dewi Anggraini 205190008 10. Putri Eka Wahyuni 205190007

4. Dwi Rahayuningsih 205190003 11. Putu Septi 205190027

5. Dina Trisia 205190010 12. Wayan Noti Karani 205190025

6. Indah Rahmawati 205190041 13. Yuda Yunanda 205190037

7. Kartika Eka Putri Anjani 195190054


01
Pengertian
Katabolisme Asam
Amino
Pengertian katabolisme Asam amino
Katabolisme asam amino adalah proses pemecahan molekul
asam amino menjadi molekul yang lebih sederhana untuk
dibuang gugus aminanya dan rangka karbonnya digunakan
sebagai penghasil energi. Katabolisme asam amino dapat
terjadi apabila tubuh kelebihan pasokan asam amino dari
makanan (karena tubuh tidak bisa menyimpan kelebihan
asam amino) atau karena tubuh sangat kekurangan energi
disebabkan kelaparan yang sangat ekstrim.
02
Proses Katabolisme
Asam Amino
1. Gugus Amina
1. Transminasi
adalah reaksi pemindahan gugus amina secara enzimatik dari suatu
asam amino ke alfa ketoglutarat sehingga menghasilkan glutamat atau
kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
 Enzim yang terlibat : Transaminase
 Enzim amino transferase mengkatalisis reaksi transaminasi melalui 2
langkah sebagai berikut:
 Gugus amina dari asam amino ditransfer ke enzim.
 Gugus amina ditransfer ke alfa ketoglutarat menghasilkan glutamat
dan enzim kembali seperti semula.
Transminasi
 Proses Transmisi:
1. Gugus a-amino dari suatu asam amino
ditransfer ke a-ketoglutarat oleh enzim
transaminase (amino-transferase)
2. A-ketoglutarat kemudian menjadi asam
glutamate
3. Sel mengandung sejumlah aminotransferase
yang berbeda, seperti alanin
Aminotransferase dan lain-lain, piridoksal  Gambar diatas merupakan proses reaksi
fosfat (PLP) bertindak sebagai gugus transminasi. Alanin mengalami transminasi
prostetik menjadi glutamat.Pada reaksi ini dibutuhkan
4. Reaksi transaminasi ini terjadi dalam enzim alanin aminotransferase. Glutamat
mitokondria maupun dalam cairan juga dapat memindahkan amin ke rantai
sitoplasma. karbon lainnya, menghasilkan asam amino
baru
2. Deaminasi Oksidatif
adalah proses pelepasan gugus amino dari glutamat dalam bentuk ion
amonium (NH4+).
 Reaksi deaminasi terbagi 2:
1. Deaminasi oksidatif
Contohnya adalah glutamat yang dikatalisis oleh enzim L-glutamat
dehidrogenase yang dibantu oleh NAD+ dan NADP+. Glutamat akan
mengalami deaminasi menghasilkan alfa ketoglutarat dan ion ammonium
(NH4+).
2. Deaminasi non oksidatif
Contohnya adalah serin. Enzim serin dehidrase akan melepaskan gugus
amina dari serin dan menghasilkan asam piruvat. Asam amino treonin
juga dapat mengalami deaminasi non oksidatif oleh enzim treonin
dehidratase menghasilkan keto butirat.
Deaminasi Oksidatif
 Contoh reaksi deaminasi oksidatif.
glutamate mengalami deaminasi
menghasilkan amonia (NH4+).
Selanjutnya amonia masuk kedalam
siklus urea dan a-ketoglutarate
regenerasi untuk transminasi

 Enzim yang terlibat : Glutamat


Dehidrogenase
2. SIKLUS UREA
Degradasi asam amino protein menghasilkan
limbah nitrogen berupa amonia. Senyawa ini
bersifat racun bagi organisme tertentu dalam tubuh.
Agar tidak beracun biasanya gugus amino
diekskresi dari tubuh dalam bentuk urea yang
terjadi di hati.Urea akan masuk ke sirkulasi darah
dan dibuang lewat ginjal (urine).
SIKLUS UREA
Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap,yaitu:

1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat singtase I, ion amonium bereaksi


dengan CO2

2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi


dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan

3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-


aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi ATP

4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah


menjadi fumarat dan L-arginin

5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan


menghasilkan L-ornitin dan urea.
3. KATABOLISME RANGKA Karbon
Rangka karbon hasil degradasi asam amino akan memasuki siklus krebs untuk diolah menghasilkan
energi.

Jalur degradasinya:
 Asam Amino Ketogenik
Didegrasi menjadi senywa antara
metabolisme asam lemak yaitu Asetil-KoA
dan Asetoasetat
 Asam Amino Glukogenik
Didegrasi menjadi senyawa antara
glikolisis atau siklus krebs yaitu, Piruvat a-
ketoglurat, suksinil-KoA, furnarat,
Oksaloasetat
 Ketogenik menjadi badan keton dan
lipid
 Glukogenik menjadi glukosa
03
Peran Enzim Dalam
Metabolisme Protein
Enzim merupakan senyawa Beberapa enzim yang berperan dalam
organik atau katalis protein yang metabolisme protein :
dihasilkan oleh sel dan berperan 
Anabolisme
sebagai katalisator yang
1. Glutamat Dehidrogenase (pembentukan asam
dinamakan biokatalisator
glutamat)
 Komponen Enzim: 2. Transferase (transfer NH2)
 Katabolisme
1. Apoenzim (komp.protein)
1. Asam amino oksidase (pembentukan asam
2. Kofaktor (komp.nonprotein) keto + NH3)
3. Gabungan Apoenzim dan 2. Deaminase (pembentukan senyawa
Kofaktor disebut Holoenzim hidroksida + NH3)
3. Dekarboksilase (pembentukan senyawa
amina + CO2)
04
Efek Kekurangan
Enzim
Efek Kekurangan Enzim yang Berperan Dalam Metabolisme Protein dan
Asam Amino

 Menyebabkan gangguan pencernaan, yang selanjutnya akan terjadi gangguan


penyerapan (mal absorbsi ).
 Jika seseorang kekurangan enzim protease ( enzim yang mengubahn protein menjadi
asam amino ), orang tersebut mungkin akan mengalami perubahan suasana hati, sifat
lekas marah atau kecemasan,
 Penyakit yang berhubungan dengan metabolisme asam amino ; Alkaptonuria (penyebab
tidak adanya enzim homogentisat dioksigenase), Phenilketonuria ( tidak adanya enzim
fenilalanin 4-monooksigenase atau fenilalanin hidroksilase ), Albino (tidak adanya
enzim tirosin 3-monooksigenase )
05
Efek kelebihan Enzim
Efek Kelebihan Enzim yang Berperan Dalam Metabolisme Protein dan
Asam Amino

Apabila enzim yang berperan dalam metabolisme protein dan asam amino
berlebih maka akan menyebabkan jumlah dari protein meningkat. Hal tersebut
dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan, diantaranya :

 Menimbulkan beban yang sangat berat bagi hati dan ginjal

 Kekurangan kalsium

 Kelebihan protein dapat menyebabkan kekurangan energi

 Pankreasitis akut.
06
Penyakit yang
Terjadi Akibat
Metabolisme Protein
- Refisiensi Protein (protein kurang)
- Hipoproteinemi (ekskresi protein serum darah berupa albumin yang berlebihan melalui
air kemih)
- Goutarthritis (pada berbagai jaringan terdapat endapan)
- Fenilketonuria (fenilketonuria terjadi ketika kadar asam amino (protein) fenilalanin dalam
darah terlalu tinggi)
- Maple syrup urine disease (MSUD) (penyakit urine sirup mapel terjadi ketika tubuh tidak
mampu menyerap asam amino.)
- Alkaptonuria ( terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah asam amino tirosin dan
fenilalanin dengan baik, sehingga urine penderitanya berwarna hitam kecoklatan ketika
terpapar udara)
- Ataksia Friedreich (ataksia friedreich terjadi saat protein jenis frataksin di dalam tubuh
berkurang dan memicu kerusakan pada saraf yang mengendalikan kemampuan berjalan
dan kerja jantung)
07
Metabolisme
Hemoglobin
 Pengertian hemoglobin
Hemoglobin merupakan molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai
polipeptida globin (alfa, beta, gama, dan delta). Heme adalah gugus prostetik yang terdiri
dari atom besi, sedangkan globin adalah protein yang dipecah menjadi asam amino.
Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah merah dan merupakan pigmen pemberi warna
merah sekaligus pembawa oksigen dari paruparu keseluruh sel-sel tubuh.

 Struktur Hemoglobin

1. 4 molekul protein

2. 4 heme

3. HbA (2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains)

4. HbF (2 alpha & 2 gamma)

5. HbA2 ( 2 alpha & 2 delta)


 Sintesis hemoglobin
 Bahan pembentukan hemoglobin adalah protoporfirin yang dibentuk
mitokondria
 Protoforfirin akan bertemu dan bergabung dengan Fe yang berikatan dengan
transferin (karna Fe yang berdiri sendiri dipembuluh darah bersifat toxic),
ketika Fe masuk dan bergabung dengan protoforfirin, transferin akan keluar.
 Fe yang bergabung dengan protoporfirin akan menghasilkan heme
 Kemudian akan dibentuk sebuah sintsis protein yang dilakukan ribosom
protein tersebut disebut globin ( 2 alpha dan 2 beta)
 alpha dan 2 beta akan bergabung dengan heme yang akan membentuk
hemoglobin
KETERANGAN:
 Bilirubin dihasilkan dari pemecahan sel darah merah (eritrosit) yang sudah tua, berusia sekitar 120
hari. Karna sudah tua dan elastisitas berkurang maka ketika melewati pembuluh darah yang ada di
limfa, akan tersangkut di splean karna pembuluh darah sangat sempit dan hanya bisa dilalui oleh
elitrosit yang masih muda <120 hari.
 Ketika usia 120 hari, sel darah merah akan difagositosis oleh makrofag, sisa yang diperlukan akan
digunakan dan yang tidak dibutuhkan akan dibuang (dirombak)
 Di dalam sel darah merah yang dirombak mengandung Hemoglobin (Hb)
 Hb dipecah menjadi 2 bagian yaitu heme dan globin
 Globin dikirim langsung ke sumsum tulang tujuannya merupakan salah satu bahan yang akan
digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit baru.
 Heme akan diubah menjadi biliverdin yang kemudian akan direduksi menjadi bilirubin bebas/tak
terkonjugasi/indirek
 Selanjutnya biliverdin akan dilepaskan secara bertahap oleh makrofagke dalam plasma sehingga
bilirubin berikatan dengan plasma/albumin plasma, bilirubin yang berikatan dengan albumin plasma
sifatnya tidak mudah larut dalam air sehingga akan ditransfor ke hati
 Setelah melewati hati,lepasan plasma akan terpisah dari bilirubin sehingga saat keluar dari hati
bilirubin menjadi terkonjugasi (direk)
LANJUTAN:
 Ada 2 sistim ekskesi yang digunakan oleh tubuh untuk mengeluarkan kadar bilirubin dalam tubuh.
(sistem pencernaan dan ke darah )
 Bilirubin yang sudah terkonjugasi akan keluar melalui transpor aktif, pintu keluar disebut kanalikuli
empedu,lalu masuk ke sistem pencernaan/digestiv
 Setelah masuk ke sistem pencernaan bilubin akan diubah di dalam usus menjadi sterkobilinogen,
proses mengubah bilirubin terkonjugasi didalam usus diubah oleh bakteri itu sendiri menjadi
sterkobilinogen
 Kemudian melalui proses oksidasi dan dibantu oleh bakteri,sterkobilinogen akan diubah menjadi
sterkobilin, sterkobilin inilah yang akan dikeluarkan melalui feses
 Sterkobilin ini juga yang akan menyebabkan warna brown/warna kuning kecoklatan pada feses (jika
ada sumbatan,biasanya pewarnaan feses seperti dempul)
 Bukan hanya ke sistem pencernaan,bilirubin akan masuk ke darah, akan diekskresikan melalui ginjal.
Di ginjal bilirubin yang terkonjugasi akan diubah menjadi urobilinogen, kemudian melalui bantuan
oksidasi, urobilinogen akan dirubah mnjadi urobilin.
 Hal ini yang menyebabkan warna kuning pada urine
Terima
KASIH

Anda mungkin juga menyukai