Oleh :
Tim Pengampu MK Biokimia
Outline Perkuliahan
Katabolisme Protein
Degradasi Protein Asam Amino
Katabolisme Asam Amino
Siklus Urea
Anabolisme Protein
Biosintesis Asam Amino
Biosintesis Protein
Struktur primer kuartener
*Primer----struktur linear rantai protein
tdk ada interaksi dengan rantai yg
lain ataupun antar asam amino
*Sekunderstruktur 2 dimensi protein
terjadi folding beraturan krn ada
ikatan H antara gugus2 polar
asam amino dlm rantai
*Tersier-----struktur 3 dimensi sederhana
terjadi folding, juga interaksi
gugus non-polar utk mendorong
lipatan
*Kuartenermembentuk kompleks, gabungan
bbrp rantai. E.g. hemoglobin
Protein memiliki beragam fungsi:
Struktural
Katalisator
Transport
Sistem pertahanan tubuh
Pengendalian metabolisme (hormon)
DLL
KATABOLISME PROTEIN
DEGRADASI PROTEIN
MENJADI ASAM AMINO
DEGRADASI PROTEIN
Degradasi protein (polipeptida) menjadi
monomernya (asam amino) dikatalisis oleh
enzim pepsin, trypsin, chymotripsin,
carboxypeptidase A dan B, dan aminopeptidase.
Enzim pepsin (Mr 34.614) menghidrolisis protein
pada ikatan peptida pada sisi terminal amino
dari residu asam amino aromatik (Phe, Trp, dan
Tyr) menghasilkan peptida lebih pendek.
DEGRADASI PROTEIN
Selanjutnya enzim trypsin dan
chymotrypsin menghidrolisis peptida hasil
pemotongan enzim pepsin.
Enzim peptidase (carboxypeptidases A
dan B dan aminopeptidase) lebih lanjut
mengkatalis pemotongan peptida pendek
menjadi asam amino bebas.
DEGRADASI PROTEIN
Degradasi protein memiliki beberapa fungsi:
Menyediakan asam amino untuk biosintesis
protein.
Menyediakan atom nitrogen untuk sintesis
senyawa yang mengandung nitrogen.
Menyediakan energi melalui glukoneogenesis
saat sumber karbohidrat dan lipid tidak tersedia.
Menghilangkan protein yang rusak atau disintesis
secara abnormal di dalam tubuh.
KATABOLISME ASAM
AMINO
Asam amino yang dihasilkan dari degradasi
protein, selanjutnya akan menjalani proses
katabolisme.
Jalur katabolisme asam amino untuk sebagian
besar organisme hampir sama.
Kunci katabolisme asam amino adalah
pemisahan gugus amino dari karbon skeleton
asam amino.
Proses pemisahan gugus amino dapat melalui
reaksi transaminasi dan deaminasi.
Ion amonium (NH4+) yang dihasilkan selanjutnya
digunakan sebagai bahan untuk biosintesis
asam amino, nukleotida, atau memasuki siklus
urea.
Sementara itu, karbon skeleton akan dioksidasi
menghasilkan energi (ATP) melalui siklus krebs
(citric acid cycle) dan rantai transfer elektron
atau diubah menjadi glukosa melalui jalur
glukoneogenesis.
(Lehninger, 2001)
TAHAP KATABOLISME
ASAM AMINO
Ada dua tahap dalam katabolisme asam
amino:
1.Reaksi Transaminasi
2.Reaksi Deaminasi Oksidatif
1. REAKSI TRANSAMINASI
Pada reaksi transaminasi, gugus -amino
dipindahkan (ditransfer) dari asam amino
satu kepada atom karbon dari -
ketoglutarat menghasilkan asam -keto.
Reaksi dikatalisis oleh enzim
aminotransferase atau transaminase yang
membutuhkan piridoksal fosfat (PLP)/
vitamin B6 sebagai koenzimnya.
Reaksi terjadi di sitosol.
(Lehninger, 2001)
2. REAKSI DEAMINASI
OKSIDATIF
Glutamat selanjutnya ditransport ke dalam
mitokondria untuk menjalani tahap reaksi
deaminasi oksidatif.
Pada reaksi deaminasi oksidatif, gugus
amino dihilangkan dari glutamat
menghasilkan ion amonium (NH4+).
Reaksi dikatalisis oleh enzim L-glutamat
dehidrogenase yang membutuhkan NAD+
atau NADP+.
HUBUNGAN REAKSI TRANSAMINASI
DAN DEAMINASI OKSIDATIF
Amonia yang dihasilkan dapat beracun
bagi sel, oleh karena itu amonia bebas
dikonversi terlebih dahulu menjadi
senyawa tidak beracun sebelum diekspor
ke hati atau ginjal.
Amonia bebas direaksikan dengan
glutamat menghasilkan glutamin dengan
bantuan enzim glutamine synthetase.
Reaksi ini berlangsung dengan dua tahap
yang membutuhkan ATP sebagai sumber
energi.
(Lehninger, 2001)
SIKLUS UREA
Jika tidak digunakan kembali untuk
sintesis asam amino baru atau produk
mengandung nitrogen lainnya, gugus
amino akan dikeluarkan dari tubuh.
Pada sebagian besar organisme air,
nitrogen amino diekskresikan dalam
bentuk amonia disebut organisme
amonotelik. Amonia selanjutnya
dibuang dan larut ke dalam air.
Pada manusia dan sebagian hewan lain,
nitrogen amonia diubah ke dalam bentuk
urea (organisme ureotelik) untuk selanjutnya
diekskresikan.
Pada burung dan reptil, nitrogen amino
diekskresikan dalam bentuk asam urat
(organisme urikotelik).
Pada tanaman, semua gugus amino
digunakan kembali (recyle). Ekskresi
nitrogen terjadi hanya pada kondisi tidak
biasa.
Pada organisme ureotelik, amonia dikonversi
ke dalam bentuk urea melalui siklus urea.
Jalur siklus urea ditemukan pada 1932 oleh
Hans Krebs (yang juga penemu citric acid
cycle atau siklus krebs) dan seorang
mahasiswanya, Kurt Henseleit.
Produksi urea terjadi di hati. Urea lalu
dikeluarkan ke dalam aliran darah dan masuk
ke ginjal untuk selanjutnya diekskresikan ke
dalam urin.
Sebelum berlangsung siklus urea, dibentuk terlebih
dahulu senyawa karbamoil fosfat dari ion amonium
(NH4+), karbonat (HCO3+), dan ATP. Reaksi dikatalisis
enzim karbamoil fosfat sintetase I.
Reaksi terjadi dimatriks mitokondria.
Karbamoil fosfat selanjutnya masuk ke tahap siklus
urea.
(Lehninger, 2001)
TAHAP SIKLUS UREA
Siklus urea terdiri atas empat tahap:
1. Senyawa karbamoil fosfat mendonasikan gugus
karbamoil-nya kepada ornitin membentuk sitrulin
dengan melepaskan Pi. Reaksi dikatalisis enzim
ornitin transkarbamoilase.
(Lehninger, 2001)
ANABOLISME PROTEIN
BIOSINTESIS ASAM AMINO
PENDAHULUAN
Biosintesis asam amino membutuhkan
nitrogen.
Sumber nitrogen terpenting adalah udara.
Namun hanya sedikit organisme yang dapat
mengkonversi nitrogen atmosfir menjadi
bentuk yang bermanfaat bagi kehidupan
organisme.
Organisme ini mampu memfiksasi nitrogen
atmosfir dan mengubahnya menjadi NH3
atau NH4+.
PENDAHULUAN
Nitrogen tereduksi dalam bentuk NH4+
diasimilasi ke dalam bentuk asam amino.
Sebagai contoh adalah sintesis glutamin dari
glutamat yang dikatalisis glutamin sintetase.
Enzim ini ditemukan pada semua organisme.
PENDAHULUAN
Contoh lain adalah sintesis glutamat dari reaksi
-ketoglutarat dan NH4+ yang dikatalisis enzim
L-glutamat dehidrogenase.
Enzim ini ditemukan pada semua organisme.
PENDAHULUAN
Selain dalam bentuk NH4+, sumber
nitrogen untuk biosintesis asam amino
juga diperoleh dari senyawa-senyawa
antara yang dihasilkan melalui jalur:
glikolisis, siklus krebs, atau pentosa fosfat.
(Lehninger, 2001)
BIOSINTESIS ASAM AMINO
Jalur biosintesis asam amino
diklasifikasikan ke dalam enam kelompok
berdasarkan prekursor yang digunakan:
1. -ketoglutarat
2. 3-fosfogliserat
3. Oksaloasetat
4. Piruvat
5. Fosfoenolpiruvat dan eritrosa 4-fosfat
6. Ribosa-5-fosfat
Biosintesis Asam Amino dari
Prekursor -ketoglutarat
1. Biosintesis glutamat dari -ketoglutarat.
Reaksi dikatalisis L-glutamat dehidrogenase.
Biosintesis arginin
membutuhkan ATP
sebagai sumber energi.
Biosintesis Asam Amino dari
Prekursor 3-fosfogliserat
1. Biosintesis Serin dan
Glisin dari 3-fosfogliserat
Asam amino glisin
dibentuk dari asam
amino serin melalui
reaksi transferasi.
Mahlon Hoagland
PENDAHULUAN
Penemuan ketiga dihasilkan Francis Crick yang
mengungkap bagaimana informasi genetik pada
DNA dapat diterjemahkan ke dalam bentuk
protein.
Menurut Crick, ada asam nukleat kecil yang
berperan sebagai adaptor, satu bagian molekul
adaptor mengikat asam amino spesifik dan
bagian lainnya mengenali urutan nukleotida
(mRNA) yang mengkode asam amino.
Francis Crick
Hipotesis Adaptor Crick
Setiap tiga nukleotida pada mRNA (disebut
kodon) akan dibaca oleh molekul tRNA, yang
sudah berikatan dengan asam amino tertentu,
dengan cara memasangkan urutan kodon
mRNA dengan urutan antikodon pada tRNA-
nya.
BIOSINTESIS PROTEIN
Biosintesis protein berlangsung dalam lima
tahap:
1. Aktivasi asam amino
2. Inisiasi
3. Elongasi (pemanjangan)
4. Terminasi (pengakhiran) dan pelepasan
5. Pelipatan dan Pengolahan protein pasca
translasi
Setiap tahap membutuhkan komponen
pendukung.
No TAHAP BIOSINTESIS KOMPONEN PENTING YANG
DIBUTUHKAN
1 Aktivasi asam amino 20 asam amino, 20 aminoasil-tRNA
sintetase, 32 atau lebih tRNA, ATP, Mg 2+
2 Inisiasi mRNA, N-formilmetionil-tRNAfmet, kodon
inisiasi pada mRNA (AUG), sub-unit ribosom
30S dan 50S, faktor inisiasi (IF-1, IF-2, IF-3),
GTP, Mg 2+
Aminoasil-tRNA yang
baru bergabung dengan
kompleks inisiasi.
Jenis aminoasil-tRNA
yang masuk bergabung
disesuaikan dengan
kesesuaian antikodon
pada aminoasil-tRNA
dengan kodon pada
mRNA.
3. PEMANJANGAN
Glikosilasi Protein