Anda di halaman 1dari 54

BIOKIMIA I

METABOLISME PROTEIN

MINARNI., S.Pd., M.Si


semua reaksi kimia yang
terjadi di dalam
METABOLISME organisme, termasuk yang
terjadi di tingkat selular

Nutrien penghasil
energi
Makromolekul sel

PROTEIN PROTEIN
katabolisme

Anabolisme
ENERGI
KIMIA

Produk akhir yang


Molekul pemula
miskin energi

Asam amino
FUNGSI PROTEIN :
• Pembentukan jaringan baru seperti: rambut,
kuku.
• Mengganti jaringan yang rusak seperti:
pengelupasan mukosa usus.
• Mengganti asam amino yang hilang misalnya
lewat urin.
• Mensintesis asam amino nonesensial dengan
menggabungkan asam keto melalui proses
transaminasi oleh hati.
• Mensintesis molekul fungsional seperti; hormon,
enzim dsb.
Metabolisme protein Meliputi:
• Degradasi protein (makanan dan protein
intraseluler) mjd asam amino
• Oksidasi asam amino
• Biosintesis asam amino
• Biosintesis protein
DEGRADASI PROTEIN
≈ PENCERNAAN PROTEIN
• Degradasi protein dr makanan asam amino : tjd di
saluran pencernaan
• Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam
amino → masuk darah
• Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk
disimpan
• Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk
protein (dengan menggunakan enzim)
• Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan
mengolah protein
METABOLISME PROTEIN
Proses penguraian protein dan asam
amino dalam tubuh

Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel


dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energy atau
disimpan dalam bentuk lemak. Pemecahan protein jadi
asam amino terjadi dihati dengan proses :deaminasi
atau transminasi. deaminasi maupun transminasi
merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat
masuk ke dalam siklus krebs.

Pemecahan protein dalam tubuh yaitu


sebagai berikut :

Transminasi : alanin + NAD+ → piruvat + glutamate

Diaminasi : asam amino + NAD+ → asam keto + NH3


Ammonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat
meracuni otak sehingga menjadi coma, tetapi tidak dapat
dibuang oleh ginjal, sehingga harus diubah dahulu jadi urea
(dihati), agar dapat dibuang oleh ginjal. Namun jika hati ada
kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3 menjadi urea
tergganggu dan akan menimbulkan penumpukan NH3 dalam
darah yang disebut uremia.

Asam amino yang berlebih akan diuraikan dan tidak


disimpan. Untuk mempertahankan kesehatan, seorang
dewasa membutuhkan 30-60 gram protein setiap hari.
Mutu protein ditentukan dari kelengkapan asam
aminonya, jika ada asam amino yang terserap melalui
proses pencernaan dan penyerapan namun asam amino
yang bersangkutan akan segera diuraikan menjadi urea.
Keadaan Asam Amino dalam Darah

Banyaknya asam amino dalam darah tergantung pada


keseimbangan antara pembentukan asam amino dan
penggunaannya. Pada proses pencernaan makanan,
protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi
hidrolisis serta enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim
tersebut adalah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi
peptidase, amino peptidase, dipeptidase, dan tripeptidase.

Dalam keadaan puasa (asam amino) dalam darah


biasanya 3,5-5 mg/ 100ml darah. Dan akan meningkat
segera setelah buka puasa sekitar 5-10 mg / 100 ml
darah. Kembali turun kembali setelah 4-6 jam. Jumlah
(asam amino) dalam jaringan kira-kira 5-10 kali lebih
besar daripada dalam darah.
kerangka karbon dari 10 asam amino pada akhirnya diuraikan menjadi
asetil-KoA. Lima dari asam amino diubah menjadi α-ketoglutarat, tiga
menjadi suksinil-KoA, dua menjadi oksaloasetat dan dua menghasilkan
fumarat.
Transaminasi
• Adalah proses perubahan asam amino
menjadi jenis asam amino lain.
• Proses transaminasi didahului oleh perubahan
asam amino menjadi bentuk asam keto,
secara skematik digambarkan sebagai berikut:
Alanin + α-ketoglutarat ↔ piruvat + glutamate
Proses Trasminase
Transaminase mempunyai gugus prostentik, piridoksal pospat,
pada sisi aktifnya yang berfungsi sebagai senywa antara pembawa
gugus amino menuju ketoglutarat. Molekul ini mengalami
perubahan dapat balik diantara bentuk aldehidanya, piridoksal
pospat yang dapat menerima gugus amino dan bentuk
teraminasinya piridoksamin pospat yang dapat memberikan gugus
amino.
Reaksi transminasi bersifat reversible. Pada reaksi ini tidak
ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang
dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto.
Lanjutan….

Alanin transaminase dapat mengubah berbagai jenis asam


amino menjadi alanin, Selama tersedia asam piruvat. Glutamat
transminase dapat mengubah berbagai jenis asam amino menjadi
alanin, selama tersedia asam piruvat. Glutamat transminase
merupakan enzim yang . mempunyai kekhasan terhadap
glutamate-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat, karena itu
enzim ini dapat mengubah asam-asam amino menjadi asam
glutamat. Apabila alanin transminase terdapat dalam jumlah
banyak, maka alanin yang dihasilkan dari reaksi transminase akan
diubah menjadi asam glutamate. Enzim yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi tersebut ialah alanin-glutamat transminase. Dari
reaksi-reaksi diatas dapat dilihat bahwa walaupun ada beberapa
jalur reaksi transminase, namun asam ketoglutarat merupakan
akseptor gugus amino yang terakhir. Dengan demikian hasil reaksi
transminasi keseluruhan ialah asam glutamate.
Lanjutan….

Reaksi transminasi ini terjadi dalam mitokondria maupun dalam


cairan sitoplasma. Semua enzim transminasi tersebut dibantu oleh
piridoksalfosfat sebagai koenzim. Piridoksalfosfat tidak hanya
merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada
reaksi-reaksi metabolisme yang lain. Dibawah ini adalah jalan reaksi
transminasi :

ransfer Transaminasi -Amino Nitrogen ke -Ketoglutarate, Membentuk


Glutamat Reaksi transaminasi, yang mempertalikan pasangan
asam-amino dan asam –keto, mudah reversibel, dan juga berfungsi
dalam biosintesis asam amino.
Deaminasi oksidatif
• adalah proses pemecahan (hidrolisis) asam
amino menjadi asam keto dan ammonia
(NH4+),
• Proses deaminasi kebanyakan terjadi di hati,

• Deaminasi menghasilkan 2 senyawa penting yaitu


senyawa nitrogen dan nonnitrogen.
1. Senyawa nonnitrogen yang mengandung gugus C, H,
dan O selanjutnya diubah menjadi asetil Co-A untuk
sumber energi melalui jalur siklus Kreb’s atau
disimpan dalam bentuk glikogen.
2. Senyawa nitrogen dikeluarkan lewat urin setelah
diubah lebih dahulu menjadi ureum
Proses deaminase oksidatif

Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah


menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya bakteri,
asam glutamat dapat mengalami proses diaminasi oksidatif
yang menggunakan glutaman dehidrogenase sebagai katalis.
Asam glutamat + NAD+ asam α ketoglutarat + NH4+ +
NHDH + H+
.
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino
dalam bentuk NH4+ .selain NAD+ glutamat dehidrogenase
dapat pula menggunakan NADP+ sebagai akseptor elektron.
Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses
transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim
yang penting dalam metabolisme asam amino.
Lanjutan….

Deaminasi oksidatif adalah proses pemecahan (hidrolisis) asam amino menjadi


asam keto dan ammonia (NH4 +), secara skematik digambarkan sebagai berikut:

Deaminasi atau proses tersingkirnya gugus amino dari basa.


Reaksi deaminasi dapat terjadi secara langsung atau melalui
reaksi transdeaminasi. Dalam reaksi transdeaminasi, mula-mula
asam amino diubah menjadi senyawa lain yang dapat
dideaminasi lebih lanjut untuk menghasilkan amonia.
Berdasarkan reaksi di atas, glutamat mengalami proses
deaminasi menghasilkan ion amonium (NH4+). Selanjutnya ion
amonium (NH4+) masuk ke dalam siklus urea.
Katabolisme asam amino

Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas tiga jalur,
pertama produksi asam amino. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam
amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi.
Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino. Reaksi
metabolisme asam amino melalui proses pelepasan gugus amino dan
kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino.
Proses pelepasan gugus amino tersebut meliputi reaksi transaminasi dan
deaminasi. Transaminasi merupakan proses katabolisme asam amino yang
melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino pada asam
amino lain. Asam amino tersebut dipindahkan pada salah satu dari tiga
senyawa keto (asam piruvat, α ketoglutarat atau oksaloasetat) sehingga
senyawa keto tersebut diubah menjadi asam amino.
Beberapa jalur Metabolik dari asam amino

Glisin
Glisin dapat mengalami reaksi deaminasi oksidatif
oleh glisin oksidase, yaitu enzim yang terdapat
dalam jaringan hati dan ginjal.

Alanin
Alanin dalah asam amino asam nonessential yang
dapat dibuat dalam tubuh melalui reaksi
transaminasi piruvat dengan asam glutamate atau
asam amino lain.

Valin

Melalui beberapa tahap reaksi, valin dapat diubah


menjadi suksinil KoA yang kemudian masuk ke
dalam siklus asam sitrat.
Lanjutan….

Leusin
Leusin dapat diubah menjadi asam keto melalui reaksi
transaminasi oksidatif. Kemudian asam keto ini
melalui beberapa tahap reaksi diubah menjadi asetil
KoA.

Isoleusin
Dalam metabolisme isoleusin juga mengalami reaksi
transaminasi oksidatif sehingga terbentuk asam keto,
yaitu asam keto β metal valerat.

Treonin

Treonin mengalami metabolisme yang serupa dengan


serin. Asam ketobutirat kemudian diubah menjadi
propionil KoA yang selanjutnya diubah menjadi
suksinil KoA.
Lanjutan….

Tirosin
Tirosin dapat diubah menjadi asam
p-hidrosifenilpiruvat dengan cara transaminasi. Reaksi
ini berlangsung dengan bantuan enzim tirosin
ketoglutarat transaminase dan piridoksalfosfat sebagai
koenzim.

Fenilanin

Fenilalanin dapat diubah menjadi tirosin yang


kemudian melalui bebeerapa tahap reaksi dapat
diubah menjadi asam formiat dan asam asetoasetat.

Triptofan
Triptofan adalah suatu asam amino esensia dan
satu-satunya asam amino esensial yang mengandung
cicncin indol.
Lanjutan….

Sistin dan sistein


Sistin dan sistein adalah senyawa yang saling dapat
diubah dari yang satu kepada yang lain dan megalami
metabolisme yang sama dalam tubuh.

Metionin
Telah dikemukakan di muka bahwa metionin dapat
diubah menjadi sistein, tetapi sistein tidak dapat
diubah kembali menjadi metionin.

Asparagin dan asam aspartat


Dalam metabolisme nya,
asparagin diubah menjadi asam
aspartat dengan bantuan enzim
asaparaginase.
Lanjutan….

Glutamin dan asam glutamate


Dalam reaksi transaminasi asam glutamate diubah
menjadi asam α ketoglutarat dengan bantuan enzim
glutamate transaminase.

Lisin
Merupakan asam amino monokarboksilat. Lisin tidak
dapat dibentuk menjadi lisin kembali setelah
mengalami reaksi deaminasi.

Histidin
Histidin dapat berfungsi untuk pembentuk
protein dalam tubuh, selain itu histidin dapat
diubah menjadi histamine dengan cara
dekarboksilasi.
Siklus Urea

• Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion


amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk ke
dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini
dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang
melalui ginjal berupa urin.
• Proses yang terjadi di dalam siklus urea
Permasalahan

Protein yang kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari akan


diolah di dalam tubuh dan akan dirombak melalui siklus urea
yang menghasilkan urin, orang yang mengkonsumsi protein
dapat menghasilkan urin dengan bau yang khas dan
menyengat, apa hubungan konsumsi protein dengan urin yang
dikeluarkan?
solusi
siklus urea pada metabolisme protein merupakan perombakan komponen asam
amino yang berperan dalam pembentukan urine. Pembentukan urea ini terutama
berlangsung didalam hati. Siklus urea (disebut juga siklus ornithin) adalah reaksi
pengubahan amonia (NH3) menjadi urea ((NH2)2CO). Reaksi kimia ini sebagian besar
terjadi di hati dan sedikit terjadi di ginjal. Hati menjadi pusat pengubahan amonia
menjadi urea.
Air kencing memiliki warna dan bau yang berbeda-beda, tergantung dari apa yang
kita makan dan bagaimana kondisi kesehatan kita. Umumnya, air kencing berbau tidak
sedap ini disebabkan oleh adanya kandungan amonia. Namun, terkadang air kencing
memiliki bau amonia yang menyengat. sebagai besar makanan yang mengandung
vitamin B6, dan makanan tinggi protein dapat meningkatkan sifat asam urine dan urine
berbau amonia.
Bau kencing menyengat pada umumnya dipengarui oleh apa yang kita
konsumsi. Makanan yang membuat air kencing baunya menyengat di antaranya
asparagus, jengkol, pete, telur dll. Makanan tersebut, terutama asparagus mengandung
senyawa tertentu yang ketika masuk ke pencernaan dipecah menjadi senyawa sulfur.
Itulah yang menyebabkan urine berbau busuk. Bau pada air kencing ini pada umumnya
muncul setelah 20-30 menit setelah mengonsumsi makanan tersebut.
lanjutan

Dalam sistem ekskresi hati, urea dan amonia merupakan sisa


dari proses perombakan protein dalam tubuh. Urea dan amonia
diperoleh dari proses filtrasi darah yang dikerjakan oleh hati dan
ginjal. Kedua zat ini terbuang bersama urine dan menyebabkan
urine kita jadi punya bau khas yang sangat menyengat.

Asam amino sistem ekskresi hati akan diurai melalui proses


deaminasi. Dalam proses ini, gugus amin (-NH) dari asam amino
dipisah dan dipindahkan untuk pembentukan sitrulin. Sitrulin
kemudian dibawa ke sitosol kemudian bereaksi dengan aspartat.
Reaksi ini menghasilkan arginin dan fumarat. Dengan bantuan
enzim arginase, hati akan mengubah fumarat dan arginin menjadi
ornitin dan urea. Ornitin akan dibawa ke empedu dan dikeluarkan
bersama feses sedangkan urea akan dikeluarkan melalui urine.
Silakan di diskusikan...
PERMASALAHAN

1. Saat seseorang mengkonsumsi ikan, kandungan protein dalam


ikan akan mengalami degradasi di dalam tubuh. Bagaimana proses
degradasi protein di dalam tubuh ?

2. Daging yang mengalami pemanasan lama akan berubah warna


dan teksturnya, sehingga bisa merusak kandungan protein di
dalam daging tersebut. Berbeda dengan daging yang hanya di
goreng ataupun di bakar. Bagaimana pengaruh pemanasan
terhadap kandungan protein yang ada di dalam daging tersebut ?
3. Menanggapi isu yang beredar di media cetak yang kami baca pada tanggal 17
April 2017 mengenai perdebatan apakah kelebihan protein dan suplementasi
amino berbahaya bagi tubuh atau apakah misalnya dapat menyebabkan gagal
ginjal. Bagaimana proses penyerapan protein berlebih di dalam tubuh yang
menyebabkan masalah pada kerja ginjal?
Kisi-kisi untuk jawaban dari
permasahan diatas!
1
2
3
Materi minggu depan !
Pengertian Malnutrisi
Malnutrisi adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keadaan kurang nutrisi, terutama energi dan
protein. Malnutrisi energi protein (MEP) merupakan keadaan
tidak cukupnya masukan protein dan kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh atau dikenal dengan nama marasmus dan
kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein
baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas, sedangkan
marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein.

Malnutrisi dapat terjadi secara primer atau


sekunder. Malnutrisi primer terjadi bila konsumsi
makanan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
inadekuat dan tidak seimbang. Malnutrisi
sekunder terjadi sebagai akibat kebutuhan
nutrient yang meningkat atau output yang
berlebihan
Faktor Penyebab Malnutrisi

Penyebab Langsung

kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang


dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat bawaan
dan menderita penyakit kanker. Anak yang mendapat
makanan cukup baik tetapi sering diserang atau demam
akhirnya menderita kurang gizi

Penyebab Tidak Langsung

ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan


kesehatan. Sedangkan factor-faktor lain selain factor
kesehatan, tetapi juga merupakan masalah utama gizi buruk
adalah kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan
dan kesempatan kerja.
Jenis Malnutrisi

Marasmus adalah bentuk malnutrisi protein kalori


Marasmus yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat
dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan, disertai retardasi pertumbuhan dan
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot.

Gejala yang timbul diantaranya muka


seperti orang tua (berkerut), tidak terlihat
lemak dan otot dibawah kulit (kelihatan
tulang dibwah kulit), rambut mudah patah
dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan
pencernaan (sering diare), pembesaran hati
dan sebagainya. Anak tampak sering rewel
dan banyak menangis meskipun setelah
makan, karena masih merasa lapar.
Kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan
Kwashiorkor protein yang tidak cukup. Pada penderita yang menderita
kwashiorkor, anak akan mengalami gangguan
pertumbuhan, perubahan mental yaitu pada biasanya
penderita cengeng dan pada stadium lanjut menjadi apatis
dan sebagian besar penderita ditemukan edema.

Kwashiorkor adalah bentuk


malnutrisi berenergi protein yang
disebabkan oleh defisiensi protein
yang berat, asupan kalori biasanya
juga mengalami defisiensi
Marasmik-khashiorkor
Kondisi dimana terjadi defisiensi baik
kalori maupun protein, dengan penyusutan
jaringan yang hebat, hilangnya lemak
subkutan, dan biasanya dehidrasi. Gambaran
klinis merupakan campuran dari beberapa
gejala klinis kwashiorkor dan marasmus.
MANIFESTASI KLINIS
Kwashiorkor
• Muka sembab
• Letargi
• Edema
• Jaringan otot mengecil
• Jaringan subkutan tipis dan lembut
• Warna rambut pirang atau seperti rambut jagung
• Kulit kering dan besisik
• Alopecia
• Anoreksia
• Gagal dalam tumbuh kembang
• Tampak anemia
MANIFESTASI
KLINIS
Marasmus
• Badan kurus kering
• Tampak seperti orang tua
• Lethargi
• Iritabel
• Kulit berkeriput
• Ubun – ubun cekung pada bayi
• Jaringan subkutan hilang
• Turgor kulit jelek
• Malaise ,Apatis
• Kelaparan
Maramus Dan Kwasiokor (Busung Lapar) Adalah
Masalah Kesehatan Dunia

MALNUTRISI

kekurangan kalori yang kronis


Keurangan protein yang pada anak-anak atau keadaan
kronis pada anak-anak lapar kalori
Permasalahan yang harus
didiskusikan!
Permasalahan 1

KKP adalah Kurang kalori protein, KKP dibagi menjadi 2,


yaitu KKP kering (Marasmus) dan KKP basah
(Khawashiorkor). Bagaimana hubungan KKP dengan
kadar protein dalam tubuh?
Permasalahan 2

2. Malnutrisi adalah istilah umum untuk suatu kondisi medis yang disebabkan
oleh pemberian atau cara makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi.
Kurang Kalori Protein (KKP),KKP dibagi menjadi KKP kering disebut
marasmus dan KKP basah disebut kwashiorkor. Mengapa marasmus dan
kwashiorkor berbeda padahal sama-sama kekurangan gizi ?
Marasmus Kwashiorkor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai