Anda di halaman 1dari 16

Percobaan II

Asidi- Alkalimetri
KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II
ASIDI ALKALIMETRI

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
I. Tujuan

1. Menentukan standarisasi larutan HCl

2. Penentuan larutan campuran NaOH dan Na2CO3

3. Menentukan ammoniak dalam garam ammonium


II. Landasan Teori

Asidi alkali metri merupakan


titrasi asam basa yang
berdasarkan reaksi penetralan.
Kadar larutan asam ditentukan
dengan menggunakan larutan
basa dan sebaliknya
(Simanjuntak, 2018).

Titik ekuivalen adalah titik pada proses


titrasi ketika asam dan basa tepat habis
bereaksi. Untuk mengetahui titik
ekuivalen digunakan digunakan
indikator. Saat perubahan warna terjadi,
saat itu disebut titik akhir titrasi (Mane
et al., 2016)
Keberhasilan dalam titrasi asam-basa sangat
ditentukan oleh kinerja indikator yang mampu
menunjukan titik akhir titrasi. Indikator
merupakan suatu zat yang ditambahkan kedalam
larutan sampel sebagai penanda yang menunjukan
itik akhir titrasi (Ratnasari et al., 2016).
III. Alat dan Bahan

3.1 Alat
-Erlenmeyer
-Pipet tetes
-Buret
3.2 Bahan
-Indikator PP
-Indikator Orange
-NaOH
-HCl
-H2O
-Na2CO3
-Na2B4O7.10 H2O
-NaHCO3
-NaCl
IV. Skema Kerja

4.1 Standarisasi Larutan HCl

Diambil 25 mL
larutan boraks Hasil

Ditambahkan 2 Dititrasi dengan Diamati perubahan


tetes indikator larutan HCl warna
metil orange
4.2 Penentuan Campuran NaOH dan Na2CO3

Campuran NaOH Diencerkan Dicatat


dan Na2CO3 dengan air volume
titrasi
tahap (I)

Diambil sebanyak
Ditambahkan 2 tetes Dititrasi
25 mL dan
indikator PP dengan HCl
masukkan ke dalam
erlenmeyer

Dicatat volume
Hasil
titrasi tahap (II)

Ditambahkan 2 tetes
indikator
4.3 Menentukan Ammonia di dalam garam Ammonium

25 ml larutan
Garam + + Hasil
Ammonium

NaOH 0,1 M Dididihkan Indikator metil Dititrasi dengan


orange larutan HCl standar
0,1 M
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Standarisasi Larutan HCl
Perlakuan Hasil

25 ml boraks di tambahkan 2 tetes MO Berwarna bening

Di titrasi dengan HCl standarisasi sebanyak 11 ml Berubah warna menjadi merah muda

Na2B4O7 ∙10H20(aq) + HCl → 2NaCl(aq) + 4H3BO3(aq) + 5H2(g)


5.2Penentuan Campuran NaOH dan Na2co3
Perlakuan Hasil

25 ml NaOH di tambah 25 ml Na2co3 Berubah warna menjadi merah muda

Ditetesi 2 tetes pp

Dititrasi dengan HCl 0,1 M sebanyak 25 ml Merah muda Hampir hilang

Di tambah 2 tetes mo

Dititrasi dengan HCl 0,1 M sebanyak 16,5 ml Menjadi bening

NaOH (aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

Na2CO3 (aq) + HCl(aq) → NaHCO3(aq) + NaCl(aq)

NaHCO3 (aq) + HCl(aq) → H2O(l) + CO2(g) + NaCl(aq)


5.3 Menetukan Amonium dalam Garam Amonia

Perlakuan Hasil

25 ml garam amonia di tambah 50 ml NaOH 0,1 M Berwarna bening

Dididihkan

Ditetesi dengan indikator mo

Dititrasi dengan HCL 0,1 M sebanyak 36,5 ml Berubah warna menjadi kuning

NH4+(aq) + NaOH(aq) → NH3(g) + H2O(l) + Na+(aq)


VI.Kesimpulan

6.1 Kesimpulan
1. Standarisasi larutan HCl dilakukan untuk menentukan konsentrasi HCl. Pada percobaan
ini didapatkan konsentrasi HCl sebesar 0,047 N
2. CAMPURAN NaOH dan Na2CO3 yang telah dilakukan, menghasilkan kandungan NaOH
sebanyak 34 mg dan kandungan Na2CO3 sebanyak 349,8 mg
3. Kadar ammonium dalam garam ammoniak (NH3)2C03 sebanyak 11.067 mg pada
percobaan yang telah dilakukan
Perhitungan
1. Standarisasi larutan HCl
25 400 1
NHCl  2   
100 M V
M = Berat Molekul Boraks
Na2B4O7.10H2O = (23×2)+(11×4)+(16×7)+(10.2×1)+(10.16)
= 382 gr / mol
V = Volume Titrasi
V = 50 mL – 39 mL = 11 mL
25 400 1
NHCl  2   
100 M V
25 400 1
 2  
100 382 11
 2  0,25  1,047  0,09
 0,047 N
2. Penentuan campuran NaOH dan Na2CO3
a = 25 mL MNaOH=(23+16+1) = 40 gr/mol
b = 16,5 mL MNa2CO3=(23×20)+(12)+(16×30)=106 gr/mol

NaOH = (a×b) × 0,1 × MNaOH


= (25×16,5) mL× 0,1×40 gr/mol
= 34 mg

Na2CO3 = (2×b×0,1×MNa2CO3)
= 2×16,5×0,1×106 gr/mol
= 349,8 mg
3. Mnentukan Ammonia dalam garam Ammonium
a = 50 mL
b = 26 Ml
MNaOH = (23+16+1) = 40
MHCl = (1+35,5) = 36,5
Mr NH3 = 17

Kandungan ammonia = (a×MNaOH-b×MHCl)MNH3


= (50×40-26×36,5) 17
= (1600-949) 17
= 11.067 mg
DAFTAR PUSTAKA
Mane, A.N., D.S. Koli dan V.B. Kumbhar. 2016. “Use OF Combretum Indicum
Fower Extract as a Natural Indicator In Acid-Base Titration”.International
Journal of Institutional Pharmacy and Life Science. Vol 6(3) : 316-324.

Ratnasari, S., D. Suhendar dan V. Amalia. 2016. “Studi Potensi Ekstrak Daun
Ada Hawa (Rheo Discolor) Sebagai Indikator Titrasi Asam-basa”. Chemica
et Natura Acta. Vol 4(1) : 39-46.

Simanjuntak, R. 2018. “Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun


Mandi Cair Merek “Lx” dengan Metode Titrasi Asidimetri”. Jurnal Kimia
Kohesi. Vol 2(4) : 59-70.

Anda mungkin juga menyukai