Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MANUSIA

“PENGUKURAN SUHU TUBUH”

OLEH
NAMA : SRI FIRAWATI
NIM : A1D120019

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar belakang
Tubuh memiliki suhu yang konstan, tubuh akan mengandung energi panas simpanan
yang pada dasarnya konstan selama kita hidup. Namun, saat aktifitas metabolik terhenti
pada kematian, panas simpanan akan menurun dengan kecepatan tertentu sampai
tubuh sama dinginnya dengan suhu lingkungan. Suhu tubuh normal sering disebut 37oC.
suhu rektum biasanya lebih tinggi 0,5oC daripada suhu oral. Panas tubuh ditingkatkan
dengan 2 cara yaitu dihasilkan oleh tubuh dan diambil dari lingkungan.
Dengan mempelajari suhu tubuh maka kita dapat memahami proses perubahan panas
pada oleh tubuh melalui kulit sebagai salah satu organ yang mengatur panas tubuh
dengan cara vaso-dilatasi ataupun vaso-kontriksi serta faktor-faktor apa yang
mempengaruhi terjadinya perubahan panas tubuh.
II. Tujuan
Mengetahui mekanisme pengukuran suhu tubuh serta mengetahui suhu tubuh pada
manusia.
III. Prinsip percobaan
•Pada Manusia
Mengukur suhu tubuh pada manusia dengan menggunakan termometer optik yang
dilakukan kepada seorang perempuan yang diukur suhu tubuhnya pada bagian jidat
Sehingga suhu tubuhnya dapat langsung terlihat pada termometer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Teori umum
Suhu tubuh relatih konstan. Hal ini diperlukan untuk sel-sel tubuh agar dapat berfungsi
secara efektif. Normalnya suhu tubuh berkisar 36-37o C. Suhu tubuh dapat diartikan
sebagai keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan panas yang hilang dari
tubuh. Kulit merupakan organ tubuh yang bertanggung jawab untuk memelihara suhu
tubuh agar tetap normal dengan mekanisme tertentu (1 : 155).
Dalam hal suhu, tubuh dianggap sebagai (2 : 236) :
 Lapisan perifer (kulit, jaringan subkutan, otot) dan ekstremitas,
 Inti bagian dalam (isi dada, abdomen, tengkorak)
Suhu lapisan perifer dapat bervariasi, tetapi suhu inti bagian dalam harus dipertahankan
tetap konstan. Manusia mempertahankan keseimbangan ini walaupun terdapat variasi
luas pada suhu lingkungannya (dari kutub sampai tropis) dengan menstabilkan
peningkatan panas dan kehilangan panas (2 : 236).
salah satu cara dihasilkannya panas yaitu dengan cara konduksi. Konduksi panas adalah
perpindahan atau pergerakan panas antara dua benda yang saling bersentuhan. Dalam
hal ini, panas akan berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya
lebih rendah.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit (9) :
1. Radiasi (9)
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas
inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang
gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke
segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar
pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.
2. Konduksi (9)
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda
yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme
konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan
suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar
langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan
sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara
efektif terus menerus.
3. Evaporasi (9)
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh.
Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas
tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori
per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi
molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system pernafasan.
4. Usia (9)
Usia sangat mempengaruhi metabolisme tubuh akibat mekanisme hormonal sehingga
memberi efek tidak langsung terhadap suhu tubuh.
Agar hasil pengukuran suhu lebih akurat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
 Suhu tubuh yang normal untuk manusia adalah 36,5-37 derajat Celcius.
 Jangan mengukur suhu tepat setelah berolahraga atau mandi.
 Beri jeda sekitar 30 menit setelah merokok untuk mengukur suhu.
 Tunggu hingga termometer digital berbunyi sebelum mengangkatnya.

Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi:

1. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C


2. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C
3. Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
4. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Pengukuran suhu tubuh di dahi merupakan salah satu jenis termometer yang anyar. Saat
ini, telah tersedia pula termometer untuk mengukur suhu dari dahi tanpa perlu berkontak
dengan kulit (non-contact). Artinya, tanpa perlu menyentuh kulit, termometer ini dapat
membaca suhu tubuh.

Termometer digital ini membaca suhu lewat pemindaian pada pembuluh darah yang ada di
dahi. Meskipun terbilang kurang akurat, pengukuran lewat metode ini berguna untuk
mengukur suhu secara massal dengan durasi yang singkat.

Cara menggunakan termometer orbit


1) Nyalakan termometer.
2) Arahkan termometer atau laser termometer ke tengah dahi.
3) Tekan tombol untuk memulai pengukuran suhu, tahan beberapa saat.
4) Baca hasil ketika termometer sudah berbunyi.
BAB III

METODE KERJA

I. Alat
Alat yang digunakan adalah Termometer orbit
II. Cara kerja
1. Menyiapkan alat(Termometer)
2. Mengarahkan pasien yang akan diukur suhu tubuhnya untuk duduk dengan
tegak dan rileks
3. Mengarahkan Termometer atau laser termometer pada bagian dahi pasien
4. Menekan tombol untuk melakukan pengukuran suhu dan tahan beberapa saat
hingga termometer berbunyi
5. Membaca hasil pengukuran suhu pada layar digital termometer.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN
I. Hasil pengamatan
Nama : Nur asyila
Umur : 5 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Perlakuan melaui : Dahi
Suhu setelah pengukuran : 36,3°C

Dari hasil percobaan pengukuran suhu tubuh tersebut dapat dilihat bahwa suhu
tubuhnya adalah 36,3°C berarti suhu tubuhnya normal.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil pengukuran suhu tubuh tersebut dapat dilihat bahwa hasilnya
adalah 36,3°c berarti suhu tubuhnya tergolong normal.
2. Saran
Pada praktikum ini masih terdapat beberapa kesalahan-kesalah serta
diharapkan pula bimbingan pada proses praktikum selanjutnya agar dapat
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Triakoso, Nusdianto. Petunjuk Praktikum Pemeriksaan Fisik. Universitas Airlangga :


Surabaya. 2009.
Gibson, John. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. EGC : Jakarta. 2003. P 236
Anonim. Available from : http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/

Anda mungkin juga menyukai