Anda di halaman 1dari 45

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda yang artinya masalah gizi
kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi
lebih. Kelebihan gizi atau obesitas, yang ditandai dengan adanya berat badan
berlebih diatas batas normal, dapat terjadi baik pada anak-anak hingga usia dewasa.
Hal ini disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah energi yang
masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti
pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, dan pemeliharaan kesehatan.1
Menurut WHO, sekitar 170 juta anak di dunia yang berusia kurang dari 18
tahun mengalami obesitas2 Di Indonesia sendiri, sejak tahun 1970 hingga saat ini,
kejadian obesitas di Indonesia meningkat 2 (dua) kali lipat pada anak usia 2-5 tahun
dan usia 12-19 tahun, bahkan Tahun 2013 meningkat 3 (tiga) kali lipat pada anak
usia 6-11 tahun 18,8%.2 Oleh karena itu, anak dalam rentang usia ini perlu mendapat
perhatian dari sudut perubahan pola makan sehari-hari yang diperparah dengan
kebiasaan mengkonsumsi makanan atau jajanan yang kurang sehat dengan
kandungan kalori tinggi tanpa disertai konsumsi sayur dan buah yang cukup sebagai
sumber serat. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menyebutkan
prevalensi obesitas pada anak tertinggi adalah di daerah DKI Jakarta sebesar 30,1%.2
Peningkatan prevalensi obesitas juga diikuti dengan peningkatan prevalensi
komorbiditas sebanyak 6,4%, yaitu seperti peningkatan tekanan darah,
aterosklerosis, hipertrofi ventrikel kiri, sumbatan jalan napas saat tidur (obstructive
sleep apnea), asma, sindrom polikistik ovarium, diabetes mellitus tipe-2, perlemakan
hati, abnormalitas kadar lipid darah (dislipidemia), dan sindrom metabolik.3
Di Indonesia, masalah obesitas pada anak belum cukup mendapat perhatian,
karena dinas kesehatan maupun pemerintah masih fokus menangani masalah gizi
kurang yang telah lebih dahulu menyita perhatian. Namun tanpa disadari masalah

1
gizi berlebih ini cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan perlu
segera ditangani sedini mungkin demi mencegah berbagai penyakit atau kelainan
yang memiliki dampak serius terhadap kesehatan anak di kemudian hari.4
Penelitian mengenai hubungan antara Berat Badan dengan Lingkar Pinggang
pada murid sekolah dasar belum dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Duren Selatan, Jakarta Barat, sehingga penulis berkeinginan untuk membahas dan
meneliti lebih dalam mengenai masalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Sekitar 170 juta anak usia kurang dari 18 tahun di seluruh dunia mengalami
obesitas
1.2.2 Peningkatan angka anak usia 6-11 tahun di Indonesia sebesar 3 kali sejak tahun
1970 hingga tahun 2013 menjadi 18,8%.
1.2.3 Hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat prevalensi obesitas pada anak tertinggi di
DKI Jakarta.
1.2.4 Peningkatan prevalensi komorbiditas seperti peningkatan tekanan darah,
aterosklerosis, hipertrofi ventrikel kiri, sumbatan jalan napas saat tidur
(obstructive sleep apnea), asma, sindrom polikistik ovarium, diabetes mellitus
tipe-2, perlemakan hati, abnormalitas kadar lipid darah (dislipidemia), dan
sindrom metabolik sebanyak 6,4% seiring dengan terjadinya peningkatan
prevalensi obesitas.

1.3 Hipotesis
Tidak adanya hubungan antara Berat Badan dengan Lingkar Pinggang pada murid
Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung Duren Selatan Jakarta Barat bulan April 2018

2
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara Berat Badan dengan Lingkar Pinggang pada
murid Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung Duren Selatan Jakarta Barat bulan April
2018.

1.4.2 Tujuan Khusus


a. Diketahuinya sebaran Berat Badan pada murid Sekolah Dasar Negeri 1
Tanjung Duren Selatan Jakarta Barat bulan April 2018.
b. Diketahuinya sebaran Lingkar Pinggang pada murid Sekolah Dasar Negeri 1
Tanjung Duren Selatan Jakarta Barat bulan April 2018.
c. Diketahuinya hubungan antara Berat Badan dengan Lingkar Pinggang pada
murid Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung Duren Selatan Jakarta Barat bulan
April 2018.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Untuk Peneliti
a. Diketahuinya hubungan antara Berat Badan dengan Lingkar Pinggang pada
murid Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung Duren Selatan Jakarta Barat bulan
April 2018.
b. Penelitian ini memberikan pengalaman penelitian terutama dalam bidang
penelitian klinik.

1.5.2 Untuk Institusi


Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan bagi mahasiswa fakultas
kedokteran tentang hubungan antara Berat Badan dengan Lingkar Pinggang pada
murid Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung Duren Selatan Jakarta Barat bulan April
2018.

3
1.5.3 Untuk Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Berat
Badan dan Lingkar Pinggang pada murid Sekolah Dasar sebagai parameter awal
untuk mengenali adanya gizi lebih atau obesitas pada anak.

4
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Status Gizi


Gizi merupakan suatu istilah yang merujuk kepada suatu proses dari
organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pembuangan yang dipergunakan untuk
pemeliharaan hidup, pertumbuhan fungsi organ tubuh dan produksi.5
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat zat gizi. status gizi dapat pula diartikan sebagai tanda fisik yang diakibatkan
oleh karena adanya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran gizi melalui variabel
variabel tertentu yaitu indikator status gizi. definisi lain menyebutkan bahwa status gizi
adalah suatu keadaan fisik seseorang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari
ukuran ukuran gizi tertentu.5
Status gizi optimal adalah suatu keadaan dimana terdapat keseimbangan
antara asupan dengan kebutuhan zat gizi yang digunakan untuk aktivitas sehari hari. Status
gizi lebih terjadi apabila asupan zat gizi diperoleh dalam jumlah berlebih, sedangkan status
gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan zat-zat gizi. Status gizi seseorang
dipengaruhi oleh konsumsi makan yang bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang
dibeli, pemasukan, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan.5
Salah satu teknik penilaian status gizi seseorang adalah mengukur Index
Massa Tubuh (IMT). Pengukuran IMT adalah cara paling mudah untuk menilai status gizi
seseorang. Index Massa Tubuh didapatkan dari rumus berat badan dalam kilogram dibagi
kuadrat dari tinggi badan dalam meter. Kekurangan dari Index Massa Tubuh adalah tidak
dapat mengetahui kelebihan lemak dalam tubuh. Index Massa Tubuh hanya dapat menilai
berat badan ideal seseorang. Berat badan dan tinggi badan mempengaruhi Indeks Massa
Tubuh. Dimana semakin besar angka berat badan seseorang maka akan semakin besar juga
nilai Indeks Massa Tubuh yang didapatkan. Semakin besar nilai Indeks Massa Tubuh

5
seseorang maka akan berpotensi untuk menjadi kelebihan berat badan overweight bahkan
dapat menjadi obesitas. Tabel dibawah ini menunjukan IMT pada anak menurut umur. 5
Tabel 1. IMT berdasarkan Umur menurut WHO 2007.

Sumber: Alatas SS. Status gizi anak usia 6 -18 tahun dan hubungannya dengan tingkat
asupan kalsium harian di Jakarta Selatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2009.h.33-63.

2.2 Pemeriksaan Antropometri


Tujuan yang hendak dicapai dari pemeriksaan ini adalah didapatkannya
besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi. Tujuan ini
dapat dikelompokkan menjadi 3 bentuk, yaitu : penapisan status gizi, survey status gizi, dan
pemantauan status gizi. Penapisan diarahkan pada orang per orang untuk keperluan khusus,
survey ditujukan untuk memperoleh gambaran status gizi masyarakat, sedangkan

6
pemantauan bermanfaat sebagai pemberi gambaran perubahan status gizi dari waktu ke
waktu. Sehingga bisa dijadikan penilaian perkembangan status gizi seorang anak.6
Tinggi badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang.
Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus pada permukaan yang datar, tanpa
alas kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding,
dan pandangan diarahkan kedepan.

Gambar 1. Posisi pengukuran tinggi badan anak.


Sumber: Philips S. Edlbeck A. Ideal body weight in children. Wisconsin: American
Society for Parenteral and Enteral Nutrition; 2007.p.240-5.

Alat ukur yang digunakan sebaiknya mencapai 150 cm dan mampu


mengukur sampai 0,1 cm. Antara usia 2-12 tahun, tinggi badan bisa ditentukan dengan
menggunakan rumus:

7
Tinggi badan = Usia (tahun) x6 +77 cm

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling banyak digunakan.


Alat penimbang yang digunakan haruslah kuat, tidak mahal, mudah dijinjing, dan akurat
hingga 100 gr. Jika memungkinkan, penimbangan dilakukan dalam keadaan tidak
berpakaian atau berpakaian seminimal mungkin. Alat penimbang atau timbangan yang akan
digunakan untuk pengukuran antropometri yang baik harus ditera terlebih dahulu agar hasil
yang didapatkan lebih akurat dan tempat dasar penimbangan harus diletakkan pada posisi
yang datar.

Formula perkiraan berat badan untuk anak usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut :

Berat badan = [usia(tahun) x 7 -5] : 2 kg

Keunggulan pengukuran antropometris dibanding pengukuran lainnya adalah:7


1. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat
4. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena sudah ada
ambang batas yang jelas
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu
generasi ke generasi berikutnya
8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

2.3 Berat Badan

8
Berat badan merupakan penilaian antropometri yang terpenting pada masa
anak-anak. Berat badan adalah hasil peningkatan semua jaringan pada tubuh. Menurut
Soetjiningsih tahun 2002, berat badan merupakan indikator yang paling baik untuk
mengetahui status gizi dan tumbuh kembang anak. Parameter lain yang dapat digunakan
untuk menilai pertumbuhan anak yaitu tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan.
Penilaian antropometri tersebut merupakan pengukuran yang mudah untuk dilakukan di
lapangan. Saat ini, Indonesia belum memiliki parameter standar baku pertumbuhan anak.
Indonesia menggunakan standar kurva NCHS/WHO (National Centre for Health
Statistic/Health World Health Organization) sebagai parameter pertumbuhan anak.7,8
Berat badan juga erat kaitannya dengan status gizi anak yang dipengaruhi
oleh konsumsi makanan dan bergantung pada jumlah pangan yang dibeli, jenis pangan
yang dibeli, pemasukan, distribusi dalam keluarga, dan kebiasaan makan secara
perorangan. Hal ini diikuti dengan perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan, terutama di
kita-kota besar terjadi pergeseran pola makan tradisional ke pola makan barat yang dapat
mengakibatkan mutu gizi tidak seimbang.9
Pada penelitian Sakina pada tahun 2014 tentang . Pertumbuhan anak-anak
usia 7-11 tahun di Surabaya: ketidaksesuaian berat badan dengan referensi WHO yang
menyatakan rata-rata berat badan pada anak sekolah dasar umur 11 tahun adalah 36, 9 kg
dengan simpangan baku 9,9.8

2.4 Lingkar Pinggang


Distribusi lemak tubuh merupakan faktor resiko penting terkait obesitas.
Kelebihan lemak dibagian perut dikaitkan dengan risiko penyakit kardiometabolik di
kemudian hari. Namun, pengukuran tepat kadar lemak diperut membutuhkan alat radiologi
yang mahal. Oleh karena itu, lingkar pinggang digunakan sebagai alternative penanda
massa lemak di bagian perut menurut Klein et al tahun 2007. Lingkar Pinggang dapat
menggambarkan secara kualitatif kandungan lemak tubuh khususnya lemak di bagian perut.
Dengan mengetahui besarnya lingkar pinggang, dapat diketahui apakah tubuh seseorang
cenderung terlalu kurus, terlalu gemuk, ataupun cukup ideal.10

9
Lingkar pinggang sebenarnya tidak dapat dijadikan bahan untuk
mendiagnosa penyakit atau kondisi kesehatan seseorang. Contohnya, seseorang yang
bertubuh kurus maupun gemuk yang dinilai dari lingkar pinggangnya belum tentu tidak
sehat atau memiliki penyakit tertentu dan juga sebaliknya. Pengukuran lingkar pinggang
tidak berlaku dalam beberapa keadaan contohnya seperti ibu hamil, orang dengan
kecacatan, binaragawan, dan pada orang lanjut usia.10
Kementerian dan Kesehatan RI serta WHO menjelaskan bahwa pengukuran
lingkar pinggang merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk menilai
obesitas sentral secara sederhana namun pengukuran lingkar pinggang tidak dapat
membedakan kelebihan lemak pada subkutan dan viseral.

Gambar 2. Posisi pengukuran lingkar pinggang.


Sumber: Hartriyanti Y, Kandarina I. Pedoman penilaian status gizi. Yogyakarta. Departemen Ilmu
Gizi Fakultas Kedokteran UGM; 2013.h.7-18.

Pengukuran lingkar pinggang dapat dilakukan dengan mengukur titik tengah


antara bagian atas puncak tulang panggul dengan tulang rusuk terakhir melewati tengah
pusat. Pengukuran lingkar pinggang adalah metode paling mudah dan representatif untuk
mengukur kelebihan lemak dalam tubuh. Pada penelitian Gustina Lubis pada tahun 2006
tentang . hubungan lingkar pinggang dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular pada

10
anak dengan berat badan lebih usia sekolah dasar menyatakan rata-rata berat badan pada
anak sekolah dasar umur 11 tahun adalah 63,7 cm.11,12

2.5 Obesitas
Obesitas merupakan masalah kesehatan yang terus berkembang dan
mempengaruhi derajat kesehatan di berbagai negara. Obesitas didefinisikan sebagai suatu
kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa, sehingga
menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan
hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan.13 Saat ini obesitas tidak hanya menjadi
masalah negara maju, namun juga telah menjadi beban kesehatan di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia.13 Wiardani membagi jenis obesitas dalam dua tipe, yakni
obesitas overall yang dinilai berdasarkan indeks massa tubuh dan obesitas sentral yang
dinilai berdasarkan lingkar pinggang.14
Faktor penyebab obesitas pada anak bersifat multifaktorial. Peningkatan
konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh
iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin
merupakan faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan
berujung pada kejadian obesitas.8,13 Etiologi obesitas lebih kompleks daripada paradigma
sederhana dari ketidak seimbangan energi yang masuk dan energi keluar. Akan tetapi
konsep ini memudahkan konseptualisasi dari berbagai mekanisme yang terlibat dalam
perkembangan obesitas. Obesitas sejauh ini lebih dari makan terlalu banyak dan/atau
olahraga terlalu sedikit.15
Prevalensi kegemukan (overweight) relatif lebih tinggi pada anak perempuan
dibanding dengan anak laki-laki (1,5% perempuan dan 1,3% laki-laki).16 Riset kesehatan
dasar pada 2013 menghasilkan angka prevalensi obesitas di Indonesia 18,8% pada anak
usia 6-11 tahun.2
Obesitas bisa terjadi pada berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. Pada
orang dewasa, overweight dan obesitas ditentukan dengan menggunakan perhitungan berat
badan dan tinggi badan dikuadratkan yang disebut dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).

11
WHO juga menganjurkan pengukuran IMT untuk memantau tingkat obesitas di seluruh
dunia, karena pengukurannya mudah dilakukan. IMT digunakan karena pada kebanyakan
orang, IMT berkorelasi dengan jumlah lemak tubuh. Penting diingat bahwa walaupun IMT
berkorelasi dengan jumlah lemak tubuh, IMT tidak secara langsung mengukur lemak
tubuh. Beberapa orang, seperti atlet, dapat memiliki IMT yang overweight, meskipun
mereka tidak memiliki lemak tubuh yang berlebihan. Berat tubuh mereka berasal dari otot,
tulang, lemak, dan/atau cairan tubuh.
Metode lain untuk mengestimasi lemak tubuh dan distribusi lemak tubuh
meliputi pemeriksaan ketebalan lipatan kulit dan lingkar perut, perhitungan rasio lingkar
perut–lingkar pinggang, dan teknik-teknik seperti USG, CT scan, dan MRI. Dikatakan pula
bahwa obesitas merupakan keadaan Indeks Massa Tubuh (IMT) anak yang berada pada
persentil ke-95 pada grafik tumbuh kembang anak sesuai jenis kelaminnya. Pengukuran
lingkar pinggang adalah metode paling mudah dan representatif untuk mengukur kelebihan
lemak dalam tubuh.12,17
Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi yang
masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti
pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan. Pengukuran lemak
tubuh bukanlah suatu proses yang mudah. Oleh karena itu, beberapa metode pengganti
yang sederhana digunakan untuk menggolongkan berat badan berlebih dan obesitas.
Metode tersebut mencakup indeks massa tubuh yang terdiri dari berat badan dan tinggi
badan, lingkar pinggang dan rasio pinggang-pinggul.18

Obesitas merupakan faktor risiko independen sejumlah penyakit degeneratif,


termasuk penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, dan diabetes. Prevalensi penyakit
degeneratif tersebut meningkat sejalan dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Mengingat obesitas merupakan faktor risiko utama berbagai penyakit degeneratif seperti
hipertensi, stroke, penyakit jantung koroner, dan diabetes melitus tipe 2 yang makin banyak
menyerang usia produktif, akan sangat baik jika setiap individu memahami pentingnya
menjaga berat badan dan status gizi baik.19 Obesitas sebenarnya merupakan faktor risiko

12
yang dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup (lifestyle), semua praktisi kesehatan
harus memperhatikan dan menyarankan terapi manajemen berat badan sesuai kondisi yang
ada.19 Perubahan gaya hidup (lifestyle) mencakup pola makan sehat, peningkatan aktivitas
fisik, dan manajemen berat badan dapat memperbaiki faktor-faktor resiko terkait obesitas.20

2.6 Anak Sekolah Dasar


Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-11 tahun, memiliki fisik
lebih kuat dibanding balita, mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung
dengan orang tua. Biasanya pertumbuhan anak putri lebih cepat dari pada anak putra.
Populasi anak perempuan lebih banyak dari anak laki-laki. Perbandingan anak laki-laki dan
perempuan adalah 4:6. Kebutuhan gizi anak sebagian besar digunakan untuk aktivitas
pembentukan dan pemeliharaan jaringan.21,22

Karakteristik anak sekolah meliputi:22


1. Pertumbuhan tidak secepat bayi.
2. Gigi merupakan gigi susu yang tidak permanen (tanggal).
3. Lebih aktif memilih makanan yang disukai.
4. Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat.
5. Pertumbuhan lambat.
6. Pertumbuhan meningkat lagi pada masa pra remaja.

13
2.7 Kerangka Teori

Lemak
Tubuh
Berat Tinggi
Badan Badan

Lingkar
Pinggang
IMT

Obesitas Normal Kurang

14
2.8 Kerangka Konsep

Berat Lingkar
Badan Pinggang

15
`BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif analitik dengan


pendekatan cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Berat
Badan dengan Lingkar Pinggang pada Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung
Duren Selatan, Jakarta Barat bulan April 2018.

3.2 Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan,


Jakarta Barat periode April 2018.

3.3 Populasi

3.3.1 Populasi Target


Seluruh murid Kelas V Sekolah Dasar di Kelurahan Tanjung Duren Selatan,
Jakarta Barat.

3.3.2 Populasi Terjangkau


Seluruh murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta
Barat yang hadir di sekolah pada tanggal 13 April 2018.

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1 Kriteria Inklusi


a. Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat
yang hadir pada tanggal 13 April 2018.

16
b. Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat
yang telah mendapatkan persetujuan dari orangtua untuk disertakan dalam
penelitian.
c. Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat
yang kooperatif dalam penelitian

3.4.2 Kriteria Eksklusi


a. Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat
yang tidak hadir di sekolah pada tanggal 13 April 2018.
b. Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat
yang menolak untuk disertakan dalam penelitian.

3.5 Sampel

3.5.1 Besar Sampel


Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Penelitian
dilakukan terhadap Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren
Selatan, Jakarta Barat pada tanggal 13 April 2018. Besar sampel ditentukan
melalui rumus dibawah ini, maka didapatkan besar sampel penelitian sebagai
berikut:

Keterangan:
n : Besar sampel minimal
Zα : Nilai konversi pada tabel kurva normal, dengan nilai α = 5%
Didapatkan Zα pada kurva normal = 1.96
S : Simpang baku variabel yang diteliti = 12
d : Presisi = 2,5

17
Besar sampel minimal yang didapatkan:

n = {(1,96 x 12) / 2,5}2


= 553,1904 / 6,25
= 88,510

= dibulatkan menjadi 89 orang

3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel


Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri
01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan, tempat peneliti ditugaskan.
Metode pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling dengan
teknik Purposive Sampling.
Pertama, peneliti terlebih dahulu mengetahui jumlah populasi seluruh
murid di SDN 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat yaitu sebanyak 649
orang. Total sampel yang diambil adalah sebanyak 100 murid dari kelas V.

3.6 Cara Kerja

a. Mengumpulkan bahan ilmiah dan merencanakan desain penelitian


b. Menentukan lokasi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian
c. Menghubungi Kepala Sekolah SDN 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat yang
menjadi tempat penelitian untuk melaporkan, meminta izin dan persetujuan bahwa
akan diadakannya penelitian di sekolah tersebut.
d. Menghubungi staff sekolah agar dapat membantu kegiatan penelitian.
e. Meminta data jumlah murid dari seluruh kelas di SDN 01 Tanjung Duren Selatan,
Jakarta Barat.

18
f. Menentukan jumlah sampel minimal dan didapatkan hasil sampel minimal sebanyak
100 murid dari total keseluruhan murid di SDN 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta
Barat sebanyak 649 murid.
g. Menentukan cara pengambilan sampel dengan metode nonprobability sampling
dengan teknik purposive sampling.
h. Menyiapkan alat pengukuran berat badan dan lingkar pinggang berupa pita ukur dan
timbangan berat badan.
i. Melakukan pengumpulan dan pengukuran data pada murid SDN 01 Tanjung Duren
Selatan, Jakarta Barat.
j. Melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data dengan menggunakan
program computer Statistical Package for Social Science (SPSS) Versi 16.0.
k. Penyusunan dan Penulisan laporan penelitian.
l. Pelaporan hasil penelitian.

3.7 Identifikasi Variabel

3.7.1 Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) dari penelitian ini adalah Lingkar Pinggang


pada Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta
Barat.

3.7.1 Variabel Independen

Variabel independen (bebas) dari penelitian ini adalah Berat Badan pada
Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.

3.8 Sumber Data

19
Sumber data pada penelitian ini terdiri dari data primer yang diperoleh
peneliti dengan melakukan pengukuran langsung berat badan dan lingkar pinggang
setiap murid yang menjadi subjek penelitian. Data sekunder diperoleh dari SDN 01
Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat untuk mengetahui identitas dan jumlah murid.

3.9 Definisi Operasional

3.9.1 Subjek Penelitian


Subjek penelitian adalah Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01
Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.

3.9.2 Berat Badan

3.9.2.1 Definisi
Berat badan adalah hasil peningkatan semua jaringan pada tubuh
Pada penelitian ini berat badan adalah hasil perhitungan dalam kilogram
(kg) yang diukur menggunakan timbangan analog merk Yoshkawa tipe
BR-90 dimulai dari jarum tepat di angka 0 dengan cara subjek yang akan
ditimbang melepaskan alas kaki saat menimbang dan hanya memakai
pakaian seminimal mungkin untuk mengurangi terjadinya bias atau error
selama pengukuran. Subjek diarahkan pada pandangan yang lurus kedepan
kemudian peneliti mencatat hasilnya.

3.9.2.2 Alat Ukur


Alat ukur yang digunakan adalah timbangan analog merk Yoshkawa
tipe BR-90

20
3.9.2.3 Cara Ukur
Cara ukur berat badan adalah dengan cara subjek yang akan
ditimbang melepaskan alas kaki dan hanya memakai pakaian seminimal
mungkin dengan posisi berdiri tegak diatas timbangan, pandangan lurus
kedepan, kemudian peneliti mencatat hasilnya dengan ketelitian 0,1kg.

3.9.2.4 Hasil Ukur


Hasil ukur ditulis dalam kilogram (kg).

3.9.2.5 Skala Ukur


Skala ukur yang dipakai untuk Berat Badan adalah rasio.

3.9.3 Lingkar Pinggang

3.9.3.1 Definisi
Lingkar pinggang adalah pengukuran dalam sentimeter (cm) yang
diukur dengan pita ukur fleksibel dan tidak elastis berbahan plastik merk
Rondo, dengan cara melingkarkan pita ukur di titik tengah antara tepi
bawah tulang rusuk dan tepi atas tulang panggul. Pengukuran dilakukan
dengan posisi subjek berdiri tegak dengan kedua tangan berada di sisi
tubuh, kedua kaki berdekatan dan membebaskan daerah yang akan diukur
dari pakaian. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali untuk
meningkatkan ketelitian.

3.9.3.2 Alat Ukur


Alat ukur yang digunakan adalah pita ukur fleksibel dan tidak
elastis berbahan plastik merk Rondo

21
3.9.3.3 Cara Ukur
Pengukuran lingkar pinggang adalah dengan cara melingkarkan
pita ukur di titik tengah antara tepi bawah tulang rusuk dan tepi atas tulang
panggul. Pengukuran dilakukan dengan posisi subjek berdiri tegak dengan
kedua tangan berada di sisi tubuh, kedua kaki berdekatan dan
membebaskan daerah yang akan diukur dari pakaian. Kemudian peneliti
mencatat hasil dengan ketelitian 1 cm. Pengukuran dilakukan sebanyak
dua kali untuk meningkatkan ketelitian.

3.9.3.4 Hasil Ukur


Hasil ukur ditulis dalam sentimeter (cm).

3.9.3.5 Skala Ukur


Skala ukur yang dipakai untuk Lingkar Pinggang adalah rasio.

3.9.4 Jenis Kelamin


3.9.4.1 Definisi
Suatu dimorfisme seksual, yang pada manusia dikenal menjadi
laki-laki dan perempuan. Laki-laki adalah seseorang yang memiliki
kemaluan pria dan identitasnya laki-laki sedangkan perempuan adalah
seseorang yang memiliki kemaluan wanita dan identitasnya perempuan.

3.9.4.2 Alat Ukur


Alat ukur yang digunakan adalah data identitas murid dari SDN 01
Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.

3.9.4.3 Cara Ukur

22
Mencatat jenis kelamin masing-masing subjek dari data identitas
murid SDN 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.
3.9.4.4 Hasil Ukur
Hasil pengukuran dari jenis kelamin berupa laki-laki dan
perempuan.
Kode: Laki-laki (1)
Perempuan (2)
3.9.4.5 Skala Ukur
Skala ukur yang dipakai untuk jenis kelamin adalah nominal

3.10 Data

3.10.1 Pengumpulan Data


Data primer dikumpulkan dengan melakukan pengukuran langsung
berat badan dan lingkar pinggang subjek penelitian serta mencatat data
sekunder berupa identitas murid dari SDN 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta
Barat.

3.10.2 Pengolahan Data


Data-data yang telah dikumpulkan diolah melalui proses editing,
verifikasi, dan coding, kemudian data diolah dengan komputer menggunakan
program SPSS 16.0.

3.10.3 Pengelompokkan Data


Setelah dilakukan pengolahan data, hasil tersebut dikelompokkan
berdasarkan kelompok-kelompok data.

23
3.10.4 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan dengan tekstular dan tabular.

3.10.5 Analisis Data


Terhadap data yang telah diolah, dilakukan analisis data sesuai dengan
uji statistik menggunakan uji korelasi Pearson.
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dari masing-masing
variabel dengan table distribusi frekuensi disertai penjelasan.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
dependen dengan independen melihat nilai p. nilai p < 0,05 maka
hipotesis ditolak dan jika p > 0,05 hipotesis diterima. Teknik
analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Pearson dengan
melihat nilai r untuk mengetahui besar korelasi dengan interpretasi
r sebagai berikut :
 0 – 0,25 (korelasi lemah)
 0,26 – 0,50 (korelasi sedang)
 0,51-0,75 (korelasi kuat)
 >0,75 (korelasi sangat kuat)
 1 (korelasi sempurna)

3.10.6 Interpretasi Data


Data diinterpretasikan secara deskriptif analitik antara variabel-
variabel yang telah ditentukan.

3.10.7 Pelaporan Data


Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan
dipresentasikan dihadapan staff pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran

24
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana pada bulan
Mei 2018 dalam Forum Pendidikan Ilmu Kesehatan Komunitas FK Ukrida.

3.10.8 Etika Penelitian


Pada penelitian ini, subjek penelitian diberikan jaminan bahwa data-
data yang mereka berikan, dijamin kerahasiaannya dan berhak menolak
menjadi sampel.

3.11 Sarana Penelitian

3.11.1 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh tiga orang mahasiswa kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat (IKM) dan dibantu oleh satu orang pembimbing yang
merupakan dosen IKM.

3.11.2 Fasilitas
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan, ruang diskusi,
lembar kuesioner, komputer, printer, program SPSS, internet, dan alat tulis.

25
BAB IV
Hasil Penelitian

Hasil pengumpulan data yang dilakukan pada bulan April didapatkan sampel
sebanyak 100 Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta
Barat bulan April 2018. Berikut ini adalah hasil penelitian yang disajikan dalam tabel
sebagai berikut:

Tabel 4.1. Sebaran jenis kelamin pada Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01
Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat bulan April 2018.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki-laki 45 45%
Perempuan 55 55%

Total 100 100%

Tabel 4.2. Sebaran berat badan pada Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01
Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat bulan April 2018.

Mean Median Modus

39,73 37,00 35,00

26
Tabel 4.3. Sebaran lingkar pinggang pada Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri
01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat bulan April 2018.

Mean Median Modus

65,55 63,00 56,00

Tabel 4.4. Hubungan antara berat badan dengan lingkar pinggang pada Murid
Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat bulan
April 2018.

Variabel Korelasi Lingkar Pinggang p

Berat Badan Pearson (r) 0.811 0.000

27
BAB V
Pembahasan

5.1. Sebaran Jenis Kelamin pada Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung
Duren Selatan, Jakarta Barat Bulan April 2018.
Berdasarkan tabel penelitian 4.1, didapatkan bahwa jumlah murid
perempuan adalah sebanyak 55 murid dengan persentase 55%. Jumlah murid laki-laki
sebanyak 45 murid dengan persentase 45%. Dari data ini menunjukan bahwa murid
perempuan lebih banyak dibandingkan dengan murid yang berjenis kelamin laki-laki.
Hal ini sejalan dengan penelitian Indah Dian Lestari pada tahun 2015
tentang gambaran status gizi pada siswa sekolah dasar Kecamatan Bangko Kabupaten
Rokan Hiliryang menyatakan jumlah anak perempuan lebih banyak dibandingkan
jumlah anak laki-laki. Pada penelitian tersebut didapatkan persentase anak perempuan
57,4% dan persentase anak laki-laki 42,4%. 22

5.2 Sebaran Berat Badan pada Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung
Duren Selatan, Jakarta Barat Bulan April 2018.
Berdasarkan tabel penelitian 4.2, didapatkan bahwa nilai mean atau rata-rata
berat badan murid adalah 39,73 kg. Untuk nilai tengah atau median didapatkan sebesar
37,0 kg dan nilai terbanyak atau modus didapatkan 35,0 kg.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sakina pada tahun 2014 tentang .
Pertumbuhan anak-anak usia 7-11 tahun di Surabaya: ketidaksesuaian berat badan
dengan referensi WHO yang menyatakan rata-rata berat badan pada anak sekolah dasar
umur 11 tahun adalah 36, 9 kg.8

5.3 Sebaran Lingkar Pinggang pada Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01
Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat Bulan April 2018.

28
Berdasarkan tabel penelitian 4.3, didapatkan bahwa nilai mean atau rata-rata
lingkar pinggang murid adalah 65,55 cm. sedangkan untuk nilai tengah atau median
didapatkan sebesar 63,0 cm dan nilai terbanyak atau modus didapatkan 56,0 cm.
Hal ini sejalan dengan penelitian Gustina Lubis pada tahun 2006 tentang .
hubungan lingkar pinggang dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular pada anak
dengan berat badan lebih usia sekolah dasar menyatakan rata-rata berat badan pada
anak sekolah dasar umur 11 tahun adalah 63,7 cm.12

5.4 Hubungan antara Berat Badan dengan Lingkar Pinggang pada Murid Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat Bulan April
2018.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Korelasi Pearson yang telah
dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan
dan lingkar pinggang pada Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren
Selatan, Jakarta Barat Bulan April 2018. Hal ini dapat diketahui dari nilai koefisien
korelasi (r) didapatkan r = 0,811 yang bermakna sebagai korelasi sangat kuat.
Berdasarkan tinjauan pustaka, hal ini sejalan dengan penelitian dari Eva
Pasumbung tentang Faktor risiko obesitas berdasarkan berat badan dan lingkar
pinggang di Sma Katolik Palangkaraya yang menyatakn dengan meningkatnya berat
badan akan mempengaruhi peningkatan Indeks Massa Tubuh. Semakin tinggi Indeks
Massa Tubuh seseorang maka akan mendekati angka obsesitas. Obesitas ini dapat
diukur dengan nilai Lingkar Pinggang seseorang. Jadi dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan dan lingkar pinggang.17

29
BAB VI
Penutup

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai hubungan antara Berat Badan dengan


Lingkar Pinggang pada Murid Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren
Selatan, Jakarta Barat Bulan April 2018 yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan pada bulan April 2018, dari 100
sampel ditemukan:
 Pada subyek yang diteliti, didapatkan nilai rata-rata berat badan adalah
39,73 kg dengan nilai tengah 37,0 kg dan nilai terbanyak adalah 35,0 kg.
Pada variabel lingkar pinggang didapatkan nilai rata-rata sebesar 65,55
cm dengan nilai tengah 63,0 cm dan nilai terbanyak sebesar 56,0 cm.
 Pada analisis hubungan antara berat badan dengan lingkar pinggang
diketahui bahwa terdapat hubungan antara berat badan dengan jenis
kelamin dibuktikan dengan adanya nilai (p=0.000). Korelasi keduanya
dibuktikan merupakan korelasi yang sangat kuat dengan adanya nilai r
pada uji korelasi Pearson sebesar r = 0.811.

6.2. Saran
6.2.1. Bagi Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat

 Perlu diadakannya penyuluhan yang melibatkan orangtua murid tentang


risiko tubuh obesitas dalam jangka 1 hingga 2 bulan kedepan.
 Memberikan penjelasan dan pengarahan kepada semua murid untuk selalu
memelihara kebugaran dan kesehatan tubuh.

30
6.2.2. Bagi Murid Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta
Barat

 Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh sekolah untuk


menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Kegiatan tersebut dapat berupa
ekstrakulikuler, perlombaan olahraga, dan lain-lainnya yang dapat diikuti
rutin setiap minggu
 Peduli dan memelihara gizi dan kesehatan tubuh diri sendiri maupun
lingkungan.

6.2.3. Bagi Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan

 Perlu dilakukan pemeriksaan dan pemantauan status gizi berkala bagi murid
sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Duren Selatan yang dapat
dilakukan setiap 6 bulan.
 Memberikan penyuluhan secara jelas dan terperinci kepada orangtua murid
sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Duren Selatan mengenai
pola makan dengan gizi seimbang, bahaya obesitas, dan berbagai kegiatan
yang dapat diikuti oleh anak. Hal ini dapat dilakukan dalam 1 hingga 2 bulan
kedepan.

31
Daftar Pustaka

1. Bidjuni H. Rompas S. Hubungan pola makan dengan kejadian berat badan lebih
pada anak usia 8-10 tahun di SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado. Manado:
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi; 2014.h.4-11.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset
kesehatan dasar. Jakarta: Depkes; 2013.
3. Rahma D. Wahab A, Nugroho S. Hubungan antara berat badan dan lingkar pinggang
dengan nilai mean dari sistolik dan diastolik pada anak sekolah dasar kelas 6 di
Pantai Sama. Yogyakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UGM; 2013.h.6-
19.
4. Nurrahman. Obesitas di kalangan anak-anak dan dampaknya terhadap penyakit
kardiovaskular. Semarang; Universitas Muhamadiyah Semarang; 2011.h.5-10.
5. Alatas SS. Status gizi anak usia 6-18 tahun dan hubungannya dengan tingkat asupan
kalsium harian di Jakarta Selatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2009.h.33-63.
6. Mumpuni EA. Gambaran berat badan anak usia toddler dalam kunjungan ke
posyandu balita Desa Mayang di wilayah kerja Puskesmas Gatak. Surakarta:
Fakultas Ilmu Kesehatan Unimus; 2012h.h.2-17.
7. Tiala ME, Tanudjaja G. Hubungan antara aktivitas fisik dengan lingkar pinggang
pada siswa dengan berat badan lebih. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi; 2012.h.455-64.
8. Sakina, Prihatanto FS. Pertumbuhan anak-anak usia 7-11 tahun di Surabaya:
ketidaksesuaian berat badan dengan referensi WHO. Surabaya: Jurnal Kesehatan
Masyarakat FK Unair; 2014.h.118-26.
9. Philips S. Edlbeck A. Ideal body weight in children. Wisconsin: American Society
for Parenteral and Enteral Nutrition; 2007.p.240-5.
10. Kusnanto, Manungkalit M, Purbosari A. Hubungan lingkar pinggang dengan faktor
risiko diabetes mellitus (tekanan darah, kadar gula darah, dan berat badan) pada usia

32
dewasa awal di wilayah Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi. Surabaya: Universitas
Airlangga; 2015.h.22-9.
11. Hartriyanti Y, Kandarina I. Pedoman penilaian status gizi. Yogyakarta. Departemen
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran UGM; 2013.h.7-18.
12. Badjeber F. Kapantouw N. Konsumsi fast food sebagai faktor risiko terjadinya
berat badan lebih pada siswa SD Negeri 11 Manado. Manado: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Unsrat; 2009.h.12-8.
13. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diagnosis, tatalaksana dan pencegahan obesitas pada
anak dan remaja. Jakarta; Penerbit IDAI; 2014.
14. Rahmawati D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan berat badan lebih pada anak
usia sekolah dasar. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UIN Syarif
Hidayatullah; 2015.h.13.55.
15. Sartika RA. Faktor risiko obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia. Jakarta:
Makara Kesehatan Universitas Indonesia; 2011.h.37-43.
16. Pasumbung E, Purba MM. Faktor risiko obesitas berdasarkan berat badan dan
lingkar pinggang di Sma Katolik Palangkaraya. Palangkaraya: Jurnal Vokasi
Kesehatan;2015.h.1-8.
17. Lubis G, Oyong N. Hubungan lingkar pinggang dengan faktor risiko penyakit
kardiovaskular pada anak dengan berat badan lebih usia sekolah dasar. Padang: Sari
Pediatri Vol 8(2); 2006.h.147-53.
18. Purnamasari D, Wati EK. Analisis tinggi dan berat badan anak baru masuk sekolah
sebagai deteksi dini gangguan gizi pada anak usia sekolah dasar. Purwokerto: Jurnal
Kesehatan Masyarakat FK Unsoed; 2012.h.12-22.
19. Spolidoro J, Filho M. Waist circumference in children and adolescents correlate
with metabolic syndrome and fat deposits in young adults. Brazil: Clinical Nutrition
and Metabolism Journal; 2013.p.97-9.
20. Faizah Z. Faktor risiko obesitas pada murid sekolah dasar usia 6-7 tahun di
Semarang. Semarang: FK Undip; 2004.h.25-64.

33
21. Widiastiti I, Widyawati I. Perubahan antropometri anak usia sekolah yang
mengalami obesitas paska terapi bermain. Surabaya: Universitas Airlangga;
203.h.3-10.
22. Lestari ID, Ernalia Y. Gambaran status gizi pada siswa sekolah dasar Kecamatan
Bangko Kabupaten Rokan Hilir. Riau: JOM FK Vol 3(2); 2016.h2-9.

34
Lampiran

Jenis Kelamin

jeniskelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 45 45.0 45.0 45.0

perempuan 55 55.0 55.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Berat Badan

Statistics

beratbadan

N Valid 100

Missing 0

Mean 39.7300

Median 37.0000

Mode 35.00

35
beratbadan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 22 1 1.0 1.0 1.0

23 1 1.0 1.0 2.0

24 1 1.0 1.0 3.0

25 2 2.0 2.0 5.0

26 3 3.0 3.0 8.0

27 2 2.0 2.0 10.0

28 3 3.0 3.0 13.0

29 6 6.0 6.0 19.0

30 2 2.0 2.0 21.0

31 2 2.0 2.0 23.0

32 2 2.0 2.0 25.0

33 3 3.0 3.0 28.0

34 3 3.0 3.0 31.0

35 12 12.0 12.0 43.0

36 5 5.0 5.0 48.0

37 3 3.0 3.0 51.0

38 3 3.0 3.0 54.0

39 2 2.0 2.0 56.0

40 2 2.0 2.0 58.0

41 2 2.0 2.0 60.0

42 4 4.0 4.0 64.0

43 4 4.0 4.0 68.0

44 3 3.0 3.0 71.0

45 5 5.0 5.0 76.0

46 5 5.0 5.0 81.0

48 3 3.0 3.0 84.0

50 1 1.0 1.0 85.0

36
Lingkar Pinggang

Statistics

lingkarpinggang

N Valid 100

Missing 0

Mean 65.5500

Median 63.0000

Mode 56.00a

a. Multiple modes exist. The


smallest value is shown

37
lingkarpinggang

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 50 1 1.0 1.0 1.0

51 1 1.0 1.0 2.0

52 2 2.0 2.0 4.0

53 2 2.0 2.0 6.0

54 4 4.0 4.0 10.0

55 2 2.0 2.0 12.0

56 7 7.0 7.0 19.0

57 5 5.0 5.0 24.0

58 7 7.0 7.0 31.0

59 5 5.0 5.0 36.0

60 7 7.0 7.0 43.0

61 3 3.0 3.0 46.0

62 3 3.0 3.0 49.0

63 3 3.0 3.0 52.0

64 3 3.0 3.0 55.0

65 2 2.0 2.0 57.0

66 4 4.0 4.0 61.0

67 2 2.0 2.0 63.0

68 2 2.0 2.0 65.0

69 2 2.0 2.0 67.0

70 4 4.0 4.0 71.0

71 2 2.0 2.0 73.0

72 3 3.0 3.0 76.0

73 1 1.0 1.0 77.0

74 2 2.0 2.0 79.0

75 2 2.0 2.0 81.0

77 2 2.0 2.0 83.0

38
Korelasi Pearson

Correlations

beratbadan lingkarpinggang

beratbadan Pearson Correlation 1 .811**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

lingkarpinggang Pearson Correlation .811** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

39
40
Data Murid Kelas V SDN 01 Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat

Nama Jenis Kelamin BB (kg) LP (cm)


Asyifatuzahra perempuan 56 80
Dera Putri perempuan 34 60
Firna Dwi perempuan 66 94
Hafiyyah Shalilah perempuan 33 59
I Wayan Denta laki-laki 53 86
Irham Ramadita laki-laki 33 57
Jihan Amelia perempuan 29 53
Khazizah Yudira perempuan 45 68
Muhammad Aroufi laki-laki 36 60
Muhammad Fauzi laki-laki 35 57
Muhammad Febrian laki-laki 29 56
Muhammad Pasya A laki-laki 35 56
Nafisa Anzani perempuan 35 55

41
Najwa Rahmania S perempuan 70 86
Natasyah Azzahra perempuan 45 61
Resti Anggaraini perempuan 36 60
Rifaldi Ramadhan P laki-laki 35 64
Rifqi Fahrevi Putra laki-laki 36 63
Rizky Wahyudi laki-laki 55 80
Rosemary Laura perempuan 37 70
Rosidin laki-laki 36 77
Rubens Cleosa laki-laki 29 54
Salwa Nabila perempuan 40 65
Septy Rahmadani perempuan 52 70
Yasmien Putri perempuan 43 66
Zahra Putri Latvia perempuan 52 73
Anisa Rahma perempuan 41 69
Ariel Sharon laki-laki 44 54
Chelsie Safira K perempuan 39 71
Daffa Banyu K laki-laki 25 53
Dicho Rafael laki-laki 29 67
Dinda Juwita perempuan 33 59
Fadhil Dhiyael Haq laki-laki 45 75
Hidayat Jati P laki-laki 31 60
Ilham Wiranata laki-laki 32 62
Kayla Larasati perempuan 36 65
Mecha Maulidiniati perempuan 44 72
Muhammad Fakhri A laki-laki 45 72
Nabila Khairunisa perempuan 39 70
Noura Zahra Sasmita perempuan 61 78
Putra Mardiansyah laki-laki 40 74
Qonita Dwi Novi perempuan 42 68
Radenendra R laki-laki 57 81
Rayhan Adhim P laki-laki 44 77
Raynanda Febriano laki-laki 37 57
Runaya Aiska perempuan 46 70
Saiful Akbar laki-laki 28 56
Shayangku Anugrah perempuan 35 60
Siti Aisyah perempuan 23 52
Suci Alyssa S perempuan 45 83
Velita Fiza perempuan 43 64
Wulandari perempuan 50 74
Zaskiyah perempuan 46 72

42
Ahmad Bahrudin laki-laki 25 52
Akmal Ubaidilah R laki-laki 42 66
Alfian Ramadhon laki-laki 26 55
Ananda Kartika B perempuan 75 88
Ananda Kartini B perempuan 69 85
Andi Zildjian Putri perempuan 43 75
Arya Ijlal Pranata laki-laki 41 58
Davrina Ratu K perempuan 35 64
Elsya Amanda P perempuan 35 58
Fakhrul Rozzi A laki-laki 37 58
Farsya Alni perempuan 35 62
Firda Putri Olivia perempuan 28 56
Labiqh Baiq Siregar perempuan 35 63
Liberry Saputra laki-laki 28 59
Muhammad Azri N laki-laki 48 71
Muhammad Cairo H laki-laki 48 80
Muhammad Dzaki laki-laki 42 67
Muhammad Rafli S laki-laki 46 69
Najwa Rinata perempuan 46 66
Raden Danendra laki-laki 30 61
Rahayu perempuan 42 63
Reva Alsia Putri perempuan 35 61
Salma Nuraini perempuan 22 50
Untari Ramadhani perempuan 38 56
Wildan Nur Susetyo laki-laki 29 58
Anisa Salsabila perempuan 35 58
Anisa Nur Safitri perempuan 27 57
Arianti Putri Lestari perempuan 38 59
Arianto Putra Lestari laki-laki 35 60
Arlyn Novizar perempuan 26 51
Athaya Galang A laki-laki 48 79
Auliya Bunga M perempuan 26 54
Clara Marcela P perempuan 29 56
Deeba Zaina perempuan 38 59
Dermawan Saputra laki-laki 34 62
Dhaffa Sherwindi perempuan 32 56
Dian Monik Rosita perempuan 46 66
Dimas Prastyo laki-laki 34 60
Fernando Indra S laki-laki 30 57
Jiofana Keisha P perempuan 31 58

43
Mamba Ul Khufshoh perempuan 43 81
Muhammad Anwar laki-laki 27 54
Muhammad Habib laki-laki 53 83
Muhammad Hasan laki-laki 53 81
Muhammad Restu laki-laki 55 58
Nayla Salsabila perempuan 24 79
Rangga Ade Prasetyo laki-laki 64 81

Pengambilan Data

44
45

Anda mungkin juga menyukai