Jonathan Andryanto
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Email: atan.atan94@gmail.com
Abstrak
Salah satu zat gizi penting yang dapat menurunkan angka kesakitan adalah Vitamin A. Kekurangan
vitamin A dialami oleh 19 juta ibu hamil diseluruh dunia menurut WHO tahun 2011. Kekurangan vitamin
A untuk ibu nifas sendiri juga dapat menganggu sistem penglihatan, pertumbuhan, perkembangan serta
sistem imun.Menurut Depkes RI tahun 2007, 50% ibu nifas di Indonesia memiliki serum retinol rendah
sehingga meningkatkan risiko kebutaan dan kematian karena infeksi.Pada tahun 2009-2013, data cakupan
Vitamin A yang diolah Riskesdas mengalami penurunan hingga 75.5%. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Barat tahun 2012 mencatat cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Karawang
adalah 80.29% dari tolok ukurnya sebesar 100%. Berdasarkan masalah tersebut maka dilakukanlah
evaluasi program pemberian kapsul Vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas Loji Kabupaten Karawang
pada periode Mei 2017 sampai dengan April 2018 dengan membandingkan cakupan terhadap tolok ukur
menggunakan pendekatan sistem. Dari hasil evaluasi didapatkan masalah cakupan pemberian kapsul
Vitamin A pada ibu nifas sebesar 67.88%, cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan sebesar
64.56%, dan cakupan kunjungan nifas 1 sebesar 59.55%. Penyebab masalah ini adalah karena kurangnya
media komunikasi, sempitnya wilayah sosialisasi, pendistribusian yang belum menjangkau semua
fasilitas kesehatan, masih ada ibu yang melahirkan bukan di fasilitas layanan kesehatan seperti
Puskesmas, kunjungan nifas yang masih belum mencapai target, serta masih belum optimalnya pencatatan
serta pelaporan. Dengan demikian, diharapkan Puskesmas dapat mengoptimalkan sumber daya kader dan
tokoh masyarakat, mengoptimalkan pendistribusian, pencatatan, dan pelaporan, dan mengusulkan kepada
Dinas Kabupaten Karawang untuk melengkapi media komunikasidemi tercapainya keberhasilan program
pemberian kapsul Vitamin A pada ibu nifas.
1
Evaluasi Program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas
di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang
Periode Mei 2017 sampai April 2018
Jonathan Andryanto
Medical Faculty of Krida Wacana Christian University
Email: atan.atan94@gmail.com
Abstract
One of the important nutrients that can reduce morbidity is Vitamin A. Vitamin A deficiency is
experienced by 19 million pregnant women worldwide according to WHO in 2011. Vitamin A deficiency
for the postpartum itself can also disrupt the vision system, growth, development and immune system.
According to MOH RI in 2007, 50% of postpartum mothers in Indonesia have low serum retinol, thus
increasing the risk of blindness and death from infection. In 2009-2013, the data coverage of Vitamin A
treated by Riskesdas decreased to 75.5%. West Java Provincial Health Profile in 2012 recorded coverage
of Vitamin A capsule in puerperal mother in Karawang Regency is 80.29% of its benchmark of 100%.
Based on the problem, an evaluation of Vitamin A capsule program was conducted on the puerperal
mother at Puskesmas Loji of Karawang Regency in the period of May 2017 up to April 2018 by
comparing scope to benchmark using system approach. The result of the evaluation showed that the
coverage of Vitamin A capsule was 67.88%, the coverage of deliveries in health facilities was 64.56%,
and the coverage of 59.55% of first puerile visits. The cause of this problem is due to the lack of
communication media, the narrowness of the socialization area, the distribution that has not reached all
health facilities, there are still few numbers of mothers practicing their labour at home or not in a health
centre, postpartum visit which still far from its target, the data recording and reporting itself has not been
optimalized yet . Thus, it is hoped that Puskesmas can optimize the resources of cadres and public figures,
optimizing the distribution, recording, and reporting, and propose to the Dinas Kesehatan of Karawang
Regency to complement the communicative media to achieve the success of the Vitamin A capsule
program in the postpartum.
2
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6
1.3 Tujuan ............................................................................. 7
1.4 Manfaat ............................................................................. 7
1.5 Sasaran ............................................................................. 8
3
4.3.3 Keluaran ........................................................................... 20
4.3.4 Umpan Balik ........................................................................... 23
4.3.5 Lingkungan ........................................................................... 23
4.3.6 Dampak ........................................................................... 24
4
Bab I
Pendahuluan
5
Indonesia dinyatakan bebas masalah xeropthalmia (kelainan pada mata karena
kekurangan vitamin A) pada tahun 2007 menurut Depkes RI, namun 50% ibu nifas mempunyai
serum retinol kurang dari 20µg/dl yang akan berdampak pada risiko kebutaan dan kematian
karena infeksi.Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, data cakupan vitamin A
di Indonesia tahun 2009 sampai 2013 mengalami penurunan dan masih dibawah target yang
diinginkan, dimana pada tahun 2009 mencapai 82%, tahun 2010 mencapai 85%, tahun 2011-
2012 80%, dan tahun 2013 turun menjadi 75.5%.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun
2012 mencatat bahwa persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di
Kabupaten Karawang adalah 80.29% dari Tolok ukurnya sebesar 100%, sehingga masih banyak
ibu nifas yang belum mendapatkan suplementasi vitamin A ini. Berdasarkan laporan hasil
kegiatan bulanan dan tahunan Puskesmas mengenai program Pemberian Kapsul Vitamin A pada
Ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Loji, Kabupaten Mei 2017-April 2018 didapatkan cakupan
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Loji Kabupaten
Karawang sebesar 65.70% dengan Tolok ukur 100%.3,4
6
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pada program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di
Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang periode Mei 2017 sampai dengan April 2018 melalui
pendekatan sistem.
7
c. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkanantara lain perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan.
d. Mengembangkan kemampuan minat dan bakat dalam mengevaluasi program Puskesmas
dan berpikir secara ilmiah.
e. Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
a. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
b. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
c. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sebagai universitas yang
menghasilkan dokter yang berkualitas.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi
a. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas dan pemecahan
masalahnya.
b. Memperoleh masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan saran untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pemberian kapsul vitamin A pada ibu
nifas, sehingga dapat memenuhi target cakupan.
1.4.4 Bagi Masyarakat
a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu nifas dan atau neonatus akibat
kekurangan vitamin A melalui program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas.
b. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu nifas tentang pentingnya suplementasi
kapsul vitamin A dengan cara meningkatnya sosialisasi pemberian suplementasi vitamin
A.
c. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah-
daerah lain di Indonesia.
1.5 Sasaran
Semua ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang
periode Mei 2017 sampai dengan April 2018.
8
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah laporan hasil kegiatan bulanan
dan tahunan Puskesmas mengenai program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di
wilayah kerja Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang periode Mei 2017 sampai dengan April
2018, yang terdiri dari:
1. Perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A bagi ibu nifas
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
3. Pendistribusian kapsul vitamin A
4. Sosialisasi suplementasi kapsul vitamin A
5. Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas
6. Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan
7. Kunjungan nifas
8. Pencatatan dan pelaporan
2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program Pemberian Kapsul
Vitamin A pada Ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang periode Mei
2017 sampai dengan April 2018 dengan Tolok ukur yang ditetapkan dengan cara pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data dan menginterpretasikan data tersebut melalui pendekatan
sistem, kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan
penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
9
Bab III
Kerangka Teori
3.1 Sistem
Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan
mempunyai suatu tujuan yang jelas. Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-
elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.5
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Ada 6 unsur yang saling berhubungan dan
mempengaruhi pada sistem, yaitu:5
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari sumber daya atau
masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem, misalnya: man (staf), money (dana
operasional), material (logistik, obat, vaksin, alat medis), method (ketrampilan atau cara,
prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan).
10
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai dari
perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem
dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
11
Bab IV
Penyajian Data
12
4.2.1.2 Batas Wilayah Kerja Puskesmas Loji
a) Sebelah Utara : Kecamatan Ciampel
b) Sebelah Selatan : Kecamatan Cariu
c) Sebelah Barat : Kecamatan Pangkalan
d) Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari
a. Jumlah penduduk yang mendiami wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji, Kecamatan
Tegalwaru, Kabupaten Karawang ialah sebanyak 36.145 jiwa, dengan proporsi jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak mencapai 18.277 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan
mencapai 17.868 jiwa.
13
b. UPTD Puskesmas Loji memiliki 11.326 KK dengan KK terbanyak mendiami Desa
Wargasetra.
c. Tingkat pendidikan terbanyak ditempati oleh lulusan SD/MI, sebanyak 23.093 jiwa
dengan tingkat pendidikan dengan jumlah paling rendah ditempati oleh lulusan Perguruan
Tinggi.
d. Sarana pendidikan yang dimiliki oleh UPTD Puskesmas Loji dengan jumlah terbanyak
ditempati oleh SD/MI sebanyak 39 sarana, dengan SLTA menjadi sarana pendidikan
yang menempati jumlah terendah.
e. Penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji dengan mata pencaharian petani
menempati jumlah terbanyak sebanyak 6.938 jiwa.
f. Agama yang dianut sebagian besar penduduk adalah agama Islam dengan persentase
99,9% dan sebagian kecil lainnya adalah agama Kristen, Hindu, dan Buddha.
b. Dana (Money)
Dana untuk pelaksaan program diperoleh dari:
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) : tersedia
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) : tersedia
c. Sarana (Material)
Leaflet : Tidak ada
14
Poster : Tidak ada
Spanduk : Tidak ada
Buku panduan : Tidak ada
Formulir pencatatan dan pelaporan : Ada
d. Metode (Method)
1. Menghitung kebutuhan dan ketersediaan kapsul vitamin A
Sasaran ibu nifas (0-42 hari setelah melahirkan) yang akan diberikan kapsul
vitamin A dihitung dari data sasaran riil tahun sebelumnya kemudian kebutuhan
dikurangi ketersediaan kapsul vitamin A di tempat pelayanan.
15
harus digunakan paling tidak dalam jangka waktu 1 tahun.Penanggung jawab
penyimpanan kapsul vitamin A yaitu pengelola gudang farmasi. Semua permintaan
kapsul tercatat dengan baik di buku ekspedisi yang dipegang oleh petugas bagian gudang
farmasi dan gizi. Informasi yang harus ada di dalam buku ekspedisi adalah tanggal
permintaan, jumlah yang diminta, jenis atau warna kapsul, nama, instansi dan tanda
tangan pemohon, nama dan tanda tangan petugas bagian farmasi dan gizi. Petugas
gudang farmasi dan gizi harus memiliki data jumlah setiap sasaran perwilayah dan akan
digunakan sebagai klarifikasi jika ada permintaan kapsul yang melebihi jumlah sasaran.
3. Sosialisasi suplementasi vitamin A
Sosialisasi merupakan bagian yang terpenting dalam menghasilkan partisipasi
sosial yang efektif. Sosialisasi memberikan kontribusi yang penting untuk terciptanya
mobilisasi dan partisipasi yang efektif dalam masyarakat. Sosialisasi bertujuan merubah
masyarakat yang awalnya tidak tahu menjadi tahu kemudian menjadi mau dan mau
menjadi tergerak dan ikut melaksanakan serta diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan kebutuhan terhadap kapsul vitamin A, meningkatkan penggerakan
masyarakat dan meningkatkan cakupan suplementasi vitamin A. Sasaran langsung adalah
ibu nifas sendiri dan sasaran tidak langsung dari sosialisasi yaitu tokoh agama, tokoh
masyarakat, organisasi masyarakat, dan petugas kesehatan. Sosialisasi tersebut selain
dapat dilakukan di kelas ibu hamil yang dilaksanakan setiap bulan juga dapat dilaukan di
laksanakan di posyandu, puskesmas, polindes, bidan praktek swasta, balai pengobatan
dan sarana kesehtan lain. Sosialisasi juga dapat dilakukan melalui organisasi PKK,
Karang Taruna, Organisasi Wanita, Organisasi Keagamaan seperti pengajianm dan acara
kemasyarakatan lainnya.
4. Pendistribusian kapsul vitamin A
Distribusi kapsul vitamin A adalah suatu rangkaian kegiatan pembagian kapsul
vitamin A dari puskesmas ke kelompok sasaran dengan tepat jumlah dan
dosisnya.Pengambilan kapsul vitamin A warna merah untuk ibu nifas di Puskesmas
dilakukan setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk bulan vitamin
A. Oleh bidan desa didistribusikan pada pertengahan bulan Januari dan Juli ke seluruh
bidan praktek swasta/ dokter praktek swasta. Untuk daerah terpencil, mekanisme
distribusi mengikuti sistem pelayanan kesehatan yang ada, yang harus diperhatikan
16
adalah mempersiapkan dan melakukan pengiriman kapsul vitamin A lebih awal.
17
kembali dalam buku kohort ibu. Sisa pemakaian kapsul vitamin A dari seluruh tempat
pelayanan dicatat dalam formulir pencatatan
4.3.2 Proses (Process)
a. Perencanaan
1. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A dihitung setiap 1 tahun sekali dengan menggunakan
data jumlah sasaran riil tahun sebelumnya dikurangi sisa stok bila ada. Petugas KIA dan
gizi puskesmas mengajukan ke kabupaten/kota. Petugas KIA dan gizi Dinas Kesehatan
mengajukan pengadaan ke pusat. Kebutuhan dihitung berdasarkan jumlah sasaran ibu
nifas dikalikan 2 kapsul dan ditambah 10% kebutuhan tak terduga. Data dasar Ibu dan
Anak Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang Mei 2017-April 2018 menunjukkan terdapat
sasaran ibu nifas sebanyak 1.476 ibu nifas. (Lampiran I)
18
Kemudian oleh bidan desa didistribusikan ke seluruh bidan praktek swasta/dokter praktek
swasta.
4. Sosialisasi suplementasi vitamin A
Sosialisasi dilakukan secara berkala setiap satu bulan sekali di masing-masing
desa dengan penyebaran informasi melalui kegiatan kelas ibu hamil yang dilakukan oleh
bidan desa dari masing-masing desa. Sosialisasi juga dapat dilakukan di kegiatan PKK,
Karang Taruna dan kegiatan organisasi wanita lainnya, waktu pelaksanaan sosialisasi
dapat disesuaikan dengan masing-masing kegiatan tersebut
5. Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas
Kapsul vitamin A diberikan oleh bidan desa / bidan praktek swasta / dokter
praktek umum saat ada ibu yang melahirkan. Ibu nifas langsung diberikan 2 kapsul
vitamin A berwarna merah: 1 kapsul segera diminum dan 1 kapsul lainnya diminum esok
harinya. Bila warga desa melahirkan di rumah, bidan desa akan dipanggil untuk
membantu melahirkan disana bidan desa juga akan memberikan 2 kapsul vitamin A Bila
belum mendapatkan vitamin A setelah melahirkan, kapsul vitamin A dapat diberikan
paling lambat sampai 42 hari setelah melahirkan saat melakukan kunjungan nifas atau
kunjungan neonatal.
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa (pada
posyandu) hingga provinsi. Pencatatan ibu yang menerima kapsul vitamin A dilakukan di
buku KIA dan dicatat kembali dalam buku kohort ibu, dapat dilakukan oleh bidan desa,
bidan praktek swasta, atau dokter praktek swasta setiap kali memberikan kapsul vitamin
A kepada ibu nifas. Data di desa kemudian akan direkapitulasi oleh bidan desa setiap
bulan dan diberikan kepada koordinator program KIA di Puskesmas, yang kemudian data
yang diberikan akan diteruskan kepada koordinator program gizi Puskesmas. Oleh
koordinator program gizi Puskesmas, data dari setiap desa akan direkapitulasi dan
dirangkum untuk dilaporkan dalam evaluasi bulanan Puskesmas setiap akhir bulan dan
kepada dinas di kabupaten setiap 3 bulan sekali. Data yang harus dicantumkan ialah data
jumlah sasaran program, data jumlah yang menerima kapsul vitamin A, dan data sisa
pemakaian kapsul vitamin A.
19
b. Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya.
Gambar 4.1. Skema Organisasi Program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di
Puskesmas Loji
c. Pelaksanaan
1. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A dihitung setiap 1 tahun sekali dengan menggunakan
data jumlah sasaran riil tahun sebelumnya namun tidak dikurangi sisa vitamin A karena
tidak ada data berapa jumlah vitamin A yang tersisa.
20
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
Kapsul vitamin A disimpan didalam gudang farmasi di Puskesmas Loji, dijauhkan
dari sinar matahari langsung, di tempat yang kering, tidak lembab, tidak masuk freezer
atau lemari es, dan ditutup rapat setelah dibuka.Bila telah sampai di bidan desa atau bidan
swasta, disimpan di kamar praktek mereka dengan ketentuan dijauhkan dari sinar
matahari langsung, tempat kering, tidak boleh lembab, tidak perlu masuk freezer atau
lemari es, tutup rapat botol setelah dibuka.
21
desa/ bidan praktek swasta/dokter praktek swasta).Tidak ada pencatatan dan pelaporan
apakah pelayanan kesehatan swasta telah mendapat kapsul vitamin A sesuai kebutuhan.
Tidak ada pencatatan dan pelaporan apakah ibu nifas yang belum mendapat vitamin A
setelah melahirkan telah mendapat vitamin A saat kunjungan nifas/neonatal.Tidak ada
pencatatan dan pelaporan berapa jumlah kapsul vitamin A yang terpakai dan berapa sisa
kapsul vitamin A yang ada.
d. Pengawasan
Rapat evaluasi bulanan yang dilakukan setiap akhir bulan.
22
diambil oleh bidan desa di puskesmas kemudian kapsul vitamin A didistribusikan ke beberapa
bidan praktek swasta.
Tabel 4.1. Distribusi Kapsul Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Loji Periode Mei 2017
sampai dengan April 2018
Nama Desa Jumlah Ibu Nifas Jumlah Kapsul Vitamin A
Kutamaneuh
172 344
Kutalanggeng
184 368
Cintalanggeng
158 316
Cintawargi
149 298
Cintalaksana
172 344
Mekarbuana
160 320
Wargasetra
162 324
Cigunungsari
179 358
Cipurwasari
140 280
Total 1.476 2.952
Tabel 4.2. Ibu Nifas yang Mendapat Vitamin A, Ibu yang Melahirkan di Fasilitas Kesehatan,
Kunjungan Nifas 1, 2 dan 3 di Wilayah Kerja Puskesmas Loji Periode Mei 2017 sampai dengan
April 2018
23
Agustus
2017
84 82 63 73 73
September
2017
75 88 72 70 72
Oktober
2017
82 70 69 74 74
November
2017
76 68 79 79 79
Desember
2017
90 83 80 75 80
Januari 2018
74 69 75 75 75
Februari
2018
86 82 73 79 77
Maret 2018
82 86 80 81 82
April 2018
85 79 78 80 83
Total 1.002 953 879 913 926
24
= 64.56%
Target pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan selama 1 tahun adalah 100%.
25
4.3.4 Umpan Balik (Feedback)
Adanya pencatatan dan pelaporan tiap bulan sebagai masukan dalam perencanaan
program pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas selanjutnya.
Adanya rapat kerja bulanan yang membahas laporan kegiatan setiap bulannya untuk
monitoring dan mengevaluasi program yang telah dijalankan.
b. Non fisik
1. Pendidikan: banyak penduduk di wilayah kerja Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang
tidak tamat SD.
2. Sosial ekonomi: mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Loji, Kabupaten
Karawang bekerja sebagai petani (31.26%).
3. Budaya: masih ada penduduk yang lebih senang bersalin di rumah masing-masing karena
dianggap praktis, dengan dibantu oleh bidan sekitarnya dalam persalinan karena merasa
lebih dekat, lebih nyaman, dan lebih murah.
26
4.3.6 Dampak (Impact)
a. Langsung
Diharapkan meningkatnya kadar vitamin A (retinol) dalam ASI ibu.
b. Tidak langsung
Diharapkan menurunnya angka morbiditas dan mortalitas ibu nifas, serta meningkatkan
angka kesehatan mata.
27
Bab V
Pembahasan Masalah
28
5.3 Masalah Menurut Variabel Proses
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Perencanaan Kebutuhan dihitung secara Kebutuhan dihitung menurut (-)
kebutuhan dan seksama dan penyediaan jumlah sasaran ibu nifas di
penyediaan kapsul kapsul vitamin A di wilayah kerja Puskesmas dan
vitamin A Puskesmas sudah ada 1 kapsul vitamin A sudah
bulan sebelum bulan tersedia pada bulan Januari
Februari dan bulan Agustus dan Juni
2. Penyimpanan Disimpan di gudang Disimpan di gudang farmasi/ (-)
kapsul vitamin A farmasi/ di kamar praktek di kamar praktek swasta,
swasta, dijauhkan dari sinar dijauhkan dari sinar matahari
matahari langsung, di langsung, di tempat yang
tempat yang kering dan kering dan tidak lembab,
tidak lembab, tidak tidak disimpan di lemari es,
disimpan di lemari es, dan dan tutup botol tertutup
tutup botol tertutup rapat rapat.
3. Pendistribusian Diambil oleh bidan desa -Diambil oleh bidan desa (+)
kapsul vitamin A pada pertengahan bulan pada pertengahan bulan
Januari dan akhir bulan Juni Januari dan akhir bulan Juni
untuk kebutuhan-masing untuk kebutuhan masing-
desanya, kemudian bidan masing desanya.
desa membagikan kapsul -Tidak ada pencatatan dan
vitamin A kepada pelayanan pelaporan distribusi vitA
kesehatan swasta lain yang ke pelayanan kesehatan
ada di wilayah kerjanya swasta yang ada di wilayah
kerjanya sesuai dengan
kebutuhan
-Kurangnya manajemen
logistik kapsul vitamin A
4. Sosialisasi Dilakukan melalui leaflet, Penyuluhan hanya
suplementasi poster, spanduk, dilakukan melalui kelas ibu
29
vitamin A penyuluhan, kelas ibu hamil, dimana
hamil, dan lain-lain dimana pelaksanaannya belum
dapat menjangkau seluruh dapat menjangkau seluruh
ibu hamil. ibu hamil.
5. Pemberian kapsul Semua ibu nifas diberikan 2 - Ibu nifas yang melahirkan (+)
vitamin A kepada kapsul vitamin A berwarna di Puskesmas dan di tempat
ibu nifas merah: 1 kapsul diminum bidan desa diberikan 2
segera setelah melahirkan kapsul vitamin A warna
dan 1 kapsul diminum 24 merah
jam setelah minum kapsul - Ibu nifas yang
vitamin A pertama. Jika melahirkan di pelayanan
tidak mendapat kapsul kesehatan swasta tidak
vitamin A segera setelah diketahui apakah
melahirkan, dapat diberikan mendapatkan kapsul
kapanpun sampai 42 hari vitamin A atau tidak.
postpartum saat kunjungan
nifas atau kunjungan
neonates
6. Pencatatan dan Pencatatan dari desa hingga -Pencatatan sudah dilakukan (+)
Pelaporan ke provinsi. Pencatatan -Pencatatan belum lengkap
mencakup: jumlah sasaran karena belum ada catatan
program, data jumlah yang darimana ibu nifas
menerima kapsul, dan data mendapat vitamin A.
sisa pemakaian kapsul -Belum ada catatan apakah
vitamin A ibu yang belum mendapat
vitamin A, mendapat
vitamin A saat kunjungan
nifas.
-Belum ada catatan sisa
kapsul vitamin A yang ada
7. Pengorganisasian Terdapat struktur organisasi Terdapat struktur organisasi (-)
30
tertulis dan pembagian tugas tertulis dan pembagian tugas
yang jelas yang jelas
31
Bab VI
Perumusan Masalah
32
apakah ibu nifas yang belum mendapat vitamin A, mendapat vitamin A saat kunjungan
nifas. Tidak ada data sisa kapsul vitamin A yang ada di masing - masing bidan desa.
3. Lingkungan
o Lingkungan non fisik: mayoritas tingkat pendidikan penduduk tidak memenuhi program
wajib belajar minimum 9 tahun.
33
Bab VII
Prioritas Masalah
34
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah 1
Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas masih kurang (67.88%) dari target
sebesar 100% dengan besar masalah 32.12%.
Penyebab:
o Input:
o Tidak ada buku panduan manajemen suplementasi vitamin A, poster, spanduk, dan
leaflet mengenai pemberian kapsul vitamin A
o Proses:
o Manajemen logistik kapsul vitamin A belum dapat dijalankan dengan baik
o Tidak ada pencatatan dan pelaporan apakah bidan desa melakukan pendistribusian
kapsul vitamin A kepada bidan praktek swasta dan tempat pelayanan kesehatan lain
yang berada di wilayah kerjanya sesuai dengan kebutuhan.
o Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas tidak diketahui jika ibu melahirkan
dirumah, dokter praktek swasta atau bidan praktek swasta.
o Sosialisasi suplementasi kapsul vitamin A pada ibu nifas hanya dilakukan di kelas ibu
hamil, yang dirasakan belum berjalan dengan optimal.
o Kunjungan nifas yang diharapkan menjadi peluang terakhir bagi ibu nifas yang belum
mengkonsumsi vitamin A setelah melahirkan, masih dibawah Tolok ukur.
o Tidak ada pencatatan dan pelaporan apakah ibu nifas yang belum mendapatkan vitamin
A setelah melahirkan, mendapatkan vitamin A saat kunjungan nifas/neonatal.
o Belum ada pencatatan jumlah pemakaian kapsul vitamin A dan sisanya.
Penyelesaian:
Memperbaiki manajemen logistik kapsul vitamin A dengan mengadakan pertemuan dengan
pengelola gudang farmasi dan pengelola program gizi untuk membuat alur tertulis mengenai
manajemen logistik kapsul vitamin A agar dapat dipahami dan dijalankan dengan baik sesuai
alur yang telah ditentukan.
35
Mengajukan usulan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten agar mengadakan poster, spanduk,
dan leaflet mengenai pemberian suplementasi vitamin A untuk ibu nifas.
Petugas program gizi melakukan sosialisasi kepada bidan desa untuk memperbaiki semua
sistem pencatatan dan pelaporan pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas, seperti ada
tidaknya pendistribusian kapsul vitamin A kepada dokter/bidan praktek swasta, ada tidaknya
pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas yang dilakukan oleh dokter/bidan praktek
swasta, ada tidaknya ibu nifas yang belum mendapatkan vitamin A setelah
melahirkankemudianmemperoleh vitamin A saat kunjungan nifas/neonatal, serta pencatatan
jumlah pemakaian kapsul vitamin A dan sisanya.
Meningkatkan sosialisasi pemberian suplementasi vitamin A pada ibu nifas tidak hanya
melalui kelas ibu hamil, namun bisa saat antenatal care (ANC), kegiatan posyandu, serta
melalui penyuluhan. Memberdayakan tokoh masyarakat, kader, bidan desa dan peran aktif
ibu-ibu untuk melakukan edukasi kepada anggota keluarga/tetangganya yang baru
melahirkan untuk mendapatkan suplementasi vitamin A.
8.2 Masalah 2
Cakupan kunjungan nifas 1 masih kurang (59.55%) dari target sebesar 100% dengan
besar masalah 40.45%.Penyebab:
o Input:
o Tersedianya formulir pencatatan dan pelaporan buku kohor ibu nifas, akan tetapi
pencatatan dan pelaporan belum lengkap.
o Proses:
o Sosialisasi untuk melakukan kunjungan nifas yang dilakukan hanya melalui kelas ibu
hamil, dan belum dilakukan secara teratur, serta belum dapat menjangkau seluruh ibu
hamil serta sempitnya wilayah sosialisasi untuk ibu hamil.
o Belum ada pencatatan dan pelaporan lengkap tentang kunjungan nifas terutama oleh
dokter/bidan praktek swasta dan di pelayanan kesehatan lain.
Penyelesaian:
Mengajukan usulan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten agar mengadakan poster, spanduk,
dan leaflet mengenai pentingnya kunjungan ibu nifas ke tenaga kesehatan.
36
Membuat pertemuan dengan bidan desa dengan tujuan mengajak bidan desa untuk dapat
merangkul dan memberikan edukasi pada paraji agar paraji sebagai orang yang paling dekat
dengan masyarakat dapat menyarankan ibu-ibu hamil untuk melakukan kunjungan nifas ke
tenaga kesehatan.
Memberdayakan tokoh masyarakat, kader, dan peran aktif ibu-ibu agar mengingatkan
keluarga/tetangganya yang baru melahirkan untuk mengontrol masa nifasnya di tenaga
kesehatan.
Petugas program KIA melakukan sosialisasi dengan mengadakan pertemuan dengan bidan
desa untuk memperbaiki semua sistem pencatatan dan pelaporan kunjungan nifas serta
merangkul pihak swasta seperti dokter swasta atau bidan swasta untuk dapat berpartisipasi
dalam hal tersebut.
37
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang periode Mei
2017 sampai dengan April 2018 didapatkan:
o Perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas Loji, Kabupaten
Karawang selama 1 tahun adalah 3.247 kapsul dan terdapat 2.952 kapsul vitamin A pada
periode Mei 2017 – April 2018.
o Penyimpanan kapsul vitamin A di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang dikelola oleh
pengelola gudang farmasi dan pengelola program gizi.
o Pendistribusian kapsul vitamin A di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang dilakukan
setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk Bulan Vitamin A,
didistribusikan dengan cara bidan desa mengambil kapsul vitamin A ke Puskesmas sesuai
kebutuhan kepada bidan desa.
o Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang
sebesar 67.88% dari tolok ukur 100%.
o Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan di Puskesmas Loji, Kabupaten
Karawang sebesar 64.56% dari tolok ukur 100%
o Cakupan kunjungan nifas 1 di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang sebesar 59.55%
dari tolok ukur 100%.
o Sistem pencatatan dan pelaporan program kapsul vitamin A di Puskesmas Loji,
Kabupaten Karawang dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa hingga tingkat
kabupaten. Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulannya, namun belum lengkap.
Dipilih prioritas2 (dua) masalah, yaitu:
1. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas.
2. Cakupan kunjungan nifas 1.
Hal-hal yang menyebabkan masalah di atas adalah:
Tidak tersedianya buku panduan manajemen suplementasi vitamin A, poster, spanduk,
dan leaflet mengenai pemberian kapsul vitamin A.
38
Tidak ada pencatatan dan pelaporan apakah bidan desa melakukan pendistribusian kapsul
vitamin A kepada bidan praktek swasta dan tempat pelayanan kesehatan lain yang berada
di wilayah kerjanya sesuai dengan kebutuhan.
Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas tidak diketahui jika ibu melahirkan di
rumah, dokter praktek swasta atau bidan praktek swasta.
Kunjungan nifas yang diharapkan menjadi peluang terakhir bagi ibu nifas yang belum
mengkonsumsi vitamin A setelah melahirkan, masih dibawah tolok ukur.
Tidak ada pencatatan dan pelaporan apakah ibu nifas yang belum mendapatkan vitamin A
setelah melahirkan, mendapatkan vitamin A saat kunjungan nifas.
Manajemen logistik kapsul vitamin A belum dijalankan dengan baik
Belum adanya pencatatan jumlah pemakaian kapsul vitamin A dan sisanya.
9.2 Saran
1. Saran kepada kepala Puskesmas Loji:
Melakukan kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain yang ada, yaitu dengan
mendistribusikan kapsul vitamin A dan memberikan formulir pencatatan dan pelaporan
untuk 6 bulan kedepan sehingga semua ibu nifas dipastikan mendapatkan vitamin A
disertai dengan pencatatan yang baik.
Membuat laporan rutin dari formulir pencatatan pemberian vitamin A pada ibu nifas
setiap bulan
Menampilkan data pendistribusian vitamin A dan penyimpanan stok vitamin A pada
setiap lokakarya bulanan di puskesmas agar lebih transparan.
Memberikan edukasi kepada bidan desa untuk meningkatkan kinerjanya terhadap semua
sistem pencatatan dan pelaporan pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas kemudian
melaporkan hasil tersebut setiap akhir bulan kepada koordinator program. Sistem
pencatatan dan pelaporan serta manajemen logistik diharapkan membaik dalam 6 bulan.
Melakukan pengadaan media sosialisasi kepada penduduk, seperti poster, spanduk, dan
leaflet mengenai pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas. Diharapkan media
sosialisasi sudah tersebar dalam waktu 1 hingga 2 bulan.
Meningkatkan sosialisasi pemberian suplementasi vitamin A pada ibu nifas tidak hanya
melalui kelas ibu hamil, namun bisa diberikan saat setiap kunjunganantenatal care
39
(ANC), kegiatan posyandu, serta melalui penyuluhan dan dapat dilakukan setiap 1 bulan
sekali.
Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, kader, bidan desa agar dapat
membantu menyebarkan informasi kepada seluruh ibu hamil/nifas untuk mengikuti kelas
ibu hamil. Pendekatan dilakukan dengan mengadakan pertemuan yang diharapkan
terlaksana dalam 1 hingga 2 bulan.
2. Saran kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang:
Melakukan pengadaan buku panduan manajemen suplementasi vitamin A dan media
sosialisasi untuk penduduk. Buku panduan diharapkan terbit dalam waktu 6 bulan.
Menambahkan informasi mengenai pemberian vitamin A kepada ibu nifas ke dalam buku
KIA berupa frekuensi, dosis, dan manfaat pemberian vitamin A bagi ibu nifas.Informasi
tersebut diharapkan telah ditambah pada buku KIA cetakan berikutnya.
40
Daftar Pustaka
41