Anda di halaman 1dari 1

A.

Penatalaksanaan asfiksia
Secara umum menurut Wikjosadtro adalah
1. Menjaga suhu (bayi baru lahir secara relative kehilangan panas yang diikutinoleh
penurunan suhu tubuh, sehingga dpat mempertinggi metabolisme sel jaringan.sehingga
kebutuhan oksigen peningkat, perlu dinoerhatikan untuk menjaga kehangatan suhu
tubuh BBL dengan mengeringkan bayi dari cairan ketuban dan lemak, menggunakan
sinar lampu untuk menghangatkan bagian tubuh luar,bungkus bayi dengan kain kering).
2. Pembersian jalan nafas yaitu saluran nafas bagian atas segera dibersihkan dari lendir dan
cairan amnion, kepala bayi harus posisi lebih rendah sehingga memidahkan keluarnya
lendir, rangsangan untuk menimbulkan pernafasan rangsangan nyeri pada bayi dapat
ditimbulkan dengan memukul kedua telapak kaki bayi , menekan tendon achilles atau
memberikan suntikan vitamin K. Hal ini berfungsi untuk memperbaiki ventilasi.
(Pencegahan kematian neonatal dengan P4K)

Penanganan asfiksia
1. Persiapan alat resusitasi
Sebelum menolong persalinan, siapkan juga alat-alat resusitasi dalam keadaan siap
pakai, yaitu : 2 helai kain / handuk. Bahan ganjal bahu bayi berupa kain,kaos, selendang,
handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah di sesuaikan untuk mengatur posisi
kepala bayi.
a) Alat penghisap lendir de lee atau bola karet
b) Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal
c) Kotak alat resusitasi
d) Jam atau pencatatan waktu
2. Penanganan asfiksia pada BBL
Tindakan resusitasi BBL mengikuti tahapan-tahapan yang di kenal sebagai ABC
resusitasi,yaitu:
a) Memastikan saluran terbuka
b) Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut terbuka, potong tali pusat
c) Pindahkan bayi di atas tempat resusitasi
d) Baringkan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong
e) Ganjal bahu agar kepala bayi sedikit ekstensi
f) Isap lendir, dengan cara mulai dari mulut dulu, kenudian dari hidung. Lakukan
pengisapan saat alat penghisap di tarik keluar, tidak pada waktu memasukan.
g) Jangan melakukan penghisapan terlalu dalam (jangan lebih dari 5 cm kedalam
mulut, dan jangan lebih dari 3cm kedalam hidung) hal ini dapat menyebabkan
dengut jantung bayi menjadi kambat dan bayi tiba-tiba berhenti nafas
h) Keringkan dan rangsang bayi
i) Keringkan bayi mulai dari muka,kepala dan bagian tibuh lainnya,dengan sedikit
tekanan. Rangsangan ini dapat membantu bayi mulai benafas
j) Lakukan rangsangan taktil dengan cara menepuk atau menyentil telapak kaki
atau menggosok punggung , perut, dada, tungkai bayi dan telapak tangan
k) Ataur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi
l) Ganti kain yang telah basah dengan kain kering di bawahnya
m) Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka, dan dada
agar bisa membantu pernafasan bayi
n) Atur kembali posisi bayi agar kepala sedikit ekstensi
o) Akukan penilaian bayi, apakah bayi bernafas normal atau mengap-mengap
p) Bila bayi bernafas normal lakukan asuhan pasca resusitasi
q) Bila bayi bernafas mengap-mengap atau tidak bernafas lakukan ventilasi bayi.

Anda mungkin juga menyukai