Anda di halaman 1dari 19

Tugas Kelompok ( Keperawatan Komunitas )

“ PENDIDIKAN KESEHATAN DAN KELOMPOK KHUSUS ’’

DI SUSUN
OLEH
KELOMPOK 1 :

1. AKMAL SAPUTRA MUHSIN : 751440117041


2. DANDY EKO PRATAMA : 751440117046
3. DESSY ANGRAINI RAUF : 751440117047
4. FITRI DUNGGIO : 751440117053
5. IKRAM MAULANA ALDI LIHAWA : 751440117054
6. MARWAH ELZAPUTRI UMAR : 751440117060
7. PRATIWINSIH LABORO : 751440117068
8. SITI KHAIRUNNISA OTAYA : 751440117072
9. WAHYUNI YUSUF : 751440117077
10. YUDITYA SURYA PRATAMA GAFUR : 751440117079
11. FAJRIA NURKAMIDEN 751440116089

KELAS : 3B DIII-KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


2018-2019
PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Definisi Pendidikan Kesehatan


1) Soekidjo Notoatmodjo
Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menolong individu, kelompok
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan perilaku untuk mencapai kesehatan secara
optimal.
2) Nyswander ( 1947 )
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri manusia yang ada
hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perorang dan masyarakat.
3) WHO (1954)
Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya kesehatan yang bertujuan:
 Menjadikan kesehatan sesuatu yang bernilai di masyarakat.
 Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
 Mendorong dan mengembangkan secara tepat sarana pelayanan kesehatan ada.
4) National Task Force On The Prepation and Practice of Health Educators (1985)
Pendidikan kesehatan sebagai proses pendampingan individu, aksi secara terpisah
maupun kolektif, untuk membuat keputusan yang diinformasikan tentang sesuatu yang
mempengaruhi kesehatan personal yang lainnya.
5) Joint communication and Health Education Terminologi, USA (1972-1973)
Pendidikan kesehatan merupakan proses pembelajaran berencana yang melibatkan unsur
social,intelektual, dan psiolologikal sehingga memengaruhi status kesehatan individu,
kelompok maupun masyarakat pada perbaikan status kesehatan yang optimal.
6) Griffiths (1972)
Pendidikan kesehatan adalah usaha untuk menutup kesenjangan apa yang diketahui
sebagai praktik kesehatan opyimum dan yang sebenarnya.
7) Simonds (1976)
Pendidikan kesehatan sebagai tujuan membawa perubahan perilaku pada individu,
kelompok, dan populasi yang lebih luas daripada perilaku yang merusak kesehatan ke
perilaku yang mendorong kesehatan dan masa depan.
8) Green (1980)
Pendidikan kesehatan sebagai kombinasi dari pembelajaran yang dirancang untuk
memfasilitasi pemakaian perilaku yang kondusif untuk kesehatan secara sukarela.
9) Azwar (2005)
Pendidikan kesehatan adalah unsur program kesehatan kedokteran yang di dalamnya
terkandung rencana untuk mengubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan
tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan
penyakit, dan peningkatan kesehatan.
10) Grout (1958)
Pendidikan kesehatan adalah upaya menerjemahkan apa yang telah diketahui tentang
kesehatan kedalam perilaku yang diinginkan dari perorangan atau masyarakat melalui
proses pendidikan.
11) Rudd & comings (1994) dalam bies & McEwen (2001)
Pendidikan kesehatan merupakan aktivitasi belajar yang dirancang sedemikian rupa
sesuai dengan kondisi klien dan situasi tempat pembelajaran yang diberikan oleh tenaga
professional kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat
12) Stanhope & Lancaster (2004) pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan dalam rangka
upaya promotif dan preventif dengan melakukan penyebaran informasi dan peningkatan
motivasi masyarakat untuk berperilaku sehat.
13) Setiawati & dermawan (2008) pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang
ditunjukan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, keluarga, maupun
masyrakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat.

B. Tujuan pendidikan kesehatan


Pendidikan kesehatan bertujuan meningkatkan pengetahuan, kesedaran, kemauan, dan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, dan aktif berperan serta dalam upaya
kesehatan. Adapun tujuan dari pendidikan kesehatan, antara lain :
1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatau yang bernilai dimasyarakat.
2. Menjadikan individu agar mampu secara mandiri/berkelompok Mengadakan kegiatan
untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada
secara tepat.
4. Agar klien mempelajari apa yang dapat dilakukan sendiri dan bagaimana caranya tanpa
meminta pertolongan kepada sarana pelayanan kesehatan formal
5. Agar terciptanya suasana yang kondusif dimana individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat mengubah sikap dan tingkah lakunya.

C. SASARAN PENDIDIKAN KESEHATAN


1. Sasaran primer
Masyarakat pada umunya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan kesehatan.
Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil, dan menyusui untuk
masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi
yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat (empowerment).
2. Sasaran sekunder
Sasaran sekunder pendidikan kesehatan adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat, dan sebagainya. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan kepada
kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di
lingkungannya. Selain itu juga diharapkan mereka mampu menjadi role model serta
memberikan contoh penerapan pendidikan kesehatan yang telah diberikan. Upaya
pendidikan kesehatan padasasaran sekunder ini sejalan dengan strategi dukungan sosial
(social support).
3. Sasaran tersier
Sasaran tersier dari pendidikan kesehatan adalah pembuat keputusan atau penentu
kebijakan sesuai dengan ruang lingkup pendidikan kesehatan misalnya lingkup rukun
tetangga. Rukun warga, dusun, desa, kecamatan, kabupaten, dan lain sebagainnya.
Pendidikan kesehatan melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan akan
berdampak pada perilaku kelompok sasaran sekunder maupun primer. Upaya ini sejalan
dengan strategi advokasi pendidikan kesahatan.

D. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN


Pemilihan metode kelompok harus memperhatikan besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidkn formal sasaran. Kelompok dalam metode ini dibagi menjadi 2 (dua),
yaitu:
a) Kelompok besar
Kelompok besar yang dimaksudkan apabila peserta lebih dari 15 orang. Metode yang
sesuai untuk kelompok besar antara lain:
- Ceramah
Metode ceramah merupakan penyampaian pesan atau informasi secara verbal atau lisan
yang meliputi tanya jawab, memberikan gambar dan contoh-contoh. Metode ini sesuai
diberikan uuntuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah serta paling tepat
digunakan untuk memberikan informasi yang berupa garis besar dan sebagai pengantar
untuk metode yang lain. Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat dan meningkatkan
kosentrasi. Keuntungan metode ceramah adalah ekonomis, sederhana, jumlah sasaran
banyak. Kelemahan metode ceramah adalah pesan atau informasi yang disampaikan
cenderung tidak mengendap lama, sasaran cenderung pasif serta kurang sesuai untuk
pesan atau informasi yang kompleks.
- Seminar
Metode seminar hanya sesuai untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas.seminar merupakan suatu penyajian (presentasi) dari suatu ahli atau
beberapa ahli tentang suatu topic yang di anggap penting masyarakat.
b) Kelompok kecil
Kelompok kecil yang dimaksudkan apabila peserta kurang dari 15 orang. Metode yang
sesuai untuk kelompok kecil antara lain :
- Diskusi kelompok
Metode ini membutuhkan peran aktif dari peserta untuk mengeluarkan pendapat
berkaitan dengan informasi yang dibahas.
- Curah pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Pada metode ini pemimpin
diskusi memberikan pertanyaan dan setiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan
(curah pendapat).tanggapan tersebut kemudian di tamping dan dicatat dalam papan tulis
atau flipchart. Setelah semua peserta menyampaikan tanggapannya,maka tiap peserta
dapat mengomentari tanggapan-tanggapan sebelumnya dan akhirnya terjadilah diskusi.
- Role play
Metode ini melibatkan peran aktif peserta dengan memainkan sebuah peran tertentu
sesuai dengan topic yang telah ditentukan delam pendidikan kesehatan.
c) Metode pendidikan masa
Metode ini sesuai untuk ditujuakan kepada masyarkaat luas. Pendekatan ini biasanya
digunkaan untuk mengunggah kesedaran masyarakat terhadap suatu inovasi awareness,
dan belum begitu diharapkan sampai pada perubahan perilaku. Bentuk pendekatan yang
digunakan biasanya tidak langsung yaitu melalui media masa. Contoh metode yang
sesuai untuk pendekatan masa antara lain ceramah umum, pidato-pidato, simulasi,
maupun tulisan-tulisan dimajalah, Koran, spanduk, poster, dan lain sebagainya.

E. MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN


Media dalam pendikan kesehata dapat dikelompokkan menjadi 3 bentuk yaitu :
1) Media visual (visual aids)
Visual aids berguna dalam menstruasi indera penglihatan, media poster, leaflet,
slide,maupun selembaran
2) Media dengar (audio aids)
Audio aids berguna dalam mentsruasi indera pendengaran contohnya tape, radio,
maupun pemutar audio lainnya
3) Media lihat dengar (audio visual aids)
Audio visual aids dapat membantu menstruasi indera penglihatan dan indera
pendengaran. Contohnya film maupun video.

F. PROSES PENDIDIKAN KESEHATAN


Prinsip pokok dalam pendidikan kesehatan adalah proses belajar yang terdiri dari
komponen imput, proses, dan out put.
1) Input
Menyangkut pada sasaran belajar yaitu individu, kelompok, serta masyarakat dengan
berbagai latar belakangnya.
2) Proses
Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan ( perilaku ) pada diri subjek
belajar tersebut. Dalam proses terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai factor
antara lain subjek belajar, pengajar (pendidik dan fasilitator), metode, teknik belajar,
alat bantu serta materi atau bahan yang dipeljari.
3) Output
Merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan, atau perubahan perilaku
dari subjek belajar.
G. TEORI HEALTH BELIEF MODEL
Model kepercayaan kesehatan sangat dekat dengan bidang pendidikan kesehatan. Model
ini menganggap bahwa perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan maupun
sikap.
Secara khusus model ini menegaskan bahwa presepsi seseorang tentang kerentangan dan
manfaat pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku-perilaku
kesehatannya (Edelman & mandle 2010). Munculnya model ini didasarkan pada adanya
masalah-masalah kesehatan yang ditandai dengan kegagalan orang atau masyarakat untuk
menerima usaha-usaha pencegahan atau penyembuhan penyakit yang diberikan penyedia
pelayanan kesehatan.

Model kepercayaan kesehatan menurut Edelman & Mandle (2006) memiliki lima
komponen kunci yang membuat seseorang bertindak untuk mencegah atau mengobati
penyakitnya yaitu:
1. Kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility)
Tindakan pencegahan penyakit akan muncul apabila seseorang telah merasakan bahwa ia
atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut.
2. Keseriusan yang dirasakan ( perceived seriousness)
Dorongan untuk melakukan tindakan pengobatan atau pencefahan terhadap suatu
penyakit karena keseriusan yang dirasakannya.
3. Manfaat yang dirasakan dan hambatan yang dihadapi (perceived benfits and barriers)
Perasaan rentan terhadap suatu penyakit yang dirasakan dapat membuat seseorang untuk
melakukansuatu tindakan tertentu. Tindakan ini tergantung pada manfaat yang di rasakan
dan hambatan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut.
Pada umumnya,manfaat tindakan lebih menentukan daripada hambatan yang mungkin di
temukan dalam mengambil tindakan tersebut.
4. Ancaman yang dirasakan (perceived threat)
Dorongan untuk melakukan tindakan pencegahan atau pengobatan terhadap suatu
penyakit muncul karena adanya ancaman yang dirasakan dari penyakitnya.
5. Isyarat atau petunjuk untuk bertindak (cues to action)
Isyarat atau petunjuk dari orang lain misalnya petugas kesehatan sangat di perlukan
karena dapat mempengaruhi penerimaan yang benar mengenai kondisi yang memerlukan
tindakan untuk meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatan.

H. PERUBAHAN PERILAKU
Perilaku merupakan aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungannya (Suryani,2003).
Menurut Rogers & Skoemaker dalam sumijatun et al (2006) menyebutkan bahwa
terdapat 5 langkah menuju perubahan perilaku :
1. Awareness (Fase Kesadaran)
Pada fase ini individu mengetahui adanya gagasan baru tetapi tidak mendalam tugas
tenaga kesehatan adalah menyadarkan masyarakat dengan jalan memberikan
penerangan yang bersifat informative dan eduaktif
2. Interest (Fase Perhatian)
Pada fase ini individu mulai menunjukan perhatian terhadapat usaha perubahan.
Masyarakat sudah mulai menunjukan perubahan terhadap usaha-usaha perubahan.
Kegiatan pendidikan kesehatan di tingkatkan dengan memberikan penerangan kembali
melalui poster, radio, TV, pamflet, dan lain sebagainya.
3. Evaluation (Fase Penilaian)
Pada fase Ini individu mulai membandingkan dan mencari keterangan lebih lanjut lagi
mengenai gagasan baru yang akan di cobanya. Individu atau masarakat mulai
mengadakan pertimbangan sehingga perlu pendekatan secara individual agar merasa
lebih jelas dan dapat mengemukakan kesulitan yang dihadapi.
Tugas dari petugas kesehatan adalah meyakinkan serta memberikan bimbingan dan
penyuluhan yang mantap.
4. Trial (Fase Coba-coba)
Fase ini merupakan fase kritis karena fase ini menentukan di terima atau di tolaknya
gagasan baru tersebut. Tugas dari tenaga kesehatan adalah mengawasi dan lebih
meyakinkan lagi agar tidak terjadi lagi drop out.
5. Adaptation (Fase Penerimaan)
Pada fase ini atau masyarakat telah bertingkah laku baru, sesuai dengan yang di
harapkan. Tugas pendidikan kesehatan adalah memelihara dan mengontrol secara terus
menerus.

I. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan


Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari 3 dimensi, meliputi:
1. Dimensi sasaran
 Pendidkan kesetahan individual dengan sasaran individu.
 Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu.
 Pendidkan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas
2. Dimensi tempat pelaksanaan
 Pendidikan kesehatan rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga.
 Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.
 Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat
atau pekerja.
3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan :
 Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (health promotion) misalnya peningkatan
gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup, dsb.
 Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (specific protection) misalnya
imunisasi.
 Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis
and promt treathment) misalnya pengenalan dini gejala penyakit melalui pendidikan
kesehatan.
 Pendidikan kesehatan untuk pembatasan cacat (disability limition) misalnya dengan
pengobatan yang layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan
J. PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan adalah sebuah proses belajar, perubahan dari ketidaktahuan menjadi tahu,
memahami, dan mengerti. Pendidikan kesehatan adalah proses mengajarkan konsep
kesehatan yang direncanakan dengan sadar untuk member informasi sehingga meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan dalam bidang kesehatan. Melalui proses
belajar ini diharapkan agar menumbuhkan kesadaran pembelajar (pelaku proses belajar) dan
mempengaruhi perilaku.
Adapun prinsip pendidikan kesehatan antara lain :
a) Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran dikelas, tetapi merupakan kumpulan
pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan,
sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
b) Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang
lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah
kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri
c) Bahwa yang harus dilakukan pendidik adalah menciptakan sasaran individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri
d) Pendidikkan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.

K. PERAN PERAWAT DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN


1) Sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
a. Bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam merencakan program
pendidikan kesehatan masyarakat.
b. Member pendidikan kesehatan masyarakat kepada klien (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) sesuai dengan rencana.
c. Bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain untuk menilai hasil pelaksanaan
program kesehatan.
2) Sebagai pengelola :
a. Membimbing tenaga keperawatan lain (yang lebih rendah) dan kader kesehatan
mengenai perencanaan, pelaksananan, serta penilaian upaya pendidikan kesehatan
masyarakat.
b. Ikut membantu dalam administrasi klien
c. Bertanggung jawab dalam pemeliharaan peralatan rumah tangga, perawatan dan
medic
d. Menciptakan dan memelihara hubungn pribadi dan hubungan kerja sama dengan
petugas yang lain dalam unit kerjanya.
e. Ikut serta meberikan masukan dalam pelaksanaan evaluasi, penampilan kerja petugas
dalam unitnya.
f. Member motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja
3) Sebagai pendidik
a. Memberikan pendidikan, bimbingan, dan pelatihan kepada tenanga keperawatan dan
tenaga kesehatan lainnya ( bagi yang belum mampu dalam hal kesehatan, pendidikan
kesehatan dan lainnya, sehingga mereka tau, mau, dan mampu melaksanakan tugas
penyuluhan.
b. Member pendidikan, bimbingan, dan pelatihan kepada kader kesehatan, kader
posyandu, kader dasawisma dan lainnya.
c. Memberi pendidikan, bimbingan, dan pelatihan kepada klien dan keluarganya.
4) Sebagai peneliti :
a. Bersama dengan tenaga kesehatan lainnya atau secara sendiri menyusun rencana
penelitian kesehatan tertentu dalam hal pendidikan kesehatan
b. Bersama dengan tenaga kesehatan lainnya atau secara sendiri melaksanakan kegiatan
penelitian sesuai dengan rencana
c. Bersama dengan tenaga kesehatan lainnya atau secara sendiri melaksanakan evaluasi
hasil penelitian dan merekomendasikan tindak lanjutnya.

1. APLIKASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM KOMUNITAS


Potensi keseahatan dari individu, keluarga, komunitas dan masyarakat (nies &
McEwen, 2007). Perawat dapat mengembangkan berbagai aktivitas yang memberikan
klien informasi baru dan kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan baru.
Contoh pendidikan kesehatan dalam komunitas :
1. Pendidikan kesehatan pada masalah KIA
a. Pendidikan kesehatan mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif
b. Pendidikan kesehatan mengenai cara menyusui yang baik
c. Pendidikan kesehatan mengenai gizi balita dan makanan pendamping ASI
d. Pendidikan ksehatan mengenai cara memilih alat kontrasepsi yang aman
e. Pendidikan kesehatan mengenai manfaat dengan cara melakukan pijat bayi
2. Pendidikan kesehatan pada masalah remaja
a. Pendidikan kesehatan mengenai masalah NAPZA
b. Pendidikan kesehatan mengenai bahay seks bebas
c. Pendidikan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja
d. Pendidikan kesehatan mengenai peran remaja masa kini
3. Pendidikan kesehatan pada lansia
a. Pendidikan kesehatan mengenai gaya hidup sehat
b. Pendidikan kesehatan mengenai menjadi lansia bahagia
c. Pendidikan kesehatan mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin
d. Pendidikan kesehatan mengenai senam kesehatan pada lansia
4. Pendidikan kesehatan pada masalah lingkungan
a. Pendidikan kesehatan mengenai pengelolaan sampah yang sehat dan bermanfaat
b. Pendidikan kesehatan mengenai budaya hidup bersih dan sehat
c. Pendidikan kesehatan mengenai budaya lingkungan yang sehat
d. Pendidikan kesehatan mengenai pentingnya jamban
KELOMPOK KHUSUS

A. DEFINISI KELOMPOK KHUSUS


Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan
fisik, mental maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantun,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap diri sendiri.

B. KLASIFIKASI KELOMPOK KHUSUS


Kelompok khusus yang ada di masyarakat dan institusi dapat di klasifikasi berdasarkan
permasalahan dan kebutuhan yang mereka hadapi, di antararnya adalah :
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan pengawasan akibat
pertumbuhan dan perkembangannya
a. Kelompok ibu hamil
b. Kelompok ibu bersalin
c. Kelompok ibu nifas
d. Kelompok bayi dan balita
e. Kelompok anak usia sekolah
f. Kelompok usia lanjut
2. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan, diantaranya adalah :
a. Penderita penyakit menular
1) Kelompok penderita penyakit kusta
2) Kelompok penderita penyakit TBC
3) Kelompok penderita penyakit AIDS
4) Kelompok penderita penyakit kelamin (GO, Sypilis)
b. Penderita penyakit tidak menular
1) Kelompok penderita penyakit Diabetes mellitus
2) Kelompok pendirta penyakit jantung
3) Kelompok penderita penyakit stroke
c. Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi
1) Kelompok cacat fisik
2) Kelompok cacat mental
3) Kelompok cacat sosial
d. Kelompok khusus yang mempunyai resiko terserang penyakit
1) Kelompok wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat narkotika
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu

C. SASARAN KELOMPOK KHUSUS


Dalam perawatan kelompok khusus ada 2 sasaran pokok pembinan yaitu melalui institusi-
institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan
pelayanan kelompok khusus yang ada di masyarakat yang telah di organisir secara baik atau
melalui posyandu yang ditujukan pada ibu hamil, bayi, dan anak balita atau terhadap
kelompok-kelompok khusus dengan cirri khas tertentu misalnya kelompok usila, kelompok
penderita berpenyakit kusta dan sebagainya
1. Pelayanan kelompok khusus di institusi
Pelayanan terhadap lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan yang menyelenggarakan
pemeliharaan dan pembinaan kelompok-kelompok khusus di antaranya :
a) Panti werda
b) Panti asuhan
c) Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, sosial)
d) Penitipan balita

Sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di institusi meliputi :

a. Penghuni panti
Penghuni panti merupakan prioritas pertama dalam memberikan pelayanan dan asuhan
perawatan kelompok khusus di institusi karena yang rawan terhadap masalah
kesehatan, dan umumnya merekalah yang bermasalah, apakah masalah tersebut dpapat
mengencam kesehatan dan kehidupan mereka secara individu, maupun secara
kelompok. Oleh karena itu penanganan kelompok ini harus mendapat perhatian
ungguh-sungguh oleh tenaga keperawatan. Dalam mengatasi masalah kelompok ini
diperlukan kolaborasi dengan profesi kesehatan lain maupun dengan petugas terkait
lainnya.
b. Petugas panti
Petugas panti adalah orang yang setiap hari berhubungan langsung dengan pelayanan
penghuni panti dalam mengatasi permasalahan yang di hadapi. Dan merekalah yang
paling mengetahui permasalahan setiap anggota panti yang mendapat perawatan dan
pelayanan dip anti tersebut oleh karena itu sudah seharusnya pengetahuan dan
keterampilan petugas panti terus di tingkatkan melalui pendidikan dan penelitian. Tugas
yang tanggung jawab perawat kesehatan adalah bagaimana mengadakan kolaborasi dan
alih teknologi yang mungkin dilakukan dalam bidang keperawatan dan kesehatan dengan
kata lain adanya kader-kader kesehatan yang telah di didik dan di lath oleh petugass
kesehatan/puskesmas sebagai penanggung jawab masalah kesehatan di wilayah kerjanya.
Hal ini penting dilakukan karena perawat kesehatan masyarakat tidak akan mampu
melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan secara terus-menerus purna waktu.
Dengan adanya upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas panti
melalui pendidikan dan pelatihan, maka diharapkan setiap masalah yang timbul dari
anggota panti dapat di atasi oleh petugas panti, dan bila tidak dapat di atasi baru di rujuk
puskesmas atau institusi pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, kerja sama lntas sektoral antara puskesmas dan institusi yang
menyelenggarkan berbagai upaya pelayanan kelompok khusus sangat di perlukan :
a) Lingkungan panti
Lingkungan panti juga memerlukan perhatian khusus dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan dan keperawatan di isntitusi, oleh lingkungan merupakan salah satu mata
rantai penyebaran penyakit. Yang berkaitan demgam masalah kesehatan lingkungan
tugas perawat kesehatan terbatas kepada penyebab kesehatan yang berkaitan dengan
dampak lingkungan terhadap kesehatan penghuni dan petugass panti. Hal ini penting
berkaitan dengan penanaman perilaku sehat penghuni dan petugas panti

D. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Kegiatan keperawatan kelompok khusus mencakup upaya-upaya promotif, prefentif,
kuratif, rehabilitasi dan resosialitatif melalui kegiatan-kegiatan yang terorganisasi sebagai
berikut :
1. Pelayanan kesehatan dan keperawatan
2. Lingkungan kesehatan
3. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader kesehatan dan
petugas panti
4. Penemuan kasus secara dini
5. Melakukan rujukan medic dan kesehatan
6. Melakukan koordinasi dan kerja sama dan masyarakat, kader, dan petugas panti atau
pusat-pusat rehabilitasi kelompok khusus
7. Ahli teknologi dalam bimbingan kesehatan dan keperawatan kepada petugas panti, kader
kesehatan.

E. PRINSIP DASAR
Yang menjadi prinsip dasar dalam perawatan kelompok khusus adalah :
a) Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam meningkatkan
kesehatan mereka sendiri
b) Menekankan upaya-upaya prenfentif dan promotif dan tidak meluapkan upaya kuratif
dan rehabilitative
c) Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara konaiaten dan
berkesinambungan
d) Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok sebagai
subjek maupun objek pelayanan
e) Dilakukan di institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kelompok khusus di masyarakat terhadap kelompok khusus yang mempunyai masalah
yang sama.
f) Ditekankan kepada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti, lingkungan panti
bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang mempunyai masalah yang sama ke perilaku
sehat.

F. PELAYANAN KELOMPOK KHUSUS DI MASYARAKAT

Pelayanan kelompok khusus di masyarakat, dilakukan melalui kelompok – kelompok


yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui pembentukan
kader kesehatan diantara kelompok tersebut, yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan oleh puskesmas, yang telah berjalan dewasa ini kita kenal dengan sebutan Dasa
Wisma, KPKIA ( kelompok Persepuluhan Kesehatan Ibu Dan Anak). Disamping itu lahan
pembinaan kelompok-kelompok khusus di masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu
terhadap kelompok ibu hamil, bayi, dan anak balita, dan kelompok-kelompok lainnya yang
mungkin dapat dilakukan.
G. TAHAP – TAHAP PERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
1. Tahap Persiapan
a. Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan jumlah panti
atau pusat-pusat rehabilitas yang ada di suatu wilayah binaan.
b. Menggunakan pendekatan sebagai penjagaan pembinaan kelompok khusus terhadap
institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus
dan kelompok yang di masyarakat
c. Indentifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan panti/institusi, melalui
pengumpulan data.
d. Menganalisa data kelompok khusus di masyarakat dan di institusi.
e. Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan kelompok
khusus di masyarakat dan dininstitusi.
f. Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan masalah, dan
prioritas masalah kesehatan/keperawatan kelompok khusus melibatkan kader
kesehatan dan petugas panti.
2. Tahap Perencanaan
Menyusun perencanaan penanggungan masalah kesehatan/keperawatan bersama
petugas panti ( bagi yang di institusi ) dan kader kesehatan ( yang di masyarakat ). Yang
menyangkut :
a. Jadwal kegiatan ( tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya, criteria hasil )
b. Jadwal kunjungan
c. Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan
3. Tahap pelaksanan
Pelaksanan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati bersama, yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanan kegiatan dapat berupa :
a. Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti
b. Pelayanan kesehatan dan keperawatan
c. Penyuluhan kesehatan
d. Imunisasi
e. Penemuan kasus dini
f. Rujukan bila di anggap perlu
g. Pencatatan dan pelaporan kegiatan
4. Penilaian
Penilaian atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas criteria yang telah disusun.
Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung dan setelah kegiatan dilakukan
secara keseluruhan. Apakah itu penilaian terhadap program jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Keperawatan Komunitas. Faisalado Candra Widyanto, S.Kep, Ns

Mubaraq,Wahit Iqbal et al.2008. Pengantar keperawatan komunitas, Jakarta : Sagung seto

Muwarni, Arita. 2008. Pengantar Konsep Dasar keperawatan, Tim Pengajar Keperawatan
Komunitas, Jakarta ; Fitra Maya

Anda mungkin juga menyukai