Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama

dalam mempertahankan kehidupan. System pencernaan merupakan salah satu

system yang penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energy yang

sangat penting dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidup sel tubuh.

Dalam system pencernaan banyak organ organ yang penting, salah satunya

adalah lambung, di lambung nanyti terjadi pemecahan dan penyerapan

karbohidrat dan lapisan mukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL)

yang dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting.

Lambung (gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada

dinding lambung (gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang

tidak normal atau mengkonsumsi jenis obat obatan bisa mengalami gastritis

atau maag.

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak di jumpai di

klinik penyakit dalam, gastritis akut penyakit yang paling sering d jumpai dan

biasanya jinak dan bisa disembuhhkan sendiri (patofisiologi Sylvia & Wilson)

dan ± 80-90% yang d rawat d icu menderita gastritis akut.

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan

memberikan peran dan asuhan yang tepat karena komplikasi dari gastritis ini

cukup berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.


B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk memehami teoriti gastritis dan asuhan keperawan dengan klien

gastritis

2. Tujuan khusus

a. untuk memahami teoritis dari gastritis (definisi, etiologi, patofisilogi,

manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan fisik dan therapy).

b. untuk memahami dan mengetahui asuhan keperawan yang tepat pada

klien gastritis

c. untuk memahami tugas yang di berikan oleh dosen pembimbing


BAB II

TINAJAUAN TEORITIS

A. ANATOMI FISIOLOGI

“LAMBUNG”

a. Pengertian

Lambung adalah bagian dari saluran yang dapat mengembang paling

banyak terutama di daerah epiglotis. Lambung terdiri dari bagian atas

fundus uteri berhubungan dengan melalui orifisium piloris terletak di

bawah diafragma di depan pancreas dan limfa menempel di sebelah kiri

fundus uteri

b. Bagian lambung terdiri atas :

 Fundus ventrikuli bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri

osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

 Korpus ventrikel setinggi osteum kardium. Suatu lekukan pada bagian

bawah kurvatura minor.

 Atrium pylorus, bagian lambung yang mempunyai otot yang tebal

membentuk spingter pylorus.

 Kurvatura minor terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari

osteum cardiac sampai ke pylorus.

 Kurvatura mayor lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari sisi

kiri osteum kardium melalui fundus ventrikel menuju ke kanan sampai

ke pylorus inferior ligamentum gastro linealis terbentang dari bagian

atas kurvatura mayor sampai ke limfa.


 Osteum kardium merupakan temapt dimana oesopahagus bagian

abdomen masuk ke lambung. Bagian ini terdapat orifisium pilorik

c. Fungsi Lambung

1) Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan

makanan oleh peristaltic lambung dan getah lambung

2) Getah cerna lambung yang di hasilkan :

 Pepsin fungsinya memecah putih telur menjadi asma amino (

albumin dan pepton )

 Asam garam ( HCl ) fungsinya menghasilkan makanan sebagai

anti septic dan desinfektan dan membuat suasana asam pada

pepsinogen sehingga menjadi pepsin

 Renin fungsinya sebagai ragi yang memberikan susu dan

membentuk casein dan kaseinogen ( kaseinogen )

 Lapisan lambung jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi

asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung


B. PENGERTIAN

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (kapita selecta kedokteran

edisi 3 hal 492).

Gastritis merupakan salah satu keadaan perdarahan atau peradangan mukosa

yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Patofisiologi Sylvia A Price hal

422).

Jadi gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut

dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa.

bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.

Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti

hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat.

Gastritis dibagi 2 yaitu:

1. Gastitis akut

Salah satu bentuk gastritis akut yang sering di jumpai di klinik ialah

gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah peradangan mikosa

lambung yang akut dengan kerusakan kerusakan erosif. Disebut erosif

apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa

mukskularis.

2. Gastritis kronis

Ialah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun

(Suparman 1999 hal 101). Ini juga berkepanjangan yang disebabkan baik

oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter

pylori (Brunner dan Suddart).


C. ETIOLOGI

Beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan pelindung


lambung.
1) Gastritis Bakterialis
a. Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang hidup didalam lapisan
mukosa yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan
melalui jalur oral atau akibat memakan atau minuman ynag
terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi ini sering terjadi pada masa
kanak-kanan dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan.
b. Infeksi bakteri Campylobacter Pyloroides.

2) Gastritis Karena Stres Akut


a. Penyakit berat atau trauma ( cedera ) yang terjadi tiba – tiba.
b. Pembedahan
c. Infeksi berat
d. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi
pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan
perdarahan hebat.

3) Gastritis Erosif Kronis


a. Pemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus – menerus. Obat
analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti Aspirin, Ibu
Profen dan Naproxen dapat menyebabkan perdarahan pada lambung
dengan cara menurunkan Prostaglandin yang bertugas melindungi
dinding lambung.
b. Penyakit Crohn, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk cairan.
Bisa menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna
namun, kadang – kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada
dinding lambung.
c. Penggunaan Alkohol secara berlebihan , alkohol dapat mengiritasi
dan mengikis mucosa pada dinding lambung dan membuat dinding
lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun dalam
kondisi normal.
4) Gastritis Eosinofilik
Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing
gelang Eosinofil (sel darah putih) terkumpul pada dinding lambung.

5) Gastritis Hipotropi dan Atropi

Terjadi karena kelainan Autoimmune, Autoimmune Atropic Gastritis


terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel – sel yang sehat
yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan
peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,
menghancurkan kelenjar –kelenjar penghasil asam lambung dan
mengganggu produksi faktor intrinsik (yaitu sebuah zat yang
membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12) kekurangan vitamin
B12 akhirnya, dapat mengakibatkan Pernicious Anemia, sebuah
kondisi yang serius bila tidak segera dirawat dapat mempengaruhi
seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune Atropic Gastritis terutama
terjadi pada orang tua.

6) Penyakit Meiner
Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya
membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10 %
penderita ini menderita kanker lambung.

7) Gastritis Sel Plasma


Sel plasma ( salah satu jenis sel darah putih ) terkumpul dalam
dinding lambung dan organ lainnya.

8) Penyakit Bile Refluk


Bile ( empedu ) adalah cairan yang membantu mencerna lemak –
lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika
dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan
menuju keusus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot Sphincter
yang berbentuk seperti cincin (Pyloric Valve) akan mencegah
empedu mengalir balik kedalam lambung. Tetapi jika katub ini tidak
bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk kedalam lambung
dan mengakibatkan peradangan dan Gastritis.

9) Radiasi dan Kemoterapi


Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung dan selanjutnya
dapat berkembang menjadi Gastritis dan Peptic Ulcer. Ketika tubuh
terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya
sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan
tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung
serta merusak kelenjar – kelenjar penghasil asam lambung.

10) Faktor-faktor lain


Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya
seperti HIV / AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

D. PATOGENESIS

Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak

dibagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa

memiliki panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk

menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung

dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah

akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan – lipatan

tersebut secara bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara


bertahap melepaskannya kedalam usus kecil. Ketika makanan masuk
kedalam esofagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara
esofagus dan lambung ( Esophangeal Sphincer ) akan membuka dan
membiarkan makanan masuk lewat lambung. Setelah masuk kelambung
cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat.
Ketika makanan berada dilambung, dinding lambung akan mulai
menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar –
kelenjar yang berada dimucosa pada dinding lambung mulai
mengeluarkan cairan lambung ( termasuk enzim – enzim dan asam
lambung ) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.

Suatu komponen cairan lambung adalah Asam Hidroklorida.


Asam ini sangat korosif sehingga paku besipun dapat larut dalam cairan
ini. Dinding lambung dilindungi oleh mucosa – mucosa bicarbonate
(sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara
reguler sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung ) sehingga
terhindar dari sifat korosif hidroklorida. Fungsi dari lapisan pelindung
lambung ini adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak
dinding lambung. Kerusakan pada lapisan pelindung menyebabkan cairan
lambung yang sangat asam bersentuhan langsung dengan dinding lambung
dan menyebabkan peradangan atau inflamasi.Gastritis biasanya terjadi
ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan
meradangnya dinding lambung.(http://google.com//Gastritis).

E. MANIFESTASI KLINIS

Gejalanya bermacam – macam, tergantung kepada penyebab Gastritisnya.

Biasanya penderita Gastritis mengalami gangguan pencernaan ( Indigesti )

dan rasa tidak nyaman diperut sebelah atas.

1) Gastritis Bakterialis
Dapat ditandai dengan adanya demam, sakit kepala dan kejang otot.
2) Gastritis Karena Stres Akut
Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya
menutupi gejala – gejala lambung : tetapi perut sebelah atas terasa tidak
enak. Segera setelah cedera, timbul memar kecil dalam lapisan lambung,
dalam beberapa jam memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan
Gastritis bisa menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari
cederanya. Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai
mengalami pendarahan, biasanya dalam waktu 2 – 5 hari setelah terjadinya
cedera. Perdarahan menyebabkan tinja berwarna kehitaman seperti aspal,
cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah
bisa turun. Perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal.
3) Gastritis Erosif Kronis
Gejalanya berupa mual ringan dan nyeri diperut sebelah atas. Tetapi
banyak penderita ( misalnya pemakai Aspirin jangka panjang ) tidak
merasakan nyeri. Penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus,
yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan
dari ulkus lambung, gejalanya berupa tinja berwarna kehitaman seperti
aspal ( Melena ), muntah darah ( Hematemesis ) atau makanan yang sudah
dicerna yang menyerupai endapan kopi.
4) Gastritis Eosinofilik
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa disebabkan penyempitan
atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju keusus dua belas
jari.
5) Penyakit Meniere
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri lambung. Hilangnya
nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan, lebih jarang
terjadi. Tidak pernah terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan dan
pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan karena hilangnya protein
dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini bercampur
dengan isi lambung dan dibuang dari tubuh.
6) Gastitis Sel Plasma
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan
timbulnya ruam dikulit dan diare.
7) Gastritis Akibat Terapi Penyinaran
Menyebabkan nyeri, mual dan Heartburn (rasa hangat atau rasa terbakar
dibelakang tulang dada), yang terjadi karena adanya peradangan dan
kadang karena adanya tukak dilambung. Tukak bisa menembus dinding
lambung sehingga isi lambung tumpah kedalam rongga perut,
menyebabkan peritonitis (peradangan lapisan perut) dan nyeri yang luar
biasa. Perut kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan
darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan parut yang
menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju keusus
duabelas jari, sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran bisa
merusak lapisan pelindung lambung, sehingga bakteri dapat masuk
kedalam dinding lambung dan menyebabkan nyeri hebat yang muncul
secara tiba – tiba.
Gejala Gastritis secara umum (http://www.google.com//Gastritis)
a. Hilangnya nafsu makan.
b. Sering disertai rasa pedih atau kembung di ulu hati, mual dan muntah.
]c. Perih atau sakit seperti rasa terbakar pada perut bagian atas yang dapat
menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan.
d. Perut terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan.
e. Kehilangan berat badan
F. W.O.C GASTRITIS

Gaya dan pola hidup

Obat-obatan alcohol stress

Ggn mikrosirkulasi
mukosa lambung

Truma,luka
bakar,dan sepsis

Terdapat lesi erosi


mukosa

Pada korpus dan


fundus

GASTRITIS

Gastritis akut Gastritis


kronis

Gangguan keseimbangan tidak di


ketahui pasti

Factor agresif factor defensive factor


pencetusnya

Menimbulkan lesi pada mukosa minuman


alcohol merokok

(mk:risiko terjadinya gangguan nyaman nyeri)

Asam lambung
meningkat

Lesi berupa erosi nyeri


lambung
Pendarahan mk;gangguan rasa
nyaman nyeri

Mk;Anemia

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan

pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.

Pemeriksaan ini meliputi :

1. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam
darah. Hasil test yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak
menunjukan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat pendarahan
lambung akibat Gastritis.

2. Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. Pylori
atau tidak.

3. Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil
yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan
terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya
perdarahan pada lambung.
4. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini dilakukan
dengan cara memesukan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop)
melalui mulut dan masuk kedalam Esopagus, lambung dan bagian atas
usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi)
sebelum endoskop dimasukan untuk memastikan pasien merasa nyaman
menjalani test ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat
mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsi) dari
jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa kelaboratorium untuk
diperiksa. Test ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit.
Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika selesai test ini, tetapi
harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu
atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat test ini. Komplikasi yang
sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan
endoskop.
5. Ronsen Saluran Cerna Bagian Atas
Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan Barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan Ronsen. Cairan ini akan melapisi
saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen.

H. PENCEGAHAN

Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa


saran untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.

a. Makan secara benar


Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya
dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah
bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang
cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.
b. Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan
mucosa lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan
perdarahan.
c. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung
lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga
meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan
lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker
lambung.

d. Lakukan olah raga secara teratur


Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung,
juga dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu
mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
e. Kendalikan stress
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya
permasalahan kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam
lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres
bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah
dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang
bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi
yang cukup.
f. Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat
golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan
membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti
dengan penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.

7) Ikuti rekomendasi dokter

I. PENATALAKSANAAN
Terapi Gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan
mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau
dalam kasus yang jarang pembedahan untuk mengobatinya.

1) Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter Pylori, maka


diberikan Bismuth, Antibiotik (misalnya Amoxicillin &Claritromycin)
dan obat anti-tukak (misalnya Omeprazole).

2) Penderita Gastritis karena stres akut banyak mengalami penyembuhan


(penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar
2 % penderita Gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang
sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan
memberikan Antasid (untuk menetralkan asam lambung) dan obat
anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan
pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena Gastritis
akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan
dengan tindakan Endoskopi. Jika perdarahan masih berlanjut mungkin
seluruh lambung harus diangkat.

3) Penderita Gastritis Erosif Kronis bisa diobati dengan Antasid. Penderita


sebaikanya menghindari obat tertentu (misalnya Aspirin atau obat anti
peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan
iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko
terbentuknya Ulkus karena obat anti peradangan non-steroid.

4) Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada


Gastritis Eosinofilik, bisa diberikan Kortikosteroid atau dilakukan
pembedahan.

5) Gastritis Atrofik tidak dapat disembuhkan, sebagian besar penderita


harus mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12.

6) Penyakit Meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau


seluruh lambung.
7) Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti Ulkus yang
menghalangi pelepasan asam lambung.

8) Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit


tapi sering.

9) Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan berlemak


seperti sambal, bumbu dapur dan gorengan.

10) Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat


membantu pasien dengan gastritis.

J. KOMPLIKASI

Jika dibiarkan tidak terawat, Gastritis akan dapat mengakibatkan


Peptic Ulcers dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis
kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi
penipisan secara terus – menerus pada dinding lambung dan perubahan
pada sel – sel dinding lambung.

Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang


bermula pada sel – sel kelenjar dalam mucosa. Adenocarsinomas tipe 1
biasanya terjadi akibat infeksi H. Pylori. Kanker jenis lain yang terkait
dengan infeksi akibat H. Pylori adalah MALT (Mucosa associated
Lymphoid Tissue) Lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan
pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini
dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal
BAB II

ASKEP TEORITIS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dmn tanggl bulan dan tahun

1. Identitas klien

Nama, agama, alamat, pekerjaan, umur, no rm, dsb

2. Riwayat kesehan

a. Riwayat kesehatan sekarang (RKS)

Meliputi keluhaan utama yang dirasakan klien, data objektif dan

data subjektif. Biasanya klien mengeluhkan pusing, nyeri ulu hati,

meringis saat epigastrium di tekan.

b. Riwayat kesehatan dahulu (RKD)

Klien mengatakan ada riwayat gastritis atau pernah d rawat

sebelumnya. Ada riwayat penyakit turunan juga bisa tidak ada.

c. Riwayat kesehatan keluarga(RKK)

Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit gastritis, bisa juga

ada. Dan penyakit turunan seperti hipertensi jantung dan lain lain

3. Pemeriksann fisik

a. Ku : lemah

b. Kesadaran composmentis
c. Mulut tampak kering

d. Dada

I: bentuk dada, gerakan dada simetris, tidak ada ketinggalan

gerakan, frekuensi pernafasan

P: tidak teraba masa

P: jantung dan paru berbatas tegas

A: suara nafas bersih, versikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan

seperti ronchi, atau wheezing, suara paru sonor, suara jantu g S1

dan S2 murni.

e. Abdomen

I: Bentuk datar simetris, tidak ada pembengkakan atau acites.

Tidak ditemukan adanya kelainan seperti benjolan atau pembesaran

pada perut, tidak ada hiperpigmentasi.

P: Terdapat nyeri tekan di area ulu hati, tidak ada pembengkakan

atau massa pada abdomen, hepar tidak teraba.

P: Tidak ada penumpukan cairan atau udara, suara tympani.

A: Frekuensi suara peristaltik usus 4x/ mnt.

f. Genital : Tidak terpasang DC

g. Integumen : Kulit kering

h. Ekstremitas :

Anggota gerak atas : Lengkap, dapat digerakkan secara normal.

Angota gerak bawah : Lengkap, dapat digerakkan secara normal

4. Pemeriksaan Penunjang

Hasil Lab tanggal diperiksa


B. Diagnose yang akan muncul

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada

mukosa lambung atau iritasi akibat peningkatan asam lambung

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan

laksantif, dan atau penyimpangan persepsi dengan tubuh

3. Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) yang

berhubungan dengan diet

4. Gangguan gambaran tubuh yang berhubungan dengan persepsi yang

tidak akurat tentang diri

5. Kebutuhan koping individu yang berhubungan dengan perasaan

hilangk kontrol rasa takut dengan bertambah besar dan/atau respons

pribadi terhadap disfungsi keluarga

6. Ketidakefektifan koping keluarga yang berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan dan untuk memenuhi

kebutuhan semua anggota keluarga

7. Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi

dan kurangnya keterampilan koping


BAB 11

PROSES KEPERAWATAN

DiagnosisKeperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada

mukosa lambung atau iritasi akibat peningkatan asam lambung

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan laksantif, dan atau

penyimpangan persepsi dengan tubuh

3. Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) yang

berhubungan dengan diet

4. Gangguan gambaran tubuh yang berhubungan dengan persepsi yang tidak

akurat tentang diri

5. Kebutuhan koping individu yang berhubungan dengan perasaan hilangk

kontrol rasa takut dengan bertambah besar dan/atau respons pribadi

terhadap disfungsi keluarga

6. Ketidakefektifan koping keluarga yang berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan dan untuk memenuhi

kebutuhan semua anggota keluarga

7. Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi dan

kurangnya keterampilan koping


Intervensi/Implementasi Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada

mukosa lambung atau iritasi akibat peningkatan asam lambung.

INTERVENSI/IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada

mukosa lambung atau iritasi akibat peningkatan asam lambung.

Kriteria hasil :

1. Skala nyeri klien berkurang dan hilang

2. Tidak merasa nyeri pada epigastrium (ulu hati)

Intervensi

1. Kaji keadaan umum pasien

2. Kaji tanda-tanda vital

3. Kaji skala nyeri

4. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman

5. Ajarkan teknik relaksasi

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan

laksantif, dan atau penyimpangan persepsi dengan tubuh

Kriteria Evaluasi :

 Klien mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan nutrisi

 Menerima masukan kalori adekuat untuk mempertahankan berat badan

normal

 Mengikuti kembali pola makan yang normal


Intervensi :

a. Izinkan klien memilih makanan (makanan rendah kalori tidak

diperbolehkan)

b. Buat struktur waktu makan dengan batasan waktu (misalnya 40 menit)

c. Hilangkan distraksi (misalnya pembicaraan, menonton televisi) selama

waktu makan

d. Sebutkan waktu untuk makan, menghidangkan makanan, dan batas

waktu makan; informasikan pada klien bahwa bila makanan tidak

dimakan selama waktu yang telah disediakan, akan dibuat penggantian

metode pemberian makanan yang lain

e. Bila makanan tidak dimakan, lakukan pemberian makan melalui

selang, NGT sesuai pesanan dalam keadaan seperti ini jangan berikan

penawaran pada klien

f. Lakukan metode pemberian makan pengganti setiap kali klien menolak

untuk makan per oral

g. Jauhkan perhatian selama makan bila klien menolak untuk makan

h. Jangan biarkan klien "mengemut" makanan

i. Kurangi perhatian saat makan

3. Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) yang

berhubungan dengan diet

Kriteria Evaluasi

 Klien menunjukkan hidrasi diperlukan secara adekuat

 Keseimbangan antara masukan dan haluaran


intervensi

a. Pantau masukan dan haluan; simpan catatan di kantor perawat, dan

observasi dengan sesederhana mungkin

b. Pantau pemberian cairan dengan elektrolit /NPT sesuai pesanan;

temani klien ketika mandi untuk mencegah pengosongan cairan

intravena

c. Pantau tanda vital sesuai kebutuhan

4. Gangguan gambaran tubuh yang berhubungan dengan persepsi yang

tidak akurat tentang diri

Kriteria Evaluasi

 Klien mengungkapkan pikiran positif tentang diri sendiri

 Mulai menerima diri sebagai orang yang kurus

a. Berikan hubungan positif dan penghargaan pada sesuatu yang

dilakukan dengan baik oleh klien

b. Kembangkan pengalaman yang berhasil

c. Mulailah melakukan dengan tugas-tugas yang mudah

d. Fokuskan pada hal-hal yang positif

e. Berikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan pikirannya

f. Anjurkan klien untuk menguraikan tentang gambaran dirinya dan

membicarakan perasaan tentang diri

g. Anjurkan higiene yang baik dan berpakaian

h. Berikan respons secara faktual dan konsisten terhadap pertanyaan klien

mengenai diet dan nutrisi


DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer & Bare (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

2. Doengoes. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai