Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
TERAPI BICARA DYSTHRIA PADA PASIEN STROKE

Disusun Oleh :
Nenden Dewi Marini
(J.0105.19.087)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BUDI LUHUR CIMAHI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Masih tinggi nya dampak dari kejadian Stroke yaitu Gangguan
Komunikasi Verbal
Mata Ajar : Keperawatan Medikal Bedah
Pokok Bahasan : Terapi Bicara
Sub Pokok Bahasan : “Terapi bicara Dysathria pada pasien Stroke”
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien di Ruang Rawat inap Neurologi
(Bougenvile) RSUD Sayang Cianjur
Waktu :  30 menit
Tanggal : 17 Desember 2019
Tempat : Ruang Rawat Inap Bougenvile RSUD Sayang Cianjur

A. Latar Belakang
Stroke

B. Tujuan
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama  30 menit , diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui dan memahami Terapi Bicara Dysathria pada pasien
Stroke

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama  30 menit, diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat :
a. Mengetahui dan memahami pengertian Dysatrhia
b. Mengetahui dan memahami
c. Mengetahui dan memahami
d. Mengetahui dan memahami terapi bicara

C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Dermatitis
2. Penyebab Dermatitis
3. Tanda dan gejala Dermatitis
4. Penanganan

D. Metode
Ceramah dan tanya jawab

E. Media
 Leaflet

F. Strategi Penyuluhan
 Persiapan ( 5 menit)
 Pembukaan ( 5 menit)
 Pelaksanaan ( 15 menit)
 Evaluasi ( 3 menit)
 Penutup ( 2 menit)

G. Tabel Kegiatan
No Fase Kegiatan Sasaran Waktu
1 Pra-Interaksi  Mempersiapkan materi,  Menyiapkan ruangan 5 menit
media, tempat dan waktu. dan alat-alat yang
dibutuhkan
2 Interaksi  Mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit
 Memperkenalkan diri  Menyimak
 Menyampaikan tujuan
umum dan tujuan khusus
 Kontrak waktu dengan
sasaran
3 Kerja  Mengidentifikasi  Menyimak materi 15
pengetahuan. yang disampaikan menit
 Menyampaikan Materi  Diskusi
diantaranya:  Tanya jawab
 Pengertian Penanganan
 Memberikan
kesempatan bertanya
 Menjawab pertanyaan
4 Terminasi  Membuat kesimpulan  Menyimak 5 menit
 Melakukan evaluasi  Menjawab salam
 Menutup penyuluhan dan  Tepuk tangan
mengucapkan terimakasih.

H. Setting Tempat

M P F

S S

Keterangan .:
M: Moderator
P : Presenter O
F : Fasilitator
S : Sasaran / Peserta
O : Observer

I. Pengorganisasian
a. Pelaksana
 Moderator : Dewi Rachmawati
 Pemateri : Nenden Dewi Marini
 Fasilitator : Nenden Dewi Marini
 Observer : Tanty

b. Tugas pelaksana
 Moderator :
1. Mengawali dan mengawasi jalannya diskusi yang menjadi
tanggung jawabnya agar berjalan sesuai dengan topiknya.
2. Memberi penjelasan dan bimbingan terhadap peserta agar
mau suasana tenang namun tidak tegang
3. Melakukan tindakan agar diskusi bisa lebih fokus dan
kondusif
 Presenter :
Menyampaikan/menyajikan materi dan menjawab pertanyaan
dari penanya .
 Fasilitator :
Membantu sekelompok orang,memahami tujuan bersama
mereka dan membantu mereka dalam membuat rencana guna mencapai
tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam penyuluhan.
 Observer :
Memantau/mengamati jalannya penyuluhan

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Media yang digunakan lengkap dan digunakan sesuai dengan jumlah sasaran
 Tempat penyuluhan: bersih, tertata rapi dan memadai
 Tim pelaksana penyuluhan, lengkap dan menjalankan tugas sesuai dengan
pembagian yang telah ditetapkan

2. Evaluasi proses
Semua materi disajikan dan disampaikan secara lengkap dan jelas. Jumlah peserta
sebanyak 2 orang, pasien dan keluarga pasien rawat inap neurologi (Bougenvile)
RSUD Sayang Cianjur
Evaluasi hasil
Peserta sudah mampu menjelaskan :
a. Memahami pengertian Stroke
b. Memahami Dampak dari Stroke
c. Mengetahui Gangguan Komunikasi Verbal
d. Memahami Pengertian Dysathria
e. Memahami cara terapi bicara Dysathria pada pasien stroke

K. Sumber
Daftar Pustaka
 Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta :
Salemba Medika.
 Brown, Robin Graham dan Tony Burns. 2011. Dermatologi. Jakarta : Erlangga.
 Smeltzer, Suzanne C. 2012.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta : GC.
 Hetharia, Rospa. 2009. Asuhan Keperawatan gangguan Sistem Integumen.Jakarta :
Trans Info Media.
 Raharyani, Loetfia Dwi. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Sistem Integumen. Jakarta : EGC.
 Mitchel, Richard N. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta : EGC.
 Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : hipocrates.

Lampiran
Dysathria

A. Pengertian
Suatu penyakit yang menyerang pada kulit dengan gejala yang paling umum yaitu
pruritus atau gatal-gatal. Gejala lain yang tampak adalah kemerahan (inflamasi eritema),
tonjolan- tonjolan berisi air (vesikulasi), keluar nanah (eksudasi), dan pembentukan sisik.
Tanda-tanda tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit ini bersifat
kambuhan dan
dapat menjadi kronis.
Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, diduga disebabkan oleh berbagai faktor
yang saling berkaitan (multifaktorial). Meliputi faktor
intrinsic & faktor ekstrinsik
Dermatitis merupakan epidermo-dermitis dengan gejala subyektif pruritus.
Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan sisik.
Eksema dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) srbagai respon
terhadap pengaruh eksogen dan endogen yang disertai kemerahan, lepuh, basah, sisik,
menebal dan gatal.
B. Penyebab
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui. Sebagian besar merupakan
respon kulit terhadap agen-agen, misalnya zat kimia, protein, bakteri, dan fungus. Respon
tersebut dapat berhubungan dengan alergi. Alergi ialah perubahan kemampuan tubuh
yang didapat dan spesifik untuk bereaksi.
Reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara antigen dan antibody. Karena
banyaknya agen penyebab, ada anggapan bahwa nama dermatitis digunakan sebagai
nama “tong sampah” (catch basket term). Banyak penyakit alergi yang disertai tanda-
tanda polimorfi disebut dermatitis.
C. Tanda dan gejala
 Radang akut (dolor), terutama pruritus (gatal-gatal)
 Kenaikan suhu (kalor)
 Kemerahan (rubor)
 Pembengkakan (tumor atau edema)
 Gangguan fungsi kulit (fungsiolesa)
D. Macam –macam tipe Dermatitis
1. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi tertentu
yang mengakibatkan iritan misal pada parfum, bahan kimia.
2. Neurodermatitis
Peradangan kulit yang kronis lama timbul, karena goresan pada kulit secara berulang,
penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan, biasanya muncul
pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan, dan bagian belakang dan leher
3. Sebborheich dermatitis.
Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul saat kondisi mental
dalam keadaan stress.
4. Statis dermatitis.
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena atau hipertensi vena
tungkai bawah.

5. Dermatitis Atopik
Merupakan peradangan kulit yang kronis, disertai gatal yang umumnya sering terjadi
selama masa bayi dan anak-anak.Gejala- gejala antara lain gatal- gatal, kulit menebal,
dan pecah-pecah.

E. Cara penaganan
 Hindari menggaruk, karena tidak akan membuat gatal hilang, memperburuk
ketidaknyamanan
 Gunakan pelembab untuk mengurangi gatal misal lotion
 Hindari penyebab alergi (Detergen atau serbuk kayu, makanan yang sering
menyebabkan alergi susu, telur, gandum, kacang-kacangan kedelai dan
makanan laut)
 Mandi teratur dapat mengurangi dermatitis, gunakan sabun yang sesuai dan tidak
menyebabkan alergi.

Anda mungkin juga menyukai