Di Susun Oleh:
Made Adhitya Affanda
NIM: 11194562110108
1
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. A
NAMA MAHASISWA : Made Adhitya Affanda
NIM : 11194692110106
Menyetujui
2
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. A
NAMA MAHASISWA : Made Adhitya Affanda
NIM : 11194692110106
Menyetujui
3
penulisan laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini.
Adapun laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan keluarga ini
disusun guna memenuhi tugas profesi keperawatan stase komunitas &
keluarga agar bisa tercapai sistem pembelajaran semester ini.
Dalam rangka pembuatan laporan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Kepala puskesmas
2. Pembimbing akademik
3. Pembimbing klinik
4. Pembakal
5. Ketua RT 02
6. Kader
7. Masyarakat RT 02
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. LATAR BELAKANG
5
pengukuran tekanan darah pada umur ≥18 tahun adalah sebesar
25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). (Balitbang
Kemenkes RI, 2013). Sedangkan menurut dinas kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan, penyakit tidak menular pada tahun 2014 terdapat
sebanyak 78,503 hingga pada tahun 2016 meningkat sebanyak
80,849 kasus hipertensi menempati urutan pertama dari 10 penyakit
terbanyak di kota Banjarmasin pada tahun 2018.
Kondisi yang dirasakan oleh pasien yaitu pasien mengeluh sakit pada
bagian belakang leher dan didapatkan tekanan darah 140/110 mmHg.
A. Tujuan
6
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
B. Rumusan masalah
C. Manfaat
1. Teoritis
2. Praktisi
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam Arteri. Secara umum, hipertensi merupakan
suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi
didalam arteri menyebabkan peningkatannya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakann ginjal.
Sedangkan menurut (Triyanto,2014) Hipertensi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian / mortalitas. Tekanan darah 140/90
mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu
fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh
jantung dan fase diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali
ke jantung (Anies, 2006).
2. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
B. Normal Dibawah 120 mmHg Dibawah 80 mmH
C. Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
D. Stadium 1 (Ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
E. Stadium 2 (sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
F. Stadium 3 (Berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
G. Stadium 4 (maligna) 210 mmHg atau H. 120 mmHg atau lebih
lebih
(Triyanto,2014)
3. Etiologi Hipertensi
Menurut (Widjadja,2009) penyebab hipertensi dapat
dikelompookan menjadi dua yaitu:
8
a. Hipertensi primer atau esensial
Belum diketahui penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor
diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,
seperti bertambahnya usia, sters psikologis, pola konsumsi
yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90%
pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui,
umumnya berupa penyakit atau kerusakan organ yang
berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya ginjal yang tidak
berfungsi, pemakaiyan kontrasepsi oral, dan terganggunya
keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur
tekanan darah. Dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit
endokrin, dan penyakit jantung.
4. Faktor-faktor resiko hipertensi
Faktor-faktor resiko hipertensi ada yang dapat di kontrol dan
tidak dapat dikontrol menurut (Sutanto, 2010) antara lain :
a. Faktor yang dapat dikontrol :
Berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan.
a) Kegemukan (obesitas)
Dari hasil penelitian, diungkapkan bahwa orang yang
kegemukan mudah terkena hipertensi. Wanita yang sangat
gemuk pada usia 30 tahun mempunyai resiko terserang
hipertensi 7 kali lipat dibandingkan dengan wanita langsing
pada usia yang sama. Curah jantung dan sirkulasi volume
darah penderita hipertensi yang obesitas. Meskipun belum
diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan
obesitas, Namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibanding penderita hipertensi
dengan berat badan normal.
9
b) Kurang olahraga
Orang yang kurang aktif melakkukan olahraga pada
umumnya cenderung mengalami kegemukan dan akan
menaikan tekanan darah. Dengan olahraga kita dapat
meningkatkan kerja jantung. Sehingga darah bisa
dipompadengan baik keseluruh tubuh.
c) Konsumsi garam berlebihan
Garam merupakan hal yang penting dalam
mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam
terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan volume
plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini
akan diikuti oleh peningkatan ekresi (pengeluaran)
kelebihan garam sehingga kembali pada kondisi keadaan
system hemodinamik (pendarahan) yang normal. Pada
hipertensi primer (esensial) mekanisme tersebut terganggu,
disamping kemungkinan ada faktor lain yang berpengaruh.
1) Tetapi banyak orang yang mengatakan bahwa mereka
tidak mengonsumsi garam, tetapi masih menderita
hipertensi. Ternyata setelah ditelusuri, banyak orang
yang mengartikan konsumsi garam adalah garam meja
atau garam yang ditambahkan dalam makanan saja.
Pendapat ini sebenarnya kurang tepat karena hampir
disemua makanan mengandung garam natrium
termasuk didalam bahanbahan pengawet makanan yang
digunakan.
2) Natrium dan klorida adalah ion utama cairan
ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsetrasi natrium didalam cairan
ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya
kembali, cairan intreseluler harus ditarik keluar sehingga
volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya
volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
10
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada
timbulnya hipertensi.
d) Merokok dan mengonsumsi alkohol
Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat
membahayakan kesehatan selain dapat meningkatkan
penggumpalan darah dalam pembuluh darah, nikotin dapat
menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh darah.
Mengonsumsi alkohol juga dapat membahayakan kesehatan
karena dapat meningkatkan sistem katekholamin, adanya
katekholamin memicu naik tekanan darah.
e) Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk
sementara. Jika ketakutan, tegang atau dikejar masalah
maka tekanan darah kita dapat meningkat. Tetapi pada
umumnya, begitu kita sudah kembali rileks maka tekanan
darah akan turun kembali. Dalam keadaan stres maka terjadi
respon sel-sel saraf yang mengakibatkan kelainan
pengeluaran atau pengangkutan natrium. Hubungan antara
stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis (saraf yang bekerja ketika beraktivitas) yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres
berkepanjanngan dapat mengakibatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Hal tersebut belum terbukti secara pasti,
namun pada binatang percobaan yang diberikan stres
memicu binatang tersebut menjadi hipertensi.
b. Faktor yang tidak dapat dikontrol
a) Keturunan (Genetika)
Faktor keturunan memang memiliki peran yang
sangat besar terhadap munculnya hipertensi. Hal tersebut
terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi
lebih banyak terjadi pada kembar monozigot (berasal dari
satu sel telur) dibandigkan heterozigot (berasal dari sel telur
11
yang berbeda). Jika seseorang termasuk orang yang
mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) dan
tidak melakukan penanganan atau pengobata maka ada
kemungkinan lingkungannya akan menyebabkan hipertensi
berkembang dan dalam waktu sekitar tiga puluhan tahun
akan mulai muncul tanda-tanda dan gejala hipertensi
dengan berbagai komplikasinya.
b) Jenis kelamin
Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi
dibandingkan dengan wanita. Hal ini disebabkan pria
banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya
hipertensi seperti kelelahan, perasaan kurang nyaman,
terhadap pekerjaan, pengangguran dan makan tidak
terkontrol. Biasanya wanita akan mengalami peningkatan
resiko hipertensi setelah masa menopause.
c) Umur
Dengan semakin bertambahannya usia, kemungkinan
seseorang menderita hipertensi juga semakin besar.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat
adanya interaksi dari berbagai faktor risiko terhadap
timbulnya hipertensi. Hanya elastisitas jaringan yang
erterosklerosis serta pelebaran pembulu darah adalah faktor
penyebab hipertensi pada usia tua. Pada umumnya
hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31 tahun sedangkan
pada wanita terjadi setelah berumur 45 tahun.
B. Keluarga
Menurut Harmoko (2012), banyak definisi yang diuraikan tentang
keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Keluarga
adalah kumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota selalu
berinteraksi satu dengan yang lain.
12
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Setiadi,2008). Keluarga adalah dua atau tiga
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-
masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan
( Maglaya, 1989 dalam Setiadi,2008).
C. STRUKTUR KELUARGA
Dalam (Harmoko, 2012), struktur keluarga terdiri dari bermacam-
macam, diantarannya adalah :
1. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama
keluarga sedarah istri.
13
4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama
keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar
bagi pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri.
D. TIPE KELUARGA
Dalam (Harmoko, 2012 dalam Indra, 2015) tipe keluarga dibagi
menjadi dua macam yaitu :
1. Tipe Keluarga Tradisional
a. Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di
tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami dan istri tanpa anak.
d. “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi
ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e. “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa
kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a. The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan
anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The Stepparent Family
14
c. Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama :
sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau
membesarkan anak bersama.
d. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family.
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti
pasangan tanpa melelui pernikahan.
e. Gay And Lesbian Family.
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami – istri (marital partners).
f. Cohibiting Couple.
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alas an tertentu.
g. Group-Marriage Family.
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah
tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi
sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group Network Family.
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang – barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster Family.
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga
atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless Family.
15
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
criminal dalam kehidupannya.
16
2. Perawat Keluarga
F. FUNGSI KELUARGA
17
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak,
jaminan hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliki.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas
ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosila
dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan
masa depannya.
18
secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab
keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera
dicatat kapan erjadinya, perubahan apa yang terjadi dan beberapa
besar perubahannya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
19
1. Keluarga Baru (Berganning Family)
20
h. Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
21
b. Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
c. Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
d. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anggota keluarga.
6. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali
fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai
suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada
saat ini adalah :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman.
c. Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat.
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya.
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
f. Berperan suami – istri kakek dan nenek.
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak – anaknya.
7. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengolah minat social dan waktu santai.
b. Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
c. Keakrapan dengan pasangan.
d. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
e. Persiapan masa tua/ pension.
8. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
22
a. Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara
hidup.
b. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.
c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
d. Melakukan life review masa lalu.
I. KELUARGA MANDIRI
Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian
masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinan,
membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran
dan mengembangkan kualitas dan kesejahteraan keluarga,
berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab.
Secara singkat kemandirian mengandung pengertian suatu
keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju
demi kebaikannya. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk
mengatasi masalah yang dihadapi.
23
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan.
b. Keluarga Mandiri Tingkat II
1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya
secara benar
4) Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang
dianjurkan.
c. Keluarga Mandiri Tingkat III
1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya
secara benar
4) Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang
dianjurkan.
5) Memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan secara aktif
6) Melaksanakn tindakan pencegahan secara aktif
d. Keluarga Mandiri Tingkat IV
1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya
secara benar
4) Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang
dianjurkan.
5) Memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan secara aktif
6) Melaksanakn tindakan pencegahan secara aktif
7) Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.
24
J. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
Menurut Mubarak (2009) dalam Suprajitno 2014, pengkajian
adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang
dibinanya. Secara garis besar data dasar yang dipergunakan
mengkaji status keluarga adalah:
a. Data umum
1) Nama kepala keluarga, umur, alamat, pendidikan,
pekerjaan, komposisi keluarga, status imunisasi dan
genogram 3 generasis
2) Tipe keluarga.
3) Suku bangsa.
4) Agama.
5) Status sosial ekonomi keluarga.
6) Aktifitas rekreasi keluarga dan waktu luang.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh
anak tertua dari keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang
belum terpenuhi dan kendalannya.
3) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan
keluarga inti meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga dan
sumber pelayanan yang digunakan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya, orang tua, dan hubungan
masa silam dengan kedua orang tua.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Meliputi: gambaran tipe tempat tinggal, denah rumah,
sanitasi, pengcahayaan, kerapian.
25
2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal,
meliputi: tipe, keadaan, sanitasi, perusahaan, sarana
sosial, kejahatan.
3) Mobilitas geografi keluarga
Menjelaskan lama keluarga tinggal di daerah ini.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
menjelaskan perkumpulan yang diikuti.
5) System pendukung keluarga, meliputi: jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas kesehatan, jaminan
kesehatan yang dimiliki.
d. Struktur keluarga
Menurut Suprajitno (2014), struktur keluarga sebagai berikut :
1) Struktur peran keluarga
Menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga
secara formal maupun informal baik di keluarga atau
masyarakat.
2) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari dan
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan
kesehatan.
3) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan bagaimana cara keluarga
berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama, dan
bagai mana peran anggota keluarga dalam mencapai
komunikasi.
4) Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan keluarga untuk memengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku
yang berhubungan dnengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
Menurut Suprajitno (2014), struktur keluarga sebagai
berikut :
26
1) Fungsi ekonomi
2) Fungsi mendapatkan status social.
3) Fungsi sosialisasi.
4) Fungsi pemenuhan kesehatan.
5) Fungsi religious.
6) Fungsi rekreasi.
7) Fungsi reproduksi.
8) Fungsi afeksi..
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek, stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari
6 bulan.
2) Stressor jangka panjang, stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian lebih 6 bulan.
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor, mengkaji sejauh mana keluarga berespon
terhadap stressor.
4) Strategi koping yang digunakan, bila keluarga
menghadapi masalah.
5) Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
masalah.
g. Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
dilakukan tidak beda pada pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Mubarak (2009) dalam Nugroho 2014, diagnosa
keperawatan adalah keputusan klinik mengenai individu,
keluarga, atau masyarakat, yang diperoleh melalui suatu
27
proses pengumpulan data dan analisis data secara cermat,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan dimana perawat
bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Diagnosa
keperawatan keluarga dirumuskan berdasar data yang
didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnose keperawatan
meliputi Problem atau masalah, Etilogi atau penyebab, dan
Sign atau tanda yang dikenal dengan PES.Tipologi dari
diagnosa keperawatan :
a. Diagnosa aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan, di mana masalah kesehatan
memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat.
Pada diagnosa aktual, faktor yang berhubungan merupakan
etiologi. Secara umum faktor yang berhubungan atau etiologi
dari diagnosa keperawatan keluarga adalah adanya:
1) Ketidaktahuan (kurang pengetahuan, pemahaman, dan
kesalahan persepsi)
2) Ketidakmauan (sikap dan motivasi)
3) Ketidakmampuan (kurangnya ketrampilan terhadap
suatu prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya
keluarga, baik finansial, fasilitas, system pendukung,
lingkungan fisik, dan psikologis) terhadap tugas
kesehatan keluarga.
b. Diagnosa risiko tinggi (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi
gangguan,tapi tanda tersebut dapat menjadi masalah aktual
apabila tidak segera mendapat bantuan pemecahan dari tim
kesehatan atau keperawatan.
c. Diagnosa potensial (keadaan sejahtera atau weelness)
suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera,
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan, diagnose
28
keperawatan sejahtera tidak mencakup faktor-faktor yang
berhubungan.
Diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul
pada hipertensi mengacu pada lima tugas keluarga, yaitu :
1) Adanya resiko tinggi terhadap penururnan curah jantung
b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
2) Intoleransi aktivitas b/d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan keluarga
3) Sakit kepala, Nyeri akut b/d ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
4) Perubahan nutrisi b/d ketidakmampuan keluarga
menegenal masalah kesehatan
5) Kurang pengetahuan tentang hipertensi b/d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
keluarga.
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis/keadaan sejahtera 1
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
29
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skor
X Bobot
Angka tertinggi
30
memberikan dukungan bagi keluarga untuk mengatasi
masalah dengan baik.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
Keberhasilan mengurangi atau mencegah masalah
jika ada tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam menentukan skore kemungkinan
masalah dapat diperbaiki adalah:
a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang
dapat dilakukan untuk menangani masalah.
b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam
fisik, keuangan, atau tenaga.
c) Sumber-sumber dari keperawatan, misalnya dalam
bentuk pengetahuan, ketrampilan, dan waktu.
d) Sumber-sumber dimasyarakat, misalnya dalam
bentuk fasilitas kesehatan, organisasi masyarakat.
31
c) Adanya kelompok resiko tinggi atau kelompok yang
peka atau rawan. Adanya kelompok tersebut pada
keluarga akan me nambah potensi masalah bila
dicegah.
4) Menonjolnya masalah
Merupakan cara keluarga melihat dan menilai
masalah mengenai beratnya masalah serta
mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini,
perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika
keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk
menangani segera, maka harus diberi skor yang tinggi
(Suprajitno, 2014)
3. Intervensi
Menurut Mubarak (2009) dalam Suprajitno 2014, apabila
masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah
teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
rencana keperawatan sesuai dengan urutan prioritas
masalahnya. Rencana keperawatan keluarga merupakan
kumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk
dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah
kesehatan/keperawatan yang telah diidentifikasi. Rencana
keperawatan yang berkualitas akan menjamin keberhasilan
dalam mencapai tujuan serta penyelesaian masalah. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
keperawatan keluarga diantaranya:
a. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis yang
menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.
b. Rencana yang baik harus realistis, artinya dapat
dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang
diharapkan.
32
c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan
falsafah instansi kesehatan.
d. Rencana keperawatan dibuat dengan keluarga. Hal ini
sesuai dengan prinsip bahwa perawat bekerja bersama
keluarga bukan untuk keluarga.
e. Rencana keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis. Hal
ini selain berguna untuk perawat juga akan berguna bagi
anggota tim kesehatan lainnya. Selain itu dengan rencana
tertulis akan membantu mengevaluasi perkembangan
masalah keluarga.
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses
keperawatan keluarga di mana perawat mendapatkan
kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam
mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Guna
membangkitkan minat keluarga dalam berprilaku hidup
sehat, maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah
ini.
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga
mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara
memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi
yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk
tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber
yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara
perawatan, penggunaan alat dan fasilitas yang ada di rumah
dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
33
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat
lingkungan menjadi sehat dengan menemukan sumber-
sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan
perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan
yang ada di lingkungan keluarga dan membantu keluarga
cara menggunakan fasilitas tersebut.
5. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan,
tahap penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilanya. Bila
tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh karena
itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga. Langkah-langkah dalam
mengevaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan, baik pada
individu maupun keluarga adalah sebagai berikut:
a. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan
bagaimana keluarga mengatasi masalah tersebut.
b. Tentukan bagaimana rumusan tujuan keperawatan yang
akan dicapai.
c. Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat
berhubungan sumber-sumber proses atau hasil, bergantung
pada dimensi evaluasi yang diinginkan.
d. Tentukan metode dan teknik evaluasi yang sesuai serta
sumber-sumber data yang diperlukan.
e. Bandingkan dengan keadaan yang nyata (sesudah
perawatan) dengan kriteria dan standar evaluasi.
f. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang
optimal atau pelaksanaan yang kurang memuaskan.
34
g. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai, perlu
ditentukan alasan kemungkinan tujuan tidak realistis,
tindakan tidak tepat, atau kemungkinan ada faktor
lingkungan yang tidak dapat diatasi.
6. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah bagian integral bukan sesuatu yang
berbeda dari metode problem-solving. Dokumentasi
keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah,
perencanaan, intervensi. Perawat kemudian mengobservasi dan
mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang diberikan
dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada profesi
kesehatan lainnya. Kekurangan dalam pendokumentasian
proses keperawatan meliputi penggunaan terminology dan cara
pendokumentasian yang tidak standar yang tidak menunjukkan
adanya suatu perbedaan asuhan keperawatan yang kompleks
(Nursalam 2009).
35
BAB III
ASKEP KELUARGA
Kesehatan
Keluarga
Keterangan
keluarga
Immunisasi
Pendidikan
Umur (thn)
Hubungan
Pekerjaan
Keadaan
Agama
No. / KB
P
9. Tipe keluarga
Keluarga dengan tipe keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak.
36
33
10. Genogram
Ny. N
Umur 41
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Anggota keluarga yang sakit
: Meninggal perempuan
: Meninggal laki-laki
: Tinggal serumah
Normal
12. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga perbulan adalah >Rp500.000,-.
Penghasilan berasal dari hasil pekerjaan sebagai pedagang buah.
Anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap perekonomian
keluarga adalah Tn. A bekerja sebagai pedagang buah.
13. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Seluruh anggota keluarga adalah suku asli Banjar bangsa
Indonesia. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
Banjar. Tidak ada kebiasaan budaya banjar yang mempengaruhi
kesehatan keluarga. Kebiasaan budaya dan istiadat yang ada di
masyarakat setempat adalah berkumpul dalam satu acara di dalam
wilayah RT 02.
14. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
Agama yang di pegang atau di anut keluarga Tn. A
seluruhnya agama islam. Seluruh keluarga selalu menunaikan
shalat 5 waktu. Persepsi keluarga tentang agama Islam yang di
anut sangat menyakini serta mempercayainnya. Kegiatan Ny. N
dalam seminggu ada 1 acara yaitu yasinan yang diikuti di wilayah
RT 02. Menurut keluarga Islam adalah agama yang sempurna dan
akan di pegang hingga akhir hayat.
C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Luas rumah 8 x 15 m2. Status kepemilikan rumah saat ini adalah
rumah sendiri. Rumah yang dihuni sekarang adalah rumah
permanen, lantai kayu papan, atap rumah terbuat dari seng, rumah
memiliki wc sendiri, 2 kamar tidur, dapur, dan ruang tamu.
36
14 m
U
6m
Dapur Keterangan:
Ruang Keluarga
Pintu
rangan: : pintu Jendela
Kamar Kamar
37
D. SOSIAL
1. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tetangga sekitar memiliki empati yang tinggi dan saling
bergotong royong dalam melakukan suatu kegiatan.
2. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A tinggal menetap dan memiliki kepemilikan
rumah sendiri.
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga sering berkumpul pada sore hari di teras rumah
dan pada siang hari mengadakan pengajian 1 minggu sekali
4. Sistem pendukung keluarga
Keluarga termasuk dalam system pendukung dengan
keluarga sejahtera 1 di tunjukan dengan rumah kepemilikan sendiri,
mempunyai sepeda motor.
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh keluarga ialah
bahasa Banjar. Tidak ada waktu khusus untuk berkumpul dengan
38
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain,
memiliki dan mendukung. Persoalan dan masalah dalam keluarga
selalu dibicarakan bersama sehingga tidak memicu terjadinya
39
2. Keluarga berencana
Ny. N Masih menggunakan KB (Pil)
3. Imunisasi
Tn. A dan Ny. N tidak pernah dan anaknya pun juga belum
imunisasi lengkap.
4. Tumbuh Kembang
a. Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak
Keluarga memiliki anak dengan tumbuh kembang dengan
anak usia sekolah dan tidak mengalami keterlambatan tumbuh
kembang
b. Pengetahuan Orang Tua Terhadap Kembang
Keluarga mengetahui tentang tumbuh kembang pada anak
seperti bermain dengan anak sebayanya.
I. HARAPAN KELUARGA
Ny. N sangat berharap tekanan darah istirinya turun ke angka
normal dan berharap keluarganya sehat selalu.
42
10
Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
a. Pergerakan simetris simetris simetris
b. Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas vesikuler
c. Bunyi jantung vesikuler vesikuler Terdapat bunyi S1
Terdapat bunyi S1 Terdapat bunyi S1 dan S2
dan S2 dan S2
11
Abdomen
Bentuk normal Bentuk normal Bentuk normal
a. Bentuk
Bising usus Bising usus 8x/menit Bising usus 11x/menit
b. Bising usus
10x/menit
Ekstrimitas
12 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
a. Atas
pembatasan gerak pembatasan gerak pembatasan gerak
b. Pergerakan
Pergerakan normal Pergerakan normal Pergerakan normal
c. Bawah
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
d. Pergerakan
pembatasan gerak pembatasan gerak pembatasan gerak
e. Kekuataan
Pergerakan normal Pergerakan normal Pergerakan normal
otot
Kuat Kuat Kuat
44
tenaga kesehatan.
M. Merawat anggota keluarga yangN. Keluarga Tn. A mengatakan
3
sakit atau punya masalah sudah mengetahui
bagaimana cara merawat
anggota yang sakit. Akan
tetapi Ny. N sulit dikasih
tahu kalau makanan yang
asin dapat memicu
timbulnya tekanan darah
tinggi.
O. Memodifikasi lingkungan P. Keluarga memodifikasi
4
lingkungan dengan cara
membersihkan rumah agar
tetap bersih.
Q. Memanfaatkan saranaR. Keluarga Tn.A kurang
5
kesehatan menggunakan fasilitas
kesehatan (POSKESDES)
dan merasa kesehatan
baik-baik saja, ketika sakit
baru ke puskesmas.
B. Daftar Masalah
No Data Problem Etiologi
1 Data Subyektif : Perilaku kesehatan Ketidakmampuan
- Ny. N menyatakan cenderung keluarga dalam
memiliki riwayat beresiko merawat keluarga
hipertensi sejak yang sakit
tahun 2020
- Ny. N menyatakan
mengetahui
makanan yang
menyebabkan
terjadinya
hipertensi tetapi
Ny. N tetap
memakan
makanan tersebut.
46
- Ny. N menyatakan
masih makan
makanan yang
menggunakan
penyedap rasa
(MSG) dan garam.
- Ny. N menyatakan
makan makanan
yang berlemak
Data obyektif:
- Ny. N tahu saat
ditanya tentang
penyebab, tanda
dan gejala
hipertensi
- Keluarga kurang
tahu saat ditanya
tentang
bagaimana diet
yang baik bagi
hipertensi
- Keluarga masih
mengkonsumsi
makanan yang
tinggi kandungan
garam dan
penyedap rasa.
- TD: 150/100
mmHg
- Nadi: 95x/menit
- RR: 20x/menit
- T: 36,5ºC
2 Data Subyektif: Ketidakefektifan Pendidikan rendah,
- Keluarga managemen kurangnnya terpapar
menyatakan kesehatan informasi kesehatan
jarang
memeriksakan
kesehatan
dipelayanan
kesehatan karena
berobat sendiri
Data obyektif:
- Anggota keluarga
tidak mampu
menjelaskan
tentang obat-
47
obatan
- Ny. N (TD :
150/100 mmHg)
- Tekanan darah
Ny. N diatas batas
normal
Skoring
Diagnosa 1
No Kriteria Skor Bobot
S. Sifat masalah T.
1 1
Tidak/kurang sehat
3 2/3x1=2/3
Ancaman kesehatan 2
Krisis/keadaan sejahtera 1
U. Kemungkinan masalah dapat diubah
2 2
Dengan mudah
2 1/2x2=1
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
V. Potensial masalah untuk di cegah
3 1
Tinggi W. 2/3x1=2/3
3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Masalah berat harus segera
2 2/2x1=1
ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu 1
Segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL 3,4
Diagnosa 2
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehat
3 2/3x1=2/3
48
Ancaman kesehatan
2
Krisis/keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Dengan mudah 2 1/2x2=1
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
4 Menonjolnya masalah 1
Masalah berat harus segera 2 2/2x1=1
ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu 1
Segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL 3
Data obyektif:
- Ny. N tahu saat
ditanya tentang
penyebab, tanda
dan gejala
hipertensi
- Keluarga kurang
tahu saat ditanya
tentang bagaimana
diet yang baik bagi
hipertensi
- Keluarga masih
mengkonsumsi
makanan yang
tinggi kandungan
garam dan
50
penyedap rasa.
- TD: 150/100 mmHg
- Nadi: 95x/menit
- RR: 24x/menit
- T: 36,5ºC
Data Subyektif: 0008 Ketidakefe - Keluarga mampu 5510 a. Pendidikan
kesehatan:
- Keluarga 0 ktifan mengenal masalah
mengajarkan
menyatakan jarang manajeme tentang proses
penyakit
memeriksakan n pengetahuan dan
yang dialami
kesehatan kesehatan perilaku kesehatan b.Pengajaran:
1602 5602 proses
dipelayanan a.Pengetahuan:
penyakit
kesehatan karena proses penyakit c.Pengajaran:
1808 5614 diet yang
berobat sendiri b.Pengetahuan:
1802 tepat /
c.Pengobatan dianjurkan
Data obyektif: d.Dukungan
Pengetahuan:
7040 memberi
- Anggota keluarga anjuran pengaturan perawatan
tidak mampu e.Dukungan
1613 diet
keluarga
menjelaskan d.Pengetahuan: f.Mengunjungi
7140
tentang obat-obatan fasilitas
regimen
kesehatan
- Ny. N (TD : 150/100 pengobatan 7560
mmHg) - Keluarga mampu
Tekanan darah Tn. 1806 memanfaatkan
S diatas batas fasilitas
normal 1603 kesehatan
e.Pengetahuan
tentang sumber
kesehatan
f.Perilaku mencari
pelayanan
kesehatan