Anda di halaman 1dari 20

Healthy Eating Index

HEI
Dr. Tonny C.Maigoda,SKM.MA
Ahmad Rizal,SKM.MM
Educational Background
“Science is a light in the

Akademi Gizi Dep.Kes RI Padang, Sumatera Barat tahun


1987 (D III)
darkness”

FKM-UI peminatan Gizi Masyarakat tahun 1996 (S1)

Interprofessional Health and Community Care


Bournemouth University, UK-England tahun 2003 (S2)

Fakultas Ekologi Manusia, Ilmu Gizi Manusia, Program


Doktor Sekolah Pascasarjana tahun 2016 (S3)
∑ Konsumsi makanan tidak berimbang Company Logo
Daging
Telur (19,7 g) & (42,8 g) &
Susu (4,9 g) Ikan (78,4 g)
Orang/ Sayuran
Buah2an
(57,1 g)
(33,5 g) Hari
Kacang2an Serealia
(56,7 g) (257,7 g)
Pola konsumsi pangan
Survey SDT 2014
Healthy Eating Index (HEI)
adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menilai
kualitas dan kuantitas pola makan secara menyeluruh
serta dapat digunakan untuk memonitor perubahan pola
makan penduduk di suatu wilayah

HEI juga dapat digunakan untuk menilai kesesuaian


pola makan penduduk dengan pedoman makan yang
berlaku di wilayah tersebut

HEI pertama kali dikembangkan pada tahun 1995


oleh Center for Nutrition Policy and Promotion USDA.
• Louzada et al. (2012) juga menunjukkan bahwa status
perkawinan memiliki hubungan dengan Healthy Eating Index
(individu yang menikah memiliki kualitas diet yang lebih baik)
• Penelitian McCabe-Sellers et al.(2007) menunjukkan bahwa √
faktor sosial ekonomi, seperti usia, ras, dan pendapatan
mempengaruhi kualitas diet orang dewasa di Amerika.
• remaja terlalu menjaga berat badan, membatasi pola
makan (diet) serta sering melewatkan sarapan memiliki
nilai HEI yang lebih rendah daripada remaja yan tidak
membatasi pola makannya (Woodruff et al. 2008). √
• Gao et al. (2008) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa HEI-2005 dapat memprediksi kejadian obesitas
pada populasi multi-etnis
• Semakin tinggi tingkat pendidikan maka
individu akan membuat pilihan makanan yang √
lebih sehat (Variyam et al. 1998)
Tujuan
Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas agar mampu :

1. Menjelaskan dan interpretasi hasil Survey Diet


Total (2014) sebagai dasar pengembangan HEI
2. Menjelaskan kaitan kebijakan program perbaikan
gizi dengan HEI
3. Menguraikan langkah-langkah aplikasi HEI
4. Menghitung skoring HEI
5. Interpretasi hasil HEI
Manfaat Kegiatan
Petugas gizi mampu menyajikan dan
interpretasi data HEI di wilayahnya, sebagai
bahan masukan bagi pemegang program
perbaikan gizi masyarakat di Tingkat Kota.
Khayalak sasaran
Sasaran sosialisasi HEI ini ditujukan
kepada Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas Se Kota Bengkulu
Langkah-langkah
○ Pengelompokan pangan ke dalam golongan
pangan sesuai dengan komponen dalam HEI
(karbohidrat, sayuran, buah-buahan, protein
hewani, dan protein nabati).
○ Perhitungan kandungan energi dan zat gizi
(lemak, dan zat besi/Fe) rata-rata indivudu
per hari berdasarkan kelompok pangan.
○ Perhitungan jumlah porsi makan per hari
untuk setiap golongan pangan
(perbandingan jumlah rata-rata konsumsi
energi/individu/hari dengan kandungan
energi per porsi untuk setiap golongan
pangan).
○ Perhitungan jumlah jenis pangan per hari
dan rata-rata jumlah pangan per individu per
hari. Keragaman dihitung berdasarkan
jumlah jenis makanan yang dikonsumsi
dalam satu hari (jenis makanan yang sama
dihitung 1 kali).
○ Perhitungan skor HEI dengan ketentuan
setiap komponen HEI memiliki nilai minimal
0 dan maksimal 10. Asumsi yang digunakan
adalah skor 0 jika konsumsi sama dengan 0
atau lebih dari batas maksimal, skor 5 jika
konsumsi berada diantara nilai anjuran dan
batas maksimal, dan skor 10 jika konsumsi
sesuai anjuran.
○ Penentuan kategori Skor HEI yaitu buruk (poor)
apabila skor kurang dari 50, dikategorikan
membutuhkan perbaikan (need improvement)
apabila skor 51 – 80 dan dikategorikan baik
(good) apabila skor lebih dari 80.
N Kode Gol Bahan Berat
URT Porsi Energi Lemak Fe
o Pangan Pangan Pangan Pangan

KH/175
Sayuran/50
Buahbuahan/40
Protein hewani/95
Protein nabati/80
➢ Total energi kelompok sumber karbohidrat
➢ Total energi kelompok sayuran
➢ Total energi kelompok buah-buahan
➢ Total energi kelompok protein hewani
➢ Total energi kelompok protein nabati
➢ Total lemak----→ energi (total lemak x 9 kal = …….)
➢ Total gula----→ energi
➢ Total garam
➢ Total fe
Komponen Indonesian Healthy Eating Index (I-HEI) dan
sistem skoring
Komponen Skor Kriteria maksimum Kriteria minimum

Sumber karbohidrat 0 – 10 3-8 porsi 0 dan > 9 porsi

Sayuran 0 – 10 2-3 porsi 0

Buah-buahan 0 – 10 3-5 porsi 0

Protein Hewani 0 – 10 2-3 porsi 0 dan > 3 porsi

Protein Nabati 0 – 10 2-3 porsi 0 dan > 3 porsi

Total lemak 0 – 10 15-25 % dari total energi > 35% dari total energi

Total Garam 0 – 10 6 gram/hari > 10 gram/hari

Total Gula 0 – 10 5% dari total energi > 5% dari total energi

Fe/Zat Besi 0 – 10 13 g (L) dan 26 g (P) > AKG (WNPG 2004)

Keragaman* 0 – 10 > 8 jenis bahan pangan < 3 jenis bahan pangan


Komponen Indonesian Healthy Eating Index
(I-HEI) untuk anak-anak usia 4-6 tahun
Balita usia 1-3 tahun
Komponen Skor Kriteria maksimum Kriteria minimum

Sumber karbohidrat 0 – 10 1- 1 1/2 porsi 0 dan > 1/2 porsi


Sayuran 0 – 10 0-1/2 porsi 0
Buah-buahan 0 – 10 2-3 porsi 0
Protein Hewani 0 – 10 2-3 porsi 0 dan > 3 porsi
Protein Nabati 0 – 10 1-2 porsi 0 dan > 3 porsi
Total lemak 0 – 10 15-25 % dari total > 35% dari total energi
energi
Total Garam 0 – 10 6 gram/hari > 10 gram/hari
Total Gula 0 – 10 5% dari total energi > 5% dari total energi
Fe/Zat Besi 0 – 10 8 mg > AKG (WNPG 2004)
Keragaman* 0 – 10 > 8 jenis bahan pangan < 3 jenis bahan pangan
HEI (silvia)
Kategori Skoring HEI dengan
klasifikasi sebagai berikut :

Klasifikasi Total Score

Buruk < 40

Kurang 40 – 54

Sedang 55 – 69

Baik/cukup 70 – 84

Sangat baik ≥ 84
20

Terima kasih

“Science is a light in the darkness”

Anda mungkin juga menyukai