Multi trauma adalah keadaan yang di sebabkan oleh luka atau cedera definisi ini memberikaan
gambaran superficial dari respon fisik terhadap cedera, trauma juga mempunyai dampak
psikologis dan sosial. Pada kenyataannya trauma adalah kejadian yang bersifat holistic dan
dapat menyebabkan hilangnya produktif seseorang. Informasi tentang pola atau mekanisme
terjadinya cedera seringkali akan sangat terbantu dalam mendiagnosa kemungkinan gangguan
yang diakibatkan. Trauma tumpul terjadi pada kecelakaan kendaraan bermotor ( KKB) dan
jatuh, sedangkan trauma tusuk (penetrasi) seringkali diakibatkan oleh luka tembak atau luka
tikam. Umumnya, makin besar kecepatan yang terlibat dalam suatu kecelakaan, akan makin
besar cedera yang terjadi, misalnya : KKB kecelakaan tinggi, peluru dengan kecepatan tinggi,
jatuh dari tempat yang sangat tinggi (Hudak,carolyn 1996).
Definisi Multiple Trauma Kepala
Cedera kepala atau trauma kapitis adalah suatu gangguan trauma dari otak disertai/tanpa
perdarahan intestinal dalam substansi otak, tanpa diikuti terputusnya kontinuitas dari otak.
(Nugroho, 2015).
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak
atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada
kepala (Suriadi dan Yuliani, 2013).
Menurut Brain Injury Assosiation of America (2012), cedera kepala adalah suatu
kerusakan pada kepala, bukan bersifat congenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan
oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran
yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Definisi Multiple Trauma Dada
Trauma toraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga toraks atau dada yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding toraks ataupun isi dari cavum thoraks (rongga dada)
yang di sebabkan oleh benda tajam atau tumpul dan dapat menyebabkan keadaan sakit
pada dada. Trauma toraks merupakan penyebab kematian utama pada kelompok umur
dibawah 35 tahun. Trauma toraks terjadi hampir 50% dari seluruh kasus kecelakaan.
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang di sebabkan oleh benturan pada
dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, dan diafragma maupun
isi mediastinal baik oleh benda yang tumpul ataupun benda yang taja, yang bisa
menyebabkan gangguan sistem pernapasan (Suzanne & Smetzler,2010).
Etiologi Multiple Trauma
Trauma dapat disebabkan oleh benda tajam, benda tumpul, atau peluru. Luka tusuk dan
luka tembak pada suatu rongga dapat di kelompokan dalam kategori luka tembus. Untuk
mengetahui bagian tubuh yang terkena,organ apa yang cedera ,dan bagaimana derajat
kerusakannya, perlu diketahui biomekanik terutama cedera pada trauma dapat terjadi
akibat tenaga dari luar berupa benturan, perlambatan (deselerasi), dan kompresi, baik oleh
benda tajam , benda tumpul, peluru, ledakan, panas, maupun zat kimia . Akibat cedera ini
dapat menyebabkan cedera muskuloskeletal dan kerusakan organ.
Etiologi Trauma Kepala
Penyebab dari cedera kepala adalah adanya trauma pada kepala meliputi trauma
olehbenda/ serpihan tulang yang menembus jaringan otak, efek dari kekuatan/energi yang
diteruskan ke otak dan efek percepatan dan perlambatan (akselerasi-deselerasi) pada
otak, selain itu dapat disebabkan oleh Kecelakaan, Jatuh, Trauma akibat persalinan.
Etiologi Trauma Dada
Trauma tumpul
Luka tembak
Luka tikam/tusuk
Trauma tumpul
Kecelakaan kendaraan bermotor
Jatuh
Pukulan pada dada
Trauma servikal, batang otak dan tulang belakang
Trauma yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas, jatuh dari tempat yang tinggi serta pada
aktivitas olahraga yang berbahaya boleh menyebabkan cedera pada beberapa bagian ini.
Antara kemungkinan kecederaan yang bisa
timbul adalah seperti berikut:
Kerusakan pada tulang servikal C1-C7; cedera pada C3 bisa menyebabkan pasien apnu.
Cedera dari C4-C6 bisa menyebabkan pasien kuadriplegi, paralisis hipotonus tungkai atas
dan bawah serta syok batang otak.
Fraktur Hangman terjadi apabila terdapat fraktur hiperekstensi yang bilateral pada tapak
tulang servikal C2.
Tulang belakang torak dan lumbar bisa diakibatkan oleh cedera kompresi dan cedera
dislokasi.
Spondilosis servikal juga dapat terjadi.
Cedera ekstensi yaitu cedera ‘Whiplash’ terjadi apabila berlaku ekstensi pada tulang
servikal.
Trauma toraks
Trauma toraks bisa terbagi kepada dua yaitu cedera dinding toraks dan cedera paru.
a) Cedera dinding torak seperti berikut:
• Patah tulang rusuk.
• Cedera pada sternum atau ‘steering wheel’.
• Flail chest.
• Open ‘sucking’ pneumothorax.
b) Cedera pada paru adalah seperti berikut:
• Pneumotoraks.
• Hematorak.
• Subcutaneous(SQ) dan mediastinal emphysema.
• Kontusio pulmonal.
• Hematom pulmonal.
• Emboli paru.
Trauma abdominal
Trauma abdominal terjadi apabila berlaku cedera pada bagian organ dalam dan bagian luar
abdominal yaitu seperti berikut:
Kecederaan yang bisa berlaku pada kuadran kanan abdomen adalah seperti cedera pada
organ hati, pundi empedu, traktus biliar, duodenum dan ginjal kanan.
Kecederaan yang bisa berlaku pada kuadran kiri abdomen adalah seperti cedera pada organ
limpa, lambung dan ginjal kiri.
Kecederaan pada kuadran bawah abdomen adalah cedera pada salur ureter, salur uretral
anterior dan posterior, kolon dan rektum.
Kecederaan juga bisa terjadi pada organ genital yang terbagi dua yaitu cedera penis dan
skrotum.
Tungkai atas
Trauma tungkai atas adalah apabila berlaku benturan hingga menyebabkan cedera dan
putus ekstrimitas. Cedera bisa terjadi dari tulang bahu, lengan atas, siku, lengan bawah,
pergelangan tangan, jari-jari tangan serta ibu jari.
Tungkai bawah
Kecederaan yang paling sering adalah fraktur tulang pelvik. Cedera pada bagian lain
ekstrimitas bawah seperti patah tulang femur, lutut atau patella, ke arah distal lagi yaitu
fraktur tibia, fraktur fibula, tumit dan telapak kaki
(James, Corry dan Perry, 2000).
Patofisiologi Multiple Trauma
Cedera Primer
Cedera Sekunder
Edema Sitotoksik
Kerusakan Membran
Apoptosis Sinyal
Patofisiologi Trauma Dada
Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada beberapa faktor, antara
lain mekanisme dari cedera, luas dan lokasi dari 13 cedera, cedera lain yang terkait, dan
penyakit - penyakit komorbid yang mendasari. Pasien – pasien trauma toraks cenderung
akan memburuk sebagai akibat dari efek pada fungsi respirasinya dan secara sekunder
akan berhubungan dengan disfungsi jantung (Sudoyo, 2009)
Pathway Multiple Trauma
Manifestasi Klinis Multiple Trauma
Laserasi, memar,ekimosis Tanda Kehrs adalah nyeri di sebelah kiri yang
Hipotensi disebabkan oleh perdarahan limfa. Tanda ini
ada saat pasien dalam posisi recumbent.
Tidak adanya bising usus
Tanda Cullen adalah ekimosis periumbulikal
Hemoperitoneum
pada perdarahan peritoneal
Mual dan muntah
Tanda Grey-Turner adalah ekimosis pada sisi
Adanya tanda “Bruit” (bunyi abnormal tubuh (pinggang) pada perdarahan
pd auskultasi pembuluh darah, biasanya retroperitoneal
pada arteri karotis)
Tanda Coopernail adalah ekimosis pada
Nyeri perineum,skrotum atau labia pada fraktur
Pendarahan pelvis
Penurunan kesadaran Tanda Balance adalah daerah suara tumpul
Sesak yang menetap pada kuadran kiri atas ketika
dilakukan perkusi pada hematoma limfe
(Scheets, 2002 : 277-278)
Manifestasi Klinis Trauma Kepala
Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
Kebingungan
Iritabel
Pucat
Mual dan muntah
Pusing kepala
Terdapat hematoma
Kecemasan
Sukar untuk dibangunkan
Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung (rhinorrohea) dan
telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
Peningkatan TD, penurunan frekuensi nadi, peningkatan pernafasan.
Manifestasi Klinis Trauma Dada
1) Tamponade jantung
• Gelisah
• Pucat, berkeringat dingin
• Peningkatan TVJ (tekanan vena jugularis)
• Pekak jantung melebar
• Bunyi jantung melemah
2) Hematoraks
• Gangguan pernapasan
• Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD
3) Pneumotoraks
• Sesak napas
• Nyeri dada mendadak
• Gagal pernapasan dengan sianosis
• Suara napas terdengar jauh /tidak terdengar sama sekali
• Pada auskultasi terdengar bunyi klik (Ov edoff, 2002)
Klasifikasi Multiple Trauma
Trauma Tumpul
Trauma Penetrasi
Trauma Torakik
Pneumotoraks dan hematoraks
Iga melayang
Kontusio pulmonal
Cidera Trakeobronkial
Cedera pada Jantung
Kontusio Miokard
Cedera Penetrasi jantung
Trauma Abdomen
Cedera pada lambung dan usus halus
Cedera pada duodenum dan pancreas
Cedera pada kolon
Cedera pada hepar
Cedera pada limpa
Trauma Pelvik
Cedera pada Kandung Kemih
Fraktur Pelvik
Trauma pada Ekstremitas
Fraktur
Dislokasi
Cedera vaskular
Penanganan Darurat Trauma Kepala
Penurunan kesadaran.
Tidak bisa menggerakkan salah satu atau kedua lengan dan/atau kaki, kesulitan berbicara, atau
pandangan kabur.
Muntah lebih dari satu kali.
Hilang ingatan jangka pendek.
Mudah mengantuk.
Tingkah laku tidak seperti biasanya.
Mengeluh nyeri kepala berat atau kaku leher.
Pupil (bagian hitam di tengah bola mata) tidak sama ukurannya.
Orang dengan cedera kepala yang memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol.
Orang dengan cedera kepala yang sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah,
misalnya warfarin dan heparin.
Penatalaksanaan Trauma Kepala
Nilai fungsi saluran nafas dan respirasi
Stabilisasi vertebrata servikalis pada semua kasus trauma
Berikan oksigenasi
Awasi tekanan darah
Kenali tanda-tanda shock akibat hipovelemik atau neurogenik
Atasi shock
Awasi kemungkinan munculnya kejang.
Penatalaksanaan Trauma Dada
Primary survey, yaitu dilakukan pada trauma yang mengancam jiwa, pertolongan ini
dimulai dengan menggunakan teknik ABCDE (Airway, breathing, circulation, disability,
exposure)
Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan:
Mempertahankan saluran napas yang paten dengan pemberian oksigen
Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien
Pemasangan infuse
Pemeriksaan kesadaran
Jika dalam keadaan gawat darurat, dapat dilakukan masage jantung
Dalam keadaan stabil dapat dilakukan pemeriksaan radiology seperti foto thorax
Komplikasi Trauma Dada
Perdarahan intra cranial
Kejang
Parese saraf cranial
Meningitis atau abses otak
Infeksi pada luka atau sepsis
Edema cerebri
Timbulnya edema pulmonum neurogenik, akibat peninggian TIK
Kebocoran cairan serobospinal
Nyeri kepala setelah penderita sadar
Komplikasi Trauma Dada
Pencegahan trauma thorax yang efektif adalah dengan cara menghindari faktor
penyebabnya, seperti menghindari terjadinya trauma yang biasanya banyak dialami pada
kasus kecelakaan dan trauma yang terjadi berupa trauma tumpul serta mengindari
kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang biasanya disebabkan
oleh benda tajam ataupun benda tumpul yang menyebabkan keadaan gawat thorax akut
(Patriani, 2012).
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus:
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke IGD Sebuah rumah Sakit oleh tim ambulance
PSC 119 karena mobil yang kendarainya menabrak mobil lain dan terguling, pasien saat
ditemukan berada di posisi pengemudi, pasien mengalami benturan di kepala dan dada.
Pada pemeriksaan breathing didapatkan data saat di auskultasi suara nafas redup atau tidak
terdengar pada sisi yang sakit, saat diperkusi terdapat hipersonor, terdapat peningkatan
JVP, terdapat hematom pada daerah kepala, Tensi : 90/60 mmHg, Nadi; 90x/menit, RR;
26x/menit.
Pengkajian
Identitas Klien
Nama: Tidak Terkaji
Usia: 30 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Suku bangsa: Tidak Terkaji
Diagnosa Medis: Trauma Kepala dan Dada
Riwayat Kesehatan
Klien dibawa ke IGD sebuah rumah sakit oleh tim ambulance PSC 119 karena mobil yang dikendarainya menabrak
mobil lain dan terguling, pasien saat ditemukan berada pada posisi pengemudi, pasien mengalami benturan di kepala
dan dada.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Breathing: Suara nafas redup atau tidak terdengar pada sisi yang sakit, hipersonor, terdapat peningkatan
JVP, terdapat hematom daerah kepala
Tanda-Tanda Vital:
Tensi: 90/60 mmHg
Nadi: 90x/menit
RR: 26x/menit
Diagnosa Keperawatan
Pola napas tidak efektif b/d kerusakan neuromuskular ditandai dengan Auskultasi suara
nafas redup atau tidak terdengar pada sisi yang sakit, Saat diperkusi terdapat hipersonor,
RR: 26x/menit
Gangguan pertukaran gas b/d tekanan dalam darah meningkat ditandai dengan Terdapat
peningkatan JVP, RR: 26x/menit, Tensi : 90/60 mmHg
Perubahan perfusi jaringan serebral b/d hipoksia jaringan ditandai dengan Terdapat
peningkatan JVP, Terdapat hematom pada daerah kepala, Tensi : 90/60 mmHg, Nadi:
90x/menit, RR: 26x/menit
TERIMAKASIH