Anda di halaman 1dari 4

SISTEM SENSORY PERSEPSI

TREND DAN ISSUE SISTEM SENSORY PERSEPSI

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Syahid Amrullah, S.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

MASRAKA SAPUTRA

RIZKA ULLY OKTAVIANI

RONI EFFENDI

SYARIFAH AYU LESTARI

YENI

KELAS : 2A

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2012/2013
PEMBAHASAN
A. DEFINISI 1. TREND
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren
juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat
ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.

2. ISSUE
Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas
faktanya atau buktinya.
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang
krisis.

3. TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN


Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang d.bicarakan banyak
orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak,
trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis
keperawatan.
Saat ini trend dan issu keperawatan yang sedang banyak dibicarakan orang
adalah Aborsi, Eutanasia dan Transplantasi organ manusia, tentunya semua issu
tersebut menyangkut keterkaitan dengan aspek legal dan etis dalam keperawatan.

4. TREND DAN ISSUE PADA SISTEM SENSORY PERSEPSI


Salah satu contoh trend dan issue pada sistem sensory persepsi adalah masalah
halusinasi.
a. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara,
pengelihatan, pengecapan, perabaan, atau penciuman(cook dan fontaine 1987).
Perubahan sensori; halusinasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang
mengalami perubahan pada pola stimulus yang mendekat ( yang diprakarsai secara
internal dan eksternal) disertai dengan suatu pengurangan berlebih-lebiahan atau
kelainan berespons terhadap stimulus (towsend 1998).
Jenis-jenis halusinasi:
1) Halusinasi dengar : klien mendengar bunyi/ suara yang tidak ada hubunganya
dengan stimulus yang nyata/ lingkungan.
2) Halusinasi pengelihatan: klien melihat gambaran yang jelas/ samar terhadap
adanya stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya.
3) Hulusinasi penciuman: klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber
tertentu tanpa stimulus yang nyata.
4) Halusinasi pengecapan; klien merasakan sesuatu yang tidak nyata, biasanya
merasakan rasa makanan yang tidak enak.
5) Halusinasi perabaan: klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus
yang nyata
6) Halusinasi kinestik : klien merasa badannya bergerak dalam suatu ruangan atau
anggota badannya bergerak.
7) Halusinasi visceral : perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.

b. Etiologi
Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien
dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia
dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainnya.
Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan
gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari
berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan
antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi
sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan
individu normal yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik
seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada
pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak diketahui
namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis , psikologis ,
sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan , biologis , pemicu
masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping.

c. Tanda dan Gejala


Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering di dapatkan duduk
terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau bicara
sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan
gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri
tentang halusinasi yang di alaminya (apa yang di lihat, di dengar atau di rasakan).
B. JENIS TERAPI KOMPLEMENTER PADA PENYAKIT GANGGUAN SISTEM
SENSORY PERSEPSI

1. Gurah mata
Gurah Mata dilakukan dengan meneteskan ekstrak herbal tertentu (sudah dikemas
dalam botol praktis) untuk membersihkan mata secara keseluruhan. Kotoran, debu dan
benda asing yang masuk ke mata akan keluar melalui air mata secara alami. Lensa mata
pun akan dibersihkan sehingga menjadi bening kembali. Reaksi gurah mata hanya
berlangsung 3-6 menit, setelah itu mata terasa sangat ringan dan pandangan terasa lebih
terang. Jika setiap hari digunakan, lensa mata yang keruh akibat katarak pun bisa
normal kembali dalam beberapa hari atau beberapa minggu tergantung seberapa parah
katarak yang diderita pasien.
2. Terapi lilin telinga (ear candle)
Terapi dengan menggunakan lilin ini sangat bermanfaat bagi kesehatan,
khususnya pendengaran, dan bisa juga menyembuhkan sejumlah penyakit. Dari sekitar
5.600 pasien yang datang sejak pertengahan 2004 sampai saat ini, diketahui terapi
telinga bisa menyembuhkan penderita tuli, sekaligus mempertajam pendengaran,
vertigo (sakit kepala yang berputar-putar), migrain (sakit kepala sebelah), mengatasi
infeksi telinga tengah (otitis media), penyakit telinga berupa nanah kuning kental
berbau busuk (congek), tinitus (telinga yang berdengung), sinusitis (infeksi di rongga
hidung), serta insomnia (penyakit sulit tidur).

Anda mungkin juga menyukai