Di Susun Oleh :
Ummu Risqa Abidah 1130017004
Devi Kusuma Wardani 1130017020
Ristiany Dwi Anggraeni 1130017021
Firoza Ayu Lestari 1130017022
Nanda Nia Agustin 1130017023
Sutriani Rosalinda 1130017025
Cindy Mora Priszyllia 1130017027
Fasilitator :
Wesiana H.S, S.Kep., Ns., M. Kep.
C. Patofisiologi
Makanan yang adekuat, yang disertai dengan ketidakseimbangan antara
intake dan output yang keluar - masuk dalam tubuh akan menyebabkan
akumulasi timbunan lemak pada jaringan adipose khususnya jaringan
subkuntan. Apabila ini terjadi akan timbul berbagai masalah, diantaranya
timbunan lemak pada area abdomen yang menyebabkan tekanan pada otot-
otot diagfragma meningkat sehingga menggangu jalan nafas, BB yang
berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak
terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongam steroid
yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi
yang berlebihan, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada
tubuh telah mengubah bentuk badannya (Nirwana, 2012).
D. Pathway Obesitas
Obesitas
Koping Gangguan
individu tidak harga diri
Pemasukan efektif
makanan yang
berlebih ke Pola nafas
dalam tubuh tidak efektif
E. Manifestasi Klinis
Dampak yang terjadi obesitas pada anak dengan obesitas cenderung akan
mengalami peningkatan tekanan darah sehingga berpengaruh pada denyut
jantung, sekitar 20-30% anak dengan obesitas menderita hipertensi. Pada
anak obesitas sering dijumpai dengan gejala mengorok.Penyebab tersebut
yakni terjadinya penebalan jaringan lemak di daerah dinding dada perut
sehingga menganggu proses pergerakan dinding dada dan diafrgama,
sehingga terjadi penurunan volume torakal adomen dan menyebabkan beban
kerja otot pernapasan meningkat (Purwanti Heny Nyimas, 2019).
Pada anak-anak Salah satu rumus yang umum digunakan adalah Formula
APLS (Advanced Pediatric Life Support). Beberapa negara yang telah
menggunakan rumus ini adalah Australia, Inggris, Irlandia, India dan
Trinidad.Rumus ini digunakan pada anak-anak berusia 1 sampai 10 tahun.
a. Perhitungan rumus APLS
Estimasi Berat (kg) = 2 x (usia dalam tahun + 4)
Menurut WHO ada beberapa rumus yang bisa digunakan untuk
memperkirakan BB anak:
a. Usia 3-12 bulan
(usia dalam bulan + 9) : 2 = BB ideal (dalam kg)
Contoh:
Bayi berusia 4 bulan akan memiliki BB ideal sebagai berikut:
(4 + 9) : 2 = 6.5 kg
b. Usia 1-6 tahun
(usia dalam tahun x 2) + 8 = BB ideal (dalam kg)
Contoh:
Anak berusia 3 tahun akan memiliki BB ideal sebagai berikut:
(3 x 2) + 8 = 14 kg
c. Usia 7-12 tahun
(usia dalam tahun x 7 - 5) : 2 = BB ideal (dalam kg)
Contoh:
Anak berusia 9 tahun akan memiliki BB ideal sebagai berikut:
(9 x 7 - 5) : 2 = 29 kg
Dimana : berat badan dalam satuan kg, sedangkan tinggi badan dalam
satuan meter.
a. Menghitung dengan NCHS :Pada saat ini, yang paling sering dilakukan
untuk menyatakan indeks tersebut adalah dengan Z-skor atau persentil.
1. Z-skor: deviasi nilai seseorang dari nilai median populasi referensi
dibagI dengan simpangan baku populasi referensi.
2. Persentil: tingkatan posisi seseorang pada distribusi referensi
(WHO/NCHS) yang dijelaskan dengan nilaI seseorang sama atau
lebih besar daripada nilai persentase kelompok populasi.
Z-skor paling sering digunakan. Secara teoritis, Z-skor dapat dihitung
dengan cara berikut :
Nilai IMT yang diukur−Media Nilai IMT (referensi)
Z−Skor =
Standar Deviasi dari Standar /referensi
3. Intervensi Keperawatan
SLKI SDKI
Kode Tujuan dan Kriteria Hasil Kode Intervensi
Tujuan: Setelah dilakukan Intervensi:
intervensi selama 5x24 jam I.03097 Manajemen Berat Badan
diharapkan obesitas dapat Obesrvasi
teratasi dengan kriteria 1. Identifikasi kondisi
sebagai berikut: Kesehatan pasien yang
L.03027 Luaran: Perilaku dapat mempengaruhi
Menurunkan Berat Badan berat badan
1. Menentukan taret berat Terapeutik
badan dalam rentang 1. Hitung berat badan ideal
normal dari skala 4 (cukup pasien
meningkat) menjadi 2 2. Hitung persentasi lemak
(cukup menurun) dan otot pasien
2. Memiliki komitmen pada 3. Fasilitasi target
rencana makan yang sehat membentuk berat badan
dari skala 4 (cukup yang realistis
meningkat) menjadi 2 Edukasi
(cukup menurun) 1. Jelaskan pada keluarga
3. Menghindari makanan dan asupan makanan,
minuman tinggi kalori dari aktifitas fisik, dan
skala 4 (cukup meningkat) penambahan berat badan.
menjadi 2 (cukup 2. Jelaskan pada keluarga
menurun) faktor resiko berat badan
4. Mengontrol porsi makan berlebih
dari skala 4 (cukup
meningkat) menjadi 2
(cukup menurun)
5. Menetapkan latihan rutin
dari skala 4 (cukup
meningkat) menjadi 2
(cukup menurun)
6. Memonitor berat badan
dari skala 4 (cukup
meningkat) menjadi 2
(cukup menurun)
7. Memonitor IMT dari skala
4 (cukup meningkat)
menjadi 2 (cukup
menurun)
Tujuan: Setelah dilakukan Intervensi:
intervensi selama 5x24 jam I.03119 Manajemen Status Nutrisi
diharapkan berat badan Obeservasi
berlebih dapat teratasi dengan 1. Identifikasi status nutrisi
kriteria sebagai berikut: 2. Identifikasi alergi
L.03030 Luaran : Status Nutrisi 3. Identifikasi kebutuhan
1. Frekuensi makan dari nutrisi yang dibutuhkan
skala 2 (cukup memburuk) 4. Monitor asupan makanan
menjadi 4 (cukup 5. Monitor berat badan
membaik). Terapeutik
2. Tebal lipatan kulit trisep 1. Fasilitasi menentukan
dari skala 2 (cukup pedoman diet
memburuk) menjadi 4 2. Berikan makanan tinggi
(cukup membaik). serat untuk mencegah
3. IMT dari skala 2 (cukup konstipasi
memburuk) menjadi 4 Edukasi
(cukup membaik). 1. Ajarkan / berikan posisi
duduk
2. Ajarkan pada keluarga
diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan
Tujuan: Setelah dilakukan Intervensi:
intervensi selama 1x24 jam I.01011 Manajemen Jalan Napas
diharapkan pola napas tidak Observasi:
efektif dapat teratasi dengan 1. Monitor pola napas
kriteria sebagai berikut: (frekuensi, kedalaman,
L.01004 Luaran : Pola Napas usaha napas)
1. Frekuensi pernafasan dari 2. Monitor bunyi napas
skala 2 (cukup memburuk) tambahan (mis. Gurgling,
menjadi 4 (cukup mengi, wheezing, ronkhi
membaik). kering)
2. Pernapasan cuping hidung Terapeutik :
dari skala 2 (cukup 1. Posisikan semi-fowler
memburuk) menjadi 4 atau fowler
(cukup membaik). 2. Berikan minum hangat
3. Kedalaman inspirasi dari 3. Lakukan fisioterapi dada,
skala 2 (cukup memburuk) jika perlu
menjadi 4 (cukup 4. Berikan oksigen jika perlu
membaik).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah
dibuat atau direncanakan.
5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan pasien dalam mencapaitujuan yang disesuaikan dengan
kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
Evaluasi yang diharapkan:
1. Obesitas dapat berkurang.
2. Berat badan berlebih dapat teratasi.
3. Ketidakefektifan pola napas dapat teratasi.
BAB 3
LAPORAN KASUS
KASUS SEMU
Seorang anak perempuan bernama An. K berusia 8 tahun dibawa
ke rumah sakit Darmo oleh orang tuanya karena sesak napas saat
melakukan aktivitas sejak 2 hari yang lalu dan berat badan semakin
bertambah. Setelah dilakukan anamnase diketahui An. K memiliki
kebiasaan mengemil makanan yang berlebihan, suka makan makanan yang
berlemak dan bersantan, dan tidak menyukai sayur-sayuran. Ibu pasien
juga mengatakan pasien malas bermain dengan teman sebayanya dan lebih
senang melihat TV sambil nyemil. Hasil pemeriksaan didapatkan TD:
110/80mmHg, Nadi: 90x/menit, Suhu: 370C, RR: 25x/menit, BB: 45 Kg,
TB: 115cm.
2. ANALISA DATA
Tanggal/jam Data fokus Etiologi Problem
24 Maret DS: Obesitas Kategori:
2021 /08.00 - Ibu pasien Fisiologi
WIB mengatakan An. Sub kategori :
K sesak napas Respirasi
saat melakukan Kode: D.0005
aktivitas Masalah :
Pola napas tidak
DO: efektif
- Terdapat Definisi:
pernafas cuping Inspirasi dan atau
hidung ekspirasi yang
- Anak tampak tidak memberikan
lemas dan tidak ventilasi adekuat.
bersemangat
- Nadi: 90 x/menit
- RR: 25 x/ menit
- Suhu : 370C
- BB : 45 kg
- TB: 115 cm
24 Maret 2021 DS: Gangguan Kategori:
/10.00 WIB - Ibu pasien kebiasaan makan Fisiologi
mengatakan An. Sub kategori :
K suka Nutrisi dan Cairan
memakan- Kode: D.0030
makan yang Masalah :
berlemak, Obesitas
bersantan dan Definisi:
tidak menyukai Akumulasi lemak
sayur-sayuran berlebih atau
DO: abnormal yang
- Tubuh An. K tidak sesuai
tampak berlipat- dengan usia dan
lipat jenis kelamin,
- Nadi: 90x/menit serta melampaui
- RR : 25 x/ menit kondisi berat
- Suhu :37 0C badan lebih
- BB : 45 kg (overweight).
- Tb: 115 cm
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan obesitas.
b. Obesitas berhungan dengan gangguan kebiasaan makan.
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
2. 25 07.05 1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, Tanggal: 25 Maret 2021 Ns. Cindy
Maret usaha napas) Jam: 20.00
2021 R/ Frekuensi napas An. K 23x/menit. Tidak ada
pernapasan cuping hidung. Tampak tenang. S:
2. Memberikan oksigen - An. K mengatakan sudah tidak
R/ Mempertahankan kebutuhan oksigen nasal merasakan sesak
kanul dosis 4 lpm. - Ibu klien mengatakan An. K enggan
3. Memposisikan semi-fowler melakukan aktivitas fisik ringan yang
R/ Mempertahankan An. K pada posisi semi- dianjurkan
fowler. An. K berkata sesak sudah berkurang
O:
09.10 4. Menghitung berat badan ideal pasien - Klien tampak tenang Ns. Cindy
R/ Hasil IMT= 45/(1,15 x 1,15) = 34 (obesitas) - Tidak ada pernapasan cuping hidung
5. Menghitung presentasi lemak dan otot pasien - TD: 100/70 mm/Hg
R/ R/ TLK triceps P > 85. Presentasi lemak: - RR: 21 x/menit
(1,20 x 34) + (0,23 x 8)= 37,24% (obesitas) - S: 37oC
- N: 90 x/menit
12.00 6. Memfasilitasi target membentuk berat badan - IMT: 34 (obesitas) Ns. Cindy
yang realistis - TLK >85
R/ Memfasilitasi klien aktivitas fisik ringan - Presentasi lemak: 37,24%
dengan bantuan perawat. Klien tampak enggan
mengikuti instruksi perawat. A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan pada
18.10 7. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, 1. Memonitor pola napas (frekuensi, Ns. Linda
usaha napas) kedalaman, usaha napas)
R/ Frekuensi napas An. K 21x/menit. Tidak ada 2. Memfasilitasi target membentuk
pernapasan cuping hidung. Tampak tenang. berat badan yang realistis
8. Menjelaskan pada keluarga asupan makanan, 3. Menjelaskan pada keluarga asupan
aktifitas fisik, dan penambahan berat badan makanan, aktifitas fisik, dan
R/ Ibu klien memahami HE yang diberikan penambahan berat badan
oleh perawat
9. Menjelaskan pada keluarga faktor resiko berat
badan berlebih
R/ Ibu klien memahami HE yang diberikan
oleh perawat
3. 26 07.10 1. Memfasilitasi target membentuk berat badan Tanggal: 25 Maret 2021 Ns. Devi
Maret yang realistis Jam: 13.10
2021 R/ An. K ada keinginan melakukan aktivitas
fisik ringan. Mampu mengikuti interuksi S:
perawat dibantu dengan keluarga - Ibu klien mengatakan An. K mampu
2. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, melakukan aktivitas fisik ringan yang
usaha napas) dianjurkan
R/ Frekuensi napas setelah latihan fisik An. K
21x/menit. Tidak ada pernapasan cuping O:
hidung. Tampak tenang. - Klien tampak tenang
- Klien tampak antusias mengikuti
09.00 3. Menjelaskan pada keluarga asupan makanan, instruksi perawat melakukan aktifitas Ns. Devi
aktifitas fisik, dan penambahan berat badan fisik
R/ Ibu klien memahami HE yang diberikan - TD: 100/70 mm/Hg
oleh perawat - RR: 21 x/menit
- S: 37oC
- N: 90 x/menit
- IMT: 34 (obesitas)
- TLK >85
- Presentasi lemak: 37,24%
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Purwanti. H. N & dkk. 2019. Hubungan Kompetensi Ibu, Aktivitas Fisik, Dan
Konsumsi Junk Food Dengan Kejadian Obesitas Pada Balita. Journal of
Telenursing (JOTING), 1 (1), 119-130.