Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

PRA PROFESI STASE KEPERAWATAN ANAK DAN MATERNITAS


GANGGUAN NUTRISI PADA ANAK “OBESITAS”

Di Susun Oleh :
Ummu Risqa Abidah 1130017004
Devi Kusuma Wardani 1130017020
Ristiany Dwi Anggraeni 1130017021
Firoza Ayu Lestari 1130017022
Nanda Nia Agustin 1130017023
Sutriani Rosalinda 1130017025
Cindy Mora Priszyllia 1130017027

Fasilitator :
Wesiana H.S, S.Kep., Ns., M. Kep.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNUVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Obesitas
Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibagi menjadi 2 bentuk yaitu
obesitas viseral dan obesitas perifer (Mccance et al, 2014). Obesitas viseral
atau yang biasa di sebut dengan obesitas intra-abdominal sentral atau
maskulin terjadi jika distribusi lemak terlokalisasi pada bagian perutatau
bagian atas tubuh. Sedangkan obesitas perifer terjadi ketika distribusi lemak
tubuh terlokasi pada bagian bawah tubuh seperti pinggul dan paha (Nirwana,
2012).
Obesitas didefiniskan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai
dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Salah satu
penyebabnya adalah perilaku yang menetap itu biasanya berupa menonton
televisi dan bermain game hingga berjam-jam. Pola hidup keseharian yang
kurang aktif tersebut membuat banyak lemak tertimbun dijaringan lemak
tubuh. Walaupun penumpukan lemak tubuh ini tidak baik, tetapi lemak tetap
diperlukan dalam jumlah tertentu (Kadek Hartini, 2014).
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat
akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan.
Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh
seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya, maka ukuran sel
lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak.
Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan
metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik
spesifik. Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan
penyakit ini. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu
keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di
jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Nirwana, 2012).
B. Etiologi

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori yang lebih


banyak dari yang diperlukan oleh tubuh/pemasukan makan yang berlebihan ke
dalam tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan
pembakaran kalori ini masih belum jelas.

Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak


kilokalori yang masuk melalui makanan daripada yang digunakan untuk
menunjang kebutuhan energi tubuh, dengan kelebihan energi tersebut
disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak (Sherwood, 2012).

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:


a. Faktor Genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. Selain faktor genetik pada keluarga, gaya hidup dan kebiasaan
mengkonsumsi makanan tertentu dapat mendorong terjadinya obesitas.
Penelitian menunjukkan bahwa rerata faktor genetik memberikan
pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan, termasuk perilaku atau gaya hidup juga memegang peranan
yang cukup berarti terhadap kejadian obesitas.
c. Faktor Psikis.
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif
(Farida, 2009). Ada dua pola makan abnormal yang dapat menjadi
penyebab obesitas, yaitu makan dalam jumlah sangat banyak dan makan di
malam hari (Shils, 2006).
d. Faktor Kesehatan.
Terdapat beberapa kelainan kongenital dan kelainan neuroendokrin yang
dapat menyebabkan obesitas, diantaranya adalah Down Syndrome,
Cushing Syndrome, kelainan hipotalamus, hipotiroid.
e. Faktor Obat-obatan.
Obat-obatan merupakan sumber penyebab signifikan dari terjadinya
overweight dan obesitas. Obat-obat tersebut diantaranya adalah golongan
steroid, antidiabetik, antihistamin, antihipertensi, protease inhibitor (Shils,
2006). Penggunaan obat antidiabetes (insulin, sulfonylurea,
thiazolidinepines), glukokortikoid, agen psikotropik, mood stabilizers
(lithium), antidepresan (tricyclics, monoamine oxidase inibitors,
paroxetine, mirtazapine) dapat menimbulkan penambahan berat badan.
Selain itu, Insulin-secreting tumors juga dapat menimbulkan keinginan
makan berlebihan sehingga menimbulkan obesitas.
f. Faktor Perkembangan.
Penambahan ukuran, jumlah sel-sel lemak, atau keduanya, terutama yang
terjadi pada pada penderita di masa kanak-kanaknya dapat memiliki sel
lemak sampai lima kali lebih banyak dibandingkan orang yang berat
badannya normal.
g. Aktivitas Fisik.
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab
utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas pada masyarakat. Orang
yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang
cenderung mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan
aktivitas fisik yang seimbang akan mengalami obesitas.

C. Patofisiologi
Makanan yang adekuat, yang disertai dengan ketidakseimbangan antara
intake dan output yang keluar - masuk dalam tubuh akan menyebabkan
akumulasi timbunan lemak pada jaringan adipose khususnya jaringan
subkuntan. Apabila ini terjadi akan timbul berbagai masalah, diantaranya
timbunan lemak pada area abdomen yang menyebabkan tekanan pada otot-
otot diagfragma meningkat sehingga menggangu jalan nafas, BB yang
berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak
terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongam steroid
yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi
yang berlebihan, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada
tubuh telah mengubah bentuk badannya (Nirwana, 2012).
D. Pathway Obesitas

Masukan energi Penggunaan Faktor


Faktor
yang melebihi kalori yang kesehatan dan
predisposisi
dari kebutuhan kurang dan lingkungan
tubuh faktor
perkembangan

Pembesaran dan penambahan


jumlah sel lemak

Obesitas

Pemasukan Berat badan Penimbunan


makanan yang meningkat lemak berlebih
berlebih ke dibawah
dalam tubuh diafragma dan
didalam dinding
dada
Keterbatasan Perubahan
Aktivitas Penampilan
Fisik

Intoleransi Menekan paru-paru


Aktivitas

Koping Gangguan
individu tidak harga diri
Pemasukan efektif
makanan yang
berlebih ke Pola nafas
dalam tubuh tidak efektif
E. Manifestasi Klinis
Dampak yang terjadi obesitas pada anak dengan obesitas cenderung akan
mengalami peningkatan tekanan darah sehingga berpengaruh pada denyut
jantung, sekitar 20-30% anak dengan obesitas menderita hipertensi. Pada
anak obesitas sering dijumpai dengan gejala mengorok.Penyebab tersebut
yakni terjadinya penebalan jaringan lemak di daerah dinding dada perut
sehingga menganggu proses pergerakan dinding dada dan diafrgama,
sehingga terjadi penurunan volume torakal adomen dan menyebabkan beban
kerja otot pernapasan meningkat (Purwanti Heny Nyimas, 2019).
Pada anak-anak Salah satu rumus yang umum digunakan adalah Formula
APLS (Advanced Pediatric Life Support). Beberapa negara yang telah
menggunakan rumus ini adalah Australia, Inggris, Irlandia, India dan
Trinidad.Rumus ini digunakan pada anak-anak berusia 1 sampai 10 tahun.
a. Perhitungan rumus APLS
Estimasi Berat (kg) = 2 x (usia dalam tahun + 4)
Menurut WHO ada beberapa rumus yang bisa digunakan untuk
memperkirakan BB anak:
a. Usia 3-12 bulan
(usia dalam bulan + 9) : 2 = BB ideal (dalam kg)
Contoh:
Bayi berusia 4 bulan akan memiliki BB ideal sebagai berikut:
(4 + 9) : 2 = 6.5 kg
b. Usia 1-6 tahun
(usia dalam tahun x 2) + 8 = BB ideal (dalam kg)
Contoh:
Anak berusia 3 tahun akan memiliki BB ideal sebagai berikut:
(3 x 2) + 8 = 14 kg
c. Usia 7-12 tahun
(usia dalam tahun x 7 - 5) : 2 = BB ideal (dalam kg)
Contoh:
Anak berusia 9 tahun akan memiliki BB ideal sebagai berikut:
(9 x 7 - 5) : 2 = 29 kg
Dimana : berat badan dalam satuan kg, sedangkan tinggi badan dalam
satuan meter.
a. Menghitung dengan NCHS :Pada saat ini, yang paling sering dilakukan
untuk menyatakan indeks tersebut adalah dengan Z-skor atau persentil.
1. Z-skor: deviasi nilai seseorang dari nilai median populasi referensi
dibagI dengan simpangan baku populasi referensi.
2. Persentil: tingkatan posisi seseorang pada distribusi referensi
(WHO/NCHS) yang dijelaskan dengan nilaI seseorang sama atau
lebih besar daripada nilai persentase kelompok populasi.
Z-skor paling sering digunakan. Secara teoritis, Z-skor dapat dihitung
dengan cara berikut :
Nilai IMT yang diukur−Media Nilai IMT (referensi)
Z−Skor =
Standar Deviasi dari Standar /referensi

Tabel 1. Klasifikasi IMT menurut WHO


Nilai Z-skor Klasifikasi
z-skor ≥ +2 Gemuk
-2 ≤ z-skor < +2 Normal
-3 ≤ z-skor < -2 Kurus
z-skor < -3 Sangat kurus

Tabel 2. Klasifikasi IMT menurut Kemenkes


RI 2010 untuk anak usia 0-60 bulan
Nilai Z-skor Klasifikasi
z-Skor ≥ +2 Overweight (kelebihan
berat badan atau gemuk)
-2 ≤ z-skor < +2 Normal
-3 ≤ z-skor < -2 Kurus
z-skor < -3 Sangat kurus

Tabel 3. Klasifikasi IMT menurut Kemenkes


RI 2010 untuk anak usia 5-18 tahun
Nilai Z-skor Klasifikasi
z-skor ≥ +2 Obesitas
+1 ≤ z-skor < +2 Gemuk
-2 ≤ z-skor < +1 Normal
-3 ≤ z-skor < -2 Kurus
z-skor <-3 Sangat Kurus

a. KMS (Kartu Menuju Sehat)

Cara mengetahui apakah anak tersebut mengalami Obesitas atau tidak


yaitu dengan cara :
1. Dibawah garis merah menunjukkan anak anda mengalami kurang
gizi sedang hingga berat.
2. Terletak di daerah dua pita warna kuning (di atas garis merah), hal ini
menunjukkan anak tersebut mengalami kurang gizi ringan.
3. Dua pita warna hijau muda dan dua warna hijau tua di atas pita
kuning, menunjukkan anak anda memiliki berat badan cukup atau
status gizi baik atau normal.
4. Empat pita di atas pita warna hijau tua (2 pita warna hijau muda
ditambah 2 pita warna kuning), menunjukkan anak anda memiliki
berat badan yang lebih di atas normal.

F. Menentukan Status Gizi


Penilaian status gizi anak di fasilitas kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit,
dan lain-lain), tidak didasarkan pada Berat Badan anak menurut Umur
(BB/U). Pemeriksaan BB/U dilakukan untuk memantau berat badan anak,
sekaligus untuk melakukan deteksi dini anak yang kurang gizi (gizi kurang
dan gizi buruk). Pemantauan berat badan anak dapat dilakukan di masyarakat
atau di sarana pelayanan kesehatan, dalam bentuk kegiatan pemantauan
Tumbuh Kembang Anak dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat),
yang dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan.
Status gizi anak <2 tahun ditentukan dengan menggunakan tabel Berat Badan
menurut Panjang Badan (BB/PB), sedangkan anak umur >2 tahun ditentukan
dengan menggunakan tabel Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).
G. Komplikasi
Mortalitas yang berkaitan dengan obesitas, terutama obesitas apple shaped,
sangat erat hubungannya dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik
merupakan satu kelompok kelainan metabolik selain obesitas, meliputi
resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa, abnormalitas lipid dan
hemostasis, disfungsi endotel dan hipertensi yang kesemuanya secara sendiri-
sendiri atau bersama-sama merupakan faktor resiko terjadinya aterosklerosis
dengan manifestasi penyakit jantung koroner dan stroke. Mekanisme dasar
bagaimana komponen-komponen sindrom metabolik ini dapat terjadi pada
seseorang dengan obesitas apple shaped dan bagaimana komponen-
komponen ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan vaskular, hingga saat
ini masih dalam penelitian.
H. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan
obesitas dewasa. Karena tujuannya hanya mengambat laju kenaikan berat
badan yang pesat tersebut dan tidak boleh diit terlalu ketat. Sehingga
pengaturan diitnya harus dipertimbangkan bahwa anak masih masih dalam
masa pertumbuhan sesuai tingkat pertumbuhan pada usia anak tersebut.
Disamping itu pengobatan obesitas pada anak sering gagal. Kecuali
mendapat dukungan dari seluruh keluarga. Olahraga/aktifitas tubuh yang
teratur sangat penting dalam upaya pelaksanaan obesitas pada anak ini
Pada prinsipnya, pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki faktor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuh
maupun faktor kejiwaan.
2. Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya pengurusan badan.
Sedangkan orang tua bayi/anak yang obesitas harus dimotivasi tenteng
pentingnya memperlambat kenaikan berat badan bayi/anaknya.
3. Memberikan diit rendah kalori yang seimbang untuk menghambat
kenaikan berat badan. Kemudian membimbing pengaturan makanan
yang sesuai untuk mempertahankan gizi yang ideal sesuai dengan
pertumbuhan anak. Ditambahkan ula vitamin dan mineral.
4. Menganjurkan penderita untuk olahraga yang teratur/anak bermain
secara aktif, sehingga banyak energi yang digunakan.
Baik terapi diet maupun psikoterapi harus diberikan pada seluruh
keluarga. Sehingga seluruh keluarga seolah-olah turut serta dalam usaha
pencapaian berat badan ideal tersebut.
Cara pengaturan diitnya adalah sebagai berikut :
1. Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi bukan untuk
menurunkan berat badannya seperti pada obesitas dewasa. Tetapi
memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya. Bayi diberikan
diet sesuai dengan kebutuhan normal untuk pertumbuhan, yaitu 110
kkal/kg. BB/hari untuk bayi kurang dari 6 bulan dan 90 kkal/kg.
BB/hari untuk bayi lebih dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus
dikurangi dengan cara diselingi dengan air tawar. Tidak dianjurkan
memberikan susu yang diencerkan, susu rendah/tanpa lemak.
Disamping itu kita anjurkan pada ibunya agar anak tidak digendong
saja, tetapi dibiarkan melakukan aktifitas.
2. Pada anak prasekolah yang mengalami obesitas, kenaikan berat
badannya harus diperlambat, dengan memberikan diet seimbang 60
kkal/kg. BB/hari. Atau bisa juga dari makanan keluarga dengan porsi
kecil dan menghindari makanan yang mengandung kalori tinggi.
Selain itu kita harus mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik
dan mencegah menonton TV berlebian.
3. Pada anak usia sekolah (prapubertas) yang obesitas, kita berusaha
mempertahankan berat badan dan menaikkan tinggi badannya. Diet
yang diberikan sekitar 1200 kkal/hari atau sekitar 60 kkal/kg.
BB/hari. Mendorong anak melakukan aktifitas 1200 kkal/hari atau
sekitar 60 kkal/kg. BB/hari, Mendorong anak melakukan aktifitas
fisik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Tidak boleh
menonton TV terlalu lama, lebih-lebih kalau disertai makan
makanan yang berkalori tinggi. Mengorganisir kelompok
olahraga/rekreasi, agar anak lebih aktif.
4. Pada obesitas dewasa, kita harus menurunkan berat badan untuk
mencapai berat badan yang diharapkan sesuai dengan tinggi
badannya. Diet yang diberikan sekitar 850 kkal/hari. Atau kalau
ingin menurunkan berat badan 500 gram/minggu, kurangi kalorinya
500 kkal/hari. Selain itu anak harus didorong untuk melakukan
aktifitas, baik sendiri-sendiri maupun secara berkelompok.
Mendorong anak agar mau melakukan interaksi dengan teman-
temannya
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN OBESITAS
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor
register.
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
2. Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari
pasien yang pernah menderita obesitas
3. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara
keluarga yang mengalami penyakit serupa atau memicu
4. Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial ,
ketaatan beribadah , kepercayaan
c. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada
tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi
jantung.
2. Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan
kesulitan napas
3. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan,
mimisan.
4. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan
keluhan sakit pinggang.
5. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan
dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur
atau tidak.
6. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya
pembesaran kelenjar getah bening
d. Pemeriksaan penunjang Analisis diet, laboratoris, radiologi,
ekokardiografi dan test fungsi paru (jika ada tanda-tanda kelainan).
e. Pemeriksaan antropometri : Pengukuran berat badan (BB)
dibandingkan berat badan ideal (BBI) adalah berat badan menurut
tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB>120% BB ideal.
Rumus Broca
Berat badan ideal berdasarkan rumus Broca adalah sebagai berikut:
Berat badan ideal = (TB-100) – (TB-100)x10%
Dari perhitungan rumus tersebut, jika berat badan seseorang melebihi
angka 15% dari berat badan normal (TB-100), maka ia dapat
dikategorikan dalam tingkat kegemukan (obese).
f. Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P ≥ 95
kurva IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO.
Metode Indeks Massa Tubuh (IMT)
Metode IMT sangat cocok bagi orang-rang yang ingin mengetahui
berat badannya ditinjau dari segi kesehatan. Keuntungan utama dari
penggunaan IMT adalah praktis, obyektif, dan mempunyai nilai
biologis.

Berdasarkan usia anak, hasil perhitungan nilai IMT dibagi menjadi


empat kategori berikut :
1) IMT dibawah persentil 5 disebut kekurangan berat badan (underweight)
2) IMT diantara persentil 5-85 disebut normal (normal weight)
3) IMT diantara persentil 85-95 disebut memiliki risiko kelebihan berat
badan (at risk of overweight)
4) IMT diatas persentil 95 disebut kelebihan berat badan (overwight),
Cara pintar mengatasi kegemukan anak
a) Pengukuran lemak subkutan dengan mengkur skinfold thicness (tebal
lipatan kulit/ TLK). Obesitas bila TLK triceps P > 85.
b) Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri,
hidrometri.
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Obesitas b.d penambahan berat badan bertambah cepat.
2. Berat badan berlebih
3. Pola napas tidak efektif b.d posisi tubuh yang menghambat ekspansi
paru.

Kode Diagnosa Keperawatan


Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
D.0030 Diagnosa: Obesitas
Definisi:
Akumulasi lemak atau abnormal yang tidak sesuai sesuai
dengan usia dan jenis kelamin, serta melampaui kondisi
berat badan lebih (overweight).
Penyebab:
1. Kurang aktifitas fisik harian
2. Factor keturunan
3. Asupan kalsium rendah pada anak-anak
4. Penggunaan makanan campuran atau makanan
formula pada bayi
Gejala dan Tanda Mayor:
Objektif : IMT >27 kg/m2 (pada dewasa) atau lebih dari
presentil ke 95 untuk usia dan jenis kelamin (pada anak)
Gejala dan Tanda Minor:
Objektif : Tebal lipatan kulit trisep >25 mm
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
D.0030 Diagnosa: Berat badan berlebih
Definisi:
Akumulasi lemak atau abnormal yang tidak sesuai sesuai
dengan usia dan jenis kelamin.
Penyebab:
1. Kurang aktifitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Factor keturunan
4. Penggunaan makanan campuran atau makanan
formula pada bayi
5. Asupan kalsium rendah pada anak-anak
Gejala dan Tanda Mayor:
Objektif : IMT >25 kg/m2 (pada dewasa) atau lebih dari
presentil ke 95 (pada anak <2 tahun) atau IMT pada presentil
ke 85-95 (pada anak 2-18 tahun)
Gejala dan Tanda Minor:
Objektif : Tebal lipatan kulit trisep >25 mm
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
D.0030 Diagnosa: Pola napas tidak efektif
Definisi:
Inspirasi dan/atau ekspansi yang tidak memberikan adekuat.
Penyebab:
1. Obesitas
2. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
Gejala dan Tanda Mayor:
Subjektif : Dispnea
Objektif : Penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi
memanjang, pola napas abnormal
Gejala dan Tanda Minor:
Subjektif : Ortopnea
Objektif : Pernapasan cuping hidung, tekanan ekspirasi dan
inspirasi menurun

3. Intervensi Keperawatan

SLKI SDKI
Kode Tujuan dan Kriteria Hasil Kode Intervensi
Tujuan: Setelah dilakukan Intervensi:
intervensi selama 5x24 jam I.03097 Manajemen Berat Badan
diharapkan obesitas dapat Obesrvasi
teratasi dengan kriteria 1. Identifikasi kondisi
sebagai berikut: Kesehatan pasien yang
L.03027 Luaran: Perilaku dapat mempengaruhi
Menurunkan Berat Badan berat badan
1. Menentukan taret berat Terapeutik
badan dalam rentang 1. Hitung berat badan ideal
normal dari skala 4 (cukup pasien
meningkat) menjadi 2 2. Hitung persentasi lemak
(cukup menurun) dan otot pasien
2. Memiliki komitmen pada 3. Fasilitasi target
rencana makan yang sehat membentuk berat badan
dari skala 4 (cukup yang realistis
meningkat) menjadi 2 Edukasi
(cukup menurun) 1. Jelaskan pada keluarga
3. Menghindari makanan dan asupan makanan,
minuman tinggi kalori dari aktifitas fisik, dan
skala 4 (cukup meningkat) penambahan berat badan.
menjadi 2 (cukup 2. Jelaskan pada keluarga
menurun) faktor resiko berat badan
4. Mengontrol porsi makan berlebih
dari skala 4 (cukup
meningkat) menjadi 2
(cukup menurun)
5. Menetapkan latihan rutin
dari skala 4 (cukup
meningkat) menjadi 2
(cukup menurun)
6. Memonitor berat badan
dari skala 4 (cukup
meningkat) menjadi 2
(cukup menurun)
7. Memonitor IMT dari skala
4 (cukup meningkat)
menjadi 2 (cukup
menurun)
Tujuan: Setelah dilakukan Intervensi:
intervensi selama 5x24 jam I.03119 Manajemen Status Nutrisi
diharapkan berat badan Obeservasi
berlebih dapat teratasi dengan 1. Identifikasi status nutrisi
kriteria sebagai berikut: 2. Identifikasi alergi
L.03030 Luaran : Status Nutrisi 3. Identifikasi kebutuhan
1. Frekuensi makan dari nutrisi yang dibutuhkan
skala 2 (cukup memburuk) 4. Monitor asupan makanan
menjadi 4 (cukup 5. Monitor berat badan
membaik). Terapeutik
2. Tebal lipatan kulit trisep 1. Fasilitasi menentukan
dari skala 2 (cukup pedoman diet
memburuk) menjadi 4 2. Berikan makanan tinggi
(cukup membaik). serat untuk mencegah
3. IMT dari skala 2 (cukup konstipasi
memburuk) menjadi 4 Edukasi
(cukup membaik). 1. Ajarkan / berikan posisi
duduk
2. Ajarkan pada keluarga
diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan
Tujuan: Setelah dilakukan Intervensi:
intervensi selama 1x24 jam I.01011 Manajemen Jalan Napas
diharapkan pola napas tidak Observasi:
efektif dapat teratasi dengan 1. Monitor pola napas
kriteria sebagai berikut: (frekuensi, kedalaman,
L.01004 Luaran : Pola Napas usaha napas)
1. Frekuensi pernafasan dari 2. Monitor bunyi napas
skala 2 (cukup memburuk) tambahan (mis. Gurgling,
menjadi 4 (cukup mengi, wheezing, ronkhi
membaik). kering)
2. Pernapasan cuping hidung Terapeutik :
dari skala 2 (cukup 1. Posisikan semi-fowler
memburuk) menjadi 4 atau fowler
(cukup membaik). 2. Berikan minum hangat
3. Kedalaman inspirasi dari 3. Lakukan fisioterapi dada,
skala 2 (cukup memburuk) jika perlu
menjadi 4 (cukup 4. Berikan oksigen jika perlu
membaik).

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah
dibuat atau direncanakan.
5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan pasien dalam mencapaitujuan yang disesuaikan dengan
kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
Evaluasi yang diharapkan:
1. Obesitas dapat berkurang.
2. Berat badan berlebih dapat teratasi.
3. Ketidakefektifan pola napas dapat teratasi.
BAB 3
LAPORAN KASUS
KASUS SEMU
Seorang anak perempuan bernama An. K berusia 8 tahun dibawa
ke rumah sakit Darmo oleh orang tuanya karena sesak napas saat
melakukan aktivitas sejak 2 hari yang lalu dan berat badan semakin
bertambah. Setelah dilakukan anamnase diketahui An. K memiliki
kebiasaan mengemil makanan yang berlebihan, suka makan makanan yang
berlemak dan bersantan, dan tidak menyukai sayur-sayuran. Ibu pasien
juga mengatakan pasien malas bermain dengan teman sebayanya dan lebih
senang melihat TV sambil nyemil. Hasil pemeriksaan didapatkan TD:
110/80mmHg, Nadi: 90x/menit, Suhu: 370C, RR: 25x/menit, BB: 45 Kg,
TB: 115cm.

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Nama : An. K
Umur : 8 Tahun
Tanggal Lahir : 24 Juni 2013
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 45 Kg
Panjang Badan : 115 Cm
b. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. R Nama Ayah : Tn. R
Umur : 32 Thn Umur : 35 Thn
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Surabaya
c. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan An. K mengalami sesak napas saat melakukan
aktivitas sejak 2 hari yang lalu.
d. Riwayat Penyakit Sekarang
An. K datang ke rumah sakit Darmo pada tanggal 10 April 2021 pada
pukul 07.00 WIB bersama orangtuanya, Ibu pasien mengatakan An. K
mengalami sesak napas saat melakukan aktivitas sejak 2 hari yang lalu
dan berat badan semakin bertambah. Hasil pemeriksaan didapatkan TD:
110/80mmHg, Nadi: 90x/menit, Suhu: 370C, RR: 25x/menit, BB: 45 Kg,
TB: 115cm.
e. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran
1. Pranatal
Ibu pasien mengatakan bahwa pada saat hamil rutin melakukan
pemeriksaan setiap bulan di Rumah Sakit terdekat dan ibu pasien juga
minum vitamin yang sudah diberikan oleh bidan sampai dengan usia
kehamilan 9 bulan.
2. Intranatal
Ibu pasien mengatakan bahwa melahirkan An. K pada tanggal 24 Juni
2013 pukul 04.00 WIB di Rumah Sakit Bunda jenis persalinan secara
spontan dengan usia kehamilan 37 minggu, KPP - , ketuban jernih,
pada saat melahirkan dan setelah melahirkan tidak terjadi komplikasi.
3. Pascanatal
Ibu pasien mengatakan melahirkan An. K secara normal, tidak ada
gangguan apapun dengan berat badan 3300g panjang badan 50cm,
lingkar kepala 31 cm, APGAR Score 10.
f. Riwayat Penyakit Terdahulu
1. Penyakit Masa Kecil
Ibu pasien mengatakan masa kecil pasien tidak memiliki penyakit
kronis, tetapi pasien rentan terkena batuk.
2. Riwayat MRS
Ibu pasien mengatakan tidak pernah MRS sebelumnya
3. Riwayat Pemakaian Obat
Ibu pasien mengatakan bahwa An.K jika sakit di beri obat yaitu
anakonidin dan sanmol
4. Tidakan Operasi
Ibu pasien mengatakan bahwa An. K tidak pernah dilakukan tindakan
operasi
5. Alergi
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah alergi apapun mulai
dari ASI, susu formula,sayur dan ikan.
6. Kecelakaan
Ibu pasien mengatakan bahwa tidak pernah kecelakaan atau jatuh
7. Imunisasi
Ibu pasien mengatakan imunisasi pada anaknya lengkap pada usia 6
tahun ini
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
keluarga yang menurun, menular dan menahun.
h. Riwayat Sosial
1. Mengasuh anak
Diasuh oleh orang tua sendiri
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Sebagai anak ke 2 dari 2 bersaudara
3. Hubungan dengan teman sebaya
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien malas bermain dengan teman
sebayanya dan lebih suka melihat TV.
4. Pembawaan umum
Pasien tidak rewel dan pasien kurang aktif.
i. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Nutrisi
a. Kebiasaan Sehari-hari
Ibu pasien mengatakan pasien makan 3kali sehari dengan porsi
biasa
b. Saat Sekarang
Ibu pasien mengatakan pasien makan lebih dari 3 kali sehari
dengan porsi banyak dan kadang-kadang ditambah dengan
makanan ringan, pasien selalu ingin ngemil.
2. Pola Eliminasi
a. Kebiasaan Sehari-hari
Ibu pasien mengatakan BAB dan BAK normal
b. Saat Sekarang
Ibu pasien mengatakan pasien BAB dan BAK normal
3. Pola Istirahat Tidur
Ibu pasien mengatakan pasien tidur 9jam perhari, sesudah mengalami
berat badan berlebih pasien sering mengantuk dan memperbanyak
tidur.
4. Pola Aktivitas
a. Kebiasaan Sehari-hari
Ibu pasien mengatakan pasien dalam menjalankan aktivitas
mengalami keluhan atau hambatan.
b. Saat Sekarang
Ibu pasien mengatakan pasien sering mengalami hambatan dan
sering capek, malas, dengan berat badan yang berlebihan
j. Pengkajian Resiko Sosial-Spiritual
1. Psikologi
Ibu pasien mengatakan pasien dapat menerima dengan keadaan yang
dialami sekarang dan merasa enjoy atas apa yang dianugrahkan meski
terkadang merasa minder.
2. Sosial
Ibu pasien mengatakan pasien berinteraksi dan bergaul dengan
lingkungannya dengan baik dapat menerima dan diterima oleh orang
lain.
3. Spiriktual
Ibu pasien mengatakan pasien dalam kondisi dengan badan yang
berlebih pasien masih tetap aktif melakukan ibadah.
k. Pemeriksaan Fisik
1. Vital sign
Nadi : 90x/menit
RR: 25 x/ menit
Suhu : 370C
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan :115 cm
2. Keadaan umum
Baik, dan Normal
3. Pemeriksaan head to toe
a. Kulit : warna sawo matang, agak banyak lipatan pada kaki, tangan,
perut, dan leher.
b. Kepala : rambut pendek dan bersih
c. Telinga : bersih tidak ada serumen
d. Mata : bersih tidak ada anemis
e. Mulut : bersih dan gigi normal
f. Dada : normal atau simetris
g. Abdomen : normal tapi ada lipatan

2. ANALISA DATA
Tanggal/jam Data fokus Etiologi Problem
24 Maret DS: Obesitas Kategori:
2021 /08.00 - Ibu pasien Fisiologi
WIB mengatakan An. Sub kategori :
K sesak napas Respirasi
saat melakukan Kode: D.0005
aktivitas Masalah :
Pola napas tidak
DO: efektif
- Terdapat Definisi:
pernafas cuping Inspirasi dan atau
hidung ekspirasi yang
- Anak tampak tidak memberikan
lemas dan tidak ventilasi adekuat.
bersemangat
- Nadi: 90 x/menit
- RR: 25 x/ menit
- Suhu : 370C
- BB : 45 kg
- TB: 115 cm
24 Maret 2021 DS: Gangguan Kategori:
/10.00 WIB - Ibu pasien kebiasaan makan Fisiologi
mengatakan An. Sub kategori :
K suka Nutrisi dan Cairan
memakan- Kode: D.0030
makan yang Masalah :
berlemak, Obesitas
bersantan dan Definisi:
tidak menyukai Akumulasi lemak
sayur-sayuran berlebih atau
DO: abnormal yang
- Tubuh An. K tidak sesuai
tampak berlipat- dengan usia dan
lipat jenis kelamin,
- Nadi: 90x/menit serta melampaui
- RR : 25 x/ menit kondisi berat
- Suhu :37 0C badan lebih
- BB : 45 kg (overweight).
- Tb: 115 cm

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan obesitas.
b. Obesitas berhungan dengan gangguan kebiasaan makan.

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan Kode Kriteria Hasil Kode Kriteria Hasil
1. Kategori: Setelah dilakukan 1.01011 Manajemen Jalan
Fisiologi tindakan keperawatan Napas
Sub kategori : selama 2x24 jam Observasi:
Respirasi diharapkan pola napas 1. Monitor pola napas
Kode: D.0005 tidak efektif dapat (frekuensi,
Masalah : berkurang dengan kedalaman, usaha
Pola napas kriteria hasil : napas)
tidak efektif L.01004 Pola Napas 2. Monitor bunyi
Definisi: 1. Frekuensi napas tambahan
Inspirasi dan pernafasan dari (mis. Gurgling,
atau ekspirasi skala 2 (cukup mengi, wheezing,
yang tidak memburuk) ronkhi kering)
memberikan menjadi 4 (cukup Terapeutik :
ventilasi membaik). 1. Posisikan semi-
adekuat. 2. Pernapasan cuping fowler atau fowler
hidung dari skala 2 2. Berikan minum
(cukup memburuk) hangat
menjadi 4 (cukup 3. Lakukan fisioterapi
membaik). dada, jika perlu
3. Kedalaman 4. Berikan oksigen
inspirasi dari skala jika perlu
2 (cukup
memburuk)
menjadi 4 (cukup
membaik).
2. Kategori: Tujuan: Setelah 1.03097 Manajemen Berat
Fisiologi dilakukan intervensi Badan
sub kategori : selama 3x24 jam Obesrvasi
nutrisi dan diharapkan obesitas 1. Identifikasi kondisi
cairan dapat teratasi dengan kesehatan pasien
Kode: D.0030 kriteria sebagai yang dapat
Masalah : berikut: mempengaruhi
Obesitas L.03027 Perilaku Menurunkan berat badan
Definisi: Berat Badan Terapeutik
Akumulasi 1. Menentukan taret 1. Hitung berat badan
lemak berlebih berat badan dalam ideal pasien
atau abnormal rentang normal 2. Hitung persentasi
yang tidak dari skala 4 (cukup lemak dan otot
sesuai dengan meningkat) pasien
usia dan jenis menjadi 2 (cukup 3. Fasilitasi target
kelamin, serta menurun) membentuk berat
melampaui 2. Memiliki badan yang
kondisi berat komitmen pada realistis
badan lebih rencana makan Edukasi
(overweight). yang sehat dari 1. Jelaskan pada
skala 4 (cukup keluarga asupan
meningkat) makanan, aktifitas
menjadi 2 (cukup fisik, dan
menurun) penambahan berat
3. Menghindari badan.
makanan dan 2. Jelaskan pada
minuman tinggi keluarga faktor
kalori dari skala 4 resiko berat badan
(cukup meningkat) berlebih
menjadi 2 (cukup
menurun)
4. Mengontrol porsi
makan dari skala 4
(cukup meningkat)
menjadi 2 (cukup
menurun)
5. Menetapkan
latihan rutin dari
skala 4 (cukup
meningkat)
menjadi 2 (cukup
menurun)
6. Memonitor berat
badan dari skala 4
(cukup meningkat)
menjadi 2 (cukup
menurun)
1. Memonitor IMT
dari skala 4 (cukup
meningkat) menjadi
2 (cukup menurun)
5. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : An. K No. Register : 123xxx


Umur : 8 tahun Diagnosa Medis : Obesitas
Ruang Rawat : Dahlia Alamat : Surabaya
No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD
1. 24 11.00 1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, Tanggal: 24 Maret 2021 Ns. Cindy
Maret usaha napas) Jam: 20.30
2021 R/ Frekuensi napas An. K 25x/menit. Terdapat
pernapasan cuping hidung. Tampak lemas. S:
2. Memonitor bunyi napas tambahan (mis. - An. K mengatakan sesak napas
Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering) sedikit berkurang
R/ Tidak ditemukan suara napas tambahan.
O:
11.15 3. Memberikan oksigen - Klien tampak lemas Ns. Cindy
R/ An. K terpasang nasal kanul dosis 4 lpm - Terdapat pernapasan cuping hidung
- TD: 110/80 mm/Hg
13.10 4. Memposisikan semi-fowler atau fowler - RR: 23 x/menit Ns. Cindy
R/ An. K merasa sesak napasnyas sedikit - S: 37oC
berkurang setelah diatur posisi semi-fowler - N: 90 x/menit
- IMT: 34 (obesitas)
16.00 5. Memberikan minum hangat - TLK >85 Ns. Linda
R/ An. K merasa lebih rileks setelah minum air - Presentasi lemak: 37,24%
hangat
A: Masalah teratasi sebagian
18.25 6. Mengidentifikasi kondisi kesehatan pasien yang P: Intervensi dilanjutkan pada: Ns. Linda
1. Memonitor pola napas (frekuensi,
dapat mempengaruhi berat badan kedalaman, usaha napas)
R/ Klien memiliki berat badan lebih tidak 2. Memberikan oksigen
sesuai dengan usia 3. Memposisikan semi-fowler
7. Menghitung berat badan ideal pasien 4. Menghitung berat badan ideal pasien
R/ Hasil IMT= 45/(1,15 x 1,15) = 34 (obesitas) 5. Menghitung presentasi lemak dan
8. Menghitung persentasi lemak dan otot pasien otot pasien
R/ TLK triceps P > 85. Presentasi lemak: (1,20 6. Memfasilitasi target membentuk
x 34) + (0,23 x 8)= 37,24% (obesitas) berat badan yang realistis
7. Menjelaskan pada keluarga asupan
makanan, aktifitas fisik, dan
penambahan berat badan.
8. Menjelaskan pada keluarga faktor
resiko berat badan berlebih

2. 25 07.05 1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, Tanggal: 25 Maret 2021 Ns. Cindy
Maret usaha napas) Jam: 20.00
2021 R/ Frekuensi napas An. K 23x/menit. Tidak ada
pernapasan cuping hidung. Tampak tenang. S:
2. Memberikan oksigen - An. K mengatakan sudah tidak
R/ Mempertahankan kebutuhan oksigen nasal merasakan sesak
kanul dosis 4 lpm. - Ibu klien mengatakan An. K enggan
3. Memposisikan semi-fowler melakukan aktivitas fisik ringan yang
R/ Mempertahankan An. K pada posisi semi- dianjurkan
fowler. An. K berkata sesak sudah berkurang
O:
09.10 4. Menghitung berat badan ideal pasien - Klien tampak tenang Ns. Cindy
R/ Hasil IMT= 45/(1,15 x 1,15) = 34 (obesitas) - Tidak ada pernapasan cuping hidung
5. Menghitung presentasi lemak dan otot pasien - TD: 100/70 mm/Hg
R/ R/ TLK triceps P > 85. Presentasi lemak: - RR: 21 x/menit
(1,20 x 34) + (0,23 x 8)= 37,24% (obesitas) - S: 37oC
- N: 90 x/menit
12.00 6. Memfasilitasi target membentuk berat badan - IMT: 34 (obesitas) Ns. Cindy
yang realistis - TLK >85
R/ Memfasilitasi klien aktivitas fisik ringan - Presentasi lemak: 37,24%
dengan bantuan perawat. Klien tampak enggan
mengikuti instruksi perawat. A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan pada
18.10 7. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, 1. Memonitor pola napas (frekuensi, Ns. Linda
usaha napas) kedalaman, usaha napas)
R/ Frekuensi napas An. K 21x/menit. Tidak ada 2. Memfasilitasi target membentuk
pernapasan cuping hidung. Tampak tenang. berat badan yang realistis
8. Menjelaskan pada keluarga asupan makanan, 3. Menjelaskan pada keluarga asupan
aktifitas fisik, dan penambahan berat badan makanan, aktifitas fisik, dan
R/ Ibu klien memahami HE yang diberikan penambahan berat badan
oleh perawat
9. Menjelaskan pada keluarga faktor resiko berat
badan berlebih
R/ Ibu klien memahami HE yang diberikan
oleh perawat

3. 26 07.10 1. Memfasilitasi target membentuk berat badan Tanggal: 25 Maret 2021 Ns. Devi
Maret yang realistis Jam: 13.10
2021 R/ An. K ada keinginan melakukan aktivitas
fisik ringan. Mampu mengikuti interuksi S:
perawat dibantu dengan keluarga - Ibu klien mengatakan An. K mampu
2. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, melakukan aktivitas fisik ringan yang
usaha napas) dianjurkan
R/ Frekuensi napas setelah latihan fisik An. K
21x/menit. Tidak ada pernapasan cuping O:
hidung. Tampak tenang. - Klien tampak tenang
- Klien tampak antusias mengikuti
09.00 3. Menjelaskan pada keluarga asupan makanan, instruksi perawat melakukan aktifitas Ns. Devi
aktifitas fisik, dan penambahan berat badan fisik
R/ Ibu klien memahami HE yang diberikan - TD: 100/70 mm/Hg
oleh perawat - RR: 21 x/menit
- S: 37oC
- N: 90 x/menit
- IMT: 34 (obesitas)
- TLK >85
- Presentasi lemak: 37,24%
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, dkk, 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Indonesian


edition. ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by
Arrangement With Elsevier Inc.

Harold S. 2005. Penyakit anak. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Kyle, Terri. 2015. Buku Praktik Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC.

Moorhead, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification, Indonesian Edition,


ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement With
Elsevier Inc.

Nirwana, Ade Benih. 2012. Obesitas Anak dan Pencegahannya. Yogyakarta :


Nuha Medika.

Purwanti. H. N & dkk. 2019. Hubungan Kompetensi Ibu, Aktivitas Fisik, Dan
Konsumsi Junk Food Dengan Kejadian Obesitas Pada Balita. Journal of
Telenursing (JOTING), 1 (1), 119-130.

SDKI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan Indikator


Diagnostik). Jakarta : PPNI.

SIKI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi dan Tindakan


Keperawatan). Jakarta : PPNI.

SLKI. 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia (Definisi Kriteria


Keperawatan). Jakarta : PPNI.

Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai