Jurnal Keperawatan
Volume 13 Nomor 1, Maret 2021
e-ISSN 2549-8118; p-ISSN 2085-1049
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan
ABSTRAK
Kecemasan merupakan perasaan merasa terancam terhadap situasi tertentu
yang merupakan respon terhadap bahaya. Dampak pandemi Covid-19
membuat remaja yang terbiasa hidup produktif tiba-tiba harus menyesuaikan
diri dengan keadaan. Kecenderungan tidak produktif dan tidak berinteraksi
dengan orang lain membuat perasaan merasa sendiri menimbulkan
kecemasan. “AKSI” sebagai gerakan sehat mental yang merupakan upaya
menurunkan kecemasan pada remaja ini merupakan akronim dari A=aktif
bergerak, K=kurangi pikiran negatif, S=selektif terhadap informasi dan
I=interaksi yang berarti yang diterapkan pada remaja yang mengalami
kecemasan di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan adalah
menunjukkan pengaruh penerapan model “AKSI” terhadap tingkat
kecemasan terutama pada remaja di masa pandemi Covid-19. Menggunakan
desain penelitian one group pre-post test. Populasi penelitian ini adalah
remaja dengan tingkat kecemasan ringan hingga berat di wilayah Denpasar,
menggunakan purposive sampling 15 orang responden dengan rentang usia
15 – 24 tahun. Variabel bebas dan terikat adalah model “AKSI” dan tingkat
kecemasan. Instrument yang digunakan untuk mengkaji kecemasan adalah
kuisioner HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) dengan hasil uji
validasi r = 0.93 dan uji reliabilitas = 0.97. Rata-rata tingkat kecemasan
sebelum dan setelah perlakuan adalah 22.8 (kecemasan sedang) menjadi 19.1
(kecemasan ringan). Hasil tes dengan paired t-test menunjukkan p value =
0.000 yaitu adanya pengaruh penerapan model “AKSI” untuk menurunkan
tingkat kecemasan.
ABSTRACT
Anxiety is a feeling of feeling threatened in a certain situation which is a
response to danger. The impact of the Covid-19 pandemic has made
teenagers who are accustomed to productive lives suddenly have to adjust to
the situation. The tendency to be unproductive and not interact with other
people makes feeling alone creates anxiety. "AKSI" as a mental health
movement which is an effort to reduce anxiety in adolescents is an acronym
for A = Aktif bergerak, K = Kurangi pikiran negatif, S = Selektif terhadap
informasi and I = Interaksi yang berarti which is applied to adolescents who
experience anxiety during the pandemic. Covid-19. This study aims to show
the effect of implementing the "AKSI" model on anxiety levels, especially
among adolescents during the Covid-19 pandemic. Using a one group pre-
post test research design. The study population was adolescents with mild to
severe anxiety levels in the Denpasar area, using purposive sampling 15
respondents with an age range of 15-24 years. The independent and
dependent variables are the "AKSI" model and the level of anxiety. The
instrument used to assess anxiety was the HRS-A (Hamilton Rating Scale for
Anxiety) questionnaire with the results of the validation test r = 0.93 and the
reliability test = 0.97. The average level of anxiety before and after
treatment was 22.8 (moderate anxiety) to 19.1 (mild anxiety). The test results
with paired t-test showed p value = 0.000, namely the effect of the
application of the "AKSI" model to reduce anxiety levels.
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 81 - 90, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
PENDAHULUAN
Data dari John Hopkins University pada 25 Juni 2020 menunjukkan lebih
dari sembilan juta kasus positif Covid-19 terkonfirmasi di 216 kawasan di
seluruh dunia. Pandemi ini menyebabkan tekanan dari beberapa sektor
kehidupan. Selama pandemi Covid-19 38.7% remaja di China yang berusia
18 tahun keatas mengalami tekanan psikologi dan 37.9% mengalami cemas
dan panik. Laporan dari Express Scripts di Amerika Serikat pada Maret 2020
mencatat terjadi kenaikan resep obat anti-kecemasan hingga mencapai 34%
dan survei Kaiser Family Foundation menunjukkan sekitar 45% orang
mengaku khawatir atau stres karena virus korona (Express & Report, 2020).
83
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 81 - 90, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
84
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 81 - 90, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
85
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 81 - 90, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
METODE
Penelitian dilaksanakan dengan metode pre-eksperimental, jenis penelitian
one-group pre- post-test design. Penelitian melibatkan 15 orang responden di
wilayah Denpasar. Penentuan responden menggunakan metode purposive
sampling yang mengacu pada kriteria inklusi yaitu remaja dengan usia 15
sampai 24 tahun dengan tingkat kecemasan ringan hingga berat yang belum
mendapat perlakuan apapun, eksklusi yaitu tidak bersedia menjadi responden.
Dalam proses implementasi, penelitian ini telah melalui proses uji lolos etik
dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Poltekkes Kemenkes
Denpasar dengan Nomor. LB.02.03/EA/KEPK/0309/2020.
86
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 81 - 90, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
HASIL
Model “AKSI” dalam perwujudan gerakan sehat mental pada remaja di masa
pandemi Covid-19 telah diimplementasikan kepada 15 orang responden, yang
diawali dengan pengisian kuisioner HRS-A (Hamilton Rating Scale for
Anxiety) untuk mengetahui tingkat kecemasan sebelum diberikannya terapi
dan dilanjutkan dengan pengimplementasian model “AKSI” melalui zoom
meeting dengan karakteristik sebagai berikut:
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Tingkat
Kecemasan Sebelum dan Sesudah Pengimplementasian Model “AKSI”
(n=15)
Kategori f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 3 20
Perempuan 12 80
Usia
12-15 tahun 1 6,67
16-19 tahun 5 33.33
20-24 tahun 9 60
Tingkat kecemasan sebelum pengimplementasian model
“AKSI”
Kecemasan ringan (14-20) 4 26.67
Kecemasan sedang (21-27) 9 60
Kecemasan berat (28-41) 2 13.33
Kecemasan berat sekali (42-56) 0
Tingkat kecemasan setelah pengimplementasian model
“AKSI”
Kecemasan ringan (14-20) 11 73.33
Kecemasan sedang (21-27) 3 20
Kecemasan berat (28-41) 1 6.67
Kecemasan berat sekali (42-56) 0
87
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 81 - 90, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 2.
Rata- rata Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Pengimplementasian
Model “AKSI” (n=15)
Variabel Mean Min - Maks
Tingkat kecemasan pre-test 22.8 17 - 33
Tingkat kecemasan post-test 19.1 13 - 30
Tabel 3.
Analisis Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah Perlakuan
(n=15)
Tingkat Kecemasan Mean SD t P
Pre-test 22.80 4.127 2.390 0.000
Post-test 19.13 4.274
Selisih 3.67
88
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 81 - 90, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
PEMBAHASAN
Tingkat Kecemasan Remaja Sebelum Pengimplementasian Model “AKSI”
Penelitian ini dilakukan pada responden dengan rentang usia 15 – 24 tahun.
Dengan presentase peremuan lebih besar daripada laki-laki ini berbanding
lurus pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Saputro (2007)
menyimpulkan bahwa subyek siswa perempuan memiliki tingkat kecemasan
yang lebih tinggi dari siswa laki-laki. Pernyataan ini terlihat dari angka yang
diperoleh pada penilitiannya yakni, terdapat 21 orang siswa perempuan yang
masuk dalam kategorisasi memiliki tingkat kecemasan tinggi dengan
persentase sebesar 36.2
%. Sedangkan siswa laki-laki hanya terdapat 8 orang siswa yang memiliki
tingkat kecemasan tinggi, dengan persentase sebesar 19% (Saputro, 2007).
Sebelum pengimplementasian model “AKSI” sebagai gerakan sehat mental
selama pandemi Covid-19, pengalaman kecemasan terbanyak terjadi pada
usia 20 - 24 tahun sebesar 60%. Berbanding lurus dengan penelitian
Tamiselavan (2016) mengenai usia onset gangguan panik dalam
penelitiannya, usia onset gangguan panik pada pria adalah 23.07 tahun dan
pada wanita 20,35 tahun dan rerata usia saat onset gejala gangguan panik
adalah 21,3 tahun dengan rentang 16 hingga 35 tahun dan standar deviasi
4.63. Pasien wanita mengalami onset yang cukup dini dengan rerata 20,35
tahun dibandingakan pria (23.07 tahun) (Tamiselavan, 2016), ini menunjukan
usia gangguan kecemasan didominasi usia 20-an. Penelitian ini berdasarkan
pada tingkat kecemasan responden sebelum diimplementasikan model
“AKSI” ditemukan rata-rata tingkat kecemasan berada pada 22,8 yang
merupakan tingkat kecemasan sedang dengan skor paling rendah 17 yang
tergolong kecemasan ringan dan skor tertinggi 33 yang tergolong kecemasan
berat.
89
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 81 - 90, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
bahwa kesulitan yang responden lalui ini ternyata tidak dirasakannya sendiri,
bahwa semua sektor kehidupan mendapat dampak dari pandemi ini yang
menyadarkan bahwa sesama harus saling merangkul untuk mengatasi ini
bersama.
90
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 81 - 90, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, R., & Retnaningsih. (2018). Efektivitas Relaksasi Progresif Untuk
Mengurangi Stres pada Penderita Purpura Henoch Sconlein (Phs)
Kronis. 81–94. https://doi.org/doi.org/10.35760/psi.2018.v11i1.2076
Asrori, A. (2015). Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengatasi Kecemasan
Sosial. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 03(01), 89–107.
Beesdo, K., Knappe, S., & Pine, D. S. (2009). Anxiety a nd Anxiety Disorder
s in Children and Adolescents : Development al Issues and I mplic
ations for DSM - V. 32, 483–524.
https://doi.org/10.1016/j.psc.2009.06.002
Dean, E. (2016). Anxiety. Nursing Journal,
30(46), 2016.
https://doi.org/10.1002/brb3.497/full
Express, A. N., & Report, S. (2020). AMERICA ’ S STATE OF MIND (Issue
April). https://corporate-site-labs-prod.s3.us-east-
2.amazonaws.com/2020-04/Express Scripts America%27s State of
Mind Report April 2020 FINAL_1.pdf
Fatmawaty, R. (2017). Memahami Psikologi Remaja. Jurnal Reforma, 2(1),
55–65. https://doi.org/10.30736/rfma.v6i2.33
Gail W. Stuart. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa: Ramona P.
Kapoh & Egi Komara Yudha. Jakarta: EGC.
Jumrotin, Suroso, & Meiyuntariningsih, T. (2018). Terapi Relaksasi Progresif
Untuk Menurunkan Kecemasan Siswi Dalam Menghadapi Menarche.
Jurnal Psikologi Indonesia, 7(1), 79–92. http://jurnal.untag-
sby.ac.id/index.php/persona%0AVolume
Kholidah, E., & Alsa, a. (2012). Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres
Psikologis. Jurnal Psikologi, 39(1), 67–75.
http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/180
Norman, M. (2005). Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) Report.
Atlanta: Psychiatric Associates of Atlanta, LLC. (Online) tersedia
dalam http://atlantapsychiatry.com.pdf.
Riskesdas. (2018). HASIL UTAMA RISKESDAS 2018. Laporan
Nasional 2018. https://doi.org/doi: 10.3406/arch.1977.1322.
Saputro, D. R. E. (2007). PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA
91
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 81 - 90, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
92