Anda di halaman 1dari 7

Volume IV no.

062

EVALUASI KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN PROGRAM KELUARGA


BERENCANA DI PROVINSI SULAWESI UTARA
(Studi di BKKBN Prov. Sulawesi Utara)

ISRAEL SAMUEL THEODORUS MANDAS


FLORENCE DEISY JETTY LENGKONG
JOORIE RURU

samuelmandas@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini diangkat berdasarkan masalah yang ditemui yaitu: distribusi alat dan obat kontrasepsi kurang
lancar, terbatasnya kemampuan pengelola di kab/kota, tenaga petugas lapangan keluarga berencana menurun
sehingga pemakaian alat kontrasepsi terus mengalami penurunan untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menggambarkan Evaluasi Kebijakan kependudukan program keluarga berencana
berdasarkan kriteria evaluasi seperti Efektivitas, Efesien, Kecukupan, Pemerataan, Responsivitas, dan ketepatan
adapun objek penelitiannya di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Sulawesi Utara. Jenis
penelitan adalah penelitian kualitatif dengan Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara dan
data primer. Sementara teknik analisis dengan cara, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil
Kajian menunjukkan bahwa kebijakan kependudukan telah terlaksana dengan baik terbukti dari indikator
efektifitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan dan ketepatan sedangkan pada indikator responsivitas masih kurang
baik. Efektifitas sudah baik karena terbukti dengan telah berhasilnya menekan laju pertumbuhan penduduk
lewat penggunaan alat dan obat kontrasepsi (Alkon), efisiensi sudah baik karna biaya untuk mengikuti program
KB yang dibayarkan sebanding dengan pelayanan yang diberikan dan sesuai dengan yang telah ditetapkan,
kecukupan sudah cukup membantu pemerintah karena banyak program keluarga berencana yang dikeluarkan
untuk mengatasi serta mengurangi permasalahan kependudukan yang terjadi di lapangan, pemerataan sudah
baik karena program KB sudah di ikuti oleh semua kalangan baik yang ada di perkotaan maupun yang ada di
pedesaan lewat program kampung KB, ketepatan sudah baik karena program KB sudah tepat dalam
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk lewat penggunaan alat dan obat kontrasepsi sedangkan
responsivitas masih kurang baik karena masih banyak keluhan dari masyarakat tentang alur/prosedur dalam
mengikuti program KB.
Kata Kunci: Kebijakan, Evaluasi.
ABSTRACT
This study was raised based on the problems encountered, namely: the distribution of contraceptive divices and drugs
is less smooth, the limited ability of managers in the district/city, family planning field staff decreased so that the use
of contraceptives continued to decline for that the purpose of this research is to know and describe the Evaluation of
Population Policy of family planning program based on evaluation criteria such as Effectiveness, Efficiency,
Sufficiency, Equity, Responsiveness, and accuracy as research object at Population and Family Planning Agency of
North Sulawesi Province. Type of research is qualitative research with data collection techniques consist of
observation, interview and primary data. While analytical techniques by the way, data reduction, data presentation,
conclusion. The result of the study shows that the population policy has been implemented well proven from the
indicators of effectiveness, efficiency, adequacy, equity and accuracy while the indicators of responsiveness are still
not good. Effectiveness is good because it is proven by the success of suppressing the rate of population growth
through the use of contraceptive devices and drugs (Alkon), efficiency is good because the cost to join the family
planning program is paid in proportion to the services provided and in accordance with the established, sufficiency is
enough to help the government because many family planning programs are issued to overcome and reduce the
problems of population that occur in the field, equity is good because the program KB is followed by all circles both in
urban and rural areas through family planning program, the accuracy is good because the program KB is appropriate
in controlling the rate of population growth through the use of contraceptive devices and drugs while the
responsiveness is still not good because there are still many complaints from the community about the flow /
procedure in participating family planning program.

Keyword: The Policy, Evaluation


PENDAHULUAN masalah besar dibandingkan negara lain,
pertumbuhan penduduk mempengaruhi
Pertumbuhan penduduk saat ini semakin berbagai aspek kehidupan baik ekonomi
meningkat dan itu menjadi isu yang sangat maupun sosial, terutama peningkatan mutu
populer dan mencemaskan bagi negara- kehidupan atau kualitas penduduk dalam
negara di dunia. Di Indonesia hal ini menjadi sumberdaya manusia yang dibarengi
Jurnal Administrasi Publik 92
ISSN : 2338 - 9613
Volume IV no. 062

besarnya jumlah penduduk yang tidak Pembangunan Keluarga, Keluarga


terkontrol. Semuanya terkait penyediaan Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga
anggaran dan fasilitas kesehatan, pendidikan dengan menekankan selain pada kualitas
serta ketersediaan pangan. penduduk juga dengan menekan kuantitas
Kebijakan kependudukan merupakan suatu penduduk melalui program keluarga
gejala yang relatif masih mudah. Berbagai berencana yang mempunyai sasaran yang
kebijakan bidang ekonomi maupun sosial ditentukan yaitu penurunan kelahiran
merupakan alternatif dalam peningkatan (fertilitas) dengan memberikan peralatan,
tingkat kesejahteraan penduduk. Kebijakan pelayanan, dan informasi tentang kontrasepsi,
tersebut meliputi bidang antara lain: melihat pada teori evaluasi kebijakan
Penyediaan lapangan kerja, kesempatan menurut Dunn (2003) dengan indikator
pendidikan, meningkatkan kesehatan serta efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan,
usaha-usaha menambah kesejahteraan responsivitas dan ketepatan dapat dilihat
penduduk lainnya. Berbagai hal tersebut sejauh mana kebijakan kependudukan
mempengaruhi penduduk baik mengenai melalui program keluarga berencana ini
jumlah, komposisi dan distribusi atau berhasil.
persebaran pertumbuhan penduduk serta ciri- Kebijakan kependudukan untuk mengatur
ciri penduduk lainnya. Mengevaluasi suatu kuantitas penduduk melalui program
program atau kebijakan publik diperlukan keluarga berencana masih menjadi hal yang
adanya suatu kriteria untuk mengukur di sorot oleh pemerintah. Evaluasi saat ini
keberhasilan program atau kebijakan publik distribusi alat dan obat kontrasepsi kurang
tersebut. Mengenai kinerja kebijakan dalam lancar, terbatasnya kemampuan pengelola di
menghasilkan informasi terdapat kriteria kab/kota, tenaga Petugas lapangan keluarga
evaluasi yaitu: Efektivitas, Efisiensi, berencana menurun sehingga pemakaian alat
Kecukupan, Perataan, Responsivitas dan kontrasepsi terus mengalami penurunan,
Ketepatan (Dunn, 2003). sementara yang ingin memakai alat
Kebijakan Kependudukan dengan kontrasepsi tapi tidak terlayani angkanya
berlandaskan pada Undang-Undang No. 52 tinggi artinya masih banyak orang-orang
Tahun 2009 Tentang Perkembangan yang tidak terjangkau dalam penggunaan alat
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga kontrasepsi karena ini yang membuat
tentang Perkembangan Kependudukan dan pertambahan penduduk masih tidak dapat di
Pembangunan Keluarga, Keluarga kontrol yang mengakibatkan laju
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga pertumbuhan penduduk masih tinggi dengan
dengan menekankan selain pada kualitas Angka Kelahiran atau TFR (Total Fertility
penduduk juga dengan menekan kuantitas Rate) berada pada angka 2,2 dan yang
penduduk melalui program keluarga diharapkan TFR berada pada 2,1 untuk
berencana yang mempunyai sasaran yang memasuki bonus demografi. Adapun
ditentukan yaitu penurunan kelahiran program-program keluarga berencana yaitu:
(fertilitas) dengan memberikan peralatan, mengontrol pelayanan KB, monitoring
pelayanan, dan informasi tentang kontrasepsi. kualitas pelayanan KB, penggerakan medis
Penduduk Sulawesi Utara berdasarkan data dan ketersedian alkon (alat-alat dan obat
dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi kontrasepsi) di semua klinik FKTP (Fasilitas
Utara di tahun 2017 berjumlah 2.461.028 Kesehatan Tingkat Pertama) seperti
jiwa dengan luas wilayah Provinsi Sulawesi puskesmas, klinik pratama, dokter praktek
Utara 14.499 Km2, dengan laju pertumbuhan dan FKRTL (Fasilitas Kesehatan Rujukan
penduduk Provinsi Sulawesi Utara mencapai Tingkat Lanjutan) seperti rumah sakit
angka 1,15% per tahun (data Badan Pusat pemerintah maupun swasta di semua
Statistik Prov. Sulut). Kebijakan kab/kota, jaminan informasi, penguatan
Kependudukan dengan berlandaskan pada oprasional lini lapangan, penguatan
Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 Tentang oprasional KB-KS & service center, lewat
Perkembangan Kependudukan dan program-program Keluarga Berencana ini
Pembangunan Keluarga dan pada Peraturan pemakaian alat kontrasepsi di kalangan
Pemerintah No. 87 Tahun 2014 Tentang masyarakat ada peningkatan sehingga laju
Perkembangan Kependudukan dan pertumbuhan penduduk dapat di kontrol.

Jurnal Administrasi Publik 93


ISSN : 2338 - 9613
Volume IV no. 062

Konsep Evaluasi 3. Kecukupan


Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai hasil Kecukupan dalam kebijakan publik dapat
suatu program atau kegiatan. Banyak batasan dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah
tentang evaluasi, secara umum dapat dirasakan mencukupi dalam berbagai hal.
dikatakan bahwa evaluasi suatu proses untuk 4. Perataan
menilai/menetapkan sejauhmana tujuan yang
Perataan dalam kebijakan publik dapat
telah ditetapkan tercapai. Evaluasi adalah
dikatakan mempunyai arti dengan
membandingkan antara hasil yang telah
keadilan yang diberikan dan diperoleh
dicapai oleh suatu program dengan tujuan
sasaran kebijakan publik.
yang direncanakan (Notoatmodjo, 2011:
106). Sedangkan menurut Perhimpunan Ahli 5. Responsivitas
Kesehatan Masyarakat Amerika, evaluasi Dalam kebijakan publik dapat diartikan
adalah suatu proses untuk menentukan nilai sebagai respon dari suatu aktivitas. Yang
atau jumlah keberhasilan dan usaha berarti tanggapan sasaran kebijakan
pencapaian suatu tujuan yang telah publik atas penerapan suatu kebijakan.
ditetapkan (Notoatmodjo, 2011: 107). 6. Ketepatan
Konsep Kebijakan Dalam proses ini keberhasilan suatu
Menurut Sulistio (2012:3) kebijakan publik kebijakan dapat dilihat dari tujuan
adalah serangkaian keputusan dan tindakan kebijakan yang benar-benar tercapai
yang yang dilakukan oleh pemerintah berguna dan bernilai pada kelompok
bersama aktor-aktor elit politik dalam rangka sasaran, mempunyai dampak perubahan
menyelesaikan permasalahan publik guna sesuai dengan misi kebijakan tersebut.
kepentingan masyarakat. Konsep Kependudukan
Konsep Evaluasi Kebijakan Menurut Philip M. Hauser dan Duddley
Menurut Dunn (2003), mengevaluasi suatu Duncan (dalam Mantra, 2000), Demografi
program atau kebijakan publik diperlukan adalah ilmu yang mempelajari jumlah,
adanya suatu kriteria untuk mengukur persebaran, teritorial, komposisi penduduk
keberhasilan program atau kebijakan publik dan perubahan serta sebab-sebabnya yang
tersebut. Mengenai kinerja kebijakan dalam biasa timbul karena kelahiran, kematian,
menghasilkan informasi terdapat kriteria migrasi, dan mobilitas sosial.
evaluasi sebagai berikut: Konsep Kebijakan Kependudukan
1. Efektivitas Menurut H.T. Eldrige dalam Agus Dwiyanto
Efektivitas berasal dari kata efektif yang (1995) mendefinisikan kebijakan
mengandung pengertian dicapainya kependudukan sebagai keputusan legislatif,
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang program administrasi dan berbagai usaha
telah ditetapkan. Efektivitas disebut juga pemerintah lainnya yang dimaksudkan untuk
hasil guna. Efektivitas selalu terkait merobah kecenderungan penduduk yang ada
dengan hubungan antara hasil yang demi kepentingan kehidupan dan
diharapkan dengan hasil yang kesejahteraan nasional.
sesungguhnya dicapai.
Konsep Keluarga Berencana
2. Efisiensi Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
Efesiensi berkenaan dengan jumlah usaha tentang Perkembangan Kependudukan dan
yang diperlukan untuk menghasilkan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa
tingkat efektivitas tertentu. Efesiensi yang Keluarga Berencana adalah upaya mengatur
merupakan sinonim dari rasionalitas kelahiran anak, jarak dan usia ideal
ekonomi, merupakan hubungan antara melahirkan, mengatur kehamilan melalui
efektivitas dan usaha, yang terakhir promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
umumnya diukur dari ongkos moneter. dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
Efesiensi biasanya ditentukan melalui keluarga berkualitas. Keluarga berencana
perhitungan biaya per unit produk atau menurut Islam adalah merencanakan jumlah
layanan. keturunan semaksimal mungkin dengan tetap
memperhatikan jarak kelahiran sesuai syariat
Jurnal Administrasi Publik 94
ISSN : 2338 - 9613
Volume IV no. 062

(Anton, 2008: 65). Sedangkan pengertian dimana kebijakan publik merupakan suatu
Keluarga Berencana secara luas ialah proses yang menggambarkan berdasarkan
merencanakan keluarga atau perencanaan kriteria-kriteria evaluasi kebijakan publik
keluarga sehingga persoalannya bukan yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan,
sekedar mengatur besarnya atau jumlah anak perataan, responsifitas, dan ketepatan.
atau mejarangkan anak akan tetapi lebih luas Sebagaimana telah dibahas pada bagian awal
dari itu semua, yaitu merencanakan dan bahwa yang dimaksud dengan program
mengatur segala aspek kehidupan keluarga keluarga berencana yang mempunyai sasaran
supaya tercapai suatu keluarga yang bahagia yang ditentukan yaitu penurunan kelahiran
(Widiyanti,1987: 157). (fertilitas) dengan memberikan peralatan,
pelayanan, dan informasi tentang kontrasepsi,
METODE PENELITIAN maka peneliti melakukan wawancara dengan
Jenis penelitian yang digunakan dalam informan penelitian yang sudah ditentukan
penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif yaitu : Kepala BKKBN Prov. Sulawesi Utara
(Moleong : 2010) yaitu penelitian yang 1 orang, Bidang Keluarga Berencana Dan
dilakukan untuk memperoleh gambaran yang Kesehatan Reproduksi 4 orang,. Hasil
jelas mengenai suatu kejadian tertentu. wawancara dengan Informan Penelitian
Penelitian ini bersifat memaparkan, adalah sebagai berikut
menafsirkan dan menganalisis evaluasi ”Dalam mengendalikan penduduk di
kebijakan kependudukan program keluarga Sulawesi Utara program Keluarga Berencana
berencana di Provinsi Sulawesi Utara. Dalam mampu mengendalikan laju pertumbuhan
penelitian deskriptif kualitatif data yang penduduk di Sulawesi Utara dari tahun ke
diperoleh berupa kata-kata, kalimat atau tahun lewat pelayanan yang diberikan kepada
gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar masyarakat dan sarana prasarana yang cukup
angka atau frekuensi dan diarahkan pada dan memadai di setiap kabupaten/kota yang
pendeskripsian segera rinci dan mendalam ada di sulawesi utara, ini di dukung juga
mengenai kondisi tentang apa yang lewat kerja sama bersama dengan instansi-
sebenarnya terjadi menurut apa adanya instansi terkait yaitu pemda, bappeda, SKPD
dilapangan studinya (Sutopo 2002:40). KB, dinas kesehatan dan lain-lain bahkan
Informan dalam penelitian ini diambil dari bekerja sama dengan TNI dan Polisi ketika
berbagai unsur yang mengevaluasi kebijakan. masuk di daerah kepulauan Pengguna alat-
Jumlah informan yang diwawancara dalam alat kontrasepsi saat ini berhasil dalam
penelitian ini sebanyak 4 orang. instrument menekan angka kelahiran namun masih
utama dalam penelitian ini ialah peneliti banyak yang menjadi evaluasi bagi kami
sendiri, sedangkan teknik pengumpulan data untuk meningkatkan terus pelayanan supaya
yang digunakan ialah Wawancara; Observasi; setiap masyarakat paham akan program KB
Dokumentasi dan mengikutinya karena laju pertumbuhan
penduduk hanya dapat dicegah oleh
Teknik analisis yang digunakan dalam masyarakat sendiri untuk itu peningkatan
penelitian ini adalah teknik analisis interaktif informasi tentang program keluarga
yaitu teknik analisis data kualitatif yang berencana terus di maksimalkan kepada
terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi publik. Kendala yang dihadapi adalah
data, penyajian data dan penarikan terbatasnya kemampuan petugas lapangan
kesimpulan atau verifikasi yang terjadi secara karena kurang akan pelatihan-pelatihan di
lapangan sehingga masih banyak yang ingin
bersama (Miles dan Huberman dalam Sutopo
menggunakan KB tapi tidak terlayani dan
: 2002 banyak data-data pengguna KB yang masih
acak atau tidak baku karena sistem pelaporan
HASIL PEMBAHASAN oleh petugas kami tidak melakukan
Pembahasan pada pemyajian data merupakan pencatatan dengan benar. Upaya yang di
analisis dan fakta yang peneliti temukan berikan yaitu memaksimalkan pelayanan di
dilapangan serta disesuiakan dengan teori perkotaan sampai di pelosok daerah dengan
yang digunakan. Peneliti menggunakan teori kami bekerjasama dengan SKPD di kab/kota
evaluasi kebijakan menurut William Dunn di setiap daerah, juga melakukan pelatihan

Jurnal Administrasi Publik 95


ISSN : 2338 - 9613
Volume IV no. 062

buat petugas supaya mereka dapat bekerja upaya-upaya yang terus dilakukan yaitu
sesuai dengan SOP yang sudah di tentukan.” melakukan monitoring evaluasi, apakah
Saat ini dalam berjalannya program keluarga semuanya sudah berjalan dengan baik,
berencana memang sudah berjalan dengan mengontrol kualitas pelayanan berdasarkan
baik karena sampai saat ini laju pertumbuhan SOP untuk menjaga serta meningkatkan
penduduk lewat penggunaan alat-alat dan mutu, melakukan pendidikan dan pelatihan
obat-obat kontrasepsi dapat di tekan angka bagi petugas-petugas lapangan serta
kelahiran dan tentunya program keluarga meningkatkan publikasi untuk menjangkau
berencana efektif dalam mengendalikan laju masyarakat. Bidang keluarga berencana pada
pertumbuhan penduduk. Selalu berkerja sama Badan Kependudukan dan Keluarga
dengan instansi-instansi yang terkait yaitu Berencana yang menjadi informan penelitian.
Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Negeri Pembahasan Hasil Penelitian
maupun swasta untuk berjalannya dan
Program Keluarga Berencana dengan tujuan
suksesnya program keluarga berencana ini.
mengendalikan penduduk yang ada di
Program KB cukup dalam membantu
Sulawesi Utara dengan menjaga angka
pemerintah namun dalam pelaksanaannya
kelahiran lewat pengunaan alat-alat dan obat
permasalahan yang sering terjadi
kontrasepsi serta program-program kesehatan
menyangkut SDM para tenaga medis yang
lainnya sudah dapat berjalan dengan baik.
harus lebih ditingkatkan terlebih dalam
Kendala sendiri yang paling sering ditemui
memberikan pelayanan secara langsung
tentang sistem yang tidak baku yang tidak
kepada masyarakat. Pelayanan yang ramah,
mengikuti alurnya dan juga pelaporan yang
cepat dan tepat menjadi tolak ukur SOP.
kacau, ini dipicu karena terlalu cepat atau
Adapun upaya yang dilakukan pemerintah
asal-asalan dalam penulisan laporan dan juga
untuk memaksimalkan hasil program KB
PLKB (Petugas Lapangan Keluarga
yaitu dengan giat melaksanakan sosialisasi
Berencana) yang menurun, lemahnya petugas
serta meningkatkan publikasi untuk
lapangan dan pengelola di kabupaten/kota.
mengajak para masyarakat berpartisipasi
Ini diakibatkan oleh kurangnya komitmen
dalam program ini guna mewujudkan
dari petugas dalam pelaksanaan program
keluarga sejahtera dan juga giat
akibatnya peserta keluarga berencana tidak
melaksanakan seminar-seminar kepada
terlayani dan pembinaan kepada masyarakat
masyarakat tentang reproduksi sehat selain
jadi tersendat-sendat. Oleh karena itu adapun
itu meningkatkan pula pendidikan dan
upaya-upaya yang terus dilakukan yaitu
pelatihan-pelatihan, untuk petugas-petugas
melakukan monitoring evaluasi, apakah
lapangan beserta pengelola-pengelola di
semuanya sudah berjalan dengan baik,
setiap kabupaten/ kota”
mengontrol kualitas pelayanan berdasarkan
Program Keluarga Berencana dengan tujuan SOP untuk menjaga serta meningkatkan
mengendalikan penduduk yang ada di mutu, melakukan pendidikan dan pelatihan
Sulawesi Utara dengan menjaga angka bagi petugas-petugas lapangan serta
kelahiran lewat pengunaan alat-alat dan obat meningkatkan publikasi untuk menjangkau
kontrasepsi serta program-program kesehatan masyarakat. Bidang keluarga berencana pada
lainnya sudah dapat berjalan dengan baik. Badan Kependudukan dan Keluarga
Kendala sendiri yang paling sering ditemui Berencana yang menjadi informan penelitian.
tentang sistem yang tidak baku yang tidak
Setelah dirangkum, hasil penelitian kemudian
mengikuti alurnya dan juga pelaporan yang
akan dideskripsikan sesuai indikator evaluasi
kacau, ini dipicu karena terlalu cepat atau
kebijakan menurut William Dunn (2003),
asal-asalan dalam penulisan laporan dan juga
yakni sebagai berikut :
PLKB (Petugas Lapangan Keluarga
Berencana) yang menurun, lemahnya petugas 1. Efektivitas
lapangan dan pengelola di kabupaten/kota. Efektivitas dalam kebijakan
Ini diakibatkan oleh kurangnya komitmen kependudukan untuk mengendalikan
dari petugas dalam pelaksanaan program penduduk di Sulawesi Utara program
akibatnya peserta keluarga berencana tidak Keluarga Berencana mampu
terlayani dan pembinaan kepada masyarakat mengendalikan laju pertumbuhan
jadi tersendat-sendat. Oleh karena itu adapun penduduk di Sulawesi Utara dari tahun
Jurnal Administrasi Publik 96
ISSN : 2338 - 9613
Volume IV no. 062

ke tahun lewat pelayanan yang diberikan dan ini memiliki dampak selain
kepada masyarakat dan sarana prasarana mengatur jarak melahirkan dan jumlah
yang cukup dan memadai di setiap anak per rumah tangga juga
kabupaten/kota yang ada di sulawesi meningkatkan kualitas keluarga dengan
utara, ini di dukung juga lewat kerja kesehatan anak, karena dengan anak
sama bersama dengan instansi-instansi yang banyak terus tidak berkualitas ini
terkait yaitu pemda, bappeda, SKPD menjadi beban untuk negara kita untuk
KB, dinas kesehatan dan lain-lain itu pembinaan keluarga terus di lakukan.
bahkan bekerja sama dengan TNI dan 5. Responsivitas
Polisi ketika masuk di daerah kepulauan.
Adapun keluhan yang sering
2. Efisien dikemukakan oleh masyarakat biasanya
Biaya dalam mengikuti program KB di mengenai biaya pelayanan KB yang
rasa sebanding dengan pelayanan yang tidak sepenuhnya gratis untuk pelayanan
di berikan lewat fasilitas-fasilitas yang KB bagi masyarakat miskin (KPS dan
lengkap dilapangan dan Alkon (alat-alat KS-I) dan juga keluhan terhadap alat
dan obat kontrasepsi) yang berkualitas dan obat kontrasepsi namun yang
dan terjamin keamanannya. berbicara mereka harus sadari kegiatan pelayanan
tentang efisien, anggaran yang di KB gratis bagi masyarakat miskin pada
gunakan untuk program keluarga intinya mencakup pemberian gratis alat
berencana mulai dari pembinaan dan obat kontrasepsi saja bagi peserta
keluarga, alkon dan lain-lain tidak KB dari KPS dan KS.
terlalu begitu mahal. 6. Ketepatan
3. Kecukupan Ketika keluarga-keluarga yang ada di
Dalam hal ini program keluarga masyarakat mengikuti KB hasilnya
berencana dinilai cukup membantu selain dirasakan oleh kita semua sebagai
pemerintah mengatasi masalah masyarakat dirasakan terlebih untuk
kependudukan untuk menekan laju keluarga itu sendiri karena ber-KB
pertumbuhan penduduk yang tinggi mencegah bukan membatasi artinya
terbukti dari penggunaan alat-alat ketika menggunakan alat kontrasepsi
kontrasepsi yang telah berhasil dalam artinya kita membuat perencanaan,
menekan angka kelahiran namun masih pengaturan dan pertanggung- jawaban
banyak yang menjadi evaluasi untuk terhadap anggota keluarga.
meningkatkan terus pelayanan supaya
setiap masyarakat paham akan program PENUTUP
keluarga berencana dan mengikutinya
karena laju pertumbuhan penduduk KESIMPULAN
hanya dapat dicegah oleh masyarakat Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
sendiri untuk itu peningkatan informasi sebelumnya maka penulis dapat menarik
tentang program keluarga berencana beberapa kesimpulan yang diuraikan sebagai
terus di maksimalkan kepada publik. berikut :
4. Perataan 1. Efektivitas
Sampai saat ini dari semua golongan Program keluarga berencana berjalan
yang ada di masyarakat sudah dapat dengan baik terbukti dengan telah
dijangkau namun untuk mengikuti berhasilnya menekan laju pertumbuhan
program keluarga berencana masih penduduk lewat penggunaan alat dan
sedikit masyarakat yang mengikutinya obat kontrasepsi (Alkon).
apalagi di daerah pedesaan yang masih 2. Efisiensi
tertanam dalam pikiran mereka “banyak Sudah baik karna biaya untuk mengikuti
anak, banyak rejeki” namun dengan program keluarga berencana yang
diprogramkan kampung KB di beberapa dibayarkan sebanding dengan pelayanan
desa sangat efektif yang saat ini sudah yang diberikan dan sesuai dengan yang
ada di beberapa desa di kabupaten- telah ditetapkan.
kabupaten yang ada di Sulawesi Utara
Jurnal Administrasi Publik 97
ISSN : 2338 - 9613
Volume IV no. 062

3. Kecukupan Pertama) seperti puskesmas, klinik


Di rasa sudah cukup membantu pratama, dokter praktek dan FKRTL
pemerintah karena banyak program (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
keluarga berencana yang dikeluarkan Lanjutan) seperti rumah sakit
untuk mengatasi serta mengurangi pemerintah maupun swasta di semua
permasalahan kependudukan yang kab/kota.
terjadi di lapangan secara efektif dan
efisien. DAFTAR PUSTAKA
4. Perataan Anton, D. dan Dyah, A. 2008. Memilih
Program keluarga berencana sudah di Kontrasepsi Alami dan Halal. Solo:
ikuti oleh semua kalangan baik yang ada Aqwamedika.
di perkotaan maupun yang ada di Dunn, W. N. 2003. Pengantar Analisis
pedesaan. Kebijakan Publik. (Yogyakarta:
5. Responsivitas GMUP).
Masih minim keluhan dari masyarakat Dwiyanto, A. 1995. Penilaian Kinerja
tentang alur/prosedur dalam mengikuti Organisasi Pelayanan Publik.
program keluarga berencana. Yogyakarta: Fisipol UGM.
6. Ketepatan H. B. Sutopo. 2002. Judul: Metodologi
Program keluarga berencana sudah tepat Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS
dalam mengendalikan laju pertumbuhan Press.
penduduk lewat penggunaan alat dan Ida B. M. 2000. Demografi Umum.
obat kontrasepsi. Yogyakarta.
SARAN Moleong, J. L. 2006. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka Rosda
penulis memberikan saran-saran yang dapat
Karya.
dilakukan diantaranya :
___________. 2010. Metode Penelitian
1. BKKBN harus lebih memaksimalkan
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
kinerja pelayanannya dalam
Karya.
melaksanakan program-program
keluarga berencana terlebih dalam hal Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan
penyampaian informasi dalam Masyarakat: Ilmu & Seni/ed. Revisi.
meningkatkan kesadaran masyarakat Jakarta: Rineka Cipta.
untuk mengikuti program keluarga Sulistio, E. B. 2012. Buku Ajar Studi
berencana lewat penggunaan alat dan Kebijakan Publik. Bandar Lampung:
obat kontrasepsi. Lembaga Penelitian Universitas
2. Melakukan pendidikan dan pelatihan Lampung.
untuk Petugas Lapangan Keluarga Widiyanti. 1987. Masalah Penduduk Kini
Berencana dalam melaksanakan tugas dan Mendatang. Jakarta: Pradnya
sesuai dengan prosedur yang telah Paramita.
ditetapkan. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
3. Meningkatkan pengawasan dalam Tentang Perkembangan Kependudukan
pendistribusian Alat dan Obat dan Pembangunan Keluarga
Kontrasepsi (Alkon) di semua klinik
FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat

Jurnal Administrasi Publik 98


ISSN : 2338 - 9613

Anda mungkin juga menyukai