Anda di halaman 1dari 5

KASUS 1

(kls. I) Ny. Ana, 62 tahun, TB 145 cm BB 45 kg. Seorang pedagang


makanan di pasar. Enam bulan yang lalu pasien merasa kaku perut,
dua bulan yang lalu dirasakan adanya benjolan di perut sebelah
kanan. Sehari sebelum MRS pasien muntah 7x dan ada gumpalan
berwarna hitam seperti petis. BAB tidak ada gangguan (tanpa darah
dan lender). Pasien menderita penyakit maag sejak usia muda.
Diagnosis bedah : Ca Maligna Colon Transversum D Pre Op.
Pemeriksaan fisik : KU cm, abdomen flat, suhu 26C, nadi 80x/mnt,
BAK lancar.
Pemx Lab : Leukosit 8.500 mm3, Hb 10 gr/dl, PCV 37,4 ul, Trombosit
511.000 ul, Albumin 2,6 g/dl, GDS 100 mg/dl, ureum 22,8 mg/dl,
kreatinin 0,7 mg/dl, SGOT 15 mU/ml, SGPT 6 mU/ml.
Serologi : CEA 67,2 ng/ml.
Elektrolit : Na 135 mmol/L, K 4,68 mmol/L, Cl 97 mmol/L.
Pemx penunjang : USG : susp. Ca Colon Ascendent.
Hasil BNO & Colon in loop : susp. Maligna colon
transversum D.
EKG : ditemukan RBBB kompleks e.c. factor usia. DD :
gangguan elektrolit
Goldman’s cardiac risk indek kls II resiko Kx berat
5%, resiko kematian akibat CV 2%.
Riwayat nutrisi : dalam 6 bulan terakhir nafsu makan pasien
menurun, frekuansi makan 2-3 kali/hari. Makanan yang sering
dikonsumsi : ikan, telur, tahu, tempe, sayur, bayam, wortel, labu
siam, papaya, pisang. Teh setiap hari dan kadang minum susu segar.
Hasil recall : 1532 kalori, 45 gr protein, 81 gram lemak, 182 gram
karbohidrat.

1
KASUS 2

Ny. Yasmin, 62 tahun. TB 150 cm, BB 49 kg. Seorang janda pensiunan


yang tinggal bersama seorang anaknya. Pasien baru dikelas II dengan
keluhan lemah, sering kencing terutama malam hari, sering pusing
sejak 1 bulan yll, mata kabur sejak 2 bln yll (dan diperiksakan ke
PKM dengan hasil kadar gula darah sesaat tinggi) dan keluhan
tersebut tidak hilang hingga MRS. Selain itu juga, didapatkan bekas
luka garukan di kaki kiri yang tidak sembuh selama 2 bulan ini, luka
tersebut terjadi akibat terinfeksi oleh kutu air dan digaruk sampai
luka (diobati betadine), tetapi luka tidak sembuh dan
menghitam/membekas. Pasien menderita hipertensi sejak 5 tahun
yll. dan gastritis sejak 3 tahun yll. Nafsu makan cukup dan diberikan
diet DM 1700 kalori. Pasien makan tidak teratur dengan frekuensi
makan 3x/hari, setiap hari minum teh manis sebanyak 3 cangkir.
Pasien sudah pernah disarankan untuk berdiet, tetapi pasien tidak
patuh terhadap diet yang harus dijalaninya. Tidak ada riwayat DM
dalam keluarga.
Hasil pemeriksaan fisik/klinis :
KU lemah, cm, tensi 130/80 mmHg, Nadi 84x/mnt, suhu
36C.
Hasil pemeriksaan penunjang :
Foto pedis kiri : tampak area lecent pada soft tissue disertai
dengan distruksi metastarsal phalang proximal digiti II, III,
tulang lain tampak porotic.
Kesimpulan : osteomyelitis disertai gas gangren pada pedis kiri
Hasil pemeriksaan laboratorium :
Kimia darah : lekosit 11.600/U, Hb 13,1 g/dl, PCV 38,6%,
trombosit 251.000/mm, MCV 83 m3, MCH 28,3 pg, MCHC
34 g/dl GDP 245 mg/dl, GD2jpp 327 mg/dl, ureum 39
mg/dl, kreatinin 0,8 mg/dl, kolesterol total 270 mg/dl, HDL
71 mg/dl, LDL 90 mg/dl, TG 280 mg/dl, asam urat 3,5
mg/dl, protein total 6,5 g/dl, albumin 3,1 g/dl, globulin 3,3
g/dl.
Urin : albumin trace, reduksi +2, urobilirubin +2, lekosit +2 -
+18
Hasil recall makanan : Energi 1308 kalori, Protein 53,80 g, lemak
31,40 g, karbohidrat 121 g.
Diagnosis medis : DM type 2 + gangren pedis kiri

2
KASUS 3

An. Laki-laki, Hk, usia 13 tahun, dirawat di rumah sakit pemerintah


Ruang IKA Kelas II Kamar 5 . MRS dengan keluhan utama kejang 3 x
lokal pada kaki dan 1 x general dengan badan meriang, lemah, bibir
kering dan tampak pucat. Tenggorokan terasa kering, mual-mual, nafsu
makan menurun, serta jumlah air kencingnya berkurang dengan warna
seperti teh. Menurut ibu penderita, tidak ada keluarga yang pernah
mengalami sakit dengan gejala-gejala seperti yang dialami oleh
penderita. Berdasarkan informasi dari nenek penderita, sewaktu kecil
ibu penderita sering juga mengalami kejang-kejang sampai usia 8 tahun,
tidak pernah dibawa ke Dokter dan akhirnya sembuh sendiri.
Penderita pernah menjalani operasi tonsil 5 tahun yang lalu. Dua tahun
sesudahnya penderita terserang Demam typhoid dan menjalani
perawatan di rumah sakit. Setelah sembuh dari penyakitnya, penderita
masih seringkali merasa badannya demam dan tetap memeriksakan diri
ke dokter praktek.
Kurang lebih sebulan sebelum MRS, penderita merasa sakit bila akan
kencing, oki sering menahan diri bila ingin kencing.
 Dari anamnesa diperoleh hasil:
Penderita tidak pernah teratur makannya, asupannya sangat rendah
kurang lebih 1200 kalori/hari, Energi sekitar .. Tidak ada pantangan
terhadap makanan dan sangat menyukai ayam bagian kepala dan
tahu yang digoreng kering. Suka jajan makanamn yang dijual
dipinggir jalan sekolahnya.
 Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinis
- Antropometri : BB = 32 kg, TB 155 cm
- Keadaan umum : lemah, composmentis
- Wajah : tampak pucat (anemia), bibir kering dengan
sudut berdarah, kulit kering dan kuku pucat
- Tensi : 160/100 mmHg
- Nadi : 98 x/menit
- Suhu : 37,2 oC
 Hasil pemeriksaan Kultur Tenggorok dan Serologi
- Staphylococcus koagulase positif
- CRP 96 mg/L
- ASTO meningkat

3
 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
- ureum : 126 mg/dl
- kreatinin : 2,3 mg/dl
- Hb : 9,3 gr/dl
- Leukosit : 8100 /mm3
- Kolesterol total : 160 mg/dl
- Protein total : 6,2 gr/dl
- Albumin : 4,2 gr/dl
- Globulin : 2,0 gr/dl
- Urine: - albumin : +3
- leukosit :> 50
- eritrosit : # terhitung
 Hasil Pemeriksaan USG : kesan: nefritis bilateral
 Diagnosis Dokter : dari data-data yang mendukung penderita
didiagnosis sementara menderita glomerulonefritis.

4
KASUS 4

An. Anik, 7,5 bulan. BB 7 kg, LILA 14 cm, dirawat dirumah sakit kelas II
dua hari yang lalu dengan diagnosis GE akut dan dehirasi sedang.
Ayahnya bekerja sebagai pegawai PATAL Grati Pasuruan dengan
penghasilan per-bulan  750.000,- perbulan dan ibunya tidak bekerja. Ia
bungsu dari 4 bersaudara. Tidak ada riwayat penyakit keluarga.
Hasil anamnesa diet :
Di Rumah : ASI diberikan pada pasien sekehendak (adlib) tiap 30 menit
terutama pagi hingga sore hari. Belum pernah diberikan pengganti ASI.
Sudah diberikan MPASI berupa bubur saring 3x/hari sebanyak 10 sdt.
Belum pernah diberikan makanan kasar seperti roti, kacang-kacangan,
sayuran daun.
Makanan yang sudah dikenalkan pada bayi dalam bentuk lumat/halus
berupa kentang, mie, biskuit, daging sapi, telur, ikan, ayam, hati, tahu,
tomat, wortel, labu siam, pisang dan pepaya.
Tidak ditemukan alergi maupun pantangan dan pasien belum pernah
menderita sakit yang sama kecuali hanya diare biasa dan cepat sembuh.
Di RS : ASI adlib(400cc), Oralit 4 gls@ 400cc (60cc/kgBB/hr). TPN per
intravena dengan IVFD KaEN 3B 14 tts/mnt (macro)/24 jam.
Nafsu makan kurang, hasil recall diet TKTP bubur halus : 88% energi,
130% protein, 90% lemak, 90% karbohidrat dan 90% cairan.
Hasil pemeriksaan :
- Fisik :
suhu 36oC, nadi 130x/mnt, RR 38x/mnt, BAK jarang, urine 25cc/jam,
KU cukup, jarang rewel, kes. cm, sesak -, muntah + 1x/hr, batuk +, BU +,
flatus +, supel, BAB 5x/hr, cair = ampas, kuning ½ gelas, Mata cowong +,
anemic -, icteric -, anus merah, turgor +
- Data laboratorium : lekosit 11.700 mm3, Hb 8,6 gr/dl, LED 4
mm/jam, trombosit 279.000 ul, Ev.hapus darah : eritrosit Hipocrom
normositer, lekosit kesan meningkat, trombosit normal.
Urine : eritrosit +0-2, lekosit -, epitel +, kristal Ca oxalat
Feses : kuning, cair, epitel +, lekosit +1-2, eritrosit –
Sisa makanan : butir lemak ++

Anda mungkin juga menyukai