Anda di halaman 1dari 14

E-ISSN - 2477-6521

Vol 5(3) Oktober 2020 (466-479)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

PENGARUH SUPERVISI MODEL REFLEKTIF INTERAKTIF


TERHADAP PERILAKU PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR
PERAWAT
Wilda Rahmadani1*), Rizanda mahmud2), Jafril3)
1)
Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang
*
Email korespondensi: Wildarahmadhani@gmail.com

Submitted :13-07-2020, Reviewed:03-08-2020, Accepted:23-09-2020


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v5i3.5423

ABSTRAK
Perilaku kewaspadaan standar yang tidak adekuat dapat menimbulkan resikoinfeksi bagi petugas
kesehatan termasuk perawat. Oleh karena itu, perlu diterapkan metode supervisi yang tepat untuk
meningkatkan kepatuhan perawat terhadap penerapan kewaspadaan standar di rumah sakit.Tujuan dari
penelitian ini untuk melihat pengaruh supervisi model reflektif interaktif terhadap perilaku penerapan
kewaspadaan standar perawat di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas. Penelitian ini
menggunakan desain quasi eksperimen pre test post test with control group.Jumlah sampel pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 44 perawat dengan menggunakan
teknik simple random sampling. Data dianalisis menggunakan dependent t-test. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata perilaku penerapan kewaspadaan standar pada
kelompok intervensi sebelum dan sesudah pemberian supervise reflektif interaktif sebesar 34 (mean
pretest = 150.84; mean posttest = 184.84, p value = 0.000). Artinya ada pengaruh pemberian supervise
reflektif interaktif terhadap peningkatan perilaku penerapan kewaspadaan standar perawat. Pemberian
supervisi reflektif interaktif diharapakan membantu mencegah resiko infeksi kepada perawat di Rumah
Sakit Pendidikan Universitas Andalas.

Kata Kunci : Supervisi reflektif interaktif, kewaspadaan standar

ABSTRACT
Inadequate universal precautionary behavior can pose a risk of infection for health workers including
nurses. Therefore, appropriate supervision methods need to be applied to improve nurses' adherence to
the application of universal precautions in hospitals. The research aims to determine the effect of
supervising interactive reflective models on the behavior of nurses' universal precaution at Andalas
University Education Hospital. This study uses a quasi-experimental design pre-test post-test with control
group. The number of samples in the intervention group and the control group were 44 nurses each using
simple random sampling technique. Data were analyzed using dependent t-test. The results of this study
prove that there are differences in the mean value of the behavior of the application of universal
precautions in the intervention group before and after the provision of interactive reflective supervision
of 34 (mean pretest = 150.84; mean posttest = 184.84, p value = 0.000). This means that there is an
influence of providing interactive reflective supervision on improving the behavior of nurses' universal
precautions. Providing interactive reflective supervision is expected to help prevent the risk of infection to
nurses at Andalas University Education Hospital.

Keywords : interactive reflective supervision ; standard awarenes

LLDIKTI Wilayah X 466


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

PENDAHULUAN yang dilakukan perawat seperti tertusuk


Pelaksanaan Pencegahan dan benda tajam sebanyak 41% terjadi pada saat
Pengendalian Infeksi di Fasilitas dinas pagi dan salah satu faktor yang
Pelayanan Kesehatan bertujuan untuk mempengaruhi adalah perilaku yang kurang
melindungi pasien, petugas kesehatan, baik dalam penerapan kewaspadaan standar.
pengunjung yang menerima pelayanan Oleh karena itu, pelaksanaan kewaspadaan
kesehatanserta masyarakat dalam standar bagi perawat pelaksana perlu
lingkungannya dengan cara memutus menjadi perhatian bagi manajemen rumah
siklus penularan penyakit infeksi sakit, khususnya kepala ruangan dalam
melalui kewaspadaan standar dan melaksanakan fungsi perencanaan
berdasarkan transmisi. Bagi pasien yang (planning), pengorganisasian (organizing),
memerlukan isolasi, maka akan penerapan (actuating), dan pengawasan
diterapkan kewaspadaan isolasi yang (controling).
terdiri dari kewaspadaan standar dan Menurut Marquis & Huston (2013)
kewaspadaan berdasarkan transmisi. perencanaan yang dilakukan berupa
Kewaspadaan standar yaitu penggalian informasi terkait identifikasi
kewaspadaan yang utama, dirancang hingga pendokumentasian dari pengetahuan
untuk diterapkan secara rutin dalam dan sarana prasarana yang tersedia untuk
perawatan seluruh pasien di rumah sakit mencapai suatu tujuan, misalnya dalam
dan fasilitas pelayanan kesehatan pengkajian terkait pengetahuan
lainnya, baik yang telah kewaspadaan standar dan ketersediaan
didiagnosis,diduga terinfeksi atau sarana dalam kewaspadaan standar. Fungsi
koluntuk mencegah transmisi silang pengorganisasian meliputi penetapan posisi
sebelum pasien di diagnosis, sebelum dan penetapan tanggung jawab pihak-pihak
adanya hasil pemeriksaan laboratorium dalam pelaksanaan kewaspadaan standar.
dan setelah pasien didiagnosis. Fungsi pelaksanaan meliputi aplikasi dari
Kewaspadaan berdasarkan transmisi konsep kewaspadaan standar oleh petugas
sebagai tambahan Kewaspadaan Standar kesehatan dan dilanjutkan dengan
yang dilaksanakan sebelum pasien pengawasan oleh manager.
didiagnosis dan setelah terdiagnosis Menurut Kasim, Mulyadi, & Kallo
jenis infeksinya. Jenis kewaspadaan (2017) pengawasan dari kepala ruangan
berdasarkan transmisi sebagai berikut dapat meningkatkan kepatuhan perawat
yaitu melalui kontak, melaluidroplet, pelaksana dalam kewaspadaan standar.
melalui udara (AirbornePrecautions), Penelitian lain yang dilakukan oleh Haile,
melalui common vehicle (makanan, air, Engeda, & Abdo (2017) didapatkan bahwa
obat, alat,peralatan) dan melalui vektor pengawasan dari pihak manajemen
(lalat, nyamuk,tikus). Suatu infeksi mempengaruhi dari pelaksanaan
dapat ditransmisikan lebih dari satu cara kewaspadaan standar oleh perawat
(Permenkes No.27,2017). pelaksana. Salah satu bentuk pengawasan
Perilaku kewaspadaan standar yang dalam pelaksanaan kewaspadaan standar
tidak adekuat menjadi resiko bagi petugas salah satunya adalah supervisi.
kesehatan itu sendiri (Porto & Marziale, Supervisi model reflektif interaktif
2016). Penelitian yang dilakukan oleh merupakan gabungan antara supervisi
Nowark, Campos, Borba, Ulbicht, & Neves reflektif dan interaktif. Supervisi reflektif
(2013)mengatakan bahwa kecelakaan kerja merupakan supervisi yang dilakukan pada

LLDIKTI Wilayah X 467


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

individu secara ilmiah untuk menggali Anak dan kebidanan, Haemodialisa, dan
materi yang akan di supervisi (Reynolds & Kamar Operasi. Jadi jumlah total sampel
Suter, 2010). Perawat dan supervisior harus didatkan sebanyak 88 responden. Metode
belajar untuk merefleksikan tujuan dari pengambilan sampel dalam penelitian
keterampilan yang membutuhkan usaha dan dengan menggunakan simple random
latihan. Model reflektif bukan bawaan, tetapi sampling. Simple random sampling adalah
sebuah cara yang sangat interaktif dan aktif. pengambilan sampel yang dilakukan.
Supervisi reflektif interaktif dilakukan Adapun kriteria inklusi pada perawat yang
secara langsung baik individu maupun menjadi kelompok intervensi dan kelompok
kelompok yang lebih menekankan kepada kontrol adalah : Perawat pelaksana yang
hubungan interpersonal dengan komunikasi berpendidikan DIII Keperawatan, memiliki
langsung yang berisikan tentang fungsi masa kerja > 3 bulan, bersedia menjadi
manajerial, pendidikan serta dukungan responden dan kriteria Eksklusi Perawat
(Wiedow, 2017). yang sedang melanjutkan pendidikan,
Penerapan supervisi reflektif interaktif perawat yang sedang cuti atau sakit.
pada praktik keperawatan mampu untuk Instrument A memuat tentang data
meningkatkan kualitas penerapan karakteristik perawat yaitu umur, jenis
kewaspadaan standar. Penelitian yang kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja,
dilakukan oleh Yulita & Handiyani riwayat pelatihan K3RS/PPI. Instrument B
(2013)menemukan bahwa terjadinya bertujuan untuk mengukur perilaku
peningkatan proporsi dari perawat yang penerapan kewaspadaan standar perawat.
menerapkan kewaspadaan standar setelah Terdiri dari dua pernyataan yaitu pernyataan
dilakukan supervisi reflektif interaktif. positif dan negatif. Menggunakan skala
Penelitian lainnya dilakukan oleh likert dengan empat pilihan jawaban yaitu
Rusmegawati (2015) didapatkan bahwa tidak pernah = skor 1, jarang = skor 2, sering
setelah dilakukan supervisi reflektif = skor 3, dan selalu = skor 4. Instrument C
interaktif terjadi peningkatan kemampuan memuat materi pelatihan supervisi model
dari berpikir kritis perawat dalam reflektif interaktif dan memuat mengenai
memberikan asuhan keperawatan pada kewaspadaan standar perawat. Analisa data
pasien. menggunakan analisis univariat dan analisa
bivariat. Analisa bivariat digunakan untuk
METODE PENELITIAN menguji pengaruh supervisi model reflektif
Penelitian ini merupakan penelitian interaktif terhadap penerapan kewaspadaan
dengan jenis kuantitatif. Penelitian ini standar perawat. Perbedaan penerapan
menggunakan desain quasi eksperimen pre kewaspadaan standar perawat sesudah
test post test with control group atau intervensi pada kelompok intervensi dan
penelitian eksperimen semu dengan kontrol dianalisa dengan uji beda 2 mean
pendekatan pre dan post test pada kelompok yaitu uji independen t-test. Independen t-test
kontrol dan intervensi. Populasi dalam digunakan untuk menguji beda mean dari
penelitian ini adalah seluruh perawat di hasil pengukuran untuk membandingkan dua
Rumah Sakit Pendidikan Universitas kelompok yang berbeda.
Andalas yaitu sebanyak 116 orang yang
tersebar pada beberapa ruangan yaitu Rawat
inap Surgikal, Rawat Inap VIP, IGD, MIS,
Kemoterapi, ICU/CVCU, Poli Rawat Jalan,

LLDIKTI Wilayah X 468


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. ANALISA UNIVARIAT
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, masa kerja, dan pelatihan K3RS dan PPI) pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol (N=88)

Kelompok Kelompok
Karakteristik Intervensi Kontrol
F % f %
Umur
< 35 tahun 44 100 44 100
≥ 35 tahun 0 0 0 0
Jenis Kelamin
Laki-laki 5 11,36 4 9,09
Perempuan 39 88,64 40 90,91
Pendidikan
DIII Keperawatan 4 9,09 12 27,27
S1 Keperawatan 0 0 0 0
Profesi Ners 40 90,91 32 72,73
S2 Keperawatan 0 0 0 0
Masa Kerja
< 2 tahun 36 81,82 29 65,91
≥ 2 tahun 8 18,18 15 34,09
Pelatihan K3RS/PPI
P Pernah 41 93,18 40 90,91
Tidak Pernah 3 6,82 4 9,09
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat pelatihan K3RS dan PPI. Pada kelompok
bahwa seluruh perawat pada kelompok kontrol didapatkan usia seluruh perawat <35
intervensi berusia <35 tahun (100%) dan tahun (100%) dan kebanyakan berjenis
sebagian besar responden (88,64%) berjenis kelamin perempuan (90,9%). Adapun
kelamin perempuan. Pendidikan terakhir pendidikan terakhir perawat sebagian besar
perawat paling banyak (90,91%) adalah S1 adalah S1 Ners (72,7%). Kebanyakan
Ners. Lebih dari sebagian perawat (81,82%) perawat bekerja kurang dari 2 tahun (65,9%)
bekerja kurang dari 2 tahun dan sebagian dan paling banyak (90,9%) sudah mengikuti
besar (93,2%) sudah pernah mengikuti pelatihan K3RS dan PPI.
Tabel 2. Gambaran Perilaku Penerapan Kewaspadaan Standar Pada Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol (n=88)
Penerapan Mean SD Min - Max 95% CI
Kewaspadaan
Standar
Pre Test 150,84 2,49 146 - 157 150,08 - 151,60
Intervensi
Post test 184,84 1,74 182 - 189 184,31 – 185,37
Pre Test 150,84 2,49 146 - 157 150,08 – 151,60
Kontrol
Post test 173,23 2,43 168 - 179 172,49 - 173,97

LLDIKTI Wilayah X 469


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

Hasil analisis didapatkan rata-rata Pada kelompok kontrol rata-rata perilaku


perilaku penerapan kewaspadaan standar penerapan kewaspadaan standar perawat
perawat pada kelompok intervensi saat pada saat pretest adalah 150,84 (95%CI :
pretest adalah 150,84 (95% CI : 150,08 - 150,08 – 151,60), standar deviasi 2,49
151,60) , standar deviasi 2,49 dengan skor dengan skor terendah adalah 146 dan skor
terendah adalah 146 dan skor tertinggi tertinggi adalah 157. Sedangkan pada post
adalah 157. Sedangkan pada post test adalah test adalah 173,23 (95% CI : 172,49 -
184,84 (95% CI :184,31 – 185,37) , dengan 173,97) , dengan standar deviasi 2,43 dan
standar deviasi 1,74 dan skor terendah skor terendah adalah 168 dan skor tertinggi
adalah 182 dan skor tertinggi adalah 189. adalah 179.

Tabel 3. Uji Normalitas Data Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Kelompok Mean Skewness SE Kurtosis Distribusi


Intervensi
Pretest 150.84 0.304 0.357 -0.527 Normal
Post test 184.84 0.312 0.357 -0.449 Normal
Kontrol
Pretest 150.84 0.304 0.357 -0.527 Normal
Post test 173.23 0.054 0.357 0.126 Normal
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai intervensi nilai skewness pretest adalah
penerapan kewaspadaan standar pada 0.304 dengan SE 0.357 dan posttest 0.312
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan SE 0.357. Sedangkan pada
baik prestest maupun post test adalah kelompok kontrol nilai skewness pretest
berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari adalah 0.304 dengan SE 0.357 dan posttest
hasil nilai skewness dibagi standar errornya 0.054 dengan SE 0.357.
menghasilkan angka ≤ 2.Pada kelompok

B. ANALISA BIVARIAT
Tabel 4. Perbedaan Perilaku Penerapan Kewaspadaan Standar Perawat Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Supervisi Model
Reflektif Interaktif (n=88)

Penerapan
Kewaspadaan Intervensi Kontrol
p value
Standar
Mean SD Mean SD
Pre Test 150,84 2,49 150,84 2,49 0.000
Post Test 184,84 1,74 173,23 2,43 0.000
Berdasarkan tabel 4 diatas didapatkan perbedaan yang signifikan penerapan
bahwa rata-rata penerapan kewaspadaan kewaspadaan standar perawat saat pre-test
standar perawat waktu pre-test pada pada kelompok intervensi dan kelompok
kelompok intervensi dan kelompok kontrol kontrol. Sedangkan rata-rata penerapan
adalah 150,84 dengan standar deviasi 2,49. kewaspadaan standar waktu post test pada
Berdasarkan hasil uji analisis terlihat nilai p- kelompok intervensi adalah 184,84 dengan
value= 0,000 maka dapat disimpulkan ada standar deviasi 1,74 dan untuk kelompok

LLDIKTI Wilayah X 470


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

kontrol rata-rata penerapan dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang


kewaspadaan standar adalah 173,23 dengan signifikan penerapan kewaspadaan standar
standar deviasi 2,43. Berdasarkan hasil uji saat post-test pada kelompok intervensi dan
analisis terlihat nilai p-value= 0,000 maka kelompok kontrol.

Tabel 5. Perbedaan Penerapan Kewaspadaan Standar perawat Sebelum dan Sesudah


Supervisi Model Reflektif Interaktif Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol di RSP (n=88)

Penerapan
Kewaspadaan Pre-test Post-test
delta
Standar p value
Mean SD Mean SD
Intervensi 150,84 2,49 184,84 1,74 34 0.000
Kontrol 150,84 2,49 173,23 2,43 22,39 0.000
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat di kelompok intervensi adalah 88,6%
ketahui bahwa rata rata penerapan perempuan dan kelompok kontrol 90,9%
kewaspadaan standar perawat pada perempuan. Perawat di rumah sakit
kelompok intervensi saat sebelum supervisi pendidikan Unand sama seperti Rumah Sakit
reflektif interaktif adalah 150,84 dengan lainnya yang masih di dominasi oleh
standar deviasi 2,49 dan sesudah supervisi perempuan (Becker, 2013).
reflektif interaktif adalah 184,84 dengan Pendidikan terakhir dari perawat yang
standar deviasi 1,74. Sedangkan pada menjadi responden pada penelitian ini
kelompok kontrol yang tidak diberi supervisi adalah pada kelompok intervensi 90,9 % S1-
reflektif interaktif sebelum adalah 150,84 Ners dan kelompok kontrol 72,7% S1-Ners.
dengan standar deviasi 2,49 dan sesudah Sedangkan lamanya responden bekerja pada
adalah 173,23 dengan standar deviasi 2,43. kelompok intervensi dan kontrol kurang dari
Berdasarkan hasil uji analisis terlihat nilai p- 2 tahun serta pernah mengikuti pelatihan
value = 0.000 maka dapat disimpulkan ada K3RS dan PPI. Hal ini akan mempermudah
perbedaan yang signifikan antara penerapan dalam penerapan pemberian supervisi
kewaspadaan standar pada kelompok reflektif interaktif karena mereka sudah
intervensi yang diberikan supervisi reflektif dibekali oleh pengetahuan awal yang telah
interaktif dan kelompok control yang tidak dilatih dalam pelatihan K3RS dan PPI.
diberikan supervisi reflektif interaktif.
Pengaruh Pemberian Supervisi Reflektif
Karakteristik Responden Interaktif terhadap Perilaku Penerapan
Dari penelitian yang telah dilakukan Kewaspadaan Standar Perawat di Rumah
didapatkan karakteristik responden yaitu Sakit Pendidikan Universitas Andalas
pada kelompok intervensi dan kelompok Padang
kontrol didapatkan 100% berusia <35 tahun. Berdasarkan hasil penelitian yang
Hal ini dapat mendukung dalam penerapan dimulai dengan tahap awal yaitu
pemberian supervisi reflektif interaktif menyebarkan kuesioner kepada seluruh
karena usia ini dapat menerima perawat yang menjadi kelompok intervensi
pembelajaran yang baru untuk kebaikan dan kelompok kontroldan juga disertai
sebuah instansi (Haile, Engeda, & Abdo, dengan observasi yang dilakukan kepada
2017). Jenis kelamin responden pada perawat. Lalu kepala ruangan diberikan

LLDIKTI Wilayah X 471


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

materi mengenai supervisi model reflektif kewaspadaan standar sebelum diberikan


interaktif dan dijelaskan prosedur supervisi supervisi model reflektif interaktif, namun
yang akan dilaksanakan. Kemudian untuk setelah diberikan intervensi supervisi
kelompok intervensi diberikan supervisi reflektif oleh kepala ruangan sebagian besar
model reflektif interaktif sebanyak 2 (dua) perawat ―selalu‖ menerapkan kewaspadaan
kali lalu setelah dilakukan supervsii standar.
dilakukan observasi kembali terhadap Peningkatan tertinggi tampak pada
penerapan kewaspadaan stadndar perawat aspek kebersihan tangan, penggunaan APD,
pada kelompok intervensi. Sedangkan untuk etiket batuk, dan penerapan teknik aseptik
kelompok kontrol diberikan supervisi dimana hasil posstest menunjukkan nilai
dengan metode konvensional yang biasa >90%. Hasil analisis kuesinoer
dilakukan oleh kepala ruangan. menunjukkan bahwa pada pretest hanya 6
Hasil analisis didapatkan rata-rata orang (13,6%) yang selalu memastikan hand
perilaku penerapan kewaspadaan standar hygiene sebelum menyentuh pasien
perawat pada kelompok intervensi saat meningkatkan menjadi 42 orang (95,5%)
pretest adalah 150,84 (95% CI : 150,08 - pada posttest. Pada pretest hanya 11 orang
151,60) , standar deviasi 2,49 dengan skor (25%) yang selalu memakai sarung tangan
terendah adalah 146 dan skor tertinggi ketika dicurigai adanya agen infeksius
adalah 157. Sedangkan pada post test adalah meningkatkan menjadi 41 (93,2%) pada
184,84 (95% CI : 184,31 – 185,37), dengan posttest. Pada pretest hanya 5 orang
standar deviasi 1,74 dan skor terendah (11,4%) yang selalu menghindari dan
adalah 182 dan skor tertinggi adalah 189. mengurangi bicara, batuk bersin ketika
Hasil di atas menunjukkan bahwa memberikan asuhan keperawatan pada
terjadi peningkatan nilai rerata perilaku pasien meningkat menjadi 42 orang (95,5%)
penerapan kewaspadaan standar perawat pada posttest. Pada pretest hanya 8 orang
sebelum dan sesudah intervensi supervisi (18,2%) yang selalu melakukan desinfeksi
reflektif interaktif sebesar 34.0, artinya sebelum memberikan obat injeksi meningkat
terjadi peningkatan kepatuhan perawat menjadi 42 orang (95,5%) pada posttest.
dalam menerapkan kewaspadaan standar. Sementara itu pada aspek penanganan
Terdapat 9 aspek kewaspadaan standar dan pembuangan benda tajam, pengelolaan
terapkan untuk mencegah dan lingkungan fisik secara rutin, pengolahan
mengendalikan infeksi yaitu(1) kebersihan ulang peralatan dan instrument yang dapat
tangan, (2) penggunaan alat pelindung diri, digunakan kembali, manajemen sampah dan
(3) penanganan dan pembuangan benda penangan linen, rata-rata hasil posttest
tajam, (4) pengelolaan lingkungan fisik menunjukkan nilai selalu pada rentang 50%
secara rutin, (5) pengolahan ulang peralatan - 80%. Peneliti berpendapat bahwa hal ini
dan instrument yang dapat digunakan dikarenakan aspek-aspek tersebut
kembali, (6) kebersihan pernafasan dan melibatkan tenaga kesehatan lain dan
etiket batuk, (7) tekhnik aseptik, (8) tergantung juga pada unit mana
manajemen sampah dan (9) penangan linen. kewaspadaan standar tersebut diterapkan.
Berdasarkan analisis kuesioner, terjadi Gambaran yang sedikit berbeda
peningkatan dari hasil pretest ke posttest tampak pada hasil pretest dan posttest pada
yang signifikan pada beberapa aspek kelompok kontrol, dimana pada kelompok
kewaspadaan standar. Secara umum hasil ini tidak diberikan intevensi supervisi model
kuesioner menunjukkan bahwa perawat reflektif interkatif.Pada kelompok kontrol
masih ―sering‖ patuh dalam penerapan rata-rata perilaku penerapan kewaspadaan

LLDIKTI Wilayah X 472


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

standar perawat pada saat pretest adalah Sementara itu pada aspek penanganan
150,84 (95%CI : 150,08 – 151,60), standar dan pembuangan benda tajam, pengelolaan
deviasi 2,49 dengan skor terendah adalah lingkungan fisik secara rutin, pengolahan
146 dan skor tertinggi adalah 157. ulang peralatan dan instrument yang dapat
Sedangkan pada post test adalah 173,23 digunakan kembali, manajemen sampah dan
(95% CI : 172,49 - 173,97) , dengan standar penangan linen, rata-rata hasil posttest
deviasi 2,43 dan skor terendah adalah 168 menunjukkan nilai selalu pada rentang 50%
dan skor tertinggi adalah 179. - 65%.
Hasil di atas menunjukkan bahwa Didapatkan hasil adanya pengaruh
terjadi peningkatan nilai rerata perilaku pemberian supervisi reflektif interaktif
penerapan kewaspadaan standar perawat terhadap perilaku penerapan kewaspadaan
sebelum dan sesudah intervensi supervisi standar perawat di Rumah Sakit Pendidikan
reflektif interaktif sebesar 22.39, artinya Universitas Andalas Padang.Hasil
terjadi peningkatan kepatuhan perawat analisismenunjukkan bahwa terdapat
dalam menerapkan kewaspadaan perbedaan nilai mean antara perilaku
standar.Namun peningkatan perilaku pada penerapan kewaspadaan standar sebelum
kelompok kontrol masih rendah dibanding dan sesudah intervensi supervisi reflektif
peningkatan perilaku pada kelompok interaktif adalah 34,0 dengan standar deviasi
intervensi yang sebesar 34. 3,249. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p
Jika dibandingkan dengan capaian value 0.000 yang artinya ada perbedaan
kelompok intervensi pada aspek kebersihan yang signifikan antara perilaku penerapan
tangan, penggunaan APD, etiket batuk, dan kewaspadaan standar perawat sebelum
penerapan teknik aseptik, maka hasil intervensi dengan sesudah intervensi
posstest pada kelompok kontrol tidak sebaik supervise reflektif interaktif di RSP
pada kelompok intervensi.Dimana capaian Universitas Andalas. Hal ini dibuktikan oleh
tertinggi pada kelompok kontrol peningkatan rata-rata nilai pretest dan post
menunjukkan nilai <71%. Hasil analisis test dari 150.84 menjadi 184.84. Hasil di
kuesinoer menunjukkan bahwa pada pretest atas menunjukkan adanya pengaruh
hanya 7 orang (15,9%) yang selalu pemberian supervisi reflektif interaktif
memastikan hand hygiene sebelum terhadap perilaku penerapan kewaspadaan
menyentuh pasien meningkatkan menjadi 25 standar perawat di Rumah Sakit Pendidikan
orang (56,8%) pada posttest. Pada pretest Universitas Andalas Padang.Perawat
hanya 13 orang (29,5%) yang selalu memiliki persepsi yang baik terhadap
memakai sarung tangan ketika dicurigai supervisi reflektif interaktif yang dilakukan
adanya agen infeksius meningkatkan oleh kepala ruangan sehingga penerapan
menjadi 23 orang (52,3%) pada posttest. kewaspadaan standar perawat meningkat.
Pada pretest hanya 6 orang (13,6%) yang Bimbingan kepala ruangan pada kelompok
selalu menghindari dan mengurangi bicara, intervensi meningkatkan kepercayaan diri
batuk bersin ketika memberikan asuhan perawat dalam penerapan kewaspadaan
keperawatan pada pasien meningkat menjadi standar di rumah sakit.Menurut Marquis dan
31 orang (70,5%) pada posttest. Pada pretest Huston (2013) yang mengemukakan bahwa
hanya 11 orang (25%) yang selalu supervisi dapat menumbuhkan dan
melakukan desinfeksi sebelum memberikan meningkatkan motivasi dalam bekerja, tidak
obat injeksi meningkat menjadi 14 orang menimbulkan kecemasan pada staf, mampu
(31,8%) pada posttest. mengembangkan percaya diri dan
keterbukaan, serta mampu mengidentifikasi

LLDIKTI Wilayah X 473


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

aspek-aspek yang harus diperbaiki melalui Pemakaian alat kewaspadaan standar


pembinaan.Hal ini dapat diterapkan dalam adalah metode dalam melindungi diri
tujuan meningkatkan kepatuhan penerapan petugas kesehatan dari mikroba atau patogen
kewaspadaan standar perawat.Menurut yang berasal dari pasien pada saat kontak
Kasim, Mulyadi, & Kallo (2017) atau berinteraksi dengan pasien (Ndu &
pengawasan dari kepala ruangan dapat Arinze-Onyia, 2017). Menurut Maroldi et al.
meningkatkan kepatuhan perawat pelaksana (2017) meskipun upaya pencegahan sudah
dalam kewaspadaan standar. Penelitian lain dilakukan, namun beberapa faktor seperti
yang dilakukan oleh Haile, Engeda, & Abdo pengetahuan dan kepatuhan mempengaruhi
(2017) didapatkan bahwa pengawasan dari keefektifan pencegahan penularan penyakit
pihak manajemen mempengaruhi dari menggunakan kewaspadaan standar tersebut.
pelaksanaan kewaspadaan standar oleh Ketidakpatuhan dan ketidaktahuan dalam
perawat pelaksana. Salah satu bentuk penggunaan kewaspadaan standar dapat
pengawasan dalam pelaksanaan menjadi pintu masuk bagi patogen kedalam
kewaspadaan standar salah satunya adalah tubuh tenaga kesehatan (Adebayo, Labiran,
supervisi. Di Rumah Sakit Umum Wisata & Imarhiagbe, 2015).
Universitas Indonesia Timur dimana dari Penerapan kewaspadaan standar
110 perawat yang diteliti, sebanyak 60 orang merupakan upaya dalam mencegah
perawat memiliki pengetahuan dan penularan penyakit dari pasien kepada
kepatuhan dalam kategorik kurang baik serta petugas kesehatan yang harus dilaksanakan
61 orang perawat memiliki sikap dan oleh setiap petugas kesehatan. Oleh karena
kepatuhan yang kurang baik terhadap itu dalam pelakasanaan penggunaan
kewaspadaan standar (Yunus & Fachrin, kewaspadaan standar tersebut diperlukan
2017). Kepatuhan terhadap kewaspadaan peran dari kepala ruangan untuk melakukan
standar yang tidak baik mengakibatkan sebuah supervisi kepada perawat pelaksana.
tindakan yang dilakukan oleh petugas Perilaku kewaspadaan standar yang
kesehatan memiliki sebuah resiko (World tidak adekuat menjadi resiko bagi petugas
Health Organization, 2015). kesehatan itu sendiri (Porto & Marziale,
Keperawatan merupakan salah satu 2016). Penelitian yang dilakukan oleh
bidang keilmuan kesehatan yang memiliki Nowark, Campos, Borba, Ulbicht, & Neves
waktu paling banyak untuk kontak dengan (2013) mengatakan bahwa kecelakaan kerja
pasien. Tingginya waktu interaksi antara yang dilakukan perawat seperti tertusuk
perawat dengan pasien juga memperbesar benda tajam sebanyak 41% terjadi pada saat
peluang terjadinya penularan penyakit dinas pagi dan salah satu faktor yang
pasien kepada perawat (Nowark et al., mempengaruhi adalah perilaku yang kurang
2013). Penularan penyakit pasien kepada baik dalam penerapan kewaspadaan standar.
perawat dapat terjadi dengan berbagai cara, Oleh karena itu, pelaksanaan kewaspadaan
baik yang terlihat oleh mata maupun yang standar bagi perawat pelaksana perlu
tidak dapat dilihat langsung dengan mata menjadi perhatian bagi manajemen rumah
(Center for Disease Control, 2016). Perawat sakit, khususnya kepala ruangan dalam
memiliki resiko yang tinggi dibandingkan fungsi perencanaan (planning),
dengan petugas kesehatan lainnya, sehingga pengorganisasian (organizing), penerapan
proses pencegahan terjadinya peularan (actuating), dan pengawasan (controling).
penyakit dari pasien kepada perawat maupun Menurut Marquis & Huston (2013)
dari perawat kepada pasien adalah hal yang perencanaan yang dilakukan berupa
tidak bisa diremehkan. penggalian informasi terkait identifikasi

LLDIKTI Wilayah X 474


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

hingga pendokumentasian dari pengetahuan dapat digunakan antara lain adalah


dan sarana prasarana yang tersedia untuk interaktif, reflektif, dan supervisi reflektif
mencapai suatu tujuan, misalnya dalam interaktif.
pengkajian terkait pengetahuan Supervisi model reflektif interaktif
kewaspadaan standar dan ketersediaan merupakan gabungan antara supervisi
sarana dalam kewaspadaan standar. Fungsi reflektif dan interaktif. Supervisi reflektif
pengorganisasian meliputi penetapan posisi merupakan supervisi yang dilakukan pada
dan penetapan tanggung jawab pihak-pihak individu secara ilmiah untuk menggali
dalam pelaksanaan kewaspadaan standar. materi yang akan di supervisi (Reynolds &
Fungsi pelaksanaan meliputi aplikasi dari Suter, 2010). Perawat dan supervisior harus
konsep kewaspadaan standar oleh petugas belajar untuk merefleksikan tujuan dari
kesehatan dan dilanjutkan dengan keterampilan yang membutuhkan usaha dan
pengawasan oleh manager. latihan. Model reflektif bukan bawaan, tetapi
Berdasarkan hasil penelitian yang sebuah cara yang sangat interaktif dan aktif.
dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan Supervisi reflektif interaktif dilakukan
Universitas Andalas didapatkan bahwa secara langsung baik individu maupun
pelaksanaan supervisi model reflektif kelompok yang lebih menekankan kepada
interaktif oleh kepala ruangan efektif dalam hubungan interpersonal dengan komunikasi
meningkatkan perilaku penerapan langsung yang berisikan tentang fungsi
kewaspadaan standar perawat. Menurut Luo, manajerial, pendidikan serta dukungan
He, Zhou, & Luo (2010) dikatakan bahwa (Wiedow, 2017).
penerapan supervisi efektif dalam Supervisi model reflektif interaktif
meningkatkan perilaku kewaspadaan memiliki sasaran dalam meningkatkan
standar. Salah satu tujuan dilakukannya kualitas pemberian asuhan keperawatan.
supervisi adalah untuk menjaga mutu kinerja Salah satu faktor yang dapat menyebabkan
tetap berjalan baik (Nursalam, 2011). penurunan dari kualitas pelayanan adalah
Dengan demikian supervisi model reflektif rendahnya kepatuhan dalam penerapan
interaktif dapat menjadi salah satu langkah kewaspadaan standar (Maroldi et al., 2017).
yang dipilih dalam meningkatkan kualitas Menurut Rusmegawati (2015) mengatakan
pelayanan dalam aspek penerapan bahwa supervisi model reflektif dapat
kewaspadaan standar. mengasah kemampuan berfikir kritis dari
Supervisi merupakan upaya untuk perawat dalam melakukan perawatan pasien,
membantu pembinaan dan peningkatan dimana critical thinking dalam pentingnya
kemampuan pihak yang disupervisi agar penggunaan kewaspadaan standar dalam
mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan memberikan asuhan keperawatan. Dengan
yang telah ditetapkan dengan efektif dan demikian penerapan supervisi reflektif
efisien (Nursalam, 2011). Pelaksanaan interaktif juga dapat membantu
supervisi bukan hanya dituju-kan untuk meningkatkan kualitas pemberian asuhan
mengawasi apakah seluruh staf keperawatan yang diberikan perawat.
menjalankan tugasnya dengan sebaik-
baiknya, sesuai dengan instruksi atau SIMPULAN
ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga Adanya pengaruh pemberian supervisi
bagaimana memperbaiki proses keperawatan reflektif interaktifsebelum dan sesudah
yang sedang berlangsung (Harmatiwi, diberikan supervisi reflektif interaktif pada
Sumaryani, & Rosa, 2017). Menurut Truter kelompok intervensi (p value = 0,000)
& Fouché (2015) model supervisi yang dengan perbedaan skor mean adalah 34,00.

LLDIKTI Wilayah X 475


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

Adanya perbedaan skor perilaku penerapan Inpatient Expectations and


kewaspadaan standarsebelum dan sesudah Satisfacactions for Maximum
tanpa diberikan terapi pada kelompok Medicare Reimbursement. College of
kontrol (p value = 0,019) dengan selisih Management and Technology, 6(112),
mean adalah 22,39. 21–45. https://doi.org/UMI : 3257958

UCAPAN TERIMAKASIH Center for Disease Control. (2016). Types of


Ucapan terima kasih kepada dosen healthcare-associated infections.
pembimbing Universitas Andalas yang telah Healthcare- associated infections
banyak memberikan bimbingan kepada (HAIs). Retrieved August 31, 2018,
peneliti dan dan telah membantu peneliti from
dalam pelaksanaan penelitian https://www.cdc.gov/HAI/infectionTy
pes.html [Accessed
DAFTAR PUSTAKA
Adebayo, O., Labiran, A., & Imarhiagbe, L. Delucchi, M. (2014). Measuring Student
(2015). Standard Precautions in Clinical Learning in Social Statistics: A
Practices: A Review. International Journal Pretest-Posttest Study of Knowledge
of Health Sciences and Research, 5(9), 529– Gain. Teaching Sociology, 42(3), 231–
540. 239.

Akagbo, S. E., Nortey, P., & Ackumey, M. Estelle, Lilian Mua. (2011). Pengaruh
M. (2017). Knowledge of standard pelatihan..., , FIK UI.
precautions and barriers to compliance
among healthcare workers in the Factors Affecting Doctors ’ and Nurses ’
Lower Manya Krobo District, Ghana. Compliance with Standard Precautions
BMC Research Notes, 10(1), 1–9. on All Areas of Hospital Settings
https://doi.org/10.1186/s13104-017- Worldwide — A ... Factors Affecting
2748-9 Doctors ’ and Nurses ’ Compliance
with Standard Precautions on All
Amoran, O., & Onwube, O. (2013). Areas of Hospital Settings Worldwide
Infection control and practice of — A. (2015), (March).
standard precautions among healthcare
workers in northern Nigeria. Journal Fandiani, Y. (2017). The Effect of Dzikir
of Global Infectious Diseases, 5(4), Therapy on Sleep Quality of College
156. https://doi.org/10.4103/0974- Students at School of Nursing
777X.122010 University of Jember. Nurseline
Journal, 2(1), 52–60.
Babaji, M., & Bulama, K. U. (2015).
Assessment of knowledge and practice Fauzia, N., Ansyori, A., Hariyanto, T.
of standard precautions among nurses Kepatuhan Standar Prosedur
working at Federal Medical Centre Operasional Hand Hygiene pada
Gombe , Nigeria. Journal of Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
Pharmacology, 3(1), 1–11. Sakit Adherence to the Standard
Operating Procedures on Hand
Becker, J. A. (2013). Examining Hygiene of Nurses in Hospital ’ s
Relationship Between Hospital Inpatient Unit, 28(1), 95–98.

LLDIKTI Wilayah X 476


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

Epidemiology, prevention, control and


Gawad, A. (2017). Assessment of surveillance. Asian Pacific Journal of
Knowledge about Standard Tropical Biomedicine, 7(5), 478–482.
Precautions and Nosocomial Infection https://doi.org/10.1016/j.apjtb.2017.01
among Nurses Working in Hospitals .019
of Sana ’ a City , Yemen, 10(1), 169–
176. Luo, Y., He, G. P., Zhou, J. W., & Luo, Y.
(2010). Factors impacting compliance
Haile, T. G., Engeda, E. H., & Abdo, A. A. with standard precautions in nursing,
(2017). Compliance with Standard China. International Journal of
Precautions and Associated Factors Infectious Diseases, 14(12), e1106–
among Healthcare Workers in Gondar e1114.
University Comprehensive Specialized https://doi.org/10.1016/j.ijid.2009.03.0
Hospital, Northwest Ethiopia. Journal 37
of Environmental and Public Health,
2017. Lynch, L., Hancox, K., Happel, B., &
https://doi.org/10.1155/2017/2050635 Parker. (2008). Clinical Supervision
for Nurse. United Kingdom: Wiley-
Hananto, S., Nugroho, P., & Sujianto, U. BlackWell.
(2017). Supervisi Kepala Ruang
Model Proctor Untuk Pendahuluan Maroldi, M. A. C., Felix, A. M. da S., Dias,
Metode, 20(1). A. A. L., Kawagoe, J. Y., Padoveze,
https://doi.org/10.7454/jki.v20i1.348 M. C., Ferreira, S. A., … Figueiredo,
R. M. (2017). Adherence to
Harmatiwi, D. D., Sumaryani, S., & Rosa, E. precautions for preventing the
M. (2017). Evaluasi Pelaksanaan transmission of microorganisms in
Supervisi Keperawatan di R umah S primary health care: A qualitative
akit U mum D aerah Panembahan study. BMC Nursing, 16(1), 4–11.
Senopati Bantul, 6(1), 47–54. https://doi.org/10.1186/s12912-017-
https://doi.org/10.18196/jmmr.6126.E 0245-z
valuasi
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2013).
Kasim, Y., Mulyadi, & Kallo, V. (2017). Leadership Roles and Management
Hubungan Motivasi & Supervisi Function in Nursing. Journal of
Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Chemical Information and Modeling
Penggunan Alat Pelindung Diri (APD) (7th ed., Vol. 53). Philadelphia:
Pada Penanganan Pasien Gangguan Lippincot Williams & Wilkins.
Muskuloskeletal Di IGD RSUP Prof. https://doi.org/10.1017/CBO97811074
DR. R. D. Kandou Manado. E-Journal 15324.004
Keperawatan, 5(1), 1–10. Retrieved
from Mehta, Y., Gupta, A., Todi, S., Myatra, S.,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ Samaddar, D., Patil, V., …
jkp/article/view/14898 Ramasubban, S. (2014). Guidelines for
prevention of hospital acquired
Khan, H. A., Baig, F. K., & Mehboob, R. infections. Indian Journal of Critical
(2017). Nosocomial infections: Care Medicine, 18(3), 149.

LLDIKTI Wilayah X 477


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

https://doi.org/10.4103/0972- 9781.100035
5229.128705
Porto, J. S., & Marziale, M. H. P. (2016).
Ndu, A. C., & Arinze-Onyia, S. U. (2017). Reasons and consequences of low
Standard precaution knowledge and adherence to standard precautions by
adherence: Do doctors differ from the nursing team. Revista Gaucha de
medical laboratory scientists? Malawi Enfermagem, 37(2), e57395.
Medical Journal, 29(4), 294–300. https://doi.org/10.1590/1983-
https://doi.org/10.4314/mmj.v29i4.3 1447.2016.02.57395

Noviyani, R., & Tunas, K. (2016). Validity Rahi, S. (2017). Research Design and
and Reliability of EORTC QLQ C-30 Methods: A Systematic Review of
Questionnaire in Assessing Quality of Research Paradigms, Sampling Issues
Life of Gynecological Cancer Patients and Instruments Development.
in Sanglah Hospital Denpasar. International Journal of Economics &
Indonesian Journal of Clinical Management Sciences, 06(02).
Pharmacy, 5(2), 106–114. https://doi.org/10.4172/2162-
6359.1000403
Nowark, N. L., Campos, G. A., Borba, É. de
O., Ulbicht, L., & Neves, E. B. (2013). Reynolds, B., & Suter, M. (2010). Reflective
Risk factors of accidents with sharp practice, a Model for Supervision and
instruments. Mundo Saúde (1995), Practice in Social Work. Teaching in
37(4), 419–426. Lifelong Learning: A Guide to Theory
https://doi.org/10.15343/0104- and Practice.
7809.2013374419426
Rusmegawati. (2015). Pengaruh Supervisi
Ogoina, D., Pondei, K., Adetunji, B., Chima, Reflektif Interaktif Terhadap
G., Isichei, C., & Gidado, S. (2015). Keterampilan Berpikir Kritis Perawat
Knowledge, attitude and practice of dalam Melaksanakan Asuhan
standard precautions of infection Keperawatan di IRNA RS. Dr. H. M.
control by hospital workers in two Ansari Saleh Banjarmasin. Indonesia
tertiary hospitals in Nigeria. Journal of University.
Infection Prevention, 16(1), 16–22.
https://doi.org/10.1177/175717741455 Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
8957 Kuantitatif Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Permana, A. B., & Hidayah, N. (2017). The
Influence of Health Workers’ Tampilang, R. M., & Warouw, H. Hubungan
Knowledge, Attitude and Compliance Supervisi Kepala Ruangan Dengan
on the Implementation of Standard Kepuasan Perawat Pelaksana Di Rsud
Precautions in Preventions of Liunkendage Tahuna 1, 21–26.
Hospital-Acquired Infections at PKU Truter, E., & Fouché, A. (2015). Reflective
Muhammadiyah Bantul Hospital. supervision: Guidelines for promoting
Journal of Hospital & Medical resilience amongst designated social
Management, 03(02), 1–6. workers. Social Work (South Africa),
https://doi.org/10.4172/2471- 51(2), 221–243.

LLDIKTI Wilayah X 478


Wilda Rahmadani Et All | Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap Perilaku Penerapan
Kewaspadaan Standar Perawat
(466-479)

https://doi.org/10.15270/51-2-444 Dan Informasi, 13(1), 97–106.


Yulita, Y., & Handiyani, H. (2013).
Wiedow, J. (2017). Youth Work Pengaruh Supervisi Model Reflektif
Supervision: Supporting Practice Interaktif Terhadap Perilaku
through Reflection. Journal of Youth Keselamatan Perawat Pada Bahaya
Development, 12(1), 30–47. Agen Biologik di RSUD Provinsi
https://doi.org/10.5195/JYD.2017.482 Kepulauan Riau Tanjung Uban.
Indonesia University. Retrieved from
World Health Organization. (2015). Health https://lib.ui.ac.id/unggah/?q=system/f
care-associated infections Fact sheet. iles/Yenni Yulita-Tesis-FIK-Naskah
World Healthn Organization, 4. Ringkas-2013_0.pdf
Retrieved from
http://www.who.int/gpsc/country_wor
k/gpsc_ccisc_fact_sheet_en.pdf Yunus, W., & Fachrin, S. A. (2017).
Perawat dalam Pelaksanaan Universal
Yudistira. (2017). Literasi Informasi Precaution di Rumah Sakit Umum
Pustakawan di Perpustakaan Fakultas Wisata Universitas Indonesia Timur
Teknik UGM Menggunakan Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Pengembangan Model The BIG 6. Diagnosis, 11(4), 446–450.
Jurnal Berkala Ilmu Perpustakaan

LLDIKTI Wilayah X 479

Anda mungkin juga menyukai