Anda di halaman 1dari 200

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY.”NS”G2P1001USIA KEHAMILAN 37 MINGGU 1 HARI


DENGAN JARAK KEHAMILAN TERLALU DEKAT DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA RAPAK
KOTA BALIKPAPAN
TAHUN 2020

OLEH :

NUR HIKMAH LESTARY


NIM. PO 7224117019

Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam


menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN BALIKPAPAN
2020

i
ABSTRAK
DIPLOMA III KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KALTIM
Laporan Tugas Akhir, Mei 2020

Nur Hikmah Lestary, Ernani Setyawati, M. Keb, Ribut Budiarti, SST.

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.NS G2P1001 DENGAN JARAK


KEHAMILAN TERLALU DEKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA RAPAK
KOTA BALIKPAPAN

Sebuah kehamilan dapat dikatakan beresiko tinggi bila prosesnya beresiko lebih tinggi dari
kehamilan normal, bagi ibu maupun janin, baik selama hamil maupun melahirkan bahkan usai
melahirkan. Berikut beberapa ibu hamil yang masuk dalam kategori resiko tinggi adalah tinggi badan
kurang dari 145 cm, bentuk panggul yang tidak normal, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun, jumlah anak lebih dari 4, jarak kelahiran kurang dari 2 tahun, adanya kesulitan pada
kehamilan atau persalinan yang lalu, pernah keguguran, riwayat operasi sesarea atau pengangkatan
miom, dan ibu dengan riwayat penyakit.
Tujuan penelitian adalah Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada saat kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonates sampai dengan pelayanan kontrasepsi pada Ny.NS G2P1001
dengan jarak kehamilan terlalu dekat di wilayah kerja puskesmas muara rapak kota balikpapan.
Metode asuhan dalam metode ini yang digunakan adalah data primer yaitu dengan menggunakan
metode pengamatan (observation), wawancara (anamnesa), maupun hasil pengukuran fisik dan
pemeriksaan kebidanan langsung kepada klien. Data sekunder diperoleh dengan melakukan
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang lainnya (USG, foto rontgen dll) data kesehatan
penduduk kota dan provinsi, buku KIA sebagai buku catatan perkembangan klien. Selain itu dapat
dilakukan melalui studi kepustakaan (Library research).
Hasil asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. NS selama kehamilan trimester III G2P1001
dengan jarak kehamilan terlalu dekat yaitu kehamilan Ny. NS berjalan dengan baik dan tidak terjadi
factor resiko. Hal ini terjadi karena dilakukannya asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny. NS.
Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif melalui studi kasus continuity of care
pada Ny. NS G2P1001 dengan jarak kehamilan terlalu dekat sampai pelayanan kontrasepsi adalah
pentingnya melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif sebagai deteksi dini untuk mengurangi
faktor-faktor resiko yang dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus,
hingga pelayanan kontrasepsi.
Kata Kunci :Asuhan, Komprehensif, Kehamilan, Persalinan, Masa Nifas, KeluargaBerencana.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Hikmah Lestary

NIM : P07224117019

Tempat, TanggalLahir : Jenebora, 5 Juli 1999

Agama : Islam

Alamat : Jl. SMP10 Rt 03 Kelurahan Nenang Kecamatan

Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara

RiwayatPendidikan :

 SD Negeri 029 PPU, Lulus Tahun 2011.

 SMP Negeri 1 PPU, Lulus Tahun 2014.

 SMA Negreri 1 PPU, Lulus Tahun 2017.

 Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Kaltim Prodi D-III

Kebidanan Balikpapan Tahun 2017 – sekarang.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya

akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada Ny. NS G2P1001 Hamil 37 minggu 1 hari dengan Jarak

Kehamilan Terlalu Dekat di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Kota Balikpapan”.

Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur Tahun Akademik 2020.

Sehubungan dengan itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. H. Supriadi B. S. Kp.,M.Kep., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kalimantan Timur.

2. Inda Corniawati, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kalimantan Timur.

3. Ernani Setyawati M.keb, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Balikpapan

Politeknik KesehatanKemenkes Kalimantan Timur serta Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dalam memberikan asuhan dan penyelesaian Laporan Tugas

Akhir.

4. Hj. Eli Rahmawati, S.ST,.M.Kes selaku Penguji Utama Laoran Tugas Akhir

5. Ribut Budiarti, SST selaku pembimbing II yang telah memberi masukan yang sangat

dibutuhkan dalam penyusunan Laporan Laporan Tugas Akhir.

6. Para Dosen dan Staff Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur

Prodi D III Kebidanan Balikpapan.

v
7. Teristimewa kedua Orang Tua Saya yang telah memberi semangat, doa, serta dukungan

materi dan spiritualnya sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan tepat

waktu.

8. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat

dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

9. Ny. NS selaku pasien saya yang sangat kooperatif sehingga memudahkan penulis dalam

menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat diucapkan satu-

persatu.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan

sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik

pengalaman, pengetahuan dan waktu. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang

bersifat membangun demi perbaikan yang akan datang sangat diharapkan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang telah di berikan

dan semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain yang

membutuhkan.

vi
Lembar Persembahan

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tepat waktu.
Sungguh, luar biasa karunia dan nikmat Allah SWT yang telah Ia curahkan
kepada saya hingga saat ini. Tak akan saya sampai di titik ini tanpa
kemudahan – kemudahan dan segala keajaiban dari-Nya. Segala hal yang
terjadi dalam perjalanan hidup saya adalah rencana yang telah Ia susun
sedemikian rupa, tak terkecuali mampunya saya menyelesaikan tugas akhir
ini. Terima Kasih Yaa Robb, tiada henti engkau member pendosa ini karunia
dan nikmat yang luar biasa..

Teruntuk Ibu dan Bapak


Terima kasih banyak untuk ibu dan bapak, sungguh kalianlah alas an pertama
saya memilih perkuliahan ini dan kalian lah pula yang menjadi alas an
pertama saya harus dapat bertahan dan menyelesaikan dengan baik.
Mungkin saya bukan anak pandai yang selalu mendapat nilai sempurna,
namun sungguh sebisa mungkin saya memberikan yang tebaik dan tidak
ingin kalian kecewa. Ibu dan bapak yang tahu bagaimana perjuangan saya
dari nol hingga saat ini, yang tahu bagaimana air mata dan kegundahan hati
saya selama ini. Terimakasih ibu bapak selalu mendukung saya hingga saat
ini, menjadi energy yang membangkitkan saya. Dan maafkan saya yang masih
belum memberikan ibu dan bapak apa – apa, maafkan saya yang masih
membuat kalian khawatir, sungguh aku persembahkan ini untuk ibu dan
bapak. Doain Hikmah semoga dapat rejeki terus yahh, entah itu
dipermudahkan dalam mencari kerja atau lanjut kuliah :’) Love you :*<3

Teruntuk Dosen Pembimbing dan Penguji Utama


Kepada Ibu Hj. Eli Rahmawati,S.ST,.M.Kes, Ibu Ernani Setyawati M.Keb dan Ibu
Ribut Budiarti, SST saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada ibu
sekalian. Dengan sabar dan penuh pengertian ibu membimbing saya dalam
penulisan laporan tugas akhir ini. Saya tidak mampu membalas apapun
kepada ibu atas ilmu dan pelajaran yang telah ibu curahkan kepada saya.

vii
Semoga ilmu yang ibu curahkan kepada saya menjadi pemberat amal
kebaikan ibu di akhirat kelak.

Teruntuk Dosen – Dosen Kebidanan Poltekkes Kaltim


Terima kasih banyak untuk ibu dan bapak yang telah memberikan ilmu dan
kebaikan-kebaikan. Semoga ibu bapak sehat dan sellau dalam perlindungan
Allah SWT.

Teruntuk kedua teman ku yang sebobrok


Heyy kaleann berduahh!!!
Pertama-tama terimakasih untuk mu wahai wanita SAFIRA NURZANNAH
yang selalu menemani suka duka gundah gulana kuu, mendengarkan keluh
kesah keceriaan kebahagiaan kesedihanan kemiskinan dan kekayaan ku yang
tiada tarah ini terimakasihh atass...... aku gak tau apa yang harus kukatakan
lagi. Terimakasih pokoknya untuk dirimu wahai sahabat karena telah bersedia
menemani kuhh kemana mana hingga hitamm bersama menggembel
bersama, yang selalu memberiku asupan nutrisi sehingga berat badan ini
bertambah, yang selalu memberikan ku uang bensin uang kuota uang jajan,
membelikan ku ini itu, apa jadinya diriku ini tanpa dirimuu wahai kawan.
Terimakasih juga sudah mau sabar menghadapi kecerobohan ku ini dan maaf
sudah merepotkan nyenye selama ini  KOKK AKU SEDIH SIHH. Yah pokonya
sampe bertemu tahun depan lah, semoga impian masuk univ bareng tercapai
yahh, ku tunggu dirimu kawan wkwkw.

Selanjutnya untuk HIDAYAH ULFAH


yang aku tidak mengerti lagi sebenarnya dirimu ini spesies aapaa,
terimakasih atas tumpangan mu selama diriku mengerjakan laporan ini, aku
tidak akan melupakan mu wahai wanita otak 1/4 . terimakasih sudah mau
menjadi bahan tertawaan ku, terimakasih atas kegoblokan mu yang membuat
diriku tertawa terus setiap pagi siang dan malam wkwkw, terimakasih sudah
jadi teman makan indomie ku dan terimakasih sudah mau meminjamkan
barang berharga mu. Jangan lupain aku yah pengg, aku tau kmu sedih
berpisah dengan kuh hahaha. Ku berdoa smoga dirimu sehat selalu dan
sukses, kalau nikah undang diriku yah ingatt kain ku 10 meterrr.
Looooppppeeee yoooouuuu kaleann berduahh :’) :*<3

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................i

Halaman Persetujuan ...................................................................................................... ii

Halaman Pengesahan .................................................................................................... iii

Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................................iv

Kata Pengantar ................................................................................................................ v

Lembar Persembahan ....................................................................................................vii

Daftar Isi ........................................................................................................................ ix

Daftar Tabel ..................................................................................................................xii

Daftar Bagan ................................................................................................................. xv

Daftar Lampiran ........................................................................................................... xvi

Daftar Singkatan .........................................................................................................xvii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4

C. Tujuan ........................................................................................................... 5

D. Manfaat ......................................................................................................... 6

ix
E. Ruang Lingkup .............................................................................................. 7

F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 8

BAB II TinjauanPustaka

A. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan ............................................................ 9

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan ................................................................ 13

BAB III Subjektif dan Kerangka Kerja Pelaksanaan Studi Kasus

A. Rencana Studi Kasus yang Berkesinambungan dengan COC ....................... 64

B. Kerangka Kerja Penelitian ........................................................................... 67

C. Etika Studi Kasus ......................................................................................... 68

D. Intervensi Asuhan Kebidanan ...................................................................... 69

BAB IV Tinjauan Kasus

A. Dokumntasi ANC ......................................................................................... 73

B. Dokumentasi INC ......................................................................................... 97

C. Dokumentasi BBL ………………………… .................... …………………106

D. Dokumentasi PNC……………………….……………… .................... ……111

E. Dokumentasi Neonatus …… .................... ………………………………….118

F. Dokumentasi KB… .................... …………………………………………....124

BAB V Pembahasan

A. Asuhan Kehamilan……………………………………… .................... …….125

B. Asuhan Persalinan……………………… .................... ……………………..127

x
C. Asuhan BBL…………… .................... ……………………………………...132

D. Asuhan Masa Nifas……………………… ....................……………………135

E. Asuhan Neonatus....………………….................... …………………………137

F. Asuhan KB ………………………………… ................... ………………….139

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………….....................142

B. Saran…………………………………………………………........................144

Daftar Pustaka ................................................................................................ .146

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (Leopold) .................................. 15

2.2 Usia Kehamilan berdasarkan Mc. Donald ................................................................ 16

2.3 Tafsiran Berat Janin pada TM III ............................................................................. 17

2.4 Peningkatan berat badan selama kehamilan.............................................................. 24

2.5 Klasifikasi Tekanan Darah berdasarkan MAP .......................................................... 25

2.6 Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid ........................................... 26

2.7 Skor Poedji Rochjati ..................................................................................... 36

2.8 Frekuensi Penilaian dan Intervensi dalam Persalinan Normal ........................ 42

2.9 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin ............................................................ 46

2.10 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal ....................................................... 47

2.11 Apgar Score ................................................................................................ 51

2.12 Involusi Uterus Mengenai TFU ................................................................... 54

2.13 Kunjungan Neonatus ................................................................................... 60

2.14 Kontrasepsi Non Hormonal ......................................................................... 61

2.15 Kontrasepsi Hormonal ................................................................................. 62

3.1 Intervensi Asuhan Kebidanan ........................................................................ 69

xii
4.1 Riwayat Kehamilan dan Persalinan Lalu ....................................................... 73

4.2 Diagnosa dan Data Dasar .............................................................................. 81

4.3 Masalah dan Data Dasar ................................................................................ 82

4.4 Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh .............................................. 82

4.5 Kebutuhan Hamil TM III .............................................................................. 84

4.6 Intervensi Asuhan Kebidanan Kehamilan I .................................................... 88

4.7 Pola Fungsional Kesehatan ............................................................................ 89

4.8 Intervensi Asuhan Kebidanan Kehamilan II .................................................. 92

4.9 Pola Fungsional Kesehatan............................................................................ 93

4.10 Intervensi Asuhan Kebidanan Kehamilan III ............................................... 96

4.10 Intervensi Asuhan Kebidanan Kehamilan III ............................................... 96

4.11 Intervensi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala I Fase Laten ......................... 99

4.12 Intervensi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala II ......................................... 101

4.13 Intervensi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala III ........................................ 103

4.14 Intervensi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala IV........................................ 105

4.15 Apgar Skor ................................................................................................. 107

4.16 Pola Fungsional ........................................................................................... 108

4.17 Intervensi Asuhan Kebidanan pada BBL ..................................................... 110

xiii
4.18 Intervensi Asuhan Kebidanan Nifa Kunjungan I .......................................... 113

4.19 Intervensi Asuhan Kebidanan Nifa Kunjungan II ........................................ 116

4.20 Pola Fungsional ........................................................................................... 117

4.21Intervensi Asuhan Kebidanan Nifa Kunjungan III ........................................ 118

4.22 Pola Fungsional ........................................................................................... 119

4.23Intervensi Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan I ................................... 120

4.24 Pola Fungsional ........................................................................................... 121

4.25Intervensi Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan II .................................. 121

4.26 Pola Fungsional ........................................................................................... 123

4.27Intervensi Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan III ................................ 123

4.28Intervensi Asuhan Kebidanan KB ................................................................ 124

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................................. 67

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Partograf

2. SAK KB

3. LEAFLET

4. Lembar Inform Consent

5. Lembar Koreksi SEMHAS

6. Lembar Konsultasi Laporan Tugas Akhir

xvi
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

AKI : Angka Kematian Ibu

ANC : Antenatal Care

ASI : Air Susu Ibu

APN : Asuhan Persalinan Normal

APD : Alat Pelindung Diri

APGAR : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiratory

A/S : Apgar Score

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

BBL : Bayi Baru Lahir

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

Bdn : Bidan

BMI : Berdasarkan Masa Tubuh

BPS : Badan Pusat Statistik

CM : Compos mentis

COC : Continuity Of Care

Depkes : Departemen Kesehatan

Dinkes : Dinas Kesehatan

DJJ : Denyut Jantung Janin

DLL : Dan Lain Lain

xvii
DPM : Denyut PerMenit

Fe : Ferum

GI : Gastrointestinal

Gr : Gram

GPAPAH : Gravida, Partus, Aterm, Prematur, Abortus, dan Anak Hidup

H : Hidup

HB : Hemoglobin

HCG : Human Chorionic Gonadothropin

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

HPP : Hemoragik Post Partum

IM : Intra Muscular

IMD : Inisiasi Menyusui Dini

INC : Intranatal Care

IRT : Ibu Rumah Tangga

IUD : Intra Uteri Device

IUFD : Intra Uteri Fetal Death

IV : Intra Vena

JK : Jenis Kelamin

Kes : Kesadaran

Ket : Keterangan

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi

KU : Keadaan Umum

Laktsi : Laktasi

LILA : Lingkar Lengan Atas

LK : Lingkar Kepala

xviii
Lk : Laki-laki

MDGs : Millenium Development Goals

mmHg : Milimeter Hydrargyrum

N : Nadi

NCB : Neonatus Cukup Bulan

Ny. : Nyonya

KB : Keluarga Berencana

KPD : Ketuban Pecah Dini

PAP : Pintu Atas Pinggul

PB : Panjang Badan

Penkes : Pendidikan Kesehatan

PNC : Postnatal Care

PP : Post Partum

PTT : Penegangan Tali Pusat Terkendali

Px : Prosesusxipoideus

RH : Rhesus

RR : Respiratory Rate

RS : Rumah Sakit

S : Suhu

SBR : Segmen Bawah Rahim

SC : Sectio Caesarea

SDGs : Sustainable Development Goals

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Sf : Sulfas ferrosus

SMK : Sesuai Masa Kehamilan

xix
SMA : Sekolah Menengah Atas

SOAP : Subjek, Objek, Assesmen, Pelaksanaan

Sp. OG : Spesialis Obstetri & Ginekologi

Taa : Tidak ada

TB : Tinggi Badan

TBJ : Taksiran Berat Janin

TD : Tekanan Darah

TFU : Tinggi Fundus Uteri

Tn. : Tuan

TT : Tetanus Toxoid

TTV : Tanda Tanda Vital

UK : Usia Kehamilan

UUK : Ubun-Ubun Kecil

USG : Ultrasonografi

WHO : World Health Organization

xx
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) di seluruh

dunia, terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi

khususnya neonates sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Kematian maternal dan

bayi tersebut menjadi trauma di negara berkembang sebesar 99%.WHO

memperkirakan jika ibu hanya melahirkan 3 bayi, maka kematian ibu dapat

diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.000.000 jiwa per

tahun (Manuaba, 2010).

World Health Organization (WHO) memperkirakan di Indonesia

terdapat 126 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian

ibu 6.400 pada tahun 2015. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) AKImenurun dari 359 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2012 menjadi

305 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015 dan kembali menetap menjadi 305

per 100.000 kelahiran hidup tahun 2018. Sedangkan AKB menurun dari 34 per

1000 kelahiran hidup tahun 2007 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup tahun

2012 dan kembali turun menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup tahun 2017 (Profil

Kesehatan, 2018).

Di Indonesia pada bulan Januari sampai September 2016 Angka

Kematian Ibu (AKI) sebesar 401 per 100.000 jiwa, Angka Kematian Ibu pada

tahun 2015 masih tinggi meskipun dari hasil Sensus Penduduk 2010 dan Survei
2

Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 ada penurunan dari tahun 2014, yaitu

346 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Masih jauh dari harapan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang

menargetkan AKI di tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup,

Dengan demikian diharapkan pada tahun 2030 AKI kurang dari 70 per 100.000

kelahiran hidup sesuai target bukan hanya sekedar impian. (Sustainable

Development Goals,2016).

Angka Kematian Ibu (AKI) Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur

mengalami penurunan, tahun 2013 AKI sebesar 113 kasus, tahun 2014 turun

menjadi 104 kasus, lalu tahun 2015 turun 100 kasus dan tahun 2016 turun lagi

menjadi 95 kasus kematian per 100.000 kelahiran hidupp, namun kembali

meningkat pada tahun 2017 menjadi 110 kasus kematian per 100.000 kelahiran

hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2018)

Angka kematian ibu di Balikpapan dilaporkan 9 kasus atau 72 per

100.000 KH pada 2015. Tahun 2016 dilaporkan 9 kasus atau 72 per 100.000 KH,

lalu meningkat menjadi 10 kasus atau 78 per 100.000 KH atau 78 per 100.000

KH tahun 2017. Sementara itu AKB di Balikpapan mengalami penurunan. Tahun

2015 AKB 78 kasus atau 6 per 1.000 KH dan stabil pada tahun 2016 yaitu 78

kasus atau 6 per 1.000 KH, kemudian tahun 2017 menurun menjadi 76 kasus atau

6 per 1.000 KH (Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, 2017).

Secara garis besar kontribusi kematian ibu dapat dikelompokkan menjadi

penyebab langsung dan penyebab tidak langsung, dimana penyebab langsung

dari kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan,

sedangkan penyebab persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklamsi atau
3

eklamsi, infeksi, persalinan macetdan abortus (Depkes RI, 2010). Penyebab tidak

langsung pada kematian ibu adalah faktor yang memperberat keadaan ibu hamil

seperti “Empat Terlalu” yakni terlalu muda melahirkan (<20 tahun), terlalu tua

pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu sering melahirkan (>4 anak), dan terlalu

dekat jarak kelahiran (<2 tahun) (Dinkes Jateng,2016).

Faktor akibat terlalu dekat jarak kehamilan menjadi salah satu resiko

tinggi kehamilan yang dapat menyebabkan AKI. Jika dilihat menurut jarak

kehamilan ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian

maternal lebih banyak. Jarak Kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu

mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa

kembali ke kondisi sebelumnya dan cadangan zat besi ibu hamil belum pulih,

akhirnya kebutuhan janin di dalam kandungan ibu terganggu (Amirudin, 2010).

(Ruswandiani dan Mainase, 2015, dalam Monita, et.al, 2016)

mengatakan bahwa jarak kelahiran yang ideal adalah lebih dari dua tahun, karena

tubuh memerlukan kesempatan untuk memperbaiki persediaan, selain itu

pertumbuhan dan perkembangan janin juga akan terhambat jika organ-organ

reproduksi terganggu. Dari permasalahan tersebut juga akan muncul beberapa

resiko, misalnya kematian janin saat dilahirkan, plasenta previa, BBLR, dan

Kematian di usia bayi. Selain itu, resiko lain juga dapat terjadi seperti prematur

karena kesehatan fisik dan rahim ibu masih memerlukan waktu untuk

beristirahat.

Selain jarak kehamilan, ibu juga mengalami ketidaknyamanan pada

kehamilan TM III antara lain sesak nafas. Sesak nafas pada dada merupakan

salah satu ketidaknyamanan pada kehamilan Trimester III hal ini terjadi karena
4

adanya tekanan bayi yang berada dibawah diafragma menekan paru ibu sehingga

membuat ibu merasa susah bernafas. Tetapi setelah kepala bayi sudah turun ke

rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang

pertama kali hamil akan merasa lega dan bernafas (Syarifudin, 2011)

Pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 21 Januari 2020 ditemukan

keadaan umum baik, hasil pengukuran tanda-tanda vital yaitu tekanan darah

110/80 mmHg, suhu tubuh 36,6‫ﹾ‬C, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, serta

hasil pengukuran berat badan saat ini adalah 52 kg, janin tunggal hidup intrauteri,

letak kepala, DJJ: 137 x/menit, TFU: 30 cm, Hb: 12,1 gr%. Hasil pemeriksaan

USG pada 6 Januari 2020, TBJ: 2300 gr, TP: 13 Februari 2020, air ketuban

cukup dan jernih, tidak terdapat lilitan tali pusat dan plasenta terletak di segmen

atas rahim. Keluhan Ny. NS yaitu sering sesak pada dada.

Berdasarkan pada hasil pengkajian dan pemeriksaan pada kunjungan

pertama tanggal 21 Januari 2020 , penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan

yang komprehensif pada Ny.’’NS” selama masa hamil dengan judul “Asuhan

Kebidanan Komprehensif Pada Ny. NS G2P10001 Usia Kehamilan 37 minggu 1

hari dengan masalah jarak kehamilan terlalu dekat di Wilayah Kerja Puskesmas

Perawatan Muara Rapak Kota Balikpapan Tahun 2020”

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada studi kasus ini

adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Secara Komprehensif Pada Ny.NS

G2P10001. Usia Kehamilan 37 Minggu 1 hari dengan masalah jarak kehamilan

terlalu dekat. Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Muara Rapak Kota


5

Balikpapan Tahun 2020 Dalam Masa Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir,

Nifas, Neonatus, Sampai Dengan Pelayanan Kontrasepsi?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif ibu hamil,

persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, sampai dengan pelayanan

kontrasepsi pada Ny. NS

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil dengan

pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

b. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin dengan

pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

c. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru lahir

dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk

SOAP.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu nifas dengan

pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

e. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada neonatus dengan

pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

f. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada keluarga berencana

dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk

SOAP.
6

D. Manfaat Studi Kasus

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Kaltim Prodi D-III Kebidanan

Balikpapan.

Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi

mahasiswanya dalam pemberian asuhan kebidanan komprehensif dari

masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, neonatus sampai

pelayanan kontrasepsi serta untuk mengevaluasi kompetensi mahasiswa

dalam pemberian asuhan kebidanan, sehingga dapat menghasilkan bidan

yang terampil, profesional dan mandiri.

b. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mempraktikan teori yang telah diperoleh sebelumnya

dan kemudian diaplikasikan secara langsung dalam melakukan asuhan

kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi

baru lahir, nifas, neonatus, hingga pelayanan kontrasepsi.

c. Bagi Klien

1) Klien dapat mengatasi masalah yang terjadi pada dirinya yaitu dapat

mengatasi keluhan sesak pada dada

2) Klien dapat mengatur pola nutrisi dan istirahat

3) Klien mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan

4) Klien mengetahui persiapan persalinan

5) Klien mengetahui tanda-tanda persalinan

6) Klien mengetahu dampak kehamilan terlalu dekat


7

E. RuangLingkup

Subjek penelitian dalam asuhan kebidanan secara komprehensif dengan

melakukan pengambilan data secara primer terhadap Ny. NS usia 25 tahun

G2P10001 usia kehamilan 37 minggu 1 hari dengan masalah jarak kehamilan

terlalu dekat yang bertempat tinggal di Jl. Borobudur 1 RT.38 No.46 Kelurahan

Muara Rapak. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang komprehensif akan

dilakukan pada periode bulan Januari – Februari 2020 yang meliputi

pengawasan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan

keluarga berencana.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada karya tulis ini dimulai dengan Judul,

Halaman Judul, Halaman Persetujuan, Halaman Pengesahan, Daftar Riwayat

Hidup, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Bagan, Daftar

Lampiran dan Bab I memuat Pendahuluan yang berisi Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan, Tujuan Umum, Tujuan Khusus, Manfaat yang

dibagi menjadi dua yaitu : Manfaat Praktis dan Manfaat Teoritis, Ruang

Lingkup, Sistematika Penulisan. Kemudian Bab II memuat tinjauan pustaka

yang berisi Konsep Dasar Manajemen Kebidanan : Manajemen Varney,

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan /Contuinity of Care, Dokumentasi

Kebidanan, Konsep Dasar Asuhan Kebidanan. Bab III berisi Subjek dan

Kerangka Pelaksanaan Studi Kasus di dalamnya membahas tentang Rancangan

Studi Kasus yang Berkesinambungan dengan COC, Etika Penelitian, Hasil

Pengkajian dan Perencanaan Asuhan Komprehensif, Bab IV berisi Tinjauan


8

Kasus yang memuat hasil dokumentasi asuhan kebidanan yang komprehensif

dan di lanjutkan pada Bab V berisi Pembahasan dari hasil asuhan yang di

berikan secara komprehensif apakah terjadi berkesinambungan atau

bertentangan dengan teori kemudian ditutup dengan Bab VI yang memuat

Kesimpulan dari hasil asuhan komprehensif dan Saran untuk perbaikan.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

1. Manajemen Varney

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan, dalam rangkaian/tahapan

yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien

(Varney, 2010).

Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang

ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970 an (Varney,2010)

Langkah – langkah Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai 7 langkah

Varney, yaitu :

a. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Tahap ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah berikutnya.

Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang dihadapi akan

menentukan.

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah


10

dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan

sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita

yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.

Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam

lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis

kebidanan. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman

klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai

diagnosis.

Daftar diagnosa nomenklatur kebidanan :

Persalinan Normal, Partus Normal, Syok, DJJ tidak normal, Abortus,

Solusio Placenta, Akut Pyelonephritis, Amnionitis, Anemia Berat,

Apendiksitis, Atonia Uteri, Infeksi Mammae, Pembengkakan Mammae,

Presentasi Bokong, Asma Bronchiale, Presentasi Dagu, Disproporsi

Sevalo Pelvik, Hipertensi Kronik, Koagilopati, Presentasi Ganda, Cystitis,

Eklampsia, Kelainan Ektopik, Ensephalitis, Epilepsi, Hidramnion,

Presentasi Muka, Persalinan Semu, Kematian Janin, Hemorargik

Antepartum, Hemorargik Postpartum, Gagal Jantung, Inertia Uteri,

Infeksi Luka, Invertio Uteri, Bayi Besar, Malaria Berat Dengan Indikasi,

Malaria Ringan Dengan Komplikasi, Mekonium, Meningitis, Metritis,

Migrain, Kehamilan Mola, Kehamilan Ganda, Partus Macet, Posisi

Occiput Posterior, Posisi Occiput Melintang, Kista Ovarium, Abses

Pelvix, Peritonitis, Placenta Previa, Pneumonia, Pre-Eklampsia

Ringan/Berat, Hipertensi Karena Kehamilan, Ketuban Pecah Dini, Partus


11

Prematurus, Prolapsus Tali Pusat, Partus Fase Laten Lama, Partus Kala II

Lama, Sisa Placenta, Retensio Placenta, Ruptura Uteri, Bekas Luka

Uteri, Presentase Bahu, Distosia Bahu, Robekan Serviks dan Vagina,

Tetanus, Letak Lintang.

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Langkah ketiga adalah langkah ketika bidan melakukan identifikasi

diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis

potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah

diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini

penting dalam melakukan asuhan yang aman.

d. Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakam

segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi klien.

e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosis yang

telah diidentifikasi atau diantisipasi.


12

f. Langkah VI : Pelaksanaan Asuhan

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara

efisien dan aman. Pada langkah ke VI ini, rencana asuhan menyeluruh

seperti yang telah diuraikan dilangkah ke V dilaksanakan secara efisien

dan aman.

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah

diberikan. Hal yang dievalusi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi

dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.

2. Asuhan Kebidanan Berkelanjutan / Contuinity of Care

Continuity of Care (COC) adalah pelayanan yang dicapai ketika

terjalin hubungan yang terus-menerus antara seorang wanita dan bidan.

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir,

neonatus sampai pelayanan kontrasepsi.

Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal

apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas,

bayi baru lahir, neonatus dan pelayanan kontrasepsi serta melatih dalam

melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah

yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan

dan tindakan sesuai dengan kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi

terhadap tindakan yang telah dilakukan (Pratami, 2015).


13

3. Dokumentasi Kebidanan

Alur berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah. Untuk

mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses

berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP (Varney, 2010).

S: Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesis sebagai langkah I Varney.

O: Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan

uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung

asuhan sebagai langkah I Varney.

A: Menggambarkan pendokumentasian hasil ananlisis dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosis/masalah, antisipasi

diagnosis/masalah potensial, dan perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter, konsultasi/kolaborasi dan/atau rujukan sebagai langkah II, III, IV

dalam manajemen Varney.

P: Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan dan evaluasi

perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, dan VII Varney.

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

1. Asuhan kehamilan (Ante Natal Care)

a. Pengertian

Kehamilan adalah suatu peristiwa pertemuan dan persenyawaan

antara sel telur dan sel sperma. Proses kehamilan merupakan mata rantai

yang berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi, migrasi spermatozoa


14

dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada

uterus, pembentukan plasenta serta tumbuh kembang hasil konsepsi

sampai dilahirkan (Manuaba, 2010).

b. Tujuan

Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante

Natal Care (ANC) tersebut adalah :

1) Tujuan umum

Tujuan umum adalah memelihara dan meningkatkan

kesehatan ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat

menyelesaikan kehamilannya dengan baik, melahirkan bayi sehat dan

memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta dapat

mengurus bayi dengan baik dan benar.

2) Tujuan khusus

Tujuan khususnya adalah mempersiapkan ibu agar memahami

pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin, nifas, bayi

dan anak, mempersiapkan dan merencanakan persalinan sesuai

dengan 10 faktor resiko yang dihadapi, mendeteksi dini dan

menangani masalah secara dini, mempersiapkan ibu untuk merawat

bayi, menyusui bayi secara ekslusif dan dilanjutkan sampai usia dua

tahunan, mempersiapkan ibu agar ikut keluarga (Manuaba, 2009).

c. Kunjungan Antenatal

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Ibu hamil mendapatkan

pelayanan ANC minimal 4 kali selama kehamilan, yang terbagi dalam

(Manuaba, 2012) :
15

1) Trimester I : 1 kali (sebelum usia 14 minggu)

2) Trimester II : 1 kali (usia kehamilan antara 14-28 minggu)

3) Trimester III : 2 kali (usia kehamilan antara 28-36 minggu dan

sesudah usia kehamilan 36 minggu (Saifuddin, 2010).

d. Menentukan Usia Kehamilan

1) Metode Kalender

Metode kalender adalah metode yang sering kali digunakan oleh

tenaga kesehatan dilapangan perhitungannya sesuai rumus yang

direkomendasikan oleh Neagle yaitu dihitung dari tanggal pertama

haid terakhir ditambah 7 (tujuh), bulan ditambah 9 (sembilan) atau

dikurang 3 (tiga), tahun ditambah 1 (satu) atau 0 (nol) (Kusmiyati,

dkk, 2009).

2) Tinggi Fundus

Tabel 2.1
tinggi fundus uteri (menurut Leopold)
UK TFU (jari) TFU (cm)
12 minggu 1/3 di atas simfisis -
16 minggu ½ di atas simfisis-pusat -
20 minggu 2-3 jari dibawah pusat 20 cm
24 minggu Setinggi pusat 23 cm
28 minggu 2-3 jari diatas pusat 26 cm
32 minggu Pertengahan pusat – PX 30 cm

36 minggu setinggi PX 33 cm
40 minggu 2-3 jari dibawah px (janin mulai 30 cm
memasuki panggul)
(Penentuan Usia Kehamilan menurut leopod, 2012)
16

Table 2.2
Tinggi Fundus Uteri dalam cm (Mc-Donald)
TFU Umur Kehamilan
24 – 25 cm diatas simp 24 – 25 minggu
26.7 cm diatas simp 28 minggu
27.5 – 28 cm diatas simp 30 minggu
29.5 – 30 cm diatas simp 32 minggu
31 cm diatas simp 34 minggu
32 cm diatas simp 36 minggu
33 cm diatas simp 38 minggu
37,7 cm diatas simp 40 minggu
Sumber : Ilmu Kebidanan penyakit kandungan dan KB (Manuaba, 2010)
Dengan menggunakan cara Mc. Donald dapat mengetahui

taksiran berat janin. Taksiran ini hanya berlaku untuk janin presentasi

kepala. Rumusnya adalah sebagai berikut : (tinggi fundus dalam cm –

n ) x 155= Berat (gram) . Bila kepala diatas atau pada spina ischiadika

maka n = 12. Bila kepala dibawah spina ischiadika, maka n =11.

Trimester tiga adalah triwulan terakhir dari masa kehamilan

yakni usia 7 bulan sampai 9 bulan atau 28 minggu – 40 minggu

(Saifuddin, 2010).

Trimester tiga adalah trimester terakhir kehamilan, pada

periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu.

Janin ibu sedang berada di dalam tahap penyempurnaan (Manuaba,

2010).

Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penentuan.

Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian

dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk melihat

bayinya(Kusmiyati, 2009).
17

e. Taksiran Berat Janin

Tabel 2.3
Perkembangan Berat dan Panjang Janin Sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Panjang (cm) Berat (gram)
28 minggu 37,6 cm 1100 gram
29 minggu 38,6 cm 1150 gram
30 minggu 41 cm 1400 gram
31 minggu 41,1 cm 1502 gram
32 minggu 42,4 cm 1702 gram
33 minggu 43,7 cm 1918 gram
34 minggu 45 cm 2146 gram
35 minggu 46,2 cm 2383 gram
36 minggu 47,4 cm 2622 gram
37 minggu 48,6 cm 2859 gram
38 minggu 49,8 cm 3083 gram
39 minggu 50,7 cm 3288 gram
40 minggu 51,2 cm 3462 gram
41 minggu 51,7 cm 3597 gram
Sumber : Manuaba (2010)

f. Ketidaknyamanan pada kehamilan Trimester III (Syarifudin, 2011).

1) Sakit Punggung

Sakit pada punggung hal ini karena meningkatnya beban berat

yang ibu bawa yaitu bayi dalam kandungan. Pakailah sepatu tumit

rendah, hindari mengangkat benda yang berat, berdiri dan berjalan

dengan punggung dan bahu yang tegak, mintalah pertolongan untuk

melakukan pekerjaan rumah ibu sehingga ibu tak perlu membungkuk

terlalu sering dan pakailah kasur yang nyaman.

2) Payudara

Keluarnya cairan dari payudara yaitu colustrum adalah makanan

bayi pertama yang kaya akan protein.


18

3) Konstipasi

Pada trimester ke tiga ini konstipasi juga karena tekanan rahim

yang membesar kedaerah usus selain peningkatan hormon

progesteron. Atasi dengan makanan yang berserat seperti buahan dan

sayuran serta minum air yang banyak, serta olahraga.

4) Napas Sesak (Syarifudin, 2011)

Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah

bernafas hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawa diafragma

menekan paru ibu. Tetapi setelah kepala bayi sudah turun ke rongga

panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu

yang pertama kali hamil maka ibu akan merasa lega dan bernafas

lebih mudah . Selain itu juga rasa terbakar didada (heart burn)

biasanya juga ikut hilang. Karena berkurangnya tekanan bagian tubuh

bayi dibawah tulang iga ibu. Napas sesak juga disebabkan

Progesteron yang membuat bernapas lebih dalam dan lebih sering

juga bisa karena anemia sehingga pengangkutan oksigen keseluruh

tubuh berkurang. Penanganan :

a) Gunakan bantal tambahan di malam hari.

b) Duduklah ketika merasa sesak napas.

c) Untuk bantuan sementara, letakkan lengan di atas kepala.

d) Ketika berbaring, berbaringlah miring (miring kiri lebih baik).

e) Ambil vitamin prenatal atau pil besi, seperti yang ditentukan.

f) Makan-makanan kaya zat besi seperti daging merah tanpa lemak,

hati, kacang kering,dan gandum atau roti diperkaya.


19

g) Dapat bernapas lebih leluasa pada bulan terakhir kehamilan jika

bayi turun rendah di panggul.

5) Sering Kencing

Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga

panggul akan makin menekan kandung kencing ibu.

6) Masalah Tidur

Setelah perut ibu besar ibu dan bayi ibu menendang di malam

hari ibu akan menemukan kesulitan untuk dapat tidur nyenyak,

Cobalah untuk menyesuaikan posisi tidur ibu.

7) Varises

Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan

menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena

menonjol. Dan pada akhir kehamilan kepala bayi juga akan menekan

vena daerah panggul, varises juga dipengaruhi faktor keturunan.

Angkatlah kaki ke atas ketika ibu istirahat atau tiduran, pakailah

celana atau kaos kaki yang dapat mensupport ibu, pakai dipagi hari

dan lepaskan ketika ibu pergi tidur. Jangan berdiri atau duduk terlalu

lama, cobalah untuk berjalan-jalan.

8) Kontraksi Perut

Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa

rasa sakit yang ringan, tidak teratur, dan hilang bila ibu duduk atau

istirahat.
20

9) Bengkak

Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki

dan pergelangan kaki ibu, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut

oedema, disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan

retensi cairan.

10) Kram Kaki

Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3, dan

biasanya berhubungan dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada saraf

dikaki atau karena rendahnya kadar kalsium.

Penyebab dari kram kaki saat kehamilan adalah kelelahan dan

kurangnya mengonsumsi air mineral. Cara pencegahannya adalah

konsumsi makanan dan minuman yang mengandung magnesium,

banyak minum air putih, hindari berdiri dan duduk terlalu lama, dan

lakukan olahraga atau peregangan ringan.

11) Cairan Vagina Meningkat

Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.

Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan

mendekati persalinan lebih cair. Yang terpenting adalah tetap

menjaga kebersihan ibu. Hubungi dokter ibu bila cairan berbau, terasa

gatal dan sakit.

12) Rasa Khawatir & Cemas

Gangguan hormonal : penyesuaian hormonal, khawatir jadi ibu

setelah kelahiran. Relaksasi, masase perut, minum susu hangat, tidur

pakai ganjal bagian tubuh.


21

g. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

1) Perdarahan Pervaginam

Perdarahan antepartum/perdarahan pada kehamilan lanjut adalah

perdarahan pada trimester dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan

(Pantiawati, 2010).

Pada Kehamilan usia lanjut, perdarahan yang tidak normal

adalah merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu disertai

dengan rasa nyeri (Asrinah, 2010).

2) Sakit Kepala yang Berat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit

kepala yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap dan

tidak hilang setelah beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala

yang hebat tersebut ibu mungkin merasa penglihatannya kabur atau

berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala

dari pre-eklampsi.

3) Penglihatan Kabur

Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah

dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal. Masalah

visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah

perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan kabur dan

berbayang. Perubahan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat

dan mungkin menandakan pre-eklampsia.


22

4) Bengkak di Wajah dan Jari-Jari Tangan

Pada saat kehamilan, hampir seluruh ibu hamil mengalami

bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari

dan hilang setelah beristirahat dengan meninggikan kaki. Bengkak

bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan

tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan

fisik yang lain. Hal ini dapat pertanda anemia, gagal jantung atau pre-

eklampsia.

5) Keluar Cairan per Vagina

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III. Ibu

harus dapat membedakan antara urin dengan air ketuban. Jika

keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis dan berwarna putih

keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban. Jika kehamilan belum

cukup bulan,hati-hati akan adanya persalinan preterm (< 37 minggu)

dan komplikasi infeksi intrapartum.

6) Gerakan Janin Tidak Terasa

Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan

ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih

awal. Jika bayi tidur gerakan bayi akan melemah. Gerakan bayi akan

lebih mudah terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat dan jika ibu

makan dan minum dengan baik. Bayi harus bergerak 3x dalam 1 jam

atau minimal 10x dalam 24 jam. Jika kurang dari itu, maka waspada

akan adanya gangguan janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin

sampai kematian janin.


23

7) Nyeri Perut yang Hebat

Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan

his seperti pada persalian. Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan

nyeri yang hebat, tidak berhenti setelah beristirahat, disertai tanda-

tanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin

memburuk dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya

syok, maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio

placenta. Nyeri perut yang hebat bisa berarti apendiksitis, kehamilan

etopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis,

penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi

saluran kemih atau infeksi lainnya (Asrinah, 2010).

h. Standar Asuhan Kebidanan

Menurut Hilda Dharmawan (2013), standar pelayanan Ante Natal

Care (ANC) memiliki beberapa komponen dalam proses pelaksanaannya,

yaitu dengan 14T :

1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 )

Menurut Prawirohardjo (2014), sebagai pengawasan akan

kecukupan gizi dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil

tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata antara 6,5

sampai 16 kg. bila berat badan naik lebih dari semestinya, anjurkan

untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak

jangan di kurangi, terlebih sayur mayur dan buah-buahan.

Rumus IMT = Berat badan (kg)

Tinggi badan (m)²


24

Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan

bertahap, bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III

perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambha berat badan 0,4

kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks

masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui penambahan

optimal, yaitu 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar

2,5 kg, 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg,

Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg (Sari, dkk,

2015).

Tabel 2.4
Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan
Total kenaikan berat Selama trimester
IMT (kg/m2) badan yang disarankan 2 dan 3
Kurus (IMT<18,5) 12,7–18,1 kg 0,5 kg/minggu

Normal (IMT 18,5-22,9) 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu


Overweight (IMT 23-29,9) 6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu

Obesitas (IMT>30) 0,2 kg/minggu


Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu
(Sumber: (Sukarni. 2013))

Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi

faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan

keadaan rongga panggul.

2) Ukur Tekanan Darah (T2)

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung.

Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar

normal, tinggi atau rendah yaitu dengan cara menghitung MAP (Mean

Arterial Pressure).
25

MAP adalah tekanan darah antara sistolik dan diastolik, karena

diastolik berlangsung lebih lama daripada sistolik maka MAP setara

dengan 40 % tekanan sistolik ditambah 60 % tekanan diastolik (Woods

dkk, 2009).

Adapun rumus MAP adalah tekanan darah sistolik ditambah dua

kali tekanan darah diastolik dibagi 3. Rentang normal MAP adalah 70

mmHg - 99 mmHg.

Tabel 2.5
Klasifikasi tekanan darah berdasarkan nilai Mean Arterial Pressure.
Kategori Nilai MAP
Normal 70-99 mmHg
Normal Tinggi 100-105
Stadium 1 (hipertensi ringan) 106 - 119 mmHg
Stadium 2 (hipertensi sedang) 120 - 132 mmHg
Stadium 3 (hipertensi berat) 133 - 149 mmHg
Stadium 4 (hipertensi maligna / sangat 150 Hg atau lebih
berat)
(sumber: Woods dkk, 2009)

3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald

adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan

hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama

haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.

TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang

dicantumkan dalam HPHT.

Taksiran berat janin dapat dihitung dari rumus Johnson

Toshack (Johnson Toshack Estimated Fetal Weight) yang diambil

dari tinggi fundus uteri.

JEFW (gram) = (FH (Fundal Height cm)-n) x 155

(konstanta)
26

n = 11 bila kepala dibawah spina ischiadica

n = 12 bila kepala diatas spina ischiadika

n = 13 bila kepala belum masuk pintu atas panggul

4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam

folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe

adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas,

karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring

pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk mengkompensasi

penigkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk

memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin.

5) Pemberian Imunisasi TT (T5)

Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada

saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama

dan dilakukan pada minggu ke-4.

Tabel 2.6
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid

Imunisasi Selang Waktu minimal Lama


TT pemberian Perlindungan
Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun
(sumber: Depkes RI, 2009)
27

6) Pemeriksaan HB (T6)

Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada

kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr%

Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe

dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.

Menurut (Manuaba, 2010) telah memberikan patokan berapa

kadar Hb normal pada ibu hamil, sekaligus memberikan batasan

kategori untuk anemia ringan dan berat selama kehamilan:

(a) Normal: Hb > 11 gr/dl

(b) Anemia Ringan: Hb 9-10 gr/dl

(c) Anemia Sedang : Hb 7-8 gr/dl

(d) Anemia Berat: Hb <7 gr/dl

7) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T7)

Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama

kali di ambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila

hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.

8) Pemeriksaan Protein Urine (T8)

Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine

mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala

Preeklampsi.

9) Pemeriksaan Urine Reduksi (T9)

Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. Bila hasil positif maka

perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya

DMG.
28

10) Perawatan Payudara (T10)

Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil,

dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia

kehamilan 6 Minggu.

11) Senam Hamil (T11)

Senam hamil membuat otot ibu hamil rileks dan tenang, rasa

rileks dan tenang itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu

hamil. Rasa gugup dan nerves saat akan mengalami masa

persalinan bisa menimbulkan kerugian bagi ibu hamil itu sendiri.

Saat seseorang gugup, ibu hamil akan mengalami penurunan Hb.

Hb sangat penting untuk ibu hamil yang akan melahirkan, sebab

saat melahirkan ibu hamil bisa mengeluarkan banyak darah.

12) Pemberian Obat Malaria (T12)

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria

juga kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi

disertai menggigil dan hasil apusan darah yang positif.

13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium

di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh

kembang manusia.

14) Temu wicara dan Tata Laksana Kasus (T10)

Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama

penanganan tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter

dalam temu wicara, antara lain :


29

a) Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan

pilihan yang tepat.

b) Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan

c) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa

surat hasil rujukan

d) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan

e) Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)

f) Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah

g) Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga

tentang rencana proses kelahiran

h) Persiapan dan biaya persalinan.

i. Jarak Kehamilan

1). Pengertian Jarak Kehamilan

a). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra

uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan

(Manuaba,2010)

b). Jarak adalah ruang sela (panjang jauh) antara dua benda atau

tempat (Tim penyusun kamus pusat bahasa Indonesia, 2011).

c). Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan

kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya (Depkes

RI,2013)

d). Jarak kehamilan merupakan interval antara dua kelahiran yang

berurutan dari seorang wanita. Jarak kehamialn yang cenderung

singkat dapat menimbulkan beberapa efek negatif baik pada


30

kesehatan wanita tersebut maupun kesehatan bayi yang

dikandungnya. Setelah melahirkan, wanita memerlukan waktu

yang cukup untuk memulihkan dan mempersiapkan diri untuk

kehamilan serta persalinan selanjutnya (Sawitri dkk, dalam

Rifdiani, 2017).

2). Jarak Kehamilan dan kelahiran Ideal

(Rutstein 2011, dalam Fajarningtyas 2012) menyebutkan bahwa

besarnya resiko kehamilan dan kelahiran adalah karena jarak kelahiran

yang tidak ideal. Dalam hal ini adalah kelahiran yang kurang dari 24

bulan atau lebih dari 59 bulan.

Terdapat beberapa alasan perlunya jarak kelahiran menurut Ummah

(2015), diantaranya adalah sebagai berikut:

a). Belum pulihnya kondisi rahim ibu setelah kehamilan sebelumnya.

b). Dapat timbulnya beberapa resiko dalam kehamilan, salah satunya

adalah anemia.

c). Resiko terjadinya pendarahan pasca persalinan.

d). Waktu yang disediakan ibu untuk menyusui dan merawat bayi

kurang karena harus terbagi.

3). Dampak Jarak kehamilan dan kelahiran terlalu dekat

Ruswandiani dan Mainase (2015, dalam Monita, et.al, 2016)

mengatakan bahwa jarak kelahiran yang ideal adalah lebih dari dua

tahun, karena tubuh memerlukan kesempatan untuk memperbaiki

persediaan, selain itu pertumbuhan dan perkembangan janin juga akan

terhambat jika organ-organ reproduksi terganggu. Dari permasalahan


31

tersebut juga akan muncul beberapa resiko, misalnya kematian janin

saat dilahirkan, plasenta previa, BBLR, dan Kematian di usia bayi.

Selain itu, resiko lain juga dapat terjadi seperti ketuban pecah dini

dan prematur karena kesehatan fisik dan rahim ibu masih memerlukan

waktu untuk beristirahat. Dalam waktu atau jarak kehamilan yang

cukup dekat juga memungkingkan ibu untuk masih menyusui, hal

tersebut yang menyebabkan terlepasnya hormon oktisosin yang memicu

terjadinya kontraksi (Ummah, 2015).

Pada kehamilan terlalu dekat juga dapat menimbulkan resiko

terjadinya perlekatan plasenta yang tertanam terlalu dalam (plasenta

akreta) hal ini dapat terjadi karena kurangnya nutrisi pada rahim

(Maryunani, 2013).

Resiko yang ditimbulkan oleh jarak kehamilan yang terlalu dekat

bukan hanya terjadi pada ibu saja, hal ini juga bisa terjadi pada anak.

Alasannya adalah ketika ibu seharusnya masih menyusui dan

memberikan perhatian kepada anaknya harus tergantikan dengan

perhatiaanya terhadap kehamilan barunya. Dengan situasi tersebut, bisa

saja terjadi pegabaian pada anak pertamanya baik secara fisik maupun

psikis. Hal tersebut menjadi alasan mengapa anak menjadi iri atau

cemburu kepada saudara kandungnya, dibuktikan dengan tidak

gembiranya kakak terhadap kehadiran adiknya atau bahkan

menganggapnya musuh (Ummah, 2015).

Angka kehamilan dalam setahun pada wanita subur dengan

aktifitas seksual normal berkisar 90 %. Jadi perencanaan kehamilan


32

sangat diperlukan untuk ibu dan juga anak. Jangan sampai si anak

merasa dan diperlukan seperti anak yang tidak dikehendaki

kehadirannya (Affandi, 2015).

Menurut Ammirudin (2017) proporsi kematian terbanyak terjadi

pada ibu dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak

kehamilan ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi

kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat

menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi

rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil

dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam

kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya

berkurang untuk keperluan janin yang dikandungnya.

j. Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam

kehamilan yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat,

penglihatan kabur, nyeri perut hebat, bengkak di wajah dan jari-jari

tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa. Di trimester

III, ibu hamil membutuhkan bekal energy yang memadai. Selain untuk

mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan energy untuk

persalinan kelak (Syafrudin, 2011).


33

k. Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil trimester III secara garis besar adalah

sebagai berikut (Syafrudin, 2011) :

1) Kalori

Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000-80.000

kkal, dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan

kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu,

tambahan kalori yang diperlukan setiap hari sekitar 285-300 kkal.

Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan

plasenta serta menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban).

Selain itu kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan

melahirkan dan menyusui. Agar kebutuhan kalori terpenuhi, maka

diperlukan konsumsi makanan dari sumber karbohidrat dan lemak.

Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian), dan produk

olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu.

Sementara untuk lemak, bisa mengonsumsi mentega, susu, telur,

daging, alpukat, dan minyak nabati.

2) Protein

Protein merupakan salah satu unsur gizi yang sangat dibutuhkan

oleh ibu hamil guna memenuhi asam amino untuk janin. Penambahan

volume darah dan pertumbuhan mamae serta jaringan uterus. Selain

fungsi tersebut, protein juga berfungsi sebagai pertumbuhan dan

pemeliharaan jaringan tubuh, pengatur, sumber energi. Sumber

protein yaitu protein hewani (daging, ikan, telur, udang, kerang)

protein nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan).


34

3) Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg per hari. Kalsium

dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan

otot dan rangka

4) Vitamin

Kebutuhan vitamin pada umumnya meningkat selama hamil,

vitamin diperlukan untuk mengatur dan membantu metabolisme

karbohidrat dan protein.

5) Zat besi (Fe)

Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil terutama pada

trimester II, karena pada trimester ini memiliki kemampuan

perkembangan yang semakin pesat yaitu terjadi perkembangan

tumbuh kembang organ janin yang sangat penting. Pemberian tablet

zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah hilang, satu tablet

sehari selama minimal 90 hari yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya anemia dalam kehamilan.

6) Asam folat

Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar 400 mg

perhari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia

megaloblastik pada ibu hamil. Asam folat telah terkandung di dalam

tablet Fe, 1 tablet mengadung zat besi 60 mg dan asam folat 500 µg.
35

7) Air

Air diperlukan tetapi sering dilupakan pada saat pengkajian. Air

untuk membantu sistem pencernaan makanan dan membantu proses

transportasi.

l. Skor Poedji Rochjati

Menurut Poedji Rochjati (2010), penapisan Ibu Hamil Trimester III

dibagi dalam 3 kelompok yaitu:

1) Kehamilan Resiko Rendah (KRR) skor 2 hijau

Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko. Kemungkinan

besar: persalinan normal, tetap waspada komplikasi persalinan Ibu

dan Bayi baru lahir Hidup Sehat.

2) Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning

Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin

dapar menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak kematian /

kesakitan / kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir.

3) Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah

Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu

dan atau janinnya yang dapat menyebabkan lebih besar resiko/

bahaya komplikasi persalinan dan lebih besar dampak kematian

ibu dan bayi.


36

Tabel 2.7 Skor Poedji Rochjati


I II III IV
Triwulan
KEL N Masalah / Faktor Resiko SKOR
I II III.1 III.2
F.R O.
Skor Awal Ibu Hamil 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4
3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4
7 Terlalu pendek ≤ 145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a. tarikan tang/vakum
9 b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi Caesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
a. a. Kurang Darah e. Malaria
11b. b.TBC Paru f. Payah Jantung 4
c. c. Kencing Manis (Diabetes) 4
d. d. Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR

KEHAMILAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI


STAT RUJUKAN
US
JML PERAWA PENOLON
KEHA RUJUKAN TEMPAT
SKOR TAN G
MILA
N RDB RDR RTW
TDK
2 KRR BIDAN POLINDES BIDAN
DIRUJUK

BIDAN DIRUJUK BIDAN


6 s/d 10 KRT PKM/RS √ √ √
DOKTER PKM/RS DOKTER

8 s/d 12 KRST DOKTER RS RS DOKTER √ √ √


37

Berdasararkan hasil pengkajian dan pemeriksaan, penulis

mendapatkan hasil Skor Poedji Rochjati pada Ny.NS G2P10001 Usia

Kehamilan 37 minggu 1 hari dengan masalah jarak kehamilan terlalu dekat,

dengan jumlah skor 6. Didapat kan nilai skor 6 dari, skor awal ibu hamil 2

dan skor terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 tahun 4.

m. Perubahan Psikologis Pada Kehamilan Trimester III (Sulistyawati, Ari.

2012)

1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan

tidak menarik.

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi

yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

6) Merasa kehilangan perhatian.

2. Konsep Dasar Persalinan

a. Definisi

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi

pada usia kehamilan cukup bulan (37 - 40 minggu) tanpa disertai adanya

penyulit (JNPK-KR, 2017).


38

Persalinan adalah peristiwa yang penuh dengan tekanan pada

kebanyakan wanita melahirkan yang menyebabkan bertambahnya rasa

sakit dan ketakutan (Purwaningsih, dkk. 2014).

b. Tanda-Tanda Persalinan

Tanda persalinan menurut (Manuba, 2012) yaitu :

1) Terjadinya his persalinan.

His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri

yang menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan

kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan

serviks, makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah.

2) Pengeluaran lendir darah

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan

lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan

karena kapiler pembuluh darah pecah.

3) Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah men jelang

pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan

berlangsung dalam waktu 24 jam.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab

persalinan sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan

pada proses persalinan yaitu passage (jalan lahir), power (his dan tenaga
39

mengejan), dan passanger (janin, plasenta dan ketuban), serta faktor lain

seperti psikologi dan paktor penolong.

1) Passage

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat,

dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina) (Sumarah,

dkk, 2009).

2) Power (His dan Tenaga ibu)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi

involunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta

dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer,

menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks dilatasi, usaha

involunteer dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan

sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi

involunter (Sumarah, dkk. 2009).

3) Passanger

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan

akibat interaksi beberapa factor, yakni ukuran kepala janin,

presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus

melewati jalan lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian dari

passanger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat

proses persalinan pada kehamilan normal (Sumarah, dkk. 2009).

4) Psikologi Ibu

Dukungan psikologis dari orang-orang terdekat akan

membantu memperlancar proses persalinan yang sedang


40

berlangsung. Tindakan mengupayakan rasa nyaman dengan

menciptakan suasana yang nyaman dalam kamar bersalin, memberi

sentuhan, memberi penanganan nyeri non farmakologi, memberi

analgesia jika diperlukan dan yang paling penting berada disisi

pasien adalah bentuk dukungan psikologis (Sumarah, dkk, 2009).

5) Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.

Dalam hal ini proses persalinan tergantung dari kemampuan atau

ketrampilan dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses

persalinan. Setiap tindakan yang akan diambil harus lebih

mementingkan manfaat daripada kerugiannya. Bidan harus bekerja

sesuai dengan standar.Standar yang ditetapkan untuk pertolongan

persalinan normal adalah standar asuhan persalinan normal (APN)

yang terdiri dari 58 langkah dengan selalu memerhatikan aspek 5

benang marah asuhan persalinan normal (Saifuddin, 2010).

d. Persiapan Asuhan Persalinan

Menurut JNPK-KR (2017), persiapan persalinan yang perlu disiapkan

adalah Pertolongan Persalinan dan Pencegahan Penanganan Komplikasi

(P4K) seperti:

1. Penolong persalinan

2. Tempat persalinan

3. Biaya perdalinan

4. Transportasi
41

5. Calon donor darah

6. Pendamping persalinan

7. Pakaian ibu dan bayi

e. Tahapan Persalinan

1) Kala I (Pembukaan)

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung

antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan

his kala I berlangsung tidak terlalu kuat sehingga ibu masih dapat

berjalan-jalan, kontraksi terjadi teratur minimal 3 kali dalam 10 menit

selama 30-40 detik. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung

12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva

Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1cm/jam dan

pembukaan multigravida 2 cm/jam (Manuba, 2012).

Kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase

aktif.

a) Fase laten pada kala satu persalinan

Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.Pada

umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

b) Fase Aktif pada kala satu persalinan

Frekuensi dan lama kontraksi terus akan meningkat

secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika

terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan


42

berlangsung selama 40 detik atau lebih ). Dari pembukaaan 4

cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan

terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau

primigravida ) aatau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).

Terjadi penurunan bagian terbawah janin. Kala II (kala

pengeluaran janin).

Tabel 2.8
Frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan normal
Parameter Frekuensi pada fase Frekuensi pada fase aktif
laten
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit
Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam*
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam*
Sumber : (Manuba Ida Ayu, 2012)

2) Kala II Persalinan (Pengeluaran Bayi.

Persalinan kala II di mulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap atau 10 cm dan berakhir dengan lahirnya bayi. Adapun yang

menjadi tanda dan gejala kala II yaitu : ibu merasa ingin meneran

bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya

peningkatan tekanan pada rectum dan vagina, perineum menonjil,

vulva vagina dan sfingter ani membuka, dan meningkatnya

pengeluaran lendir bercampur darah (JNPK-KR, 2017).

3) Kala III (Pengeluaran Plasenta)

Kala III menurut Manuaba (2010) adalah persalinan yang

terjadi setelah kelahiran bayi dan melibatkan uterus yang berkontraksi

dan mengecil dengan durasi waktu pada primigravida 15 menit dan


43

multigravida 10 menit.Pada kala III terjadi pelepasan plasenta dengan

tiga tanda yaitu adanya perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat

memanjang dan semburan darah mendadak dan singkat. Lakukanlah

manajemen aktif kala III seperti pemberian suntikan oksitosin,

melakukan peregangan tali pusat terkendali, dan massase fundus

uteri..

4) Kala IV (observasi)

Kala IV yaitu kala pengawasan atau pemantauan, pemantauan

kala IV dilakukan 2-3 kali dalam 15 menit pertama, setiap 15 menit

pada 1 jam pertama, dan setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca

persalinan meliputi kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam.

Pemeriksaan tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih setiap 15

menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan 30 menit selama

jam kedua pasca persalinan, selain itu pemeriksaan suhu dilakukan

sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan (Saifuddin,

2010).

f. Mekanisme persalinan

Dalam mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa

tahap gerakan kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan

lahirnya seluruh anggota badan bayi (Ari, 2010).

1) Penurunan kepala

Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari

kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari

pasien.
44

2) Penguncian (engagement)

Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala

janin telah melalui lubang masuk panggul pasien.

3) Fleksi

Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul, fleksi

menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter

kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus

menuju dasar panggul. Pada saat kepala bertemu dengan dasar

panggul, tahanannya akan meningkatkan fleksi menjadi bertambah

besar yang sangat diperlukan agar saat sampai di dasar panggul

kepala janin sudah dalam keadaan fleksi maksimal.

4) Putaran paksi dalam

Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter

anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan

diri dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien. Kepala

akan berputar dari arah diameter kanan, miring ke arah diameter

PAP dari panggul tetapi bahu tetap miring ke kiri, dengan

demikian hubungan normal antara as panjang kepala janin dengan

as panjang dari bahu akan berubah dan leher akan berputar 45

derajat. Hubungan antara kepala dan panggul ini akan terus

berlanjut selama kepala janin masih berada di dalam panggul.

Pada umumnya rotasi penuh dari kepala ini akan terjadi ketika

kepala telah sampai di dasar panggul atau segera setelah itu.


45

Perputaran kepala yang dini kadang-kadang terjadi pada multipara

atau pasien yang mempunyai kontraksi efisien.

5) Lahirnya kepala dengan cara ekstensi

Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput

posterior. Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar

panggul, dimana gaya tersebut membentuk lengkungan carus,

yang mengarahkan kepala ke atas menuju lorong vulva. Bagian

leher belakang di bawah oksipuutakan bergeser ke bawah simfisis

pubis dan bekerja sebagai titik poros (hipomoklion). Uterus yang

berkontraksi kemudian memberikan tekanan tambahan di kepala

yang menyebabkannya ekstensi lebih lanjutsaat lubang vulva

vagina membuka lebar.

6) Restitusi

Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke

kanan atau ke kiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti

perputaran menuju posisi oksiput anterior.

7) Putaran paksi luar

Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal

dari bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu

akan mengalami perputaran dalam arah yang sama dengan kepala

janin agar terletak dalam diameter yang besar dari rongga

panggul. Bahu anterior akan terlihat pada lubang vulva vaginal,

dimana ia akan bergeser di bawah simfisis pubis.


46

8) Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi

Bahu posterior akan mengembungkan perineum dan kemudian

dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan,

seluruh tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu

carus.

g. Kebutuhan dasar ibu bersalin (Saifuddin, 2010)

Tabel 2.9 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin


Kala Asuhan kebidanan
1. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti:
suami, keluarga pasien, atau teman dekat
2. Mengatur aktivitas dan posisi ibu
3. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
4. Menjaga privasi ibu
5. Penjelasan tentang kemajuan persalinan
Kala 1
6. Menjaga kebersihan diri
7. Mengatasi rasa panas
8. Masase
9. Pemberian cukup minum
10. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
11. Sentuhan
1. Memberi dukungan terus menerus kepada ibu
2. Menjaga kebersihan diri
3. Mengipasi dan masase
4. Memberikan dukungan mental
5. Menjaga kandung kemih tetap kosong
6. Memberikan cukup minum
Kala 2 7. Memimpin mengedan
8. Bernafas selama persalinan
9. Pemantauan denyut jantung janin
10. Melahirkan bayi
11. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai
seluruh tubuh
12. Merangsang bayi
1. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
2. Memberikan oksitosin
Kala 3
3. Melakukan pengangan tali pusat terkendali atau PTT
4. Masase fundus
47

1. Ikat tali pusat


2. Pemeriksaan fundus dan masase
3. Nutrisi dan hidrasi
4. Bersihkan ibu
Kala 4 5. Istirahat
6. Peningkatan hubungan ibu dan bayi
7. Memulai menyusui
8. Menolong ibu ke kamar mandi
9. Mengajari ibu dan anggota keluarga.

Tabel 2.10 60
Langkah Asuhan Persalinan Normal
No Keterangan
1 Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II.
2 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitrosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali
pakai 3 cc ke dalam partus set.
3 Memakai celemek plastik.
4 Memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun di air mengalir.
5 Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang digunakan untuk
periksa dalam.
6 Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan
oksitosin dan letakkan dan letakkan kembali kedalam partus set. Bila
ketuban belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada partus set.
7 Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah)
dengan gerakan vulva ke perineum (bila daerah perineum dan sekitarnya
kotor karena kotoran ibu keluar, bersihkan daerah tersebut dari kotoran).
8 Melakukakan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap
dan selaput ketuban sudah pecah.
9 Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, membuka srung tangan secara terbalik dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5%.
10 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai, pastikan
DJJ dalam batas normal.
11 Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin
meneran.
12 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu saat meneran
(bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu
keposisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman).
13 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk
meneran.
14 Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5 sampai 6 cm,
letakkan handuk bersih, pada perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15 Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
16 Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
17 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
18 Saat Sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
perineum dengan diaalas lipatan kain dibawah bokong, sementara tangan
kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi maksimal saat
kepala lahir. Minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-pendek.
48

Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir
lakukan penghisapan pada mulut dan hidung bayi menggunakan
penghisap lendir De Lee.
19 Menggunakan kassa/kain bersih untuk membersihkan muka bayi dari
lendir dan darah.
20 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21 Menunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22 Setelah bayi menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
biparietal kepala bayi, tarik secara hati-hati kea rah bawah sampai bahu
anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu
posterior/belakang lahir.Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu erat
hingga menghambat putaran paksi luar, minta ibu berhenti meneran,
dengan perlindungan tangan kiri pasang klem di dua tempat pada tali pusat
dan potong tali pusat di antara kedua klem tersebut.
23 Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher, dan bahu bayi
bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala)
dan ke empat jari pada bahu dan dada/punggung bayi, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu bayi bagian anterior saat badan dan
lengan lahir.
24 Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang kea rah
bokong dan tungkai bawah bayi untuk memegang tungkai bawah (selipkan
jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut bayi).
25 Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan
sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke penolong. Nilai bayi,
kemudian letakkan diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari
badan (bila tali pusat pendek, letakkan bayi ditempat yang
memungkinkan).
26 Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat.
27 Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari umbilicus bayi.
Melakukan urutan tali pusat kea rah ibu dan memasang klem diantara
kedua 2 cm dari klem pertama.
28 Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangn kiri, dengan
perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara 2 klem.
29 Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus
bayi hingga kepala.
30 Memberikan bayi pada ibu untukdisusui bila ibu menghendaki / dilakukan
IMD jika bayi tida Asfiksia
31 Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.
32 Memberitahu ibu akan disuntik.
33 Menyuntikan oksitosin 10 unit secara intramuscular pada bagian 1/3 atas
luar paha kanan setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.
34 Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35 Meletakkan tangan kiri di atas simfisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau
kain kassa dengan jarak 5-10 cm dari vulva.
36 Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorso cranial. Bila
uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu.
37 Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah
panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran
sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian
ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
38 Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
49

hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta
dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39 Segera setelah plasenta lahir, melakukan massase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4
jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
40 Sambil tangan kiri melakukan massase pada fundus uteri, periksa bagian
maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
memasukkan dalam kantong plastic yang tersedia.
41 Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum yang
menyebabkan perdarahan aktif. Bila ada lakukan penjahitan.
42 Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
pervaginam, pastikan kontrksi uterus baik.
43 Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah didalam larutan klorin
0,5% kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung tangan
dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya.
44 Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan simpul mati.
45 Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya.
46 Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi
larutan klorin 0,5%.
47 Membungkus kembali bayi.
48 Berikan bayi pada ibu untuk disusui.
49 Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu.
50 Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki
kontraksi baik dan mengajarkan massase uterus apabila kontraksi uterus
tidak baik.
51 Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi.
52 Memeriksa nadi ibu.
53 Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%.
54 Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
di sediakan.
55 Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggantikan pakainnya dengan pakaian yang kering/bersih.
56 Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
57 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
58 Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan
sarung tangan secara terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5%.
59 Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.
60 Melengkapi partograf.
(sumber : JNPK-KR, 2013)

h. Partograf

Partograf adalah suatu alat untuk mencatat hasil observasi dan

pemeriksaan fisik ibu dalam proses persalinan serta merupakan alat utama

dalam mengambil keputusan klinik khususnya pada persalinan kala I

(Sumarah, dkk, 2009).


50

Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau

keadaan ibu dan janin. Partograf dapat dianggap sebagai “system

peringatan awal” yang akan membantu pengambilan keputusan lebih awal

kapan seorang ibu harus dirujuk, dipercepat, atau diakhiri persalinannya

(Sumarah, dkk, 2009).

Patograf bertujuan untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan

persalinan dengan memeriksa pembukaan serviks berdasarkan periksa

dalam, mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal,

dengan demikian dapat mendeteksi dini kemungkinan terjadinya partus

lama.

Bagian-bagian dari partograf yaitu kemajuan persalinan yaitu

Pembukaan serviks, turunnya bagian terendah dan kepala janin, Kontraksi

uterus. Kondisi janin yaitu denyut jantung janin, warna dan volume air

ketuban, moulase kepala janin. Kondisi Ibu yaitu tekanan darah, nadi, dan

suhu badan, volume urine, obat dan cairan (Sumarah, dkk, 2009).

3. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

a. Definisi

Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan

baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan

penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan

ekstrauterine. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram (Dewi,

2012).
51

b. Penilaian Pada Bayi Baru Lahir (Sukarni, 2013).

Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering

yang disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal

dengan menjawab 4 pertanyaan yaitu:

1) Apakah bayi cukup bulan ?

2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?

3) Apakah bayi menaangis atau bernapas?

4) Apakah tonus otot baik.Jika bayi tidak cukup bulan, air ketuban

bercampur mekonium, tidak menangis atau tidak bernafas atau

megap-megap dan tonus otot tidak baik, segera lakukan tindakan

resusitasi.

Tabel 2.11
Apgar Skor
Skor 0 1 2
Appearance color(warna Pucat Badan merah, Seluruh tubuh kemerah-
kulit) ekstremitas biru merahan
Pulse (heart rate) atau Tidak ada <100x/menit >100x/menit
frekuensi jantung
Grimace (reaksi terhadap Tidak ada Sedikit gerakan Menangis, batuk/ bersin
rangsangan) mimik

Activity (tonus otot) Lumpuh Ekstremitas dalam Gerakan aktif


fleksi sedikit
Respiration (usaha nafas) Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat

(Sumber : Sumarah, dkk, 2009)

c. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal yaitu jaga

kehangatan bayi, bersihkan jalan napas (bila perlu), keringkan dan tetap

jaga kehangatan, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun,

kira-kira 2 menit setelah lahir, lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


52

dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu, beri salep mata

antibotika tetrasiklin 1% pada kedua mata, beri suntikan vitamin K 1

mg intramuscular, di paha kairi anterolateral setelah Inisiasi Menyusu

Dini (IMD), beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramuskluar, di paha

kanan anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian

vitamin K (Depkes RI, 2012).

d. Kebutuhan Pada Bayi Baru Lahir

1) Pastikan kamar hangat (tidak kurang dari 25ºC dan tidak

lembab).

2) Jelaskan pada ibu bahwa menjaga kehangatan bayi penting

untuk membuat bayi tetap sehat.

3) Kenakan pakaian bayi atau selimuti dengan kain yang bersih,

kerng dan lembut. Kenakan topi pada kepala bayi selama

beberapa hari pertama, terutama bila bayi kecil.

4) Pastikan bayi berpakaian atau diselimuti dengan selimut.

5) Menjaga bayi mudah dijangkau oleh ibu. Jangan pisahkan

mereka (rooming-in).

6) Nilai kehangatan bayi setiap 4 jam dengan mereba kaki bayi :

jika kaki bayi teraba dingin, hangatkan bayi dengan melakukan

kontak kulit ke kulit.

7) Minta ibu atau orang yang menungguinya untuk mengawasi

bayi dan mengingatkan Anda jika : kaki teraba dingin, terjadi

perdarahan dan kesulitan bernapas, seperti merintih, napas cepat

atau lambat, retraksi dinding dada bawah.


53

8) Dukung ASI eksklusif, siang dan malam.

9) Minta ibu mengingatkan Anda bila mengalami kesulitan

memberi ASI.

10) Periksa pemberian ASI pada semua bayi sebelum memulangkan,

Jangan memulangkan bayi jika bayi belum bisa minum dengan

baik.

11) Ajarkan ibu untuk merawat bayi

a) Menjaga bayi tetap hangat.

b) Merawat tali pusat.

c) Memastikan kebersihan

12) Berikan obat sesuai resep menurut jadwal yang telah ditentukan.

13) Periksa setiap bayi sebelum merencanakan ibu dan bayi pulang.

Jangan perbolehkan pulang sebelum bayi berumur 24 jam.

4. Konsep Dasar Nifas

a. Definisi

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan

berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara

keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Suherni, dkk, 2009).

b. Perubahan Sistem Reproduksi Fisiologis Masa Nifas

Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar.

Ukuran uterus mengecil kembali setelah 2 hari pasca persalinan,

setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4

minggu kembali pada ukuran sebelum hamil (Suherni, dkk, 2009).


54

Tabel2.12
Involusi Uterus Mengenai tinggi fundus uterus
Involusi Tinggi Fundus uterus Berat Uterus
Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram
Uri Lahir Dua jari bawah pusat 750 gram
Satu Minggu Pertengahan pusat sympisis 500 gram
Dua Minggu Tak teraba diatas sympisis 350 gram
Enam Minggu Bertambah kecil 50 gram
Delapan Minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber : (Suherni, dkk, 2009)

Segera setelah persalinan bekas implantasi plasenta berupa

luka kasar dan menonjol kedalam cavum uteri. Penonjolan

tersebut diameternya kira-kira 7,5 cm. Disamping itu, dari cavum

uteri keluar cairan sekret disebut lochea. (Walyani, 2015)beberapa

jenis lochea yang terdapat pada wanita masa nifas :

1) Lochea Rubra/Merah (Cruenta)

Lochea rubra berwarna merah karena berisi darah

segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks

caseosa, rambut lanugo, mekonium selama 2 hari pasca

persalinan.

2) Lochea Sanguinolenta

Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi

darah dan lender yang keluar pada hari ke 3-7 pasca

persalinan.

3) Lochea Serosa

Lochea serosa muncul pada hari ke 7-14 hari dengan

berwarna kuning kecoklatan dengan ciri lebih sedikit darah

dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan

robekan/laserasi plasenta.
55

4) Lochea Alba

Lochea ini muncul setelah 2 minggu postpartum.

Warnanya lebih pucat, putih kekuningan dan lebih banyak

mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut

jaringan yang mati.

c. Tanda Bahaya Masa Nifas

Pengeluaran vagina yag baunya membusuk, rasa sakit di

bagian bawah abdomen/punggung, sakit kepala yang terus

menerus, gangguan masalah penglihatan/penglihatan kabur, nyeri

epigastric, pembengkakan di wajah atau tangan, demam, muntah,

rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan, payudara

yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit, kehilangan

nafsu makan dalam waktu lama, rasa sakit, merah, lunak, atau

pembengkakan pada kaki, merasa sangat sedih atau tidak mampu

mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri, merasa sangat letih

atau nafas terengah-engah (Prawirohardjo, 2010).

d. Kebijakan program nasional masa nifas (Suherni,dkk. 2009)

1) Kunjungan pertama (6-8 jam post partum)

Dengan tujuan untuk mencegah perdarahan masa nifas,

mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan, memberi

konseling pada ibu atau keluarga cara mencegah terjadinya

perdarahan, mobilisasi dini, pemberian ASI awal, memberi

supervise pada ibu untuk melakukan hubungan awalantara ibu


56

dengan bayi, menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara

mencegah hipotermia.

2) Kunjungan kedua (6 hari post partum)

Dengan tujuan memastikan involusi uterus berjalan dengan

normal, mengevaluasi adanya tanda-tanda bahaya nifas,

memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-

tanda penyulit, memastikan ibu cukup makan, minum dan

istirahat, memberi ibu konseling dalam pengasuhan bayi.

3) Kunjungan ketiga (2 minggu post partum) dengan tujuan

sama dengan kunjungan hari ke 6.

4) Kunjungan keempat (6 minggu post partum) dengan tujuan

menanyakan penyulit-penyulit yang ada dan memberikan

konseling untuk KB secara dini.

e. Kebutuhan ibu nifas (Anggraini, 2010):

1) Nutrisi dan cairan

Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada

pantangan diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh

minum dan makan seperti biasa bila ingin, namun perlu

diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus

lebih besar dari pada ibu hamil.

2) Ambulasi dini

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur

terlentang selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh

miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya


57

thrombosis dan tromboemboli, pada hari ke 2 diperbolehkan

duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan pada hari ke 4 atau 5 sudah

boleh pulang, mobilisasi diatas mempunyai variasi yang

berbeda, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan

sembuhnya luka-luka.

3) Eliminasi

Rasa nyeri kadang kala menyebabkan keengganan

untuk berkemih, tetapi usahakan lah untuk berkemih secara

teratur, karena kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan

gangguan kontraksi rahim, yang dapat menyebabkan

perdarahan dari rahim hendaknya kencing dapat dilakukan

sendiri secepatnya.

4) Kebersihan Diri

Bidan harus bijaksana dalam memberikan motivasi ibu

untuk melakukan personal hygiene secara mandiri dan bantuan

dari keluarga.

5) Istirahat

Untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan

untuk rileks dan istrahat yang cukup, terutama saat bayi sedang

tidur, meminta bantuan suami atau keluarga yang lain jika ibu

merasa lelah, putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik pada

saat ibu dan bayi istirahat untuk menghilangkan tegang dan

lelah.
58

6) Seksual

Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual

begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu

atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Tetapi

banyak budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu

tertentu misalnya 40 hari atau 6 mingggu setelah melahirkan.

Namun kepiutusan itu tergantung pada pasangan yang

bersangkutan.

7) Latihan / Senam Nifas

Agar pemulihan organ-organ ibu cepat dan maksimal,

hendaknya ibu melakukan senam nifas sejak awal (ibu yang

menjalani persalinan normal) (Sulistyawati, 2009).

5. Konsep Dasar Neonatus

a. Definisi

Neonatus adalah periode adaptasi kehidupan intrauterine ke

kehidupan ekstrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan normal

masa neonatal adalah 28 hari (Walyani, 2014).

b. Periode Neonatal

Periode neonatal meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir

sampaidengan usia 4 minggu terbagi menjadi 2 periode, antara lain

periode neonatal dini yang meliputi jangka waktu 0–7 hari setelah

lahir. Periode lanjutan merupakan periode neonatal yang meliputi

jangka waktu 8-28 hari setelah lahir. Periode neonatal atau neonatus

adalah bulan pertama kehidupan(Walyani, 2014).


59

c. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan

sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten

kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan

28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui

kunjungan rumah (Walyani, 2014).

Pelaksanaan pelayanan neonatal adalah :

1) Kunjungan Neonatal ke-1 (KN1)

Dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir. Hal

yang dilaksanakan adalah jaga kehangatan tubuh bayi, berikan

ASI eksklusif, rawat tali pusat.

2) Kunjungan Neonatal ke-2 (KN2)

Dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari

ke-7 setelah lahir jaga kehangatan tubuh bayi, berikan ASI

eksklusif, cegah infeksi, rawat tali pusat.

3) Kunjungan Neonatal ke-3 (KN3)

Dilakukan pada kurun waktu hari ke-8 sampai dengan hari

ke-28 setelah lahir periksa ada atau tidaknya tanda bahaya atau

gejala sakit. Lakukan asuhan berupa Jaga kehangatan tubuh

bayi, Berikan ASI eksklusif dan rawat tali pusat. Perawatan

Neonatus menurut (Walyani, 2014) yaitu :

a) Meningkatkan Hidrasi dan Nutrisi yang Adekuat untuk

Bayi.

b) Memperhatikan pola tidur dan istirahat


60

c) Meningkatkan pola eliminasi yang normal

d) Meningkatkan hubungan interaksi antara orang tua dan

bayi.

d. Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus

Bayi tidak mau menyusu, kejang, lemah, sesak nafas,

merintih, pusar kemerahan, demam atau tubuh merasa dingin,

mata bernanah banyak, kulit terlihat kuning. (Kemenkes RI,

2010).

e. Asuhan Bidan Pada Neonatus

Table 2.13
Kunjungan Neonatus
KN1 1. Jaga kesehatan tubuh bayi
2. Observasi tanda – tanda vital
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada neonates
4. Lakukan perawatan tali pusat
5. Evaluasi kemampuan menyusui bayi
KN2 1. Lakukan pemeriksaan tanda- tanda bahaya
2. Pastikan bayi mendapat ASI yang cukup
3. Lakukan konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI eksklusif
KN3 1. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
2. Memberitahu ibu agar bayi harus mendapatkan imunisasi
Sumber : (Kristiyanasari, 2010)

6. Keluarga Berencana

a. Definisi

Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai

kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,

pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan. Untuk

memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan

reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka


61

kematian ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah

kesehatan reproduksi alam dalam rangka membangun keluarga kecil

berkualitas (Saifuddin, 2010).

b. Macam – macam jenis kontrasepsi

Table 2.14
Kontrasepsi Non Hormonal
Jenis Kontrase Definisi Keuntungan Keterbatasan
psi
Kontr Metode Metode KB tradisional Efektif bila Tergantung pada
asepsi Senggam dimana pria mengeluarkan dilakukan kesediaan pasangan
Non a alat kelaminnya dari dengan benar Tidak dapat dipakai
Horm Terputus vagina sebelum mencapai Tidak ada efek pada suami dengan
onal Ejakulasi samping riwayat ejakulasi dini
Metode Metode KB dengan cara Tidak ada efek Dibutuhkan pelatihan
Lendir menghindari senggama samping untuk membantu ibu
Serviks pada masa subur sistemik menggenali masa
Murah / tanpa suburnya
biaya
Kondom Merupakan sarung karet Tidak Efektivitas tidak
pria yang dipasang pada penis mengganggu terlalu tinggi
saat hubungan seksual produksi ASI Agak megganggu
Mencengah hubungan seksual
penularan IMS
Metode Merupakan kontrasepsi Efektivitas Hanya efektif sampai
amenore yang mengandalkan tinggi Tidak 6 bulan
a Laktasi pemberian ASI perlu obat atau
(MAL) alat dan tanpa
biaya
Alat Merupakan kontrasepsi Metode jangka Perubahan siklus haid
Kontrase non hormonal jangka panjang lebih lama dan
psi dalam panjang yang disisipkan di Tidak banyak
rahim dalam rahim dan terbuat mempengaruhi Penyakit radang
(AKDR) dari bahan semacam kualitas dan panggul dapat terjadi
plastic / tembaga volume ASI pada perempuan IMS
Sumber : (Handayani, 2010)
62

Table 2.15
Kontrasepsi Hormonal
Jenis Kontraseps Definisi Keuntungan Keterbatasan
i
Konta Pil KB Alat kontrasepsi oral Siklus haid Mahal dan
sepsi Kombinasi yang menggandung 2 menjadi teratur membosankan
Horm hormon yaitu Mudah karena diminum
onal estrogen dan dihentikan setiap hari
progesterone setiap saat Pusing, nyeri
payudara, mual,
berat badan naik
Pil KB Alat kontrasepsi oral Tidak Harus diminum
Progestin ( yang menggandung mempengaruhi setiap hari pada
Mini Pil) hormone ASI waktu yang sama
progesterone Kesuburan cepat Resiko kehamilan
kembali ektopik
KB Suntik Alat kontrasepsi yang Mengurangi Ketergantungan
1 bulan disuntikkan dan jumlah terhadap pelayanan
menggandung perdarahan & kesehatan
hormon estrogen dan nyeri haid Terlambatnnya
progesterone Mencegah pemulihan
kehamilan kesuburan
ektopik
KB Suntik Alat kontrasepsi yang Tidak Siklus haid
3 bulan disuntikkan dan berpengaruh memendek atau
mengandung terhadap ASI memanjang,
hormone Pencegahan perdarahan banyak
progesterone kehamilan atau tidak sama
jangka panjang sekali
Terlambatnnya
pemulihan
kesuburan
Implant Alat kontrasepsi Pengembalian Membutuhkan
bawah kulit tingkat tindak pembedahan
menggandung kesuburan cepat minor untuk insersi
levonorgestrel berisi Tidak dan pencabutan
hormone mengganggu Perubahan pola
progesterone produksi ASI haid bercak
spooting
Sumber : (Handayani, 2010)

c. Kontrasepsi yang tidak disarankan dengan ibu yang memiliki riwayat

kehamilan terlalu dekat

Kontrasepsi yang tidak disarankan digunakan oleh ibu yang

memiliki riwayat kehamilan terlalu dekat adalah kondom atau kb


63

alamiah seperti (kalender, suhu basal, lendir serviks). Maka disarankan

untuk menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik, dan

implant, dapat juga menggunakan kontrasepsi IUD. (Sayfudin, 2010)


64

BAB III

SUBJEKTIF DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI

KASUS

A. Rancangan Studi Kasus yang Berkesinambungan dengan COC

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian atau ada yang menyebut “model penelitian” adalah

rencana atau struktur dan strategi penelitian yang disusun demikian rupa agar

dapat memperoleh jawaban mengenai permasalahan penelitian dan juga

untuk mengontrol varians (Machfoedz, 2011).

Rancangan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang diuraikan secara

deskriptif dari hasil jaringan pengumpulan data yang diperoleh dari beberapa

metode.Metode yang digunakan untuk data primer yaitu dengan

menggunakan metode pengamatan (Observation), wawancara (anamnesa),

maupun hasil pengukuran fisik dan pemeriksaan kebidanan langsung kepada

klien. Data sekunder diperoleh dengan melakukan pemeriksaan laboratorium,

pemeriksaan penunjang lainnya (USG, foto rontgen dll) data kesehatan

penduduk kota dan provinsi, buku KIA sebagai buku catatan perkembangan

klien. Selain itu dapat dilakukan melalui studi kepustakaan (Library

Research).
65

2. Lokasi dan Waktu

Studi kasus ini dilakukan di rumah Ny. NS di Jl. Borobudur 1 RT.38

No.46 Kel. Muara Rapak dan dilaksanakan mulai bulan Januari - Februari

2020.

3. Subyek Studi Kasus

Subyek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda ataupun

lembaga (Amirin, 2012).

Subyek penelitian yang akan dibahas dalam Laporan Tugas Akhir ini

adalah ibu hamil G2P1001 dengan usia kehamilan 37 minggu 1 hari diberikan

asuhan mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatal

sampai pelayanan calon akseptor kontrasepsi.

4. Pengumpulan Dan Analisis Data

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama proses pemberian asuhan

kebidanan komprehensif (continuity of care) berlangsung. Adapun teknik

pengambilan datanya adalah :

1) Observasi

Metode Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung

tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan

yang dilakukan objek tertentu. Penulis melakukan pengamatan secara

langsung terhadap kondisi klien yang dikelola atau mengamati perilaku

dan kebiasaan klien yang berhubungan dengan asuhan yang akan

diberikan (Nursalam, 2009).


66

2) Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara periset seseorang yang

berharap mendapatkan informasi, dan informan seseorang yang

diasumsikan mempunyai informasi penting tentang sesuatu

objek.Penulis mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara

langsung dengan klien dan keluarga (Nursalam, 2009).

3) Pemeriksaan fisik

Penulis melakukan pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi yang dilakukan untuk memperoleh data sesuai

dengan kasus yang dikelola.

4) Studi Dokumentasi

Penulis menggunakan dokumentasi yang berhubungan dengan

judul Proposal Tugas Akhir ini seperti : catatan medis klien yang

berupa buku KIA, literatur dan lain sebagainya.

5) Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada studi kasus ini mengubah data

hasil studi kasus menjadi suatu informasi yang dapat digunakan untuk

mengambil kesimpulan adalah menggunakan manajemen kebidanan

menurut Varney yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

5. Instrumen Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010), instrumen penelitian adalah alat – alat

yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penilitian ini

dapat berupa kuesioner, formulir observasi, dan sebagainya yang berkaitan

dengan pencatatan data.


67

B. Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang

akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

Studi Pendahuluan / Studi Literatur

Subyek Penelitian Ny. NS G2P1001 Usia Kehamilan 37 minggu 1 hari janin


tunggal hidup intrauteri presentase kepala, dengan jarak kehamilan terlalu
dekat.

Persetujuan Klien (Informed Consent)

Studi Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif

Asuhan Asuhan Asuhan Asuhan Asuhan Pelayanan


Kehamilan Persalinan Bayi Baru Nifas Neonatus Kontrasepsi
(ANC) (INC) Lahir (BBL) (PNC)

K1,KII Kala I- 2 jam KI,KII,KIII KNI,KNII, Kunjungan


, KIII Kala IV ,KIV KNIII,KN pemilihan
IV alat
kontrasepsi

Asuhan :
- SOAP
- Analisis Kesenjangan antara teori dan
praktek
- Alternatif pemecahan masalah
-
Dokumentasi
Bagan 3.1 Skema Kerangka Kerja
68

C. Etika Studi Kasus

Menurut Nursalam (2016), secara garis imum prinsip etika dalam

penelitian dapat di bedakan menjadi tiga bagian yaitu :

1. Respect for person

Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu bebas menolak

untuk ikut studi kasus ini atau dapat mengundurkan diri kapan saja.Ny. NS

mendapatkan penjelasan sebelum persetujuan dan bersedia ikut dalam studi

kasus ini secara sadar tanpa paksaan dan telah membubuhkan tanda tangan

pada lembar persetujuan.

2. Beneficence dan non maleficence

Ny. NS sebagai peserta dalam kegiatan asuhan kebidanan komperehensif

ini akan mendapatkan keuntungan berupa pengawasan dari tenaga kesehatan

sejak ibu hamil sampai dengan bersalin/nifas. Penulis juga pada saat melakukan

pengkajian dan pemeriksaan telah meminimalkan bahaya risiko yang terjadi,

yaitu melakukan mencuci tangan sebelum tindakan dan menggunakan alat

pelindung diri (APD) seperti handscoon.

3. Justice

Resiko dan ketidaknyamanan secara fisik yaitu akan menyita waktu ibu

selamamemberiksan asuhan, mulai dari pengkajian yang dilakukan di rumah

klien sampai dengan pelaksanaan asuhan dengan perkiraan waktu 60-120 menit

(atau sesuai dengan kebutuhan) pada saat kunjungan rumah atau kunjungan ke

fasilitas kesehatan. Seluruh kegiatan dalam memberikan asuhan dilakukan

dibawah bimbingan dari bidan yang telah ditunjuk sebagai pembimbing dari

Prodi DIII Kebidanan Balikpapan.


69

D. Intervensi Asuhan Kebidanan

Tabel 3.1 Intervensi Asuhan Kebidanan

No. Tanggal Kunjungan Ke Rencana/Intervensi


1 21 Januari K 1 (Waktu 1. Jelaskan Hasil Pemeriksaan
2020 Kunjungan I pada Berikan penkes tentang:
Kehamilan) 2. Tanda Bahaya pada Kehamilan TM III
3. Kebutuhan Ibu hamil TM III
4. Persiapan persalinan
5. Tanda-tanda persalinan
6. Jelaskan pada ibu tentang sesak pada dada dan
cara penanganannya.
7. Jelaskan pada ibu mengenai jarak kehamilan
kurang dari 2 tahun.
8. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 2 minggu lagi atau jika ibu ada keluhan..
2 31 Januari K 2 (Waktu 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
2020 Kunjungan 2 Berikan pendidikan kesehatan tentang :
pada Kehamilan) 2. Konsumsi makanan sumber karbohidrat dan
protein
3. Konsumsi makanan yang mengandung zat
besi serta vitamin C
4. Tanda bahaya pada kehamilan TM
5. Tanda – tanda persalinan
6. Anjurkan ibu untuk kunjungan kehamilan 1
minggu yang akan datang di fasilitas
kesehatan atau jika ada keluhan
3 5 Februari K 3 (Waktu 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
2020 Kunjungan 3
Berikan pendidikan kesehatan tentang :
pada Kehamilan)
2. Tanda bahaya pada kehamilan TM III
3. Tanda – tanda persalinan
4. Jelaskan mengenai keluhan kencang-kencang
yang dialami ibu
5. Anjurkan ibu ke fasilitas kesehatan terdekat
jika mengalami tanda-tanda persalinan.

4 7 Februari Kala I 1. Hadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu


2020 seperti: suami, keluarga pasien, atau teman
dekat
2. Atur aktivitas dan posisi ibu
3. Bimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
4. Jaga privasi ibu
70

5. Jelaskan tentang kemajuan persalinan


6. Jaga kebersihan diri
7. Pemberian cukup minum
8. Pertahankan kandung kemih tetap kosong
9. Sentuhan
Kala II 1. Beri dukungan terus menerus kepada ibu
2. Jaga kebersihan diri
3. Beri kenyamanan pada ibu.
4. Berikan dukungan mental
5. Jaga kandung kemih tetap kosong
6. Berikan cukup minum
7. Pimpin mengedan
8. Ajarkan rileksasi pernafasan selama persalinan.
9. Pemantauan denyut jantung janin
10. Lahirkan bayi
11. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala
sampai seluruh tubuh
12. Rangsang bayi
Kala III 1. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
2. Berikan oksitosin
3. IMD
4. Lakukan peregangan tali pusat terkendali atau
PTT
5. Masase fundus
Kala IV 1. Ikat tali pusat
2. Pemeriksaan fundus dan masase
3. Nutrisi dan hidrasi
4. Bersihkan ibu
5. Istirahat
6. Peningkatan hubungan ibu dan bayi
7. Anjurkan ibu menyusui
4 7 Februari BBL 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik bayi.
2020 2. Lakukan perawatan tali pusat.
3. Injeksi imunisasi Hepatitis B 0,5 ml secara IM
pada 1/3 paha kanan.
4. Jaga kehangatan bayi.
5. Anjurkan ibu menyusui bayinya on demand
dan maksimal setiap 2 jam.
6. Buat kesepakatan dengan ibu bahwa akan
dilakukan pemeriksaan ulang berikutnya saat 6-
8 jam setelah persalinan.
5 8 Februari KF 1 (Waktu 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
2020 Kunjungan I pada 2. Anjurkan ibu menyusui bayinya dan
Nifas) mengajarkan teknik menyusui yang baik dan
benar.
3. Anjurkan ibu mobilisasi dini .
4. Ajarkan ibu cara merawat tali pusat
Berikan KIE tentang :
5. Personal hygiene
6. Nutrisi
7. Perawatan bayi
71

8. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya


pada hari ke 6.
6 11 Februari KF 2 (Waktu 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
2020 Kunjungan 2 2. Jelaskan pada ibu perubahan lochea pada masa
pada Nifas) nifas
3. Ajarkan ibu cara perawatan payudara.
4. Ajarkan ibu senam nifas.
Berikan KIE tentang :
5. Nutrisi ibu nifas
6. Kebutuhan istirahat saat masa nifas
7. Tanda bahaya ibu nifas
8. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya.
9. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya
pada hari ke 14.

10 27 Februari KF 3 (Waktu 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.


2020 Kunjungan 3 2. Beri KIE tentang alat kontrasepsi.
pada Nifas)
11 8 Februari KN 1 (Waktu 1. Jelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu.
2020 Kunjungan I pada Lakukan perawatan neonatus
Neonatus) 2. Tingkatkan hidrasi dan nutrisi yang adekuat
untuk bayi
3. Perhatikan pola tidur yang normal
4. Tingkatkan hubungan interaksi antara orang tua
dan bayi
5. Jaga kehangatan tubuh bayi.
6. Berikan ASI eksklusif.
7. Rawat tali pusat.
8. Periksa status pemberian vitamin K dan
imunisasi HB-0.
9. Beritahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya yaitu
BCG yang diberikan saat usia bayi 1 bulan.
10. Buat kese pakatan dengan ibu untuk dilakukan
home care kunjungan neonatus.
12 11 Februari KN 2 (Waktu 1. Jelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu.
2020 Kunjungan 2 Lakukan perawatan neonatus:
pada Neonatus) 2. Tingkatkan hidrasi dan nutrisi yang adekuat
untuk bayi
3. Perhatikan pola tidur yang normal
4. Tingkatkan hubungan interaksi antara orang tua
dan bayi.
5. Jaga kehangatan tubuh bayi.
6. Anjurkan ibu memberikan ASI sesering
mungkin.
7. Anjurkan ibu untuk tetap merawat tali pusat.
8. Buat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan
home care kunjungan neonatus 2.
13 27 Februari KN 3 (Waktu 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bayinya.
2020 Kunjungan 3 2. Jaga kehangatan tubuh bayi.
pada Neonatus) 3. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI.
72

4. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya.


5. Anjurkan ibu memperhatikan jadwal imunisasi
agar tidak terlewat.
14 27 Februari Konntrasepsi 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
2020 Beri KIE tentang kontrasepsi:
2. Manfaat kontrasepsi
3. Jenis kontrasepsi
4. Efektifitas
5. Indikasi dan kontraindikasi
6. Kekurangan dan kelebihan kontrasepsi
7. Cara penggunaan kontrasepsi
8. Cara kerja kontrasepsi
73

BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Ante Natal


1. Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke I
Tanggal/Waktu Pengkajian : 21 Januari 2020 / Pukul : 10.00 WITA
Tempat : Puskesmas Muara Rapak
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Pembimbing : Ernani Setyawati M.Keb
Langkah I (Pengkajian)
a. Identitas
Nama klien : Ny. NS Nama suami : Tn. D
Umur : 25 th Umur : 29 th
Suku : Bugis Suku : Bugis
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : karyawan
Alamat : Jl. Borobudur 1 RT.38 No.46 Kel. Muara Rapak
b. Keluhan
Sesak nafas yang sering terjadi pada saat tidur terlentang atau setelah
melakukan aktifitas.
c. Riwayat obstetrik dan ginekologi
Tabel 4.1 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Anak ke Kehamilan Persalinan Anak
Thn/ Masa Keada-
No Tempat lahir Penyulit Jenis Penolong Penyulit Jenis BB PB
Tgl lahir gestasi an
2018 RSUD Aterm Tidak Spt Bidan Tidak ada P 2800 49 Hidup
1
ada
2 HAMIL INI
74

d. Riwayat menstruasi
HPHT / TP : 4 Mei 2019 / 11 Februari 2020
Umur kehamilan : 37 minggu 1 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut/hari
Konsistensi : Cair dan ada gumpalan darah
Siklus : 28 hari
Menarche : 15 tahun
Teratur / tidak : Teratur
Dismenorrhea : Tidak
Keluhan lain : Tidak ada
e. Flour albus
Banyaknya : Sedikit saja
Warna : Putih bening
Bau/gatal :Tidak bau/ Tidak gatal
f. Tanda – tanda kehamilan
Ibu mengatakan melakukan test kehamilan pada bulan Juni dengan hasil
positif. Ibu merasakan gerakan janin pertama kali pada usia kehamilan 4
bulan. Dan ibu merasakan gerakan janin aktif kurang lebih 10 kali
dalam 24 jam.
g. Riwayat penyakit/gangguan reproduksi
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit reproduksi
h. Riwayat imunisasi
Imunisasi TT : TT5 (imunisasi lengkap)
i. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah dialami
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit seperti hipertensi, jantung
hepar, DM, PMS/HIV/AIDS, TBC. Ibu tidak mempunyai riwayat
Operasi.
75

2) Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit seperti
Hipertensi, DM, TBC, Hepatitis, HIV/AIDS, serta penyakit
keturunan seperti buta warna dan penyakit kelainan darah.
3) Alergi
Ibu tidak memiliki alergi terhadap makanan dan obat-obatan.
j. Keluhan selama hamil
Selama hamil trimester III ibu mengatakan sering mengalami sesak
nafas.
k. Riwayat menyusui
Ibu mengatakan anak pertama menyusui hingga usia 6 bulan (ASI
Esklusif), dilanjutkan menyusui hingga umur bayi 1 tahun.
l. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB
m. Kebiasaan sehari – hari
1) Merokok dan penggunaan alkohol sebelum / selama hamil
Ibu tidak memiliki kebiasaan merokok atau memakai alkohol baik
sebelum atau selama hamil.
2) Obat- obatan atau jamu sebelum / selama hamil
Selama hamil ibu tak mengonsumsi jamu-jamuan dan obat-obatan.
3) Makan atau diet
Makan atau diet ibu selama hamil yaitu sehari 3-4 kali porsi sedang
dan dihabiskan yaitu satu piring tidak penuh dengan takaran nasi 1
centong, lauk pauk seperti ikan, ayam, telur, tempe, sayur, dan
kadang buah-buahan. Ibu mengatakan saat hamil TM I ibu susah
untuk makan.
4) Defekasi dan miksi
a) BAB
Frekuensi : 1x/ hari
Konsistensi : Lunak
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak ada
76

b) BAK
Frekuensi : >6 x/hari
Konsistensi : Cair
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
n. Pola istirahat dan tidur
1) Siang : ± 2 jam,
2) Malam : ± 7 jam
o. Pola aktivitas sehari – hari
Selama hamil, ibu sering beraktivitas di dalam rumah seperti memasak,
menyapu, mencuci dan menjaga anak pertama. Diluar rumah.Ibu
mengatakan sering jalan ke suatu tempat untuk rekreasi bersama dengan
keluarga dan periksa kandungan.
p. Pola seksualitas
1) Frekuensi : Tidak menentu
2) Keluhan : Tidak ada
q. Riwayat Psikososial
1) Pernikahan
Status : Menikah
Yang ke :1
Lamanya : > 2 tahun (1,8 tahun)
Usia pertama kali menikah : 21 tahun
2) Tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilan
Cukup, ibu memahami pentingnya memeriksakan kehamilannya
kepada tenaga kesehatan namun ibu kurang memahami mengenai
jarak kehamilan yang ideal seperti apa.
3) Respon ibu terhadap kehamilannya
Ibu merasa senang dengan kehamilannya saat ini.
4) Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak
Ibu mengatakan perempuan atau laki-laki sama saja.
5) Respon suami/keluarga terhadap jenis kelamin anak
Senang, suami mengatakan perempuan atau laki – laki sama saja.
77

6) Keperayaan yang berhubungan dengan kehamilan


Ibu tidak ada suatu kepercayaan yang berhubungan dengan
kehamilan.
r. Pantangan selama kehamilan
Tidak ada
s. Persiapan persalinan
Rencana tempat bersalin : RS. Kanudjoso Djatiwobowo & Klinik Ibnu
Sina
Persiapan ibu dan bayi :Ada, Ibu telah mempersiapkan perlengkapan
ibu dan bayi.
t. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Baik
a) Berat badan
Sebelum hamil : 38 kg,
Saat hamil : 52 kg,
Penurunan : Tidak ada.
IMT : 38/(1,45)2 = 38/2,1025 = 18,0737 , IMT masuk dalam
kategori normal.
b) Tinggi badan : 145 cm,
c) Lila : 23,5 cm
d) Kesadaran : Compos Mentis
e) Ekspresi wajah : Bahagia
f) Keadaan emosional : Stabil
2) Tanda – tanda vital
a) Tekanan darah : 110/80 mmHg
MAP : 2 x Diastol + Sistol = 2 x 80 + 110

3 3

= 90 mmHg
b) Nadi : 80 x/menit
c) Suhu : 36,6oC
78

d) Pernapasan : 20x/menit
3) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
a) Kepala
Kulit kepala: Bersih, Kontriksi rambut: Kuat, Distribusi rambut :
Merata, tidak ditemukan kelainan.
a) Mata
Kelopak mata: Tidak oedema, Konjungtiva: tidak pucat , Sklera:
Tidak ikterik.
b) Muka
Kloasma gravidarum: Tidak ada, Oedema: Tidak ada, Pucat /
tidak: Tidak pucat.
c) Mulut dan gigi
Gigi geligi: Tidak ada lubang, Mukosa mulut: Lembab, Caries
dentis: Tidak ada , Geraham: Ada 2 lubang , Lidah: Bersih, tidak
ada stomatitis.
d) Leher
Tonsil: Tidak ada peradangan, Faring: Tidak ada peradangan,
Vena jugularis: Tidak ada pembesaran, Kelenjar tiroid: Tidak ada
pembesaran, Kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran.
e) Dada
Bentuk mammae: tidak sama besar, Tidak ada retraksi pada
mamae, Puting susu: Kiri dan kanan menonjol, Terjadi
hiperpigmentasi pada aerola mamae, tak ada pengeluaran
kolostrum.
f) Punggung ibu
Bentuk /posisi: Lordosis akibat kehamilan.
g) Perut
Bekas operasi: tidak ada, Striae: tidak ada , Pembesaran: tak
sesuai usia kehamilan, Asites: Tidak ada, Linea nigra : ada.
h) Vagina
Varises :Tidak Ada,
79

Pengeluaran :Tidak Ada,


Oedema :Tidak Ada.
i) Perineum
Perineum tidak ada bekas jahitan, Luka parut: Tidak Ada, Fistula :
Tidak Ada.
j) Ekstremitas
Oedema: Tidak ada, Varises: Tidak ada, Turgor: Baik, kapiler
repile (+)
Palpasi
a) Leher
Vena jugularis: Tidak ada pembesaran, Kelenjar getah bening:
Tidak ada pembesaran, Kelenjar tiroid: Tidak ada pembesaran.
b) Dada
Mammae: tidak sama besar, Massa: Tidak ada, Konsistensi:
Kenyal, Pengeluaran Colostrum : tak ada.
c) Perut
Leopold I : TFU setinggi px (32 cm), bagian fundus pada fundus
teraba bulat dan tidak melenting (bokong).
Leopold II : teraba bagian memanjang, melengkung, ada tahanan
keras seperti papan dibagian kiri perut, dan teraba bagian kecil-
kecil janin di bagian kanan.
Leopold III : pada segmen bawah rahim, teraba bagian keras, bulat
dan melenting (kepala).
Leopold IV : belum masuk pintu atas panggul. Konvergen.
(TBJ) = ( 32 – 12 ) X 155 = 3.100 gram.
d) Tungkai
(1) Oedema
Tangan Kanan: Tidak oedema Kiri: Tidak oedema
Kaki Kanan : Tidak oedema, Kiri: Tidak oedema
(2) Varices
Kanan: Tidak ada varices, Kiri: Tidak ada varices
80

(3) Lain-lain
Kaki : Tidak ada pembengkakan pada betis, tidak terlihat arteri
femoralis.
e) Kulit
Turgor: Baik, Lain – lain : tak ada.
Auskultasi
a) Paru – paru
Wheezing: Tidak ada, Ronchi: Tidak ada
b) Jantung
Irama: Teratur, Frekuensi: 80 x/menit, Intensitas: Baik.
c) Perut
Bising usus ibu: (+) DJJ : Punctum maksimum: 1/3 kuadran kiri
bawah, Frekuensi: 137x/ menit, Irama: Teratur, Intensitas: Kuat.
Perkusi
a) Dada: Tidak dilakukan
b) Perut: Tidak dilakukan
c) Ekstremitas: Refleks patella Kanan: Positif , Kiri: Positif.
4) Pemeriksaan laboratorium
a) Darah
Hb: 12,1 gr%
Golongan darah: O.
b) Urine
Tanggal: tidak dilakukan, Protein: tidak dilakukan, Albumin:Tidak
dilakukan pemeriksaan, Reduksi: tidak dilakukan.
c) Pemeriksaan penunjang
USG pada tanggal 06/01/2020. TBJ: 2400 gr, usia kehamilan 35
minggu, TP: 13 Februari 2020, ketuban cukup dan jernih, tidak ada
lilitan tali pusat dan plasenta terletak di segmen atas rahim.
81

Langkah II
Interpretasi d ata dasar
Tabel 4.2 Diagnosa dan Data Dasar
Diagnosa Dasar
G2P10001 hamil 37 minggu S : Ibu mengatakan hamil anak kedua, tidak pernah
1 hari janin tunggal keguguran, HPHT : 4 Mei 2019. Ibu mengatakan
hidup intrauterine PP test bulan Juni (+). Ibu mengatakan sesak
presentase kepala. pada dada tetapi tidak terlalu sering.
O : Ku : Baik, Kes : Compos mentis, TP : 11
Februari 2020, TB : 145 cm, LILA 23,5 cm.
TTV :
TD : 110/80 mmHg Nadi : 80x/ menit,
Pernafasan : 20x/ menit, Temp : 36,60C.
Palpasi :
Dada : Tidak ada massa, konsistensi lunak,
pengeluaran ASI (-). Ekstermitas : Tidak ada
oedema.
Palpasi Abdomen :
Leopold I : TFU setinggi px (32 cm), bagian
fundus pada fundus teraba bulat
dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : teraba bagian memanjang,
melengkung, ada tahanan keras
seperti papan dibagian kiri perut
dan teraba bagian kecil- kecil janin
(punggung kanan).
Leopold III : pada segmen bawah rahim, teraba
bagian keras, bulat dan melenting
(kepala).
Leopold IV : belum masuk pintu atas panggul.
Konvergen.
(TBJ) = ( 32 – 12 ) X 155 = 3.100 gram.
Auskultasi
DJJ (+) 137 x/ menit, irama teratur, intensitas
kuat. Perkusi Refleks Patella Kaki kanan (+)
Kaki kiri (+)
Pemeriksaan penunjang :
Hb : 12,1 gr%
82

Tabel 4.3 Masalah dan Data Dasar


Masalah Data Dasar
- Sesak pada dada -Ibu mengatakan sesak tetapi tidak terlalu sering

- Jarak kehamilan -jarak kehamilan kurang dari 2 tahun


(anak pertama usia 1,5 tahun)

Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial)


Diagnosa potensial :
- Pada Ibu: perdarahan karena kurangnya waktu untuk pemulihan kondisi
rahim ibu, sehingga menyebabkan daya rahim melemah yang membuat
kegagalan otot rahim berkontraksi dan beretraksi. Dan juga plasenta akreta
yang terjadi karena kurangnya nutrisi pada rahim sehingga membuat
perlekatan plasenta tertanam terlalu dalam.
Antisipasi : mempersiapkan pendonor darah dan menganjurkan ibu
melahirkan di rumah sakit.
Masalah potensial :
- Pada Anak Pertama : terjadi pengabaian pada anak pertamanya baik secara
fisik maupun psikis.
Antisipasi : mempersiapkan anak menjadi sosok kakak saat adik masih dalam
kandungan.
Langkah IV (Menetapkan Terhadap Tindakan Segera)
-

Langkah V (Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh)


Tabel 4.4 Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
No. Tanggal Kunjungan Ke Rencana/ Intervensi
1. 20 Desember K1 (Waktu 1. Bina hubungan baik dengan ibu
2018 kunjungan 1 pada 2. Jelaskan Hasil Pemeriksaan
kehamilan) 3. Jelaskan pada ibu mengenai jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun.
4. Jelaskan pada ibu tentang sesak pada dada
dan cara penganannya.
5. Kebutuhan Ibu hamil TM III
6. Tanda Bahaya pada Kehamilan TM III
7. Persiapan persalinan
83

8. Tanda-tanda persalinan
9. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 1 minggu lagi atau jika ibu ada
keluhan.

Langkah VI (IMPLEMENTASI)
1) Membina hubungan baik pada ibu
2) Menjelaskan Hasil Pemeriksaan;
Menjelaskan hasil pemeriksaan TTV dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan
fisik pada ibu meliputi pemeriksaan tekanan darah, suhu, pernafasan,
nadi, pemeriksaan head to toe serta pemeriksaan Leopold.
Memberikan penkes tentang:
3) Menjelaskan pada ibu mengenai jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
Kematian maternal menjadi resiko tinggi jika terlalu dekat jarak
kelahiran atau jarak kehamilan kurang dari 2 tahun, karena seorang ibu
setelah melahirkan memerlukan 2 atau 3 tahun untuk dapat memulihkan
kondisi tubuhnya dan mempersiapkan diri untuk persalinan berikutnya.
Selain itu, resiko lain juga dapat terjadi seperti ketuban pecah dini karena
kesehatan fisik dan rahim ibu masih memerlukan waktu untuk
beristirahat. Dalam waktu atau jarak kehamilan yang cukup dekat juga
memungkingkan ibu untuk masih menyusui, hal tersebut yang
menyebabkan terlepasnya hormon oktisosin yang memicu terjadinya
kontraksi .
Resiko dari kehamilan jarak dekat juga di rasakan ole anak pertamanya,
bisa saja terjadi pegabaian pada anak pertamanya baik secara fisik maupun
psikis.
4) Menjelaskan pada ibu tentang sesak pada dada yang dialamnya dan cara
mengatasinya.
Pada kehamilan trimester 3 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas
hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawa diafragma menekan paru
ibu dan juga pertumbuhan bayi yang semakin membesar sehingga
menimbulkan sesak pada dada.
Penanganan :
84

a) Gunakan bantal tambahan di malam hari.

b) Duduklah ketika merasa sesak napas. Untuk bantuan

sementara, letakkan lengan di atas kepala.

c) Ketika berbaring, berbaringlah miring (miring kiri lebih

baik).

d) Ambil vitamin prenatal atau tablet Fe, seperti yang

ditentukan.

e) Makan-makanan kaya zat besi seperti daging merah tanpa

lemak, hati, kacang kering,dan gandum atau roti diperkaya.

5) Kebutuhan Ibu hamil TM III


Tabel 4.5 Kebutuhan Hamil TM III
Pola Keterangan
Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil
adalah 300 kalori perhari, dengan komposisi menu seimbang
Nutrisi dengan kebutuhan cairan paling sedikit 8 gelas berukuran 250
ml/hariuntuk mencegah terjadinya sembelit dan ISK (Heidi
Murkoff, 2012).
Pada trimester III, terjadi pembesaran uterus yang menurunkan
Eliminasi
kapasitas kandung kemih sehinggga mengakibatkan sering
dan
BAK. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik
Kostipasi
usus, menyebabkan kesulitan untuk BAB.
Ibu hamil untuk tidur siang 1 sampai 2 jam dan 8 jam setiap
Istirahat
tidur malam.
Ibu hamil harus menjaga kebersihan badannya untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi, pemeliharaan
Personal buah dada juga penting, puting susu harus dibersihkan setiap
Hygiene terbasahi oleh colostrum. Perawatan gigi diperlukan dalam
kehamilan karena gigi yang baik menjamin pencernaan yang
sempurna.

6) Tanda Bahaya pada Kehamilan TM III


- Perdarahan Pervaginam
- Sakit Kepala yang Berat
- Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan
85

- Keluar Cairan per Vagina


- Gerakan Janin Tidak Terasa
- Nyeri Perut yang Hebat
7) Persiapan persalinan, seperti pakaian ibu dan bayi, asuransi kesehatan,
kendaraan pribadi, biaya persalinan, pendamping persalinan, persiapan
pendonor darah, penolong, serta tempat bersalin.
8) Tanda-tanda persalinan
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (blood slime) yang lebih banyak
karena robekan-robekan kecil pada servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam : servik mendatar dan pembukaan telah
ada.
9) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
atau jika ibu ada keluhan

Langkah VII: EVALUASI


1. Telah terbina hubungan baik antara ibu dan bidan
2. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
3. Ibu mengetahui dampak dan resiko kehamilan terlalu dekat.
4. Ibu mengetahui dampak dan resiko kehamilan terlalu dekat.
5. Ibu telah mengetahui dan mengerti tentang Kebutuhan Ibu hamil TM III
6. Ibu telah mengetahui dan mengerti tentang Tanda Bahaya pada
Kehamilan TM III
7. Ibu telah mempersiapkan keperluan persalinan, seperti pakaian ibu dan
bayi, asuransi kesehatan, kendaraan pribadi, biaya persalinan,
pendamping persalinan, persiapan pendonor darah, penolong, serta
tempat bersalin.
8. Ibu telah mengetahui dan memahami tentang tanda-tanda persalinan.
9. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau jika
ibu ada keluhan.
86

DOKUMENTASI KEBIDANAN

Tanggal/Waktu Pengkajian : 21 Januari 2020 / Pukul : 10.00 WITA


Tempat : Jl. Borobudur 1 RT.38 No.46 Kel. Muara Rapak
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Pembimbing : Ernani Setyawati M.Keb

S:
Ibu mengatakan hamil anak kedua, tidak pernah keguguran, HPHT : 4 Mei
2019. Ibu mengatakan PP test bulan Juni (+). Ibu mengatakan sesak pada
dada namun tidak terlalu sering. Ibu mengatakan anak pertama berusia 1,5
tahun.
O:
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, hasil pengukuruan
tanda vital yaitu : tekanan darah 110/80 mmHg, suhu tubuh 36,6oC, nadi
80 x/menit, pernafasan 20 x/menit; serta hasil pengukuran berat badan
saat ini 52 Kg, TP: 11 Februari 2020, Tinggi badan: 145 cm, Lila: 23,5
cm.
b. Pemeriksaan fisik
Kepala : Tidak ada lesi, kontruksi rambut kuat, distribusi merata,
tekstur lembut, dan bersih tidak ada ketombe.
Wajah : Tidak ada kloasma gravidarum, tidak oedema dan pucat.
Mata : Tidak oedema pada kelopak mata, konjungtiva tidak anemis,
tampak putih pada sklera, dan penglihatan tidak kabur.
Telinga : Bersih dan tidak ada pengeluaran sekret.
Hidung : Bersih, tidak ada polip dan peradangan.
Mulut : Mukosa mulut lembab, ada sedikit caries dentis pada gigi,
tidak ada stomatitis, gigi geraham 2 berlubang dan lidah
bersih.
87

Leher : Tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada pembesaran vena


jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening.
Dada : Bentuk dada tidak sama besar, tidak ada retraksi dinding
dada, suara nafas vesikuler, irama jantung teratur, frekuensi
jantung 80 x/menit, tidak terdengar suara napas tambahan.
Payudara : Payudara bersih, ada hyperpigmentasi pada areola mammae,
puting susu kiri dan kanan menonjol, tidak ada retraksi.
Adanya pembesaran, tidak teraba massa/oedema, belum ada
pengeluaran asi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, ada linea nigra, tinggi fundus
uteri 32 cm.
Pada pemeriksaan palpasi :
Leopold I : TFU setinggi px (32 cm), bagian fundus pada
fundus teraba bulat dan tidak melenting (bokong).
Leopold II : teraba bagian memanjang, melengkung, ada tahanan
keras seperti papan dibagian kiri perut dan teraba
bagian kecil- kecil janin (punggung kanan).
Leopold III : pada segmen bawah rahim, teraba bagian keras,
bulat dan melenting (kepala).
Leopold IV : belum masuk pintu atas panggul. Konvergen.
Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) 137 x/menit
dan taksiran berat janin (TBJ) = ( 32 – 12 ) X 155
= 3.100 gram.
Ekstermitas
Atas : Tidak oedema
Bawah : Tidak oedema, tidak ada varices, reflek patella
positif.
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb : 12,1 gr%
88

A:
Diagnosis:
G2P10001 hamil 37 minggu 1 hari janin tunggal hidup intrauterine presentase
kepala dengan masalah jarak kehamilan terlalu dekat.
Diagnosa potensial :
- Pada Ibu: perdarahan karena kurangnya waktu untuk pemulihan kondisi
rahim ibu, sehingga menyebabkan daya rahim melemah yang membuat
kegagalan otot rahim berkontraksi dan beretraksi. Dan juga plasenta akreta
yang terjadi karena kurangnya nutrisi pada rahim sehingga membuat
perlekatan plasenta tertanam terlalu dalam.
Antisipasi : mempersiapkan pendonor darah dan menganjurkan ibu
melahirkan di rumah sakit.
Masalah potensial :
- Pada Anak Pertama : terjadi pengabaian pada anak pertamanya baik secara
fisik maupun psikis.
Antisipasi : mempersiapkan anak menjadi sosok kakak saat adik masih dalam
kandungan.
P:
K-1 Tanggal 21 Januari 2020
Tabel 4.6

Intervensi Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan I

No. Waktu Rencana/ Intervensi Paraf


1. 10.20 Jelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
WITA Bahwa hasil pemeriksaan secara umum ibu dalam
keadaan normal .
2. 10.25 – Berikan penkes tentang:
10.45 1. Menjelaskan mengenai jarak kehamilan
WITA kurang dari 2 tahun serta dampak.
2. Menjelaskan mengenai sesak pada dada yang
dialami dan penanganannya.
3. Kebutuhan Ibu Hamil TM III
4. Tanda Bahaya pada Kehamilan TM III
5. Persiapan persalinan
6. Tanda-tanda persalinan
89

3. 10.48 Jadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang


WITA selanjutnya yaitu 1 minggu lagi dan ibu diharapkan untuk
melakukan kunjungan ulang apabila ada keluhan.
4. 11.00 Menanyakan kembali kepada ibu mengenai sesak nafas
WITA yang di alami dan cara penanganannya serta dampak jarak
kehamilan terlalu dekat.
Ibu mngerti dan mau melakukan penanganan sesak nafas
yang di alaminya, ibu juga memahami dampak dari
kehamilan terlalu dekat.
5. 11.05 Lakukan pendokumentasian dengan pencatatan pada
WITA manajemen kehamilan

2. Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke II


Tanggal/Waktu Pengkajian : 31 Januari 2020 / 11.30 WITA
Tempat : Jl. Borobudur 1 RT.38 No.46 Kel. Muara Rapak
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Pembimbing : Ernani Setyawati M.Keb

S :
- Ibu mengatakan gerakan janin aktif > 10 x dalam 24 jam
- Ibu mengatakan sering terbangun di malam hari karena gerakan janin
- Ibu mengatakan hamil anak kedua tidak pernah keguguran, anak pertama
usia 1,5 tahun.
Pola Fungsional Kesehatan

Tabel 4.7 Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Pada trimester 3 ini Ibu makan 3 kali/hari, dengan porsi 1
porsi nasi sedang dihabiskan, 2 potong lauk pauk, sayur, air
Nutrisi putih ± 10 gelas/hari, kadang susu. Nafsu makan ibu
meningkat dibanding sebelum hamil. Tidak ada keluhan dalam
pemenuhan nutrisi dan nafsu makan baik
BAK : 7-8 kali/hari, konsistensi cair, warna kuning jernih,
tidak ada keluhan. BAB sebanyak 1 kali dalam 1 hari,
Eliminasi
konsistensi padat lunak, berwarna kuning kecoklatan, tidak
ada keluhan.
Ibu tidur siang ± 1 jam, Ibu tidur pada malam hari ± 5-6
Istirahat
jam/hari.
Aktivitas Dirumah ibu melakukan kegiatan membereskan rumah dan
90

memasak serta mengurus anak pertamanya, sementara


kegiatan ibu diluar rumah periksa kehamilan di puskesmas.
Personal Mandi 2 kali/hari, mengganti baju 2-3 kali/hari, mengganti
Hygiene celana dalam 2-3 kali/hari.
Kebiasaan Ibu tidak memiliki pola kebiasaan tertentu.
Seksualitas Ibu jarang melakukan hubungan seksual.

O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik - Berat badan
Kesadaran : Compos mentis Sebelum hamil : 38 kg
- TP : 11 Februari 2020 Sekarang : 52 kg
- Tinggi badan : 145 cm - Lila :23,5 cm
- Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah :120/80 mmHg
Pernafasan : 20x/ menit
Nadi : 80x/ menit Suhu : 36,80C

2. Pemeriksaan fisik :
Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak pucat dan tidak
oedema.
Mata :Konjungtiva tidak pucat, seklera putih, dan tidak ada
sekret kelopak mata tidak oedema
Mulut : Bibir tidak tampak anemis, mukosa mulut tampak
lembab, tidak ada caries dentis pada gigi, tidak tampak,
stomatitis, gigi geraham lengkap dan lidah bersih
Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada, dan tidak ada
benjolan abnormal, dan tidak terdengar suara Ronchi dan
Whezing
Payudara : Payudara membesar, tampak bersih, tampak
hyperpigmentasi pada areolla mamae, puting susu
menonjol, dan dada tidak ada retraksi, tidak ada
pengeluaran ASI, dan tidak ada benjolan abnormal.
91

Abdomen : Tampak lineanigra, membesar sesuai usia kehamilan,


dan tidak ada luka bekas operasi.
a) Leopold I : Tinggi fundus setinggi Px, Mc
donald :32 cm, pada fundus teraba bulat
dan tidak melenting (bokong)
b) Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti
papan pada sebelah kiri ibu dan dibagian
sebaliknya teraba bagian kecil janin (punggung
kanan )
c) Leopold III : Pada segmen bawah rahim, teraba bagian
keras, bulat dan melenting (kepala). Bagian ini
dapat digoyangkan
d) Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk pintu
atas panggul (konvergent) dan taksiran berat
janin (TBJ) adalah (32-12) x 155) = 3.100
gram. DJJ (+) 145 x/ menit, irama teratur,
intensitas kuat.
Ekstremitas :
1) Atas :Tidak oedema dan kapiler refill baik (kembali
dalam 2 detik)
2) Bawah : Tidak oedema, tidak ada varices dan kapiler
refill baik (kembali dalam 2 detik)
3) Refleks Patella : Kaki kanan (+) Kaki kiri (+)
A:
Diagnosis : G2P1001usia kehamilan 38 minggu 4 hari janin tunggal hidup
intaruterine persentasi kepala dengan masalah jarak kehamilan terlalu dekat.
Diagnosa potensial :
- Pada Ibu: perdarahan karena kurangnya waktu untuk pemulihan kondisi
rahim ibu, sehingga menyebabkan daya rahim melemah yang membuat
kegagalan otot rahim berkontraksi dan beretraksi. Dan juga plasenta akreta
yang terjadi karena kurangnya nutrisi pada rahim sehingga membuat
perlekatan plasenta tertanam terlalu dalam.
92

Antisipasi : mempersiapkan pendonor darah dan menganjurkan ibu


melahirkan di rumah sakit.
Masalah potensial :
- Pada Anak Pertama : terjadi pengabaian pada anak pertamanya baik secara
fisik maupun psikis.
Antisipasi : mempersiapkan anak menjadi sosok kakak saat adik masih dalam
kandungan.
P: Tanggal 31 Januari 2020hy
Tabel 4.8
Intervensi Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan II
Waktu Tindakan Paraf
11.40 Beritahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
WITA
Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa keadaan umum ibuTD : 120/80
mmHg N/P : 80/20x/menit s :36,8°C dan keadaan
kesejahteraan janin dalam kondisi normal Djj :
145x/menit.
Ibu mengetahui kondisi dirinya dan kehamilannya.
11.50 Berikan pendidikan kesehatan tentang :
WITA 1) Konsumsi makanan sumber karbohidrat dan
protein
2) Konsumsi makanan yang mengandung zat besi
serta vitamin C
3) Tanda bahaya pada kehamilan TM III
4) Tanda – tanda persalinan
Ibu paham dengan pendidikan kesehatan yang
diberikan dan bersedia untuk mengkonsumsi apa yang
disarankan.
12.00 Mengevaluasi sesak nafas yang di alami ibu
WITA Ibu mengatakan sesak yang di alami nya telah
berkurang.
12.05 Anjurkan ibu untuk kunjungan kehamilan 1 minggu
WITA yang akan datang di fasilitas kesehatan atau jika ada
keluhan.
Menganjurkan ibu untuk kunjungan kehamilan 1
minggu yang akan datang di fasilitas kesehatan atau
jika ada keluhan.
Ibu mengerti dan bersedia untuk di lakukan
pemeriksaan kehamilan 1 minggu atau bila ada
keluhan.
93

3. Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke III


Tanggal/Waktu Pengkajian : 5 Februari 2020 / 07.30 WITA
Tempat : Jl. Borobudur 1 RT.38 No.46 Kel. Muara Rapak
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Pembimbing : Ribut Budiarti SST

S :
- Ibu mengatakan sering merasakan kencang pada bagian bawah perut
- Ibu mengatakan gerakan janin aktif > 10 x dalam 24 jam
Pola Fungsional Kesehatan
Tabel 4.9 Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Pada trimester 3 ini Ibu makan 3 kali/hari, dengan porsi 1
porsi nasi sedang dihabiskan, 2 potong lauk pauk, sayur, air
Nutrisi putih ± 8 gelas/hari, kadang susu. Nafsu makan ibu meningkat
dibanding sebelum hamil. Tidak ada keluhan dalam
pemenuhan nutrisi dan nafsu makan baik
BAK : 7-8 kali/hari, konsistensi cair, warna kuning jernih,
tidak ada keluhan. BAB sebanyak 1 kali dalam 1 hari,
Eliminasi
konsistensi padat lunak, berwarna kuning kecoklatan, tidak
ada keluhan.
Ibu tidur siang ± 1 jam, Ibu tidur pada malam hari ± 5-6
Istirahat
jam/hari.
Dirumah ibu melakukan kegiatan membereskan rumah dan
Aktivitas memasak serta mengurus anak pertamanya, sementara
kegiatan ibu diluar rumah periksa kehamilan di puskesmas.
Personal Mandi 2 kali/hari, mengganti baju 2-3 kali/hari, mengganti
Hygiene celana dalam 2-3 kali/hari.
Kebiasaan Ibu tidak memiliki pola kebiasaan tertentu.
Seksualitas Ibu jarang melakukan hubungan seksual.

O :
7. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik - Berat badan
Kesadaran : Compos mentis Sebelum hamil : 38 kg
- TP : 11 Februari 2020 Sekarang : 53 kg
- Tinggi badan : 145 cm - Lila :24 cm
94

- Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah :110/80 mmHg
Pernafasan : 20x/ menit
Nadi : 82x/ menit Suhu : 36,60C
8. Pemeriksaan fisik :
Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak pucat dan tidak
oedema.
Mata :Konjungtiva tidak pucat, seklera putih, dan tidak ada
sekret kelopak mata tidak oedema
Mulut : Bibir tidak tampak cianosis, mukosa mulut tampak
lembab, tidak ada caries dentis pada gigi, tidak tampak,
stomatitis, gigi geraham lengkap dan lidah bersih
Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada, dan tidak ada
benjolan abnormal, dan tidak terdengar suara Ronchi dan
Whezing
Payudara : Payudara membesar, tampak bersih, tampak
hyperpigmentasi pada areolla mamae, puting susu
menonjol, dan dada tidak ada retraksi, tidak ada
pengeluaran ASI, dan tidak ada benjolan abnormal.
Abdomen : Tampak lineanigra, membesar sesuai usia kehamilan,
dan tidak ada luka bekas operasi.
a) Leopold I : Tinggi fundus 3 jari bawah Px, Mc
donald :30 cm, pada fundus teraba bulat
dan tidak melenting (bokong)
b) Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti
papan pada sebelah kiri ibu dan dibagian
sebaliknya teraba bagian kecil janin
(punggung kanan )
c) Leopold III : Pada segmen bawah rahim, teraba bagian
keras, bulat dan melenting (kepala). Bagian
ini tidak dapat digoyangkan
d) Leopold IV : Bagian terendah janin telah masuk pintu
95

atas panggul (Divergent)


Taksiran berat janin (TBJ) adalah (30-11) x
155) = 2.945 gram. DJJ (+) 135 x/ menit,
irama teratur, intensitas kuat.
Ekstremitas :
1) Atas :Tidak oedema dan kapiler refill baik (kembali
dalam 2 detik)
2) Bawah : Tidak oedema, tidak ada varices dan kapiler
refill baik (kembali dalam 2 detik)
Refleks Patella : Kaki kanan (+) Kaki kiri (+)
A:
Diagnosis : G2P1001usia kehamilan 39 minggu 1 hari janin tunggal hidup
intaruterine persentasi kepala dengan masalah jarak kehamilan terlalu dekat.
Diagnosa potensial :
- Pada Ibu: perdarahan karena kurangnya waktu untuk pemulihan kondisi
rahim ibu, sehingga menyebabkan daya rahim melemah yang membuat
kegagalan otot rahim berkontraksi dan beretraksi. Dan juga plasenta akreta
yang terjadi karena kurangnya nutrisi pada rahim sehingga membuat
perlekatan plasenta tertanam terlalu dalam.
Antisipasi : mempersiapkan pendonor darah dan menganjurkan ibu
melahirkan di rumah sakit.
Masalah potensial :
- Pada Anak Pertama : terjadi pengabaian pada anak pertamanya baik secara
fisik maupun psikis.
Antisipasi : mempersiapkan anak menjadi sosok kakak saat adik masih dalam
kandungan.
96

P: Tanggal 5 Februari 2020


Tabel 4.10
Intervensi Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan III
Waktu Tindakan Paraf
07.40 Beritahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
WITA
Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa keadaan umum ibu TD : 110/80
mmHg N/P : 82/20x/menit s :36,6°C dan keadaan
kesejahteraan janin dalam kondisi normal Djj :
135x/menit.
Ibu mengetahui kondisi dirinya dan kehamilannya.
07.50 Menjelaskan mengenai keluhan yang dialami ibu
WITA Kencang-kencang pada TM 3 merupakan hal yang
wajar, kencang pada bagian bawah perut terjadi karna
kepala janin telah masuk PAP dan juga merupakan
tanda tanda pada persalinan.
Ibu paham mengenai keluhan yang dialami.
08.00 Berikan pendidikan kesehatan tentang :
WITA 1) Tanda – tanda persalinan
2) Persiapan persalinan
Ibu paham dengan pendidikan kesehatan yang
diberikan.
08.05 Mengevaluasi calon pendonor darah untuk ibu
WITA Ibu mengatakan bahwa suaminya memiliki golongan
darah yang sama, sehingga suami ibu siap menjadi
calon pendonor. Dan juga ibu mempunyai adik ipar
yang memiliki gologan darah yang sama.
08.10 Menganjurkan ibu ke fasilitas terdekat jika terdapat
tanda-tanda persalinan.
Ibu berencana melahirkan di RSKD jika pagi hari,
namun jika pada malam hari ibu berncana melahirkan
di Klinik Ibnu Sina.
97

B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intra Natal Care


Data rentang waktu pembukaan dari tanggal 7 Februari 2020
Tanggal Waktu Pembukaan DJJ HIS
7/02/2020 21.40 WITA 7 cm 140 x/m 5x10’40”
7/02/2020 22.00 WITA 10 cm 132 x/m 5x10’40”
Tanggal/Waktu pengkajian : 7 Februari 2020 / Pukul 21.50 WITA
Tempat : Klinik Ibnu Sina
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Bidan : Nur Chasanah

Persalinan Kala I
S :
Ibu datang ke Klinik Ibnu Sina pada tanggal 7 Februari pukul 21.40 WITA ibu
mengeluh nyeri perut bagian bawah hingga ke pinggang dan keluar lendir darah
sekitar jam 9 malam.

O :

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu tampak menahan sakit. Hasil pengukuran tanda-tanda vital
yaitu : tekanan darah 120/80 mmHg, suhu tubuh 36,8ºC, nadi 78x/menit,
pernafasan 20x/menit, dan hasil pengukuran berat badan saat ini adalah 53 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka operasi, kandung kemih kosong.
pada pemeriksaan :
Leopold I TFU 3 jari bawah px dan secara Mc Donald 30 cm, pada
fundus teraba lebar, tidak bulat, dan tidak melenting.
Leopold II teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada sebelah
kiri ibu dan dibagian sebaliknya teraba bagian kecil janin.
Leopold III pada segmen bawah rahim, teraba bagian keras, bulat dan
melenting.Bagian ini sudah tidak dapat di goyangkan.
Leopold IV bagian terendah janin sudah masuk ke dalam PAP
(Divergent).
98

DJJ terdengar jelas, teratur, frekuensi 140x/menit. HIS frekuensi 5x10’ durasi
40” intensitas kuat. TBJ (30-11) x 155 = 2.945 gram.
Genetalia : Ada pengeluaran cairan atau lendir darah, tidak ada varises, dan
tidak ada kelainan.
Pemeriksaan Dalam :
Tanggal : 7 Februari 2020 Pukul 21.40 WITA
Vagina :Vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir dan
darah, tidak ada luka parut dari vagina, portio tipis lembut,
pembukaan 7 cm, efficement 75%, ketuban (+), Hodge II, tidak teraba
bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat menumbung. DJJ 140
x/menit, irama teratur, His 5x dalam 10 menit lamanya 40 detik.
Anus :Tidak ada hemoroid, ada tekanan pada anus, tidak ada pengeluaran feses
dari lubang anus.
Ekstremitas :Simetris, tidak ada varices, dan tidak ada oedema.

A :

Diagnosa :G2P1001usia kehamilan 39 minggu 3 hari inpartu kala I fase aktif


janin tunggal hidup intrauteri dengan masalah jarak kehamilan terlalu dekat.

Masalah : Nyeri pada perut hingga kepinggang

Dasar : Ibu mengatakan nyeri perut hingga kepinggang

Antisipasi :

- Ajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dari hidung dan
mengeluarkan dari mulut secara perlahan.

Diagnosa potensial :
- Pada Ibu: perdarahan karena kurangnya waktu untuk pemulihan kondisi
rahim ibu, sehingga menyebabkan daya rahim melemah yang membuat
kegagalan otot rahim berkontraksi dan beretraksi. Dan juga plasenta akreta
yang terjadi karena kurangnya nutrisi pada rahim sehingga membuat
perlekatan plasenta tertanam terlalu dalam.
99

Antisipasi : mempersiapkan pendonor darah dan antisipasi terjadinya perdarahan (


persiapan pemasangan infuse )

P :

Tabel 4.11

Intervensi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala I Fase Laten

No. Waktu Tindakan


1. 211.45 Beritahu keluarga mengenai keadaan ibu.
WITA Memberitahu keluarga mengenai keadaan ibu, berdasarkan pemeriksaan
yang telah dilakukan ibu dalam keadaan baik; tekanan darah 120/80
mmHg, suhu tubuh 36,8ºC. Hasil pemeriksaan dalam yang dilakukan
pembukaan ibu adalah 7 cm dalam proses persalinan sendiri agar bayi
dapat lahir harus menunggu hingga pembukaan 10 cm.
Ibu dan keluarga mengetahui dan mengerti dari penjelasan yang
diberikan. Dan menganjurkan keluarga untuk memberi dukungan mental
kepada ibu.
2. 21.47 Ajarkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi ketika HIS.
WITA Saat HIS tejadi, anjurkan ibu untuk menarik nafas panjang dari hidung
dan mengeluarkan dari mulut secara perlahan untuk mengurangi rasa
nyeri. Dan beritahu ibu untuk tidak mengejan ketika pembukaan belum
lengkap karena dapat menyebabkan pembengkakan dijalan lahir.
Ibu mengerti serta telah mempraktikannya.
3. 21.50 Anjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri.
WITA Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri agar janin mendapatkan
oksigen secara maksimal dan detak jantung janin tetap stabil.
Ibu mengerti dan telah mempraktikannya.
4. 21.52 Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak terjadi HIS.
WITA Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak terjadi HIS.
Ibu mau makan roti, meminum air putih dan minum manis (madu) agar
tidak lemas.
Dilakukan observasi

Waktu HIS DJA


Intensitas Interval Frekuensi Durasi Jumlah Irama
21.55 Kuat 5’ 3-4x10’ 40” 139x Teratur
100

5. 21.55 Siapkan partus set dan APD serta kelengkapan pertolongan persalinan
WITA lainnya.
Menyiapkan partus set dan APD serta kelengkapan pertolongan
persalinan lainnya; Partus set lengkap berupa alat-alat persalinan yaitu
klem 2 buah, gunting tali pusat 1 buah, gunting episiotomi 1 buah,
pelindung diri penolong untuk menolong persalinan berupa sarung
tangan steril dan celemek telah lengkap disiapkan, alat dekontaminasi
alat juga telah siap, waslap, tempat pakaian kotor, 2 buah lampin bayi
tersedia.
Keseluruhan alat dan bahan siap digunakan.
6. 21.57 Siapkan pakaian bayi dan pakaian ganti ibu.
WITA Menyiapkan pakaian bayi dan pakaian ganti ibu; Pakaian ibu (baju ganti,
sarung, pembalut) dan pakaian bayi (lampin/ kain bedong, popok, topi,
sarung tangan dan kaki).
Sudah tersedia dan siap dipakai
7. 22.00 Melakukan pemeriksaan dalam dan mengobservasi DJJ dan HIS; Tidak
WITA tampak oedema dan varices, tampak pengeluaran lendir bercampur
darah, , portio tidak teraba, effecement 100%, pembukaan 10 cm,
ketuban pecah spontan bewarna jernih, tidak terdapat bagian terkecil di
sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, hodge III+ DJJ: 132
x/mneit, irama teratur, HIS 5x dalam 10 menit lamanya 40 detik.
Kemajuan persalinan ibu dari fase aktif hingga pembukaan lengkap
adalah 20 menit.

8. 22.02 Mengajarkan ibu mengenai cara meneran yang benar dengan posisi kaki
WITA litotomi, tangan tangan memegang kedua mata kaki, ibu dapat
mengangkat kepala hingga dagu menempel di dada, tidak menahan
nafas saat meneran, tidak menutup mata, serta tidak mengangkat
bokong; Ibu dapat melakukan posisi meneran yang diajarkan dengan
benar
Persalinana Kala II

S :

Pukul 22.00 WITA ibu mengatakan perut mules-mules semakin kencang dan
seperti ingin mengejan serta terasa ingin BAB.

O :

Anus tampak membuka, dan perineum tampak menonjol.


Vt : Vulva/uteri tidak ada kelainan, tampak ada pengeluaran lendir darah
dan air – air, tidak ada luka parut pada vagina, porsio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, effacement 100%, ketuban (-) warna jernih, hodge III,
101

tidak teraba bagian kecil dan tidak ada tali pusat menumbung. DJJ 132
x/menit, irama teratur.His 5x dalam 10 menit lamanya 40 detik.
A :

Diagnosa :G2P1001 hamil 39 minggu 3 hari inpartu kala II janin tunggal


hidup intrauteri presentase kepala dengan masalah jarak
kehamilan terlalu dekat.

Diagnosa potensial :
- Pada Ibu: perdarahan karena kurangnya waktu untuk pemulihan kondisi
rahim ibu, sehingga menyebabkan daya rahim melemah yang membuat
kegagalan otot rahim berkontraksi dan beretraksi. Dan juga plasenta akreta
yang terjadi karena kurangnya nutrisi pada rahim sehingga membuat
perlekatan plasenta tertanam terlalu dalam.
Antisipasi : mempersiapkan pendonor darah dan persiapan pemasangan infus

P :
Tabel 4.12
Intervensi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala II
No. Waktu Tindakan
1. 22.02 Bantu ibu memilih posisi yang nyaman untuk melahirkan
WITA Membantu ibu memilih posisi yang nyaman untuk melahirkan
Ibu memilih posisi setengah duduk (semi fowler).
2. 22.04 Anjurkan kepada pendamping untuk memberi ibu minum saat tidak ada
WITA HIS untuk menambah tenaga saat meneran.
Menganjurkan kepada pendamping untuk memberi ibu minum saat tidak
ada HIS untuk menambah tenaga saat meneran.
Ibu minum air putih dan the manis.
3. 22.05 Lakukan pertolongan persalinan sesuai dengan APN
WITA Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan APN. Memastikan
tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dibawah
air mengalir.
Tidak ada perhiasan di tangan penolong dan penolong telah mencuci
tangan.
4. Memimpin ibu untuk meneran ketika ada dorongan yang kuat untuk
meneran.

Ibu meneran ketika ada HIS sesuai dengan yang telah diajarkan.
5. Melindungi perineum ibu ketika kepala tampak dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
102

kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan defleksi
dan membantu lahirnya kepala sambil menganjurkan ibu untuk meneran.
6. Mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat pada leher janin dan menunggu
hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan
7. Tunggu putaran paksi, kemudian pegang kepala bayi secara bipariental
dengan lembut arahkan kepala bayi kebawah hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian menggerakkan kearah atas untuk
melahirkan bahu untuk melahirkan bahu belakang.
Melakukan sanggah susur, dengan memindahkan tangan penolong
kebawah arah perineum ibu untuk menganggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Menggunakan tangan atas untuk menyusuri dan
memegang tangan serta siku sebelah atas. Tangan kiri menyusuri
punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang
tungkai bawah;
Bayi lahir spontan, pukul 22.15 WITA, segara menangis, jenis kelamin
laki-laki.
8. Meletakkan bayi diatas perut ibu, melakukan penilaian selintas bayi baru
lahir sambil mengeringkan tubuh bayi mulai dari kepala, muka, badan,
dan kaki kecuali telapak tangan. Mengganti handuk basah dengan kain
kering.
Bayi lahir spontan cukup bulan, segera menangis kuat, A/S 8/9, jenis
kelamin laki-laki, berat badan : 3.150 gram, panjang badan : 47 cm lingkar
kepala : 32cm, lingkar dada : 33 cm, c/c -/-, m/d -/-, anus +

Persalinan Kala III

S :Ibu mengatakan lega dan bahagia telah melahikan anaknya dan masih
merasakan mules pada perutnya

O :

Bayi lahir spontan cukup bulan, segera menangis kuat, A/S 8/9, jenis kelamin
laki-laki, berat badan : 3.150 gram, panjang badan : 47 cm lingkar kepala : 32
cm, lingkar dada : 33 cm, c/c -/-, m/d -/-, anus +

TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi keras, kandung kemih
kosong, plasenta belum lahir, terdapat semburan darah tiba – tiba.
103

A :

Diagnosa : G2P1001 parturient kala III dengan masalah jarak kehamilan


terlalu dekat

Diagnosa potensial :
- Pada Ibu: perdarahan karena kurangnya waktu untuk pemulihan kondisi
rahim ibu, sehingga menyebabkan daya rahim melemah yang membuat
kegagalan otot rahim berkontraksi dan beretraksi. Dan juga plasenta akreta
yang terjadi karena kurangnya nutrisi pada rahim sehingga membuat
perlekatan plasenta tertanam terlalu dalam.
Antisipasi : mempersiapkan pendonor darah dan persiapan pemasangan infus

P :
Tabel 4.13
Intervensi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala III
No. Waktu Tindakan
1. 22.17 Periksa uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua dalam uterus.
WITA Tidak ada janin kedua didalam uterus.
2. Melakukan manajemen aktif kala III. Memberitahu ibu bahwa akan
disuntikkan oksitosin agar rahim berkontraksi dengan baik.
Ibu bersedia untuk disuntikkan oksitosin.
3. Menyuntikkan oksitosin 1 ampul 1 menit setelah bayi lahir secara IM di
sepertiga paha atas.
4. Menjepit tali pusat dengan klem umbilical 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan menjepit kembali tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
5. Memegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan
menggunting tali pusat diantara 2 klem.
Tali pusat telah digunting.
6. Meletakkan bayi diatas dada ibu pakaikan selimut dan topi selama 1
jam.
7. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
8. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas sympisis
untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain meregangkan tali pusat.
Kontraksi uterus dalam keadaan baik.
9. Mengecek tanda-tanda pelepasan plasenta (Tali pusat tambah
memanjang, ada nya semburan darah secara tiba-tiba dan uterus
membundar)
Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta
10. Melakukan peregangan tali pusat dan dorongan dorso kranial hingga
104

plasenta terlepas, penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir.
11. 22.20 Melahirkan plasenta dengan hati-hati, memegang plasenta dengan kedua
WITA tangan dan melakukan putaran searah jarum jam untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
Plasenta lahir 5 menit setelah bayi lahir yaitu pukul 22.20 WITA
12. Melakukan masasse uterus searah jarum jam segera setelah plasenta
lahir dengan memegang fundus uteri secara sirkuler hingga kontraksi
baik.
Kontraksi uterus baik teraba keras.
13. Memeriksa kelengkapan plasenta untuk memastikan bahwa seluruh
kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap dan memasukkan
plasenta kedalam tempat yang tersedia.
Kotiledon dan selaput ketuban pada plasenta lengkap, insersi tali pusat
marginalis, panjang tali pusat 60 cm, tebal plasenta 2 cm diameter
plasenta 20 cm. Terdapat ruptur derajat 1 pada perineum.
14. Melakukan penjahitan pada perineum, sebelumnya dilakukan anastesi
dengan lidocaine.
Perineum telah di heacting dengan heacting jelujur dan diberi betadine.
15. Mengevaluasi perdarahan kala III
Perdarahan ±200 cc

Persalinan Kala IV

S :Ibu mengatakan lega telah melewati masa persalinan dan mengatakan perut
masih terasa mules-mules.

O :

Plasenta lahir spontan, pukul 22.20 WITA Kotiledon dan selaput ketuban
pada plasenta lengkap, insersi tali pusat marginalis, panjang tali pusat 60 cm,
tebal plasenta 2 cm diameter plasenta 20 cm. Terdapat ruptur derajat I pada
perineum dan dilakukan penjahitan jelujur.

A :P2002 parturient kala IV dengan masalah jarak kehamilan terlalu dekat

Diagnosa potensial :
- Pada Ibu: perdarahan karena kurangnya waktu untuk pemulihan
kondisi rahim ibu, sehingga menyebabkan daya rahim melemah yang
membuat kegagalan otot rahim berkontraksi dan beretraksi.
105

Antisipasi : persiapan pemasangan infuse dan observasi perdatahan serta


kontraksi uterus
P:
Tabel 4.14
Intervensi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala IV
No. Waktu Tindakan
1. Ajarkan ibu cara melakukan masasse uterus dan menilai kontraksi
Mengajarkan ibu cara melakukan masasse uterus dan menilai
kontraksi. Dengan cara menggosok fundus uteri secara sirkuler
searah jarum jam menggunakan telapak tangan hingga teraba keras.
Ibu dapat mempraktekkan cara memassase uterus dan uterus teraba
keras.
2. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi.
3. Membersihkan ibu dan bantu ibu mengenakan pakaian.
4. Membersihkan sarung tangan di dalam laruratan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendanya
dalam larutan klorin 0,5%.
5. Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan
perdarahan. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit,
pernapasan 19x/menit suhu tubuh 36,7ºC, TFU teraba 2 jari dibawah
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba kosong dan
perdarahan ±30 cc. (Data terlampir pada partograf)
6. Mencuci alat-alat yang telah didekontaminasi.
7. Anjurkan ibu untuk makan dan minum serta istirahat;
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta istirahat;
Ibu memakan menu yang telah disediakan dan minum susu.
8. KIE kebutuhan masa nifas meliputi;
- Kebutuhan nutrisi dengan makan makanan yang mengandung zat besi
seperti sayuran hijau-hijauan, kacang-kacangan, setelah persalinan nutrisi
ibu menyusui juga lebih besar disbanding sebelumnya. nutrisi yang cukup
juga dapat membantu ibu memulihkan keadaan pasca bersalin.
- Pola istirahat bagi ibu nifas. Pentingnya istirahat bagi ibu nifas dapat
membantu memulihkan tubuh setelah proses bersalin. Istirahat yang
cukup juga dapat membantu kelancaran dari proses menyusui karena dari
istirahat yang cukup dapat membantu produksi ASI lebih baik.
- Mobilisasi dini. Melakukan mobilisasi secara bertahap dapat membantu
proses involusi uterus dan dapat membantu mempercepat sembuhnya
luka jahitan.
- Perawatan luka perineum. Menganjurkan ibu untuk mengganti kassa
setiap kali berkemih dan menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut
sesering mungkin untuk menghindari terjadinya infeksi. Ibu paham
mengenai penjelasan yang diberikan dan bersedia mengikuti anjuran yang
diberikan
Ibu mengeti mengenai penjelasan yang diberikan, dan bersedia mengikuti
anjuran yang telah disarankan.
10. 22.35 Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan
106

WITA perdarahan. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit TFU


teraba 2 jari dibawah pusat, kontrasi uterus baik, kandung kemih
teraba kosong dan perdarahan ±20cc.
11. 22.50 Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan
WITA perdarahan; tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, TFU
teraba 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
teraba kosong dan perdarahan ±15 cc.
12. 23.05 Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan
WITA perdarahan; tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, TFU
teraba 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
teraba kosong dan perdarahan ±15 cc.
13. 23.35 Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan
WITA perdarahan; tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, TFU
teraba 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
teraba kosong dan perdarahan ±10 cc.
14. 00.05 Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan
WITA perdarahan; tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, TFU
teraba 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
teraba kosong dan perdarahan ±10 cc.
15. Melakukan dolumentasi di partograf
22.35 : TD : 110/70 N:84x/m S: 36,4 TFU : 2 jbpst UC : Baik
KK:Kosong Perdarahan : ±20 cc
22.50 : TD : 110/70 N:84x/m TFU : 2 jbpst UC : Baik KK: Kosong
Perdarahan : ± 15 cc
23.05 : TD : 110/70 N:84x/m TFU : 2 jbpst UC : Baik KK: Kosong
Perdarahan : ± 15cc
23.35 : TD : 110/80 N:84x/m TFU : 2 jbpst UC : Baik KK: Kosong
Perdarahan : ±10 cc
00.05 : TD : 110/80 N:84x/m S: 36,8 TFU : 2 jbpst UC : Baik
KK: Kosong
Perdarahan : ±10 cc
Partograf telah dilengkapi

C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Tanggal/Waktu Pengkajian : 7 Februari 2020 /Pukul: 22.15 WITA
Tempat : Klinik Ibnu Sina
S:
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. NS Nama Ayah : Tn. D
Umur : 25 tahun Umur : 29 tahun
Alamat : Jl. Borobudur 1 RT.38 No.46 Kel. Muara Rapak Barat.
107

Nama Bayi : By. Ny. NS


Tanggal Lahir : 7 Februari 2020
Umur Bayi : 0 Hari
Alamat : Jl. Borobudur 1 RT.38 No.46 Kel. Muara Rapak Barat.

2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Saat ini


Ibu hamil anak kedua dengan usia kehamilan 39 minggu 3 hari,tidak pernah
mengalami abortus, dan jenis persalinan yaitu partus spontan pervaginam pada
tanggal 7 Februari 2020 pukul 22.15 WITA.

O:
1. Data Rekam Medis
b. Keadaan Bayi Saat Lahir
Tanggal: 7 Februari 2020 Jam :22.15 WITA
Jenis kelamin laki-laki , bayi lahir segera menangis, kelahiran tunggal, jenis
persalinan spontan, keadaan tali pusat tidak ada kelainan, tidak ada tanda-
tanda infeksi dan perdarahan tali pusat. Penilaian APGAR adalah 8/9.
c. Nilai APGAR : 8/9
Tabel 4.15
Apgar Skor By.Ny. N
Jumlah
Kriteria 0 1 2 1 5
menit menit
Frekuensi
tidak ada < 100 > 100 2 2
Jantung
Usaha lambat/tidak menangis
tidak ada 2 2
Nafas teratur dengan baik
Tonus beberapa fleksi
tidak ada gerakan aktif 1 1
Otot ekstremitas
menangis
Refleks tidak ada Menyeringai 1 2
kuat
tubuh merah
Warna merah muda
biru/ pucat muda, 2 2
Kulit seluruhnya
ekstremitas biru
Jumlah 8 9
108

d. Pola fungsional kesehatan:


Tabel 4.16
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)
Eliminasi - BAB (+) warna: hijau kehitaman,
Konsistensi: lunak
- BAK (+) warna: kuning jernih,
Konsistensi: cair

e. Pemeriksaan Umum Bayi Baru Lahir


1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, pemeriksaan tanda-tanda vital nadi 139 x/menit,
pernafasan 44 x/menit, suhu 36,9oC. Pemeriksaan antropometri, berat
badan 3150 gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala : 32 cm, lingkar
dada 33 cm, dan lingkar lengan atas 11 cm.
2) Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kepala :Bentuk bulat, tidak ada molase, tidak terdapat caput
succadeneum, tidak ada cephal hematoma, distribusi
rambut bayi merata, warna kehitaman, teraba ubun-ubun
besar berbentuk berlian & ubun-ubun kecil berbentuk
segitiga.
Wajah :Simetris, ukuran dan posisi mata, hidung, mulut dagu
telinga tidak terdapat kelainan.
Mata :Simetris, terdapat 2 bola mata, tidak ada sekret, tidak
terdapat perdarahan dan tidak terdapat strabismus.
Hidung :Terdapat kedua lubang hidung, tidak ada pengeluaran dan
tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sekret.
Telinga :Simetris, berlekuk sempurna, tulang rawan telinga sudah
matang, terdapat lubang telinga, tidak terdapat kulit
tambahan dan bersih tidak ada kotoran.
Mulut :Simetris, tidak tampak sianosis, tidak ada labio
palatoskhizis dan labio skhizis, mukosa mulut lembab, bayi
menangis kuat, lidah terlihat bersih.
109

Leher :Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada


pembesaran kelenjar limfe, tidak terdapat pembengkakan,
pergerakan bebas, tidak ada selaput kulit dan lipatan kulit
yang berlebihan.
Dada :Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak terdengar
suara nafas tambahan, bunyi jantung teratur, pergerakan
dada simetris.
Payudara :Tidak ada pembesaran, tampak 2 puting susu, tidak
terdapat pengeluaran cairan.
Abdomen : Tidak teraba massa abnormal, tali pusat tampak 2 arteri
dan 1 vena, tali pusat berwarna putih segar, tidak tampak
perdarahan tali pusat.
Punggung :Tampak simetris, tidak teraba skeliosis, dan tidak ada
meningokel, spina bifida.
Genetalia :Tampak batang penis dan skrotum, tidak ada kelainan
seperti fimosis dan lain-lain.
Anus :Tidak ada kelainan, terdapat lubang anus.
Kulit :Terlihat kemerahan, tidak ada ruam, bercak, memar,
pembengkakan. Terdapat lanugo di daerah lengan dan
punggung. Terdapat verniks pada daerah lipatan leher dan
selangkangan.
Ekstremitas :Pergerakan leher aktif, klavikula teraba utuh, jari tangan
dan jari kaki simetris, tidak terdapat penyelaputan, jari-jari
lengkap dan bergerak aktif, tidak ada polidaktili dan
sindaktili. Adanya garis pada telapak kaki dan tidak ada
kelainan posisi pada kaki dan tangan.
Refleks : Glabella (+), Mata boneka (+), Blinking (+), Rooting (+),
Sucking (+), Swallowing (+), Tonick neck (+), Moro (+),
Grasping (+)
110

f. Terapi yang diberikan :


Injeksi Neo-K sebanyak 0,5 cc secara IM di 1/3 paha kiri bagian
luar, HB 0 sebanyak 0,5 cc secara IM di 1/3 paha kanan bagian luar,
dan obat tetes mata.

A:
Diagnosis : Bayi Baru Lahir Sesuai Masa Kehamilan usia 0 hari

P:
Tabel 4.17
Intervensi Asuhan Kebidanan pada BBL
No. Waktu Tindakan
1. 00.05 Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa berdasarkan hasil
WITA pemeriksaan, secara umum keadaan bayi ibu baik. Keadaan umum
baik, pemeriksaan tanda-tanda vital normal, berat badan 3150
gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala : 32 cm, lingkar dada
33 cm, dan lingkar lengan atas 11 cm.
Ibu dan keluarga mengetahui kondisi bayinya saat ini.
2. 00.06 Meminta persetujuan orang tua untuk pemberian injeksi vitamin K
WITA untuk mencegah perdarahan otak
Orang tua bersedia untuk diberikan injeksi vit K pada bayinya.
3. 00.07 Memberi injeksi vitamin K pada p ha sebelah kiri. Kejadian
WITA perdarahan otak karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi, untuk mencegah terjadinya perdarahan
tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu
diberi Vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg secara IM dan
1 jam kemudian di beri injeksi HB 0 pada kaki kanan secara IM
dengan dosis 0,5 mg
Telah diberikan injeksi vitamin K dan HB 0
4. 00.08 Menganjurkan ibu menyusui bayinya secara on demand dan
WITA maksimal setiap 2 jam. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu
merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya,
dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga
memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat
psikosomatis.
Ibu paham serta mau menyusui bayinya sesering mungkin.
5. 00.09 Menjaga kehangatan bayi.
WITA Ketika bayi lahir, bayi berada pada lingkungan bersuhu lebih
rendah dari pada dalam rahim ibu. Bila dibiarkan dalam suhu
kamar, maka bayi akan kehilangan panas dan terjadi hipotermi.
111

6. 00.10 Lakukan rawat gabung.


WITA Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother
bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.

Dilakukan rawat gabung antara bayi dengan ibu.


7. 00.10 Memberi KIE mengenai :
WITA Teknik menyusui
Dilakukan untuk mengajarkan ibu bagaimana teknik menyusui
yang benar, sehingga proses menyusui dapat berjalan dengan baik
dan tanpa hambatan;
Ibu dapat mempraktikkan teknik menyusui yang benar.
9. 00.22 Membuat kesepakatan dengan ibu bahwa akan dilakukan
WITA pemeriksaan saat < 24 jam setelah persalinan;
Ibu bersedia dilakukan pemeriksaan ulang.

D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Post Natal


1. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-I
Tanggal/Waktu Pengkajian : 8 Februari 2020 /Pukul :06.30 WITA
Tempat : Klinik Ibnu Sina
S :
1. Ibu mengatakan perut masih terasa mules
2. Ibu mengatakan pengeluaran asi banyak
3. Ibu mengatakan telah melahirkan anak kedua, tidak pernah keguguran.
Anak pertama usia 1,5 tahun.
4. Pola makan :
a. Jenis makanan : nasi, sayur lauk pauk (tahu tempe ) dan buah
b. Frekuensi : 1x
c. Porsi : 1 piring dihabiskan
d. Pantangan : Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan
a. Defekasi atau miksi
a. BAB
Ibu mengatakan belum ada BAB dan sudah platus
b. BAK
1) Frekuensi : 5-6 x/hari
2) Konsistensi : Cair
112

3) Warna : Kuning jernih


4) Keluhan : Tidak ada
b. Pola istirahat dan tidur
Ibu dapat tidur ± 4-5 jam.
c. Pola aktifitas sehari hari
Ibu dapat berjalan dan mengurus anaknya sendiri
d. Pola seksualitas
Belum ada
O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum: baik kesadaran: composmentis, hasil pengukuruan
tanda vital yaitu : tekanan darah 110/80 mmHg, MAP : 90, suhu tubuh
36,4oC, nadi 84 x/menit, pernafasan: 20 x/menit, BB sekarang 50 kg.
2. Pemeriksaan fisik
Mata : Konjungtiva tidak anemis, tampak putih pada sklera,
dan penglihatan tidak kabur
Payudara : Payudara membesar, tampak bersih, tampak pengeluaran
ASI, tampak hyperpigmentasi pada areolla, putting susu
menonjol, dan tidak ada retraksi.
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih
kosong.
Genetalia :Vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak
pengeluaran lochea rubra, dan terdapat luka jahit yang
masih basah .
Anus : Tidak tampak hemoroid
Ekstremitas
Atas : Tidak oedema, kapiler refill baik, reflex bisep dan trisep
positif.
Bawah : Teraba tidak oedema, tidak ada varices, kapiler refill baik,
homan sign negatif, dan patella positif.
Pemeriksaan penunjang : Hb 12 gr%
113

A:
Diagnosis : P2002 post partum hari ke-1 dengan masalah jarak
kehamilan terlalu dekat
Diagnosa potensial :
- Pada Ibu: perdarahan karena kurangnya waktu untuk pemulihan kondisi
rahim ibu, sehingga menyebabkan daya rahim melemah yang membuat
kegagalan otot rahim berkontraksi dan beretraksi.
Antisipasi : observasi perdarahan dan kontraksi uterus
P:
Tabel 4.18
Intervensi Asuhan Kebidanan Nifas Kunjungan I
No. Waktu Tindakan Paraf
1. 06.35 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yaitu Keadaan umum:
WITA baik kesadaran: composmentis, hasil pengukuruan tanda vital
yaitu : tekanan darah 110/80 mmHg, MAP : 90, suhu tubuh
36,4oC, nadi 84 x/menit, pernafasan: 20 x/menit, BB sekarang
50 kg. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.
2. 06.40 Menganjurkan ibu menyusui bayinya secara on demand dan
WITA maksimal setiap 2 jam. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu
merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya,
dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga
memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat
psikosomatis.
Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI ekslusif.
3. 06.45 Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar.
WITA Membersihkan payudara terlebih dahulu, kemudian merangsang
mutut bayi agar teruka lebar, jika telah terbuka lalu masukukkan
putting hingga areola kedalam mulut bayi, posisi bayi
berhadapan dengan ibu (perut menempel ke perut ibu),
kemudian jika selesai menyusui tidak lupa untuk
menyendawakan bayi dan bersihkan kembali payudara ibu.
Ibu mau memperaktikan cara menyusui yang benar.
4. 06.50 Menganjurkan ibu mobilisasi dini .
WITA Ibu mengerti dan berjanji akan melakukan yang sudah di
anjurkan.
5. 06.55 Mengajarkan ibu cara merawat bayi baru lahir. Dengan menjaga
WITA bayi tetap hangat untuk mencegah hipotermi dan merawat tali
pusat bayi dengan prinsip bersih dan kering. Ibu dapat
melakukan perawatan tali pusat dan mengerti prinsip dalam
perawatan tali pusat
6. 07. 00 Memberikan KIE tentang :
WITA - Perawatan luka jahitan
114

Dengan cara sering mengganti pembalut, dan


membersihkan vagina menggunakan air saja, serta
tidak menahan BAK & BAB.
- Nutrisi
Makan makanan yang mengandung zat besi seperti
sayuran hijau-hijauan, kacang-kacangan,
- Istirahat
Istrahat yang cukup bagi ibu nifas dapat membantu
memulihkan tubuh setelah bersalin.
7. 07.05 Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya pada hari ke 4.
WITA Pada tanggal 11 Februari 2020 Ibu setuju dilakukan kunjungan
ulang.
2. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-II
Tanggal / Waktu Pengkajian : 11 Februari 2020 Pukul: 15.00 WITA
Tempat : Rumah Ny.NS
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Pembimbing : Ernani Setyawati M.Keb
S :
1. Ibu tidak megalami keluhan.
2. Pola makan :
a. Jenis makanan : Nasi, sayur lauk pauk ( tahu tempe, telur,
ikan ) dan buah.
b. Frekuensi : 3x/hari
c. Porsi : 1 piring di habiskan
d. Pantangan :Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan
3. Defekasi atau miksi
a. BAB
1) Frekuensi : 1x/hari
2) Konsistensi : Lunak
3) Warna : Kekuningan
4) Keluhan : Tidak ada
b. BAK
1) Frekuensi : 8-10x/hari
2) Konsistensi : Cair
3) Warna : Kuning jernih
115

4) Keluhan : Tidak ada


3. Pola istirahat dan tidur
a. Siang : ±1 jam/hari
b. Malam : ± 5 jam/hari
4. Pola aktifitas sehari hari
a. Di dalam rumah : Ibu mengurus rumah tangga seperti ( masak,
menyapu) dan mengurus bayi serta anak pertamanya yang masih
berusia 1,5 thun.
b. Di luar rumah : Tidak ada
5. Pola seksualitas
Belum ada
O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum: baik kesadaran: composmentis, hasil pengukuruan
tanda vital yaitu : tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 36,7oC,
nadi 84 x/menit, pernafasan: 20 x/menit.BB : 50 kg.
2. Pemeriksaan fisik
Mata : Tidak tampak oedema pada kelopak mata, tidak pucat pada
konjungtiva, tampak putih pada sklera, dan pengelihatan tidak
kabur.
Payudara :Tampak membesar, tampak bersih, tampak
pengeluaran ASI, tampak hyperpigmentasi pada areolla, putting
susu menonjol, dan tidak ada retraksi.
Abdomen : TFU pertengahan pusat-simfisis , kontraksi baik, dan
kandung kemih kosong.
Genetalia : Vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak
pengeluaran lochea sanguinolenta, tidak terdapat luka parut, tidak
tampak fistula, benang jahitan tampak tidak ada yang terlepas dan
masih belum kering.
Anus : Tidak tampak hemoroid.
116

A:
Diagnosis : P2002post partum hari ke-4 dengan masalah jarak
kehamilan terlalu dekat.
Diagnosa potensial :
- Pada Ibu: perdarahan karena kurangnya waktu untuk pemulihan kondisi
rahim ibu, sehingga menyebabkan daya rahim melemah yang membuat
kegagalan otot rahim berkontraksi dan beretraksi.
Antisipasi : observasi perdarahan dan kontraksi uterus

P:
Tabel 4.19
Intervensi Asuhan Kebidanan Nifas Kunjungan II
No. Waktu Tindakan
1. 15.10 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan
WITA normal.
Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.
2. 15.15 Jelaskan pada ibu perubahan lochea pada masa nifas.
WITA Ibu mengerti dan dapat menjelaskan perubahan warna lochea pada ibu
nifas.
3. 15.20 Mengajarkan ibu cara perawatan payudara.
WITA Ibu mengerti dan mampu melakukannya.
4. Memberikan KIE tentang :
15.25 1. Nutrisi ibu nifas
WITA 2. Kebutuhan istirahat saat masa nifas
3. Tanda bahaya ibu nifas
Ibu mengerti dengan konseling yang telah diberikan.
5. 15.30 Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya secara on demand dan
WITA maksimal setiap 2 jam. Dengan memberikan ASI Ekslusif, ibu
merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya.
Keadaan ini juga dapat memperlancar produksi ASI
Ibu mengerti dan berjanji akan tetap menyusui bayinya
6. 15.35 Mengajarkan ibu perawatan bayi baru lahir, yaitu kebersihan untuk
WITA memandikan bayi pagi dan sore hari.
Ibu mengerti dan akan melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu
memandaikan bayi pagi dan sore hari.
6. 15.40 Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya pada hari ke 20. Pada
WITA tanggal 27 Februari 2020.
Ibu setuju dilakukan kunjungan ulang.
117

3. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-III


Tanggal/Waktu Pengkajian : 27 Februari 2020 Pukul : 08.30 WITA
Tempat : Rumah Ny. NS
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Pembimbing : Ribut Budiarti SST

S :Ibu mengatakan darah yang keluar sudah tidak banyak.


O :
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Ny. NS baik; kesadaran composmentis; hasil
pengukuruan tanda vital yaitu: tekanan darah 120/80 mmHg, suhu
tubuh 36,5oC, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit.
b. Pemeriksaan fisik
Payudara : Terdapat pengeluaran ASI pada payudara kanan dan kiri,
terdapat hiperpigmentasi pada areola, puting susu
menonjol, tidak ada lesi, tidak ada retraksi, teraba ASI
penuh.
Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
Genetalia : Pengeluaran darah lochea alba, 1 pembalut tidak penuh
hanya flek, luka jahitan baik, tidak ada tanda-tanda
infeksi.
Anus : Tidak ada hemoroid.
Ekstremitas : Homan sigh negative, tidak tampak oedema.
c. Pola Fungsional
Tabel 4.20
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi tidur
Ibu makan ketika lapar 3-4 kali/hari dengan porsi 1 ½
porsi nasi, 2-3 potong lauk-pauk, 1 mangkuk sayur, air
Nutrisi
putih ± 8 gelas/hari, ibu selalu menghabiskan
makanannya.
Mobilisasi Ibu sudah bisa beraktifitas seperti biasa
118

BAK 4-5 kali/hari konsistensi cair, warna kuning jernih,


Eliminasi tidak ada keluhan. BAB 1 kali/hari konsistensi lunak,
tidak ada keluhan.
Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dengan baik.

A:
Diagnosis : P2002post partumhari ke 20 dengan masalah jarak kehamilan
terlalu dekat

P:
Tabel 4.21
Intervensi Asuhan Kebidanan Nifas Kunjungan III
No. Waktu Tindakan
1. 08.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan
WITA fisik ibu dalam keadaan normal.
Ibu mengerti kondisinya dalam keadaan normal

2 15.10 Mengingatkan ibu untuk selalu menyusui bayinya sesering


WITA mungkin dengan posisi yang benar.
Ibu mengerti dan sering menyusui bayinya dengan posisi
yang benar
3. 15.30 Memberikan KIE mengenai KB suntik 3 bulan yang ingin di
WITA gunakan oleh ibu meliputi cara penggunaan KB dan efek
samping KB
Ibu paham dan berjanji akan melakukan KB di fasilitas
kesehatan namun ibu harus meminta izin terlebih dahulu
kepada suami..

E. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Neonatus


1. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan ke-I
Tanggal/Waktu Pengkajian : 8 Februari 2020 /Pukul : 06.00 WITA
Tempat : Klinik Ibnu Sina
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Bidan : Nur Chasanah
S:
Ibu mengatakan bayinya telah BAB 1 kali dan BAK 1 kali
119

O:
a. Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum baik. Pemeriksaan ttv berupa nadi 128 x/menit,
pernafasan 42 x/menit dan suhu 36,7 °C c/c: -/- m/d: +/+ BB: 3150 gr
LK : 32 cm LD :33 cm LP : 31cm, LL :11 cm PB : 47 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tak nampak kaput sauchedaneum, tidak tampak molase,
sutura sagitalis belum menyatu UUK membuka dan berdenyut
Mata : Tidak ada pengeluaran cairan ataupun perdarahan, gerak
mata aktif, dan tidak oedema
Mulut : mukosa mulut lembab, bayi menangis kuat, refleks
rooting dan sucking baik.
Abdomen : Tidak kembung dan tali pusat tidak ada tanda tanda
infeksi
Kulit : Berwarna merah muda
Anus : Terdapat lubang anus
c. Pola Fungsional
Tabel 4.22
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu kapan pun bayi mau. Ibu tidak
memberikan makanan atau minuman lain selain ASI
Eliminasi BAB 1 kali/hari konsistensi lunak warna kehitaman. BAK
1 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
Personal Bayi belum dimandikan. Ibu mengganti popok dan pakaian
Hygiene bayi setiap kali basah ataupun lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus
dan popoknya basah atau lembab.

A :Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan usia 1 hari


120

P:
Tabel 4.23
Intervensi Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan I

Waktu Tindakan Paraf


Jelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu.
Ibu mengerti dan paham hasil pemeriksaan bayinya dalam
keadaan normal.
Menjelaskan perawatan neonatus :
Menjaga kebersihan bayi dan nutrisi yang adekuat untuk bayi,
Memperhatikan pola tidur yang normal, Meningkatkan hubungan
interaksi antara orang tua dan bayi.
Ibu paham dan mengerti yang telah dijelaskan.
Mempertahankan suhu tubuh dengan cara tetap menjaga
kehangatan bayi dengan selimut, pakaian, dan topi untuk
membantu bayi menyesuaikan suhu di sekitarnya dan mencegah
bayi dari hipotermi. Bayi dipakaikan selimut, topi dan pakaian
yang hangat
Menjelaskan beberapa tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu
antara lain bayi tiba-tiba muntah, bayi tidak mau menyusu, bayi
rewel, merintih, pusar kemerahan dan keluar darah, demam atau
tubuh terasa dingin, mata bernanah banyak, kulit terlihat kuning.

2. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan ke-II


Tanggal/Waktu Pengkajian : 11 Februari 2020 /Pukul : 15.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. N
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Pembimbing : Ernani Setyawati M.Keb

S : Ibu mengatakan tali pusat bayi telah lepas sejak semalam


O:
1. Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum baik. Pemeriksaan tanda-tanda vital berupa nadi
134x/menit, pernafasan 43x/menit dan suhu 36,6°C. c/c: -/- m/d: +/+ ,
BB 3250 gram LK :32 cm PB: 47 cm.
121

2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Tidak ada pengeluaran cairan ataupun perdarahan, gerak
mata aktif, dan tidak oedema
Mulut : Mukosa mulut lembab, bayi menangis kuat, refleks
rooting dan sucking baik.
Abdomen : Tampak tidak kembung, tali pusat telah terlepas namun
masih dalam keadaan basah.
Kulit : Berwarna kemerahan

3. Pola Fungsional
Tabel 4.24
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu kapan pun bayi mau. Ibu tidak
memberikan susu formula sebagai minuman tambahan.
Eliminasi BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuning. BAK 8-10
kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
Personal Bayi tidak dimandikan, hanya diseka 2 kali sehari pada pagi dan
Hygiene sore hari. Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah
ataupun lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan
popoknya basah atau lembab.

A:
Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan usia 4 hari.

P:
Tabel 4.25
Intervensi Asuhan Kebidanan Nifas Kunjungan II

Waktu Tindakan Paraf


Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu. Ibu
mengerti dan paham hasil pemeriksaan bayinya dalam
keadaan normal.
Mengajarkan ibu perawatan neonatus :
a. Meningkatkan hidrasi dan nutrisi yang adekuat untuk
122

bayi
5Memperhatikan pola tidur yang normal
b. Meningkatkan hubungan interaksi antara orang tua dan
bayi
c. Menjaga kebersihan kulit bayi dengan dimandikan 2x
sehari.
Ibu paham dan mengerti yang telah dijelaskan.
Menjaga kehangatan tubuh bayi.
Bayi tetap memakai pakaian bersih dan kering.
Menganjurkan ibu memberikan ASI sesering mungkin .
Ibu paham pentingnya asi eksklusif.
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan home
care kunjungan neonatus 20 hari.
Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang.

3. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan ke-III


Tanggal/Waktu Pengkajian : 27 Februari / Pukul 08.30WITA
Tempat : Rumah Ny. S
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Pembimbing : Ribut Budiarti SST

S: Tak ada
O:
a. Pemeriksaan Umum :
Keadaan umum baik. Pemeriksaan tanda-tanda vital berupa nadi 138
x/menit, pernafasan 40 x/menit dan suhu 36,5°C, BB 3550 gram
b. Pemeriksaan Fisik
Mata : Skelera tidak tampak ikterik.
Dada : Tidak tampak kuning.
Abdomen : Tidak ada pembesaran yang abnormal dan tali pusat telah
lepas.
Kulit : Kulit tampak kemerahan, dan tidak tampak kuning.
Ekstremitas : Pergerakan aktif.
123

c. Pola Fungsional
Tabel 4.25
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu 2-3 jam sekali. Ibu tidak
memberikan bayi makan dan minum kecuali ASI.
Elim BAB 3-4kali/hari konsistensi lunak warna kuning. BAK
Inasi 4-6 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
Personal Bayi dimandikan bayi 2 kali sehari pada pagi dan sore
Hygiene hari. Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali
basah ataupun lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus
dan popoknya basah atau lembab.
Perkembangan Bayi dapat tersenyum spontan

A:
Diagnosis :Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan Usia 20 hari.
P:
Tabel 4.27
Intervensi Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan III
No. Waktu Tindakan
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan cara tetap menjaga
kehangatan bayi dengan selimut, pakaian, dan topi untuk
membantu bayi menyesuaikan suhu di sekitarnya dan
mencegah bayi dari hipotermi. Bayi dipakaikan selimut, topi
dan pakaian yang hangat
2. Melakukan pemeriksaan fisik bayi serta mendeteksi adanya
tanda bahaya pada bayi kemudian menjelaskan hasil pada
ibu. Pemeriksaan fisik sudah dilakukan dan tidak terdapat
kelainan pada bayi, warna kulit bayi tidak berwarna kuning
dan ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menngingatkan kembali mengenai pentingnya imunisasi
BCG dan imunisasi lainnya pada bayi. Ibu paham dan mau
melakukan imunisasi BCG yang telah dianjurkan
124

F. Dokumentasi Asuhan Kebidanan KB pada Calon Akseptor Suntik 3 Bulan


Tanggal Pengkajian/Waktu : 27 Februari 2020/ 09.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. NS
Oleh : Nur Hikmah Lestary
Pembimbing : Ribut Budiarti SST

S:
Ibu mengatakan melahirkan pada 7 Februari 2020, ibu belum mendapatkan
haid.
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan.
Ibu merencanakan menggunakan KB Suntik 3 bulan.
O:
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Ny. NS baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuruan
tanda vital yaitu : tekanan darah 120/80 mmHg, suhu tubuh 36,5 oC, nadi 80
x/menit, pernafasan: 20 x/menit. BB sekarang: 51 kg
A:
Diagnosa : P2002 calon akseptor KB suntik 3 bulan
P:
Tabel 4. 28
Intervensi Asuhan Kebidanan Kunjungan KB

No Waktu Tindakan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik kepada Ny. NS, hasil pemeriksaan
secara umum dalam keadaan normal;
Ibu mengerti mengenai kondisinya.

2. Menjelaskan kembali pada ibu tentang KB suntik 3 bulan.


Meliputi cara penggunaan, efek samping dan jika ada keluhan selama
pemasangan KB segera ke fasilitas terdekat untuk merima arahan atau
saran.
Ibu mengatakan sudah mengerti dan akan memakai KB.
125

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Proses Asuhan Kebidanan

Pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan yang terjadi

antara praktek dan teori yang ada. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat

diambil suatu kesempatan dan pemecahan masalah dari kesenjangan-

kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam

penerapan asuhan kebidanan yang meliputi :

1. Kehamilan

Kunjungan awal pada Ny.NS di dapatkan hasil pengkajian Ny.NS

hamil anak ke 2, usia anak terakhir Ny.NS berusia 1 tahun 5 bulan.

Berdasarkan teori salah satu resiko kehamilan pada ibu hamil yaitu jarak

persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun (DIPKES, 2010).

Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai

waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke

kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat akan

mengalami peningkatan resiko terjadi perdarahan persalinan, plasenta previa,

anemia dan kematian maternal karena seorang ibu setelah melahirkan

memerlukan 2 atau 3 tahun untuk dapat memulihkan kondisi tubuhnya dan

mempersiapkan diri untuk persalinan yang berikutnya (Affandi, 2015).


126

Antisipasi untuk masalah yang kemungkinan terjadi yaitu dengan

mempersiapkan pendonor darah dan menganjurkan ibu melahirkan di rumah

sakit.

Resiko yang ditimbulkan oleh jarak kehamilan yang terlalu dekat bukan

hanya terjadi pada ibu saja, hal ini juga bisa terjadi pada anak. Alasannya

adalah ketika ibu seharusnya masih menyusui dan memberikan perhatian

kepada anaknya harus tergantikan dengan perhatiaanya terhadap kehamilan

barunya. Dengan situasi tersebut, bisa saja terjadi pegabaian pada anak

pertamanya baik secara fisik maupun psikis (Ummah, 2015).

Antisipasi untuk masalah yang kemungkinan terjadi yaitu dengan

mempersiapkan anak menjadi sosok kakak saat adik masih dalam kandungan.

Keadaan dimana klien hamil dalam kurun waktu < 2 tahun

menurut pendapat penulis adalah sebaiknya ibu tidak hamil dalam kurun

waktu < 2 tahun setelah melahirkan anak sebelumnya, karena akan

mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi ibu tersebut.

Resiko yang dapat terjadi pada Ny.NS dapat di cegah dengan

memberikan konseling pada ibu tentang resiko jarak kehamilan terlalu dekat

dan memberi konseling pada ibu dampak jarak kehamilan yang terlalu dekat (

Manuaba dkk, 2012).

Ny.NS juga mengeluh sesak pada dada namun tidak terlalu sering.

Sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh (Syarifudin, 2011) tentanng

ketidaknyamanan kehamilan trimester III, yaitu sesak pada dada yang dialami

oleh ibu merupakan hal yang normal pada ibu hamil, karena ukuran rahim
127

yang semakin membesar sehingga adanya tekanan bayi yang berada dibawah

diafragma paru ibu. Ibu disarankan untuk berbaring miring ke kiri, ibu juga

disarankan untuk duduk jika merasa sesak, dan disarankan untuk

mengkonsumsi makanan kaya zat besi dan vitamin prenatal.

Pada saat pengkajian juga di dapatkan bahwa ibu tidak pernah

menggunakan KB setelah kehamilan pertamanya. Alasan ibu tidak

menggunakan KB pada kehamilan sebelumnya ialah di karenakan kurangnya

pemahaman ibu mengenai alat kontrasepsi, dan juga kurangnya dukungan

dari pihak suami dalam penggunaan alat kontrasepsi. Seharusnya dalam

asuhan karena ditemukan data fokus tentang riwayat KB, dimana ibu tidak

pernah menggunakan KB. Maka seharusnya asuhan penulis pada kehamilan

adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang KB. Namun penulis tidak

membuat asuhan tersebut sehingga terdapat kesenjangan antara teori dengan

praktik yang berakibat kemungkinan terjadinya kembali jarak kehamilan

terlalu dekat karena kurangnya pemahaman ibu.

Penulis telah memberikan asuhan untuk mengatasi keluhan pada Ny.

NS , pada saat evaluasi ibu memahami dan akan melakukan asuhan yang di

sarankan oleh penulis

2. Asuhan Persalinan

Saat memasuki proses persalinan, usia kehamilan Ny. NS yaitu 39

minggu 3 hari, hamil anak kedua dengan jarak persalinan 1,5 tahun dan

datang ke Klinik Ibnu Sina pada 7 Februari 2020 didapatkan hasil

pemeriksaan dalam yaitu Ny. NS berada di pembukaan 7 cm dengan his yang


128

teratur yaitu 5x10’40”. Menurut (JNPK-KR, 2017) persalinan dianggap

normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Hal ini senada dengan teori yang

dikemukakan (Benson, 2009) yaitu kehamilan cukup bulan (aterm) atau

pematangan janin terjadi pada minggu 37-40 adalah periode saat neonatus

memiliki kemungkinan hidup maksimal.

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala I

berlangsung tidak terlalu kuat sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan,

kontraksi terjadi teratur minimal 3 kali dalam 10 menit selama 30-40 detik.

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan

multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan

pembukaan primigravida 1cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam

(Manuba, 2012).

Penulis menyimpulkan tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan

praktik dari hasil pemeriksaan tanda-tanda persalinan yang dialami Ny.NS

sesuai dengan teori yang ada.

Pada kala I, tanggal 7 Februari 2020 pukul 21.30 WITA Ny. NS merasa

kencang-kencang dan adanya pengeluaran lender bercampur darah. Pada

pukul 21.40 Ny. NS memutuskan untuk segera memeriksakan diri ke Klinik

Ibnu Sina, kemudian dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil vulva/uretra

tidak ada kelainan, tampak ada pengeluaran lendir, tak ada bekas luka parut

dari vagina, portio tipis lembut, pembukaan 7 cm, affacement 75%, ketuban

(+) belum pecah, hodge II, teraba kepala, molase 0, denominator Ubun-Ubun
129

Kecil, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat. Denyut

jantung janin 140 x/menit, teratur, his 5x10’, durasi : 40 detik.

Menurut teori (JNPK-KR, 2017) inpartu ditandai dengan keluarnya

lendir darah, karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar

(effacement). Berdasarkan kurva friedman pembukaan primi 1cm/jam,

sedangkan pada multi 2cm/jam. Penulis berpendapat bahwa tidak ada

kesenjangan teori dan praktek pada Ny. NS. Sehingga ibu dan keluarga

memutuskan untuk melahirkan di Klinik Ibnu Sina. Jadi penulis berpendapat

bahwa keputusan Ny. NS sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Kala I

fase aktif hingga kala II yang dialami Ny. NS berlangsung selama 20 menit

yaitu sejak 21.40 WITA hingga pukul 22.00 WITA.

Pada Kala II disebut kala pengeluaran bayi. Pada pukul 22.00 WITA His

semakin kuat 5x dalam 10 menit lamanya 40 detik, tampak ada dorongan

untuk mengejan, tampak lendir bercampur darah keluar dari vagina,

dilakukan pemeriksaan dalam vulva/uretra ada kelainan, porsio tidak teraba,

effacement 100%, pembukaan 10cm, ketuban pecah spontan bewarna jernih,

tidak terdapat bagian terkecil di sekitar bagian terendah janin, presentase

kepala, hodge III.

Pada pukul 22.05 WITA kepala tampak 5-6 cm didepan vulva tampak

adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka, pengeluaran

lendir darah semakin meningkat Ny. NS dimotivasi untuk mengejan apabila

ada dorongan ingin meneran, memasang handuk bersih untuk mengeringkan

bayi, mengambil kain bersih dan melipat 1/3 bagian dan meletakkan dibawah

bokong ibu, membuka tutup partus set, memakai sarung tangan DTT pada
130

kedua tangan, saat sub-occiput tampak tangan kanan melindungi perineum

dengan dialas lipatan kain dibawah bokong, sementara tangan kiri menahan

puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir,

menggunakan kain bersih untuk membersihkan wajah bayi, memeriksa

adanya lilitan tali pusat pada leher bayi, menunggu hingga kepala bayi

melakukan putaran paksi luar, setelah janin menghadap paha ibu letakkan

tangan secara biparietal, kepala janin tarik secara hati-hati ke arah bawah

sampai bahu depan lahir kemudian tarik secara hat-hati ke atas sampai bahu

belakang lahir, setelah bahu lahir tangan kanan menyangga kepala, leher dan

bahu janin, kemudian tangan kiri memegang lengan dan bahu janin, setelah

badan dan lengan lahir tangan kiri menyusuri pinggang ke arah bokong dan

tungkai bawah janin, setelah seluruh badan bayi lahir pegang, pegang bayi

bertumpu pada lengan kanan sehingga bayi menghadap ke arah penolong.

Pada Kala II dari hasil pemeriksaan dalam ditemukan saat pembukaan

lengkap 10 cm hingga lahirnya bayi dari jam 22.00 wita - 22.15 wita sekitar

15 menit.

Hal ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh (Widyastuti, 2014)

pada kala II his semakin sering dan durasinya lebih lama. Ibu merasa ingin

meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, perineum menonjol, vulva

membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah, lamanya

kala II untuk primigravida 2 jam dan multigravida 1 jam. Menurut penulis

tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada kala III, pendarahan Kala III Ny. NS normal berkisar 200cc. Hal

tersebut didukung oleh teori yang dikemukakan (JNPK-KR tahun 2017),


131

bahwa perdarahan post partum normal yaitu perdarahan pervaginam ≤ 500cc

setelah kala II selesai atau setelah plasenta lahir. Penulis sependapat dengan

pernyataan diatas, karena dari hasil observasi perdarahan kala III pada Ny.

NS tidak melebihi 500cc yakni hanya berkisar 200cc. keluarnya bayi hingga

pelepasan atau pengeluaran uri (placenta) yang berlangsung tidak lebih dari

30 menit (JNPK-KR, 2017).

Pada kala IV, pukul 22.20 WITA plasenta telah lahir, pada perineum

terdapat laserasi perineum derajat I yaitu luasnya mengenai mukosa vagina,

kulit vagina, perlu dilakukan tindakan penjahitan untuk menghentikan

perdarahan yang terjadi akibat perlukaan yang menyebabkan pembuluh darah

terbuka. Bidan segera melakukan penjahitan pada perineum agar tidak terjadi

perdarahan dan infeksi. Sebelum penjahitan dilakukan pemberian anastesi

lokal terlebih dahulu untuk meminimalkan nyeri pada saat proses penjahitan.

Setelah dilakukan tindakan pada penjahitan pada perineum, periksa kembali

kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam, pastikan kontraksi

uterus baik dan melengkapi patrograf.

Pemeriksaan pasca persalinan didapatkan hasil TFU 2 Jari bawah pusat,

kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, tekanan darah 110/70mmhg,

nadi 84x/menit, respirasi 19x/menit, suhu 36,7˚C, laserasi derajat I telah

dilakukan penjahitan pada perineum, perdarahan ±30cc. Oleh karena itu,

penulis berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek sebab

penulis melakukan observasi setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca

persalinan dan setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan.


132

Pada saat persalinan Ny.NS seharusnya penulis menampilkan

masalah jarak kehamilan terlalu dekat pada asuhan intra natal mengingat

sejak asuhan kehamilan muncul masalah tersebut, namun disini penulis tidak

mengangkat masalah dalam asuhan intra natal. Hal ini merupakan

kesenjangan dalam manajemen asuhan kebidanan.

Penulis menyimpulkan kejadian ini tidak sesuai antara teori dengan

kenyataan, dimana Ny.NS pada saat persalinan tidak terjadi perdarahan.

Penulis memberikan asuhan untuk mengantisipasi terjadi perdarahan terutama

pada kala I – kala IV persalinan dengan memantau kondisi ibu dari tanda-

tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan, persiapan pendonor darah yang

sesuai dengan golongan darah ibu juga dipersiapkan, penulis juga

mempersiapkan penanganan atonia uteri apabila ada indikasi.

3. Asuhan Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. NS lahir pada tanggal 7 Februari 2020 pukul 22.15WITA.

Setelah bayi lahir dilakukan penilaian sepintas bayi cukup bulan, bayi tidak

megap-megap, warna kulit tidak cyanosis, bayi bergerak aktif.

Hal ini berdasarkan teori yang dikemukakan (Sukarni, 2014) yang

menyatakan bahwa segera setelah bayi lahir lakukan penilaian sepintas secara

cepat dan tepat (0-30 detik) untuk membuat diagnose agar dilakukan asuhan

berikutnya. Yang dinilai : bayi cukup bulan atau tidak, usaha nafas yaitu bayi

menangis keras, warna kulit bayi terlihat cyanosis atau tidak, gerakan aktif

atau tidak, frekuensi jantung normal/tidak.


133

Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek

karena penulis telah melakukan penilaian sepintas pada By. Ny. NS dan tidak

ditemukannya penyulit. Hasil penilaian Nilai Apgar Score (AS) By. Ny. NS :

Kriteria 0 – 1 Menit 1 – 5 Menit


Appearance (warna kulit) 2 2
Pulse (denyut jantung) 2 2
Grimace (reaksi terhadap rangsangan) 1 2

Activity (tonus otot) 1 1


Respiration (usaha nafas) 2 2
Total 8 9
Hal ini berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Saifuddin (2014)

bahwa bayi normal/asfeksia ringan apabila memiliki nilai AS 7-10, asfeksia

sedang apabila nilai AS 4-6, dan bayi asfeksia berat apabila nilai AS 0-3.

Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan.

Karena nilai AS bayi Ny. NS dalam batas normal yaitu 8/9.

Asuhan BBL dilakukan 1 jam pasca IMD. Penulis melakukan

pemeriksaan umum bayi yang terdiri dari pemeriksaan TTV yaitu Nadi :

139x/ menit, Respirasi : 44 x/ menit, Suhu : 36,9ºc. Pemeriksaan antopometri

bayi adalah BB 3150 gram, PB 47 cm, LK 32 cm, LD 33 cm, dan LILA 11

cm, anus +.

Pada pemeriksaan antropometri yang di kemukakan oleh Saifuddin

(2012) bahwa denyut jantung bayi (110-180 kali per menit), Suhu tubuh

(36,5oC-37oC), Pernafasan (40-60 kali per menit). Pemeriksaan antropometri

menurut Berat badan (2500-4000 gram), Panjang badan (44-53 cm), Lingkar

kepala (31-36 cm), Lingkar dada (30-34 cm), Lingkar lengan (>9,5 cm).

Penulis berpendapat, hasil dari pemeriksaan fisik pada bayi


134

Ny.NS dalam batas normal dan sesuai dengan teori dan pemeriksaan

fisik pada bayi baru lahir dilakukan dengan tujuan untuk menentukan

apakah terdapat kelainan atau tidak pada bayi serta memudahkan untuk

menentukan tindakan lebih lanjut.

Tindakan selanjutnya adalah bayi Ny.Y diberikan injeksi vitamin

K 0.5 cc secara Intra Muskular (IM) pada paha kiri anterolateral. Setelah

satu jam kemudian bayi Ny.Y diberikan imunisasi hepatitis B secara IM

pada paha kanan anterolateral. Asuhan ini diberikan sesuai dengan teori

bahwa 1 jam setelah bayi lahir dilakukan penimbangan dan pemantauan

antropometri dan vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral. Setelah

1 jam pemberian vitamin K1, diberikan imunisasi hepatitis B pada paha

kanan anterolateral.

Asuhan ini diberikan sesuai dengan teori (Depkes RI, 2012)

bahwa 1 jam setelah bayi lahir dilakukan penimbangan dan pemantauan

antropometri kemudian diberikan tetes mata, vitamin K1 1 mg IM di

pahakiri anterolateral. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1, diberikan

imunisasi hepatitis B pada paha kanan anterolateral.

Menurut Penulis tidak ada menemukan masalah antara teori

dengan praktik karena kondisi bayi yang stabil penulis dan bidan segera

memberikan asuhan BBL sebagai upaya untuk mencegah defisiensi

vitamin K, memberikan kekebalan tubuh pada bayi terhadap penyakit

hepatitis B dan mencegah terjadinya infeksi pada mata bayi. Bayi Ny.NS

juga tidak mengalami masalah dengan resiko kehamilan jarak yang

terlalu dekat yaitu kematian janin saat dilahirkan, karena pertumbuhan


135

dan perkembangan janin yang terhambat akibat adanya gangguan pada

organ-organ reproduksi.

4. Asuhan Masa Nifas

Ny. NS mendapatkan asuhan kebidanan selama masa nifas sebanyak 3

kali. Sesuai dengan kebijakan program nasional bahwa kunjungan masa nifas

dilakukan saat 6-8 jam post partum, 6 hari post partum, 2 minggu post partum

dan 4 minggu post partum (Winkjosastro, 2010).

Penulis berpendapat bahwa tida terjadi kesenjangan antara teori dan

praktik dikarenakan waktu kunjungan nifas tersebut tepat sesuai teori.

Kunjungan nifas sangat penting dilakukan karena gunanya untuk mendeteksi

adanya penyulit saat masa nifas. Jadi Ny. NS mendapatkan asuhan kebidanan

sebanyak 3 kali yaitu 8 jam post partum, 4 hari post partum dan 20 hari post

partum.

Tanggal 8 Februari 2020 pukul 06.30 WITA Kunjungan pertama nifas 8

jam post partum. Berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi Ny.NS saat

dilakukan pemeriksaan ditemukan tekanan darah Ny. NS 110/80 mmHg

dimana hasil perhitungan MAP 90.

Penulis berpendapat tak ada kesenjangan antara teori dan praktek,

karena hasil perhitungan MAP pada Ny. NS normal. Penulis memberikan

KIE kepada Ny. NS tentang menjaga asupan nutrisi seimbang, diet garam,

serta istirahat yang cukup.

Ny. NS mengatakan ASI sudah keluar pada hari pertama setelah

melahirkan, saat dilakukan pemeriksaan kontraksi uterus baik, TFU 2 jari

bawah pusat, lochea rubra, luka jahitan baik, pendarahan masih batas normal,
136

Ny. NS mengganti pembalut setiap habis BAK/BAB. Penulis memberikan

KIE kepada Ny. NS tentang tanda bahaya ibu nifas, kebutuhan dasar nifas.

Hal ini berdasarkan teori Menurut (Suherni dkk, 2013) bahwa tujuan

kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah post partum : mencegah

perdarahan masa nifas, mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan,

memberi konseling pada ibu atau keluarga cara mencegah terjadinya

perdarahan, mobilisasi dini, pemberian ASI awal, memberi supervise pada

ibu untuk melakukan hubungan awal antara ibu dengan bayi, menjaga bayi

agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

Menurut penulis tidak tejadi kesenjangan antara teori dan praktek

karena penulis sudah melakukan pemeriksaan sesuai dengan waktu

kunjungan yang di tetapkan dan telah memberikan KIE yang dibutuhkan oleh

Ny. NS pada 8 jam post partum.

Tanggal 11 Februari 2020, pukul 15.00 WITA dilakukan kunjungan ke

dua yaitu asuhan 4 hari post partum. Berdasarkan hasil pemeriksaan,

kondisiNy. NS secara umum dalam keadaan baik. Pengeluaran ASI lancar,

kontraksi uterus baik, lochea sanguilenta, luka jahitan perineum tampak baik,

tidak terlihat tanda- tanda infeksi, tanda homan sign negatif. Menurut

(Sukarni, 2013) lochea pada hari ke 3-7 yaitu lochea sanguilenta berwarna

merah kecoklatan dan berlendir. Penulis berpendapat tidak terjadi

kesenjangan antara teori dan praktek saat melakukan asuhan yang diberikan

pada Ny.NS yaitu menganjurkan klien agar menyusui bayinya sesering

mungkin secara ekslusif, dan anjurkan ibu untuk sering-sering ganti pembalut

agar luka jahitan tidak infeksi, memenuhi kebutuhan nutrisi pada ibu nifas
137

tinggi protein untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Hal ini sesuai

dengan teori menurut (Suhernidkk, 2009) tujuan pada asuhan kunjungan 4

hari yaitu mengevaluasi adanya tanda tanda bahaya nifas, memastikan ibu

menyusui dengan benar dan tidak ada tanda- tanda penyulit, memastikan ibu

cukup makan, minum, personal hygiene, istirahat dan memberi ibu konseling

pengasuhan bayi. Penulis berpendapat tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek pada hasil pemeriksaan involusi uteri Ny. NS berjalan dengan baik

dan klien terus menyusui bayi nya, selain itu kekoperatifan klien yang mau

mengikuti saran dari penulis dan bidan dalam pelaksanaan asuhan juga

mempengaruhi kelancaran masa nifas.

Tanggal 27 Februari 2020 pada pukul 08.30 WITA, dilakukan kunjungan

ke tiga yaitu asuhan 20 hari post partum. Pada 20 hari post partum hasil

pemeriksaan semuanya dalam keadaan baik, tanda tanda vital seperti tensi

didapatkan hasil 120/80 mmHg, lochea alba, luka jahitan perineum tampak

baik, tidak ada tanda tanda infeksi, tanda homan sign negative, pengeluaran

ASI juga tampak normal tidak terjadi masalah. Menurut teori (Sukarni, 2013)

lochea yang muncul pada minggu ke 4 post partum yaitu loche alba dengan

berwarna putih bening.

Penulis berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kenyataan

dimana dalam kasus kehamilan terlalu dekat mengatakan dapat

mengakibatkan terjadinya rasa cemburu terhadap sesama saudara.

5. Asuhan Neonatus.

By Ny. NS mendapatkan asuhan kebidanan sebanyak 3 kali sesuai

dengan Teori yang dikemukakan oleh (Muslihatun, 2010) yaitu kunjungan


138

neonatus dilakukan sebanyak 3 kali yaitu KN-1 dilakukan 6-8 jam, KN-2

dilakukan 3-7 hari, KN-3 dilakukan 8-28 hari. Penulis berpendapat bahwa

tidak ditemukannya kesenjangan antara teori dengan praktik

Tanggal 8 Februari 2020 pukul 06.00 WITA, dilakukan kunjungan

neonatus 8 jam setelah kelahiran bayi penulis melakukan pemantauan,

keadaan umum neonatus baik, nadi, pernafasan, serta suhu tubuh neonatus

dalam batas normal, neonatus menangis kuat, tali pusat tidak terbungkus,

neonatus mengkonsumsi ASI dan neonatus telah BAB 1x berwarna hitam

kehijauan dan BAK 1x kekuningan. Penulis memberikan KIE pada ibu tanda

bahaya BBL, personal hygiene dan perawatan tali pusat.

Hal ini berdasarkan teori yang di kemukakan oleh (Saifuddin,2014)

bahwa pada masa neonatal saluran pencernaan mengeluarkan tinja pertama

biasanya dalam dua puluh empat jam pertama berupa mekonium (berwarna

hitam kehijauan), dan mengeluarkan urine pertama biasanya berwarna

kekuningan. Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dan

praktek karena penulis sudah melakukan pemeriksaan sesuai dengan waktu

kunjungan yang di tetapkan dan dari hasil pemeriksaan bahwa By. Ny. NS

tidak terlihat tanda-tanda kelainan.

Hasil pemeriksaan neonatus ditemukan pada daerah wajah bayi dan

pada pola perkembangannya dalam kedaan baik. Menurut teori (Ambarwati,

2009) tujuan kunjungan neonatus untuk mengetahui sedini mungkin bila

terdapat kelainan pada bayi atau mengalami masalah seperti tanda bahaya,

infeksi, perawatan tali pusat, asi ekslusif dll.


139

Tanggal 11 Februari 2020 pukul 15.00 WITA, dilakukan kunjungan

Neonatus di hari ke-4. Pada bayi Ny. NS tali pusat sudah terlepas, tidak ada

tanda – tanda infeksi, bersih dan kering. Asupan nutrisi bayi hanya ASI, BB

bayi mengalami kenaikan yaitu sebanyak 100 gram. Bayi Ny. NS telah

melakukan imunisasi HB-0 pada 7 Februari 2020 di Klinik Ibnu Sina.

Menurut pendapat penulis tak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.

Tanggal 27 Februari 2020, pukul 08.30 WITA dilakukan kunjungan

Neonatus ke- 20 hari setelah bayi lahir. Keadaaan neonatus dalam keadaan

sehat dan berat badan bayi meningkat. Menurut (Muslihatun, 2009) Asi

Ekslusif yaitu ASI tanpa diberikan tambahan apapun, salah satunya untuk

memberikan kekebalan tubuh pada bayi. Pemenuhan nutrisi dari awal bayi

lahir hingga kunjungan ke III berupa ASI dan ibu pun berencana untuk

menyusui bayinya secara ekslusif. Bayi Ny. NS mengalami peningkatan BB

sebanyak ± 300 gram. Bayi belum mendapatkan imunisasi BCG dan

imunisasi Polio. Menurut pendapat penulis tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan praktek dikarenakan dari hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi

sedang sehat sehingga penulis menyarankan kepada Ny. NS untuk tetap

memberikan asi kepada bayinya lalu jaga bayi agar tidak terpapar dari sumber

penyakit.

6. Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang berifat sementara

atau menetap yang dapat digunakan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,

menggunakan obat/alat, atau dengan operasi (Saiffudin,2009). Tujuan penulis


140

memberikan penyuluhan kontrasepsi kepada klien untuk membantu klien

dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat baginya.

Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek

dikarenakan Ny. NS dan suami berencana akan menggunakan KB Suntik 3

bulan. Penggunaan KB Suntik 3 bulan adalah atas keinginan dari ibu sendiri

dan didukung oleh suami. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai

keuntungan dan kerugian kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Ibu memilih

kontrasepsi tersebut dan mengerti atas penjelasan yang telah diberikan.

Penulis berpendapat bahwa kontrasepsi yang digunakan Ny. NS tidak

menganggu saat menyusui.

B. Keterbatasan Pelaksanaan Asuhan

Dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif terhadap Ny. NS di

temui beberapa hambatan dan keterbatasan yang menyebabkan pelaksanaan

studi kasus tidak berjalan dengan maksimal. Keterbatasan-keterbatasan

tersebut antara lain adalah :

1. Penjaringan pasien

Kesulitan yang ditemui pada awal pelaksanaan studi kasus adalah

dalam hal penjaringan pasien. Untuk menemukan pasien yang sesuai

dengan persyaratan yang diajukan dari pihak institusi sangatlah sulit.

Beberapa pasien pun tidak bersedia untuk dijadikan subjek penulis dalam

studi kasus ini dengan berbagai alasan.


141

2. Waktu yang terbatas

Pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif yang bersamaan dengan

kegiatan PKL dan PK III terkadang menyebabkan kesulitan bagi penulis

untuk mengatur waktu. Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan asuhan

terkadang sangat terbatas terbagi dengan tugas laporan-laporan selain

Laporan Tugas Akhir, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya

asuhan yang diberikan dan keterlambatan penyusunan Laporan Tugas

Akhir.
142

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis melakukan asuhan kebidanan kepada “Ny. NS” sejak Januari

sampai dengan Februari 2020 di Kelurahan Muara Rapak, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Antenatal Care (ANC)

Melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dimana pada saat

pengkajian terdapat kesenjangan yaitu ibu hamil dengan jarak kehamilan <

2 tahun yang termasuk dalam kehamilan resiko tinggi. Sudah dilakukan

intervensi dengan memberikan ibu KIE mengenai resiko jarak kehamilan

terlalu dekat sehingga ibu tidak mengalami keadaan gawat darurat. Pada

masa kehamilan klien mengeluh sesak pada dada namun tidak terlalu

sering. Dalam hal ini, asuhan utama yang diberikan oleh penulis yakni

menganjurkan ibu berbaring miring ke kiri agar pernafasan ibu lebih

lancar, penulis juga menganjurkan ibu untuk meminum vitamin prenatal

atau tablet fe, dan juga memakan makanan yang kaya akan zat besi seperti

daging merah, kacang-kacangan dan roti, penulis juga menyarankan ibu

untuk menggunakan bantal tambahan pada malam hari. Penulis juga

memberikan pemahaman mengenai alat kontrasepsi, karna pada saat

pengkajian di dapatkan bahwa riwayat kb tidak ada, hal ini yang


143

menyebabkan terjadinya masalah jarak kehamilan terlalu dekat yang dapat

memicu terjadinya resiko perdarahan pada saat persalinan.

2. Intranatal Care (INC)

Pendekatan dapat dilakukan menggunakan manajemen kebidanan

dengan teknik pendokumentasian SOAP. Proses persalinan Ny. NS

berlangsung normal dan tidak terjadi perdarahan yang merupakan salah

satu masalah potensial akibat jarak kehamilan terlalu dekat. Penulis juga

melakukan asuhan sayang ibu selama proses persalinan berlangsung.

3. Bayi baru lahir (BBL)

Melakukan asuhan bayi baru lahir secara komprehensif Pukul 22.15

WITA bayi lahir spontan pervaginam, segera menangis, usaha napas baik,

tonus otot baik, tubuh bayi tampak kemerahan, jenis kelamin laki-laki, A/S

8/9. Setelah bayi lahir dilakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dan secara garis besar pemeriksaan fisik bayi tidak didapatkan adanya

kelainan pada bayi

4. Post Natal Care (PNC)

Pada asuhan nifas secara komperehensif telah dilakukan pada Ny. NS

telah menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dengan teknik

pendokumentasian SOAP. Kunjungan nifas Ny.NS dilakukan sebanyak 3

kali dari hasil pemeriksaan masa nifas Ny. NS pada kunjungan pertama di

dapatkan hasil pemeriksaan Ny. NS normal, kunjungan selanjutnya

berjalan dengan baik dan tanpa penyulit.


144

5. Neonatus

Pada neonatus secara komperehensif telah dilakukan pada bayi Ny.

NS telah menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dengan teknik

pendokumentasian SOAP. Pada neonatus dilakukan kunjungan sebanyak 3

kali, pada kunjungan 6 jam setelah bayi lahir saat pemeriksaan fisik By.

Ny. NS dalam keadaan baik tanpa ada penyulit. Pada kunjungan hari ke 4

berat badan By. Ny. NS mengalami kenaikan sebanyak ±100 gr. Pada

kunjungan hari ke 20 berat badan By. Ny. NS mengalami kenaikan

sebanyak ±400 gr dan pada saat pemeriksaan bayi dalam keadaan sehat.

6. Keluarga Berencana

Telah diberikan pelayanan keluarga berencana secara komperehensif

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dengan teknik

pendokumentasian SOAP. Sesuai dengan keinginan Ny. NS sebagai

akseptor KB Suntik 3 bulan karena kesepakatan antara Ny. NS dan suami,

KB Suntik 3 bulan cocok untuk Ny. NS yang sedang dalam masa

menyusui karena tidak memperngaruhi proses pengeluaran ASI. Klien

sudah menggunakan kb suntik 3 bulan pada minggu ke lima setelah

persalinan.

B. Saran
1. Bagi penulis

Diharapkan dapat menjadi masukan dan pembelajaran dalam

meningkatkan pelayanan kesehatan secara komperehensif sejak masa

kehamilan sampai pelayanan kontrasepsi yang baik dan benar baik

terutama dalam melakukan asuhan dan dalam pengambilan keputusan


145

serta untuk penulis tidak malas untuk menyusun Laporan Tugas Akhir

atau dalam hal apapun.

2. Bagi Masyarakat/ klien

Diharapkan setelah dilakukannya asuhan kebidanan komperehensif mulai

dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan

pelayanan kontrasepsi dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikannya oleh

Ny. NS serta sebagi pembelajaran pada masa kehamilan yang

selanjutnya.

3. Bagi Profesi/Bidan

Diharapkan dapat menjadi masukan dan pembelajaran dalam

meningkatkan pelayanan kesehatan secara komperehensif sejak masa

kehamilan sampai pelayanan kontrasepsi yang baik dan benar terutama

dalam melakukan asuhan dan pengambilan keputusan.

4. Bagi institusi Poltekkes Kaltim Prodi D-III Kebidanan Balikpapan

Diharapkan dapat merangkul para mahasiswa untuk menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir serta meningkatkan mutu pendidikan sehingga

menghasilkan tenaga kesehatan yang lebih profesional dan berkualitas

dan dapat bersaing dalam dunia kesehatan.


146

DAFTAR PUSTAKA

Affandi. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Affandi. 2015. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Trans Info Medika.

Amirin, 2012. Pokok-pokok Teori Sistem. Pt Raja Granfindo Persada. Jakarta.

Amiruddin. 2010. Studi Kasus Resiko Jarak kehamilan Ibu Hamil. Journal Medical

Unhas.

Asrinah. 2010. Konsep kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009, p 346-365.

Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kebidanan. PT Remaja Rosdakary.

Bandung.

Dapartemen Kesehatan RI 2009. Pedoman Pelayanan Antenatal di TingkatPelayanan

Dasar. Jakarta : Depkes RI

2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Depkes RI.

_____ 2012.Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

_____ 2013. Pedoman ANC Terpadu. Jakarta: Depkes RI.

Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. 2019. Profil Kesehatan Kota Balikpapan 2018.

Balikpapan.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Profil Kesehatan Provinsi

Kalimantan Timur 2017. Samarinda


147

Direktorat Bina Kesehatan Ibu. 2016. SDGs (Sustainable Development Goals).

Target MDGs.

Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

JNPK-KR. 2013. Asuhan Persalinan Normal.Jakarta: EGC

Kemenkes RI . 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals

(SDGs). Jakarta.

Krisyanasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika.

Kusmiati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.

Machfoedz, Ircham. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Fitramaya.

Manuaba, dkk. 2009. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi

Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.

Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan edisi 2. Jakarta: EGC.

Manuaba, dkk. 2012. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.

Jakarta: EGC.

Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal.

Jakarta. Trans Info Medika.

Muslihatun, WafiNur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:

Fitramaya.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :RinekaCipta

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan :Konsep dan Praktik.Jakarta

:Salemba Medika
148

Pratami, Evi. 2015. Konsep Kebidanan Berdasarkan Kajian Filosofi Sejarah.

Magetani Forum Ilmu Kesehatan

Prawirohardjo,S.2014.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan

Neonatal , Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Rochjati, Poedji. 2010. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil Pengenalan Faktor

Resiko. Surabaya : Airlangga Universita Press.

Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo. Jakarta :Trisada Printer.

Suherni, Widyasih Hesti, A. R. 2009. Perawatan Ibu Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Sukarni. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: NuhaMedika.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: CV. Andi

Offset.

Sumarah, Widyastuti Yani, N. W. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (3rd ed.).

Yogyakarta: Fitramaya

Syafrudin. 2011. Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Dalam

Kebidanan.Jakarta :Trans Info Media.

Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC..

Walyani, E. S. 2014. Materi Ajar Kebidanan (1st ed.). Yogyakarta: PT Pustaka Baru

Press.

WHO. World Health Statistics 2015: World Health Organization; 2017.

Woods, S. L., Froelicher, E. S., Motzer, S. U., & Bridges, J. E. 2009.Cardiac


Nursing. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
SATUAN ACARA KONSELING (SAK)

Kontrasepsi

Nur Hikmah Lestary

P07224117019

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALTIM

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BALIKPAPAN

2020
SATUAN ACARA KONSELING

Topik Tekhnik / metode kontrasepsi


Sub Pokok Pembahasan 1. Pengertian Kontrasepsi
2. Tujuan Kontrasepsi
3. Manfaat Kontrasepsi
4. Macam-macam kontrasepsi
5. Efek samping Kontrasepsi
6. Indikasi dan Kontraindikasi Kontrasepsi

Sasaran Ibu Pasca Bersalin (Klien)


Hari/Tanggal 27 Februari 2020
Waktu 09.00 – selesai
Tempat Jl. Borobudur 1 RT.38 No.46 Kel.Muara Rapak
Konselor Nur Hikmah lestary

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti
tentang metode kontrasepsi yang dapat digunakan pada ibu pasca salin .
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif, diharapkan ibu
mampu :
1. Mengetahui Pengertian Kontrasepsi
2. Mengetahui Macam-macam Kontrasepsi
3. Mengetahui manfaat Kontrasepsi
4. Mengetahui tujuan Kontrasepsi
5. Mengetahui efek samping Kontrasepsi
6. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi Kontrasepsi

C. MATERI PENYULUHAN
Terlampir
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya jawab

E. MEDIA
1. Leaflet
2. SAK

F. PROSES PELAKSANAAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

Pembukaan: 1. Menjawab salam


2. Mendengarkan dengan baik
1. Salam 3. Mendengarkan dengan baik
1 5 menit 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan 4. Menyetujui kontrak waktu
4. Kontrak waktu 5. Menjawab sesuai dengan
5. Apersepsi pengetahuannya
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan materi tentang macam-macam 1. Mendengarkan penjelasan
metode kontrasepsi
2. Menjelaskan keuntungan dari penggunaan 2. Mendengarkan penjelasan
kontrasepsi
2 15 menit 3. Menjelaskan efek samping dari penggunaan 3. Mendengarkan penjelasan
kontrasepsi 4. Mendengarkan penjelasan
4. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi 5. Mengajukan pertanyaan
dari kontrasepsi yang tidak dipahami
5. Memberi kesempatan pada klien untuk 6. Memperhatikan dan
bertanya mendengarkan dengan
6. Menjawab pertanyaan klien seksama.
Evaluasi : 1. Peserta dapat mengulang
1. Mengulas dan menyakan kembali secara dan menjawab materi yang
3 5 menit
singkat kepada klien mengenai materi yang telah disampaikan oleh
telah disampaikan. penyaji.
2. Menyimpulkan materi. 2. Mendengarkan dengan baik.
G. EVALUASI
1. Evaluasi Hasil:
a. Ibu mengetahui Pengertian Kontrasepsi
b. Ibu mengetahui macam-macam Kontrasepsi
c. Ibu mengetahui manfaat Kontrasepsi
d. Ibu mengetahui tujuan Kontrasepsi
e. Ibu mengetahui efek samping Kontrasepsi
f. Ibu Mengetahui indikasi dan kontraindikasi Kontrasepsi
H. SUMBER
1. Manuaba, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan.1998.Jakarta : EGC
2. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. 2004
LAMPIRAN

KELUARGA BERENCANA

( KB )
Pengertian KB

Kb adalah suatu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan

nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan serta

tidak melawan hukum dan norma Pancasila

Tujuan KB

Untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga

bahagia dengan pengendalian kelahiran sekaligus dalam rangka menjamin

terkendalinya pertumbuhan penduduk Indonesia

Manfaat KB

1. Bagi ibu perbaikan kesehatan fisik, peningkatan kesehatan mental dan

social

2. Bagi anak/bayi yang akan dilahirkan: Bayi dapat tumbuh sehat sewktu

dilahirkan, memperoleh perhatian, pemeliharaan makanan yang cukup

serta anak yang diharapkan

3. Bagi anak yang lain: memberi kesempatan agar perkembangan fisik lebih

baik, perkembangan mental dan social yang lebih sempurna, memperoleh

keaempatan pendidikan yang lebih baik

4. Bagi ayah: perbaikan kesehatan badan, peningkatan kesehatan mental dan

social

5. Bagi kelurga: meningkatkan derjat kesehatan Keluarga


6. Bagi bangsa dan Negara: usaha penanganan masalah kependudukan,

menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, social dan budaya

pendudukan Indonesia

Macam-macam kontrasepsi yang umum digunakan:

Pil KB

Pil KB adalah kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara menelan pil

setiap hari secara teratur

Mekanisme kerja

 Mencegah pelepasan telur sehingga tidak terjadi pembuahan

 Memperkental lendir leher rahim sehingga mencegah sperma masuk

 Menipiskan dinding rahim sehingga tidak siap untuk kehamilan

Keuntungan Pil KB

 Tidak mengganggu hubungan seks

 Menstruasi menjadi teratur , lebih sedikit dan lebih singkat waktunya juga

mengurangi rasa sakit kala haid

 Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu dan dapat

dihentikan kapan saja

 Dapat dipakai oleh semua usia reproduktif

 Kesuburan segera kembali setelah pemakaian dihentikan

Kerugian Pil KB

 Mual yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama

 Sakit kepala ringan dan nyeri payudara


 Pendarahan atau bercak darah diantara masa haid terutama bila lupa

minum pil atau terlambat menelan pil

 Meningkatkan berat badan

 Tidak ada haid

 Tidak dianjurkan untuk ibu yang sedang menyusui karena akan

mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI

Saat mulai menggunakan Pil KB

 Dihari pertama mendapat haid adalah yang terbaik

 Dalam 7 hari pertama mendapat haid

 Setelah melahirkan:

 Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif

 3 hingga 6 minggu bila tidak menyusui

 Setelah keguguran( dalam 7 hari pertama atau kapan saja asal yang

bersangkutan tidak hamil )

Indikasi pemakaian PIL

 Usia reproduktif

 Setelah melahirkan dan tidak menyusui

 Pasca keguguran

Kontra indikasi

 Hamil

 Menyusui eksklusif

 Perdarahan yang belum diketahui penyebabnya

 Penyakit hati akut dan diabetes


 Perokok dengan usia > 35 tahun

 Riwayat penyakit jantung dan tekanan darah tinggi

 Kanker payudara atau dicurigai

 Epilepsy / riwayat epilepsy

 Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari

KB Suntik

Mekanisme kerja

 Mencegah pelepasan telur

 Memperkental lendir leher rahim

 Menipiskan dinding rahim

 Menghambat pematangan sel telur

Keuntungan KB suntik

 Sangat efektif dan pemberiannya sederhana ( jangka panjang )

 Tidak mempengaruhi hubungan suami istri

 Tidak mempengaruhi produksi ASI

Kerugian KB Suntik

 Sering ditemukan gangguan pola haid

 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

 Masalah berat badan

 Kesuburan lambat kembali

 Pada pemakaian yang lama dapat menurunkan kepadatan tulang( densitas )

 Penurunan libido
 Efektifitas berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy

dan tbc

Saat penggunaan suntikan KB

Bila menyusui setelah melahirkan : segera setelah kembali haid atau 6 bulan

setelah melahirkan( bila menyusui secara penuh ), bila menyusui tidak penuh

dapat digunakn setelah 6 minggu setalah melahirkan

Bila tidak menyusui setelah melahirkan : segera setelah 6 minggu tidak perlu

menunggu kembali haid

Setelah keguguran yaitu dalam 7 hari pertama setelah keguguran

Kontra indikasi

 Tekanan darah tinggi

 Perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya

 Hamil

 Terdapat penyakit-penyakit berat seperti jantung, paru-paru, hati, obesitas

dan diabetes

IUD ( intra uterine device ) atau spiral

IUD adalah alat kontrasepsi yang dipasang didalam rahim.

Mekanisme kerja

 Mencegah pertemuan sperma dengan telur

 Mengurangi mobilitas sperma

 Mencegah telur yang dibuahi menempal didinding rahim


Keuntungan IUD

 Pencegah kehamilan jangka panjang

 Tidak mengganggu hubungan seks

 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

 Tidak terpengaruh obat-obatan

 Bisa segera subur kembali setelah IUD dilepas

Kerugian IUD

 Haid biasanya lebih lama/banyak

 Mudah terjadi anemia

 Tidak mencegah infeksi menular seksual

Kontra indikasi

 Hamil

 Infeksi panggul yang terus menerus, akut dan kronik

 Lecet atau perdarahan pada leher rahim

 Adanya kanker rahim

 Perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya

Pemasangan IUD

 Dapat dipasang segera setelah melahirkan, 2-4 hari setelah melahirkan, 40

hari setelah melahirkan.

 Pada waktu haid atau akhir haid


Susuk KB

Susuk KB adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit

Mekanisme kerja

 Mencegah pelepasan telur

 Mengentalkan lendir leher rahim

Keuntungan susuk KB

 Perlindungan jangka panjang selama 3-5 tahun sesuai jenis yang dipakai

 Tidak mengganggu hubungan suami istri

 Tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI

Kerugian susuk KB

 Haid sering tidak teratur

 Masalah berat badan

 Pusing, nyeri kepala, mual, nyeri payudara

 Dibutuhkan pembedahan kecil

 Tidak mencegah infeksi menular seksual

 Tidak dapat dihentikan sendiri

Kontra indikasi

 Gangguan fungsi hati

 Penyakit jantung

 Perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya

 Kanker payudara atau kanker kandungan


Pemasangan susuk KB

 Pada saat sedang haid pada hari 1-7

 Pasca salin dan pasca keguguran dan dipastikan ibu tersebut tidak hamil

atau belum pernah melakukan koitus

Kondom

Kondom adalah alat kontrasepsi yang mudah dan praktis digunakan dapat

mencegah kehamilan karena terbuat dari bahan lateks tipis tidak berpori.

Kondom mencegah sperma masuk kedalam rahim sekaligus mencegah pertukaran

cairan tubuh sehingga dapat mencegah penyakit menular seksual.


KEHAMILAN YANG PERLU
DIWASPADAI
a. Umur ibu kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 35 tahun KENALI TANDA-
b. Jumlah anak 4 orang atau lebih TANDA BAHAYA
c. Jarak kelahiran kurang dari PADA KEHAMILAN
2 tahun
d. Ibu dengan tinggi badan kurang
dari 145 cm
e. Ibu dengan lingkar lengan atas
kurang dari 23,5 cm

HAL-HAL YANG PERLU


DILAKUKAN SELAMA IBU
HAMIL
a. Periksa hamil secepatnya dan
sesering mungkin
b. Timbang berat badan
c. Minum 1 tablet darah setiap
hari selama hamil
d. Minta imunisasi TT
POLITEKNIK KESEHATAN BALIKPAPAN
e. Menjaga Kesehatan JURUSAN KEBIDANAN
f. Makan makanan bergizi TAHUN 2020
PENGERTIAN
TINDAKAN IBU
D. Nyeri Hebat diperut
Tanda bahaya pada ibu hamil
adalah keadaan-keadaan pada ibu E. Demam Tinggi lebih dari 2 hari  Ibu Harus memeriksakan
hamil yang mengancam jiwa ibu atau kehamilannya lebih sering
F. Keluar cairan ketuban dari jalan
janin yang dikandungnya.
dari biasanya
lahir sebelum kehamilan cukup
TANDA-TANDA
umur  Ibu harus mempersiapkan diri
BAHAYA PADA
KEHAMILAN G. Berat badan turun atau tidak untuk bersalin di rumah sakit

bertambah. Terutama pada


A. Muntah terus menerus dan tidak
bisa makan trimester 2-3 dan pada umumnya
B. Perdarahan waktu hamil baik
pertambahan berat badan dalam
sedikit maupun banyak
C. Bengkak mula-mula pada kaki kehamilan kira-kira 10-12 Kg
yang tidak hilang setelah
H. Gerakan janin melemah atau
istirahat rebah. Lalu bengkak
disertai dengan : tidak bergerak sama sekali dalam
Sakit kepala
sehari semalam
 Tekanan Darah Tinggi
 Penglihatan Kabur
 Kejang
Nyeri Hebat Kehilangan nafsu makan
dalam waktu yang lama
Nyeri
Senam hebat pada senam
nifas adalah punggung, ulu
yang dilakukan 1. Waktu pelaksanaan dapat dilakukan sejak
ibu-ibu setelah melahirkan setelah keadaan hari pertama setelah melahirkan sampai
hati, dan perut.
tubuhnya pulih kembali. dengan 6 minggu.
Senam nifas adalah gerakan untuk 2. Keadaan ibu normal sesuai rekomendasi
Tidak bisa BAB lebih TANDA-TANDA BAHAYA
mengembalikan otot perut yang kendur karena dari tenaga kesehatan
dari 3 hari atau sakit PADAkedua
MASA NIFAS
peregangan selama hamil. 3. Pakaian senamsaat
cukupBAB
longgar, nyaman, dan 3. Relaksasikan kelompok otot dengan
fleksibel hati-hati dan kontraksikan otot-otot
4. Menggunakan matras atau kasur (tidak di pinggang bahwa untuk membuat saluran
lantai) dibawahnya.
5. Pelaksanaan harus dilakukan secara
1. Memperkuat dan mempertahankan Merasa sangat
bertahap, sistematis dansedih atau
continue.
elastisitas otot-otot dinding perut,otot-otot tidak mampu mengasuh
Pembengkakan
dasar panggul serta otot pergerakan. bayinya atau diri sendiri.
2. Memperoleh relaksasi tubuh yang
Pembengkakan pada wajah,
sempurna memberikan latihan-latihan jari-jari
Gerakan-gerakan tersebut terdiri dari:
kontraksi dan relaksasi.
tangan. 1. Dengan mulut tertutup, tarik dan tiupkan
3. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu
nafas dengan lembut, juga cukup santai
setelah melahirkan pada kondisi semula 4. Posisi tidur, kaki ditekuk keduanya, tangan
Rasa Sakit serta biarkan dinding perut naik dengan
seperti kondisi sebelum hamil (memperbaiki sebelah kanan diletakkan di atas perut, tarik
tarikan nafas dan turun dengan pengeluaran
sikap tubuh) napas lalu kepala diangkat kemudian
nafas.
Rasa sakityang
4. Mencegah komplikasi merah, lunak
mungkin dan
timbul diturunkan lagi, lakukan sampai beberapa
selama menjalani masa nifas kali.
atau pembengkakan di kaki
5. Memperlancar terjadinya proses involusi
uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula) POLTEKKES KEMENKES KALTIM
Putting sirkulasi
6. Memperbaiki susudarah, sikap tubuh PRODI KEBIDANAN BALIKPAPAN
setelah hamil dan melahirkan, tonus otot 2020
berdarah
pelvis, regangan otot abdomen atau disebut
2. Posisi tidur lurus, kedua tangan diangkat dan
juga perut pasca hamil, dan regangan otot
diluruskan ke atas kemudian telapak tangan
tungkai bawah.
saling bertepuk.
.
TANDA-TANDA
PENGERTIAN
BAHAYA NIFAS
Senam nifas adalah senam yang dilakukan 6. Waktu pelaksanaan dapat dilakukan sejak
Tanda bahaya nifas adalah tanda-
ibu-ibu setelah melahirkan setelah keadaan hari pertama setelah melahirkan sampai
tanda pulih
tubuhnya yang terjadi akibat suatu
kembali. dengan 6 minggu.
Senam nifas adalah gerakan untuk a. Demam
7. KeadaanDemam
ibu normal sesuai rekomendasi
masalah dalam masa nifas yang dapat dariInfeksi
mengembalikan otot perut yang kendur karena kala nifas adalah infeksi
tenaga kesehatan
menyebabkan
peregangan selama suatu
hamil. kematian. 8. Pakaian senam cukup longgar, nyaman, dan 5. Relaksasikan kedua kelompok otot dengan
peradangan pada semua alat
fleksibel hati-hati dan kontraksikan otot-otot
9. Menggunakan matras atau kasur (tidak di pinggang bahwa untuk membuat saluran
genitalia pada masa nifas oleh
lantai) dibawahnya.
TUJUAN 10. sebab apapun
Pelaksanaan dengan
harus ketentuan
dilakukan secara
7. Memperkuat dan mempertahankan bertahap, sistematis dan continue.
elastisitas otot-otot dinding perut,otot-otot meningkatnya suhu badan
Tujuan mengetahui
dasar panggul tanda
serta otot bahaya masa
pergerakan.
melebihi 39 oC tanpa menghitung
nifas
8. adalah relaksasi
Memperoleh untuk mengetahui
tubuh dan
yang
sempurna memberikan latihan-latihan hari pertamatersebut
dan berturut-turut
mengenal secara Gerakan-gerakan terdiri dari:
kontraksi dan relaksasi.dini tanda-tanda
3. Dengan mulut tertutup, tarik dan tiupkan
9. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu selama dua hari
bahaya nifas, sehingga bila ada nafas dengan lembut, juga cukup santai
setelah melahirkan pada kondisi semula 6. Posisi tidur, kaki ditekuk keduanya, tangan
serta biarkan dinding perut naik dengan
kelainan dan komplikasi
seperti kondisi sebelum hamildapat segera
(memperbaiki TUJUAN Perdarahan sebelah kanan diletakkan di atas perut, tarik
tarikan nafas dan turun dengan pengeluaran
sikap tubuh) napas lalu kepala diangkat kemudian
terdeteksi
10. (Prawirohardjo,2005)
Mencegah komplikasi yang mungkin
nafas.
Perdarahan Pascapersalinan atau diturunkan lagi, lakukan sampai beberapa
timbul selama menjalani masa nifas kali.
perdarahan pervaginam yang luar
11. Memperlancar terjadinya proses
involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk biasa biasa atau tiba-tiba.
semula)
12. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap
tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus
4. Posisi tidur lurus, kedua tangan diangkat dan
otot pelvis, regangan otot abdomen atau
diluruskan ke atas kemudian telapak tangan
disebut juga perut pasca hamil, dan
regangan otot tungkai bawah. saling bertepuk.
7. Dukungan
Gangguan yang sering terjadi pada
masa nifas berupa
1. Post Partum Blues (PPS)
2. Depresi Post Partum Kebutuhan Dasar Ibu
3. Post Partum Psykosis
Nifas

8. Mobilisasi (pergerakan)
Mobilisasi sangat bervariasi tergantung
pada komplikasi persalinan, nifas atau
sembuhnya luka.
9. Latihan
Kehamilan dan persalinan
menyebabkan perubahan kendornya
dinding perut karena pembesaran TETAP CANTIK WALAU

kehamilan dan longgarnya liang SETELAH MELAHIRKAN Poltekkes Kemenkes Kaltim


senggama serta otot dasar panggul. DENGAN PEMENUHAN
Prodi Kebidanan Balikpapan
Keadaan tersebut dapat dikembalikan KEBUTUHAN MASA NIFAS
sehingga mendekati normal, untuk
Jurusan kebidanan
!!!!!!!!!!
selanjutnya dapat mulai lagi hamil Tahun 2020
dengan kesehatan yang tetap prima.
2. Istirahat 5. Menyusui
PENGERTIAN NIFAS Kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu dalam beberapa
Masa nifas adalah masa setelah
hal, antara lain:
melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari
 Mengurangi jumlah ASI yang
atau beberapa jam setelah lahirnya
diproduksi.
plasenta dan mencakup 6 minggu
 Memperlambat proses involusi
berikutnya.
uterus dan memperbanyak
perdarahan.
3. Eliminasi 6. Nutrisi
Pengeluaran air seni akan meningkat 1. Sumber tenaga (energi)
24-48 jam pertama sampai sekitar hari 2. Sumber pembangun (Protein)
ke-5 setelah melahirkan. 3. Sumber pengatur dan pelindung (
4. Perawatan payudara Mineral, vitamin dan air )
 Menjaga payudara tetap bersih dan
kering, terutama puting susu.
 Menggunkan BH yang menyokong
KEBUTUHAN MASA NIFAS payudara.
1. Kebersihan diri  Apabila puting susu lecet oleskan
a. Pakaian kollostrum atau ASI yang keluar pada
b. Kebersihan rambut sekitar puting susu setiap kali selesai

c. Kebersihan kulit menyusui..

d. Kebersihan vulva dan sekitarnya  diistirahatkan selama 24 jam. ASI


dikeluarkan dan diminumkan dengan
menggunakan sendok.
Pengertian KB KB
KELUARGA BERENCANA KB adalah suatu, usaha untuk mencapai Keuntungan Pil KB Kerugian Pil KB
(KB) kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat Sangat efektif bila Mual (terutama tiga
perkawinan, pengobatan kemandulan dan dipakai dengan benar bulan pertama) , sakit
penjarangan kehamilan serta tidak melawan Tidak mengurangi kepala ringan, dan
hukum dan norma Pancasila kenyamanan hubungan nyeri payudara
KB suami istri Perdarahan diantara
Tujuan KB Menstruasi (Haid) masa haid (lebih
Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anaka menjadi teratur, lebih sering perdarahan
dalam rangka mewujudkan keluarga bahagia sedikit dan lebih singkat bercak) , terutama bila
dengan pengendalian kelahiran sekaligus dalam waktunya, juga lupa menelan pil atau

KB
rangka menjamin terkendalinya pertumbuhan mengurangi rasa nyeri terlambat menelan pil
penduduk Indonesia. haid. Meningkatkan berat
KB
Dapat dipakai selama badan
Manfaat KB diinginkan, tidak harus Tidak ada haid
1. Bagi ibu : perbaikan kesehatan fisik, beristirahat dulu Tidak dianjurkan
peningkatan kesehatan mental dan sosial Dapat dipakai oleh untuk ibu menyusui
2. Bagi anak/ bayi yag akan dilahirkan : bayi semua wanita usia karena mengganggu
tumbuh sehat sewaktu dilahirkan, reproduktif jumlah dan kualitas
memperoleh perhatian, pemeliharaan Dapat dipakai oleh Air Susu Ibu (ASI)
makanan yang cukup serta anak yang wanita yang belum Tidak dapat dipakai
diharapkan pernah hamil oleh perokok berat,
3. Bagi anak yang lain : memberi kesempatan Dapat dihentikan atau wanita dengan
agar perkembangan fisik lebih baik. pemakaiannya dengan tekanan darah tinggi
Perkembangan mental dan sosial yanglebih mudah kapan saja terutama pada usia >
sempurna. Memperoleh kesempatan Kesuburan segera 35 tahun
pendidikan yang lebih baik kembali setelah
4. Bagi ayah : perbaikan kesehatan badan, pemakaian pil
peningkatan kesehatan mental, dan sosial dihentikan
5. Bagi kelurga : meningkatkan derajat Dapat dipakai sebagai
kesehatan keluarga. "kontrasepsi
6. Bagi bangsa dan negara : usaha penanganan emergensi" setelah
Oleh masalah kependudukan menciptakan hubungan suami istri
kesejahteraan ekonomi, spiritual, sosial dan yang "tidak terlindung"
Nur Hikmah Lestary budaya pendudukan Indonesia
P07224117019
Alat-alat Kontrasepsi yang umum
digunakan KB
POLTEKKES KEMENKES KALTIM
PRODI KEBIDANAN BALIKPAPAN Pil KB
2020 Pil KB adalah kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan dengan cara menelan pil setiap hari
secara teratur
KB Suntik Intra Uterine Device (IUD) atau Spiral Susuk KB

Keuntungan KB Keuntungan Spiral Kerugian Spiral Keuntungan Susuk Kerugian Susuk KB


Kerugian KB Suntik
Suntik Segera dan sangat Haid biasanya lebih KB
Sangat efekatif dan Sering ditemukan efektif setelah lama/ banyak atau Efektivitas tinggi Haid sering tidak
sedikit efek samping gangguan pola haid pemasangan apotting, teratur
Perlindungan jangka
Jangka panjang Tidak dapat dihentikan Metode jangka panjang Mudah terjadi anemia panjang Masalah berat badan
sewaktu-waktu (10 tahun proteksi) bisa Tidak mencegah Infeksi
Tidak mempengaruhi sampai menopouse Menular Seksual Reversible tinggi Pusing, nyeri
hubungan suami istri Masalah berat badan termasik HIV/ AIDS kepala,mual, nyeri
Tidak mempengaruhi Tidak mengganggu payudara
Tidak mempengaruhi Reversible agak lambat kualitas dan volume hubungan suami istri
ASI ASI dan produksi ASI Gelisah
Pada pemakaian yang
lama sedikit Tidak ada efek samping Dapat dicabut setiap Dibutuhkan
menurunkan kepadatan hormonal atau interaksi saat sesuai kebutuhan pembedahan kecil
tulang (densitas) dengan obat-obat
dapat dipasang Tidak mencegah
Perlu bila ada keluhan
Masalah libido pascasalin atau abortus Infeksi
saja
(tidak infeksi) Menular Seksual
termasik HIV/ AIDS
Efektifitas berkurang
bila digunakan
Tidak dapat
bersamaan dengan
dihentikan sendiri
obat-obat epilepsi dan
obat tuberkulose

Kondom
Merupakan selubung atau sarung yang terbuat
dari bahan bisa lateks/karet atau plastik/vinil
atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipakai pada penis saat hubungan seksual
INFORMASI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.NS G2P1001 USIA


KEHAMILAN 37 MINGGU 1 HARI DENGAN JARAK
KEHAMILAN TERLALU DEKAT DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MUARA RAPAK
KOTA BALIKPAPAN
TAHUN 2020

Yang terhormat,
Ny. Nur Salinah
Di-
Tempat

Dengan hormat,
Saya yang memberikan informasi:
Nama : NUR HIKMAH LESTARY
NIM : PO 7224117019
Adalah mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur Program Studi DIII Kebidanan
Balikpapan yang sedang melakukan penyusunan laporan tugas akhir dalam bentuk studi kasus
asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu.

Tujuan pemberian asuhan komprehensif


Asuhan kebidanan komprehensif dan berkesinambungan adalah memberikan asuhan yang
menyeluruh, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu, yang dilaksanakan secara
berkesinambungan sejak hamil, bersalin, sampai dengan masa nifas.

Mengapa Ibu terpilih


Ibu terpilih sebagai klien dalam pemberian asuhan kebidanan komprehensif karena ibu sedang
hamil usia 9 sampai dengan 10 bulan (37 minggu) dan masuk dalam kategori kehamilan
normal dan/atau masuk dalam kategori faktor risiko kelompok I (ada potensi gawat darurat
obstetrik).
Prosedur:
Jika ibu bersedia menjadi peserta dalam pemberian asuhan ini, maka saya akan melakukan
asuhan kebidanan pada ibu selama hamil, menolong ibu selama proses persalinan, dan asuhan
kebidanan pada masa nifas termasuk perawatan pada bayi baru lahir. Kegiatan pemberian
asuhan diberikan pada saat saya mengunjungi ibu dirumah atau pada saat mengunjungi
fasilitas kesehatan dengan didampingi oleh saya.

Risiko dan ketidaknyamanan:


Risiko dan ketidaknyamanan secara fisik adalah menyita waktu ibu selama memberikan
asuhan dengan perkiraan waktu 60 – 120 menit ( atau sesuai dengan kebutuhan) pada saat
kunjungan rumah atau kunjungan ke fasilitas kesehatan. seluruh kegiatan dalam pemberian
asuhan dibawah bimbingan dari bidan yang telah ditunjuk sebagai pembimbing dari Poltekkes
Kemenkes Kalimantan Timur.

Manfaat:
Ibu sebagai peserta dalam kegiatan asuhan kebidanan komprehensif ini akan mendapatkan
keuntungan berupa pengawasan dari tenaga kesehatan sejak ibu hamil sampai dengan ibu
bersalin/nifas.

Kerahasiaan data:
Data yang diperoleh dari ibu merupakan rahasia dan tidak akan diketahui oleh orang
lain,kecuali oleh saya dan tim pembimbing dari Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur.
Kesukarelaan:
Keikut sertaan ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Ibu bebas menolak untuk ikut dalam
penelitian ini, dan dapat mengundurkan diri dari kapan saja dari penelitian ini

Keterangan:
Jika ada pertanyaan sehubungan dengan pelaksanaan asuhan ini, ibu dapat menghubungi : Nur
Hikmah Lestary (085752608474) dengan alamat rumah Jl. Borobudur 1 RT.38 No.46
Kel.Muara Rapak.

Anda mungkin juga menyukai