Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

“ PLURALITAS PERBEDAAN PEKERJAAN “

Nama : Andin Adha R.

Lia Eriyani

Noor Izzati Amelia

Noor Hikmah

Wandani Paramitha Fatihah Arbin

Kelas : VIII-4

Madrasah Tsanawiyah Negri 1


Kota Palangka raya
Tahun 2017

1
PLURALITAS PERBEDAAN PEKERJAAN

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti
sempit,istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi
seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi.

Jika pada pengertian perusahaan unsur laba merupakan unsur mutlak,maka pada pengertian
pekerjaan unsur laba tidak merupakan unsur mutlak. Jadi dasar perbuatan-perbuatan yang
dilakukan bagi suatu pekerjaan itu tidak untuk mencari laba,tetapi misalnya atas dasar cinta
ilmiah,perikemanusian atau agama. Menurut pendapat pemerintah Belanda perencanaan
Wetboek Van Koophandel, pekerjaan itu perbuatan-perbuatan yang dilakukan tidak terputus-
putus,secara terang-terangan dan dalam kedudukan tertentu. Jadi,laba tidak merupakan unsur
mutlak. Menurut Polak pekerjaan itu dapat direncanakan sebelumnya dan dicatat meskipun tidak
dicatat dalam pembukuan,tetapi memperhitungkan laba-rugi.

Dalam pekerjaan dapat diketahui status pekerjaan seseorang yang berarti adalah jenis
kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan disuatu unit usaha/kegiatan. Mulai tahun 2001
status pekerjaan dibedakan menjadi 7(tujuh) kategori yaitu :

A. Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara
ekonomis,yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam
rangka usahanya tersebut,serta tidak menggunakan pekerja dibayar,termasuk yang sifat
pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus.
B. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas
resiko sendiri,dan menggunakan buruh/pekerja tidak tetap.
C. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, adalah berusaha atas resiko sendiri dan
mempekerjakan paling sedikit 1(satu) orang buruh/pekerja tetap yang dibayar.
D. Buruh/karyawan/pegawai, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau
instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang
maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai
buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan
tetap jika memiliki satu majikan(orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan
terakhir,khusus pada sektor bangunan batasannya 3(tiga) bulan. Apabila majikannya
instansi/lembaga,boleh lebih dari satu.
E. Pekerja bebas dipertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir)
diusaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga
atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun
barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian
meliputi : Pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanaan, peternakan, perikanan,
dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian. Majikan adalah orang atau pihak yang
memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang disepakati.

2
F. Pekerjaan bebas di non pertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir), di
usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun
barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha non
pertanian meliputi : usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor
konstruksi/bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan, pergudangan dan
komunikasi, sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa
perusahaan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan.
G. Pekerja tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha
dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.

Pekerjaan tak dibayar tersebut dapat terdiri dari :

a. Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri/anak yang membantu
suaminya/ayahnya bekerja di sawah.
b. Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti famili
yang membantu melayani penjualan di warung.
c. Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang membantu menganyam
topi pada industri rumah tangga tetangganya.

Tiga macam status pekerjaan yaitu beusaha sendiri tanpa dibantu orang lain, berusaha
dengan dibantu anggota rumah tangga/buruh tidak tetap, pekerja keluarga, sering dipakai sebagai
proksi pekerjaan sektor informal. Sedangkan dua status pekerjaan yang lain, yaitu
buruh/karyawan, berusaha dengan buruh tetap, dianggap sebagai proksi pekerjaan sektor formal.

Pengelompokan definisi formal dan informal menurut Hendri Saparini dan M. Chatib Basri
dari Universitas Indonesia menyebutkan bahwa ciri-ciri tenaga kerja sektor informal adalah
sebagai berikut :

a. Tenaga kerja bekerja pada segala jenis pekerjaan tanpa ada perlindungan negara dan atas
usaha tersebut tidak dikenakan pajak.
b. Pekerja tidak menghasilkan pendapatan yang tetap.
c. Tempat bekerja tidak mendapat keamanan kerja (job security).
d. Tempat bekerja tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut dan unit usaha atau
lembaga yang tidak berbadan hukum.

Sedangkan ciri-ciri kegiatan informal adalah mudah masuk, artinya setiap orang dapat
kapan saja masuk ke jenis usaha informal ini, bersandar pada sumber daya lokal, biasanya usaha
milik keluarga, operasi skala kecil, padat karya, keterampilan diperoleh dari luar sistem formal
sekolah dan tidak diatur dan pasar yang kompetitif. Contoh dari jenis kegiatan sektor informal
antara lain pedagang kaki lima (PKL), becak, penata parkir, pengamen dan anak jalanan,
pedagang pasar, buruh tani dan lainnya. Disisi lain, pekerja manajerial (white collar) yang
merepresentasikan pekerjaan sektor formal terdiri dari tenaga profesional, teknisi dan sejenisnya,

3
tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, tenaga tata usaha dan sejenisnya, tenaga usaha
penjualan, tenaga usaha jasa. Pada beberapa tahun terakhir tercermin adanya kecenderungan
penurunan peran pekerja-pekerja informal (blue collar) dan sedikit peningkatan pekerja-pekerja
formal (white collar). Ini merupakan sinyal kemajuan perekonomian dan juga kemajuan
pendidikan karena pekerjaan white collar secara umum membutuhkan tingkatan yang memadai.

Pekerjaan yang ada didalam sistem administrasi kependudukan di Indonesia sebagai berikut :

1. Belum/tidak bekerja
2. Mengurus rumah tangga
3. Pelajar/Mahasiswa
4. Pensiunan
5. Pegawai Negeri Sipil
6. Tentara Nasional Indonesia
7. Kepolisian RI
8. Perdagangan
9. Petani/Pekebun
10. Peternak
11. Nelayan/Perikanan
12. Industri
13. Konstruksi
14. Transportasi
15. Karyawan Swasta
16. Karyawan BUMN
17. Karyawan BUMD
18. Karyawan Honorer
19. Buruh Harian Lepas
20. Buruh tani/Perkebunan
21. Buruh nelayan/Perikanan
22. Buruh Peternakan
23. Pembantu Rumah Tangga
24. Tukang cukur
25. Tukang listrik
26. Tukang batu
27. Tukang kayu
28. Tukang sol sepatu
29. Tukang las/pandai besi
30. Tukang jahit
31. Tukang gigi
32. Penata rias
33. Penata busana
34. Penata rambut

4
35. Mekanik
36. Seniman
37. Tabib
38. Paraji
39. Perancang busana
40. Penterjemah
41. Imam Mesjid
42. Pendeta
43. Pastur
44. Wartawan
45. Ustadz/Mubaligh
46. Juru masak
47. Promotor acara
48. Anggota DPR-RI
49. Anggota DPD
50. Anggota BPK
51. Presiden
52. Wakil Presiden
53. Anggota Mahkamah Konstitusi
54. Anggota Kabinet/Kementerian
55. Duta Besar
56. Gubernur
57. Wakil Gubernur
58. Bupati
59. Wakil Bupati
60. Walikota
61. Wakil Walikota
62. Anggota DPRD Provinsi
63. Anggota DPRD Kabupaten/Kota
64. Dosen
65. Guru
66. Pilot
67. Pengacara
68. Notaris
69. Arsitek
70. Akuntan
71. Konsultan
72. Dokter
73. Bidan
74. Perawat
75. Apoteker
76. Psikiater/Psikolog

5
77. Penyiar televisi
78. Penyiar radio
79. Pelaut
80. Peneliti
81. Sopir
82. Pialang
83. Paranormal
84. Pedagang
85. Perangkat Desa
86. Kepala Desa
87. Biarawati
88. Wiraswasta

Anda mungkin juga menyukai