Anda di halaman 1dari 8

https://www.wartaekonomi.co.

id/read179399/5-hal-ini-masih-jadi-masalah-bagi-
pekerja-indonesia.html
Perburuhan
Berbagai masalah dalam perburuhan seringkali disuarakan dalam berbagai kesempatan.
Untuk peringatan Hari Buruh yang akan jatuh pada 1 Mei 2018, salah satu tuntutan yang
diajukan oleh serikat buruh Indonesia adalah menolak upah murah dan menghapus sistem
kerja outsourcing. Hal ini hampir selalu muncul dalam tuntutan buruh di Indonesia.
Pemenuhan hak pekerja Indonesia memang belum sepenuhnya terlaksana.

1. Upah Tidak Sesuai UMP


Pemerintah sendiri sudah menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP), yakni standar upah
sesuai dengan ketentuan daerah masing-masing. Masalah timbul saat pihak pemberi kerja
atau pengusaha tidak mematuhi hal ini dan justru memberikan upah yang berada di bawah
standar kelayakan yang sudah ditetapkan.
“Menyikapi hal ini, mekanisme pengawasan dan penegakan hukum harus berjalan dengan
efektif. Pemerintah harus tegas dalam memberikan sanksi dan mengedepankan kepentingan
pekerja. Ketegasan ini yang belum ada,” jelas Imelda dalam keterangan yang diterima di
Jakarta, Senin (30/4/2018).

2. Sistem Outsourcing yang Tidak Adil dan Tidak Transparan


Selain pengawasan dan penegakan hukum, pemerintah juga harus menegaskan perlunya
prinsip keadilan dan transparansi dalam perburuhan. Misalnya saja, dalam isu outsourcing,
praktik ini merupakan suatu hal yang umum terjadi dalam realita bisnis di Indonesia. Bagi
pihak pemberi kerja atau perusahaan, sistem kerja outsourcing karena dapat mengurangi
cost, sehingga harga product dan service yang ditawarkan bisa menjadi lebih murah.

Namun, lanjut Imelda, yang perlu dikedepankan dari sistem ini sebenarnya adalah keadilan
dan transparansi. Selama upah yang diberikan adil (sesuai UMP) dan sesuai dengan
kesepakatan di awal, juga disertai dengan informasi mengenai pemberlakukan sistem kerja
outsourcing pada posisi yang dilamar kepada para calon pekerja, maka harusnya tidak ada
pihak yang dirugikan.
“Yang tidak benar itu adalah jika dalam kontrak outsosurcing-nya dijanjikan akan direkrut
menjadi pegawai tetap. Namun, nyatanya hal ini tidak pernah dilakukan dan malah kontrak
untuk soutsourcing-nya terus diperpanjang tanpa ada batas waktu dan kejelasan. Di sini,
diperlukan campur tangan Dinas Tenaga Kerja setempat, Kementerian Ketenagakerjaan, dan
juga serikat pekerja karena pelanggaran ini bisa saja terjadi pada ratusan atau ribuan
pekerja,” tegas Imelda.

3. Perlindungan Sosial Pekerja Belum Maksimal

Selain itu, hal lain yang belum terpenuhi secara maksimal adalah masalah jaminan kerja,
mulai dari kesehatan, keselamatan, kecelakaan, hari tua, dan lain-lain. Sosialisasi mengenai
hak-hak pekerja belum maksimal dilakukan di Indonesia sehingga masih banyak pekerja
yang belum tahu mengenai hal ini. Pemberi kerja harus memenuhi kewajibannya sesuai
dengan apa yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang.

Pemerintah juga harus melakukan pengawasan dan menjamin penegakan hukum bagi
pemberi kerja atau perusahaan yang belum mendaftarkan para pegawainya ke dalam BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Kedua skema perlindungan ini adalah kebutuhan
dasar para pekerja. Sistem pendaftarannya pun sudah dibuat sederhana dengan skema
pembayaran yang murah. Harusnya dengan adanya BPJS, para pengusaha tidak ada yang
mangkir dalam memberikan perlindungan untuk para pegawainya.

4. Persebaran Pekerja Tidak Merata

Permasalahan lainnya adalah persebaran pekerja di Indonesia yang tidak merata. Saat ini
tenaga kerja di Indonesia sangat terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sedangkan daerah lain di luar
Pulau Jawa banyak kekurangan pekerja.

“Dengan minimnya jumlah pekerja, maka pembangunan di daerah pun jadi terhambat. Hal
ini juga akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Oleh karena itu
pemerintah sebaiknya lebih memfokuskan untuk pengembangan industri atau sektor
unggulan daerah yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi pekerja lokal. Dengan
kebijakan ini, diharapkan penyebaran pekerja bisa lebih merata dan pekerja lokal bisa
mendapatkan kesempatan kerja di daerahnya masing-masing,“ ungkapnya.
5. Lemahnya Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Migran

Perlindungan hukum bagi para pekerja migran oleh pemerintah juga masih terus
dipertanyakan karena belum maksimal. Seperti yang kita tahu, banyak sekali pekerja migran
Indonesia yang tersandung kasus hukum namun belum mendapatkan bantuan dan
perlindungan hukum dari pemerintah Indonesia karena masalah birokrasi dan diplomasi
antarnegara.

Dunia kerja
Bekerja dan menjalani sebuah karir bisa menjadi pilihan yang menentukan jalan hidup
seseorang. Karenanya, memilih dan menyusun strategi untuk memetakan karir sifatnya
krusial agar pekerja dapat bertahan lama dan mencintai pekerjaannya.

Generasi milenial, generasi yang terlahir mulai tahun 1981 hingga tahun 1997. Mereka juga
adalah orang-orang dengan usia produktif sekaligus konsumen yang mendominasi pasar saat
ini. Generasi milenial dikenal sangat adaptif terhadap tren dan gadget terbaru. Dikutip
Kumparan, generasi milenial juga dikenal lebih senang menggunakan uangnya untuk
memperoleh pengalaman baru daripada menabung.

Sebagian dari generasi ini sudah mulai memasuki dunia kerja, bersaing dengan banyak orang
untuk mencapai sukses, serta menghadapi problematika dunia kerja yang berbeda dengan
generasi sebelumnya. Lalu apa sajakah kesalahan dalam berkarir yang kerap dilakukan
generasi milenial dan bagaimana solusinya? Simak penjelasannya berikut ini.

Terlalu fokus mengejar gelar


Memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan memang penting, tapi ini tidak akan menjamin
pekerjaan akan mudah didapat. Karena untuk mendapatkan pekerjaan diawali dengan
mendapatkan panggilan tes atau wawancara kerja. Artinya, pihak HRD perusahaan harus
terlebih dahulu tertarik pada CV Anda. Sayangnya, HRD biasanya tidak tertarik pada CV
yang berisi nol pengalaman kerja, meski gelar pendidikan pemiliknya mencapai master
degree. Kondisi ini yang harus dihindari generasi milenial yang baru saja lulus sarjana,
jangan menunda terjun ke dunia kerja dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan. Ada
baiknya mencoba bekerja dulu selama 1-2 tahun, baru kemudian kembali kuliah atau kuliah
sambil bekerja.

Sekadar ikut tren


Generasi milenial dan media sosial sudah layaknya pasangan yang tidak terpisahkan. Media
sosial juga yang mengajarkan apa saja yang sedang #trending. Ini yang kemudian menjadi
patokan generasi milenial saat membuat banyak keputusan, termasuk saat memilih jenis
karir/pekerjaan yang ingin digeluti. Profesi di bidang IT, digital marketing, dan social media
influencer adalah beberapa jenis profesi yang paling banyak diminati para fresh graduate saat
ini. Tentunya, apa saja yang dilakukan atau dipilih karena sekadar ikut tren tidak akan
memberi hasil yang baik. Bisa jadi karir tidak berkembang atau Anda tidak puas dengan
kehidupan bekerja, malas-malasan berangkat ke kantor dan bekerja setengah hati.

Kurang mengenal minat pribadi


Seperti disebutkan pada poin di atas, memilih profesi karena sekadar ikutan tren tanpa
mengenal minat dan kemampuan diri sendiri akan berdampak negatif. Karena itu, mengenal
minat, nilai dan bakat Anda menjadi hal penting dalam memilih karir. Untuk menjawab
pertanyaan ini, mulai identifikasi nilai karir dengan menanyakan pada diri Anda sendiri
tentang jenis tugas yang paling Anda sukai. Jangan lupa identifikasi kekuatan dan minat
sedetail mungkin. Coba deh introspeksi diri untuk memahami kelebihan dan kekurangan diri
sendiri yang kira-kira akan berpengaruh pada sikap saat bekerja.

Terlalu banyak bicara, kurang mendengarkan


Terutama karena usia karyawan yang berasal dari generasi milenial umumnya masih muda,
sehingga lebih senang berbicara tapi tidak mau mendengarkan orang lain. Apalagi paparan
informasi dari internet mendorong anak muda untuk berbicara dan menyebarkan, seringnya
tanpa dicek dulu kebenaran info tersebut. Sikap ini biasanya terlihat juga saat bekerja, seperti
tidak mau mendengarkan pendapat orang lain dalam meeting atau saat dikritik.

Terlalu idealis, kurang realistis


Fresh graduate biasanya masih sangat idealis, ingin pekerjaan seperti ini dengan gaji sekian.
Begitu juga dalam bernegosiasi, lebih sering kaku sehingga berkesan ingin selalu benar.
Sikap ini sebaiknya diubah karena dapat mempengaruhi jenjang karir. Dalam bekerja dan
berhubungan dengan orang lain, sikap fleksibel dan bisa berkompromi sangat dibutuhkan.
Asal tidak bertentangan dengan hukum dan norma masyarakat, kenapa tidak?

Berbekal pendidikan, pengalaman kerja dan mengenal kekuatan diri sendiri, Anda bisa
membuat perencanaan karir yang matang. Serta mencapai target karir yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu. Saatnya jalani mimpi untuk mencapai sukses di dunia kerja!

Moral Perkapita
https://www.dosenpendidikan.co.id/penjelasan-sistem-upah-menurut-ilmu-ekonomi/https://
www.dosenpendidikan.co.id/penjelasan-sistem-upah-menurut-ilmu-ekonomi/ tanggal 06 03
2020 jam 19.37
KERJA DAN PERBURUHAN
PENGERIAN UPAH
Upah atau gaji merupakan untuk merangsang karyawan untuk menggerakkan segenap
pikiran, tenaga dan perhatiannya untuk keberhasilan suatu perusahaan. Nah berikut ini
beberapa sistem dalam pemberian upah atau gaji untuk karyawan yaitu :
Dalam besarnya sistem upah ditentukan berdasarkan waktu kerja karyawan yaitu upah yang
diberikan per jam, upah yang diberikan per hari, upah yang diberikan per minggu, dan upah
yang diberikan per bulan. Dalam sistem upah menurut waktu, pembayaran upah dapat
dilakukan dengan mudah, selain itu perhitungan upah ini juga tidak menyulitkan. Namun
sayangnya sistem upah menurut waktu ini bila dilaksanakan secara murni maka tidak aka
nada perbedaan antara karyawan yang rejin dengan karyawan yang tidak rajin, sehingga
karyawan tidak memiliki dorongan untuk bekerja lebih baik lagi.
Sistem Upah Menurut Kesatuan Hasil Sistem upah menurut kesatuan hasil ini pada umunya
digunakan pada perusahaan industry. Jumlah upah yang akan diterima oleh karyawan
bergantung pada jumlah produksi atau hasil yang di capai oleh masing-masing karyawan.
Oleh karena itu karyawan yang semakin rajin untuk mencapai upah yang lebih tinggi.
Namun bila tidak dilakukan control mutu yang ketat maka akan menghasilkan mutu barang
yang rendah. Guna mengatasi kondisi tersebut, maka langkah yang dapat dilakukan yaitu
dengan pengendalian mutu secara cermat dan ditetapkan batasan dalam upah minimal tanpa
memperhatikan hasil kerjanya. Selain jumlah hasil perlu pula memasukkan persyaratan mutu
untuk menetapkan besarnya upah.
Sistem Upah Borongan
Dalam sistem upah borongan muncul disebabkan karena perusahaan tidak perlu menanggung
resiko yang berkaitan dengan karyawan. Perusahaan juga tidak perlu menyeleksi dan
mencari pekerja yang dibutuhkan. Untuk mengatasi hal tersebut, pada umumnya upah sistem
borongan lebih mahal dibandingkan dengan upah harian. Besarnya upah yang diterima dalam
sistem borongan ini ditentukan oleh jumlah barang yang dihasilkan oleh seorang karyawan
atau sekelompok karyawan. Guna menjaga mutu hasil pekerjaan, ketentuan dari barang yang
dihasilkan perlu ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama, termasuk kondisi dan
persyaratan kerja, perlengkapan yang digunakan dan cara bekerja.
Sistem Upah Premi
Dalam sistem upah premi ialah disediakan upah tambahan atau premi bagi karyawan yang
mampu bekerja lebih baik.
Sistem Upah Indeks
Dalam sistem upah indeks ialah upah yang dibayarkan berdasarkan indeks biaya hidup. Hal
tersebut berarti naik turunnya indeks biaya hidup akan turut dalam menentukan besarnya
upah yang diterima oleh pekerja.
Sistem Upah Skala
Dalam sistem skala ialah upah yang dibayar berdasarkan skala penjualan. Hal tersebut berarti
terdapat hubungan yang berbanding lurus antara jumlah penjualan dengan upah yang
dibayarkan. Jika jumlah penjualan meningkat maka upah yang dibayarkan akan meningkat
pula, dan apabila penjualan turun maka upah yang dibayarkan juga akan menjadi menurun.
Sistem Bonus
Dalam sistem bonus ialah suatu usaha untuk meperbaikia kelemahan dalam cara pembayaran
upah. Bonus merupakan pembayaran tambahan di luar upah atau gaji yang bertujuan untuk
merangsang atau member insentif agar karyawan dapat menjalankan tugas dengan baik dan
bertanggung jawab.
Sistem Mitra Usaha
Pembayaran upah dalam sistem mitra usaha ini sebagian diberikan dalam bentuk saham
perusahan. Saham tersebut tidak diberikan pada pekerja secara perorangan, melainkan pada
organisasi pekerja di perusahaan tersebut.
Sistem Upah Menurut Banyaknya Produksi Atau Produktivitas
Sistem ini merupakan sistem upah yang diberikan sesuai dengan peningkatan atau penurunan
jumlah produksi barang atau jasa.
Sistem Upah Menurut Prestasi
Sistem ini merupakan upah yang diberikan sesuai dengan prestasi atau jumlah barang yang
dapat dihasilkan oleh masing-masing pekerja.
PENGERTIAN MODAL
Modal merupakan salah satu faktor terpenting dari kegiatan produksi. Bagi perusahaan yang
baru berdiri atau mulai menjalankan usahanya, modal digunakan untuk dapat menjalankan
kegiatan usaha. Inti dasar dari suatu perusahaan / Bidang usaha agar dapat terus menjalankan
kegiatan usahanya adalah dengan adanya modal usaha. Modal merupakan salah satu faktor
terpenting dari kegiatan produksi. Bagi perusahaan yang baru berdiri atau mulai menjalankan
usahanya, modal digunakan untuk dapat menjalankan kegiatan usaha, sedangkan bagi
perusahaan atau bidang usaha maupun bisnis yang sudah berdiri lama, modal biasanya
digunakan untuk dapat mengembangkan usaha maupun memperluas pangsa pasar dari bisnis
dan usaha tersebut. Bagi para pengusaha, hendaknya harus bisa menggunakan
/memanfaatkan modal dengan seoptimal mungkin, yang nantinya diharapkan akan dapat
memberikan keuntungan yang lebih maksimal bagi perusahaan yang sedang di kelola.
Pengertian Modal Menurut 2 Para Ahli
Modal merupakan keseluruhan barang-barang yang masih ada dalam sebuah proses
produksi. Untuk lebih jelasnya tentang pengertian modal, bisa kita lihat dibawah ini tetang
pendapat ahli.
Prof. Polak
Modal adalah sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang modal, sehingga modal
terdapat dalam neraca kredit. Adapun barang yang dimaksud dengan barang modal adalah
barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan, jadi terdapat di neraca sebelah
kredit.
Prof. Bakker
Modal adalah, baik yang berupa barang konkret yang masih ada dalam rumah tangga
perusahaan yang terdapat dalam neraca sebelahd debet maupun berupa biaya daya beli/nilai
tukar dari barang-barang itu yang tercatat disebelah kredit.
Selain menggambarkan modal konkret dan abstrak, neraca juga menggambarkan modal
menurut bentuknya (sebelah debet) yang disebut juga “modal aktif”, dan juga modal menurut
sumbernya (sebelah kredit) yang juga disebut odal pasif. Modal aktif ini juga dapat disebut
dalam pengertian modal konkret, sedangkan modal pasif termasuk dalam modal abstrak.

Anda mungkin juga menyukai