Anda di halaman 1dari 7

MASALAH SAAT BEKERJA SERTA SOLUSI NYA

Link: http://getjob.co.id/tips&judul=7-contoh-masalah-di-tempat-kerja-dan-solusi-cerdasnya

1. Kewalahan Menangani Pekerjaan


Pada suatu titik beban pekerjaan Anda terasa meningkat secara drastis dari sebelumnya.
Kemudian Anda mulai kewalahan untuk membagi-bagi waktu untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan tersebut. Bahkan, sekadar ke toilet pun rasanya Anda tidak memiliki waktu dan
membuat Anda stres.

Solusi:
Jika hal ini terjadi, sebaiknya Anda berbicara dengan manajer Anda mengenai beban
pekerjaan yang dirasa terlalu berat. Pilih waktu yang tepat untuk berbicara dengan manajer
Anda, usahakan tidak di jam-jam sibuk dan dengan janji sebelumnya.
Jelaskan baik-baik bahwa Anda merasa kewalahan dengan limpahan pekerjaan yang tidak
terbayangkan tersebut dan jelaskan mengapa.
Misalnya Anda menangani pekerjaan yang tahun ini telah berkembang sehingga ada dua kali
lipat pekerjaan yang harus ditangani dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau Anda
masih memegang tanggung jawab orang-orang yang resign dari kantor namun tidak juga
memiliki pengganti.
Penjelasan kepada manajer Anda ini penting, karena mereka terkadang luput dengan adanya
lebih banyak tanggung jawab. Namun, jangan lupa pula untuk memberikan opsi solusi,
seperti misalnya Anda dapat melakukan pekerjaan A dan B, namun tidak jika ditambah
dengan C.
Namun jika pekerjaan C ternyata lebih krusial, Anda dapat mengajukan seseorang lainnya
untuk mengerjakan pekerjaan tersebut dibawah pengawasan Anda.
Hal ini berguna jika manajer Anda tidak cukup membantu dalam menentukan prioritas
sehingga Anda dapat mengajukan hal yang menurut Anda memang patut diprioritaskan.

2. Bos Anda Resign atau Dipecat


Suatu ketika Anda dikejutkan dengan keluarnya bos Anda dari perusahaan. Kemudian dalam
sesaat Anda kehilangan bos yang memastikan setiap project yang Anda kerjakan sukses.
Anda khawatir pengganti bos Anda tidak memiliki visi yang sama atau sesederhana tidak
mudah diajak bekerja sama seperti bos Anda yang keluar perusahaan.

Solusi:
Tetaplah tenang. Bos Anda yang baru bisa jadi tidak seburuk itu dan bahkan mungkin sama
baiknya dengan bos yang lama. Atau, mungkin di awal-awal waktu Anda butuh penyesuaian
untuk bekerja dengan bos yang baru, namun mungkin hanya diperlukan waktu untuk
beradaptasi sampai Anda benar-benar mengenalnya.
Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah menyingsingkan lengan dan mulai mencoba
menjaga agar departemen bagian Anda bekerja tetap berjalan walaupun dengan pelan,
sehingga bermanfaat pula untuk pembuktian diri Anda memiliki keahlian organisasi yang
baik serta nantinya dapat meningkatkan reputasi Anda.
Cobalah bertindak sebagai sumber daya yang sangat membantu bagi manajer baru, dan tahan
diri Anda untuk menghakimi gayanya bekerja serta kompetensinya sampai manajer baru
tersebut sudah mengerti posisinya. Tentunya Anda juga tidak ingin dihakimi berdasarkan
pekerjaan Anda di minggu-minggu pertama

3. Pekerjaan di Luar Ekspektasi


Masalah di tempat kerja yang bisa menimpa siapa pun adalah pekerjaan yang tidak sesuai
dengan ekspektasi Anda saat melamarnya. Misalkan pada tahap rekrutmen Anda ingin
ditempatkan di bagian penjualan, namun berakhir dengan mengatur spreadsheets setiap
harinya.
Solusi:
Bicarakan dengan bos Anda. Katakan sewaktu Anda direkrut untuk perusahaan Anda,
pembicaraan mengenai pekerjaan yang dilakukan 90% berbeda dengan kenyataan di
lapangan. Dapatkah dibicarakan ulang mengenai perubahan ini dan apakah ada cara untuk
Anda mendapatkan pekerjaan sepeti yang awalnya dibicarakan?
Pastikan Anda mengatakannya dengan nada tenang dan kolaboratif, bukan frustasi dan
marah. Hal ini akan membuat reputasi Anda lebih sebagai problem-solver, bukan
complainer.

Mungkin Anda akan mendengar pekerjaannya memang sudah diubah dan tidak ada hal lain
yang bisa dilakukan, namun bisa jadi pula sebaliknya, manajer Anda memikirkan ulang
mengenai pekerjaan yang seharusnya Anda lakukan.
Apa pun yang terjadi, setelah percakapan berakhir Anda akan lebih memiliki gambaran yang
jelas mengenai ekspektasi manajer di masa mendatang dan dapat membuat keputusan sebaik
mungkin.

4. Konflik dengan Rekan Kerja


Konflik dengan rekan kerja selalu ada di setiap perusahaan karena setiap karyawan berbeda
karakter. Sebagai contoh, Anda sudah mencoba sebaik mungkin untuk berlaku baik, namun
hanya dengan satu rekan kerja ini, setiap perdebatan akan berakhir rumit dan menghambat
sebuah proyek terlaksana tepat waktu.
Mengingat Anda bertemu dengan rekan kerja ini sepertiga hari setiap hari kerja, sebetulnya
Anda juga menginginkan relasi yang harmonis.

Solusi:
Hilangkan ego Anda. Anda tidak harus menyukai rekan kerja tersebut, tidak harus
memenangkan setiap perdebatan, namun Anda harus selalu dapat bekerja sama denngannya.
Ingatlah bahwa kalian ada di bawah satu perusahaan yang sama.
Tetaplah bersikap baik walau Anda merasa itu tidak akan mencairkan suasana. Tanyakan
pada diri Anda, apakah ada sesuatu mengenai rekan kerja tersebut yang anda kagumi dan
dapat Anda puji? Adakah suatu masalah yang barangkali dapat dibantu dengan nasihat rekan
kerja tersebut?
Namun jika memang tidak ada, mungkin memang perilaku rekan kerja tersebut
menyebalkan, dan tidak ada yang dapat mengubahnya kecuali dirinya sendiri. Pikirkan saja
cara agar Anda tidak terganggu dengan rekan kerja menyebalkan tersebut dan lebih fokus
pada pengembangan diri sendiri.

5. Bos Tidak Melihat Hal yang Telah Anda Kerjakan


Anda sudah bekerja mati-matian untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau memenangkan
hati para klien pula. Namun, tampaknya bos Anda tidak melihat bahwa peningkatan yang
baik tersebut adalah berkat usaha keras Anda.

Solusi:
Hal yang sangat lumrah jika bos Anda ingin mengetahui pencapaian Anda, namun, realitanya
sangat sedikit yang dapat mengetahui dengan sendirinya. Anda tidak dapat duduk diam dan
mengharapkan bos Anda memuji keberhasilan Anda.
Cobalah sedikit menyinggung hal-hal yang telah Anda kerjakan yang menurut Anda adalah
sebuah pencapaian besar. Ceritakan pengalaman klien yang puas dengan pekerjaan Anda di
minggu lalu, sehingga bos Anda lebih menyadari bahwa ia memiliki karyawan yang cerdas
dengan berbagai pencapaian.
Tentunya lakukan dengan penuh kesederhanaan, dan tetap ingat Anda tidak memerlukan
pujian untuk setiap hal kecil yang Anda lakukan.

6. Membuat Kesalahan Fatal


Setiap manusia dapat membuat kesalahan, tak terkecuali di tempat kerja. Anda tidak sengaja
membuat kesalahan yang sangat fatal dan membahayakan citra perusahaan.

Solusi:
Cepat-cepat informasikan kesalahan Anda kepada bos Anda. Jangan sampai bos Anda
mendengar dari pihak lain karena nantinya Anda akan dianggap sebagai orang yang tidak
bertanggungjawab.
Jelaskan Anda merasa sangat bersalah dengan kesalahan yang Anda buat, katakan Anda
mengerti impact dari perbuatan Anda terhadap citra perusahaan. Kemudian jelaskan
bagaimana Anda dapat meminimalkan efeknya, serta memastikan agar kesalahan tersebut
tidak terulang.

7. Rekan Kerja Mengakui Hasil Pekerjaan Anda Sebagai Idenya


Masalah ini memang sangat menyebalkan. Sebagai contoh, presentasi yang telah Anda buat
semalam suntuk diambil alih oleh rekan kerja Anda.
Anda tidak mengerti apakah ini sebuah kesengajaan atau tidak, namun ia jelas-jelas tidak
menyebut Anda sebagai pencetus ide.

Solusi:
Bicara! Jadilah lebih proaktif saat mengklaim hasil pekerjaan Anda sebelum rekan kerja
Anda berhasil mencurinya, yang kemudian dapat membuat bos Anda bertanya-tanya apakah
Anda bekerja atau tidak.
Anda bisa juga menambahkan setelah rekan kerja tersebut mengambil ide Anda, bahwa
Andalah yang pertama kali menuliskan analisis dan rekomendasi, dan tanya kembali jika ada
peserta rapat yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

BURUH MENURUT IMAN KRISTIANI


LINK: http://paroki-sragen.or.id/2015/06/15/buruh-dalam-perspektif-iman-kristiani/
kita berbicara tentang buruh, yang selalu kita lihat dalam tayangan-tayangan televisi adalah
demo, bahkan hari buruh itu belum tiba demo itu sudah kita saksikan melalui tayangan
televisi terjadi di beberapa tempat di negeri kita ini.

Permasalahan buruh sepertinya adalah soal yang abadi, bahkan mulai dari zaman Perjanjian
Lama. Lebih dari 2500 tahun sebelum Masehi permasalahan tentang buruh itu sudah ada.
Umat Allah Perjanjian Lama adalah buruh (budak) yang memerdekakan diri dari perbudakan
di Mesir di bawah pimpinan Musa. Umat Kristen awal yang pada hari raya Pentakosta
berjumlah ribuan orang yang memberikan diri dibaptis itu adalah kaum buruh (budak) yang
pada waktu itu hanya diterima dengan baik di kalangan para pengikut Kristus atau orang
Kristen.

Permasalahan utama berhubungan dengan kaum buruh ialah masalah upah yang tidak layak,
hak-hak kaum buruh yang tidak terpenuhi dan perlakuan majikan atau pemberi kerja maupun
penguasa yang menindas dan memperlakukan kaum buruh secara tidak adil dan tidak
manusiawi.

Masalah upah yang tidak layak dari zaman ke zaman sepertinya menjadi soal yang selalu
terjadi, bahkan ada buruh yang dipekerjakan tanpa mendapat upah sama sekali. Pada masa
perbudakan dan zaman penjajahan, para buruh dipekerjakan secara paksa (kerja rodi),
bahkan tidak diberi makanan yang layak. Jalan alternatif dari Yogyakarta menuju Kebumen,
yang dikenal sebagai Jalan Daendeles adalah saksi sejarah yang memakan korban ribuan
buruh yang dipekerjakan sebagai pekerja rodi (kerja paksa tanpa upah) pada zaman
pemerintahan VOC.

Ketentuan adanya upah minimum masing-masing kabupaten (UMK) di negeri kita pun tidak
selalu dapat dipenuhi oleh majikan atau pemberi kerja terhadap para buruh yang bekerja
untuk kepentingan majikan. Bahkan ada cukup banyak lembaga-lembaga gerejawi yang
hingga saat ini tidak dapat memberi upah yang layak bagi para pekerjanya. Dalam suratnya
kepada Timotius yang pertama, Santo Paulus menulis “seorang pekerja patut mendapat
upahnya” (1 Tim 5:18b). Upah atau imbalan adalah penghargaan atau imbalan atas jasa yang
dilakukan oleh seorang pekerja atau buruh. Dalam ketentuan masyarakat Yahudi upah
seorang pekerja sehari adalah 1 dinar (bdk. Mat 20:2). Kalau kita bandingkan dengan upah
seorang tukang sehari, 1 dinar itu setara dengan 50 ribu hingga 75 ribu rupiah.

Berhubungan dengan hak-hak kaum buruh: hak mendapat cuti atau libur, santunan
kecelakaan karena kerja, hak untuk menyampaikan aspirasi, hak untuk berserikat, hak untuk
mendapat perlakuan secara manusiawi, dll. dari zaman ke zaman juga selalu menjadi
masalah. Maka mulai dari adanya demo hingga pemberontakan kaum buruh dalam sejarah
perburuhan menunjukkan bahwa hak-hak kaum buruh tidak selalu terpenuhi. Manusia
pekerja diperlakukan seperti mesin, tidak mendapat perlakuan manusiawi dan bahkan
diperlakukan secara kejam adalah cerita yang tak pernah habis berkaitan dengan buruh dan
tenaga kerja.

Orang-orang Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI)
yang kebanyakan adalah kaum perempuan dan berpendidikan rendah, rata-rata terpikat oleh
tawaran gaji yang tinggi. Namun di lain pihak perlakuan kejam dan tidak manusiawi
terhadap kaum buruh dan pekerja dari para majikan sampai pada kasus-kasus pembunuhan
selalu saja terjadi hingga hari ini.

Lalu apa yang perlu kita sikapi dengan adanya hari buruh? Gereja tidak hanya berpihak pada
kaum KLMTD termasuk di dalamnya kaum buruh, tetapi Gereja perdana terlahir dari adanya
kaum buruh yang memberikan diri dibaptis pada hari raya Pentakosta. Maka sudah
selayaknya kalau Gereja turut memperjuangkan nasib dan hak-hak kaum buruh dan berlaku
adil terhadap karyawan-karyawan Gereja dengan memberi upah yang layak, bukan hanya
sekadar upah minimum.

Seorang majikan katolik selain memberikan upah yang layak juga perlu memberikan
pembinaan-pembinaan dan motivasi agar kaum buruh, terutama buruh katolik, dengan
bekerja mereka juga tidak hanya sekadar ingin mendapatkan upah melainkan mewujudkan
keterlibatan dalam menghadirkan dan membangun Kerajaan Allah. Disiplin kerja, sikap
jujur, semangat kerjasama dan suka-cita dalam melaksanakan pekerjaan adalah nilai-nilai
yang memancarkan hidup sebagai orang yang turut bekerja demi Kerajaan Allah melalui
pekerjaan apapun yang dikerjakannya.

Akhirnya Gereja harus menjadi pelopor dalam memperjuangkan nasib kaum buruh, membela
hak-hak kaum buruh dan memberikan kesejahteraan kepada kaum buruh manakala Gereja
mempekerjakan orang-orang baik dalam urusan-urusan gerejawi maupun urusan-urusan
duniawi. Selamat memperingati hari buruh.

Anda mungkin juga menyukai