DAN PENGEMBANGAN
SDM
Oleh:
Dra. Endang Dwi S, M.Si
KONSEP KETENAGAKERJAAN
Oleh:
Dra. Endang Dwi S, M.Si
A. Pengertian Pengembangan
SDM
Menurut Muljarto Tjokrowinoto
2007:45 kearifan pembangunan
di Indonesia ada 2 yaitu
1.Production centered
development dan
2. human centered development.
production centered
development (pembangunan
berpusat pada produksi)
menjadikan pertumbuhan
ekonomi sebagai fokus perhatian
pembangunan dan melihat modal
dan efisiensi ekonomi sebagai
hal utama pembangunan.
human centered development
(pembangunan berpusat pada
manusia)
manusia dujadikan fokus utama
pembangunan dan aktualisasi
potensi dalam berbagai hal
pembangunan. Pembngunan SDM
ini justru akan terlahir kearifan,
inovasi dan daya kreasi manusis
yang mempunyai potesi untuk
terus berkembang sesuai
pemikirannya.
Pengembangan SDM dalam GBHN
Pengembangan SDM tersebut dapat kita
amati di dalam GBHN kita. Di dalam GBHN
1988 bab IV huruf D berbunyi:
“Pengembangan sumber daya manusia perlu
diselenggarakan secara menyeluruh terarah
dan terpadu di berbagai bidang yang yang
mencakup terutama kesehatan, perbaikan
gizi, pendidikan dan latihan serta
penyediaan lapangan kerja. Dengan
demikian dapat ditingkatkan kulaitas
manusia Indonesia serta pendayagunaan
jumlah penduduk yang besar sebagai salah
satu modal dasar pembangunan nasional.
World Bank (Bank Dunia)
Menurut World Bank (Bank Dunia)
Pengertian pengembangan SDM
adalah upaya pengembangan
manusia yang menyangkut
pengembangan aktivitas dalam
bidang pendidikan dan pelatihan,
kesehatan, gizi, penurunan fertilitas,
peningkatan kemempuan penelitian
dan pengembangan teknologi.
PBB dalam Program
Pembangunan (UNDP)
PBB dalam Program Pembangunan
(UNDP) merumuskan pengertian
Pengembangan SDM sebagai berikut:
“pengembangan sumber daya
manusia adalah proses meningkatkan
kemampuan manusia untuk
melakukan pilihan-pilihan. Pengertian
ini memusatkan perhatian pada
pemerataan dalam meningkatkan
kemampuan manusia dan pada
pemanfaatan kemampuan
kemampuan itu.”
Disimpulkan
Dapatlah dikatakan bahwa
pengembangan SDM mengandung
pengertian upaya meningkatkan
keterlibatan manusia dalam proses
pembangunan. Dengan demikian
manusia seharusnya diletakkan
sebagai inti dalam pembangunan.
Pembangunan harusnya berasal dari
manusia dilakukan oleh manusia dan
untuk kepentingan manusia.
Pendekatan Pengembangan SDM
Oleh:
Dra. Endang Dwi S, M.Si
Pendekatan Pengembangan SDM
1). Pendekatan Mutu Modal
Manusia (human capital)
2). Pendekatan Terpadu
3). Pendekatan Pemecahan
Masalah
1). Pendekatan Mutu Modal
Manusia (human capital)
Pendekatan mutu modal manusia
menekankan bahwa manusia
adalah faktor produksi yang
amat penting selain tanah,
teknologi dan modal. Untuk
mencapai produktivitas yang
tinggi maka kualitas SDM perlu
ditingkatkan.
Kebijakan Pendekatan Mutu Modal
Manusia (human capital)
a. Kebijakan Teknologi
Agar kemampuan dalam negeri dalam menyerap
teknologi yang memadai dan tepat guna perlu
diadakan evaluasi tentang kondisi dan penggunaan
teknologi yang ada. Dalam pengalihan teknologi
kebijakan perlu diarahkan agar pusat2 pelatihan
tenaga kerja membantu dan mempermudah dalam
proses transfer teknologi.
b. Kebijakan Sumber Daya Manusia
Kebijakan SDM ini meliputi:
-memilih dan menentukan sifat-sifat pelatihan
-menentukan lembaga yang mengatur dan
menyediakan pelatihan angkatan kerja.
2). Pendekatan Terpadu
Strategi yang diterapkan dalam
upaya pengembangan SDM
melalui pendekatan terpadu ini
yaitu
merencanakanpertumbuhan
ekonomi, memodernisasi
ekonomi, dan memprioritaskan
investasi bidang SDM.
Strategi Pendekatan Terpadu
a. perencanaan kependudukan
b. Perencanaan kesehatan
c. perencanaan pendidikan, dan
yang terakhir
d. perencanaan tenaga kerja
3). Pendekatan Pemecahan
Masalah
Pendekatan pemecahan masalah untuk
pengembangan sumber daya manusia
diperkenalkan dan dikembangkan
oleh Hasibuan (1992). Ada dua alasan
mengapa pendekatan masalah dalam
pengembangan SDM sangat
diperlukan:
a. Kurangnya konsep yang mendasar
dalam Pengembangan SDM
b. Meningkatnya kebutuhan
penyelesaian masalah baik kini
maupun masa yang akan datang.
lanjutan
Gambaran pendekatan pemecahan masalah
yaitu para pelaku pembangunan yakni
masyarakat dituntut untuk menguasai
permasalahan pembangunan dan mampu
memecahkan masalah-masalah
pembangunan secara tepat dan menjadikan
pelaku ini menjadi sumber efektif bagi
pembangunan.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan
antara lain meningkatkan kemampuan
berpikir para pelaku pembangunan, baik di
sektor swasta maupun pemerintah. Mereka
inilah yang diharapkan mampu sebagai
sumber utama kreativitas dan pertumbuhan
dalam pembangunan.
Kualitas SDM di Indonesia
By:
Dra. Endang Dwi S, M. Si
Kualitas SDM
Tadjudin Noer Efendi Menyimpulkan Kualitas
SDM di Indonesia yag turut pula ditentukan
pendidikan namun belum mampu menjawab
sempitnya lapangan kerja di Indonesia.
Dalam menyongsosng era reformasi
sekarang dan menghadapi tantangan dunia
perlu dirumuskan usaha-usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia baik di pedesaan maupun
diperkotaan. Berbagai program pemerintah
untuk meningkatlkan ketrampilan perlu
diikuti dengan memberikan perhatian pada
pembangunan agar peluang kerja produktif
dapat terwujud. Dengan demikian angkatan
kerja yang sudah terlatih akan dapat
diserap oleh pasaran kerja .
Kategori Kualitas SDM
Kualitas Manusia dikategorikan
dalam 2 hal yaitu
1. Kualitas Fisik (KF) dan
2. Kualitas Non Fisik (KNF).
1. Kualitas Fisik (KF)
Kualitas Fisik terdiri dari
kesegaran jasmani,
Penampilan
kesehatan,
daya tahan fisik.
kualitas Non Fisik (KNF)
kualitas Non Fisik (KNF) terdiri dari
berbagai komponen yaitu:
1. Kualitas Kepribadian yang meliputi
kecerdasan, kemandirian, kreativitas,
ketahanan mental, keseimbangan
emosi.
2. Kualitas bermasyarakat yakni
hubungan yang selaras anatar sesama
manusia.
3.Kualitas Berbangsa: Tingkat
kesadaran berbangsa dan bernegara,
kesadaran bahwa martabat negara
dan bangsanya sama dengan
martabat bangasa dan negara lain.
Lanjutan
4. Kualitas spiritual yakni religiusitas
dan moralitas.
5. Wawasan lingkungan yakni kualitas
yang diperlukan untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan.
6. Kualitas Ke-karyaan yaitu
kemampuan mewujudkan aspirasi
dan potensi diri dalam bentuk nyata
guna menghasilkan sesuatu dengan
mutu sebak-baiknya.
4 kualitas yang harus dimiliki
SDM Indonesia
By:
Dra. Endang Dwi S, M. Si
A. Permasalahan
Ketenagakerjaan
Kota-kota di negara dunia ketiga atau
negara sedang berkembang layaknya
Indonesia ditandai oleh banyaknya tenaga
kerja yang melimpah ruah bagai jamur kala
hujan.
Dengan ketrampilan yang terbatas adalah
ciri tenaga kerja ini. Pengangguran terbuka
merupakan hanya satu segi dari kelebihan
tenaga kerja di perkotaan. Elemen kedua
adalah kekurangan lapangan kesempatan
pekerjaan. Yang terakhir adalah mereka
bekerja penuh (full time), menghasilkan
barang atau menyediakan jasa tetapi
dianggap sedikit sekali memberikan
sumbangan pada kesejahteraan sosial.
Masalah Ketenagakerjaan di
desa
Hasil sensus menunjukkan bahwa
sekitar 70 persen angkatan kerja
Indonesia berada di daerah pedesaan.
Jumlah ini menunjukkan bahwa
masalah kesempatan kerja disana
cukup serius, karena lapangan
pekerjaanyang dapat menampung
pekerjaan masih bertumpu pada
sektor pertanian sedangkan lahan
yang ada semakin terbatas karena
pertambanahan penduduk yang
menuntut meluasnya pemukiman
penduduk.
lanjutan
Masalah utama yang dihadapi di daerah pedesaan
tampaknya adalah masalah pekerja miskin dan
bukan masalah setengah pengannguran ataupun
pengangguran tersembunyi. Pranan pemerintah
disini adalah memberikan kebijakan yang mmpu
menunjang terciptanya pekerjaan-pekerjaan
produktif.
Peranan sektor swastapun amat diperlukan. bila
dianggap perlu pemerintah dapat memberikan
subsidi atau insentif pajak pada swasta yang
berminat menembangkan industri padat karya di
daerah pedesaan. meningkatkan daya guna lahan
dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk
tanaman perdagangan masih dapat dilakukan
asalkan di tunjang dengan pengembangan teknik
yang lebih sesuai dengan kondisi daerah
B. Posisi Wanita dan Anak-anak
dalam Ketenagakerjaan
Pendapatan dan kondisi kerja wanita dan
anak-anak sebagai tenaga kerja sangatlah
memperihatinkan. Bagaimanapun juga
masih tampak jelas sekali adanya elemen
diskriminasi yang kuat terhadap wanita-
wanita di pasar kerja Negara Dunia Ketiga,
sebagaiman di negara-negara industri.
Pembantu rumah tangga merupakan contoh
yang paling jelas, TKW adalah contoh
konkritnya. Secara umum diberbagai negara
berkembang wanita mau menerima jam
kerja yang panjang dengan gaji yang
sungguh rendah.
lanjutan
Tenaga kerja anak-anak
merupakan hal yang sangat
umum di negar-negara sedang
berkembang seperti Indonesia.
Banyak anak-anak ditemukan
sebagai pelayan, pekerja pabrik,
pekerja bangunan bahkan human
trafficking.
C. Ketenagakerjaan dalam
Sektornya
1. Sektor Formal
2. Sektor Informal
Sektor informal
aktivitas informal adalah melakukan sesuatu
yang ditandai dengan:
1. Mudah untuk dimasuki
2. bersandar pada sumber daya lokal
3. Uasah milik perorangan atau sendiri
4. Operasinya dalam skala kecil
5. Padat karya dan teknologinya bersifat
adaptif.
6. Keterampilan dapat diperoleh diluar
sistem sekolah formal.
7 tidak terkena langsung oleh regulasi dan
pasarnya bersifat kompetitif.
Keuntungan Sektor Informal
banyak sektor formal yang mempekerjakan sejumlah
tenaga kerja sebagai pekerja lepas dengan upah
yang rendah, tanpa keuntungan yang memadai dan
tanpa jaminan sosial. Disisi yang lain, berbagi variasi
pendapatan itu tidak hanya bersinggungan dengan
sektor informal tetapi juga ada kesamaan dalam
kategori-kategori pekerja yang di definisikan secara
lebih sempit lagi. Misalnya usaha mandiri, dan
mereka yang bekerja di sektor tersier. Perbandingan
pendapatan di sektor formal dan sektor informal
telah mengantarkan pada suatu fakta yang
menunjukkan bahwa sektor informal secara tidak
proporsional merekrut tenaga kerja yang terlalu
muda, kaum wanita dan orang-orang yang kurang
berpendidikan.
aktivitas sektor formal
karakteristik aktivitas sektor formal sebagai berikut:
1. Sulit untuk dimasuki
2. Sering bergantung pada sumberdaya luar negeri.
3. Operasinya berskala luas.
4. Pemilikannya patungan
5. padat modal dan seringkali menggunakan
teknoogi impor.
6. Membutuhkan keterampilan yang berasal dari
sekolah formal, seringkali malah tenaga kerjanya di
datangkan dari luar negeri.
7. pasar di proteksi (melalui tarif, kuota dan ijin
dagang).
D. Tranformasi dan stratifikasi
Ketenagakerjaan
Pasar kerja luar negeri mempersyaratkan
pendidikan untuk pekerjaan yang cenderung
tinggi, sedangkan pasar tenaga kerja dalam
negeri kebutuhan para tenaga kerja terus
meningkat sepanjang adanya ekspansi
sistem pendidikan yang ada. Oleh sebab itu,
ijazah yang tampaknya merupakan bagian
yang menentukan dalam hubungannya
dengan persyaratan kerja fungsional,
ternyata menjdi semakin menipis.
Pendidikan tinggi setingkat lulusan sarjana
pun masih bingung menentukan labuhan
kerjanya.
Tranformasi Ketenagakerjaan
Oleh:
Dra. Endang Dwi S, M.Si
A. Etos Kerja dalam Teori sosial
(Max Webber dan Mc Clelland)
Max Weber adalah orang
pertama yang berhasil
menunjukkan bahwa kaum
beragama, dalam hal ini kaum
Protestan mempunyai etos kerja
yang tinggi.
Etos Kerja Indonesia
Untuk Indonesia, Clifford Geertz yang datang
meneliti ke Jawa pada tahun 1950-an membuat
kesimpulan ala Weber: pertumbuhan ekonomi
dan pembaharuan Islam Di Indonesia Khususnya
Jawa berjalan secara beriringan. Mohamad
Sobary dalam Kesalehan dan Tingkah Laku
Ekonomi (1999) juga menyimpulkan hal sama
untuk masyarakat Betawi di Desa Suralaya. Studi
terbaru di bidang ini (2003) dilakukan oleh
Ahmad Janan Asifudin, dengan telaah psikologi,
lagi-lagi membuktikan bahwa agama Islam lebih
dari cukup untuk menjadi basis etos kerja Islami
untuk menghasilkan kemajuan.
N-Ach david Mc Clelland
David Mc Clelland berpendapat bahwa suatu
kualitas psikologis sumber daya manusia yang
disebut achievement motivation (n-Ach), yaitu
dorongan yang amat kuat untuk mengejar prestasi
akan terpuaskan dan hal ini akan menjadi
determinan utama keberhasilan pembangunan.
Menurut Mc Clelland, negara yang berhasil
membangaun dan memiliki kemajuan yang amat
tinggi adalah negara yang mempunyai konsentrasi
tinggi dari orang-orang yang mempunyai
achievement motivation (n-Ach) ini. Dengan kata
lain salah satu dimensi kepribadian manusia yang
harus dikembangkan menurut Mc Celland adalah
motivasi yang kuat untuk berprestasi ini.
Nilai Utama Bagi Pengembangan
SDM
Nilai utama bagi pengembangan
SDM :
1. Kualitas dan Produktivitas
2. Pendidikan
3. Ekonomi
1. Bidang Kesehatan
Bidang kesehatan diwakili oleh angka harapan
hidup penduduk (longevity) yang merupakan
indikator penting dalam mengukur derajat
kesehatan dan kesejahteraan penduduk di
suatu wilayah. Bidang pendidikan diwakili oleh
dua indikator yaitu angka melek huruf
penduduk usia 15 tahun ke atas dan rata-rata
lama sekolah yang mencerminkan tingkat
kemampuan pengetahuan (knowledge) dan
ketrampilan penduduk, sementara untuk
bidang ekonomi ditentukan oleh kemampuan
daya beli (purchasing power parity) dalam
memenuhi standar hidup yang layak.
2. Pendidikan
Suatu kerugian besar bila permasalahan
pendidikan tidak secepatnya diatasi dan dicari
solusinya. Kaitannya dengan pembangunan
ekonomi, terdapat korelasi pendidikan dengan
ekonomi yang menyebutkan bahwa kemiskinan
hanya dapat diatasi melalu pertumbuhan
ekonomis. Kemungkinan untuk pertumbuhan
itu adalah melalui orang berpendidikan yang
mampu mengembangkan potensi mereka
sepernuhnya (kebutuhan akan aktualisasi diri).
Itulah salah satu kesimpulan dari hasil
penelitiannya Early Childhood ....
3. Ekonomi (Kaitan antara
Pendidikan, Kesehatan, dan
Ekonomi)
Tentu saja seperti dijelaskan di atas,
IPM bukan hanya dihitung dari aspek
pendidikan semata tetapi juga di
dalamnya terdapat indikator
kesehatan dan ekonomi yang sama-
sama saling mempengaruhi besarnya
indeks pembangunan manusia.
Lanjutan
Pendidikan terlalu penting untuk diabaikan dalam
berbagai pemikiran baik karena adanya krisis ekonomi
yang sedang melanda maupun hambatan sosial
budaya yang menyelimuti pola pikir sebagian
masyarakat. Resiko akan menghadang laju
pembangunan SDM berkualitas manakala pendidikan
terabaikan. Issue lost generation yang lebih banyak
mengemuka dan diidentikan karena kekurangan gizi,
mestinya diperluas manakala pendidikan
penduduknya rendah. Karena bila kualitas SDM
rendah, bagimana mungkin akselerasi pembangunan
akan berjalan cepat.
Dalam hal ini tentunya diperlukan pemikiran kreatif
untuk memecahkan masalah ini sekaligus perlu dicari
model pendidikan yang mampu melahirkan SDM
berkualitas.