Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN SKRIPSI DAN LITERATUR TERKAIT BAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Review Skripsi : Mempersiapkan Diri Memasuki Dunia Kerja


Menurut Rowjeski dalam Muzaki (2011) seseorang dinyatakan memiliki kesiapan kerja apabila
individu mampu mengatasi tugas yang dihadapkan dengan perkembangan biologis dan sosial
serta harapan masyarakat terhadap orang yang mencapai tahap perkembangan. Muzaki (2011)
juga menyampaikan bahwa individu dinyatakan siap bekerja apabila telah memenuhi
karakteristik sebagai berikut :

a. Memiliki pertimbangan yang logis dan objektif


b. Memiliki kemampuan dan kemauan dalam bekerjasama dengan orang lain
c. Memiliki sikap kritis
d. Memiliki pengendalian dalam emosi
e. Memiliki ambisi untuk terus maju dan berkembang sesuai dengan perkembangan
dibidangnya.

Seseorang dapat dikatakan siap memasuki dunia kerja apabila memiliki kesiapan kerja yang
baik. Kesiapan kerja yang baik dikategorikan kedalam aspek penguasaan pengetahuan,
penguasaan ketrampilan kerja serta penguasaan sikap dalam bekerja.

Motivasi memasuki dunia kerja adalah dorongan atau hal yang menimbulkan semangat pada diri
mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. Motivasi ini dapat berasal dari dalam diri atau dari
lingkungan tempat mahasiswa berada.
Review Skripsi : Motivasi Bekerja
a. Definisi Motivasi

Menurut Suwatno & Priansa (2011) motivasi didefinisikan sebagai daya penggerak, dorongan,
kekuatan yang mengakibatkan seseorang melakukan sesuatu. Beberapa ahli juga turut
memberikan definisi terhadap motivasi, diantara ada dari ahli Kreitner & Kinichi (2001) yang
menyatakan bahwa motivasi adalah proses psikologis yang dapat membangkitkan dan
mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan. Pendapat yang sama juga disampaikan
oleh Gomes (2009) bahwa motivasi adalah keadaan dari dalam individu yang mendorong
keingan untuk melaksanakan sesuatu guna mencapai tujuan. Sementara itu Moekijat (2010)
menyampaikan bahwa motivasi adalah suatu daya pendorong atau perangsang untuk melakukan
sesuatu.

b. Teori Motivasi

Terdapat beberapa teori mengenai motivasi diantaranya adalah

1. Teori Motivasi Kebutuhan


Teori motivasi kebutuhan diungkapkan oleh Abraham A. Maslow yang menyatakan
bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri
setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis
yaitu:
a) Kebutuhan Psikologis (Physiological Needs)
Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan-kebutuhan manusia secara mendasar.
Kebutuhan tersebut antara lain adalah kebutuhan makanan, minuman, tempat
tinggal, dsb. Kebutuhan ini harus terpenuhi oleh setiap manusia guna
mempertahankan kehidupannya.
b) Kebutuhan akan Perasaaan Aman (Safety Needs)
Kebutuhan ini terkait dengan perasaan untuk memperoleh keamanan serta
keselamatan, kesehatan serta perlindungan dalam hidup.
c) Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan
dengan orang lain atau terlibat dalam suatu kelompok sosial tertentu.
d) Kebutuhan Pengakuan (Esteem Needs)
Kebutuhan pengakuan adalah kebutuhan manusia untuk merasa dihargai,
dihormati dan diakui karena memiliki kekuatan atau kekuasaan.
e) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan salah satu kebutuhan penting manusia.
Kebutuhan ini terkait dengan penyaluran bakat, minat dan potensi dari dalam
individu untuk disalurkan dalam bentuk nyata.

2. ERG Theory
Teori motivasi juga dikembangkan oleh Clayton Aldefer yang mengemukakan ERG
Theory. Pada teori motivasi ini tidak jauh berbeda dengan teori motivasi kebutuhan
sebelumnya. Pada teori ini menyatakan bahwa kebutuhan manusia terbagi kedalam tiga
kelompok yaitu :
a. Existence (Eksistensi/Keberadaan) adalah motivasi bahwa manusia membutuhkan
mempertahankan keberadaannya. Konsep ini juga sama dengan konsep teori motivasi
kebutuhan akan keamanan.
b. Relatedness (Keterhubungan) adalah motivasi seseorang dalam kebutuhan untuk
menjalin hubungan atau interaksi dengan sesamanya.
c. Growth (Pertumbuhan) adalah motivasi manusia dalam mengembangkan dirinya.
Review Skripsi : Kematangan Emosional

a. Faktor-Faktor Kesiapan Kerja


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja mahasiswa. Menurut
Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja mahasiswa diantara
adalah
1. Kematangan Emosional
Faktor emosional adalah keadaan atau kondisi pada individu yang mencapai tingkat
kedewasaan emosional. Kematangan emosional berkembang dimulai dari masa
kanak-kanak hingga tahap dewasa, berbagai kejadian yang dialami oleh individu
terkait dengan pengendalian atas emosinya.
2. Prestasi Belajar
Seseorang yang telah melalui masa pembelajaran hingga memiliki dan menguasai
pengetahuan tertentu.
3. Motivasi
Motivasi adalah suatu penggerak atau pendorong individu dalam melaksanakan
sesuatu guna mencapai tujuan.
4. Perencanaan Karir
Perencanaan karir adalah sesuatu hal yang dilakukan oleh individu terkait dengan
proses merencanakan karir yang akan dicapainya pada masa mendatang.
5. Dukungan dari Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga memberikan pengaruh positif terhadap kesiapan kerja
mahasiswa. Memiliki keluarga yang dapat memberikan dukungan serta motivasi yang
baik, maka akan menjadikan individu tersebut lebih siap dalam menghadapi dunia
kerja.
6. Keaktifan dalam berorganisasi
Apabila mahasiswa aktif dalam berorganisasi maka selain memperoleh pengetahuan
dibangku perkuliahan, mahasiswa tersebut juga memiliki bekal pengalaman
berorganisasi sehingga menumbuhkan sikap siap kerja.
7. Bakat
Bakat merupakan potensi bawaan yang dimiliki oleh seseorang sehingga mudah
melewati proses pembelajaran secara lebih singkat.

Menurut uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendorong kesiapan
kerja pada mahasiswa menurut Slameto (2010) berupa kematangan emosional, prestasi belajar,
motivasi, perencanaan karir, dukungan lingkungan keluarga, keaktifan berorganisasi dan bakat.
Review Jurnal Masalah Ketenagakerjaan dan Pengangguran di Indonesia

Penelitian yang dilakukan oleh Purna dkk (2010) menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja
di Indonesia masih rendah diakibatkan oleh kurangnya keterkaitan dan ketercocokan antara
dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Pengangguran terjadi akibat terlalu banyak
jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Kondisi tenaga kerja di Indonesia

Kondisi tenaga kerja di Indonesia terlihat masih rendah, hal ini dilihat dari tingkat pendidikan,
keahlian, ketrampilan dengan bidang yang ditekuni, dll.

Permasalahan Pengangguran di Indonesia

Permasalahan utama dalam penelitian ini berfokus kepada konsep Link and Match (Keterkaitan
dan Kecocokan). Konsep ini mengidentifikasikan bahwa terjadinya pengangguran di Indonesia
salah satunya disebabkan oleh adanya ketidakcocokan antara kebutuhan dunia kerja dengan
kemampuan para lulusan. Dengan demikian maka meningkatkan jumlah pengangguran para
lulusan perguruan tinggi. Menurut Alisyahbana (2008) ketidaksesuaian bagi pekerja dari lulusan
perguruan tinggi mengakibatkan kenaikan pengangguran karena kurangnya penyerapan tenaga
kerja oleh dunia industri. Oleh sebab itu, maka penelitian ini akan berfokus untuk menganalisis
penyebab ketidakcocokan ini melalui teori Kesiapan Kerja. Melalui teori kesiapan kerja
diharapkan dapat meningkatkan kualitas para calon lulusan mahasiswa sehingga menjadi tenaga
kerja yang siap untuk terjun langsung dalam dunia kerja.

Review Tesis Kesiapan Kerja

Peraturan mengenai kompetensi kerja menurut UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
bahwa Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Review Masyarakat Ekonomi ASEAN

Tujuan pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah untuk menjadikan negara di kawasan
ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas
barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Review Materi Analisis Pengangguran Terdidik

Menurut Suryadi (1995) Pendidikan merupakan proses pembelajaran dan pelatihan yang mampu
menghasilkan calon lulusan yang berkualitas. Melalui pendidikan diharapkan mampu
menghasilkan tenaga kerja yang bermutu tinggi, memiliki pola piker yang luas serta memiliki
sikap yang baik. Dengan demikian maka, sumberdaya manusia yang tersedia mampu menunjang
pembangunan nasional.

Harapan seseorang dalam mengikuti pendidikan pada perguruan tinggi adalah untuk memperoleh
bidang pekerjaan yang ingin dicapainya.

Review Materi Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi merupakan salah satu jenjang pendidikan lanjutan pada jalur pendidikan formal.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 ayat (1) menyatakan bahwa Perguruan tinggi
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Aturan dalam menjadi guru telah tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas serta
UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2009
tentang profesi guru. Didalam peraturan tersebut termuat bahwa untuk menjadi guru diperlukan
kualifikasi akademik strata satu (S-1) dan memiliki sertifikat pendidik yang ditempuh melalui
jalur pendidikan formal serta diharuskan mengikuti Pelatihan Profesi Guru (PPG).

Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Tenaga Kerja Mikro

Terdapat kerjasama yang harus dilakukan antara pihak kampus dengan dunia industri. Pihak
kampus memberikan fasilitas berupa tempat dan tenaga pengajar yang ahli untuk memberikan
pengetahuan dalam proses memasuki dunia kerja sedangkan perusahaan memberikan fasilitas
berupa dana, peralatan dan teknologi. Dengan menggabungkan antara fasilitas pihak kampus
dengan fasilitas perusahaan maka diharapkan akan menghasilkan tenaga kerja yang kompeten
dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Peran Kecerdasan Intrapersonal (Kematangan Emosional)

Salah satu indikator bahwa seseorang dinyatakan memiliki kematangan emosional adalah
individu tersebut memiliki kemampuan intrapersonal yang baik. Kemampuan intrapersonal
adalah kondisi seseorang mampu menghargai dan menilai diri sendiri sebelum menilai orang
lain. Kematangan emosional juga ditandai dengan kemampuan seseorang dalam mengendalikan
dirinya.

Bahan Kematangan Emosi

Mahasiswa tingkat akhir mengalami masa transasi dari mahasiswa atau pelajar menjadi calon
tenaga kerja oleh karena itu mereka perlu pengendalian emosi yang baik agar dapat melakukan
penyesuaian dengan lingkungannya.

Definisi kematangan emosi

a. Hurlock (1999) mendefinisikan kematangan emosi sebagai keadaan tidak meledaknya


emosi individu, tetapi menunggu waktu dan tempat yang tepat untuk memunculkan emosi
tersebut dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan. Individu yang matang secara
emosi memiliki kontrol penuh terhadap ekspresi dari perasaannya dan menunjukkan
perilaku berdasarkan norma sosial yang berlaku.

Variabel kematangan emosi diukur dengan menggunakan Skala Kematangan Emosi milik Rizqi
(2009). Skala ini disusun berdasarkan aspek kematangan emosi milik Katkovsky dan Gorlow
yang terdiri dari tujuh aspek, yaitu kemandirian, kemampuan menerima kenyataan, kemampuan
adaptasi, kemampuan merespon dengan tepat, merasa aman, kemampuan berempati, dan
kemampuan menguasai amarah.
Review Jurnal : Hubungan antara Prespektif Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa

Menurut pendapat dari Ketut dalam Rahmadani (2017) mengemukakan bahwa kesiapan kerja
adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta
sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang
secara langsung dapat diterapkannya.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja pada dunia kerja menurut Hardjono dalam
Rahmandani (2017) diantaranya adalah

a. Kepercayaan diri
b. Inisiatif dan kreatif
c. Kecakapan kerja
d. Kedisiplinan
e. Motivasi
f. Kemampuan dalam bekerjasama
g. Tanggungjawab
h. Kemampuan berkomunikasi

Kesimpulan dan saran dari penelitian Ade Fitri Rahmadani (2017)

Terdapat hubungan yang positif dan siginifikan antara prespektif dunia kerja terhadap kesiapan
kerja pada mahasiswa FKIP PTIK sehingga penelitian ini dapat digunakan baik oleh pihak
dosen, mahasiswa dan universitas dalam upaya meningkatkan kualitas para mahasiswa tingkat
akhir sebelum dinyatakan lulus sebagai sarjana agar para mahasiswa tersebut memiliki persiapan
yang memadai dalam menghadapi dunia kerja.
Review Skripsi: Pengaruh Praktek Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Tingkat Akhir di FKIP Ekonomi UNS

Pemilihan program studi pendidikan ekonomi dilatarbelakangi oleh

1. FKIP Ekonomi merupakan salah satu program studi dengan akreditasi A


2. FKIP Ekonomi selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas para lulusannya agar
menjadi pribadi yang menghadapi tantangan dalam dunia kerja.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nedi dikutip dalam Rahmat (2013) faktor yang
menentukan keberhasilan dalam dunia kerja disebabkan oleh faktor yang 80% berasal dari
kematangan emosional yang baik dari dalam diri individu sedangkan sisa 20% berasal dari
kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh individu tersebut.

Mahasiswa dengan prestasi belajar yang baik diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang
diperolehnya kedalam dunia kerja.

Identifkasi Masalah disesuaikan dengan Pengajuan Mini Proposal

Berdasarkan pada latarbelakang yang telah disampaikan sebelumnya maka permasalahan dalam
proposal dengan judul “Hubungan antara Kecerdasan Intelektual, Kematangan Emosional dan
Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Pada Mahasiswa Tingkat Akhir di
Universitas Sebelas Maret” dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Adanya persaingan pasar bebas dalam masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) menuntut
adanya peningkatan terhadap kualitas sumber daya manusia yang siap bekerja.
2. Tingkat pengangguran terdidik dari kalangan lulusan perguruan tinggi menempati angka
yang tinggi
3. Terjadinya ketidaksesuaian antara kesempatan kerja dengan jumlah pencari kerja.
4. Program studi pendidikan akuntansi berdasarkan tujuan yang disampaikan dalam
Executive Information System adalah untuk menghasilkan lulusan sarjana pendidikan
yang inovatif dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan akuntansi.
5. Tuntutan terhadap mahasiswa lulusan pendidikan akuntansi yang tidak hanya menjadi
guru namun memiliki kesiapan kerja yang memadai untuk bekerja pada bidang non-
akademik.
Pembatasan Masalah

Suatu penelitian perlu dilakukan pembatasan penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih
terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan sehingga penelitian berjalan dengan baik. Berikut
objek dan subjek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini.

1. Objek Penelitian
Objek penelitian yang menjadi fokus pembahasan diantaranya adalah
a. Kesiapan Kerja
Pengertian kesiapan kerja adalah penguasaan mahasiswa baik dari segi pengetahuan
dan ketrampilan sehingga dinyatakan siap dalam memasuki dunia kerja
b. Kecerdasan Intelektual
c. Kematangan Emosional
d. Motivasi Memasuki Dunia Kerja

Anda mungkin juga menyukai