Seseorang dapat dikatakan siap memasuki dunia kerja apabila memiliki kesiapan kerja yang
baik. Kesiapan kerja yang baik dikategorikan kedalam aspek penguasaan pengetahuan,
penguasaan ketrampilan kerja serta penguasaan sikap dalam bekerja.
Motivasi memasuki dunia kerja adalah dorongan atau hal yang menimbulkan semangat pada diri
mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. Motivasi ini dapat berasal dari dalam diri atau dari
lingkungan tempat mahasiswa berada.
Review Skripsi : Motivasi Bekerja
a. Definisi Motivasi
Menurut Suwatno & Priansa (2011) motivasi didefinisikan sebagai daya penggerak, dorongan,
kekuatan yang mengakibatkan seseorang melakukan sesuatu. Beberapa ahli juga turut
memberikan definisi terhadap motivasi, diantara ada dari ahli Kreitner & Kinichi (2001) yang
menyatakan bahwa motivasi adalah proses psikologis yang dapat membangkitkan dan
mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan. Pendapat yang sama juga disampaikan
oleh Gomes (2009) bahwa motivasi adalah keadaan dari dalam individu yang mendorong
keingan untuk melaksanakan sesuatu guna mencapai tujuan. Sementara itu Moekijat (2010)
menyampaikan bahwa motivasi adalah suatu daya pendorong atau perangsang untuk melakukan
sesuatu.
b. Teori Motivasi
2. ERG Theory
Teori motivasi juga dikembangkan oleh Clayton Aldefer yang mengemukakan ERG
Theory. Pada teori motivasi ini tidak jauh berbeda dengan teori motivasi kebutuhan
sebelumnya. Pada teori ini menyatakan bahwa kebutuhan manusia terbagi kedalam tiga
kelompok yaitu :
a. Existence (Eksistensi/Keberadaan) adalah motivasi bahwa manusia membutuhkan
mempertahankan keberadaannya. Konsep ini juga sama dengan konsep teori motivasi
kebutuhan akan keamanan.
b. Relatedness (Keterhubungan) adalah motivasi seseorang dalam kebutuhan untuk
menjalin hubungan atau interaksi dengan sesamanya.
c. Growth (Pertumbuhan) adalah motivasi manusia dalam mengembangkan dirinya.
Review Skripsi : Kematangan Emosional
Menurut uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendorong kesiapan
kerja pada mahasiswa menurut Slameto (2010) berupa kematangan emosional, prestasi belajar,
motivasi, perencanaan karir, dukungan lingkungan keluarga, keaktifan berorganisasi dan bakat.
Review Jurnal Masalah Ketenagakerjaan dan Pengangguran di Indonesia
Penelitian yang dilakukan oleh Purna dkk (2010) menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja
di Indonesia masih rendah diakibatkan oleh kurangnya keterkaitan dan ketercocokan antara
dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Pengangguran terjadi akibat terlalu banyak
jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Kondisi tenaga kerja di Indonesia terlihat masih rendah, hal ini dilihat dari tingkat pendidikan,
keahlian, ketrampilan dengan bidang yang ditekuni, dll.
Permasalahan utama dalam penelitian ini berfokus kepada konsep Link and Match (Keterkaitan
dan Kecocokan). Konsep ini mengidentifikasikan bahwa terjadinya pengangguran di Indonesia
salah satunya disebabkan oleh adanya ketidakcocokan antara kebutuhan dunia kerja dengan
kemampuan para lulusan. Dengan demikian maka meningkatkan jumlah pengangguran para
lulusan perguruan tinggi. Menurut Alisyahbana (2008) ketidaksesuaian bagi pekerja dari lulusan
perguruan tinggi mengakibatkan kenaikan pengangguran karena kurangnya penyerapan tenaga
kerja oleh dunia industri. Oleh sebab itu, maka penelitian ini akan berfokus untuk menganalisis
penyebab ketidakcocokan ini melalui teori Kesiapan Kerja. Melalui teori kesiapan kerja
diharapkan dapat meningkatkan kualitas para calon lulusan mahasiswa sehingga menjadi tenaga
kerja yang siap untuk terjun langsung dalam dunia kerja.
Peraturan mengenai kompetensi kerja menurut UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
bahwa Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Tujuan pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah untuk menjadikan negara di kawasan
ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas
barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Review Materi Analisis Pengangguran Terdidik
Menurut Suryadi (1995) Pendidikan merupakan proses pembelajaran dan pelatihan yang mampu
menghasilkan calon lulusan yang berkualitas. Melalui pendidikan diharapkan mampu
menghasilkan tenaga kerja yang bermutu tinggi, memiliki pola piker yang luas serta memiliki
sikap yang baik. Dengan demikian maka, sumberdaya manusia yang tersedia mampu menunjang
pembangunan nasional.
Harapan seseorang dalam mengikuti pendidikan pada perguruan tinggi adalah untuk memperoleh
bidang pekerjaan yang ingin dicapainya.
Perguruan tinggi merupakan salah satu jenjang pendidikan lanjutan pada jalur pendidikan formal.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 ayat (1) menyatakan bahwa Perguruan tinggi
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Aturan dalam menjadi guru telah tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas serta
UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2009
tentang profesi guru. Didalam peraturan tersebut termuat bahwa untuk menjadi guru diperlukan
kualifikasi akademik strata satu (S-1) dan memiliki sertifikat pendidik yang ditempuh melalui
jalur pendidikan formal serta diharuskan mengikuti Pelatihan Profesi Guru (PPG).
Terdapat kerjasama yang harus dilakukan antara pihak kampus dengan dunia industri. Pihak
kampus memberikan fasilitas berupa tempat dan tenaga pengajar yang ahli untuk memberikan
pengetahuan dalam proses memasuki dunia kerja sedangkan perusahaan memberikan fasilitas
berupa dana, peralatan dan teknologi. Dengan menggabungkan antara fasilitas pihak kampus
dengan fasilitas perusahaan maka diharapkan akan menghasilkan tenaga kerja yang kompeten
dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Peran Kecerdasan Intrapersonal (Kematangan Emosional)
Salah satu indikator bahwa seseorang dinyatakan memiliki kematangan emosional adalah
individu tersebut memiliki kemampuan intrapersonal yang baik. Kemampuan intrapersonal
adalah kondisi seseorang mampu menghargai dan menilai diri sendiri sebelum menilai orang
lain. Kematangan emosional juga ditandai dengan kemampuan seseorang dalam mengendalikan
dirinya.
Mahasiswa tingkat akhir mengalami masa transasi dari mahasiswa atau pelajar menjadi calon
tenaga kerja oleh karena itu mereka perlu pengendalian emosi yang baik agar dapat melakukan
penyesuaian dengan lingkungannya.
Variabel kematangan emosi diukur dengan menggunakan Skala Kematangan Emosi milik Rizqi
(2009). Skala ini disusun berdasarkan aspek kematangan emosi milik Katkovsky dan Gorlow
yang terdiri dari tujuh aspek, yaitu kemandirian, kemampuan menerima kenyataan, kemampuan
adaptasi, kemampuan merespon dengan tepat, merasa aman, kemampuan berempati, dan
kemampuan menguasai amarah.
Review Jurnal : Hubungan antara Prespektif Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Menurut pendapat dari Ketut dalam Rahmadani (2017) mengemukakan bahwa kesiapan kerja
adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta
sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang
secara langsung dapat diterapkannya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja pada dunia kerja menurut Hardjono dalam
Rahmandani (2017) diantaranya adalah
a. Kepercayaan diri
b. Inisiatif dan kreatif
c. Kecakapan kerja
d. Kedisiplinan
e. Motivasi
f. Kemampuan dalam bekerjasama
g. Tanggungjawab
h. Kemampuan berkomunikasi
Terdapat hubungan yang positif dan siginifikan antara prespektif dunia kerja terhadap kesiapan
kerja pada mahasiswa FKIP PTIK sehingga penelitian ini dapat digunakan baik oleh pihak
dosen, mahasiswa dan universitas dalam upaya meningkatkan kualitas para mahasiswa tingkat
akhir sebelum dinyatakan lulus sebagai sarjana agar para mahasiswa tersebut memiliki persiapan
yang memadai dalam menghadapi dunia kerja.
Review Skripsi: Pengaruh Praktek Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Tingkat Akhir di FKIP Ekonomi UNS
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nedi dikutip dalam Rahmat (2013) faktor yang
menentukan keberhasilan dalam dunia kerja disebabkan oleh faktor yang 80% berasal dari
kematangan emosional yang baik dari dalam diri individu sedangkan sisa 20% berasal dari
kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh individu tersebut.
Mahasiswa dengan prestasi belajar yang baik diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang
diperolehnya kedalam dunia kerja.
Berdasarkan pada latarbelakang yang telah disampaikan sebelumnya maka permasalahan dalam
proposal dengan judul “Hubungan antara Kecerdasan Intelektual, Kematangan Emosional dan
Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Pada Mahasiswa Tingkat Akhir di
Universitas Sebelas Maret” dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya persaingan pasar bebas dalam masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) menuntut
adanya peningkatan terhadap kualitas sumber daya manusia yang siap bekerja.
2. Tingkat pengangguran terdidik dari kalangan lulusan perguruan tinggi menempati angka
yang tinggi
3. Terjadinya ketidaksesuaian antara kesempatan kerja dengan jumlah pencari kerja.
4. Program studi pendidikan akuntansi berdasarkan tujuan yang disampaikan dalam
Executive Information System adalah untuk menghasilkan lulusan sarjana pendidikan
yang inovatif dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan akuntansi.
5. Tuntutan terhadap mahasiswa lulusan pendidikan akuntansi yang tidak hanya menjadi
guru namun memiliki kesiapan kerja yang memadai untuk bekerja pada bidang non-
akademik.
Pembatasan Masalah
Suatu penelitian perlu dilakukan pembatasan penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih
terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan sehingga penelitian berjalan dengan baik. Berikut
objek dan subjek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini.
1. Objek Penelitian
Objek penelitian yang menjadi fokus pembahasan diantaranya adalah
a. Kesiapan Kerja
Pengertian kesiapan kerja adalah penguasaan mahasiswa baik dari segi pengetahuan
dan ketrampilan sehingga dinyatakan siap dalam memasuki dunia kerja
b. Kecerdasan Intelektual
c. Kematangan Emosional
d. Motivasi Memasuki Dunia Kerja