“ Indonesia Sekarang ?? ”
JURUSAN SOSIOLOGI
2011 / 2012
Pengantar
Modernisasi secara umum diartikan dengan proses perubahan dari corak kehidupan
yang agraris (pertanian) menuju kehidupan modern (industri). Modernisasi sangat
berkaitan dengan ilmu pengetahuan (sains) dan tekhnologi sebagai motor utamanya.
Namun terlepas dari perkembangannya yang begitu pesat, modernisasi tidak benar-
benar bersifat progresif, yang berarti modernisasi tidak serta merta memajukan proses
berpikir masyarakat, namun malah justru sebaliknya, yang dapat menimbulkan
ketergantungan pada tekhnologi itu sendiri.
Modernitas adalah pedang bermata dua, yang menyebabkan situasi positif dan negatif,
Giddens menangkap adanya “ancaman besar berupa kehampaan makna pribadi.”
Semua hal yang bermakna telah dikucilkan dari kehidupan sehari-hari.
(Ritzer 2010 : 611)
Mustahil ada perubahan ke arah yang benar, kalau kesalahan berpikir masih menjebak
benak kita ( Rakhmat 1999 : 3 ).
Essai ini berusaha menjelaskan beberapa pemikiran kritis C. Wright Mills mengenai
modernisasi khususnya imaginasi sosiologis dan mencoba menjelaskan apa yang
sedang terjadi terhadap masyarakat Indonesia sekarang khususnya terkait masalah
modernisasi dan tekhnologi di masa depan.
Akhir kata dampak modernisasi dan tekhnologi terhadap sumber daya manusia
Indonesia harus menjadi tantangan secara khusus bagi kita mahasiswa sebagai
generasi penerus bangsa agar tetap berjuang dan melanjutkan cita-cita luhur bangsa
Indonesia, seperti apa yang dikatakan Almarhum Nurcholish Madjid bahwa “ diperlukan
adanya kesediaan untuk menempuh hidup asketis, ingkar kepada diri sendiri (self
denial) untuk tidak menikmati reward perjuangan dalam jangka pendek, dan kesediaan
untuk menunda kesenangan jangka pendek. Karena di masa depan akan tersedia
kebahagiaan yang besar dalam jangka panjang” ( Madjid : 2006). SEMOGA…….
Perumusan Masalah
C. Wright Mills lahir di Texas Amerika pada tanggal 28 Agustus 1916. Beliau berasal
dari keluarga kelas menengah, ayahnya seorang broker asuransi, dan ibunya adalah
ibu rumah tangga. Mills kuliah di Universitas Texas, dan mendapat gelar sarjana dan
master. Semasa hidupnya C. Wright Mills menulis beberapa buku antara lain adalah
White Collar (1951), The Power Elite (1956), dan The Sociological Imagination (1959).
C. Wright Mills meninggal di Nyack, New York pada tanggal 20 Maret 1962.
Imajinasi Sosiologis
Imajinasi sosiologis adalah “berpikir dengan metode makro dan mikro, dimana antara
keduanya terjadi dialektika, dengan berlandaskan pada data historis, agar sosiolog
terjaga kesadaran intelektualnya dalam mencermati realitas masyarakat yang berubah-
ubah ( Makassary 2000 : 43) . “
Masyarakat sering kali nampak bertindak dan menyikapi sesuatu secara rasional,
namun pada dasarnya mereka tidak mengerti tujuan tindakannya tersebut. Seperti
analogi santri yang hanya mengamini dan menjalankan apa yang dikatakan /
dikhotbahkan oleh ustadnya tanpa tahu dari tujuan dari tindakannya tersebut.
Menghadapi modernisasi masyarakat pun demikian, masyarakat sekarang seolah-olah
seperti menghamba terhadap modernisasi. Oleh karena itu modernisasi termasuk di
dalamnya sains, tekhnologi, rasionalitas tidak menjamin seorang individu / masyarakat
terbebas dari mitos.
Rasionalitas tanpa nalar adalah kritik Mills mengenai modernisasi. Bahwa “ dalam
masyarakat modern nalar telah diturunkan nilainya menjadi rasionalitas instrumental.
Artinya nalar sebagai rasionalitas dijadikan sarana dan instrumen dalam pengejaran
efisiensi dan tujuan-tujuan yang tersedia. Dalam bentuk formalisasi sains, birokrasi dan
manajemen rasional, rasionalitas instrumental bertugas hanya sebagai jongos dominasi
dan manipulasi yang berkembang sebagai musuh kebebasan individu (individuality). “
( Makassary 2000 : 98 )
Mills memberi istilah “robot girang” (cheerful robot) kepada manusia modern yang
berlandaskan pada rasionalitas tanpa nalar. Robot Girang merupakan sebuah fakta
atas sedemikian besar pengaruh modernisasi terhadap kehidupan individu seseorang.
Robot girang mengetahui bagaimana cara berbuat, namun tidak tahu maksud dari
mngapa mereka melakukan hal tersebut. Contoh sederhana robot girang misalnya,
seseorang yang setiap hari menjelang tidur maupun bangun tidur selalu update status /
chating facebook di handphone. Ia tahu bagaimana dan cara melakukan ( what to do )
namun mereka tidak tahu mengapa setiap hari mereka melakukannya (why it is to be
done).
III.Indonesia sekarang, tentang pengaruh modernisasi terhadap sumber daya
manusia
Senada dengan Mills, apa yang dikatakan oleh Mike Featherstone dalam bukunya
mengenai postmodernisme dan budaya konsumen, yang menjelaskan bagaimana
masyarakat beramai-ramai berbelanja ke mall dan menjadikannya sebagai nilai prestige
tertentu. bahwa ” budaya konsumen yang dibawa oleh modernisasi menjadikan barang-
barang dalam dunia mimpi di mall dan departement store yang bersifat keduniaan dan
kebutuhan sehari-hari kemudian diasosiasikan dengan kemewahan, eksotika,
keindahan dan romansa dengan kegunaan asli dan fungsionalnya yang semakin sulit
diuraikan.” ( Featherstone 2005 : 203)
Selain itu Pendidikan di Indonesia pun tidak lepas dari pengaruh modernisasi. Terlepas
dari ada juga sisi positif dari modernisasi terhadap pendidikan seperti berkembangnya
fasilitas / infrastruktur pendidikan dalam hal tekhnologi. Namun pengaruh modernisasi
terhadap pendidikan menurut saya justru yang paling berbahaya. Karena selain
pendidikan sekarang seolah-olah seperti dirancang untuk kepentingan pasar,
pendidikan berhubungan langsung dengan pembentukan karakter dan kualitas sumber
daya manusia Indonesia. “Pendidikan merupakan mekanisme yang amat cerdik yang
dikonstruksikan oleh industrialisme untuk memproduksi jenis manusia dewasa yang
mereka butuhkan.” (Toffler 1992 : 357)
Penutup
Kualitas sumber daya manusia yang tidak sejalan dengan dengan kuantitas sumber
daya alamnya disebabkan oleh masalah-masalah sosial yang ada di Indonesia.
Terutama dalam perkembangan masyarakat dari era Orde Baru sampai sekarang.
Dimana sumber daya manusia Indonesia seolah-olah dibatasi dan direkayasa untuk
menurut dan bergantung terkait informasi, proses berpikir, gaya hidup hedonis, dan
modernisasi.
Secara khusus mengenai modernisasi, sudah menjadi tugas dari sosiologi guna
membebaskan dan menegakkan kembali kebebasan moral dan intelektual dari
belenggu modernisasi dan rasionalitas tanpa nalarnya. Menurut Mills hanya dengan
Imaginasi sosiologis dan ruang publik sebagai landasan imaginasi, janji-janji sosiologis
seperti tanggung jawab moral, komitment, dan konsistensi terhadap masalah
modernisasi dapat terselesaikan. INSYA ALLAH..................
Daftar Pustaka
Madjid, Nurcholish. 2006. Menembus Batas Tradisi : Menuju Masa Depan Yang
Membebaskan. Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
Rakhmat, Jalalludin. 1999. Rekayasa Sosial : Reformasi Atau Revolusi. PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Ridwan Al Makassari. 2000. Kematian Manusia Modern : nalar dan kebebasan
menurut C. Wright. Mills. UII Press, Yogjakarta.
Ritzer, George. 2010. Teori Sosiologi Klasik. Kreasi Wacana, Bantul.
Ritzer, George. 2004. Teori Sosiologi Modern. Prenada Media, Jakarta.
Toffler, Alvin. 1992. Kejutan Masa Depan. PT. Pantja Simpati, Jakarta.