Oleh :
NIM : F1A009044
JURUSAN SOSIOLOGI
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masalah ketenagakerjaan dan sumber daya manusia yang ada di Indonesia seakan
tidak ada habis-habisnya. Terlebih di era modern dan global seperti ini, tenaga kerja selalu
dituntut untuk meningkatkan kualitasnya. Spesifikasi ketrampilan dan jurusan tidak lagi
berlaku dalam hukum pasar tenaga kerja. Dibutuhkan ketrampilan dan kemampuan yang
lebih dan beragam agar tenaga kerja mampu survive dalam dunia kerja.
B.Rumusan Masalah
1) Bagaimana analisis dari tabel presentase penduduk yang bekerja menurut tingkat
pendidikan tertinggi yang ditamatkan ?
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 2007 – 2008 frekuensi penduduk Indonesia yang bekerja relatif
bertambah.
Pada tahun 2007 – 2008 presentase tenaga / angkatan kerja yang paling tinggi adalah
tamatan SD.
Sedangkan presentase tenaga / angkatan kerja yang paling rendah adalah tamatan
perguruan tinggi.
B.Analisis Tabel
Selain itu juga terjadi kecenderungan mayoritas penduduk Indonesia untuk lebih
mengejar pekerjaan daripada meningkatkan kualitas diri lewat pendidikan. Hal ini dapat
dilihat melalui tabel bahwa presenetase angkatan kerja yang paling tinggi adalah tamatan SD.
Faktor ekonomi menjadi motivasi utama mengapa masyarakat ingin cepat-cepat bekerja.
Menurut Muhadjir Klaster strata ekonomi bawah mempunyai motivasi rendah untuk
meraih pendidikan, mereka lebih termotivasi untuk meraih peluang kerja.
Dikemukakan pula bahwa klaster kelas menengah keatas mementingkan pendidikan
daripada kepentingan lain ( Muhadjir 2001 : 18 ).
Terlebih peluang kerja yang diberikan terhadap tamatan SD lebih mudah, namun
kualitas dan penghasilan yang diberikan atas pekerjaannya relatif lebih sedikit. Hal tersebut
merupakan cara mudah untuk mendapatkan penghasilan dengan cara yang mudah bagi
mayoritas masyarakat Indonesia. Disamping itu beban pendidikan di Indonesia yang sangat
mahal juga merupakan salah satu penyebab mengapa seseorang lebih memilih untuk bekerja.
Sebagai solusi dibutuhkan peran dari pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja
yang mencukupi bagi penduduk Indonesia sebagai tanggung jawab dari kenaikan harga
kebutuhan pokok dan BBM. Selain itu pemerataan lapangan kerja dan kualitas serta fasilitas
harus diperhatikan dalam menciptakan SDM yang mampu bersaing. Keberadaan tenaga kerja
sebagai salah satu faktor produksi sangat penting artinya bagi organisasi. SDM sebagai salah
satu unsur penunjang organisasi, (Nawawi, 2001). Berdasarakan hal tersebut pemberdayaan
SDM melalui penyuluhan dan pemberian ketrampilan harus dioptimalkan dan diterapkan
dalam masyarakat. Sehingga apa yang dilakukan oleh pemerintah pada khususnya dapat
memandirikan dan meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia
BAB III
KESIMPULAN
Tidak semua tenaga kerja khususnya masyarakat Indonesia mampu untuk mengikuti
perkembangan jaman. Mayoritas tenaga kerja maupun calon tenaga kerja yang siap kerja di
Indonesia tidak memiliki bekal ketrampilan dan kemampuan yang cukup. Banyak faktor yang
menyebabkan tenaga kerja di Indonesia cenderung tertinggal dan kalah kualitas dengan
Negara lain. Kebijakan dan peran pemerintah yang tidak pro aktif dalam memberdayakan
masyarakat merupakan salah satu faktor dominan yang menyebabkan tenaga kerja di
Indonesia menjadi tertinggal.
DAFTAR PUSTAKA
Muhadjir, Noeng. 2001. Identifikasi Faktor-Faktor Opinion Leader Inovatif. Rake Sarasin,
Yogyakarta.
Nawawi, Hadari. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.